Anda di halaman 1dari 7

Poka Yoke

A. Pengertian
Kata “Poka Yoke” berasal dari bahasa Jepang yang artinya adalah mencegah
kesalahan yang dikarenakan oleh kecerobohan oleh tenaga kerja manusia. Menurut
konsep Poka Yoke, pada dasarnya sifat manusia adalah pelupa dan cenderung untuk
berbuat salah. Apalagi yang sering terjadi di Tempat kerja, pekerjalah yang sering
disalahkan. Hal ini bukan saja dapat mematahkan semangat kerja karyawan tersebut
tetapi juga tidak dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Oleh karena penerapan
Metode kerja POKA YOKE menjadi sangat penting dalam menghindari kesalahan yang
terjadi.
Konsep Paka Yoke ini pertama diperkenalkan sekitar tahun 1960-an oleh Shigeo
Shingo yang merupakan bagian dari Sistem Produksi Totoya (Toyota Production
System). Poka = Poka Misu = Kesalahan yang dikarenakan Kecerobohan (Careless Mistakes)
Yoke = Yokeru = Menghindari (avoid)
Poka Yoke adalah suatu Teknik untuk mengatasi dan menghindari kesalahan
sederhana yang dikarenakan oleh manusia atau pekerja tersebut (Human Error) di
tempat kerja dengan cara mencegahnya langsung dari akar penyebab (root cause)
kesalahan dan menarik perhatian khusus dalam suatu pekerjaan atau tugas sehingga
tidak memiliki kemungkinan untuk membuat kesalahan.
Metode Poka Yoke ini juga merupakan salah satu alat untuk peningkatan
kualitas dalam Metodologi Six Sigma dan Strategi Penjaminan Kualitas (Quality
Assurance) di Lean Manufacturing.

B. Penerapan
Adapun penerapan poka yoke dalam kehidupan sehari-hari,diantaranya :
1. Rak Piring

Pada rak piring diatas dapat terlihat posisi piring yang tertata rapi diantara sekat-
sekat rak. Poka Yoke pada rak tersebut yaitu sekat-sekat yang dengan otomatis akan
mendeteksi apakah piring telah diletakkan dengan posisi yang benar. Jika posisi
benar,maka piring akan tersusun rapih pada tempatnya. Tetapi,jika posisi peletakkan
salah,maka piring tidak dapat tersusun sebagaimana mestinya. Sehingga,akan mencegah
kesalahan peletakkan piring.
2. Rem Motor Matic

Pada rem motor diatas,dapat diketahui bahwa terdapat poka yoke yaitu mesin
tidak akan menyala ketika rem tidak ditekan. Tetapi mesin akan menyala jika rem
ditekan. Sehingga mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi akibat kecerobahan
ketika menyalakan mesin.
3. Pintu Lift

Dari gambar lift diatas,dapat diketahui bahwa terdapat poka yoke,yaitu lift akan
mendeteksi dengan pintu lift yang akan terbuka jika lift berhenti. Tetapi jika lift
sedang berjalan maka pintu tidak akan terbuka. Sehingga mencegah kecelakaan
yang mungkin terjadi saat lift sedang berjalan.
4. Wastafel

Dari gambar diatas,dapat diketahui bahwa pada wastafel terdapat poka


yoke,yaitu berupa lubang pembuangan air. Lubang tersebut akan menyerap air yang
keluar meskipun kran air ditinggalkan dalam keadaan terbuka. Sehingga tidak akan
menyebabkan air meluap.
5. Breaker Listrik

Dari gambar diatas dapat diketahui,bahwa breaker listrik memiliki


pokayoke,yaitu dengan mendeteksi jika terjadi kelebihan tegangan listrik maka akan
meloncat dan mati dengan sendirinya. Sehingga mencegah terjadinya hubungan
pendek arus listrik.

5R
A. Pengertian
Program 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin), merupakan
adaptasi program 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) yang
dikembangkan di Jepang dan sudah digunakan oleh banyak negara di seluruh
penjuru dunia. Ini merupakan suatu metode sederhana untuk melakukan
penataan dan pembersihan tempat kerja yang dikembangkan dan diterapkan di
Jepang.
5R merupakan budaya tentang bagaimana seseorang memperlakukan
tempat kerjanya secara benar. Bila tempat kerja tertata rapi, bersih, dan tertib,
maka kemudahan bekerja perorangan dapat diciptakan, dan dengan demikian 4
bidang sasaran pokok industri, yaitu efisiensi, produktivitas, kualitas, dan
keselamatan kerja dapat lebih mudah dicapai.
Terdapat 5 (lima) langkah dalam penerapan 5R (5S) di tempat kerja yaitu
: Ringkas, Rapi Resik, Rawat dan Rajin. Penjelasan umum penerapan 5R (5S)
tersebut antara lain :
1. RINGKAS
Prinsip RINGKAS adalah memisahkan segala sesuatu yang
diperlukan dan menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
Mengetahui benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan
disimpan, serta bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses
terbukti sangat berguna bagi sebuah perusahaan.
Langkah melakukan RINGKAS :
1. Cek-barang yang berada di area masing-masing.
2. Tetapkan kategori barang-barang yang digunakan dan yang tidak
digunakan.
3. Beri label warna merah untuk barang yang tidak digunakan
4. Siapkan tempat untuk menyimpan / membuang /memusnahkan
barang-barang yang tidak digunakan.
5. Pindahkan barangbarang yang berlabel merah ke tempat yang telah
ditentukan.

2. RAPI
Prinsip RAPI adalah menyimpan barang sesuai dengan tempatnya.
Kerapian adalah hal mengenai sebagaimana cepat kita meletakkan
barang dan mendapatkannya kembali pada saat diperlukan dengan
mudah. Perusahaan tidak boleh asal-asalan dalam memutuskan dimana
benda-benda harus diletakkan untuk mempercepat waktu untuk
memperoleh barang tersebut.
Langkah melakukan RAPI :
1. Rancang metode penempatan barang yang diperlukan, sehingga
mudah didapatkan saat dibutuhkan
2. Tempatkan barang-barang yang diperlukan ke tempat yang telah
dirancang dan disediakan
3. Beri label / identifikasi untuk mempermudah penggunaan maupun
pengembalian ke tempat semula.

3. RESIK
Prinsip RESIK adalah membersihkan tempat/lingkungan kerja,
mesin/peralatan dan barang-barang agar tidak terdapat debu dan kotoran.
Kebersihan harus dilaksanakan dan dibiasakan oleh setiap orang dari
CEO hingga pada tingkat office boy.
Langkah melakukan RESIK :
1. Penyediaan sarana kebersihan,
2. Pembersihan tempat kerja,
3. Peremajaan tempat kerja, dan
4. Pelestarian RESIK.
4. RAWAT
Prinsip RAWAT adalah mempertahankan hasil yang telash
dicapai pada 3R sebelumnya dengan membakukannya (standardisasi).
Langkah melakukan RAWAT :
1. Tetapkan standar kebersihan, penempatan, penataan
2. Komunikasikan ke setiap karyawan yang sedang bekerja di tempat
kerja

5. RAJIN
Prinsip RAJIN adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan
untuk menjaga dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. RAJIN di
tempat kerja berarti pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja.
Apa yang sduah baik harus selalu dalam keadaan prima setiap saat.
Prinsip RAJIN di tempat kerja adalah “LAKUKAN APA YANG
HARUS DILAKUKAN DAN JANGAN MELAKUKAN APA YANG
TIDAK BOLEH DILAKUKAN”
Langkah melakukan RAJIN :
1. Target bersama,
2. Teladan atasan
3. Hubungan/komunikasi di lingkungan kerja
4. Kesempatan belajar

B. Penerapan
1. Pada Warung
 Ringkas
Penerapan ringkas pada warung,yaitu dengan mengecek dan
makanan minuman yang masih layak jual dan yang tidak layak jual.
Makanan dan minuman yang tidak layak jual diberi label
merah,kemudian ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan
untuk dibuang.
 Rapi
Penerapan rapi pada warung,yaitu dengan memisahkan jenis-jenis
makanan dan minuman. Makanan diletakkan di area makanan,dan
mengelompokkannya apakah makanan tersebut masuk ke jenis
makanan ringan,makanan berat atau sembako. Kemudian untuk
minuman juga di kelompokkan,apakah minuman tersebut masuk ke
jenis air mineral biasa,susu,teh,kopi atau bersoda. Pada rak
penyimpanan diberi label untuk jenis setiap makanan dan
minuman,supaya konsumen mudah untuk mencarinya.
 Resik
Penerapan resik pada warung,yaitu dengan menyediakan alat
kebersihan seperti sapu,pel dan lap. Ketika lingkungan sekitar
terlihat kotor maka dibersihkan dengan menyapu,mengepel dan
melap. Kemudian membersihkan dilakukan secara rutin minimal 2
kali sehari.
 Rawat
Penerapan rawat pada warung,yaitu dengan menetapkan standar
terhadap ringkas,rapi dan resik. Ketiga proses tersebut dilakukan
dengan standar yang telah ditetapkan.
 Rajin
Penerapan rajin,yaitu dengan melaksanakan keempat proses diatas
secara rutin dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Kemudian
mengembangkannya sehingga didapat hasil yang lebih baik.
Makanan dan minuman tetap terjaga.
2. Lemari Pakaian
 Ringkas
Penerapan ringkas pada lemari pakaian,yaitu dengan mengecek
pakaian yang masih bisa dipakai dan yang tidak. Pakaian sudah tidak
bisa dipakai diberi tanda dan dipisahkan ke tempat yang sudah
disediakan.
 Rapi
Penerapan rapi pada lemari pakaian,yaitu dengan memisahkan
pakaian sesuai dengan kelompoknya. Yaitu memisahkan
penempatan baju tidur,baju berpergian,celana dan pakaian lainnya.
 Resik
Penerapan resik pada lemari pakaian,yaitu dengan menjaga
kebersihan area dalam lemari dan luar lemari. Menghindari kondisi
lembab yang dapat membuat pakaian menjadi bau dan basah.
Mencuci apabila terdapat pakaian kotor dalam lemari.
 Rawat
Penerapan rawat pada lemari pakaian,yaitu dengan menetapkan
standar terhadap ringkas,rapi dan resik. Ketiga proses tersebut
dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan.
 Rajin
Penerapan rajin pada lemari pakaian,yaitu dengan melaksanakan
keempat proses diatas secara rutin dengan jangka waktu yang telah
ditetapkan. Kemudian mengembangkannya sehingga didapat hasil
yang lebih baik pakaian tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai