Anda di halaman 1dari 9

ANALISA KITCHEN SET

ERGONOMI

oleh :
Angryani Sipayung (1603184)
Anissatul Khairiyah (1603184)
Deujannah Pascalia Fitriani (1603184221)
Najla Nur Qurratuain (1603184242)

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS INDUSTRI KREATIF
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2019
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


2. Ruang publik sebagai salah satu elemen penting perkotaan dapat menjadi
petunjuk dan mencerminkan karakter khusus suatu masyarakat. Secara umum
ruang publik/public space dapat didefinisikan dengan cara membedakan arti
katanya secara harafiah terlebih dahulu. Publik merupakan sekumpulan orang-
orang tak terbatas siapa saja dan space/ruang merupakan suatu bentukan tiga
dimensi yang terjadi akibat adanya unsur-unsur yang membatasinya (Ching,
1992).
3. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diartikan bahwa public space/ruang
publik merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain sedemikian rupa
sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang (publik) dalam
melakukan aktivitas- aktivitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi public
space tersebut.
4. Jacobs (1996) mengidentifikasi setidaknya ada beberapa kebutuhan (dasar) yang
harus dipenuhi sebagai ruang publik yang baik :
5. a. Merupakan tempat yang nyaman bagi pengguna ruang publik sehingga
mendukung terbentuknya kehidupan sosial. Tiga hal utama yang harus
dipertimbangkan adalah peluang untuk dilihat orang lain; peluang untuk
melihat orang lain; dan kemudahan untuk berkomunikasi dengan orang lain,
yang dikenal maupun tidak dikenal sebelumnya.
6. b. Kenyamanan fisik yang disesuaikan dengan kondisi iklim setempat
7. 24
8.
9. c. Kualitas ruang yang mendukung terciptanya ruang yang manusiawi dengan
pertimbangan adanya kompleksitas, kebutuhan akan orientasi, penandaan, dan
detail-detail tertentu
10. d. Bersifat transparan atau memungkinkan terjadinya akses fisik maupun visual
antara ruang satu dengan yang lain
11. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain, memfasilitasi kebutuhan
pengguna
11.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan permasalahan penelitian ini, sebagai berikut :
1. Bagaimanakah ukuran standar kitchen set yang sesuai dengan studi ergonomi
dan antropometri?
2. Apa jenis material yang digunakan untuk kitchen set dan bentuknya sudah
sesuai dengan kebutuhan?
11.2 Tujuan
Tujuan penelitian ini merupakan jawaban atau sasaran yang ingin dicapai penulis
dalam sebuah penelitian. Oleh sebab itu, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui ukuran standar kitchen set yang sesuai dengan studi ergonomi dan
antropometri.
2. Mengetahui material yang digunakan untuk kitchen set dan bentuknya sudah
sesuai kebutuhan atau belum

11.3 Metode Penyusunan


Dalam melakukan penyusunan terdapat metode pengambilan data yang
digunakan untik mendapatkan informasi yang benar-benar dimengerti dan hasilnya
sesuai dengan yang diharapkan serta mendapatkan hasil yang berkualitas dalam
penyusunan laporan, maka metode yang digunakan adalah dengan pengambilan
data dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan pembahasan karya tulis ilmiah ini berupa informasi dari internet.

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ergonomi dan Antropometri


Ergonomi berasal dari kata ergon = kerja dan nomos = peraturan atau hukum,
jadi dapat diartikan sebagai ilmu aturan tentang kerja. Ergonomi adalah ilmu serta
penerapan yang berusaha menyerasikan perkerjaan dan lingkungan terhadap orang
atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktivitas dan efesiensi yang setinggi-
tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin. ilmu yang mempelajari
interaksi antara manusia dengan elemen-elemen lain dalam suatu sistem, serta profesi
yang mempraktikkan teori prinsip sistem agar sesuai dengan kebutuhan, kelemahan
dan keterampilan manusia. Dengan demikian dapat diartikan bahwa ergonomi
merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan mencari pemecahan permasalahan
yag menyangkut faktor manusia dalam proses produksi.

Antropometri berasal dari kata ‘anthro’ yang memiliki arti manusia dan‘metri’
yang memiliki arti ukuran. Antropometri adalah sebuah studi tentang pengukuran
tubuh dimensi manusia dari tulang, otot dan jaringan adiposa atau lemak. Bidang
antropometri meliputi berbagai ukuran tubuh manusia seperti berat badan, posisi
ketika berdiri, ketika merentangkan tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai dan
sebagainya. Data antropometri digunakan untuk berbagai keperluan seperti
perancangan stasiun kerja, fasilitas kerja dan desain produk agar diperoleh ukuran-
ukuran yang sesuai dan layak dengan dimensi anggota tubuh manusia yang akan
menggunakannya. Antropometri merupakan bagian dari ergonomi yang secara khusus
mempelajari ukuran tubuh yang meliputi dimensi linear, serta, isi dan juga meliputi
daerahukuran, kekuatan, kecepatan dan aspek lain dari gerakan tubuh.

2.2 Aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Dapur Ergonomis


Banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat dapur ergonomis. Mulai dari
kitchen set , pemilihan kitchen sink , hingga ukuran meja kerja dan lemari
penyimpanan yang pas untuk pemilik dapur. Tak ketinggalan jalur sirkulasi dan
berbagai ukuran standar perabot dapur.
Ada empat aspek yang perlu dipikirkan:
1. Kenyamanan
Aspek yang satu ini kaitannya bisa dengan pencahayaan yang cukup, jalur
sirkulasiyang memadai, pertukaran udara yang lancar, dan sebagainya. Selain
nyaman untuk memasak, sebisa mungkin dapur juga nyaman untuk berinteraksi
dengan seluruhanggota keluarga.
2. Kesehatan
Dapur yang dibuat sembarangan, biasanya tidak memperhatikan ukuran tinggi
mejakerja atau lemari penyimpanan. Meja terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
membuat punggung bekerja tidak wajar. Begit pula dengan lemari penyimpanan
yang terlalutinggi, hingga kita harus berjinjit untuk meraih benda yang kita
perlukan.
3. Keamanan
Dapur harus dibuat seaman mungkin untuk seluruh anggota keluarga.
Misalnya,ujung-ujun meja, island atau kitchen set dibuat tumpul untuk
menghindarkan luka parah jika terbentur. Satu hal yang masih jarang dilakukan
adalah menempatkan alarm kebakaran di area ini.
4. Produktivitas dan efisiensi kerja.
Ini kaitannya dengan penempatan perabot dan pemilihan desain dapur. &ita
harus pintar-pintar menata dapur supaya bekerja di dalamnya menjadi lebih
praktis
.
2.3 Zona dapur
Berikut adalah zona dapur sesuai dengan prinsip segitiga dapur:
Zona memasak : area yang menampung kegiatan menyiapkan bahan, meracik,
memasak, dan menyajikan makanan. Zona ini meliputi meja kerja (counter),
kompor, oven, microwave, mixer, grill, dan sebagainya tergantung kebutuhan
penggunanya.
Zona penyimpanan : area untuk meletakkan bahan makanan, baik basah maupun
kering. Bahan makanan basah biasanya disimpan di kulkas, sedangkan bahan
makanan kering dapat diletakkan di lemari / tempat penyimpanan lainnya.
Sebagai contoh meletakkan berasdi tempat beras.
Zona penyediaan air bersih (zona cuci) : zona bahan makanan dan segala
perangkat masak, perangkat makan, dan bahan makanan dicuci dan dikeringkan.
2.4 Bentuk dapur
Beberapa bentuk dapur yang umum diimplementasikan antara lain : 
• Dapur dalam satu garis linier (Single Line Kitchen)
Layout ini berupa sebuah garis linier, artinya seluruh aktivitas dapur menempel
pada satu dinding.  Tipe ini cocok untuk ruangan yang sempit / memanjang atau
dapur yang mungil. Bak cuci biasanya diletakkan di tengah diapit kompor dan
kulkas.
Contoh Single Line Kitchen

• Dapur tipe koridor (Double Line Kitchen)


Layout dapur seperti ini bisa diletakkan pada kedua sisi dinding yang berhadapan,
ataupun pada salah satu dinding dengan area di tengah ruang. Layout yang kedua
membuat area yang berbeda di tengah bisa diakses dari 2 arah. Sebagai alternatif,
penataan dapur bisa ditata menjadi zona masak dan air bersih untuk di satu sisi,
sementara di sisi lain untuk zona penyimpanan. Alternatif yang lain lagi adalah
dapur dirancang dengan zona masak yang terpisah, sementara zona air bersih dan
penyimpanan diletakkan pada satu sisi.
Contoh Double Line Kitchen

• Dapur tipe L
Dapur tipe ini menciptakan area sirkulasi yang optimal/ruang gerak yang lapang
bagi penggunanya. Dapur bentuk ini ditempatkan pada 2 dinding yang
berpotongan (di sudut). Amat cocok untuk dapur yang besar maupun yang kecil.
Sebagai alternatif penataan, gunakan sisi yang lebih panjang untu zona masak dan
air bersih, sementara untuk zona penyimpanan di sisi yang satu lagi. Tapi jika
bentuk L sisinya sangat panjang, letakkan ketiga zona di daerah sudut sehingga
memudahkan penggunanya.

Contoh  Dapur Tipe L

• Dapur tipe U
Bentuk dapur U menempati 3 dinding. Tipe ini menciptakan tempat penyimpanan
yang cukup banyak dan efektif. Ketiga sisinya bias dimanfaatkan sebagai
penyimpanan. Penataan zonanya juga bias lebih fleksibel tergantung kebutuhan
penggunanya.
Contoh  Dapur Tipe U

• Island Kitchen
Dapur tipe ini sesuai dengan penataan island-style di atas. Layout-nya biasanya
terbentuk dari single line kitchen atau dapur tipe L dengan tambahan island (meja
tengah). Selain berupa meja permanen, island juga bias berupa meja kerja
berbentuk troli yang mudah dipindahkan. Dapur ini banyak disukai sebab jenis
perancangannya banyak dan fleksibel. Fungsi island sendiri tidak hanya sebagai
meja kerja atau kompor, namun bias pula berfungsi sebagai pemisah dapur dan
ruang dengan denah terbuka.
Contoh Dapur Tipe Island

3. ANALISIS OBJEK STUDI

3.1 Ukuran Standar Kitchen Set yang Sesuai dengan Studi Ergonomi dan
Antropometri
Banyaknya aktivitas yang dilakukan di dapur, membuat dapur harus dibuat
senyaman mungkin. Caranya adalah dengan membuat dapur ergonomis.
Permukaan meja kerja juga harus diperhatikan berapa lebarnya. Daya jangkau
tangan manusia, khususnya wanita, ke depan adalah 85 cm, sementara ke samping
antara 42cm - 62cm.
Ukuran ideal sebuah dapur sepintas terkesan sepele. Tapi, Anda sebagai pengguna
bisa merasakan sendiri akibatnya. Ukuran yang sembarangan dapat membuat kerja
di dapur jadi tidak nyaman. Kalau mau lebih nyaman lagi, seharusnya ukuran
lemari, working table, dan kitchen set harus disesuaikan dengan ukuran tinggi
badan, bahkan ukuran siku, dari orang yang sering beraktivitas di dapur.
Beberapa buku tentang dapur menjelaskan tentang ukuran standar berbagai perabot
dapur, yang kerap kali kita lalaikan. Intisari dari ukuran-ukuran standar itu meliputi:
• Ukuran meja kerja
Menurut Gilly Love dalam bukunya Membuat Dapur Idaman, idealnya ketinggian
area kerja ini adalah sama tinggi dengan pinggang. Bahkan, bisa jadi lebih rendah
lagi kalau digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan lebih berat dari sekadar meracik
bumbu, misalnya memasak. Pada kegiatan ini, ketinggian meja yang cukup rendah
akan membuat lengan lebih mudah bekerja saat mengaduk atau membolak-balik
makanan di penggorengan atau panci.
• Daya jangkau
Permukaan meja kerja juga harus diperhatikan berapa lebarnya. Daya jangkau
tangan manusia, khususnya wanita, ke depan adalah 85 cm, sementara ke samping
antara 42cm - 62cm.
• Tinggi lemari
Lemari penyimpanan juga sering dibuat tanpa memperhitungkan ukuran yang pas.
Dalam Kitchens That Work yang ditulis oleh Martin Edic dan Richard Edic
dikatakan, bahwa tinggi lemari penyimpanan yang masih bisa dijangkau tangan
adalah 2m. Tinggi setiap rak di dalam lemari pun perlu diperhatikan, ukuran yang
ideal adalah sekitar 65cm - 180cm.
• Sirkulasi
Jarak sirkulasi koridor antara area kerja satu dan yang lain, juga perlu diperhatikan.
Terlalu sempit akan membuat dapur terasa sempit dan tidak nyaman. Masih dari
Kitchens That Work disebutkan, bahwa jarak optimal yang sebaiknya diaplikasikan
adalah 94cm.
• Tinggi bak cuci
Area berikutnya adalah area cuci piring (kitchen sink). Imelda Akmal dalam
bukunya Seri Menata Rumah: Ruang Makan menuliskan, bahwa tinggi bak cuci
sebaiknya antara 70cm - 80cm dari lantai. Jadi, penggunanya tidak perlu
membungkuk untuk menjangkau dasar bak.
Kiranya, dengan memperhitungkan ukuran, tinggi, rendah, panjang, dan lebar Anda
sudah lebih siap merancang dapur yang ergonomis.

3.2 Material dan Bentuk Kitchen Set yang Digunakan


Kitchen set menggunakan material :
Rangka kitchen set: Kayu olahan jenis particle board
Finishing: HPL warna merah dan stainless steel
Permukaan: Granit tile black asturoto
- Fitur Kitchen Set
Kitchen set memiliki beberapa fitur :
Rangka terbuat dari kayu olahan jenis particleboard yang memiliki bobot ringan
udtuk diterapkan pada kitchen. Ukuran sudah disesuaikan dengan ukuran standar
ergonomi yang baik dan benar agak pengguna merasa nyaman,aman dan sehat dan
lebih maksimal dalam beraktivitas pada kitchen set. Pada kitchen set juga
dikombinasikan dengan meja makan sehingga kitchen set lebih fungsional dan
fleksibel dan tidak akan memanfaatkan ruang lebih pada interior ruangan. Warna
yang digunakan pada kitchen set tersebut menggunakan warnayang
mengkombinasikan warna dari lapisan HPL berwarna pink serta tertadapat lapisan
stainless steel dan wara hitam pada granit di permukaan kitchen set yang akan
menyerasikan dengan interior ruangan.
- Struktur Kursi Makan Apartemen
Kitchen set memiliki struktur :
Struktur pada kursi makan apartemen ini menggunakan sambungan open mortise
tenon joints yang diterapkan pada bagian kaki kursi ke dudukan dan dari dudukan
ke sandaran menggunakan sambungan mortise tenon pinned joints. Pada struktur
dudukan dan sandaran menggunakan sistem webing yaitu sistem pegas yang
menggunakan karet melalui langakah anyam bersilang.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai