Siaran Pers Kasus PC Sambo - JPHPKKS
Siaran Pers Kasus PC Sambo - JPHPKKS
1
diterapkan begitu saja dalam kasus PC. Faktor relasi mana yang lebih dominan dalam
hubungan PC dengan Brigadir J terutama terkait status sosial, struktur dan kultur kepolisian,
semua faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan
Kedua, kasus pembunuhan Brigadir J memperlihatkan ada permasalahan serius di tubuh
Polri, sehingga perlu melakukan pembenahan. Terutama terkait penanganan kasus
kekerasan seksual yang masih diskriminatif selama ini. Dalam kasus PC sebagai tersangka,
penyidik tidak melakukan penahanan padahal ia merupakan tersangka pembunuhan
berencana dengan ancaman hukuman yang serius dan terlibat dalam tindakan obstruction
of justice. Sebelumnya, laporan PC terkait pelecehan seksual di Polres Jakarta Selatan
secara cepat di proses ke tahap penyidikan.
Respon penyidik memperlihatkan sikap yang membedakan atau tepatnya memberikan
perlakuan istimewa (privilis) terhadap PC dibanding banyak perempuan lainnya baik sebagai
tersangka maupun sebagai korban kekerasan seksual. Dari banyak laporan penanganan
kasus kekerasan seksual, laporan korban sulit diproses, dan membutuhkan usaha keras
untuk bisa naik ke tahap sidik, bahkan menghabiskan waktu yang lama namun tidak berhasil.
Begitupun bagi perempuan tersangka atau terpidana, penahanan tetap dilakukan meskipun
memiliki anak bayi bahkan yang masih menyusui.
Berdasarkan catatan tersebut, Kami meminta kepada Kepolisian dan lembaga yang memiliki
kewenangan serta pihak terkait lainnya, agar:
1. Kepolisian segera melakukan pembenahan di internalnya, dan menghentikan praktek
diskriminasi terhadap korban kekerasan seksual selama ini, termasuk diskriminasi dalam
pelayanan dan penegakan hukum berdasarkan status sosial.
2. Mempercayakan kepada Kepolisian untuk membuka secara terang benderang
kebenaran dibalik kematian Brigadir J. Dan Kepolisian harus bekerja secara profesional
dan akuntabel.
3. Khususnya, bagi lembaga negara yg melakukan pemantauan agar menjalankan sesuai
tugas dan fungsi yang diemban dalam kasus pembunuhan Brigadir J dengan secara jernih
mempertimbangkan seluruh fakta-fakta.
4. Dalam penerapan analisis relasi kuasa pada laporan dugaan kekerasan seksual, perlu
mempertimbangkan faktor relasi mana yang lebih dominan dalam hubungan PC dengan
Brigadir J terkait dengan status sosial, struktur dan kultur kepolisian, semua faktor-faktor
ini perlu dipertimbangkan.
5. Kepolisian agar menghadirkan ahli-ahli secara independen, untuk mencegah upaya
perintangan proses hukum (obstruction of justice), agar preseden sebelumnya tidak
berulang.
6. Mendorong adanya kebijakan afirmasi bagi perempuan yang berhadapan dengan hukum
(PBH) dengan situasi khusus, misalnya tahanan perempuan yg punya balita apalagi
menyusui, perlu mempertimbangkan peran reproduksi mereka.
2
Contact Person:
1. Ratna Batara Munti (0813 1850 1072)
2. Yeni Rosa Damayanti (0812 8296 7011)
3. Lia Marpaung (0812 8328 5818)
4. Salma Safitri Rahayaan (082231708622)
5. Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (021 8370 1809)