LANDASAN TEORI
angka tunggal. Manusia menilai kondisi lingkungan rangsangan yang masuk ke dalam
dirinya melalui keenam indera melalui syaraf dan dicerna otak untuk dinilai. Dalam hal ini
yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau,
suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak
akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak. Ketidak
nyamanan di satu faktor dapat ditutupi oleh faktor lain (Satwiko, 2009:21).
Kenyamanan adalah perasaan yang muncul akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan
pada sensasi tubuh. Lanjutnya, kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti 1) Kebutuhan ketentraman yaitu suatu kepuasan
yang meningkatkan penampilan sehari-hari, 2) Kelegaan yaitu telah terpenuhinya segala
kebutuhan, dan 3) Transenden yaitu keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri.
Simpulkan .......................
bisa meningkat mulai dari terasa mengganggu sampai menimbulkan rasa sakit tergantung
meningkatkan metabolisme, merubah level aktivitas otot, atau menggunakan pakaian, bisa
dapat menimbulkan perubahan fungsional yang bisa mempengaruhi seluruh tubuh. Panas
9
kenyamanan di dalam ruangan sangat penting untuk kesehatan dan performance secara
Untuk dapat belajar dengan efektif, diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur,
misalnya : 1) Ruang belajar harus bersih, tidak menimbulkan bau yang dapat mengganggu
konsentrasi pikiran; 2) Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata; 3) Ada
sarana dan prasarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku-buku, dan
sebagainya.
diusahakan memenuhi syarat sebagai berikut :1) Ukuran ruang kelas 8 meter x 7 meter; 2)
Cukup cahaya dan sirkulasiudara;4) Pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan
terhadap hasil belajar. Oleh sebab itu, guru dalam menata lingkungan pembelajaran perlu
diantaranya yaitu kondisi di lingkungan dalam dan luar kelas. Menurut Karwati
(2014:275),
10
Lingkungan sekolah yang nyaman adalah memiliki pepohonan yang rindang, karena ketersediaan
oksigen merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pembentukan kecerdasan siswa.
Kurangnya kadar oksigen bagi siswa akan menyebabkan suplai darah ke otak menjadi lambat,
menyebabkan konsentrasi siswa dalam belajar menjadi terganggu. Maka pepohonan rindang di
sekolah memiliki peran untuk menyuplai kebutuhan oksigen bagi siswa. Semakin rindang pepohonan
yang ada di sekolah atau di sekitar kelas, maka suplai oksigen yang dibutuhkan oleh siswa akan
semakin memadai. Kemudian, bangunan sekolah yang kokoh dan sehat juga akan membuat siswa
merasa nyaman belajar di kelas. Bangunan yang roboh, dibangun dengan asal-asalan tidak layak
digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dinding ruang kelas harus kuat (tidak retak),
lantai ruang kelas seharusnya datar dan tidak licin, dan langit-langit ruang kelas seharusnya tidak
retak(bocor).
kenyamanan bagi siswa. Lingkungan sekolah yang dekat dengan pabrik yang bising dan
berpolusi udara, atau lingkungan sekolah yang berada di pinggir jalan raya yang padat dan
berisik, atau bahkan lingkungan sekolah yang letaknya berdekatan dengan tempat
ketidaknyamanan akibat bau-bau tak sedap, akan sangat mengganggu proses pembelajaran
siswa.
prasarana kelas. Adapun sarana dan prasana yang harus ada pada ruang kelas yaitu: a)
Hidayat (2010:167) menjelaskan, jika fasilitas-fasilitas itu ada dan dalam keadaan
baik, maka kenyamanan kelas akan terwujud dan proses pembelajaran akan berjalan sesuai
tujuan pembelajaran.
“lingkungan luar kelas juga sangat berpengarus pada kenyaman kelas”. Ada beberapa
terhadap kenyamanan dikelas, semakin banyak pohon yang rindang maka ruangan kelas
11
akan terasa sejuk dan tidak menimbulkan panas; b) Tanaman depan kelas. Ini merupakan
salah satu faktor penyebab nyaman dikelas, meskipun tidak sebesar pepohonan dalam
tingkat pengaruh kenyamanan kelas; c) Tingkat Kebisingan. Sekolah yang jauh dari
keramaian biasanya akan lebih nyaman dan terhindar dari suara-suara bising yang timbul
dari luar kelas. Ada beberapa faktor penyebab adanya suara bising atau mengganggu
diantaranya;(1) Sekolah berada di pinggir jalan; (2) Sekolah sedang melakukan Rehab
Bangunan; (3) hujan yang deras disertai petir;(4) Kegiatan masyarakat lainnya. Hidayat
(2010:169).
c. Jenis Kenyamanan
Ada tiga makna kenyamanan suhu; 1). Pendekatan thermophysiological adalah pendekatan
kenyamanan lingkungan suhu sebagai proses pada tinggi dan rendahnya signal dari reseptor suhu yang
berada di kulit menuju ke otak. 2). Pendekatan Heatbalance (keseimbangan panas), kenyamanan suhu
dicapai bila aliran panas dari dan menuju badan manusia seimbang, temperatur kulit dan tingkat
berkeringat badan ada dalam rentang nyaman. 3). Pendekatan psikologis adalah kondisi pikiran yang
mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan suhunya. Pendekatan psikologis
menjadi pemaknaan yang paling banyak digunakan karena bersifat subjektif.
dengan aspek fisik, fisiologis dan psikologis. Variabel yang menentukan kenyamanan suhu
dapat dibedakan menjadi : 1) Personal yang meliputi, rerata metabolisme yang terwujud
dalam aktivitas, rerata insulasi pakaian yang diwujudkan dalam cara berpakaian. 2) Iklim
yang meliputi, suhu udara, kelembaban, pergerakan udara atau kecepatan angin.
dilakukan dalam pendekatan iklim lingkungan yang ada. Pendekatan iklim dalam gedung
12
Tubuh manusia dalam kondisi nyaman berada pada suhu 370C, suhu ini dapat
Tubuh merasa kepanasan bila tidak dapat melepaskan panas dalam waktu yang tepat. Panas
tubuh dikeluarkan melalui cara: 1) Radiasi panas ke udara sekeliling yang lebih sejuk
sebesar 40%- 60%. 2) Penyaluran panas secara langsung (konduksi) melalui telapak kaki.
3) Perpindahan kalor 25% - 30% ke udara secara konveksi. 4) Penguapan keringat dan
2) Kenyamanan Fisikal
internal terdiri dari tinggi badan, berat badan dan IMT (Indeks Masa Tubuh). Sugini
(2004:120). IMT bisa dihitung dengan persamaan 2.1, sementara hubungan IMT dengan
Tabel 2.1.
Daftar Nilai IMT
NilaiIMT Makna
18,4kebawah Berat badankurang
18,5–24,9 Berat badanideal
25–29,9 Berat badanlebih
30–39,9 Gemuk
40ke atas Sangatgemuk
Sugini (2004:120)
menjadi faktor dari alam dan faktor pilihan manusia. Salah satu faktor alam adalah
kelembaban udara yaitu kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara yang tinggi
pelepasan panas bisa terganggu. Bila kelembaban rendah (30%) orang merasakan efek
keringanya udara, untuk mengatasinya diperlukan tambahan uap air ke dalam udara.
13
Sementara faktor yang lain:
a) Pakaian
kenyamanan suhu tubuh. Manusia bisa memilih dan menentukan jenis dan model pakaian
yang dikenakan untuk mencapai kenyamanan suhu tubuhnya. Indeks penguapan pakaian
(clothing value = clo ) tiap jenis pakaian bisa digunakan untuk menghitung tingkat
kenyamanan pakaian yang hendak digunakan (Ogulata, 2007:57). Berikut Tabel 2.2
clothing value :
Tabel 2.2
Clothing Value blus baju
Penahananpanas
Uraian Clo m2.oC/W
Aktivitas manusia menimbulkan energi atau panas tertentu dalam tubuh. Semakin
tinggi aktivitas seseorang, semakin cepat metabolisme dalam tubuhnya sehingga semakin
besar energi atau panas yang dihasilkan. Bila faktor alam tidak bisa menyerap panas yang
terjadi (dan harus dilepas demi kenyamanan) maka tubuh merasa tidak nyaman. Jenis
aktivitas dan kecepatan metabolisme dapat dilihat dalam tabel berikut (Ogulata,2007:62).
14
Tabel 2.3
Aktivitas dan Kecepatan Metabolisme
Aktivitas (Met)
Duduk tenang 1.0 58
Berdiri santai 1.2 70
Aktivitas biasa (kantor, sekolah, rumah sakit) 1.2 70
Berdiri aktivitas ringan (belanja, industri ringan) 1.6 93
dissatisfield= PPD) berhubungan erat dengan indeks clo atau pengatur penguapan
permukaan kulit melalui pakaian dan indeks kegiatan atau terjadinya panas dari aktivitas
Pertama, ISO 7734 tahun1994. Sensasi termis yang dialami tubuh manusia
berdasarkan ISO 7734 tahun 1994 terdiri atas faktor iklim dan faktor individu. Faktor
iklim: suhu udara, suhu radiasi, kelembaban udara dan kecepatan angin. Sementara faktor
individu; tingkat aktivitas yang berhubungan langsung dengan tingkat metabolisme tubuh
Kedua, TeoriFanger. Kenyamanan suhu menurut Fanger terdiri dari faktor iklim
yaitu suhu udara (0C), suhu radiasi(0C), kelembaban udara (%), dan kecepatan angin
(m/dt). Faktor individu yaitu kecepatan metabolisme menurut jenis aktivitas (met) dan
15
1) Akustik. Dalam hal ini, seharusnya ruang kelas diatur agar siswa ketika belajar di
dalam kelas dapat mendengarkan penjelasan guru dengan jelas tanpa adanya gangguan
akustik (suara).Kriteria yang biasa dipakai untuk mengukur kualitas akustik ruang
kelas adalah parameter subjektif dan objektif. Parameter subjektif lebih banyak
ditentukan oleh persepsi individu, berupa penilaian terhadap seorang pembicara oleh
pendengar dengan nilai indeks antara 0 sampai 10. Parameter subjektif meliputi
biasanya dipakai untuk akustik teater dan concert hall (Siagian, 2011-7)). Paramater
sehingga diperlukan metoda pengukuran yang lebih objektif dan bersifat analitis
seperti bising latar belakang (background noise), distribusi Tingkat Tekanan Bunyi
(TTB), RT (Reverberation Time), EDT (Early Decay Time), D50 (Deutlichkeit), C50,
cukup terang tetapi tidak menyilaukan, cahaya matahari diusahakan tidak secara
langsung masuk ke ruang kelas karena dapat mengganggu siswa ketika belajar di
kelas. Selain itu, cahaya panas yang masuk ke dalam kelas juga dapat mengganggu
belajar siswa. Dalam pengaturan sirkulasi udara, jendela dan lubang jendela yang ada
di kelas harus cukup besar sehingga udara segar dan sejuk dapat masuk ke dalam
ruang kelas.
3) Kebersihan kelas. Apabila ruang kelas bersih dari debu dan tidak ada sampah yang
berserakan di dalam kelas maka dapat membuat siswa merasa lebih nyaman ketika
perhatian penting bagi guru dan siswa, karena kebersihan sangat erat kaitannya dengan
16
kesehatan. Disamping jadwal piket yang wajib dibuat dan dilaksanakan guru juga
kelas.
4) Keamanan kondisi ruangkelas. Kondisi bangunan ruang kelas yang digunakan untuk
belajar seharusnya memiliki kriteria aman yaitu tidak membahayakan siswa ketika
belajar di kelas, seperti lantai kelas seharusnya datar dan tidak licin, dinding ruang
kelas tidak retak (hampir roboh) dan langit-langit ruang kelas tidak retak (bocor).
5) Kondisi dan Pemasangan Media, Perabot. Pemasangan papan tulis seharusnya tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, kursi dan meja yang digunakan siswa harus
kuat, stabil, mudah dipindahkan, sesuai dengan ukuran badan siswa, dan ada tempat
tas serta buku sehingga membuat siswa merasa lebih nyaman. Fasilitas lainnya juga
harus disediakan untuk siswa yang disabilitas atau cacat secara fisik, karena semua
siswa harus mendapatkan kenyamanan yang sama baik yang disabilitas atau siswa
yang normal.
6) Adanya tumbuhanhijau. Dengan adanya tumbuhan hijau di sekitar ruang kelas maka
akan menghasilkan banyak oksigen sehingga membuat siswa merasa lebih sejuk dan
nyaman. Tidak hanya itu adanya tumbuhan hijau akan membuat siswa bisa belajar
tentang pentingnya manfaat alam terhadap kehidupan manusia dan senantiasa menjaga
alam.
7) Kebisingan. Lingkungan di luar ruang kelas yang digunakan siswa untuk belajar
seharusnya jauh dari suara bising yang dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa.
Karena apabila mendengar suara bising maka siswa akan mudah merasa lelah selama
8) Lingkungan sekitar (luar kelas). Lingkungan sekitar kelas seharusnya jauh dari
17
(Karwati, 2014:275).
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Kata motif diartikan sebagai usaha yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu hal. Motif dapat diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek
2007:73).
Motivasi adalah “suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Djamarah,
2011:148). Motivasi juga dapat dikatakan “serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka
maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka tersebut”. Artinya, motivasi
tersebut dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh dari dalam
individu. Motivasi memiliku tiga elemen penting yakni : (1) bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia, (2) motivasi ditandai
dengan munculnya rasa afeksi seseorang, (3) motivasi akan dirangsang karena adanya
Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat, bahwa “setiap motif itu bertalian erat dengan
suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat
pula motifnya sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang”.
1) Motif itu mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi
sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada
2) Motif itu menentukan arah perbuatan yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-
18
cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas pula terbentang jalan yang
harusditempuh.
menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu (Purwanto, 2006: 70).
Menurut Sardiman (2003: 198), motivasi adalah “perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan”. Dari pengertian ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1)
bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, (2)motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3)motivasi
merupakan tenaga yang menggerakan dan mengarahkan seseorang terhadap suatu aktivitas
(Dimyati, 2013:42). Pada intinya motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk
Sanjaya (2010:249),
Mengatakan bahwa “proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat
penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang
kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk
mengarahkan segala kemampuannya. Dalam proses pembelajaran tradisional yang menggunakan
pendekatan ekspositori kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh guru. Guru seakan-akan
memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya. Keadaan ini tidak menguntungkan karena
siswa tidak dapat belajar secara optimal yang tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal.
Pandangan moderen tentang proses pembelajaran menempatkan motivasi sebagai salah satu aspek
penting dalam membangkitkan motivasi belajar siswa.
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak. Menurut Sanjaya,
19
(2010:250) bahwa “suatu motivasi adalah suatu set yang dapat membuat individu
adalah “dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada
pencapaian suatu tujuan tertentu”. Perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang
dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motivasi yang dimiliknya.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arden (dalam Sanjaya, 2010:250) bahwa kuat
lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan
akan ditentukan oleh kuat lemahnya motive yang dimiliki orang tersebut.
Konsep motivasi berawal dari konsep para ahli filsafat, bahwa tidak semua tingah
laku manusia dikendalikan oleh akal, akan tetapi tidak banyak perbuatan yang telah
dilakukan oleh manusia di luar kontrol manusia, maka dari itu lahirlah sebuah pendapat,
bahwa manusia disamping sebagai makhluk rasionalistik, manusia juga sebagai makhluk
mekanistik yaitu makhluk yang digerakkan oleh sesuatu di luar nalar (Saleh & Wahab,
2005:54).
Mengungkapkan bahwa motivasi yaitu “kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada
sesorang dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkan pada tujuan-tujuan tertentu, ada tiga
komponen pokok dalam motivasi yaitu menggerakkan, dimana motivasi menimbulkan kekuatan pada
seseorang untuk bertindak sesuatu, yang kedua adalah mengarahkan, motivasi mengarahkan tingkah
laku seseorang terhadap sesuatu tujuannya, dan motivasi juga menopang, artinya motivasi menjaga
dan menopang tingkah laku, dimana keadaan lingkungan sekitar individu juga harus menguatkan
dorangan dan kekuatan yang ada dalam individu”.
dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh
belajarmemandang motivasi dan reward sebagai hal yang kurang penting dalam belajar,
motivasi hanyalah menimbulkan variasi respons pada individu, dan bila dihubungkan
20
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat dikatakan sebagai suatu kondisi
intern (kesiap siagaan). Berawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai
daya penggerak yangtelah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Dalam dunia psikologi ada yang dinamakan teori kebutuhan Maslow, motivasi
sangat berkaitan dengan anggapan bahwa apapun yang dilakukan manusia adalah “dengan
tujuan untuk memenuhi segala kebutuhan, baik kebutuhan secara fisik maupun psikis”.
Berkaitan erat dengan pandangan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus
dipuaskan dahulu sebelum memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan tertinggi
dan sulit dalam hierarki Maslow diberi perhatian khusus yaitu “aktualisasi diri”. (Saleh dan
Wahab, 2005:70)
diri, 5) Aktualisasi diri. Kebutuhan dan dorongan / motivasi istilah yang digunakan secara
bergantian dalam psikologi , namun kebutuhan lebih mengacu pada kebutuhan fisiologis
dan dorongan atau motivasi mengacu pada kebutuhan yang bersifat psikologis dari suatu
b. Pengertian Belajar
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang
definisi belajar. Menurut Sardiman (2003 : 20), memberikan penjelasan bahwa “Belajar
21
Belajar adalah “perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena
latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah : (a) suatu
aktivitas atau usaha yang disengaja,(b) aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa
sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa
meliputi perubahan ketrampilan jasmani, kecepatan perceptual, isi ingatan, abilitas berfikir,
sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang
berkenaan dengan aspek psikis dan fisik), (d) perubahan tersebut relative bersifat
atau hasil, b) sebagai proses, dan c) sebagai fungsi. Sebagai produk terutama yang dilihat
dalam bentuk akhir dari berbagai pengalaman interaksi edukatif, seperti dalam bentuk
ketrampilan, kosep- konsep dan sikap. Adapun belajar sebagai proses terutama yang dilihat
adalah apa yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif untuksesuatu tujuan,
dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah pola-pola perubahan tingkah laku, selama
pengalaman edukatif.
meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan
eksternal.Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti
yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan
22
Sunarto (2010 : 16),
Belajar adalah “suatu proses perubahan perubahan didalam manusia, ditampakan dalam bentuk
peningkatan kualitan dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,
kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain. Jadi dalam kegiatan belajar
terjadinya adanya suatu usaha yang menghasilkan perubahan-perubahan itu dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung”.
oleh Dimyati (2006:18), bahwa “belajar merupakan suatu proses internal yang komplek,
yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah yang meliputi unsur afektif”. Dalam
dimensi afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interes, apresiasi dan penyesuaian
perasaan sosial.
“suatu perbuatan yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Belajar tidak hanya
sekedar mengumpulkan ilmu pengetahuan, tetapi belajar itu lebih menekankan pada
berarti ia melakukan suatu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang melibatkan dua
unsur yaitu jiwa dan raganya”. Gerak raga yang ditunjukan harus sejalan dengan proses
jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang didapatkan itu bukan
adalah proses aktif. Belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar individu. Tingkah laku sebagai hasil proses belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor
internal dan eksternal. Berdasarkan hal tersebut perubahan tingkah lakulah yang mnjadi
23
diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki tercapai”. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual dan berperan dalam hal menumbuhkan semangat belajar untuk individu.
Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar
adalah mendapatkan manfaat dari proses belajar. Beberapa siswa mengalami masalah
dalam belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan ang diharapkan. Untuk
mengatasi masalah yang dialami tersebut perlu ditelusuri faktor yang mempengaruhi hasil
belajar di antaranya adalah motivasi belajar siswa, dimana motivasi belajar merupakan
syarat mutlak untuk belajar, serta sangat memberikan pengaruh besar dalam memberikan
mengarahkan siswa dalam belajar” (Astuti, 2010 : 67).Motivasi belajar sangat erat sekali
hubungannya dengan prilaku siswa disekolah. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan
mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baru. Bila pendidik
membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan memperkuat respon yang
telah dipelajari.
Menurut Soemanto (2006: 77), “ternyata tidak ada obat yang mujarab untuk
menyembuhkan segala penyakit mental yang didapati pada anak- anak yang berada di
dalam lingkungan sekolah yang tidak cocok bagi mereka. Apabila terdapat kesimpulan
penelitian yang kiranya membantu guru, ternyata kemudian tidak diketahui prosedur yang
keseluruhan daya penggerak yang ada dalam diri siswa untuk melakukan perubahan
perilaku. Dalam kegiatan belajar, siswa akan menganggap belajar adalah sebuah
24
kebutuhan dalam mencapai tujuan.
Guru selaku pendidik perlu mendorong siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan.
1) Mendorong siswa untuk beraktivitas. Perilaku setiap orang disebabkan karena dorongan
yang muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi. Besar kecilnya semangat seseorang
untuk bekerja sangat ditentukan oleh besar kecilnya motivasi orang tersebut. Semangat siswa
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai
2) Sebagaipengarah. Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan
untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. ( Sanjaya
2010: 251-252).
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari
setiap kegiatan yang dilakukan.
2) Menentukan arah perbuatan kearah yang ingin dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan guna mencapai tujuan.
perbuatannya kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian siswa dapat
menyeleksi perbuatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan yang bermanfaat bagi
25
Motivasi yang ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan belajar. Ada
tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses
bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelumselesai). 2)
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar
untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telahdicapai).3)
bekerjamandiri.Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang siswa berarti siswa tersebut memiliki
motivasi belajar yang cukup kuat yang dibutuhkan dalam aktifitas belajarnya. Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam
oleh motivasi yang ada pada dirinya. Indikator kualitas pembelajaran salah satunya adalah
adanya motivasi yang tinggi dari para peserta didik. Peserta didik yang memiliki motivasi
belajar yang tinggi terhadap pembelajaran maka mereka akan tergerak atau tergugah untuk
26
memiliki keinginan melakukan sesuatu yang dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.
psikologis siswa”. Beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar yaitu:
3) Kondisi Siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani. Seorang
(dinarasikan)
membelajarkan siswa.
motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa
motivasi, dan faktor pribadi. Karakteristik individu yang berbeda jenis kebutuhan,
sikap dan minat menimbulkan motivasi yang bervariasi, diantaranya harga diri dan
prestasi, kebutuhan, dan tanggung jawab. Misalnya siswa yang mempunyai motivasi
ingin berprestasi dikelas akan bekerja keras selalu belajar meskipun harus
27
mengurangi waktu bermain dengan teman-temannya. Cita-cita siswa biasanya
menjadi motivasi yang sangat berpengaruh dalam diri siswa. Diperlukan komitmen
dan konsistensi siswa dalam mempertahankan motivasi siswa. Disinilah peran guru
dan orang tua untuk mengetahui motivasi siswa, untuk mengarahkan dan
membimbing arah belajar, proses serta asas manfaat dari pembelajaran siswa.
2) Faktor sosial. Seperti keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial. Orang tua salah satu faktor
penting dalam memotivasi siswa, karena oran tua adalah pendidikan pertama siswa.
Orang tua tidak hanya dituntut sebagai contoh untuk anak-anaknya tetapi harus bisa
memberikan motivasi yang lebih kepada anak agar anaknya bisa semangat dan
konsisten dalam belajar. Motivasi belajar dari orang tua merupakan salah satu bentuk
Menurut Slameto (1991:61), motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat
intelektual yang mempunyai peran menumbuhkan gairah merasa senang dan semangat untuk
belajarpada anak. Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam memotivasi
oleh anak.
motivasi belajar pada diri siswa sangat dipengaruhi oleh adanya rangsangan dari luar
dirinya serta kemauan yang muncul pada diri sendiri. Motivasi belajar yang datang dari
luar dirinya akan memberikan pengaruh besar terhadap munculnya motivasi instrinsik pada
diri siswa.
Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada
28
kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi
dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas
belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian
berikut:
melakukan aktivitas belajar karena motivasi belum menunjukkan aktivitas yang nyata
seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada
kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi
2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalambelajar. Efek yang
ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya. Selain kurang
percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah terpengaruh. Oleh
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripadahukuman. Setiap orang senang dihargai
dan tidak disuka dihukum dalam bentuk apapun. Memuji orang lain berarti
memberikan pengahargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini memberikan
pujian yang diucap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat.
anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak ingin dikucilkan. Berbagai peranan
29
dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya sama halnya memberikan rasa
percaya diri kepada anak didik. Anak didik merasa berguna, dikagumi atau dohormati
oleh guru atau orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya
merupakan kebutuhan yang wajar bagi anak didik, semuanya dapat memberikan
motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang
dilakukan. Dia yakin belajar bukanlahkegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan
motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak
didik. Tanpa disadari ada proses terbentuknya motivasi yang seringkali di abaikan
oleh setiap orang. Proses inilah yang harus menjadi perhatian, apalagi transisi siswa
dari awal belum termotivasi sampai akhirnya termotivasi. Hal inilah yang harus
diperhatikan lebiholeh guru serta orang tua dalam belajar. (Djamarah, 2011:45).
1) Menimbulkan kegiatanbelajar. Keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah dan
diluar sekolah. Waktu belajar di sekolah terbatas bagi siswa, siswa lebih banyak menghabiskan
waktunya diluar sekolah anatara lain di rumah dan di lingkungannya tempat ia bermain. Oleh sebab
itu sekolah harus menjadi tempat motivasi yang baik buat siswa agar mereka bisa belajar di luar
sekolah, setidaknya bisa memperaktikan apa yang telah didapat di sekolah dan di ruang belajar.
2) Menjamin kelangsunganbelajar. Kemauan siswa untuk mempertahankan kegiatan belajar pada setiap
pelajaran yang diajarkan disekolah.
3) Mengarahkan kegiatanbelajar. Kemauan siswa untuk mengarahkan kegiatan belajarnya dalam setiap
pelajaran yang diajarkan demi mencapai suatu tujuan tertentu dalambelajar.
Menurut sardiman (2011:145), ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang
berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu
30
guru harus dapat menggarahkan anak didik, memberikan harapan yang realistis,
memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik ke arah yang menunjang
1) Menggairahkan Peserta Didik. Untuk dapat meningkatkan kegairahan anak didik, guru
harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai disposisi awal setiap anak
didiknya.
didik yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan yang kurang atau tidak
realistis. Untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
memberikan hadiah kepada naka didik (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan
mendidik, menegur dengan sikap lemah lembut dan dengan perkataan yang ramah dan
baik. Hal yang terpenting lainnya dalah menjadi Uswah Hasanah atau menjadi suri
tauladan yang baik. Guru senantiasa menjadi contoh terhadap perilaku siswa dari
Para ahli lainnya seperti Gage dan Berliner (1979), French dan Raven (1959)
didik tanpa harus melakukan reorganisasi kelas secara besar-besaran, antara lain: 1)
Membangkitkan rasa ingin tahu dan hasrateksplorasi; 4) Melakukan hal yang luarbiasa; 5)
31
Merangsang hasrat anak didik; 6) Memanfaatkan apersepsi anakdidik; 7) Menerapkan
konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam konteks yang unik dan luarbiasa; 8) Meminta
1) Motivasi intrinsik, motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada
paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi intrinsik
adalah hal yang menjadi landasan setiap individu untuk melakukan sesuatu dalam
mencapai keinginan atau tujuannya dan didasari berkat adanya dorongan (rangsangan)
dari dalam dirinya. Jenis motivasi ini pada dasarnya terjadi karena adanya gejolakdari
dalam diri tiap individu tanpa menghiraukan hal-hal yang bisa mempengaruhi gejolak
tersebut dari luar dirinya seperti lingkungan dan lain sebagainya. Contoh motivasi
intrinsik ini biasanya dialami oleh seseorang ketika mempunyai banyak pertanyaan
eputar apa yang akan dilakukan. Kemudian tanpa sadar mulai mempelajarinya dengan
tekun dan penuh ketelitian. Tipe motivasi ini juga cenderung untuk melakukan
kegiatan mempelajari sesuatu dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain. Motivasi
seperti ini memang sangat diperlukan bagi peserta didik atau lainnya karena bisa
belajar mandiri. Salah satu yang termasuk motivasi intrinsik adalah keinginan, dimana
keinginan adalah segala sesuatu yang akan direalisasikan oleh si pelaku. Sehingga bila
ia telah terealisasi, keinginan itu akan hilang atau berganti dengan keinginan yang
baru.
2) Motivasi ekstrinsik, motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu.
apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari oang lain sehingga keadaan
32
demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Motivasi ini merupakan motif
individu yang didasari oleh dorogan dari luar dirinya untuk melakukan sesuatu, seperti
belajar dan lainnya. Motivasi belajar dikatakan motivasi ekstrinsik bila siswa
menempatkan tujuan belajar diluar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar hendak
mencapai tujuan tertentu yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Salah satu
contoh motivasi ekstrinsik adalah harapan, dimana harapan adalah dorongan yang
tinggi, meraih gelar, kehormatan dan sebagainya. Jenis motivasi ini juga sangat perlu
untuk perkembangan para peserta didik selain dengan adanya unsur dari dalam.
Karena seseorang yang mempunyai motivasi ekstrinsik akan selalu belajar dari
162).
Bagi siswa yang memang sudah memiliki motivasi belajar akan memperhatikan
dan bersemangat ketika pembelajaran. Akan berbeda bila ada siswa yang tidak memiliki
motivasi belajar, maka motivasi ekstrinsik berupa dorongan dari luar itu sangat diperlukan.
Menurut Uno (2013: 23), indikator atau unsur dalam motivasi belajar
menjadi dua bagian yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
dan kebutuhan dalam belajar; 3) adanya harapan dan cita-cita masa depan.
merupakan dorongan internal (dorongan dari dalam diri individu) dan eksternal
(dorongan dari luar diri individu) pada siswa, yang sedang belajar untuk mengadakan
33
perubahan tingkah laku yang didukung oleh beberapa indikator atau unsur tertentu.
Indikator atau unsur tersebut mempunyai peranan besar atas keberhasilan seseorang
berpengaruh pada motivasi belajar siswa di sekolah. Menurut Uno (2013: 33) motivasi
untuk belajar dengan baik dapat dikembangkan, diperbaiki atau diubah melalui belajar
dan latihan melalui pengaruh lingkungan. Artinya, lingkungan belajar yang baik
cenderung mendorong anak untuk belajar dengan tenang, nyaman dan konsentrasi.
Saat berada di sekolah, siswa akan lebih banyak menghabiskan waktu mereka
di dalam kelas karena seperti yang kita ketahui, hampir semua kegiatan pembelajaran
di Sekolah Menengah dihabiskan di dalam ruangan kelas. Keadaan kelas yang pengap,
padat, kurang pertukaran udara, sehingga siswa tidak leluasa bernafas, menyebabkan
kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga
motivasi siswa untuk belajar semakin menurun. Apalagi dari pagi hingga siang siswa
kurang gerak dan duduk belama-lama di kursi dengan waktu istirahat yang
lebihsedikit.
sekolah merupakan pendorong kemudahan berbuat bagi siswa”. Oleh karena itu,
apabila kelas tidak ditata dengan baik, maka motivasi belajar anak akan menurun
bahkan tidak mustahil siswa akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal
lingkungan belajar yang kondusif akan meningkatkan motivasi belajar siswa dikelas.
34
B. Hipotesis
alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya: Pertama, Hipotesis dapat
dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan
untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari
konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik. Kedua, Hipotesis dapat diuji dan
ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau difalsifikasi. Ketiga, hipotesis adalah
alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat
keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar
atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan
mengujinya.
karena jawaban yang diberikan berdasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Adapun yang
Dari uraian di atas dapat, mqkq hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ho : tidak ada pengaruh positif antara tingkat kenyamanan kelas terhadap motivasi
2019.
35
2. Ha : terdapat pengaruh positif antara tingkat kenyamanan kelas terhadap motivasi
2019.
36