Anda di halaman 1dari 59

ROAD SAFETY

POLICING
SISTEM PELAYANAN LLAJ YANG
DIBANGUN DENGAN BERBASIS
IT FOR ROAD SAFETY

Chryshnanda Dwilaksana

Penerbit :

2020

i
ROAD SAFETY POLICING
SISTEM PELAYANAN LLAJ YANG DIBANGUN DENGAN BERBASIS IT FOR ROAD SAFETY

Penulis
Chryshnanda Dwilaksana
ISBN : 978-602-18513-5-7
Editor :
Esrom Aritonang, S.S., M.Si.
Penyunting :
Esrom Aritonang, S.S., M.Si. dan Budi, S.Kom
Layout & Design
Budi, S.kom

Penerbit
YPKIK (Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian
Jl. Tirtayasa Raya No. 6 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
Telp +627265414

Cetakan Pertama, 2020


i-viii + 276 Halaman, ukuran 14,8 cm x 21 cm
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan (KDT)

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapuntanpa ijin tertulis dari penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

iii
iv
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
1
2. Road Safety Policing 5
3. IT For Road Safety 7
a. Traffic Management Centre (TMC) 11
b. Safety and Security Centre (SSC) 11
c. Electronic Registration and Identification (ERI) 16
d. Safety Driving Centre (SDC) 18
e. Intellegence Traffic Analysis (Intan) 20
f. Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) 22
g. Traffic Attitude Record (TAR) 22
h. Demeryt Point System (DPS) 23
i. Smart Management 23
j. IRSMS 25
4. Literasi Road Safety 25
5. Road Safety Coaching 28
6. Intellegent Road Safety Media Management ( IRSMM) 29
7. Algoritma Road Safety 30
8. Road Safety for Tourism 35
9. Road Safety Border 38
10. Road Safety Highway Police 37
11. Big Data 28
12. One Gate Service 39

v
13. Cyber Cops 42
14. Road Safety Research and Development 42
15. Safety Driving/ Riding Centre 43
16. Sistem Pengamanan Kota 44
17. Emergency Policng 47

vi
1. PENDAHULUAN
Secara harafiah lalu lintas dimaknai gerak pindah dari suatu tempat
ke tempat yang lain. Tatkala lalu lintas dilihat dalam pendekatan sosial
kemasyarakatan maka dapat dipahami sebagai urat nadi kehidupan dan
refleksi budaya bangsa bahkan scara lebih luas dapat dikatakan sebagai
bentuk peradaban. Di dalam pendekatan geopolitik dan geo strategis
lalu lintas merupakan pemersatu untuk berdaulat berdaya tahan berdaya
tangkal bahkan untuk dapat berdaya saing. Situasi dan kondisi bangsa
kita yang berupa kepulauan daerah rawan bencana dan rawan berbagai
masalah sosial dalam masyarakat majemuk indonesia. Maka lalu lintas
dalam penataan dan pengelolaannya mendasari amanat konstitusi
negara (UUD 45) untuk mengamalkan pancasila dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan; menjaga kedaulatan NKRI; dan merawat kebhinekaannya.
Lalu lintas dalam era digital/ era revolusi industri 4.0 merupakan cermin
tingkat modernitas.
Sejalan dengan pemikiran di atas maka lalu lintas penataan dan
pengelolaannya dilakukan untuk :
a. Mewujudkan lalu lintas yang aman selamat tertib dan lancar.
b. Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas
korban kecelakaan lalu lintas
c. Membangun budaya tertib berlalu lintas
d. Memberikan pelayanan yang prima.
Di dalam konteks lalu lintas angkutan jalan atau LLAJ maka pilar
pemangku kepentingan dalam membangun Grand Strategi dalam
RUNK (Rencana Umum Nasional Keselamatan) untuk mewujudkan dan
mendukung point 1 sampai dengan 4 diatas yang mencakup :
a. Road safety management ( Penataan lalu lintas)
b. Safer Road : jalan yang berkeselamatan
c. Safer Vehicle : kendaraan yang berkeselamatan
d. Safer People atau Safer Road Users : pengguna jalan yang
berkeselamatan
e. Post Crash Care: penanganan pasca kecelakaan

1
Konteks ke lima pilar tersebut dengan pendekatan polisi dan
pemolisiannya adalah untuk mampu memberikan pelayanan yang prima
di bidang : 1. Pelayanan keamanan, 2. Pelayanan keselamatan 3. Pelayanan
hukum 4. Pelayanan administrasi 5. Pelayanan informasi dan 6. pelayanan
kemanusiaan.
CALL & COMMAND
MEWUJUDKAN DAN
CENTRE
MEMELIHARA LALU LINTAS KAMSEL
YG AMAN, SELAMAT, TERTIB
DAN LANCAR GAKKUM TAR
DIREKTORAT • TAEW
TMC
DPS • IRSMS
MENINGKATKAN KUALITAS REGIDENT
SSC • PETA BS + TS
KESELAMATAN DAN • ETLE
MENURUNKAN TINGKAT ERI • TAA
UULLAJ FATALITAS KORBAN LAKA • E TILANG
SDC
ANPR
MEMBANGUN BUDAYA SM
INTAN
TERTIB BERLALU LINTAS SP V DOK
AI & IOT SPS V FISIK

PETA
MENINGKATKAN PELAYANAN DIGITAL
PRIMA DI BIDANG LLAJ SAMSAT
QRT ONLINE
BACK OFFICE
APPLICATION
ROAD SAFETY NETWORK LITERASI
MANAGEMENT ROAD SAFETY FUNGSI KONTROL +
RUNK COACHING UNTUK
SAFER ROAD IRSMM PROFESIONALISME
ALGORITMA
ERA DIGITAL
SAFER VEHICLE
FGD

SAFER PEOPLE EXPO

SEMINAR
POST CRASH IT FOR ROAD
SFAETY BIG DATA
PAMERAN
SMART
1. EDUKASI MANAGEMENT
2. ENGINNERING
FUNGSI 3. PENEGAKAN HUKUM
KEPOLISIAN 4. REGIDENT ROAD CYBER COPS STANDAR
SAFETY
MENANGANI 5. PUSAT K3i
6. AUDIT POLICING
LLAJ
7. TRAFFIC BOARD IT GS
8. KORWAS PPNS OPS

RENMIN SOP
BAG

TIK
SDM

Di dalam mengimplementasikannya polisi melalui pemolisiannya


membangun sistem-sistem pelayanan secara aktual dan virtual.
Konsep-konsep mendasar bagi polisi menangani lalu lintas di era
digital untuk memberikan pelayanan di bidang LLAJ yaitu pelayanan
keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi, dan kemanusiaan
antara lain :
a. Road Safety Policing
b. IT for Road Safety
1) tmc ( traffic management centre)
2) ssc ( safety and security centre)
3) eri ( electronic registration and identificatiob)
4) sdc ( safety driving centre)
5) intan ( intellegent traffaic analysis)
6) etle ( electronic traffic law enforcement)
7) tar ( traffic attitude record)

2
8) dmps ( de merit point system)
9) smart management
10) IRSMS ( integrated road safety management system) / sistem
data kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas
c. Literacy road safety
d. Road safety coaching
e. Intellegent road safety media management ( IRSMM)
f. Algoritma road safety
g. Road safety for tourism
h. Road safety border
i. Road safety high way police
j. Big data
k. One gate service system
l. Cyber cops
m. Road safety research and development
n. Safety driving/ riding centre)
o. Sistem pengamanan kota
p. Emergency policing

3
4
ROAD SAFETY POLICING MODEL
2. ROAD SAFETY POLICING
Road safety dapat dipahami maknanya sebagai lalu lintas yg aman selamat
tertib dan lancar. Policing dapat dipahami sebagai pemolisian yaitu segala
usaha dan upaya kepolisian pada tingkat manajemen maupun operasional
dengan atau tanpa upaya paksa untuk memelihara keteraturan sosial.
Sejalan dengan konsep tersebut maka road safety policing dapat
dipahami sebagai pemolisian untuk mewujudkan dan memelihara
lalu lintas yang aman, selamat, tertib, dan lancar.
Mengapa lalu lintas dituntut aman, selamat, tertib, dan lancar? Karena lalu
lintas merupakan urat nadi kehidupan. Lalu lintas sebagai refleksi budaya
bangsa dan sebagai cermin tingkat modernitas.
Fungsi kepolisian di dalam menangani lalu lintas dapat dikategorikan
sebagai berikut :
a. Edukasi yang ditujukan untuk memberikan pencerahan atau
transformasi pengetahuan, keterampilan, kepekaan dan kepedulian
akan keselamatan bagi dirinya maupun orang lain.
b. Rekayasa lalu lintas dalam konteks lalu lintas merupakan rekayasa
terbatas berkaitan dengan pengoperasionalan jalan untuk mampu
melakukan manajemen; kebutuhan, kapasitas, prioritas, kecepatan
dan emergency.
c. Registrasi dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor yang
ditujukan untuk; a. Legitimasi kompetensi (pengemudi), legitimasi
keabsahan asal usul kendaraan dan kepemilikannya, b. Legitimasi
pengoperasionalan kendaraan bermotor maupun pengemudi
dalam berlalu lintas, c. Mendukung forensik kepolisian d. Mendukung
penegakkan hukum maupun fungsi kontrol, e. Memberikan pelayanan
prima di bidang road safety.
d. Penegakkan hukum yang dilandasi spirit; a. Pencegahan, b. melindungi
melayani mengayomi korban dan pencari keadilan, c. Membangun
budaya tertib berlalu lintas, d. Edukasi. Penegakkan hukum lalu lintas
untuk penanggan pelanggaran lalu lintas dilakukan sistem tilang.
Adapun untuk penangan kecelakaan dengan proses penyidikkan.
e. Pusat K3i (komunikasi, koordinasi, komando pengendalian dan
infirmasi). Road safety dioperasionalkan secara aktual dan virtual

5
yang semua itu di K3i kan melalui back office atau operation room
untuk menggerakkan managemen; kebutuhan, kapasitas, prioritas
,kecepatan, maupun emergency. Sebagai pusat analisa data dan
integrasi data yang akurat on time dan real time. Landasan sistem K3i
ada peta digital dg berbagai informasi yg mjd unsur lalu lintas.
f. Koordinator pemangku kepentingan lalu lintas pada tingkat
operasional. Tatkala membicarakan lalu lintas polisi di lapangan
polisi boleh dikatakan sebagai pilarnya karena polisi sebagai aparat
penegak hukum di tempat umum. Para pemangku kepentingan
memiliki fungsi masing masing namun tatkala melakukan upaya
paksa atau pengaturan atau penegakkan hukum wajib didampingi
oleh polisi. Implementasi ini dapat dilihat pada posko operasi operasi
bersama maupun kegiatan RSPA ( road safety partnership action).
g. Rekomendasi dampak lalu lintas dalam kegiatan kegiatan
pembangunan perbaikan atau hal hal yang berkaitan dengan
infrastruktur dan sistem-sistemnya berdampak pada gangguan
atau hambatan terhadap road safety. Polisi bersama sama dengan
pemangku kepentingan lainnya melakukan analisa dan evaluasi
dampak lalu lintas dan memberikan rekomendasi sebagai solusi atau
langkah tindaknya.
h. Koordinator pengawas, penyidik pegawai negeri sipil (Korwas PPNS)
Ke 8 fungsi tersebut dimanage pada sistem managerial pada ranah
birokrasi maupun masyarakat.
Pada ranah birokrasi dikategorikan sebagai berikut; a. Kepemimpinan, b.
Administrasi (POAC; planning organizing actuating and controlling), SDM,
Sarpras, (anggaran), c. Operasional yang bersifat (rutin, khusus maupun
kontijensi) d. Capacity building.
Pada ranah masyarakat; a. Kemitraan, b. Pelayanan publik di bidang;
keamanan, keselamatan, hukum, administrasi, informasi dan kemanusiaan,
c. Pemecahan masalah yang kontraproduktif yang berdampak pada
terjadinya masalah lalu lintas, d. Networking atau pembangunan jejaring.
Benang merah antara kerja polisi pada ranah birokrasi maupun masyarakat
inilah yang dapat dikatakan sebagai pemolisian atau policing.
Pola pemolisian dapat dikategorikan yang berbasis: 1. Wilayah, 2. Fungsi
dan 3. Dampak masalah.

6
Pola pemolisian tersebut fokus pada road safety atau terwujud dan
terpeliharanya lalu lintas yang aman selamat tertib dan lancar. Yang
implementasinya secara aktual dan virtual di era digital sekarang ini
didukung dalam sistem on line yang disebut sebagai IT for Road Safety.
IT for road safety yang dibangun dan dioperasionalkan dalam road
safety policing merupakan sistem back office, aplication dan net work
untuk mendukung program inisiatif anti korupsi, reformasi birokrasi dan
mewujudkan pelayanan yang prima yaitu pelayanan publik yang cepat
tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah diakses.
Program IT for road safety secara keseluruhan di manage melalui
smart management, yang diawaki oleh cyber cops. Pada sistem smart
management hasil kerjanya dapat dilihat pada produk infografis atau
dalam statistik yang dinamis on time dan real time.
3. IT FOR ROAD SAFETY
Smart city bukanlah sebagai tujuan utama melainkan meningkatnya
kualitas hidup masyarakatlah tujuanya. Kota yang humanis aman nyaman
asri termasuk lalu lintasnya yang aman, selamat, tertib dan lancar. Sejalan
dengan hal tersebut program IT for road safety merupakan langkah
mendasar untuk memetakan, membuat model, penanganan secara
holistik atau sistemik, pendekatan berbasis pada scientific dan teknologi,
terbangunya big data dalam back office. yang diinput melalui berbagai
aplikasi dan juga akan dikaji melalui riset secara ilmiah. Hal-hal yang
dilakukan inputing data adalah membuat kategori mengidentifikasi akar
masalah penyebab dari setiap permasalahan terkait road safety.
a. Tahapan Identifikasi akar masalah penyebab sbb :
1) Merumuskan model automatisasi system inputing data yang
diperoleh dari berbagai sumber (laka, langgar, traffic attitude
record, jalan, kendaraan, alam, lingkungan dan masalah sosial
kemasyarakatan dan penyebab lain yang mungkin menjadi
menjadi penyebab). Semakin banyak sumber data masuk,
semakin akurat dalam hal hasil analysis.
2) Accident Data Analysis, Adalah proses pendalaman data data
terhimpun menuju kesimpulan terkait penyebab. Hipotesa
yang dihasilkan dari Accident Data Analysis, perlu di Uji melalui
research.

7
3) Traffic Accident Research, Merupakan proses pengujian
kebenaran dari hypotesa yang dihasilkan dari Data Analysis.
TARC Merekonstruksi hypotesa dan TAA dalam sebuah scenario
uji teknis.
4) TARC, Menghasilkan kesimpulan tentang penyebab dan
membangun rumusan strategy pemecahan dalam ruang
lingkup :
(a) Edukasi / Pencerahan
(b) Law Enforcement
(c) Standard Procedur Penyelesaian (Preventif & post crash).
b. Implementasi strategy (Edukasi atau Law Enforcement).
Strategy yang diterapkan berdasar cakupan masalah yang dihadapi
(relatif ). Landasan yang dipakai adalah hasil dari TARC. Yang juga
dikaitkan pada sistem uji SIM dan pola penindakan pelanggaran
penyebab fatalitas korban laka ( helmet, speed, drink driving, seat
belt, child restrain, penggunaan HP saat berkendara, melawan arus)
c. Kapasitas Team :
Adalah penting untuk Menguasai dan memahami kemampuan
internal guna mendapatkan informasi rasio perbandingan besaran
masalah vs team yang menangani.
Kapasitas Team ini juga termasuk dalam kemampuan terkait
penggunaan alat bantu (Information Technology). Selain dari standard
kemampuan dan pengetahuan tentang road safety dan core bussines
proses. Implementasi IT dalam setiap pos penyelesaian maslah road
safety melalui smart management dengan catatan core bussines
prosesnya jelas, alurnya nyambung dan logic sebagai kontruksi dan
rekonstruksi secara konseptual maupun implementasinya sehingga
dapat ditemukan model dan pola-polanya.
d. Sistem-sistem inputing data terintegrasi dgn Satu basis data (Output
dari TARC), irsms, traffic attitude record, eri, ssc dan sdc.
Data laka menjadi fokus perhatian akan dikembangkan kajianya
melalui TARC untuk dapat mengumpulkan dari berbagai sumber
yang salah satunya laka, data TAA dan sumber external, selanjutnya
melakukan proses pengkajian dan Pengujian dengan melibatkan

8
berbagai disiplin Pengetahuan. Sehingga hasil dari TARC tingkat
akurasinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah maupun
secara hukum dan fungsional kepolisian.
MODERNISASI POLANTAS MELALUI IT UNTUK ROAD SAFETY
Langkah-langkah IT for road safety adalah sebagai berikut:
a. Sistem data dibangun yang mencakup : a. Jalan dan sistem-sistemnya,
b. Kendaraan yang melintas sebagai alat transportasi, c. Pengguna
jalan inilah pentingnya traffic attitude record, d. Situasi alam
lingkungan yang dipetakan dalam kategori black spot dan trouble
spot yang bertingkat-tingkat dengan kode-kode angka atau warna
sesuai tingkat kerawananya, e. Pemetaan maslah atau hal-hal yang
menjadi perlambatan atau konflik-konflik sosial.
b. Data-data yang ada di 5 point tersebut dibuat sistem analisa dengan
analogi beragam sebagai contoh a+b+c akan ketemu pola pergerakan
dan prediksi kepadatan arus sehingga bisa dilakukan sistem antisipasi
dan solusinya. Contoh lain a+d+e menjadi sistem peta digital yang
bisa menjadi bagian untuk quick respon time sehingga peralatan
dan kompetensi petugas bisa di siapkan. Contoh lain b+c bisa
dibuat sistem pendidikan keselamatan dan sistem uji SIM serta traffic
attitude recordnya dan demerit point system. Contoh lain b+e dapat
dibuat sistem-sistem angkutan massal dan juga pembatasan atau
berbagai pengaturan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan
sebagainya.
c. Setiap peralatan teknologi tidak akan berfungsi apabila tidak ada
orang-orang yang mengawakinya maka sistem-sistem operasional
pengawasan sampai dengan penanganan dan pelayanan prima
diperlukan program-program training, master trainer dan trainernya.
Juga latihan-latihan problem solving sebagai simulasinya.
d. Sistem operasional penjagaan pengaturan pada situasi normal samapia
dengan kontijensi dilakukan secara virtual dan aktual sehingga dapat
dilihat apa yang telah, sedang dan akan terjadi dapat diprediksi dan
diantisipasi serta solusi prima dari petugas-petugas lapangan. Maka
back office akan menjadi bagian penting menggerakan aplikasi dan
sistem-sistem elektronik secara online maupun atas petugas-petugas
lapangan.

9
Pada situasi khusus juga bisa memantau atau menjamin keamanan
dan keselamatan VVIP atau VIP dengan juga ada jaminan akan
kepastian waktu untuk jarak tempuh dan waktu tempuh. Juga
jaminan kenyamanan yang dapat diberikan.
Pada situasi kontijensi ada standar-standar waktu solusi akibat
bencana alam, kerusakkan infrastruktur maupun adanya tindakan-
tindakan kriminal dari yang konvensional sampai dengan terorisme
dapat diprediksi dan diantisipasi serta solusinya untuk tetap
terjaminya keamanan dan keselamatan pengguna lalu lintas dan
warga sekitarnya.
Sistem operasional menjadi pusat komando, pengendalian,
koordinasi, komunikasi dan informasi melalui back office melalui
sistem virtual dan aktual secara prima untuk terjaminya keamanan,
keselamatan, keteraturan, kelancaran yang aman, nyaman, selamat
dan tepat waktu sampai tujuan.
e. Sistem-sistem pendukung untuk mengatasi point 1 secara sistematis
dan terkoneksi dalam one gate service. Maka big data dan sistem-
sistem lainya menjadi sangat penting dan perlunya dibuat modelnya
sehingga dapat direncanakan untuk SDM-nya, alat peralatan
pendukung ( perorangan , unit atau kelompok sampai dengan
kesatuan).
f. Hal-hal yang sifatnya emergency atau terjadi kecelakaan maka sistem-
sistem quick response time menjadi andalan dan sistem pelaporan
data menjadi penting. Sistem TPTKP dan sistem-sistem identifikasi
hingga scientific investigation menjadi bagian untuk dasar bagi TAA
(Traffic Accident Analysis) bekerja mendukung proses penyidikan /
untuk projustitia.
Adapun untuk kepentingan yang lebih luas dalam meningkatkan
kualitas keselamatan, menurunkan tingkat fatalitas korban laka dan
membangun budaya tertib berlalu lintas agar senantiasa terwujud
dan terpeliharanya keamanan keselamatan dan ketertiban berlalu
lintas di sinilah wadah riset kecelakaan dibangun / TARC ( Traffic
Accident Research Centre).
f. Pelayanan-pelayanan prima ini semua akan di bangun sistem-sistem
yang mendasar pada era digital adalah adanya back office, aplication

10
dan network yang implementasinya terwujud dalam TMC sebagai big
system pendukung road safety management yang didukung sistem-
sistem :
1) Traffic Management Centre (TMC): sistem ini merupakan
Pusat Komando, Kendali, Komunikasi, dan Informasi (K3I) untuk
memberikan pelayanan cepat (quick response time) yang dapat
mengedepankan Satuan PJR, Pamwal, Gatur, dan juga para
petugas Satlantas di tingkat Polres maupun Polsek.
ADALAH SEBUAH MEDIA DAN
TIM YANG DIGUNAKAN UNTUK
CYBER COPS MANAJEMEN YG
MEMPERMUDAH KORLANTAS FUNGSIONAL DAPAT
POLRI DALAM SMART MANAGEMENT DIMAKNAI SBG SISTEM
MEMANFAATKAN INTERNET MANAJEMAN YG CERDAS.
SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
DAN INFORMASI. DENGAN
SSC SISTEM MANAJEMEN YG
CERDAS BAGI POLISI2
PEMBENTUKAN CYBER COPS SUATU SISTEM ELEKTRONIK YANG MENGATUR PELAYANAN KEPOLISIAN DI BIDANG LALU DALAM
DIHARAPKAN DAPAT JUGA LINTAS, KHUSUSNYA YANG BERKAITAN DENGAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN. SISTEM MENYELENGGARAKAN
MENDUKUNG PENCAPAIAN INI DIJALANKAN OLEH SUBDIT PENEGAKAN HUKUM (GAKKUM) DAN DIKYASA DAN SUBDIT PEMOLISIANNYA UNTUK
VISI MENJADI POLISI YANG INTAN KEAMANAN KESELAMATAN (KAMSEL). SISTEM DATA DAN JARINGAN INFORMASI AKAN
DIKERJAKAN OLEH TRAFFIC MANAGEMENT CENTRE (TMC).
ERI MAMPU MEMBERIKAN
PROFESIONAL, MODERN, DAN PELAYANAN YG PRIMA
INTAN (INTELLIGENT TRAFFIC • ADALAH SISTEM
TERPERCAYA. PENDATAAN REGIDENT
PERLU DIBANGUN SISTEM
ANALYSIS SYSTEM) ADALAH
TUJUAN DARI KEGIATAN INI ELEKTRONIK YANG
ANTARA LAIN:
PROGRAM INFORMASI,
KOMUNIKASI DAN SOLUSI TMC SCR ELEKTRONIK
UNTUK MENDUKUNG TERPADU DAN SALING
1. MEMANTAU DAN KAMSELTIBCAR LANTAS SEBAGAI SAVER VEHICLE YG TERHUBUNG ( ON LINE).
IKON KECEPATAN, KEDEKATAN DIKERJAKAN PD
MENGUMPUKAN PELAYANAN KEPOLISIAN
INFORMASI DARI
DAN PERSAHABATAN UTK PUSAT K3I BAGIAN BPKB SBG
DI BIDAN KEAMANAN,
MENDUKUNG POST CRASH DAN LANDASAN KEABSAHAN
MASYARAKAT YANG MEMBERIKAN SISTEM PELAYAN KEPEMILIKAN & ASAL KESELAMATAN, HUKUM,
TERKAIT DENGAN LALU- PRIMA DALM INFORMASI, BACK OFFICE APPLICATION NETWORK USUL KENDARAAN ADMINISTRASI,
KOMUNIKASI DAN SOLUSI. BERMOTOR (OBU, ANPR,
LINTAS RFID), SBG FUNGSI
INFORMASI DAN
SALAH SATU TUJUAN JANGKA
2. MEMBERIKAN RESPON PANJANG PINTAS ADALAH KONTROL, FORENSIK KEMANUSIAAN
CEPAT DAN TEPAT MEMBANGUN BIGDATA LALU- PRODUK  ALGORITMA KEPOLISIAN DAN DILAKSANAKAN SCR
TERHADAP INFORMASI LINTAS INDONESIA PELAYANAN PRIMA. AKTUAL NAMUN
BIGDATA TERSEBUT DIGUNAKAN DILANJUTKAN PD
TERSEBUT DI ATAS IT FOR ROAD SAFETY BAGIAN STNK & TNKB
DIDUKUNG SCR VIRTUAL.
UNTUK MENGANALISIS TREN
3. MEMBANGUN BASIS DATA LALU-LINTAS SEHINGGA SBG LEGITIMASI DI ERA DIGITAL POLISI YG
PENDUKUNG DARI DIHARAPKAN DAPAT PENGOPERASIONALAN BERTUGAS MEMBERIKAN
INFORMASI DI INTERNET MENGHASILKAN REKAYASA LALU- PELAYANAN VIRTUAL
LINTAS YANG LEBIH BAIK
YANG DAPAT DIGUNAKAN DIAWAKI POLISI SIBER
UNTUK PENGAMBILAN SDC ATAU CUBER COPS.
KEPUTUSAN SUATU SISTEM YANG DIBANGUN UNTUK MENANGANI PENGEMUDI ATAU CALON POLISI SIBER MERUPAKAN
PENGEMUDI YANG MEMBUTUHKAN SURAT IZIN MENGEMUDI (SIM) MELALUI SITEM
4. MEMPERKUAT CITRA PETUGAS POLISI UNTUK
ELEKTRONIK. SISTEM SDC BERKAITAN DENGAN ERI (YANG DAPAT DIKEMBANGKAN
KORLANTAS SEBAGAI DALAM REGIDENT CENTRE (RIC). SISTEM INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI BAGIAN MENJAWAB TUNTUTAN
POLISI YANG PROMOTER DARI FUNGSI DASAR REGIDENT YAKNI MEMBERI JAMINAN LEGITIMASI (KOMPETENSI DAN KEBUTUHAN BAGI
UNTUK SIM), FUNGSI KONTROL, FORENSIK KEPOLISIAN, DAN PELAYANAN PRIMA IMPLEMENTASI E
KEPOLISIAN.
POLICING.

2) SSC (Safety Dan Security Centre) merupakan sistem-sistem


elektronik yang mengakomodir pelayanan kepolisian di bidang
lalu lintas khususnya yang berkaitan dengan keamanan dan
keselamatan, yang diselenggarakan oleh Subdit Gakkum,
Dikyasa, dan Subdit Kamsel. Dari sistem data dan sistem-sistem,
jaringan informasi yang akan dapat dikerjakan oleh TMC (Traffic
Management Centre). SSC ini mendukung safer road yang berisi
sistem-sistem untuk :
(a) pemetaan black spot dan trouble spot. Trouble spot
dapat dikatakan sebagai area kemacetan yang dikarenakan
adanya perlambatan. yang disebabkan dari pelanggaran

11
ROAD SAFETY FOR KAJIAN JALAN TOL & KAJIAN OPERASI-
ROAD SAFETY TOURISM LAKA JOL OPERASI KEPOLISIAN
BOARDER
KEPOLISIAN

SSC
Safety and Security Centre KAJIAN ANTAR MODA
PEMETAAN BLACK SUATU SISTEM ELEKTRONIK YANG MENGATUR PELAYANAN TRANSPORTASI
SPOT DAN TROUBLE KEPOLISIAN DI BIDANG LALU LINTAS, KHUSUSNYA YANG BERKAITAN ANGKUTAN UMUM
SPOT DENGAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN. SISTEM INI DIJALANKAN
OLEH SUBDIT PENEGAKAN HUKUM (GAKKUM) DAN DIKYASA DAN
SUBDIT KEAMANAN KESELAMATAN (KAMSEL). SISTEM DATA DAN
JARINGAN INFORMASI AKAN DIKERJAKAN OLEH TRAFFIC
MANAGEMENT CENTRE (TMC). SSC INI MENDUKUNG SAFER ROAD
KAJIAN ASDP

TAEW
E SIDIK IRSMS ETLE

maupun sistem atau secara geogrfis yang tidak tepat.


Adapun black spot dapat dikategorikan sebagai area
rawan kecelakaan : 1.yang disebabkan dari situasi yang
mendorong pengemudi untk ngebut dan melanggar batas
kecepatan maksimal. 2. Bisa juga karena area atau ruas jalan
yang membuat pengemudi ataupun kendaraan bermotor
kehilangan kompetensi maupun fungsi yang sebagaimana
semestinya. 3. atau ruas jalan / area yang terjadi laka
menonjol/ dengan korban fatal berulang dari rentang
waktu tertentu. Trouble spot dan Black spot ini disebabkan
oleh faktor manusia, faktor jalan, faktor kendaraan bermotor,
faktor alam dan faktor sosial kemasyarakatan.
(b) Kajian jalan tol dan laka jol. Jalan tol merupakan jalan
berbayar menjadi harapan untuk kamseltibcarlantas,
dengan berbagai fasilitas untuk kecepatan, keamanan,
keselamatan, kelancaran hingga kondisi-kondisi darurat.
Standar-standar yang dibangun di jalan tol untuk:
1.Mewujudkan dan memelihara kamseltibcarlantas,
2.Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan
tingkat fatalitas kecelakaan, 3.Membangun budaya tertib
berlalulintas, 4.Meningkatkan kualitas pelayanan kepada

12
publik. Terkait dengan keselamatan jalan tol, maka kegiatan
yang dilakukan pengkajian keselamatan di jalan tol dalam
mewujudkan dan memelihara keselamatan.
Kajian kecelakaan menonjol di dilakukan pada ruas jalan
atau area yang terjadi kecelakaan menonjol atau dengan
korban fatal berulang dari rentang waktu tertentu.
Pengkajian Lakajol tersebut memanfaatkan Traffic Accident
Analysis (TAA) yang merupakan wadah para pakar atau ahli
di bidang yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab
laka. TAA bukan alat walaupun para pakar memerlukan
alat. Standar alat pendukung TAA bisa berupa camera
pendukung e-sidik. Jangan sampai kita tidak memahami
masalah analisis laka. Kedepannya TAA dapat mendukung
terbentuknya TARC ( Traffic Accidemt Research Centre) serta
Road Safety Centre.
Kegiatan pengkajian diatas dengan membentuk tim
transformasi sebagai tim kendali mutu & supporting/
back up system, auditing berkala tri wulan dan semester,
menganalisa hasil audit dan membuat produk-produk
penilaian, melakukan supporting/ back up secara
konseptual dan system dan membuat produk-produk untuk
pencegahan, perbaikan, peningkatan dan pembangunan.
(c) Kajian operasi-operasi kepolisian kepolisian. Operasi
kepolisian tersebut merupakan penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan kepolisian yang ditujukan untuk mewujudkan
dan memelihara kamtibmas. Kegiatan ini bisa dimaknai
bahwa polisi sebagai penjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat dalam melaksanakan aktivitasnya sekaligus
membangun budaya taat hukum atau peraturan. Polisi juga
dapat dimaknai sebagai pembangun peradaban karena
hukum merupakan simbol dari peradaban, melindungi
jiwa, harta benda, dan segala aktifitas masyarakat dari
berbagai ancaman, gangguan atau hambatan yang
dapat merusak atau menghambat bahkan mematikan
produktifitas tersebut. Selain itu, polisi juga dapat dimaknai
sebagai pejuang kemanusiaan karena segala aktivitasnya
untuk melindungi dan mengangkat harkat dan martabat

13
manusia.
Operasi kepolisian selain untuk mewujudkan dan
memelihara kamtibmas dan membangun budaya
taat hukum juga untuk pencegahan, problem solving,
kemitraaan, dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada
publik. Yangt dilakukan tentu tidak lagi dengan cara-cara
konvensional tetapi juga dengan cara-cara proaktif. Dalam
konteks ini, yang dikedepankan adalah pencegahan
dan pemberdayaan potensi-potensi yang ada. Selain itu,
untuk membangun citra dan kepercayaan masyarakat,
tindakan yang dilakukan tidak boleh hanya sebatas
seremonial atau superfisial tetapi harus bertahap, terpadu,
dan berkesinambungan. Pengkajian terhadap operasi
kepolisian dilakukan untuk membuat produk-produk
sebagai acuan untuk pencegahan, perbaikan, peningkatan
dan pembangunan sehingga operasi kepolisian ini dapat
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.
(d) Kajian antar moda transportasi angkutan umum.
Moda transportasi angkutan umum merupakan cermin
dari keseriusan para pemangku kepentingan dalam
memberikan pelayanan kepada publik dan sebagai upaya
mewujudkan dan memelihara keamanan, keselamatan
dan kelancaran lalu lintas. angkutan umum akan menjadi
kebanggaan dan unggulan, tatkala dikelola secara
profesional dan menjadi bagian penting bagi kehidupan
masyarakat karena dibutuhkan untuk : 1. mampu
melayani pergerakan masyarakat dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari; 2. memberikan pilihan transportasi
dan membatasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu
masyarakat dapat memilih menggunakan moda angkutan
umum karena aman, nyaman, selamat dan tepat waktu; 3.
ekonomis , biaya murah, dan mudah dijangkau; 4. Menjadi
penghubung antar daerah dengan daerah lain; 5.Menjadi
ikon/ simbol kota, simbol kemajuan/ simbol pariwisata dan
menjadi pilihan utama masyarakat; 6. Aman, nyaman, tepat
waktu dan 7. Mendukung tingkat produktivitas masyarakat.
7 hal tersebut sudah saatnya menjadi tugas dan tanggung

14
jawab kita bersama untuk mewujudkannya dalam pola
penataan angkutan umum yang mampu memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat dan diharapkan
masyarakat tidak mencari alternatif pilihan lain. bagi
masyarakat yang merasakan moda angkutan umum yang
berkeselamatan dengan pelayanan-pelayanan prima, maka
angkutan umum akan menjadi pilihannya.
(e) Kajian ASDP. ASDP (Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan) adalah bagian dari sistem transportasi
yang menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain.
Sungai, danau, dan penyeberangan merupakan bagian
dari lalu lintas yang merupakan urat nadi kehidupan
warga masyarakat. Penanganan ASDP seolah masih parsial
dan tidak terkait dengan moda transportasi lainnya. Saat
terjadi masalah, seperti kemacetan (antrean panjang di
penyeberangan Merak, kecelakaan kapal-kapal fery yang
melebihi muatan, kecelakaan perahu di sungai dan danau)
penangananya terkesan reaktif, bahkan hal-hal yang
berguna untuk peningkatan kualitas pelayanan kepada
publik hampir-hampir tidak tersentuh.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki jalur-
jalur penyeberangan dan angkutan sungai dan danau.
Namun dalam berbagai konteks yang berkaitan dengan lalu
lintas hampir-hampir tidak tersentuh oleh polisi. Masalah-
masalah yang terjadi jelas menghambat produktifitas
masyarakat. Tatkala penyeberangan ASDP macet puluhan
kilo akibat ketidakmampuan penanganan penyeberangan,
apakah tidak menimbulkan masalah lalu lintas? Tentu
saja ya. Sejalan dengan pemikiran bahwa lalu lintas
adalah urat nadi kehidupan masyarakat, sudah saatnya
polisi berupaya mendukung terwujud dan terpeliharanya
kamseltibcarlantas sebagai wujud tanggung jawabnya
untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan
cara meningkatkan keselamatan dan menurunkan tingkat
fatalitas korban kecelakaan.
Penanganan ASDP sebagai jalur penghubung merupakan
bagian dari sistem lalu lintas. Artinya, ini menjadi kewajiban

15
Polantas dalam menangani sistem transportasi yang aman,
nyaman, selamat, lancar, dan tertib. Yang harus dilakukan
oleh polisi antara lain : 1. Memberikan dukungan dalam
bentuk political will, 2. Membuat pemetaan, 3. Membangun
infrastruktur dan sistem pendukung, 4. Membangun
kompetensi SDM yang akan mengawaki, 5. Membuat
program yang mencakup preemtif, preventif, represif,
bahkan rehabilitasi, 6. Mensosialisaikan berbagai program,
7. Membuat pilot project dan 8. Membuat sistem kontrol
dan anev.
Banyak hal yang perlu dibangun dan dipikirkan bagi
Polantas untuk dapat mengikuti perkembangan dinamika
masyarakat yang begitu cepat agar mampu bersaing atau
menunjukan keunggulan dan profesionalismenya. Polisi
harus mampu menyiapkan landasan yang kokoh dalam
masalah ini agar generasi mendatang hidup lebih baik dan
lebih sejahtera.
3) ERI (Electronic Registration and Identification kendaraan
bermotor). Electronic Regident (ERI): suatu sistem pendataan
regident secara elektronik yang dikerjakan pada bagian
BPKB sebagai landasan keabsahan kepemilikan dan asal usul
kendaraan bermotor. Legitimasi keabsahan asal-usul kendaraan
bermotor memang bukan hanya ditangani pihak kepolisian
saja, tetapi terkait dengan Bea Cukai, Departemen Perindustrian,
Departemen Perhubungan, dan dealer kendaraan bermotor.
Sekalipun demikian, dibutuhkan catatan kepolisian dengan
verifikasi dokumen dan cek fisik kendaraan bermotor. Cek fisik
mencakup cek fisik kendaraan secara umum, transmisi, dan
emisi gas buang. Verifikasi dokumen dilakukan untuk pelayanan
keamanan; dan cek fisik untuk pelayanan keselamatan.
Kemudian dilanjutkan pada bagian STNK dan TNKB sebagai
legitimasi pengoperasionalannya. TNKB dapat dibangun melalui
Automatic Number Plate Recognation (ANPR). Automatic
Number Plate Recognition atau yang disingkat dengan ANPR
adalah metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan
yang menggunakan pengenalan karakter optik pada gambar,
metode ini bekerja dengan membaca plat nomor kendaraan.

16
ELECTRONIC ELECTRONIC
TOLL E-PARKING
ROAD
PRICING (ERP) COLLECT
(ETC)

ERI
intellegence traffic analysis
E-SAMSAT sistem pendataan regident secara elektronik yang E-BANKING
dikerjakan pada bagian BPKB sebagai landasan
keabsahan kepemilikan dan asal usul kendaraan
bermotor.

AUTOMATIC
NUMBER PLATE
ETLE
RECOGNATION
(ANPR)

pada pengenalan plat nomor ini dapat menggunakan kamera


(cctv) yang berada diarea parkir kendaraan, maupun di daerah
lalu lintas atau daerah khusus yang dirancang untuk tugas
tertentu. ERI dapat juga dikembangkan menjadi E-Samsat.
E-Samsat merupakan pengembangan dari sistem Samsat yang
telah ada. Dimana data kendaraan yang sebelumnya hanya bisa
diakses di kantor Samsat setempat, dengan Samsat Online data
kendaraan di seluruh kabupaten akan di simpan di database
pusat (Dipenda Provinsi). Dengan data terpusat, data kendaraan
kabupaten A bisa diakses dari kabupaten B atau C, juga sebaliknya.
Manfaat Samsat Online memudahkan wajib pajak untuk
membayar pajak kendaraan bermotor, karena bisa membayar
pajak kendaraan di kantor bersama Samsat manapun (selama
masih satu Provinsi). E-Samsat bertujuan untuk meningkatkan
pengguna teknologi informasi dalam pemberian pelayanan
publik, tercapainya transparansi dalam proses pelayanan publik,
mengurangi antrian pada Samsat karena wajib pajak datang ke
Samsat hanya untuk proses pengesahan dan pengambilan nota
pembayaran, peningkatan kinerja keamanan, mempercepat
proses pengecekan data dan meminimalisir terjadinya pungli.
Database kendaraan secara elektronik ini saling berkaitan dengan

17
FISIK
KOPLING
TRANSMISI DLL OK
SPOORING & REM
VERFIKASI
FISIK BALANCING
EMISI GAS BUANG
AMANAT ROAD
KBM
UU SAFETY BEA CUKAI BPKB
VERFIKASI
SUT/ SRUT
DOKUMEN
APM
OK
VERFIKASI DEALER
DOKUMEN DOKUMEN-
DOKUMEN
PENDUKUNG

TAR ETLE TNKB + STNK

ERI

OBU
RFID
DPS SIM SDC ANPR
QR
GANTRY

ALGORITMA LITERASI COACHING

fungsi kontrol dan forensik kepolisian dalam rangka memberikan


pelayanan prima. Dari ERI dapat dikembangkan menjadi
program-program pembatasan, pengoperasionalan Electronic
Road Pricing (ERP), Electronic Toll Collect (ETC), e-parking,
e-banking. Hal ini akan menerobos serta memangkas birokrasi
Samsat karena hukum diterapkan secara elektronik melalui
Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE).SDC : Safety Driving
Centre untuk mendukung program saver road users. Pada sistem
ini mencakup sekolah mengemudi, sistem uji SIM dan sistem
penerbitan SIM yang dikembangkan dalam TAR ( Traffic Attitude
Record / catatan perilaku berlalu lintas) ini bisa untuk pengemudi
maupun kendaraan bermotornya yang akan dikaitkan pada
sistem demeryt point ( ini sebagai pertanggungjawaban baik
pengemudi maupun pemilik kendaraan atas kendaraan miliknya
yang dioperasionalkan di jalan).
4) Safety Driving Centre (SDC). Safety Driving Centre (SDC) adalah
suatu sistem yang dibangun untuk menangani pengemudi atau
calon pengemudi yang membutuhkan Surat Izin Mengemudi
(SIM) melalui sitem elektronik. Sistem SDC berkaitan dengan

18
ERI (yang dapat dikembangkan dalam Regident Centre (RIC).
Sistem ini dapat digunakan sebagai bagian dari fungsi dasar
regident yakni memberi jaminan legitimasi (kompetensi untuk
SIM), fungsi kontrol, forensik kepolisian, dan pelayanan prima
kepolisian.
Safety Driving Centre (SDC) merupakan sistem untuk mendukung
saver people melalui :
(a) sistem pendidikan keselamatan : Melalui belajar dan
SDM

1
MASTER TRAINER  LUAR NEGERI

TRAINER  DLM NEGERI


3 2

TRAINING FORUM KEMITRAAN  TARC + RS R&D


SILABUS LITERASI

1. AJUDAN + DRIVER BUKU HANJAR


2.
VVIP & VIP
INSTRUKTUR SM
SDC - TEORI
3. PENGUJI SIM - SIMULASI
SISTEM 4. PETUGAS PUSAT - PRAKTEK JABATAN
OPERASIONAL PATWAL + PJR - UJI SIM FUNGSIONAL
5. PENGEMUDI KONSORSIUM - SAR
PROFESI - KEPENTINGAN-
6. KOMUNITAS
KOPERASI
KEPENTINGAN
7. HOBBY
8. TEST DRIVER 4 REGIONAL SDC LAIN
9. KOMPETISI PASUKAN PBB
STC DLL

PROPINISI + KOTA/ KABUPATEN

PEMBANGUNAN

berlatih, pengujian tentang keselamatan berkendara (safety


driving/ riding) yang mencakup aspek manusia, kendaraan
dan lingkungan.
(b) Wujud dari kepekaan dan kepedulian para pemangku
kepentingan dalam mewujudkan dan memelihara
kamseltibcar lantas.
(c) SDC memiliki strategi untuk membantu pemerintah dalam
menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan dan
meningkatkan kualitas keselamatan juga sebagai upaya
menyiapkan dan meningkatkan kualitas kemampuan dan

19
SUBDIT-SUBDIT KAMSEL
1 TIM KORLANTAS
PJR
1 SECARA MANAGERIAL

+
SIM
RENMIN
SDC 2 SECARA OPERASIONAL KONSORSIUM PMJ
PUSDIK LANTAS
MODEL/ POLA
3 CAPACITY
UTK MENJALANKAN AMANAT TIM-TIM YG TELAH DIAKUI
UULLAJ & KOMITMENT SERTA
2 KONSISTEN 1 GRAND STRATEGI ISDC
MENGEMBANGKAN
SEKOLAH MENGEMUDI
- MENINGKATKAN
KUALITAS KESELAMATAN
- MENURUNKAN TINGKAT 2 SIAPKAN ATURAN-ATURAN
FATALITAS KORBAN LAKA

NSPK
HUMANISME SEPEDA MOTOR : PERPOL
250 CC PERKAKOR
250 – 400 CC SOP
400 CC > PANDUAN-PANDUAN

SEKOLAH MENGEMUDI :
1. AJUDAN/ PENGAWAL/ MASTER TRAINER MOBIL R4
GURU
DRIVER VVIP & VIP & TRAINER 3 KURIKULUM
2. PENGUJI SIM MOBIL R>4
3. INSTRUKTUR SEKOLAH
MENGEMUDI SDM
4. PENGEMUDI PROFESI HASIL DIDIK
5. HOBBY
6. KOMUNITAS-KOMUNITAS ADMINISTRASI
7. CALON PENGEMUDI
8. TEST DRIVE OPERASIONAL
9. KAJIAN PENELITIAN (TARC KUALIFIKASI
DAN RS R & D)
6 MITRA DIALOG 5 FORUM 4 NASIONAL & INTERNASIONAL MASTER TRAINER
& TRAINER

PELOPOR ROAD TULIS


BENCHMARK, SEMINAR,
SAFETY ISDC
PAMERAN, KOMPETISI
PEMERINTAH BUKU
PELAKU BISNIS
AKADEMISI
FILM
KADERISASI

ACUAN

keterampilan para pengendara kendaraan bermotor di


jalan raya (dalam berlalu lintas).
(d) SDC merupakan upaya membangun budaya tertib lalu
lintas melalui pembentukan karakter para pengendara
dalam berlalu lintas
(e) SDC sebagai pusat studi/ kajian tentang keselamatan
berkendara (safety driving/ riding)
(f ) SDC sebagai bagian dari sistem uji SIM yang terdiri dari uji
administrasi, program penyadaran, uji teori, uji simulator
dan uji praktek
(g) SDC sebagai bagian dari sistem penerbitan SIM, sistem
perpanjangan SIM yang dikaitkan dengan demerit point
system.
5) Intan ( Intellegence Traffic Analysis). Intan ( Intellegence Traffic
Analysis) adalah program untuk mendukung program post crash
care. Intan merupakan sistem-sistem gabungan point a, b, c yang
terwujud dalam sistem peta digital sistem komunikasi dan solusi

20
UNDANG-UNDANG

KBM
1 PENDAFTARAN TATA CARA
BERKENDARA
TATA CARA
ADMINISTRASI FILM2 TTG
BERLALU LINTAS
SEKOLAH ROAD SAFETY
MENGEMUDI RUANG KONSEP RAN PELANGGARAN2 LL
2 PENCERAHAN PENEGAKAN
LAKA
HUKUM
3 KELAS TEORI PENGETAHUAN LAKA

P3K + PSC EMERGENCY


KELAS
4 SIMULASI PROGRAM2 ROAD
SAFETY

LAPANGAN SITUASI KONDISI


5 PRAKTEK
R2 JALAN LURUS
R4 BERLIKU
SISTEM TEORI
SISTEM R>4 JALAN LICIN
ELEKTRONIK
SDC UJI SIMULASI KHUSUS REAKSI
SIM PENGEREMAN
PRAKTEK
JALAN LURUS MIX TRAFFIC
R2 BERLIKU PELANGGARAN
R4 JALAN LICIN LAKA
RECORD R>4 REAKSI EMERGENCY
KHUSUS PENGEREMAN STUDI KASUS
MIX TRAFFIC
PELANGGARAN
ISDC RECORD LAKA
EMERGENCY
STUDI KASUS
TANPA UJI
A+B
TAR
MANUAL UJI ULANG +
SISTEM A AU MERIT POINT TAR
B B1 B2 B1U B2U SEMI ELEKTRONIK SYSTEM: DPS
PENERBITAN TILANG/DAKGAR DGN PUTUSAN
SIM C C1 C2 C3 ELEKTRONIK 1. RINGAN HAKIM CABUT
2. SEDANG SEMENTARA
3. BERAT
DGN PUTUSAN
HAKIM CABUT
SEUMUR HIDUP

yang terkoneksi melalui call and comand centre. Seperti contoh


110 atau nomor-nomor darurat lainya. Intan akan berkaitan
dengan pemadam kebakaran, PLN, ambulan 119, rumah sakit,
SAR bahkan juga dengan PSC (Public Safety Centre), petugas-
petugas pengawalan dan patroli jalan raya (denwal PJR), juga
petugas-petugas emergency dari stakeholder lainya.
Intan ( intellegence traffic analysis) untuk mendukung post crah
care sebagai model pemolisian pada sistem penanganan lalu
lintas. Dalam era digital sistem back office, aplikasi dan network
merupakan model untuk mengimplementasikan pelayanan
prima (cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan
mudah diakses).
Intan (intelligent traffic analysis) adalah program informasi,
komunikasi dan solusi kamseltibcar lantas sebagai ikon
kecepatan, kedekatan dan persahabatan. salah satu tujuan
jangka panjang pintas adalah membangun bigdata lalu-lintas
indonesia. Bigdata tersebut digunakan untuk menganalisis tren
lalu lintas sehingga diharapkan dapat menghasilkan rekayasa
lalu lintas yang lebih baik.
program yang ada di dalam intan antara lain sistem informasi
yang berisi informasi kepadatan arus, jalan alternatif, situasi dan

21
SISTEM KOMUNIKASI YANG BERISI POLA-POLA
PENEMPATAN PETUGAS DAN STAKEHOLDER
ANTARA BACK OFFICE DENGAN WARGA, PENGGUNA
JALAN, PETUGAS, DAN SIAP SAJA YG ADA DI
LAPANGAN

SISTEM INFORMASI
YANG BERISI
INTAN
INFORMASI intellegence traffic analysis
KEPADATAN ARUS, SISTEM KODAL
INTAN ( INTELLEGENCE TRAFFIC ANALYSIS) UNTUK YAITU QUICK
JALAN ALTERNATIF, MENDUKUNG POST CRAH CARE SEBAGAI MODEL PEMOLISIAN
SITUASI DAN RESPON TIME (QRT)
PADA SISTEM PENANGANAN LALU LINTAS. DALAM ERA DIGITAL DAN SISTEM RING
KONDISI JALAN, SISTEM BACK OFFICE, APLIKASI DAN NETWORK MERUPAKAN
KEPENTINGAN- MODEL UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN PELAYANAN PRIMA
KEPENTINGAN (CEPAT, TEPAT, AKURAT, TRANSPARAN, AKUNTABEL,
UMUM, WAKTU INFORMATIF DAN MUDAH DIAKSES).
TEMUH, SOLUSI DAN
EMERGENCY
SISTEM KOORDINASI, DIMANA INI
MERUPAKAN PELAYANAN TERPADU LINTAS
WILAYAH, FUNGSI DAN STAKEHOLDER.

kondisi jalan, kepentingan-kepentingan umum, waktu temuh,


solusi dan emergency. Selain itu ada sistem komunikasi yang
berisi pola-pola penempatan petugas dan stakeholder antara
back office dengan warga, pengguna jalan, petugas, dan siap
saja yg ada di lapangan. Disamping itu ada sistem kodal yaitu
quick respon time (QRT) dan sistem ring serta adanya sistem
koordinasi, dimana ini merupakan pelayanan terpadu lintas
wilayah, fungsi dan stakeholder.
6) ETLE. ETLE merupakan penindakan terhadap pelanggaran-
pelanggaran lalu lintas secara elektronik baik pelanggaran yang
berdampak pada kemacetan dan kecelakaan maupun masalah-
masalah lalu lintas lainnya. Basic dari ETLE adalah ERI. Dari ERI akan
dikaitklan dengan adanya Obu pada kendaraan bermotor dan
sistem ANPR yang dikaitkan dengan sistem- sistem pemantauan
dan pengawasan dengan gantry/ gate / cctv dan secara
mobile, untuk dapat memotret/ memvideokan pelanggaraan-
pelanggaran tersebut dan dijadikan sebagai bukti pelanggaran
yang dilakukan pada saat berlalu lintas.
7) TAR. Traffic Attitude Record (TAR) merupakan data atas
pelanggaran lalu lintas yang dilakukan atau keterlibatannya

22
pada suatu kecelakaan lalu lintas. Dengan sistem TAR merupakan
bagian membangun budaya tertib berlalu lintas, sistem analisa
data dan dasar atas sistem uji SIM (khususnya untuk perpanjangan
SIM). TAR tatkala dikaitkan dengan sistem E-tilang (electronic law
enforcement) akan semakin akurat sistem-sistem pencatatanya
yang di record pada SIM, maupun pada STNK.
8) Demeryt Point System (DPS). Demeryt Point System (DPS)
adalah bagian dari sistem tilang dan perpanjangan SIM.
Dengan memberikan point kepada para pelanggar lalu lintas :
Pelanggaran administrasi dikenakan point 1, Pelanggaran yang
berdampak pada kemacetan dikenakan point 3 dan Pelanggaran
yang berdampak kecelakaan dikenakan point 5. Point ini dikaitan
dengan sistem perpanjangan SIM, bagi pelanggar yang pointnya
lebih dari 12 di kenakan uji ulang.
9) Smart Management. Sistem manajemen yang cerdas
merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi implementasi e
policing. Smart managemet dimulai dari :
(a) Sistem monitoring pemetaan dan berbagai bentuk
pengawasan dengan cctv camera pada drone dan
sebagainya yang termonitor pada back office sebagai
operation room. Dalam sistem monitoring ini akan dapat
dilihat secara real time. Dari sistem minitoring data ini
bisa diambil sebagai bagian inputing data yang dapat
digunakan untuk menganalisa wilayah sesuai dengan
pengkategorianya : Aman, rawan 1 , rawan 2 dan seterusnya.
(b) Sistem informasi komunikasi dan laporan atau pengaduan
dari masyarakat yang bersifat aduan atas gangguan
pelanggaran kejahatan sampai dengan hal-hal kontijensi.
Sistem komunikasi ini bisa dibangun melalui berbagai
media sebagai penghubungnya agar mudah diakses
dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dan tatkala
yang berkaitan dengan stake holder lain polisi siber bisa
menjembatani. Untuk hal-hal emergency dan kontijensi
polisi-polisi siber bisa memberi solusi cepat.
(c) Sistem reaksi cepat yang terintegrasi antara kepolisian,
rumah sakit, ambulance, pemadam kebakaran, dan PLN

23
SMART MANAGENENT BAGI KEPOLISIAN SIBER MJD KEUNGGULAN ATAS PEMBERDAYAAN IT, SISTEM2 ONE
GATE SERVICE DAN BERBAGI QUICK RESPONSE TIMENYA. SMART MANAGEMENT INI AKAN MAMPU
MEMPREDIKSI, MENGABTISIPASI DAN MEMBERI SOLUSI SCR PRIMA.

SISTEM INFORMASI KOMUNIKASI DAN LAPORAN ATAU PENGADUAN DR


SISTEM REAKSI CEPAT YG
MASYARAKAT YG BERSIFAT ADUAN ATAS GANGGUAN PELANGGARAN
TERINTEGRASI ANTARA KEPOKISIAN,
KEJAHATAN SD HAL2 KONTIJENSI. SISTEM KOMUNIKASI INI BS DIBANGUN
RUMAH SAKIT, AMBULANCE,
MELALUI BERBAGAI MEDIA SBG PENGHUBUNGNYA AGAR MUDAH DIAKSES
PEMADAM KEBAKARAN, DAN PLN
DAN DIGUNAKAN SESUAI DG KEBUTUHAN. DAN TATKALA YG BERKAITAN DG
MERUPAKAN BAGIAN UNTK BS
STAKE HOLDER LAIN POLISI SIBER BS MENJEMBATANI. UBTK HAL2
BERGERAK SECR TERINTEGRASI DG
EMERGENCY DAN KONTIJENSI POLISI2 SIBER BS MEMBERI SOLUSI CEPAT.
SKALA PRIORITAS.
DSB
SMART MANAGEMENT
PATROLI VIRTUAL DAN
SISTEM2 MONITORING MANAJEMEN YG FUNGSIONAL DAPAT DIMAKNAI SBG SISTEM
MANAJEMAN YG CERDAS. SISTEM MANAJEMEN YG CERDAS
AKTUAL UNTK
PEMETAAN DAN BERBAGAI BAGI POLISI2 DALAM MENYELENGGARAKAN PEMOLISIANNYA MEMBERIKAN
BENTUK PENGAWASAN DG UNTUK MAMPU MEMBERIKAN PELAYANAN YG PRIMA PERLU KEAMANAN DAN RASA
CCTV CAMERA2 PD DIBANGUN SISTEM ELEKTRONIK YANG TERPADU DAN SALING AMAN BAGI WARGA
DRONE DSB YG TERHUBUNG ( ON LINE). PELAYANAN KEPOLISIAN DI BIDAN
KEAMANAN, KESELAMATAN, HUKUM, ADMINISTRASI, INFORMASI
MASYARAKAT. DG
TERMONITOR PD BACK DAN KEMANUSIAAN DILAKSANAKAN SCR AKTUAL NAMUN BERBAGAI INFORMASI
OFFICE SBG OPERATION DIDUKUNG SCR VIRTUAL. DI ERA DIGITAL POLISI YG BERTUGAS DAN SOLUSI2NYA.
ROOM. DLM SISTEM2 MEMBERIKAN PELAYANAN VIRTUAL DIAWAKI POLISI SIBER ATAU
MONITIRING INI AKAN DPT CUBER COPS. POLISI SIBER MERUPAKAN PETUGAS POLISI
UNTUK MENJAWAB TUNTUTAN DAN KEBUTUHAN BAGI
DILIHAT SCR REAL TIME. IMPLEMENTASI E POLICING.
DR SISTEM MINITORING
DATA INI BS DIAMBIL SBG
BAGIAN INPUTING DATA
PENGIMPLEMENTASIAN PROGRAM2 PELAYANAN2 PUBLIK
YG DPT DIGUNAKAN UNTK
KEPOLISIAN PD BIROKRASI DUKERJAKAN SCR ONLINE
MENGANILASA WILAYAH
MAUPUN PD MASYARAKAT. DAN AKTUAL UNTK
SESUAI DG
KEGIATAN 2 INI AKAN TERTATA DAN KEAMANAN, KESELAMATAN,
PENGKATEGORIANYA.
TERKONEKSI SERTA TERKONTROL HUKUM, INFORMASI,
AMAN, RAWAN 1 , RAWAN
DLM SISTEM2 ONLINE. ADMINISTRASI MAUPUN
2 DST.
UNTK KEMANUSIAAN.

merupakan bagian untuk bisa bergerak secara terintegrasi


dengan skala prioritas.
(d) Patroli virtual dan aktual untuk memberikan keamanan
dan rasa aman bagi warga masyarakat dengan berbagai
informasi dan solusi-solusinya.
(e) Pelayanan-pelayanan publik dikerjakana secara online dan
aktual untuk keamanan, keselamatan, hukum, informasi,
administrasi maupun untuk kemanusiaan.
(f ) Pengimplementasian program-program kepolisian pada
birokrasi maupun pada masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini
akan tertata dan terkoneksi serta terkontrol dalam sistem-
sistem online.
Smart management bagi kepolisian menjadi keunggulan
atas pemberdayaan IT, sistem one gate service dan berbagai

24
quick response timenya. Smart management ini akan mampu
memprediksi, mengantisipasi dan memberi solusi secara prima.
10) IRSMS
Merupakan sistem filling and recording data laka lantas yang
berguna untuk sistem analisa dan sistem-sistem lainnya sebagai
dasar dan pendukung pengembanagn program-program
keselamatan berlalu lintas. Dalam IRSMS terdapat: 1. Back Office,
2. Aplikasi, 3. Network, 4. Sistem Input Data, 5. Sistem Analisa dan
6. Sistem produk.
Sistem produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk
program TAEW, kemitraan, analisa dan riset juga untuk
pencegahan, perbaikan, peningkatan dan pembangunan.
4. LITERASI ROAD SAFETY
Literasi Road Safety merupakan kemampuan memahami hal dan kewajiban
mewujudkan dan memelihara lalu lintas yang aman, selamat, tertib dan
lancar guna meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat
fatalitas korban laka serta membangun budaya tertib berlalu lintas. Literasi
Road Safety merupakan kemampuan memahami hak dan kewajiban
sebagai warga negara terhadap road safety.
Literasi Road Safety menjadi pusat informasi, edukasi yang juga
mengoordinasikan semua aktivitas luas anggota Polri, mengembangkan
program keselamatan berlalu lintas, dan terus-menerus berkesinambungan
sesuai dengan perkembangan zaman, tantangan baru dan temuan
penelitian baru. Salah satu tugas penting Literasi Road Safety adalah
menggabungkan upaya semua pihak yang terlibat dalam keselamatan
jalan untuk mencapai tindakan bersama dan efisien (fungsi koordinasi).
Literasi Road Safety mendukung program dan kebijakan yang bertujuan
untuk menyelamatkan jiwa dan menghindari fatalitas kecelakaan lalu lintas
serta memberikan informasi kepada sektor sosial, media, serta instansi
terkait lalu lintas, dan masyarakat umum.
Literasi Road Safety, sebagai sarana informasi dan edukasi Road Safety
yang dapat diakses dan digunakan sebagai bahan acuan bagi seluruh
masyarakat, maupun para Stakeholder Road Safety. Berbagai materi terkait
lalu lintas dan angkutan jalan tertuang dalam Literasi Road Safety yang

25
HASIL RISET DATA
MASTER & KAJIAN KENDARAAN SISTEM PETA
DATA LAKA/ & DATA
TRAINER + BERMOTOR
LANGGAR BS & TS
TRAINER ISDC

SEKOLAH
MENGEMUDI SIST. UJI
SIM
SIST.
PENERBITAN HUKUM +
PERATURAN-
SIM
HAL-HAL
MENONJOL/ PERATURAN
MJD ISU-ISU
PENTING SADAR
WISATA
BACK OFFICE LITERASI AKADEMIK
KEGIATAN
IDE-IDE LITERASI ILMIAH
KREATIF &
RISET &
INOVASI PETUGAS 1 X 24 JAM
ART KAJIAN2
ANALISA & PRODUK POLICING

SISTEM & HASIL


PELAYANAN
POLANTAS FOTO-
FOTO PRODUK2 MEDIA,
SISTEM HUMANIS KOMUNIKASI PANDUAN/
AUDIT INFORMASI PEDOMAN2
DATA2 DARI KECEPATAN
STAKEHOLDER
ALGORTIMA
INDEKS
ROAD SAFETY

dikemas sedemikian rupa agar mudah di pahami. Literasi Road Safety


diakses melalui on line, dan ditampilkan dalam berbagai format : Teks,
Video, Foto, Meme. Materi informasi yang disampaikan adalah hasil kajian
dan juga evaluasi yang didasari oleh Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, juga Peraturan Pemerintah
yang berkaitan.
Tujuan Literasi Road Safety untuk : 1) Memberikan pemahaman tentang
Road Safety; 2) Mengingatkan untuk peduli dalam meningkatkan kualitas
keselamatan; 3) Menurunkan tingkat fatalitas korban laka; 4) Membangun
budaya tertib berlalu lintas; dan 5) Membangkitkan kesadaran pengguna
jalan untuk selalu tertib peraturan menghindari terjadi kecelakaan lalu
lintas. Literasi Road Safety memberikan data dan informasi terkait lalu
lintas dari sumber terpercaya dan mudah diakses kepada seluruh pihak.
Agar seluruh pihak memahami segala sesuatu tentang lalu lintas, dan
menumbuhkan kesadaran untuk bersama-sama mewujudkan keamanan,
keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

5. ROAD SAFETY COACHING


Coaching adalah proses ketika Anda dibantu oleh seorang coach untuk
mencapai sebuah tujuan / goal yang Anda tentukan. Di sini kata kuncinya

26
adalah mencapai goal. Seorang coach juga akan berfungsi sebagai
partner akuntabilitas untuk memastikan Anda menjalankan hal – hal yang
akan Anda lakukan. Edukasi adalah proses kegiatan belajar setiap individu
atau kelompok yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari pola
pikir, pengetahuan serta mengembangkan potensi dari masing-masing
individu.
Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi tahu. Edukasi
tidak hanya bertujuan mengembangkan ilmu pengetahuan saja, tetapi
lebih dari itu yang paling penting adalah edukasi masalah moral atau

DAPAT DILAKUKAN
DENGAN ONLINE SYSTEM MATERI-MATERI
MAUPUN MANDIRI PENDUKUNG

MENANAMKAN
KESADARAN,
KEPEKAAN,
KEPEDULIAN AKAN
KESELAMATAN BAGI
ROAD SAFETY COACHING LITERASI ROAD
SAFETY
DIRI SENDIRI ATAU
ORANG LAIN MERUPAKAN UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PELAYANAN DAN KOMPETENSI
BAGI PARA PETUGAS DAN JUGA UTK
PEMAHAMAN ROAD SAFETY BAGI WARGA MASTER
MENANAMKAN SPIRIT
ROAD SAFETY
MASYARAKAT TRAINER DAN
TRAINER

MEMBANGUN MENINGKATKAN
BUDAYA TERTIB KUALITAS
BERLALU LINTAS KESELAMATAN

adab manusia. Karena seberapun pintar seseorang, jika tidak punya adab
atau berperilaku buruk maka tidak akan berguna bagi kehidupan orang
banyak. Training adalah proses transfer skill / kemampuan kepada para
peserta training. Di sini kata kuncinya adalah proses penguasaan skill /
kemampuan. Fokus dalam sebuah training (sering juga disebut workshop)
adalah peserta melakukan praktek. Sebuah skill baru bisa dikusai jika
dipraktekkan dan diulang – ulang untuk semakin mengasah kemampuan
peserta.
Road safety coaching memberikan edukasi akan keselamatan berlalu
lintas. Program ini memberi kesadaran akan pentingnya keselamatan lalu
lintas sehingga mampu meningkatkan kualitas keselamatan, menurunkan

27
DAPAT DISESUAIKAN
SIM
DENGAN FUNGSI
BPKB
KEPOLISIAN MENANGANI
REGIDENT STNK
LALU LINTAS
TNKB
PJR
MATERI BA
TATIB
GAKKUM
DAKGAR
IDIK LAKA
ASSESOR
PAKAR
NARASUMBER STANDAR VADEMIKUM
PRAKTISI
SEKTOR BISNIS SOP
------
------ AUDIT
KAMSEL UU
POLDA ------ POLDA/
PESERTA POLRES
POLRES ------ PP
------
DIKMAS
KORLANTAS ------
PERPRES

ROAD SAFETY JEMENOPSREK PERPOL


STANDAR MASTER TRAINER
COACHING PENGAJAR
+ TRAINER
PERKAKOR

PELAKSANAAN DAN SUMBER-


TRANSFORMASI FORUM SUMBER LAIN
PENGETAHUAN YG RELEVAN
KETRAMPILAN
OPERASI
KEPOLISIAN
PENILAIAN OPS
TRAINNG TMC
RENMIN QRT

PRE TEST TIK


APRESIASI

ANDALALIN
X PELAJARAN
TRAFFIC BOARD

POST TEST KORWAS PPNS

PENILAIAN
ANGGOTA

tingkat fatalitas korban laka serta membangun budaya tertib berlalu lintas.
Selain itu memberikan training tentang road safety.
6. INTELLEGENT ROAD SAFETY MEDIA MANAGEMENT ( IRSMM)
Intelligence Road Safety Media Management, adalah tim kerja yang dibentuk
untuk merencanakan, mengawasi, memproduksi, mendistribusikan atau
memanage berbagai kegiatan, membangun opini masyarakat tentang
lalu lintas dalam hidup dan berkehidupan. Pada pelaksanaannya, IRSMM
bergerak secara intelijen dibidang media.
Intelligence Road Safety Media Management juga sebagai sarana
penyampaian suatu peristiwa dengan kemasan yang inspiratif, edukatif,
komunikatif, informatif, solutif dan menghibur. Tentu sekaligus menjadi
Public Relation bagi Polantas diseluruh Indonesia, dan siap mengcounter
isu yang kontra produktif.
Dengan IRSMM, dapat tersampaikan pesan keselamatan berlalu lintas
secara masif untuk membangun atau merubah opini masyarakat. IRSMM
juga menganalisa perkembangan isu yang sedang trend di masyarakat,
menggiring dan mengarahkan opini yang baik khususnya tentang lalu
lintas dan angkutan jalan.
Selain itu, IRSMM melaksanakan pengawasan, produksi dan publikasi
konten sosialisasi keselamatan berlalu lintas melalui berbagai media.
Strategi besarnya adalah meningkatkan kualitas lalu lintas, membangun

28
budaya tertib berlalu lintas, dan menekan jumlah kecelakaan lalu lintas,
serta mengurangi fatalitas akibat kecelakaan lalu lintas.

MENGINSPIRASI
MEMOTIVASI
MENUNJUKKAN INSPIRASI-INSPIRASI
MEMOTIVASI ORANG-ORANG UNTUK
UNTUK KESELAMATAN BAIK DALAM
MENUNJUKKAN SIKAP ANTUSIASME
BENTUK POSTER, SPANDUK MAUPUN
PADA SEGALA HAL KHUSUSNYA
BERBAGAI INSTALASI YANG BISA
TERKAIT DENGAN ROAD SAFETY.
DIKATEGORIKAN TRAFFIC ACCIDENT MENUNJUKAN HAL YANG
ANALISA PERGERAKAN MEMORIAL DAN SEBAGAINYA. BAIK DAN BENAR
MEDIA TERKAIT DENGAN ROAD
BERBAGAI ISU YANG SAFETY DAN UPAYA-UPAYA
BERKEMBANG PERIODE PENINGKATAN KUALITAS
HARIAN, DIANALISA AGAR KESELAMATAN. DALAM
DAPAT MEMBUAT STRATEGI
MATERI DAN PENYEBARANNYA IRSMM KONTEKS INI MEMBANGUN
KESELAMATAN IDE-IDE
SESUAI DENGAN TARGET YANG KREATIF KITA BISA
DITUJU. INTELLIGENCE ROAD SAFETY MEDIA MANAGEMENT, DITUNJUKKAN DAN
DITAMPILKAN.
ADALAH TIM KERJA YANG DIBENTUK UNTUK
MERENCANAKAN, MENGAWASI, MEMPRODUKSI,
MENDISTRIBUSIKAN ATAU MEMANAGE BERBAGAI
KEGIATAN, MEMBANGUN OPINI MASYARAKAT TENTANG MEMBERDAYAKAN
MEMBANGUN JEJARING DAN MEMBERDAYAKAN POTENSI-
KEMITRAAN TENTU AKAN LALU LINTAS DALAM HIDUP DAN BERKEHIDUPAN. PADA POTENSI YANG ADA BAIK
MEMPERKUAT HUBUNGAN
KEBERBAGAI LINI MASYARAKAT. PELAKSANAANNYA, IRSMM BERGERAK SECARA INTELIJEN PARA PEMANGKU
KEPENTINGAN DI LIMA PILAR
JEJARING DAN KEMITRAAN INI DIBIDANG MEDIA. LLAJ MAUPUN KOMUNITAS
BERBASIS WILAYAH (TINGKAT DAN KELOMPOK-KELOMPOK
MABES HINGGA POLSEK), DAN KEMASYARAKATAN
BERBASIS KOMUNITAS. SEBAGAI SOFT POWER DAN
MENGHIBUR
MENGCOUNTER ISU YANG KONTRA PRODUKTIF PROGRAM ROAD SAFETY BUKAN MITRA KESELAMATAN.
DENGAN MENUNJUKKAN UPAYA-UPAYA KITA DI HURA-HURA BUKAN KEMEWAHAN
DALAM MENYADARKAN, MEMBERDAYAKAN MELAINKAN SARAT MAKNA DAN
DALAM MEMBANGUN BUDAYA TERTIB BERLALU SENI YANG MAMPU MEMBERIKAN
LINTAS DARI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, HIBURAN YANG MENDIDIK BAGI
SISTEM EDUKASI, SISTEM UJI SIM, SISTEM MASYARAKAT SEHINGGA AKAN
PENEGAKKAN HUKUM, SISTEM-SISTEM TERBANGUN BUDAYA TERTIB
PENDUKUNG LAINYA DALAM PELAYANAN- BERLALU LINTAS
PELAYANAN PRIMA DI BIDANG LLAJ.

Intelligence Road safety Media Management, diawaki oleh personil yang


mumpuni sesuai dengan bidang kerja terkait, dan disusun struktur yang
jelas. Tentunya personil ini yang juga mengelola konten-konten kreatif
kampanye Road Safety, dan melakukan analisa atas perkembangan isu
yang sedang trend di masyarakat.
Secara garis besar IRSMM melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk
membangun Jejaring dan kemitraan, Konsep dan Produksi Materi/Isu
Sesuai Program Road Safety, Membangun Persepsi Masyarakat, Audit
kinerja Polri fungsi lalu lintas dan Mengcounter Isu Negatif.
Intelligence Road safety Media Management, didesain untuk dapat :
a. Membangun Jejaring. Membangun Jejaring dan kemitraan tentu
akan memperkuat hubungan keberbagai lini masyarakat. Maksud
dan tujuan yang akan disampaikan tentunya akan tersebar secara
masif dan sampai ke masyarakat. Jejaring dan kemitraan ini berbasis
wilayah (tingkat Mabes hingga Polsek), dan berbasis komunitas.
b. Analisa Pergerakan Media. Berbagai isu yang berkembang
periode harian, dianalisa agar dapat membuat strategi materi dan

29
penyebarannya sesuai dengan target yang dituju.
c. Menginspirasi. Menunjukkan inspirasi-inspirasi untuk keselamatan
baik dalam bentuk poster, spanduk maupun berbagai instalasi yang
bisa dikategorikan Traffic Accident Memorial dan sebagainya.
d. Memotivasi. Memotivasi orang-orang untuk menunjukkan sikap
antusiasme pada segala hal khususnya terkait dengan road safety.
e. Menunjukan Hal Yang Baik Dan Benar. Tunjukkan hal-hal yang baik
dan benar terkait dengan road safety dan upaya-upaya peningkatan
kualitas keselamatan. Dalam konteks ini membangun keselamatan
ide-ide kreatif kita bisa ditunjukkan dan ditampilkan. Baik berupa
komunitas korban kecelakaan, Program-program edukasi untuk
safety seperti safety driving centre, program-program road safety
maupun program-program penjabaran decade of action.
f. Memberdayakan. Memberdayakan potensi-potensi yang ada baik
para pemangku kepentingan di lima pilar LLAJ maupun komunitas
dan kelompok-kelompok kemasyarakatan sebagai soft power dan
mitra keselamatan.
g. Menghibur. Program road safety bukan hura-hura bukan kemewahan
melainkan sarat makna dan seni yang mampu memberikan hiburan
yang mendidik bagi masyarakat sehingga akan terbangun budaya
tertib berlalu lintas
h. Mengcounter Isu Yang Kontra Produktif. Mencounter isu yang
contra produktif dengan menunjukkan upaya-upaya kita di dalam
menyadarkan, memberdayakan dalam membangun budaya tertib
berlalu lintas dari pembangunan infrastruktur, sistem edukasi, sistem
uji sim, sistem penegakkan hukum, sistem-sistem pendukung lainya
dalam pelayanan-pelayanan prima di bidang LLAJ.
7. ALGORITMA ROAD SAFETY
Algoritma road safety merupakan program untuk membangun suatu
sistem analisis road safety secara komprehansif agar mampu menunjukkan
pola pola management road safety.
Manajemen road safety berkaitan dengan:
a. Manajemen kebutuhan,

30
ROAD SAFETY ROAD SMART ACTIVE
ANDALALIN
FOR TOURISM SAFETY MOBILITY TRANSPORTATION
HIGH WAY
ROAD SAFETY SPEED
BOARDER MANAGEMENT

ALGORTIMA
SISTEM-SISTEM PRIORITY
PEMETAAN DAERAH- MERUPAKAN PROGRAM UNTUK MEMBANGUN MANAGEMENT
DAERAH TROUBLE
SPOT
SUATU SISTEM ANALISIS ROAD SAFETY
SECARA KOMPREHANSIF AGAR MAMPU
SISTEM-SISTEM MENUNJUKKAN POLA POLA MANAGEMENT CAPACITY
PEMETAAN LOKASI- ROAD SAFETY. MANAGEMENT
LOKASI BLACK SPOT

SISTEM INDEKS
EMERGENCY
ROAD SAFETY
POLICING
SISTEM-SISTEM
ONE GATE QUICK
INTEGRASI DISASTER
SERVICE RESPONSE TIME
DENGAN POLICING
SYSTEM
STAKEHOLDER
ROAD SAFETY.

b. Manajemen kapasitas,
c. Manajemen prioritas,
d. Manajemen kecepatan,
e. Manajemen emergensi.
Kelima manajemen tersebut setidaknya dapat digunakan untuk menangani
sistem-sistem IT for road safety yang berkaitan dengan penanganan lalu
lintas oleh kepolisian.
Manajemen tersebut berkaitan dengan:
a. Edukasi
b. Rekayasa lalu lintas
c. Penegakkan hukum
d. Registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi
e. Pusat k3i (komunikasi, koordinasi, komando pengendalian dan
informasi)
f. Analisis dampak lalu lintas
g. Koordinasi antarpemangku kepentingan

31
h. Koordinator pengawas penyidik pegawai negeri sipil/aparatur sipil
negara.
Algoritma road safety merupakan produk dari sistem-sistem it for road
safety maupun sistem-sistem pelayanan aktual kepolisian yang berkaitan
dengan:
a. Sistem indeks road safety
b. Sistem-sistem pemetaan lokasi-lokasi rawan kecelakaan (black spot)
c. Sistem-sistem pemetaan daerah-daerah yang terjadi perlambatan
(trouble spot)
d. Road safety boarder (penanganan road safety di wilayah perbatasan)
e. Road safety for tourism (penanganan road safety di kawasan
pariwisata)
f. Road safety high way (penanganan road safety di jalan tol melingkupi
sistem pantauan kecepatan, sistem-sistem penegakan hukum
dengan elektronik, dan sebagainya)
g. Smart mobility
h. Active transportation (kajian dan upaya-upaya mendorong sistem
transportasi angkutan umum antarmoda, transportasi publik yang
dikelola secara online, penyediaan bagi pejalan kaki dan pesepeda)
i. Andalalin (analisis dampak lalu lintas terhadap pembangunan suatu
kawasan agar tetap terjaga dan mendukung program-program road
safety)
j. Speed management (pengkajian dan analisis kecepatan pada jalur-
jalur black spot),
k. Priority management (penanganan manajemen prioritas dari
pengalihan arus, one way, contra flow, erp, ganjil-genap, dan
sebagainya),
l. capacity management (manajemen pengelolaan kapasitas arus
lalu lintas maupun pada sistem-sistem moda transportasi angkutan
umum),
m. Emergency policing (sistem kegawatdaruratan di jalan raya ini
dikaitkan dengan program psc (public service centre) dari kemenkes),

32
n. Disaster policing (pemolisian di kala bencana atau untuk penanganan
bencana),
o. Quick response time (sistem reaksi cepat untuk memberikan
pelayanan prima),
p. One gate service system,
q. Sistem-sistem integrasi dengan para pemangku kepentingan lainnya
dalam menangani road safety.

Algoritma road safety dalam sistem road safety policing dapat
dikembangkan melalui it for road safety sehingga sistem-sistem yang ada
tersebut dapat dipantau secara virtual dan melalui info-info grafis maupun
statistik yang realtime, anytime bahkan ontime.
Pemetaan (wilayah dan masalah lalu lintas) merupakan dasar membangun
algoritma lalu lintas yang dapat diperoleh dari sistem data dan
operasionalisasi pencapaian tujuan road safety. Tujuan road safety adalah
untuk :
a. Mewujudkan lalu lintas yang aman selamat tertib lancar
b. Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas
korban kecelakaan
c. Membangun budaya tertib berlalu lintas
d. Adanya pelayanan prima di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Peta dan pemetaan secara manual maupun digital merupakan core dari
road safety policing. Dengan demikian peta dan pemetaan merupakan
hal yang sangat penting dipahami dan dilakukan untuk membangun
algoritma lalu lintas sehingga mampu memanage kebutuhan, kapasitas,
prioritas, kecepatan maupun emergensi.
Hal-hal mendasar yang diperlukan untuk membangun algoritma lalu lintas
adalah dengan memetakan :
a. Wilayah dan jalur-jalur
1) Kawasan wisata,
2) Kawasan perbatasan,
3) Kawasan asdp, angkutan sungai danau dan penyeberangan

33
4) Sistem transportasi angkutan umum ( bus (terminal ) kereta api (
stasiun) kapal (pelabuhan ) dan pesawat ( bandara)
5) Perlintasan sebidang dg kereta api,
6) Perlintasan sebidang yg memerlukan underpass atau fly over,
7) Jalur-jalur yang memerlukan rekayasa jalan karena secara
geografis tidak lagi mampu menampung kapasitas kendaraan
bermotor untuk berlalu lintas
8) Jalur-jalur toll
9) jalur-jalur arteri
10) area publik
11) jdaerah-daerah rawan bencana
12) kjalur-jalur alternatif
13) jalur-jalur protokol
14) jalur-jalur evakuasi
15) jalur-jalur obyek vital
16) jalur-jalur pusat pemerintahan
17) jalur-jalur pusat bisnis dan perekonomian
18) jalur-jalur pemukiman masyarakat
Dari Sebagian Berikut Disesuaikan Dengan Situasi Dan Kondisi Atau
Wilayah Masing-Masing
b. Dibuat bagian khusus yang difokuskan untuk black spot dan trouble
spot dijabarkan apa yang menjad[ faktor penyebabnya.
c. Model sispam kota bagi polantas khususnya daerah-daerah rawan
masalah politik, konflik sosial dengan massa besar maupun yang
rawan bencana atau rawan kerusakan infrastruktur
d. Pemetaan kajian-kajian atas :
1) Kecelakaan menonjol
2) Kajian jalur-jalur yang mengalami kerusakan
3) Kajian-kajian operasi ketupat, lilin maupun operasi-operasi
kepolisian lainnya

34
4) Kajian-kajian lokasi atau kawasan yang akan dibangun jalan toll
atau infrastruktur baru
5) Kajian-kajian lrt dan mrt
6) Kajian ibukota negara
7) Kajian propinsi baru, kota atau kabupaten baru
8) Kajian atas jalur bantuan asing
9) Kajian atas belt road inisiative secara nasional maupun
internasional
10) Kajian tentang manajemen prioritas : 1) contra flow 2) one way
3) pengalihan arus 4) erp 5) ganjil genap 6) acara 2 protokoler
kenegaraan dsb
11) Kajian-kajian penempatan induk-induk pjr dan etle di jalan toll
maupun arteri
12) Kajian-kajian quick response time
e. Pemetaan pengoperasionalan kendaraan bermotor berbasis data
registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor ( reg ident ranmor)
dapat dibuat algoritma atau pola-pola operasionalisasi kendaraan
bermotor sehingga analisa dampak kecelakaan lalu lintas dapat
diprediksi diantisipasi dan ditemukan solusinya.
hasil pemetaan pengoperasionalan kendaraan bermotor ini dapat
diwujudkan dalam bentuk infografis info statistik info virtual melalui
berbagai sistem inputing data yang ada melalui sistem anpr automatic
number plates recognation, yang didukung dengan sistem rfid, qr
maupun obu.
f. Pemetaan pengemudi kendaraan bermotor dapat diambil dari sim
yang dikaitkan dengan sistem penegakkan hukum tilang maupun
penyidikan kecelakaan lalu lintas yang diprogramkan pada sistem tar,
traffic attitude record.
Pemetaan secara manual dan digital merupakan bagian upaya
membangun big data yang dapat dikembangkan sesuai dengan situasi
karakteristik daerah masing-masing maupun kebutuhan road safety di
masing-masing wilayah.
Pemanfaatan atas pemetaan tersebut adalah untuk mendukung sistem
k3i (komunikasi koordinasi komandopengendalian dan informasi). Yang
mampu memonitor secara on time real time, any time daerah-daerah

35
yang rawan terjadinya gangguan keamanan, yang rawan kecelakaan,
rawan kemacetan dan berbagai hal yang kontra produktif.
Sistem data dalam pemetaan merupakan bagian penting bagi
terbangunnya algoritma lalu lintas sehingga sistem manajemen lalu lintas
dengan pelayanan prima kepada publik khususnya pada hal-hal yang
bersifat emergency atau darurat.
8. ROAD SAFETY FOR TOURISM
Pariwisata menunjukkan adanya sesuatu yang holistik dari ekonomi,
politik, sosial, budaya, keamanan, keselamatan, transportasi, komunikasi
bahkan hingga ideologipun akan saling terkait.

POLITIK
SOSIA

EKONOMI

BUDAYA

ROAD SAFETY
KOMUNIKASI
FOR TOURISM KEAMANAN

TRANSPORTASI KESELAMATAN

Membangun pariwisata dapat berbasis wilayah, maupun secara ketegorial/


kepentingan/ fungsional. Kajian Kamseltibcar Lantas mendukung Road
Safety Tourism secara politik tentu kebijakan-kebijaka akan mendukung
hidup dan tumbuhnya suatu daerah wisata, baik dari transportasi,
komunikasi, berbagai pelayanan publik (dari yang primer, sekunder dan
seterusnya), Keamanan dan rasa aman diwilayahnya baik dari aktifitas
sampai barang milik warga masyarakat maupun para wisatawanya,
Keselamatan yang akan terus diupayakan, Modernisasi sistem pelayanan
publik yang cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan
mudah diakses. Dari sisi ekonomi akan memberikan devisa dan menarik
investor mengembangkan investasinya. Peningkatan kualitas hidup warga
pun akan meningkat.

36
9. ROAD SAFETY BORDER
Perbatasan merupakan daerah yang perlu mendapat perhatian khusus
dari pemerintah dan seluruh komponen bangsa. Daerah perbatasan, selain
merupakan dareah yang berbatasan dengan negara lain juga merupakan
simbol wibawa dan kedaulatan negara.

PERTAHANAN
PELAYANAN PUBLIK

PENGAMANAN

BUDAYA

ROAD SAFETY
KOMUNIKASI
BORDER JEJARING
SOSIAL DAN
ELEKTRONIK

TRANSPORTASI ADMINISTRASI

Daerah perbatasan sarat dengan potensi-potensi konflik, mulai dari


konflik personal sampai dengan konflik antar negara. perhatian khusus,
dan perlakuan khusus bagi warga negara disekitar perbatasan memang
perlu dibuat model atau dirancang dengan memahami corak msyarakat
dan kebudayaan juga memperhatikan kondisi alam, lingkungan serta
infrastruktur yang ada. Berbagai bentuk pengamanan, pertahanan dan
pelayanan publik, serta penanaman kecintaan kebangsaan menjadi hal
utama yang semestinya dilakukan. Daerah perbatasan yang menjadi
tanggung jawab polisi adalah daerah-daerah perbatasan yang di
diami masyarakat, ada perlintasan darat atau pelabuhan yang saling
menghubungkan antar negara yang berbatasan. sejalan dengan pemikiran
tersebut, peran dan fungsi polisi dalam menyelenggarakan road safety
border adalah dengan membangun model polisi masyarakat (polmas)
atau community policing untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan dari
warga yang ada disekitar perbatasan dan memberikan pelayanan prima
kepolisian khsususnya di bidang road safety. model road safety border
dibuat model jejaring sosial dan elektronik, sistem infrastruktur pelayanan

37
keamanan, keselamatan dan administrasi kepolisian mencerminkan
pelayanan yang prima. model pemolisian dibangun berbasis wilayah,
berbasis kepentingan dan berbasis dampak masalah.
pada sistem lalu lintas batas negara, juga menjadi penting tatkala masih
ditangani secara manual dan konvensional, maka akan semakin lemah
dan sarat dengan kkn (korupsi, kolusi dan nepotisme). Oleh karenanya
perlu ditangani secara baik dengan berbasis IT dengan mengedepankan e
policing.
10. ROAD SAFETY HIGH WAY POLICE
Dalam kaitan mewujudkan dan memelihara kamseltibcar lantas, PJR
memiliki fungsi untuk memonitor, menjaga, mengatur, mengawal, patroli,
TPTKP, backup system/ linking pin dan mendukung K3i.
Pengaturan secara serta tindakan
melakukan penjagaan selain untuk
mengatur secara virtual untuk memberi
kesiap siagaan terhadap hal-hal
prioritas, mengendalikan kepadatan
emergency juga untuk hal-hal yang
arus lalu lintas, menjaga keseimbangan
berkaitan dengan tindak kriminal
/ keteraturan dengan sistem pendukung
di jalan raya.
pada back office, sistem-sistem
Sistem Monitoring aplikasi sebagai kecepatan merespon. Sistem
berbasis pada IT.
pemantauannya
menerapkan intan untuk
melalui back office,
memonitor tingkat
aplikasi-aplikasi,
kepadatan arus yang
reciever, ht dan
menjadi potensi trouble

ROAD SAFETY
sebagainya
spot dan black spot.

HIGHWAY POLICE
dapat menjadi Backup Pengawalan untuk kegiatan
System/ Linking Pin pada VVIP/ Protokoler, Kegiatan
jalur-jalur jalan tol, jalur-jalur Politik, Kegiatan
luar kota yang tidak Kemasyarakatan , hal-hal yang
terjangkau oleh polres, bersifat emergency dan yang
polsek, lokasi-lokasi wisata, berkaitan dengan angkutan
lokasi-lokasi perbatasan barang dan berbahaya di
yang dilakukan dengan didukung dengan dukung dengan sistem-sistem
penerapan sistem-sistem Kemampuan PJR pendukung yaitu back office,
kendaraan emergency dan Patroli, Anggota patroli PJR selain aplikasi dan network
jejaring melakukan TPTKP rescue yang dinamis yang untuk monitoring, inputing data situasi,
untuk kecepatan mampu bergerak cepat
menolong korban dan juga untuk hal emergency dan untuk
dan lincah di segala menarik, mendorong dengan memberi
memberdayakan medan dengan
program PSC dan juga stimulasi saat terjadi perlambatan dan
perlengkapan- untuk kecepatan pelayanan publik
untuk mendukung e- perlengkapan untuk
lidik laka. dengan dukungan back office, aplikasi
mendukung TPTKP. dan berbagai sarana lainnya.

Sistem Monitoring PJR berbasis pada IT. Secara virtual induk-induk


PJR merupakan kepanjangan TMC dengan menerapkan intan untuk
memonitor tingkat kepadatan arus yang menjadi potensi trouble spot dan
black spot. Kegiatan monitoring sebagai inputing data, membuat analisa
dan produk sebagai langkah-langkah prediksi, antisipasi dan memberi
solusi.
Pengaturan secara aktual dengan penempatan kendaraan bermotor PJR
pada ruas-ruas tertentu yang rawan trouble spot dan black spot serta

38
tindakan mengatur secara virtual untuk memberi prioritas, mengendalikan
kepadatan arus lalu lintas, menjaga keseimbangan / keteraturan tatkala
ada kegiatan-kegiatan protokoler dan VVIP maupun emergency, dengan
sistem pendukung pada back office, sistem-sistem aplikasi sebagai
kecepatan merespon.
Konteks PJR melakukan penjagaan selain untuk kesiap siagaan terhadap
hal-hal emergency juga untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindak
kriminal di jalan raya. Sistem pemantauannya melalui back office,
aplikasi-aplikasi, reciever, ht dan sebagainya. Tindakan Petugas PJR dalam
melakukan Pengawalan untuk kegiatan VVIP/ Protokoler, Kegiatan Politik,
Kegiatan Kemasyarakatan , hal-hal yang bersifat emergency dan yang
berkaitan dengan angkutan barang dan berbahaya di dukung dengan
sistem-sistem pendukung yaitu back office, aplikasi dan network dan
sebagainya. Dalam melakukan Patroli, Anggota patroli PJR selain untuk
monitoring, inputing data situasi, juga untuk hal emergency dan untuk
menarik, mendorong dengan memberi stimulasi saat terjadi perlambatan
dan untuk kecepatan pelayanan publik dengan dukungan back office,
aplikasi dan berbagai sarana lainnya.
Selain itu PJR perlu didukung dengan kendaraan emergency dan rescue
yang dinamis yang mampu bergerak cepat dan lincah di segala medan
dengan perlengkapan-perlengkapan seperti Camera, Alkom, Perlengkapan
TAA, Chain saw, Peralatan P3k, Sistem k3i, Tim terpadu dan sebagainya.
Hal ini diperlukan untuk mendukung TPTKP. Kemampuan PJR melakukan
TPTKP untuk kecepatan menolong korban dan memberdayakan program
PSC dan juga untuk mendukung e-lidik laka.
Selain itu Petugas PJR dapat menjadi Backup System/ Linking Pin pada
jalur-jalur jalan tol, jalur-jalur luar kota yang tidak terjangkau oleh polres,
polsek, lokasi-lokasi wisata, lokasi-lokasi perbatasan yang dilakukan
dengan penerapan sistem-sistem jejaring lainnya sehingga bisa menjadi
backup dan linking pin.
11. BIG DATA
Di era digital berbagai kehidupan sosial kegiatan keduanya saling terhubung
secara elektronik. Produksi barang yang boleh dikatakan sebagian besar
dikerjakan dengan mesin atau sistem-sistem robotik. Sistem bisnis dan
jual-beli dalam pasar yang dikelola secara online. Sistem perbankan dan
pengelolaan keuangan secara elektronik. Sistem pengoperasionalan

39
angkutan umum melalui sistem uber, grab dan sistem-sistem online.
Sistem kesehatan pun pendeteksian, pengobatan sampai dengan operasi
dan transplantasi dilakukan dengan sistem laser dan kamera-kamera tiga
dimensi untuk pemantauan dan proses-proses penyembuhanya. Sistem-
sistem informasi dan komunikasi yang semakin canggih membuat dunia
tanpa batas ruang dan waktu. Sistem-sistem pengawasan, pengendalian
dan penegakan hukumpun bisa melalui sistem-sistem sensor atau melalui
kamera-kamera pengawas.

PETUGAS CYBER SISTEM-SISTEM APLIKASI YANG


COPS TERHUBUNG

PELAYANAN PRIMA
YANG REAL TIME DAN PELAYANA PRIMA
ON TIME KEPOLISIAN

BIG DATA
SISTEM PETA DIGITAL,
SISTEM DATA DARI MANUSIA,
PRODUK UNTUK PREDIKSI, DATA KENDARAAN
ANTISIPASI DAN SOLUSI BERMOTOR, DATA JALAN,
SITUASI ALAM DAN
KONDISISOSIAL
KEMASYARAKATAN

SISTEM PENDATAAN YG
BACK OFFICE KOMPREHENSIF/
APPLICATION HOLISTIK/ SISTEMIK SISTEM INFORMASI,
NETWORK KOMUNIKASI DAN KODAL

Para petugas cyber cops dituntut untuk bekerja cerdas dan mampu
memberi solusi-solusi prima. Sistem-sistem aplikasi yang terhubung
dapat diaplikasikan dan diberdayakan untuk adanya pelayanan-pelayanan
prima kepolisian. Sistem peta digital, sistem-sistem data dari manusia,
kendaraan bermotor, jalan, situasi alam dan kondisi sosial kemasyarakatan
saling terkoneksi akan adanya sistem pantau, informasi komunikasi dan
kodal yang terpadu. Sistem-sistem yang ada pada aplikasi-aplikasi akan
mampu beroperasional dengan baik dan benar tatkala di dukung sistem
pendataan yang komprehensif/ holistik/ sistemik.
Data yang terintegrasi akan mampu menembus sekat ruang waktu dan
permasalahan. Solusi-solusi tepat dapat dilihat dari berbagai keterkaitan
antara virtual maupun aktual. Sistem inputing data akan menjadi sangat
penting untuk mendukung terbangunya big data. Sistem-sistem inputing
data dapat diperoleh dari pengguna secara proaktif, atau melalui sharing
data antar back office , juga dari sistem-sistem informasi komunikasi yang
diinput melalui cctv, dan jaringan-jaringan lainya.

40
Kegunaan big data akan mengembangkan fungsi aplikasi semakun cerdas
dalam menganalisa maupun untuk menemukan solusi. Sistem big data
memerlukan energi besar untuk menampung dan mengaplikasikan
melalui sistem-sistem analisis program. Produk-produk yang dihasilkan
mampu memberikan petunjuk untuk prediksi, antisipasi dan solusi.
Kompetensi bagi petugas cyber cops salah satunya adalah penginputan,
pengkategorian, pemanfaatan dan analisa data. Karena ini akan menjadi
kekuatan untuk mampu memberikan pelayanan-pelayanan prima yang
real time dan on time.
12. ONE GATE SERVICE SYSTEM
Era digital akan ditandai dengan adanya back office sebagai otaknya
pengepul data dan membuat analisa atas data-data yang sudah masuk
sehingga bisa memprediksi mengantisipasi dan memberikan solusi.

PELAYANAN PELAYANAN
ADMINISTRASI HUKUM

PELAYANAN
KEAMANAN
PELAYANAN PRIMA
YANG REAL TIME
DAN ON TIME
ONE GATE SERVICE
PELAYANAN
KESELAMATAN

BACK OFFICE PELAYANAN


APPLICATION KEMANUSIAAN
NETWORK

Pada back office akan menjadi pusat K3i : komunikasi, koordinasi,


komando, pengendalian dan informasi. Selain back office ada berbagai
aplikasi sebagai bentuk pelayanan dan inputing data dalam bentuk fitur
atau gambar yang cepat, singkat, padat dan mudah diakses. Antara back
office dengan aplikasi dan juga dengan pelanggan pengguna ataupun
dari masyarakat terluas akan dihubungkan melalui sistem-sistem network
baik internet atau sistem-sistem lainya. Bagaimana dengan ruang dan
waktu? Inilah yang dipangkas oleh era digital ruang dan waktu tanpa sekat
on time dan real time.
Pelayanan publik merupakan cermin dari peradaban suatu bangsa?
Mungkin terlalu lebay. Pelayanan publik refleksi profesionalisme aparatur

41
negara dan wujud kecintaan serta kebanggaanya di dalam membangun
peradaban bangsanya. Mungkin ini sedikit lebih mudah dilihat dirasakan oleh
publik. Tatkala pelayanan publik ini menjadi sesuatu yang membanggakan
menjadi core dan ikon suatu institusi tentu akan dilakukan dengan prima
dan tulus hati. Namun sebaliknya tatkala pelayanan publik menjadi ajang
penyimpangan perebutan kewenangan bahkan kesewenang-wenangan,
sebenarnya tinggal menunggu saja kapan ini meledaknya. Pelayanan
publik dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Pelayanan administrasi yaitu pelayanan yang diberikan kepada
publik untuk dapat memanfaatkan administrasi baik untuk perizinan,
pengkajian, pengawasan, pertanggungjawaban, bahkan untuk
mendapatkan fasilitas-fasilitas baik dari pemerintah maupun sektor
bisnis.
b. Pelayanan hukum, ini merupakan bagian untuk adanya kepastian
bagi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan adanya
kepastian. Pelayanan hukum ini akan memberikan jaminan dari
berbagai hal yang bisa menjadi penuh ketidakpastian, juga
memberikan solusi secara beradab mampu mencegah bila terjadi
penyimpangan-penyimpangan. Selain itu juga mencerdaskan
kehidupan bangsa hukum dan penegakannya dilakukan untuk
melindungi mengayomi dan melayani masyarakat, korban, juga para
pencari keadilan.
c. Pelayanan keamanan dan keselamatan. Kedua hal ini saling terkait ini
akan berkaitan dengan sistem-sistem operasional dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Keamanan dan keselamatan merupakan
suatu jaminan yang diberikan untuk memprediksi, mengantisipasi
dan memberi solusi dalam kondisi normal maupun kontijensi.
Pelayanan informasi. Di era digital informasi merupakan suatu sumber
kekuatan bagi masyarakatnya. Sehingga kecepatan, keakurasiannya,
kemudahan mengaksesnya pun menjadi standar keunggulannya.
d. Pelayanan kemanusiaan, merupakan pelayanan sosial agar
keteraturan keharmonian dalam kehidupan sosial dapat berjalan
dengan sebagaim semestinya. Pelayanan kemanusiaan sebagai suatu
standar prima bagaimana segala sesuatu hal dapat dilakukan secara
cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif, dan mudah
mengaksesnya.

42
Pelayanan publik bisa dikatakan dilayani oleh berbagai institusi.
Berbagai spirit menggelorakan untuk sinergi dan berintegrasi, namun
faktanya cara-cara konvensional, manual dan parsial terus saja dilakukan.
Mengapa demikian terus terjadi? Bisa saja kelompok confort zone,
kelompok-kelompok status quo mempertahankan kemapanannya dan
kenyamanannya. Enggan untuk melakukan perubahan, atau malah takut
kehilangan hak-hak istimewa-istimewanya? Bisa saja demikian. Namun
tatkala core dari pelayanan publik adalah untuk mengangkat harkat
manusia dan citra bangsa, maka cara-cara konvensional, parsial dan
manual akan diperbaharui dengan sistem-sistem online.
Saatnya kita mengatakan akhir dari sistem birokrasi tidak rasional yang
sarat dengan pendekatan-pendekatan personal. Sehingga sulit mengukur
standar profesionalismenya baik di dalam birokrasi maupun di dalam
masyarakat. Membangun birokrasi yang rasional diperlukan suatu political
will yang kuat. Tentu didukung para mitra sebagai bagian dari soft
power-nya. Para aparatur negara tanpa dukungan dari luar sulit rasanya
memperbaiki birokrasinya. Orang-orang di dalam bisa saja menjadi
tempered radical yang berpikir out of the box atau keluar dari mainstream
yang ada. Namun jebakan-jebakan labirin birokrasi begitu rumit dan bisa-
bisa membuat orang-orang baik atau yang ingin mewaraskan birokrasi
terjebak dan dikorbankan.
Dengan kemajuan teknologi, kemitraan dengan para pemangku
kepentingan dalam membangun pelayanan dalam one stop service
akan semakin mudah dan banyak efisiensi yang bisa dilakukan termasuk
menangkal penyimpangan-penyimpangan.
Tatkala di-online-kan maka sistem-sistem yang di-online-kan secara
elektronik melalui back office, aplication dan network-nya, maka masyarakat
cukup datang ke suatu tempat atau secara online untuk mendapatkan
sistem-sistem pelayanan yang dibutuhkan. Yang bisa dikerjakan dengan
sistem mengapa harus dilakukan manusia? Pertanyaannya kalau semua
online apa gunanya sumber-sumber daya manusia? Ini pertanyaan konyol,
namun sering menjadi pembenar untuk berjayanya status quo. SDM ini
aset utama bangsa kehebatan manusia ini ada pada pemikirannya, hati
nuraninya dan ototnya atau tenaganya. Gerakan-gerakan menuju one
stop service dikakukan pada back office melalui aplikasi-aplikasi elektronik
yang terhubung satu dengan lainnya. Para pekerja/SDM-nya tentu akan
menjadi penghubung, menjembatani untuk adanya solusi-solusi yang

43
profesional, cerdas, bermoral dan modern. Meningkatnya harkat dan
martabat para aparatur negara tatkala birokrasi mampu membangun
sistem-sistem pelayanan dalam one gate service dalam sistem-sistem
online melalui aplikasi-aplikasi elektronik yang mampu memberikan
pelayanan-pelayanan tersebut secara prima. Yang cepat tepat akurat
transparan akuntabel informatif dan mudah diakses.
13. CYBER COPS
Cyber cops adalah sebuah media dan tim yang digunakan untuk
mempermudah Polri dalam memanfaatkan internet sebagai media
komunikasi dan informasi. Dengan pembentukan Cyber Cops diharapkan
dapat juga mendukung pencapaian visi menjadi Polisi yang profesional,
modern, dan terpercaya.

MEMBERIKAN RESPON CEPAT DAN TEPAT


TERHADAP INFORMASI MASYARAKAT

CYBER COPS MEMBANGUN BASIS


MEMANTAU DAN DATA PENDUKUNG
MENGUMPUKAN DARI INFORMASI DI
INFORMASI DARI ADALAH SEBUAH MEDIA DAN TIM YANG DIGUNAKAN UNTUK
MEMPERMUDAH KORLANTAS POLRI DALAM MEMANFAATKAN INTERNET YANG
MASYARAKAT YANG DAPAT DIGUNAKAN
INTERNET SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI.
TERKAIT DENGAN UNTUK
DENGAN PEMBENTUKAN CYBER COPS DIHARAPKAN DAPAT
LALU-LINTAS PENGAMBILAN
JUGA MENDUKUNG PENCAPAIAN VISI MENJADI POLISI YANG
PROFESIONAL, MODERN, DAN TERPERCAYA KEPUTUSAN

MEMPERKUAT CITRA KORLANTAS SEBAGAI


POLISI YANG PROMOTER

Tujuan dari kegiatan ini antara lain: 1. Memantau dan mengumpukan


informasi dari masyarakat yang terkait dengan lalu-lintas, 2. Memberikan
respon cepat dan tepat terhadap informasi tersebut di atas, 3. Membangun
basis data pendukung dari informasi di internet yang dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan dan 4. Memperkuat citra Polri sebagai
Polisi yang promoter.

44
14. ROAD SAFETY RESEARCH AND DEVELOPMENT
Wadah kemitraan yang merupakan representasi dari para pemangku
kepentingan di bidang llaj yg secara bersama-sama mencari akar masalah
lalu lintas dan menemukan solusi yg tepat dan dapat diterima oleh semua
pihak.

PENCEGAHAN

ROAD SAFETY PERBAIKAN

RESEARCH &
PEMBANGUNAN

DEVELOPMENT
PENINGKATAN

Produk-produk yg dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk :


a. Pencegahan
b. Perbaikan
c. Peningkatan
d. Pembangunan
Tarc dapat menjadi tim transformasi untuk implementasi dekade aksi
keselamatan pada fungsi lalu lintas serta menjadi soft power bagi
peningkatan kualitas keselamatan dan upaya menurunkan tingkat
fatalitass korban laka lantas.
Research dan development adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan produk
yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini adalah
tidak selalu berbentuk hardware, tetapi bisa juga perangkat lunak
(software). Research dan development adalah pengkajian sistematik
terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan
produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, kepraktisan,
dan efektifitas.

45
15. SAFETY DRIVING/ RIDING CENTRE)
Safety Driving / Riding Centre merupakan :
a. Tempat belajar dan berlatih, pengujian tentang keselamatan
berkendara (safety driving/ riding) yang mencakup aspek manusia,
kendaraan, dan lingkungan.
b. Wujud dari kepekaan dan kepedulian para pemangku kepentingan
dalam mewujudkan dan memelihara kamseltibcar lantas
c. Strategi untuk membantu pemerintah dalam menurunkan tingkat
fatalitas korban kecelakaan dan meningkatkan kualitas keselamatan
juga sebagai upaya menyiapkan dan meningkatkan kualitas
kemampuan dan keterampilan para pengendara kendaraan bermotor
di jalan raya (dalam berlalu lintas)
d. Upaya membangun budaya tertib lalu lintas melalui pembentukan
karakter para pengendara dalam berlalu lintas.
e. Pusat studi/ kajian tentang keselamatan berkendara (safety driving/
riding).
Visi dari Safety Driving / Riding Centre adalah Menjadi pelopor bagi
keselamatan berkendara di Indonesia, menjadi pusat studi dan latihan dan
menjadi pendukung / tim transformasi.
Sedangkan misinya adalah
a. Menyiapkan fasilitas belajar dan berlatih
b. Menyiapkan kurikulum dan materi-materi tentang safety driving/
riding
c. Menyiapkan pelatih-pelatih/ instruktur yg berdasarkan kompetens
d. Menyiapkan kajian-kajian/ studi
e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang safety driving/
riding yg berkompetensi
f. Kemitraan
g. Memback up/ membantu kewilayahan/ daerah kaitannya dengan
safety driving/ riding
h. Melaksanakan kampanye keselamatan
Safety driving centre (SDC) merupakan sistem untuk mendukung saver
people melalui :

46
a. Sistem pendidikan keselamatan.
b. Sistem uji SIM yang terdiri dari uji administrasi, program penyadaran,
uji teori, uji simulator dan uji praktek
c. Sistem penerbitan SIM
d. Sistem perpanjangan SIM dikaitkan dengan demerit point system
e. Fungsi SIM yang prima: Legitimasi kompetensi, Forensik kepolisian
Fungsi kontrol/ penegakan hukum.
16. SISTEM PENGAMANAN KOTA
Sistem pengamanan kota (sispamkota) yang sering dijadikan pedoman
adalah cara-cara penanganan huru-hara atau unjuk rasa di kota sebagai
suatu (1) wilayah dengan berbagai situasi dan kondisinya, (2) memiliki
pemerintahan dan sistem pendukungnya, dan (3) sistem sosial masyarakat
yang diberlakukan.
Sebuah sistem sosial yang berjalan dalam kehidupan masyarakat
menunjukan adanya (1) dinamika kehidupan sosial dan (2) produksi yang
dapat menumbuhkembangkan kualitas hidup. Namun kenyataannya tidak
semua sistem berjalan sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Ada hal-
hal yang bisa menghambat, merusak, bahkan mematikan sistem tersebut,
antara lain:
a. Kriminalitas.
b. Penyimpangan sosial
c. Kegiatan masyarakat yang melibatkan masa besar
d. Konflik antarwarga
e. Perlawanan
f. Kerusakan sistem dan kerusakan infrastruktur.
g. Gangguan lalu lintas dan transportasi.
h. Bencana alam.
Delapan hal itulah yang dibangun polisi untuk memberikan jaminan
keamanan dan keselamatan di kota. Penangannya bukan semata mata
reaktif atau represif, termasuk preemtif dan preventif karena keberhasilan
tugas polisi bukan semata-mata pada pengungkapan kasus, tetapi juga

47
a. menghindarkan terjadinya kasus,
b. mengusahakan gangguan kamtibmas tidak terjadi,
c. membangun keteraturan sosial,
d. membangun ketaatan hukum warga masyarakat,
e. membangun legitimasi dan dukungan atas kinerja polisi, serta
f. meningkatkan kemampuan pencegahan, penanganan, dan
perehabilitasian.
Pola-pola Pengamanan Kota dapat dikategorikan rutin, khusus, dan
kontijensi. Pengamanan rutin adalah pola pemolisian yang memberikan
jaminan keamanan dan rasa aman masyarakat yang dasarnya adalah
intel dasar, kalender kamtibmas, karakteristik kerawanan, daerah maupun
perkiraan intelejen. Pola-pola pengamanan yang bersifat khusus adalah
jaminan keamanan dan rasa aman atas kegiatan-kegiatan:
a. kemasyarakatan (olah raga, pesta adat, pesta rakyat, hiburan, kegiatan
keagamaan)
b. protokoler kenegaraan,
c. kegiatan politik (pemilu, pemilukada),
d. operasi kepolisian (terpusat, mandiri kewilayahan).
Pola-pola penanganan yang bersifat kontijensi dapat dikategorika:
a. faktor manusia: teror bom, konflik antarwarga, demonstrasi bermassa
besar, pemogokan masal, pembakaran hutan, dan sebagainya.
b. faktor alam: banjir, tanah longsor, kebakaran hutan karena alam,
gempa bumi, tsunami, angin puting beliung, gunung meletus, dan
sebagainya.
Langkah tindak yang dapat dilakukan dalam mengamankan kota sebagai
berikut:
a. Tingkat manajemen:
1) membuat system operationl procedure (SOP) sebagai frame work
yang dibuat sebagai bagian dari pemetaan dan pengkategorian
penyelenggaraan tugas kepolisian baik premtif, preventif,
penegakan hukum (represif ), dan rehabilitasi. melakukan prinsip-

48
prinsip operasional manajeman: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian.
2) MoU dengan para pemangku kepentingan lainnya sebagai
bagian dari program kemitraan dan sebagai bagian membangun
sistem yang terpadu dan berkesinambungan.
3) Political will sebagai soft power
b. Pembangunan infrastruktur yang didukung oleh sistem informasi dan
teknologi mutakhir dengan online system (komunikasi, koordinasi,
komando dan pengendalian dan informasi), sebagai sistem yang
terpadu antarfungsi dan bagian menjadi pada electronic service.
Contoh: TMC (Traffic Management Centre) sebagai pusat K3i lalu
lintas. Call and comand centre (Roops atau samapta), Pusat Kendali
Lidik dan Sidik Reskrim, Pusat Data dan Informasi Intekam. Infrastruktur
ini merupakan system modern yang mendukung kinerja polisi agar
cepat, tepat, akurat, akuntabel, dan informatif .
c) Tingkat operasional
Pola pemolisian tingkat operasional adalah implementasi di lapangan
dari masing-masing fungsi dalam memberikan jaminan keamanan
dan rasa aman masyarakat, baik yang bersifat rutin, khusus, maupun
kontijensi. Penyelenggaraannya mengacu pada apa yang dibuat di
tingkat manajemen dan di pusatkan kendali pada TMC atau call and
comand centre.
Membangun sistem komunikasi, baik melalui media ataupun secara
langsung. Menyelenggarakan pemolisian yang konvensional dan
manual yang didukung oleh infrastruktur (sistem informasi dan
teknologi yang modern). Mewujudkan target-target dan standarisasi
capaian tugas yang telah diatur dalam SOP.
Sistem pengamanan kota merupakan suatu jaminan keamanan dan
rasa aman warga kota dari berbagai gangguan kamtibmas baik untuk
pencegahan, penanganan hingga proses rehabilitasinya. Pola-polanya
adalah proaktif, problemsolving, kemitraan, dan pengutamaan pencegahan
yang berorientasi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.

49
17. EMERGENCY POLICING
Transplantasi di dalam konteks ini mengambil istilah kedokteran,
yang diistilahkan dalam pertanian adalah sebagai bentuk cangkok/
diplasmakan, karena adanya kerusakan organ atau untuk menggantikan
atau memperbaiki organ yang rusak. Tatkala terjadi situasi kontijensi (baik
dari faktor manusia, alam maupun infrastruktur), polisi dan pemolisianya
bisa mengalami kerusakan sistem atau bahkan lumpuh total. Tatkala
kepolisian tadi tak dapat menjalankan pemolisianya tentu saja pelayanan-
pelayanan kepolisian akan kacau, atau setidaknya terbengkalai. Pada saat
kontijensi polisi dan pemolisianya bisa terkena imbas dan berdampak luas,
karena polisi sendiri menjadi korban yang dirinyapun perlu ditolong/ di
backup dari kesatuan-kesatuan lainya.
Konteks inilah pemolisian transplantasi sebagai model pemolisian pada
saat kontijensi yang akan memback up dari tingkat polsek sampai dengan
tingkat Polda ( disesuaikan konteks dampak kerusakanya/ pengaruh
besarnya yang mengakibatkan tidak efektif pemolisianya). Model
pemolisian transplantasi ini bisa melihat model polisi dengan pemolisian
PBB di mission area sebagai peace keeper. Apa yang dilakukan pada
pemolisianya sebagai international policing (pemolisian antar bangsa: yang
para petugasnya dari berbagai bangsa), namun ada kesamaan pola yang
dikerjakan. Pemolisian berbasis wilayah (dari level post monitor, province
comander sampai dengan police head quarter) diimplementasikan
sebagai penjaga, pengamat, jembatan penghubung, pelatih, back up
system sampai kepolisian lokal bisa bekerja sebagai seharusnya.
Pemolisian berbasis pada fungsi-fungsi (ini tidak dikerjakan sepenuhnya
seperti sebuah KOD (kesatuan operasional dasar), melainkan
diprioritasikan untuk patroli, pengawalan, pengamanan obyek-obyek
tertentu dan kegiatan-kegiatan tertentu (pemilihan umum, tugas-tugas
rumah sakit/ kesehatan, penjinak bom, pengendali massa, patroli jarak
jauh dan sebagainya). Selain itu juga ada pemolisian yang menjadi bagian
diplomasi atau bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan
agar terpelihara keteraturan sosial, keamanan dan rasa aman warga yang
dilayaninya.
Pola-pola pemolisian pada daerah misi perdamaian PBB mengacu pada 4
unsur:
a. Kepemimpinan,

50
b. Administrasi ( SDM, perencanaan dan program-program, sarana,
prasarana dan anggaran),
c. Operasional,
d. Capacity building.
Implementasi pemolisian pada saat kondisi kontijensi bisa mengacu pada
pola-pola pemolisian transplantasi dengan menerapkan community
policing/ polmas yang didukung dengan sistem-sistem online di bidang
: kepemimpinan, administrasi, operasional dan capacity building. Pola
transplantasi dapat dilakukan pada tingkat Mabes, tingkat Polda. Dengan
personil-personil kontijensi yang bersifat ad hoc dengan menunjuk
pejabat-pejabat berdasar wilayah, fungsional adapun back up system
dilakukan kepolisian terdekat juga dari pusat. Pola pemolisianya untuk
lokasi yang parah berdampak luas dan memerlukan jangka waktu yang
cukup lama (minimal 6/ lebih misalnya Tsunami Aceh: 2004, Gempa Jogja
: 2006, kebakaran hutan, konflik-konflik Sara yang berkepanjangan dan
sebagainya) dapat dibangun dari :
a. Perkantoran tingkat Polda, Polres dan Polsek (yang bisa dibangun
dengan tenda-tenda lapangan, bekas-bekas kontainer atau
memanfaatkan tempat-tempat/ lokasi yang biasa diberdayagunakan.
Selain itu juga dilengkapi pejabat (sebagai pemimpin, staf dan
petugas- petugas lapangan). Membangun posko-posko sebagai
pusat K3i yang berisi peta-peta dan jaringan-jaringan elektronik
maupun kontak- kontak person sebagai jejaring. Situasi dan kondisi
riil lapangan (bisa dibuat kategori (merah : Rawan 2, kuning : Rawan 1,
hijau : kondisi normal), sistem-sistem pergeseran pasukan/ petugas-
petugas untuk back up kontijensi (brimob, sabahara / pasukan
gabungan), peta-peta rute dari dan ke lokasi sasaran ( dan berbagai
alternatifnya).
b. Peralatan-peralatan komunikasi, HT, telepon, sistem-sistem
komunikasi melalui media sosial, sebagai arana komunikasi, komando
dan pengendalian serta koordinasi secara cepat dan real time.
c. Kendaraan bermotor (Sepeda motor, mobil double cabin, truck, bus,
ambulan, alat berat) siap operator dan BBM-nya. Kesiapan bengkel
lapangan, dan untuk penggantian suku cadang bila terjadi sesuatu
kerusakan/ kecelakaan.

51
d. Helikopter, sebagai sarana evakuasi udara, pendistribusian bantuan,
maupun untuk kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
e. Gudang-gudang bantuan kemanusiaan dan pola-pola pendistribusian.
Rumah sakit lapangan dan perlengkapan medisnya.
f. Posko-posko untuk pengendalian relawan dan pendistribusian
bantuan dan sistem pendataan dan sebagainya.
Pemolisian transplantasi diimplementasikan tatkala korban cukup banyak,
berdampak luas dan berkepanjangan, penangananya memerlukan sinergi
antar pemangku kepentingan di mana kepolisian lokal/ setempat tidak
bisa berdaya/ tidak mampu beroperasional karena juga sebagai korban.
Pola Pemolisian transplantasi di saat kontijensi, diawaki oleh orang- orang
yang memiliki kompetensi sebagai :
a. Pemimpin kewilayahan yang transformasional,
b. Petugas-petugas polisi profesional di bidangnya, yang siap membantu
dan tidak menjadi benalu bagi kepolisian lokal,
c. Sarana prasarna dan perlengkapan sistem IT nya di back up dari pusat,
bukan beban polisi lokal. Dalam kondisi darurat pola pemolisian
transplantasi ini dapat segera dikirim sebagai backup kewilayahan
dan sistem operasionalnya dengan model asta siap dengan satgas-
satgasnya,
Asta siap : 1. Siap pilun, 2. Siap posko, 3. Siap latpraops, 4. Siap cipkon
masyarakat (jejaring masyarakat/ pemangku kepentingan) , 5. Siap mitra
polisi sebagai soft power, 6. Siap SDM (posko, satgas, dan pasukan-
pasukan kontijensi), 7. Siap sarpas (dengan IT-nya), 8. Siap anggaranya
yang menggunakan anggaran back up pusat. Satgas-satgas yang dibentuk
secara fungsional : 1. Satgas preemtif mengemban fungsi intelejen maupun
bimmas, 2. Satgas preventif mengemban fungsi sabhara maupun lalu lintas
(pengaman jalur-jalur lalu lintas, evakuasi, bantuan, dan sebagainya), 3.
Satgas represif (penegakkan hukum) yang mengemban fungsi reskrim, 4.
Satgas kontijensi (Brimob, pasukan gabungan), 5. Satgas Pam wal VVIP/VIP
(Pam obvit maupun lalu lintas), 6. Satgas bantuan (bantuan administrasi,
operasional / kompi kerangka).
Pemolisian transplantasi merupakan model pemolisian yang bersifat ad
hoc tatkala yang dibantu bisa segera pulih/ normal maka bisa segera
ditutup/ dikembalikan.

52

Anda mungkin juga menyukai