Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan Ergonomi Dapur :

Dapur adalah ruangan yang bisa dibilang paling


sibuk, di rumah. Menyimpan, meracik, dan mengolah
bahan makanan dilakukan di sini, tiga kali sehari.
Banyaknya aktivitas yang dilakukan di sini, membuat
dapur harus dibuat senyaman mungkin. Caranya, ya,
dengan membuat dapur ergonomis.
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam
membuat dapur ergonomis. Mulai dari penataan kitchen
set , pemilihan kitchen sink , hingga ukuran meja kerja
dan lemari penyimpanan yang pas untuk pemilik dapur.
Tak ketinggalan jalur sirkulasi dan berbagai ukuran
standar perabot dapur.
Permasalahan sering terjadi di dapur di rumah?
1. Desain Ruang Dapur yang kurang menarik
2. Tinggi Meja untuk Tempat  Kompor
3. Tempat  Mencuci
4.  Zona penyimpanan
5. Posisi Yaman Saat Memasak di Dapur
6. Keamanan Kerja Di Dapur

Dalam proses perancangan bangunan perlu diperhatikan mengenai ukuran anthropometri


tubuh manusia maupun penerapan data-data anthropometrinya. Dalam kasus ini dibahas mengenai
tempat kerja yaitu ruang dapur, apakah perancangannya telah ergonomis sehingga si pemakai dapat
bekerja secara efektif dan efisien. Aspek-aspek yang harus dipenuhi dalam perancangan tersebut
adalah:
1. Aspek Kenyamanan
Aspek yang satu ini kaitannya bisa dengan pencahayaan yang cukup, jalur sirkulasi yang
memadai, pertukaran udara yang lancar, dan sebagainya. Selain nyaman untuk memasak, sebisa
mungkin dapur juga nyaman untuk berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga.
 Pencahayaan untuk bagian yang paling lama digunakan dan banyak aktivitas yang
dilakukan pada bagian tersebut mendapat pencahayaan terbesar.

2. Aspek Kesehatan
Dapur yang dibuat sembarangan, biasanya tidak memperhatikan ukuran tinggi meja kerja
atau lemari penyimpanan. Meja terlalu tinggi atau terlalu rendah akan membuat punggung
bekerja tidak wajar. Begitu pula dengan lemari penyimpanan yang terlalu tinggi, hingga kita
harus berjinjit untuk meraih benda yang kita perlukan.
 Ketinggian unit dapur biasanya 85 cm.
 Sebaiknya terdapat 2 tempat sampah dalam dapur, di mana satu tempat sampah untuk
membuang kaleng, kertas, plastik (anorganik), sementara tempat sampah yang lain untuk
membuang sampah organik.
 Kompor dua tungku yang diletakkan begitu saja di atas meja menyebabkan tinggi
penggorengan bertambah + 20 cm, yang menyebabkan proses menggoreng tidak terjadi
dalam postur tubuh ideal.

3. Aspek Keamanan
Dapur harus dibuat seaman mungkin untuk seluruh anggota keluarga. Misalnya, ujung-
ujung meja, island , atau kitchen set dibuat tumpul untuk menghindarkan luka parah jika
terbentur. Satu hal yang masih jarang dilakukan adalah menempatkan alarm kebakaran di area
ini.
 Aspek keamanan dari kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan pada tabung gas
LPG , maka penyimpanan tabung LPG sebaiknya jangan terlalu dekat dengan kompor dan
harus ada saluran udara yang cukup.
 Peletakan benda tajam dan benda mudah pecah harus dibedakan dan di pisah.

4. Aspek Produktivitas dan Efisiensi Kerja


Ini kaitannya dengan penempatan perabot dan pemilihan desain dapur. Kita harus pintar-
pintar menata dapur supaya bekerja di dalamnya menjadi lebih praktis. Sistem perletakan
peralatan di dapur serta desain memperhatikan alur kerja, sehingga menyebabkan pekerjaan di
dapur menjadi efisien.

Desain Ruang Dapur :


Desain yang menerapkan ilmu ergonomi pada dapur menekankan pada fungsi dapur untuk
memasak-mencuci agar tidak saling menghalangi namun jaraknya tidak terlalu jauh. Beberapa
prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam mendesain dapur adalah :
a) Meja Unit Kitchen Set
Kitchen set merupakan salah satu perangkat dapur yang berbentuk lemari kabinet yang
berfungsi untuk menyimpan alat-alat rumah tangga, khususnya perlengkapan dapur. Secara
umum kitchen set merupakan produksi furniture yang dibuat untuk mewadahi keperluan
memasak dalam rumah yang dilengkapi dengan peralatan yang menunjang untuk masak-
memasak.
Kebanyakan orang-orang tidak terlalu mempedulikan ukuran kitchen tersebut, apakah tinggi
kabinet gantung teralu tinggi atau terlalu rendah, akibatnya saat beraktifitas di dapur akan
merasa tidak nyaman. Ukuran idela sebuah kitchen set sepintas terkesan sepele. Tapi sebagai
pengguna bisa merasakan sendiri akibatnya. Ukuran yang sembarangan dapat membuat kerja di
dapur jadi tidak nyaman. Kalau mau lebih nyaman lagi, seharusnya ukuran lemari, working
table, dan kitchen set harus disesuaikan dengan ukuran tinggi badan, bahkan ukuran siku, dari
orang yang sering beraktivitas di dapur.

 Tinggi Meja Kerja


Ketinggian tempat bak cuci, meja dapur, kompor, dan meja kerja sebaiknya setinggi
pinggul, 85 cm - 90 cm dari lantai. Agar posisi tangan tidak terlalu tinggi atau rendah yang
mengakibatkan pegal.
Menurut Gily Love dalam Hadid (2011). ketinggian meja racik harus sama dengan
tinggi pinggul, agar lengan tetap santai ketika sedang bekerja. Namun untuk pekerjaan
yang lebih berat, sebaiknya menggunakan ketingian yang sedikit lebih rendah.
 Daya Jangkau
Permukaan meja kerja juga harus diperhatikan berapa lebarnya. Daya jangkau tangan
manusia, khususnya wanita, ke depan adalah 85 cm, sementara ke samping antara 42cm -
62cm.
 Sirkulasi
Jarak sirkulasi koridor antara area kerja satu dan yang lain, juga perlu diperhatikan.
Terlalu sempit akan membuat dapur terasa sempit dan tidak nyaman. Masih dari Kitchens
That Work disebutkan, bahwa jarak optimal yang sebaiknya diaplikasikan adalah 94cm.
 Area Kerja
Area kerja, yaitu adanya ruang bebas antara meja dapur yang letaknya berhadapan,
setidaknya harus berjarak 90 cm. Jarak ini berguna untuk memberi keleluasaan orang
berdiri dan bekerja di dapur, juga saat membungkuk dan berjongkok ketika mengambil
barang dari kabinet bawah. Jika merangkap jalur sirkulasi kegiatan di dapur, jarak tersebut
minimum 150 cm.
 Jarak Meja Dapur dengan Dasar Kabinet
Jarak ideal antara meja dapur dengan dasar kabinet atas sekitar 50cm - 60cm. Dengan
demikian, barang di dalam kabinet atas dapat dijangkau dengan mudah.
 Lebar Meja
Lebar meja dapur sekitar 60 cm sehingga dengan ukuran ini, tangan dapat dengan
nyaman bergerak dan kompor dan bak cuci standar terpasang sesuai dengan lebar yang
tersedia.
 Lebar Kabinet
Kabinet atas sebaiknya memiliki lebar tidak lebih dari 35 cm, agar kepala tak terantuk
saat memotong atau mempersiapkan makanan.

 Lekukan Kabinet Bawah


Lekukan di bawah kabinet sekitar 10 cm supaya orang dapat berdiri tegak menghadap
meja dapur dan ujung kaki tak terganggu dengan kabinet. Lekukan tersebut juga berguna
pada saat mengepel lantai.

Model dan Bentuk Kitchen Set :


Model dan bentuk pilihan kitchen set sangat beragam, di antaranya:
1) Single Line Layout
Layout ini bisa dibilang bentuk paling simpel dibandingkan bentuk lainnya. Area memasak,
kulkas, dan bak cuci, diletakkan dalam barisan yang sama. Contoh ukuran untuk kitchen set ini
misalnya kawasan koridor atau berada dalam satu garis dinding berukuran panjang 300 cm,
maka setidaknya untuk lebar kitchen set bisa 200 cm, sedangkan tinggi kabinet (bawah)
seukuran tinggi pinggul orang dewasa kira-kira 85 cm.

2) Layout L
Jika kita ingin membuat dapur yang bersatu dengan ruang tamu atau ruang makan maka
bentuk layout L ini sangat cocok karena membuat ruangan tampak besar dari sebenarnya. Satu
sisi bisa digunakan untuk peletakan lemari es, wastafel, dan area memasak. Sisi lainnya untuk
bak cuci yang menyatu dengan lemari kabinet.
Contoh ukurannya misalnya lebar 60 cm, tinggi 70 cm, dan panjang 300 cm. Bagian bawah
kabinet ukurannya adalah 200 x 70 x 60, dan kabinet atas berukuran 300 cm , lebar 30 cm
tinggi kira-kira 100 cm. Multiplek adalah bahan yang biasa dipakai untuk membuat lemari.
Bahan tersebut umumnya ditambah dengan lapisan takon.

3) Layout U
Jika Anda mempunyai area persegi yang cukup besar, bentuk layout ini bisa jadi pilihan
yang baik. Layout ini memposisikan area wastafel berseberangan dengan kulkas ataupun area
masak. Bisa juga posisi bak cuci dan kulkas mengapit area memasak, menghasilkan posisi yang
memudahkan aktivitas dapur.

b) Tempat Mencuci
Gilly Lovedalam HADID (2011) merekomendasikan sink ganda daripada sink
tunggal. Dengan sink ganda, piring bisa dicuci di satu sink dan dibilas di sink yang lain.
Demikian pula saat mencuci bahan makanan, satu sink bisa digunakan untuk mencuci
ikan sementara sink lain untuk mencuci sayuran.
Imelda Akmal dalam Hadid (2011) memberikan rekomendasi pewujudan dapur yang
aman pada area mencuci adalah :
1. Ketinggian bak cuci harus sesuai dengan pengguna sehingga tidak perlu
membungkuk untuk menjangkau dasar bak. Tinggi bak cuci sebaiknya 70 – 80
cm dari lantai.
2. Utilitas area cuci seperti pipa dan saluran pembuangan air harus sangat rapat,
tidak bocor dan mengembun.

c) Zona Penyimpanan
Zona penyimpanan menyangkut penyimpanan bahan makanan, dan penyimpanan
alat-alat masak maupun makan/minum. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan
makanan adalah jenis lemari yang dipakai. Lemari yang kerap dipakai adalah lemari
pendingin yang menyatu dengan freezer. Alat pendingin ini harus memiliki ventilasi
yang cukup baik di atas maupun belakang agar bisa berfungsi dengan aman dan
ekonomis (Love dalam Hadid: 2011).

Zona Penyimpanan
d) Posisi yang Aman Pada Saat Memasak di Dapur
Posisi yang aman pada saat melakukan aktivitas di dapur yaitu :
 Postur tubuh ideal pada saat mengiris
Ukuran tinggi meja kerja untuk mengiris berdasarkan antrophometri adalah 90
cm.
 Postur tubuh ideal pada saat mengulek
Ukuran tinggi meja untuk aktifitas menguleg yang sesuai denagn postur tubuh
berdasarkan antrophometri adalah 70 cm ( min ). Tinngi meja lebih rendah.
 Postur tubuh ideal pada saat memasak
Ukuran tinngi meja kompor yang ideal dan sesuai dengan postur tubuh
berdasarkan antrophometri adalah 70 cm, sehingga nantinya tinggi kompor kan
sejajar dengan tinngi meja racik.
 Postur tubuh ideal pada saat mencuci
ukuran tinggi meja sink yang sesuai dengan postur tubuh berdasarkan
antrophometri adalah 90 cm sejajar dengan meja kompor dan meja racik.

Anda mungkin juga menyukai