Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Khilyatul Aulia

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041695453

Tanggal Lahir : 11 November 2000

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4211/Manajemen Risiko dan Asuransi

Kode/Nama Program Studi : 83/Akuntansi

Kode/Nama UPBJJ : 41/Purwokerto

Hari/Tanggal UAS THE : Jumat,30 Juni 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Khilyatul Aulia


NIM : 041695453
Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI/Manajemen Risiko dan Asuransi
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
UPBJJ-UT : Purwokerto

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik UniversitasTerbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Jumat, 30 Juni 2023

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
(Khilyatul Aulia)
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Suatu risiko dapat terjadi bila terdapat 4 unsur yaitu sumber, ancaman, perubahan, dan
akibat. Jika suatu sumber menghadapi bahaya dari suatu ancaman dan terjadi suatu
perubahan keadaan atau kondisi sehingga memperburuk keadaan sehingga terjadi suatu
peristiwa yang mengakibatkan suatu kerugian maka terjadilah suatu risiko.
a. Sumber (resources)
Sumber merupakan obyek yang dapat terancam bahaya dan mengalami kerusakan/
cidera/kerugian yaitu manusia (jiwa, raga, kesehatan), harta benda (bangunan, isi
bangunan, kendaraan, dan lain-lain), dan tanggung jawab (yang timbul sebagai akibat suatu
tindakan pelanggaran hukum).
b. Ancaman (threats)
Ancaman merupakan bahaya yang dapat berasal dari alam (banjir, gempa bumi. letusan
gunung berapi, angin topan, tanah longsor, tsunami dlI), tindakan manusia (kelalaian,
kejahatan) dan peraturan (yang jika dilanggar menimbulkan sanksi). C Modifikasi (modifying
factors)
c. Modifikasi adalah keadaan khusus, internal maupun external dari suatu sumber. yang
bertendensi meningkatkan atau menurunkan suatu kemungkinan meniadi kenyataan atau
tingkat keparahan. Akibat (consequenses)
d. Akibat (Consequenses)
Akibat yang dimaksud adalah konsekuensi dari bahaya yang menimpa suatu sumber. yang
dapat mengakibatkan kerugian secara fisik (sakit, cidera, kematian, rusak atau hancur atau
hilangnya harta benda dan lain-lain) dan/atau kerugian keuangan (biaya yang timbul dari
suatu peristiwa) dan/atau timbulnya suatu tanggung jawab.

2. Pada saat suatu perusahaan mengalami risiko likuiditas ada beberapa sebab yang
melatarbelakanginya yaitu berikut ini.
a. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage. Extreme leverage, artinya
utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu
sendiri.
b. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah begitu besar,
baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang, utang dalam bentuk bunga
obligasi yang sudah jatuh tempo harus secepatnya dibayar, dan berbagai bentuk tagihan
lainnya.
c. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi pengaruh
pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.
d. Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan perusahaan yaitu
sudah terlalu banyak aset yang dijual sehingga jika aset yang tersisa tersebut masih ingin
dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.
e. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang sistematis
serta fluktuatif. Jika penjualan dan keuntungan diperoleh bersifat fluktuatif maka artinya
perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat. Karena jika terjadi
keterlambatan akan menyebabkan perusahaan memperoleh profit secara fluktuatif,
sementara kondisi profit yang baik adalah yang bersifat "konstan bertumbuh". Konstan
bertumbuh, artinya penjualan dan keuntungan perusahaan mengalami pertumbuhan yang
stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif yang membahayakan.
3. Perhitungan besar premi etelah ada diskon sbb:

Rate premi bruto = 2,67 %


Rate premi setelah diskon = 2,67% x 90% = 2,403%
(10%)
Premi bruto perpanjangan = 2,403% x 100 jt = Rp 2.403.000,-
Biaya Akuisisi (25%) = 25% x Rp 2.403.000 = Rp 600.750,-
Premi = Rp 2.403.000 - Rp 600.750 = Rp 1.802.250

4. Risiko yang Bisa Diasuransikan Meskipun asuransi mempunyai manfaat yang besar
untuk manajemen risiko, tidak semua risiko layak diasuransikan. Bagian berikut ini
membicarakan tipe-tipe risiko yang layak diasuransikan, dari sudut pandang perusahaan
asuransi (insurers).

1. Kerugian karena Risiko Bisa Ditentukan dan Diukur


Jika kerugian tidak bisa diukur maka perusahaan asuransi tidak akan bisa membuat kontrak
asuransi. Secara teoritis sebagian besar risiko bisa ditentukan dan diukur, tetapi dalam
praktik, penentuan, dan pengukuran risiko tidak semudah yang dibayangkan. Sebagai
contoh, perusahaan asuransi bersedia menanggung asuransi ketidakmampuan bekerja lagi
(disability) dengan menerima premi tertentu. Kemudian, orang tersebut mengalami
kecelakaan dan mengklaim tidak bisa lagi bekerja, dan karena itu menuntut uang
pertanggungan. Bagaimana menentukan bahwa klaim orang tersebut sudah benar? Apa
definisi tidak mampu lagi bekerja? Sering kali perusahaan asuransi percaya saja dengan
klaim nasabahnya. Setelah kejadian tersebut ditentukan, pertanyaan berikutnya adalah
seberapa besar kerugian yang bisa dibayarkan? Bagaimana jika nasabah mengklaim
mengalami penderitaan akibat kecelakaan tersebut senilai Rp1.000.000.000? Nilai atau
kerugian dari penderitaan atau kesedihan semacam itu akan sangat sulit ditentukan.
Biasanya pengadilan yang akan memutuskan seberapa besar ganti rugi yang pantas
(meskipun mungkin juga tidak ada dasar yang memuaskan untuk sampai pada angka ganti
rugi tersebut).
2. Risiko yang Mempunyai Kemiripan dan Banyak
Salah satu persyaratan penting dari sudut pandang perusahaan asuransi adalah risiko yang
diasuransikan bisa diperkirakan di muka. Perusahaan asuransi bisa memperkirakan lebih
baik jika risiko tersebut cukup banyak dan mirip satu sama lain. Jika hanya satu risiko terjadi
dalam waktu sekian lama, maka perusahaan asuransi akan m menghadapi ketidakpastian
yang sama dengan pihak yang mengasuransikan (insured). Contoh tipe risiko semacam itu
adalah risiko kematian manusia. Risiko kematian untuk individu merupakan sesuatu yang
sangat tidak pasti. Tetapi jika dikelompokkan dalam jumlah yang besar, risiko tersebut
menjadi bisa diperkirakan lebih akurat. Perusahaan asuransi sudah menghitung risiko
semacam itu jika dikelompokkan dalam jumlah yang besar, dan karenanya bisa dihitung
(menjadi lebih pasti).
3. Kerugian Harus Terjadi karena Ketidaksengajaan atau Karena Kecelakaan
Risiko muncul karena adanya ketidakpastian. Jika ketidakpastian bisa dihilangkan, maka
tidak ada risiko, dan karenanya tidak akan ada asuransi. Jika seseorang sudah bisa
memperkirakan besarnya risiko maka dia tidak akan membutuhkan asuransi. Kesengajaan
merupakan contoh lain dari kepastian. Jika seseorang sengaja membakar pabriknya untuk
memperoleh tanggungan asuransi, maka orang tersebut tidak menghadapi risiko, karena dia
sudah merencanakan tindakannya.Ketidaksengajaan merupakan persyaratan dari asuransi.
Perusahaan asuransi biasanya mengeluarkan kerugian yang disengaja dalam polis asuransi
mereka. Kerugian semacam itu tidak akan ditanggung oleh perusahaan asuransi. Dari sudut
pandang perusahaan asuransi, kesengajaan semacam itu akan mendorong timbulnya moral
hazard.Sebagai contoh, misalkan saya membeli asuransi kecelakaan. Misalkan saya sudah
bosan dengan mobil tersebut, dan ingin mengganti dengan yang baru. Salah satu cara yang
bisa dilakukan adalah menabrakkan mobil tersebut sampai rusak, kemudian saya bisa
memperoleh ganti rugi kerusakan tersebut dari perusahaan asuransi. Uang ganti rugi
tersebut bisa saya gunakan untuk membeli mobil baru.Dalam situasi semacam itu, secara
umum perusahaan asuransi akan membayarkan tanggungan lebih besar dari yang mereka
perkirakan, yang mengakibatkan kerugian lebih besar. Kerugian tersebut akan dibebankan
pada premi yang semakin meningkat tahun berikutnya. Premi yang terlalu tinggi tersebut
menjadi tidak menarik bagi calon pembeli asuransi yang berhati-hati, cenderung menaikkan
moral hazard, yang kemudian menaikkan kerugian, menaikkan premi, dan akhirnya
perusahaan asuransi terlibat pada lingkaran setan (death spiral) yang bisa mengakibatkan
kebangkrutan.
4. Kerugian yang tidak Diakibatkan oleh Bencana
Salah satu tujuan mengumpulkan eksposur risiko adalah agar terjadi 'diversifikasi vaitu
kerugian yang muncul bisa ditanggung oleh premi dari nasabah lainnya yang tidak
mengalami risiko tersebut. Jika sebagian risiko ternyata muncul pada saat yang bersamaan,
maka prinsip 'diversifikasi' atau pengumpulan eksposur semacam itu tidak teriadi.
Perusahaan asuransi menghadapi risiko membayar tanggungan yang sangat besar, yang
bisa mengakibatkan kebangkrutan perusahaan asuransi tersebut.
Sebagai contoh, misal perusahaan asuransi menjual risiko kerusakan rumah kepada banyak
penduduk di suatu kota. Kemudian, terjadi gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan
pada rumah-rumah di kota tersebut, sehingga perusahaan asuransi akan menanggung
kerugian yang sangat besar (bisa mengakibatkan kebangkrutan) karena risiko tersebut
muncul pada saat yang bersamaan. Dalam situasi tersebut, risiko yang bersifat bencana
(cathastrophic) semacam itu tidak ideal lagi untuk diasuransikan. Perusahaan asuransi bisa
mendiversifikasikan lebih lanjut, misal dengan memperluas asuransi ke negara lain, atau
dengan mengasuransikan lagi ke perusahaan asuransi lain (reinsurance).
5. Kerugian yang Besar
Perusahaan atau individu seharusnya mengasuransikan risiko yang mempunyai potensi
kerugian yang besar. Tidak akan ekonomis jika perusahaan atau individu mengasuransikan
risiko yang potensi kerugiannya kecil. Untuk risiko tersebut, perusahaan atau individu bisa
menanggung risiko tersebut dengan dana internal, misal menyiapkan cadangan kerugian,
atau individu menggunakan sebagian penghasilannya untuk mendanai kerugian tersebut.
Sebagai contoh, kerugian karena ban mobil pecah barangkali tidak ekonomis untuk
diasuransikan, karena biaya untuk memperbaiki ban pecah tidak akan terlalu tinggi. Premi
untuk risiko tersebut justru akan lebih tinggi dibandingkan dengan cadangan dari tabungan
seseorang. Tetapi risiko kecelakaan mobil, di mana kerugiannya bisa mencapai puluhan juta
rupiah, akan lebih layak untuk diasuransikan.
6. Probabilitas Terjadinya Kerugian Tidak Terlalu Tinggi
Jika probabilitas terjadinya kerugian terlalu tinggi maka premi yang dibebankan oleh
perusahaan asuransi menjadi sangat tinggi. Premi total tersebut menjadi sama dengan
kerugian yang akan ditanggung oleh perusahaan asuransi karena risiko tersebut. ditambah
dengan biaya overhead perusahaan asuransi dan target keuntungan perusahaan asuransi
tersebut.Dalam situasi semacam itu, pihak yang mengasuransikan (insured) akan lebih baik
jika tidak usah membeli asuransi, dan menanggung sendiri kerugian tersebut. Kerugian
yang akan ditanggung tersebut akan lebih kecil dibandingkan dengan total premi yang
dibayarkan ke perusahaan asuransi. Dengan demikian, kontrak asuransi tidak akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai