Anda di halaman 1dari 9

ABSTRAK

Kos merupakan tempat tinggal kedua bagi setiap orang yang


menempatinya. Lingkungan kos harus memperhatikan faktor kebersihan dan
kerapihan agar setiap orang yang tinggal dan menetap di sana merasa betah dan
nyaman. Salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan di
lingkungan kos adalah dengan menerapkan budaya 5R yaitu Ringkas, Rapih,
Resik, Rawat, dan Rajin. Oleh karena itu, tulisan ini akan membahas tentang
penerapan 5R di lingkungan kos agar tercipta hunian yang bersih dan nyaman.

Kata kunci: Kos, Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin, Bersih, Nyaman.

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman saat ini yang semakin maju sejalan dengan


perkembangan kebutuhan manusia, salah satunya kebutuhan primer. Kebutuhan
primer dapat diartikan sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Kebutuhan
primer tersebut salah satunya adalah kebutuhan tempat tinggal.

Kos merupakan tempat tinggal kedua bagi setiap orang yang


menempatinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kos diambil dari
kata indekos yang bermakna tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan
(dengan membayar setiap bulan). Kata kos seringkali digunakan oleh masyarakat
sebagai kata yang menunjukkan tempat atau hunian. Orang yang biasa menempati
kos ialah seseorang yang sedang merantau atau penduduk asli setempat yang
belum mempunyai tempat tinggal milik sendiri. Penghuni kos tidak hanya orang
yang menyewa saja, terkadang ada beberapa kos yang juga dihuni oleh sang
pemilik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Kambuno, dkk (2020:12) bahwa kos
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hunian yang bersifat sementara dengan
sasaran pada umumnya pelajar dan mahasiswa yang berasal dari luar daerah,
namun tidak sedikit pula kos yang ditempati oleh masyarakat umum yang tidak
memiliki rumah pribadi dan menginginkan berdekatan dengan lokasinya bekerja
atau beraktivitas.

Lingkungan kos harus memperhatikan faktor kebersihan dan kerapihan


agar setiap orang yang tinggal dan menetap di sana merasa betah dan nyaman.
Salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan di lingkungan kos
adalah dengan menerapkan budaya 5R yaitu Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, dan
Rajin. Budaya 5R merupakan adaptasi dari budaya Jepang yang terkenal bersih
dan asri. Budaya 5R sudah diterapkan oleh banyak negara di seluruh dunia. Dalam
bahasa Jepang, budaya 5R disebut sebagai 5S atau kepanjangan dari Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke. Budaya 5R atau 5S ini adalah suatu cara sederhana yang
dilakukan untuk menata dan menjaga kebersihan di tempat kerja. Tidak hanya
diterapkan di tempat kerja, budaya 5R ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya di lingkungan kos.

PEMBAHASAN

Setiap orang mengidamkan hunian yang nyaman, termasuk kos. Kos


merupakan tempat tinggal untuk menghabiskan banyak waktu. Pada umumnya,
kos digunakan untuk beristirahat maupun beraktivitas selayaknya rumah. Oleh
karena itu, penting untuk membangun suasana kos yang nyaman. Suasana kos
sangat menentukan betah atau tidaknya sang penghuni (Hastono, 2020:59).

Faktor kebersihan hingga penempatan barang perlu diperhatikan di tempat


kos. Penempatan barang dapat mempengaruhi emosional kita. Kondisi kamar kos
atau lingkungan kos yang berantakan membuat tidak nyaman akan menjadikan
kita badmood. Oleh karena itu, pastikan tidak ada barang yang tergeletak atau
tidak tersusun rapih. Pastikan pula tidak kesulitan untuk membedakan barang
yang akan digunakan dan barang yang sudah tidak digunakan.
Dalam menciptakan suasana hunian yang bersih dan nyaman, prinsip 5R
dapat menjadi salah satu solusi alternatif. Berikut ini penjelasan prinsip 5R:

1. Ringkas (Seiri)
Ringkas berarti mampu menyimpan barang-barang yang hanya dibutuhkan
dan mampu memisahkan benda yang diperlukan dengan benda-benda yang
tidak diperlukan. Dengan kata lain, benda-benda yang tidak diperlukan harus
disingkirkan agar terlihat ringkas. Salah satu kendala bagi sebagian orang
untuk menyimpan barang yang hanya dibutuhkan adalah pemikiran yang
timbul bahwa mungkin saja barang yang tidak dibutuhkan saat ini akan
dibutuhkan di waktu mendatang, sehingga barang yang tidak dibutuhkan
tersebut tetap disimpan dan memenuhi ruangan. Namun hal ini bisa
diantisipasi secara bijak dengan adanya pemilihan yang jelas apakah barang
tersebut diperlukan atau tidak (Frans M Royan, dalam Septiani & Pratiwi,
2020:25). Oleh karenanya, poin penting dari ringkas adalah pemilihan dan
pemilahan antara barang yang diperlukan atau tidak. Kondisi kamar kos
maupun lingkungan kos yang ringkas akan timbul perasaan terhadap ruang
yang lebih lega, sebab hanya barang yang dibutuhkan saja yang disimpan. Hal
ini juga akan membuat penghuni kos lebih leluasa untuk berlalu-lalang
maupun dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Langkah penerapan Ringkas:


1) Sebelum melakukan pemilahan terlebih dahulu membuat daftar nama
barang agar mengetahui barang yang ada dan jumlah yang tersedia di area
kamar kos.
2) Mengkategorikan barang yang diperlukan dan barang yang sudah tidak
diperlukan. Langkah ini dapat dilakukan dengan memberikan tanda. Tanda
digunakan untuk memudahkan dalam melakukan pemilahan. Misalnya,
barang berwarna merah untuk barang yang sudah tidak diperlukan dan
warna hijau untuk barang yang masih diperlukan. Barang yang bertanda
merah dapat disingkirkan sedangkan barang bertanda hijau tetap disimpan
pada tempat penyimpanan.
3) Melakukan penjadwalan aktivitas ringkas. Langkah ini dimaksudkan agar
mampu menerapkan ringkas secara konsisten dan rutin

Berikut manfaat yang diperoleh dalam menerapkan Ringkas:


1) Mengetahui jumlah barang yang ada. Misalnya dengan meletakkan piring
pada tempatnya, memudahkan untuk mengetahui berapa jumlah piring
yang dimiliki masing-masing penghuni kos.
2) Tidak adanya penumpukan barang yang tidak diperlukan. Misalnya
penghuni kos sering mendapat paket. Pemilahan kardus paket yang tidak
diperlukan sangat berguna agar tidak ada penumpukan barang yang
membuat kamar kos menjadi lebih sempit.

2. Rapih (Seiton)
Rapih pada prinsipnya dapat menyimpan dan meletakkan barang di tempat
penyimpanan yang telah disediakan. Rapih berarti dapat menata dan
menyimpan barang pada tempat yang seharusnya. Jika barang-barang
berserakan dan tidak disimpan pada tempatnya, akan mengakibatkan kesulitan
untuk mencari dan menemukannya dalam kondisi urgent. Tentu hal ini akan
membuang waktu hanya untuk mencari barang yang berserakan. Selain
efisiensi waktu, barang yang disimpan dengan tertata akan membuat
lingkungan ataupun kamar kos rapih dan enak dipandang.
Konsep ini bisa diterapkan dengan memberikan tanda pada barang atau
tempat penyimpanan. Agar lebih terorganisir, tempat penyimpanan bisa
ditempelkan label di bagian luar supaya mudah dilihat ketika hendak dicari
atau disimpan kembali. Dengan pemberian label, barang dipastikan dapat
disimpan di tempat yang sama dan tetap atau tidak berpindah-pindah.

Berikut langkah penerapan rapih di kos:

1) Membuat layout atau tata letak kamar kos. Tentukan tata letak penempatan
barang di kamar kos. Langkah ini memudahkan penghuni kos untuk
memanfaatkan ruang yang ada sesuai kapasitasnya. Misalnya
merencanakan arah penempatan kasur dan lemari yang disesuaikan dengan
kapasitas kamar kos agar terlihat lebih lega dan leluasa untuk berlalu-
lalang.
2) Memberikan label pada tempat penyimpanan barang. Hal ini akan sangat
bermanfaat bagi seseorang yang mudah lupa, sebab langkah ini
memudahkan penghuni kos untuk mengingat letak menyimpan barang
hanya dengan mencari barang berdasarkan label. Label dapat ditempel dan
diberikan tulisan sebagai penanda barang yang disimpan di dalamnya.

Manfaat yang didapatkan dalam menerapkan rapih antara lain:


1) Lingkungan kos atau kamar kos tertata dan terorganisir dengan baik.
Lingkungan kos yang tertata rapih menjadi lebih indah dipandang dan
menimbulkan rasa nyaman bagi penghuninya.
2) Memberikan kemudahan, kecepatan, dan ketepatan dalam mencari dan
menemukan barang ketika dibutuhkan.

3. Resik (Seiso)
Resik berarti kondisi lingkungan kos bersih dari kotoran maupun debu.
Lingkungan kos harus dibersihkan secara rutin agar mencegah timbulnya
berbagai penyakit dari bakteri yang berkembangbiak pada permukaan yang
kotor. Misalnya, kos harus memperhatikan kebersihan dan sanitasi yang baik.
Pengelolaan sampah yang berserakan dan sanitasi yang kurang baik dapat
mempermudah kemunculan vector nyamuk aedes yang merupakan risiko
penyebab penyakit demam berdarah atau DBD (Taniansyah dkk, 2020:708).
Oleh karena itu, lingkungan kos harus terjaga kebersihannya agar tidak
terinfeksi virus dengue yang ditularkan melalui vector nyamuk aedes.
Resik lebih menitikberatkan pada tindakan pembersihan baik kamar kos
maupun lingkungan kos. Kegiatan bersih-bersih akan menjadikan lingkungan
terasa lebih nyaman.

Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan prinsip resik antara lain:
1) Ketersediaan alat kebersihan. Penghuni kos dapat membuat daftar alat
kebersihan dan membeli alat-alat kebersihan tersebut. Alat kebersihan
yang mungkin dibutuhkan dalam lingkungan kos seperti sapu, kemonceng,
sikat toilet, dan lainnya. Terkadang ada beberapa pemilik kos yang sudah
menyediakan alat kebersihan dan mempersilakan anak kos untuk
menggunakannya dengan tanggung jawab.
2) Membuat jadwal kegiatan kebersihan secara bergilir. Ada beberapa kos
yang memiliki penjaga kos dan bertugas untuk membersihkan lingkungan
di sekitar kos. Namun ada juga lingkungan kos yang tidak memiliki
petugas khusus untuk membersihkan kos. Untuk kos tipe seperti ini,
penghuni kos dapat membuat jadwal untuk membersihkan lingkungan kos
secara bergilir. Misalnya membuat jadwal membersihkan kamar mandi
luar, lorong, balkon, dan dapur bersama secara bergilir. Penghuni kamar
nomor 5 membersihkan setiap hari Senin, penghuni kamar nomor 6
mendapat giliran hari Selasa, dan seterusnya. Pembagian jadwal
kebersihan dapat menjadi alat kontrol terhadap kebersihan lingkungan kos.
Langkah ini juga dapat menumbuhkan rasa peduli dan tanggung jawab
terhadap kebersihan lingkungan kos.

Manfaat yang diperoleh dalam menerapkan resik:


1) Terciptanya lingkungan yang bersih. Lingkungan dan kamar kos yang
bersih akan terbebas dari kotoran, debu, dan bau yang tidak sedap.
Lingkungan yang bersih juga dapat menjadikan penghuni kos terhindar
dari terjangkitnya virus dan penyakit yang berasal dari kotoran tersebut.
2) Timbulnya rasa nyaman. Lingkungan yang bersih akan menumbuhkan rasa
nyaman dan meminimalisir potensi stress yang disebabkan oleh
lingkungan yang kotor.

4. Rawat (Seiketsu)
Menurut Nelfiyanti dkk (2018:41) rawat berarti mampu mempertahakan
prinsip yang telah dilakukan melalui seperangkat aturan. Rawat juga dapat
diartikan mampu menjaga barang-barang dan alat kebersihan dengan baik,
sehingga bertahan dalam usia yang lama, awet, dan tidak mudah rusak.
Dengan begitu dapat menekan biaya yang dikeluarkan.
Penerapan prinsip rawat di lingkungan kos misalnya membuat poster atau
selabaran kertas yang ditempel di dinding. Biasanya kertas tersebut memuat
peraturan atau himbauan untuk menjaga kebersihan, melaksanakan piket
sesuai jadwal, membuang sampah pada tempat sampah, serta menggunakan
fasilitas kos dengan tanggung jawab termasuk alat kebersihan yang
disediakan.

5. Rajin (Shitsuke)
Rajin berarti mampu melakukan langkah-langkah di atas secara konsisten
dan berkelanjutan, sehingga sudah menjadi kebiasaan dalam sehari-hari.
Ketika penerapan 5R sudah tertanam dalam diri seseorang maka dimana pun
ia berada akan selalu membawa kebiasaan yang selalu ia lakukan tersebut.
Seseorang yang sudah menerapkan kebiasaan tersebut ia akan merasa rishi dan
tidak nyaman ketika menemukan tempat di sekelilingnya dalam keadaan
kotor, sehingga ia segera membersihkannya.
Poin penting dari penerapan prinsip rajin adalah adanya komitmen.
Penerapan prinsip rajin akan berhasil dengan adanya komitmen dari pemilik
kos hingga segenap orang yang menghuni kos. Sebaik apapun aturan
kebersihan yang dibuat, akan menjadi sia-sia jika tidak adanya kesadaran
untuk menjaga komitmen tersebut. Segenap penghuni kos berkomitmen untuk
mematuhi aturan untuk menjaga kebersihan. Komitmen dibangun demi
kenyamanan bersama selama tinggal di lingkungan kos.

Manfaat penerapan prinsip rajin:


1) Meningkatkan kedisiplinan. Dengan menerapkan prinsip rajin, penghuni
kos akan mampu disiplin dalam menerapkan aturan 5R.
2) Lingkungan kos tertata, bersih serta terhindar dari penyakit atau virus.
3) Meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Setiap
penghuni kos dapat saling mengingatkan untuk bersama-sama menaati
aturan 5R di lingkungan kos.

KESIMPULAN

5R merupakan singkatan dari Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin. Prinsip


5R sangatlah penting untuk diterapkan di lingkungan kos. 5R dapat membuat
lingkungan kos menjadi bersih dan tertata rapih. Lingkungan kos yang bersih
dapat mencegah orang yang tinggal di dalamnya terhindar dari virus atau penyakit
yang bersarang pada tempat kotor. Penerapan 5R dapat dilaksanakan dengan
adanya seperangkat aturan yang menjadi komitmen bersama. Penerapan 5R di
lingkungan kos yang baik akan menjadikan penghuninya merasa nyaman dan
betah tinggal di tempat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hastono. (2020). Faktor-fakor pendukung presasi belajar mahasiswa (studi pada


mahasiswa penghuni rumah kost di lingkungan kampus Universitas
Teknologi Yogyakarta. Jurnal Guru Kita. Vol 4, No 3, pp.59-65. Diakses
dari  https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jgkp/article/view/19486.

Kambuno, N. B., Sari, W. E., & Arifin, D. (2020). Sistem informasi geografis
pemetaan tempat kos di Samarinda berbasis web. Buletin Poltanesa. Vol 21,
No 1, pp.11-17. DOI:  https://doi.org/10.51967/tanesa.v21i1.320.

KBBI. (2023). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diakses pada tanggal 17 Juni
2023.

Nelfiyanti, & Dewiyanti, L., Sudarwati, W., & Rani, A. M. (2020). Implementasi
5R di SasaHomestay Teluk Jambe Karawang. Jurnal Pengabdian
Masyarakat Teknik. Vol 1, No 1, pp.37-44. Diakses dari
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/JPMT/article/view/3418.

Septiani, R., & Pratiwi, M. (2020). Penerapan metode 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat, Rajin) dan identifikasi potensi bahaya di gudang bahan kimia
laboratorium MIPA. Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Vol 4, No 1, pp.23-40.
DOI: https://doi.org/10.37090/indstrk.v4i1.188.

Taniansyah, D. S., Widjanarko, B., & Husodo, B. T. (2020). Faktor-faktor yang


berhubungan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk petugas
kebersihan kos di Kelurahan Tembalang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol
8, No 5, pp.707-713. Diakses dari
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/27944.

Anda mungkin juga menyukai