NIM : H061191039
PRODI : GEOFISIKA
1. RANAH BAHASAN
A. DEFINISI
Langkah pertama adalah mengetahui apa itu lingkungan hidup. Lingkungan hidup atau
environment yang berasal dari environner (Bahasa Perancis), yang artinya melingkari atau
mengelilingi, dapat didefinisikan sebagai:
Kita perlu meninjau pula apa definisi lingkungan hidup menurut UU No. 23/1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai “kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain”.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa baik lingkungan alam maupun sosial berpengaruh terhadap
kehidupan secara keseluruhan, baik manusia maupun makhluk lainnya. Sekarang, apa itu Ilmu
Lingkungan atau environmental science? Ilmu Lingkungan adalah suatu studi yang sistematis
mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang pantas di dalamnya. Ilmu Lingkungan
bersifat multidisiplin, artinya mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya secara terintegrasi, seperti
ekologi, geologi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan ilmu politik, secara holistik/menyeluruh dan
berpandangan terbuka. Berbeda dengan ilmu dasar lain yang bebas nilai, maka ilmu lingkungan
berorientasi kepada misi tertentu. Misi tersebut adalah mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid),
baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam.
Pengetahuan tersebut menimbulkan tanggung jawab, untuk terlibat dan mencoba melakukan
sesuatu tentang permasalahan yang kita timbulkan terhadap alam. Jadi pengetahuan tentang
lingkungan hidup adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, dan keberpihakan
(Cunningham & Saigo, 1997).
Banyak orang berpendapat bahwa ilmu lingkungan dan ekologi merupakan sinonim. Padahal
tidak setepatnya demikian. Definisi ekologi menurut Odum (1971) adalah “ilmu tentang interaksi
antara organisme atau sekelompok organisme dengan lingkungannya”. Ekologi mempelajari tentang
apa yang membatasi kehidupan, bagaimana organisme menggunakan sumber daya alam seperti
energi dan mineral, dan bagaimana organisme berinteraksi. Namun demikian keduanya mempunyai
persamaan dalam sifat multidisiplinnya. Jika ekologi merupakan amalgam dari berbagai bidang ilmu
dalam biologi, kimia, dan fisika, maka Ilmu Lingkungan merupakan amalgam dari ekologi, geologi,
ekonomi, sosiologi, dan ilmu politik (Smith, 1992). Ekologi adalah salah satu disiplin ilmu yang
merupakan inti dari ilmu lingkungan. Konsep dasar yang telah ditemukan dalam studi ekologi
diterapkan dalam mempelajari ilmu lingkungan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ilmu lingkungan
merupakan aplikasi dari ekologi untuk mengelola lingkungan hidup.
Lingkungan hidup merupakan interaksi antara lingkungan alam, sosial, dan budaya. Berbagai disiplin
ilmu lainnya berkontribusi dalam ilmu lingkungan dan membantu kita memahami bagaimana
interaksi dalam dunia kita terjadi dan bagaimana kedudukan manusia yang layak di dalamnya.
2. Tujuan
3. Metode
Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup Di Perguruan Tinggi Dengan Model Outdoor Learning
Purnomo, A., (2017) menyatakan, outdoor learning process (OLP) adalah pembelajaran sains dengan
melakukan petualangan di lingkungan sekitar dengan secara teliti yang hasilnya dicatat ke dalam
Lembar Kerja Pengamatan (LKP).Barlet (dalam Husamah. 2013:20) menyatakan, model pembelajaran
pendidikan luar ruang adalah suatu pembelajaran yang dilakukan di luar ruang atau luar kelas.
Sedangkan Suherdiyanto, s., (2016) menyatakan, proses pembelajaran luar kelas adalah proses
pembelajaran yang dapat membangun makna (input), kemudian prosesnya melalui struktur kognitif
sehingga berkesan lama dalam ingatan atau memori (terjadirekonstruksi).
Tujuan pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) yang secara umum ingin dicapai melalui
aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan kampus dalam Purnomo, A., (2017) adalah.
1) Membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan
inisiatif personal;
2) Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap;
3) Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat
berkembang optimal;
4) Memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung terhadap materi
yang di sampaikan;
5) Memungkinkan mahasiswa mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap
kegiatan-kegiatan luar kelas;
6) Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan dosen-mahasiswa
yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas;
7) Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung; dan
8) Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk
pembelajaran.
Menurut Purnomo (2017), tahap-tahap yang perlu dilakukan dosen dalam pelaksanaan
pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi.
Referensi
● https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.ut.ac.id/4362/
1/LING1111-M1.pdf&ved=2ahUKEwiGmqGjvafkAhVFmI8KHR1iCkoQFjACegQIBBAB&usg=AO
vVaw1yOzNfmYcoAMjU-pvvH6Ye
● http://vhied-arianii.blogspot.com/2012/06/pentingnya-mempelajari-pengetahuan.html?m=
1
● https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ojs.unm.ac.id/UEJ/article/
download/8072/4667&ved=2ahUKEwiPmIyliqjkAhUjheYKHT4iAmQQFjAAegQIBhAB&usg=AO
vVaw1dHxgvxwqMP0K2ivYKcTkZ&cshid=1567088813450