Penerapan Budaya 5R Di Lingkungan Kos
Penerapan Budaya 5R Di Lingkungan Kos
Kata kunci: Kos, Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin, Bersih, Nyaman.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Ringkas (Seiri)
Ringkas berarti mampu menyimpan barang-barang yang hanya dibutuhkan
dan mampu memisahkan benda yang diperlukan dengan benda-benda yang
tidak diperlukan. Dengan kata lain, benda-benda yang tidak diperlukan harus
disingkirkan agar terlihat ringkas. Salah satu kendala bagi sebagian orang
untuk menyimpan barang yang hanya dibutuhkan adalah pemikiran yang
timbul bahwa mungkin saja barang yang tidak dibutuhkan saat ini akan
dibutuhkan di waktu mendatang, sehingga barang yang tidak dibutuhkan
tersebut tetap disimpan dan memenuhi ruangan. Namun hal ini bisa
diantisipasi secara bijak dengan adanya pemilihan yang jelas apakah barang
tersebut diperlukan atau tidak (Frans M Royan, dalam Septiani & Pratiwi,
2020:25). Oleh karenanya, poin penting dari ringkas adalah pemilihan dan
pemilahan antara barang yang diperlukan atau tidak. Kondisi kamar kos
maupun lingkungan kos yang ringkas akan timbul perasaan terhadap ruang
yang lebih lega, sebab hanya barang yang dibutuhkan saja yang disimpan. Hal
ini juga akan membuat penghuni kos lebih leluasa untuk berlalu-lalang
maupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
2. Rapih (Seiton)
Rapih pada prinsipnya dapat menyimpan dan meletakkan barang di tempat
penyimpanan yang telah disediakan. Rapih berarti dapat menata dan
menyimpan barang pada tempat yang seharusnya. Jika barang-barang
berserakan dan tidak disimpan pada tempatnya, akan mengakibatkan kesulitan
untuk mencari dan menemukannya dalam kondisi urgent. Tentu hal ini akan
membuang waktu hanya untuk mencari barang yang berserakan. Selain
efisiensi waktu, barang yang disimpan dengan tertata akan membuat
lingkungan ataupun kamar kos rapih dan enak dipandang.
Konsep ini bisa diterapkan dengan memberikan tanda pada barang atau
tempat penyimpanan. Agar lebih terorganisir, tempat penyimpanan bisa
ditempelkan label di bagian luar supaya mudah dilihat ketika hendak dicari
atau disimpan kembali. Dengan pemberian label, barang dipastikan dapat
disimpan di tempat yang sama dan tetap atau tidak berpindah-pindah.
1) Membuat layout atau tata letak kamar kos. Tentukan tata letak penempatan
barang di kamar kos. Langkah ini memudahkan penghuni kos untuk
memanfaatkan ruang yang ada sesuai kapasitasnya. Misalnya
merencanakan arah penempatan kasur dan lemari yang disesuaikan dengan
kapasitas kamar kos agar terlihat lebih lega dan leluasa untuk berlalu-
lalang.
2) Memberikan label pada tempat penyimpanan barang. Hal ini akan sangat
bermanfaat bagi seseorang yang mudah lupa, sebab langkah ini
memudahkan penghuni kos untuk mengingat letak menyimpan barang
hanya dengan mencari barang berdasarkan label. Label dapat ditempel dan
diberikan tulisan sebagai penanda barang yang disimpan di dalamnya.
3. Resik (Seiso)
Resik berarti kondisi lingkungan kos bersih dari kotoran maupun debu.
Lingkungan kos harus dibersihkan secara rutin agar mencegah timbulnya
berbagai penyakit dari bakteri yang berkembangbiak pada permukaan yang
kotor. Misalnya, kos harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi yang baik.
Pengelolaan sampah yang berserakan dan sanitasi yang kurang baik dapat
mempermudah kemunculan vector nyamuk aedes yang merupakan risiko
penyebab penyakit demam berdarah atau DBD (Taniansyah dkk, 2020:708).
Oleh karena itu, lingkungan kos harus terjaga kebersihannya agar tidak
terinfeksi virus dengue yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes.
Resik lebih menitikberatkan pada tindakan pembersihan baik kamar kos
maupun lingkungan kos. Kegiatan bersih-bersih akan menjadikan lingkungan
terasa lebih nyaman.
Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan prinsip resik antara lain:
1) Ketersediaan alat kebersihan. Penghuni kos dapat membuat daftar alat
kebersihan dan membeli alat-alat kebersihan tersebut. Alat kebersihan
yang mungkin dibutuhkan dalam lingkungan kos seperti sapu, kemonceng,
sikat toilet, dan lainnya. Terkadang ada beberapa pemilik kos yang sudah
menyediakan alat kebersihan dan mempersilakan anak kos untuk
menggunakannya dengan tanggung jawab.
2) Membuat jadwal kegiatan kebersihan secara bergilir. Ada beberapa kos
yang memiliki penjaga kos dan bertugas untuk membersihkan lingkungan
di sekitar kos. Namun ada juga lingkungan kos yang tidak memiliki
petugas khusus untuk membersihkan kos. Untuk kos tipe seperti ini,
penghuni kos dapat membuat jadwal untuk membersihkan lingkungan kos
secara bergilir. Misalnya membuat jadwal membersihkan kamar mandi
luar, lorong, balkon, dan dapur bersama secara bergilir. Penghuni kamar
nomor 5 membersihkan setiap hari Senin, penghuni kamar nomor 6
mendapat giliran hari Selasa, dan seterusnya. Pembagian jadwal
kebersihan dapat menjadi alat kontrol terhadap kebersihan lingkungan kos.
Langkah ini juga dapat menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab
terhadap kebersihan lingkungan kos.
4. Rawat (Seiketsu)
Menurut Nelfiyanti dkk (2018:41) rawat berarti mampu mempertahakan
prinsip yang telah dilakukan melalui seperangkat aturan. Rawat juga dapat
diartikan mampu menjaga barang-barang dan alat kebersihan dengan baik,
sehingga bertahan dalam usia yang lama, awet, dan tidak mudah rusak.
Dengan begitu dapat menekan biaya yang dikeluarkan.
Penerapan prinsip rawat di lingkungan kos misalnya membuat poster atau
selabaran kertas yang ditempel di dinding. Biasanya kertas tersebut memuat
peraturan atau himbauan untuk menjaga kebersihan, melaksanakan piket
sesuai jadwal, membuang sampah pada tempat sampah, serta menggunakan
fasilitas kos dengan tanggung jawab termasuk alat kebersihan yang
disediakan.
5. Rajin (Shitsuke)
Rajin berarti mampu melakukan langkah-langkah di atas secara konsisten
dan berkelanjutan, sehingga sudah menjadi kebiasaan dalam sehari-hari.
Ketika penerapan 5R sudah tertanam dalam diri seseorang maka dimana pun
ia berada akan selalu membawa kebiasaan yang selalu ia lakukan tersebut.
Seseorang yang sudah menerapkan kebiasaan tersebut ia akan merasa rishi dan
tidak nyaman ketika menemukan tempat di sekelilingnya dalam keadaan
kotor, sehingga ia segera membersihkannya.
Poin penting dari penerapan prinsip rajin adalah adanya komitmen.
Penerapan prinsip rajin akan berhasil dengan adanya komitmen dari pemilik
kos hingga segenap orang yang menghuni kos. Sebaik apapun aturan
kebersihan yang dibuat, akan menjadi sia-sia jika tidak adanya kesadaran
untuk menjaga komitmen tersebut. Segenap penghuni kos berkomitmen untuk
mematuhi aturan untuk menjaga kebersihan. Komitmen dibangun demi
kenyamanan bersama selama tinggal di lingkungan kos.
KESIMPULAN
Kambuno, N. B., Sari, W. E., & Arifin, D. (2020). Sistem informasi geografis
pemetaan tempat kos di Samarinda berbasis web. Buletin Poltanesa. Vol 21,
No 1, pp.11-17. DOI: https://doi.org/10.51967/tanesa.v21i1.320.
KBBI. (2023). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Juni
2023.
Nelfiyanti, & Dewiyanti, L., Sudarwati, W., & Rani, A. M. (2020). Implementasi
5R di SasaHomestay Teluk Jambe Karawang. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Teknik. Vol 1, No 1, pp.37-44. Diakses dari
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JPMT/article/view/3418.
Septiani, R., & Pratiwi, M. (2020). Penerapan metode 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin) dan identifikasi potensi bahaya di gudang bahan kimia
laboratorium MIPA. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol 4, No 1, pp.23-40.
DOI: https://doi.org/10.37090/indstrk.v4i1.188.