Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAAN LINGKUNGAN BERBASIS ALAM SEBAGAI SUMBER

BELAJAR KELAS V DI SD 1 TRIRENGGO BANTUL

Nimas Anindita, Monika Sidabutar


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail: nimasanindita@gmail.com; monika.sidabutar@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis lingkungan berbasis alam yang digunakan sebagai sumber
belajar, mendeskripsikan langkah-langkah pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar, dan
mengetahui hambatan dan solusi yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatakan
deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian yang terdiri dari 2 pendidik dan 8 peserta didik kelas VA dan VB,
SD 1 Trirenggo Bantul. Metode pengambilan data menggunakan teknik triangulasi: wawancara, observasi, dan
studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran pada tema 8 dan 9,
pendidik menggunakan lingkungan alam fisik atau abiotik saja sebagai sumber belajar yang terdiri atas; air,
tanah, pasir, batu kerikil besar dan kecil. Langkah-langkah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian. Hambatan yang terjadi dalam proses
pembelajaran adalah peserta didik tidak mengikuti instruksi yang diberikan oleh pendidik saat melakukan
pengamatan. Solusi yang dilakukan oleh pendidik yaitu pendidik menegur, menasehati dan mengingatkan
peserta didik.
.
Kata Kunci: Pemanfaatan Lingkungan Berbasis Alam, Sumber Belajar

THE USE OF NATURAL-BASED ENVIRONMENT AS A FIFTH GRADE LEARNING


SOURCE IN ELEMENTARY SCHOOL 1 TRIRENGGO BANTUL

Abstract
This study aims to determine the type of natural-based environment that is used as a source of learning,
describe the steps of utilizing the natural environment as the source of learning, and determine the obstacles
and solutions used in research. This study uses a qualitative descriptive approach with research subjects
consisting of 2 educators and 8 students of class VA and VB, SD 1 Trirenggo Bantul. Methods of data collection
using triangulation techniques: interviews, observation, and study documentation. The results showed that in
the learning process on themes 8 and 9, teacher use the physical or abiotic natural environment as a learning
resource i.e.: water, soil, sand, large and small pebbles. The steps to use the environment as a source of
learning are planning, organizing, implementing, and evaluating. Obstacles that occur in the learning process
are students do not follow the instructions given by the teachers when making observations. The solutions made
by the teachers was reprimanding, advising and reminding students.

Keywords: Natural-based environment utilization, learning sources.

PENDAHULUAN bahan, teknik dan lingkungan dapat dikenal


Undang-Undang Dasar Republik dengan istilah POBATEL.
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan Lingkungan berbasis alam dapat
bahwa pembelajaran merupakan proses dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Peserta
interaksi antara peserta didik dan pendidik, dan didik tidak perlu pergi jauh, mengeluarkan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. biaya yang mahal, lingkungan yang berdekatan
Upaya yang dilakukan pendidik untuk dengan sekolah dapat dioptimalkan menjadi
meningkatkan mutu pendidik di sekolah yaitu sumber belajar. Dengan menggunakan
dengan mengembangkan sumber belajar yang lingkungan alam sebagai sumber belajar
sesuai dengan karakter peserta didik dan pendidik akan lebih mudah menjelaskan materi
kebutuhan kegiatan pembelajaran. Sumber pembelajaran dengan menggunakan segala
belajar menurut Mudhofir (1992:1-2) sumber sesuatu yang berada di alam, peserta didik akan
belajar merupakan komponen sistem lebih memahami matari yang sedang dipelajari
instruksional yang meliputi pesan, orang, melalui pengamatan langsung di lingkungan
alam dengan menggunakan panca indera 1) Pesan, yaitu pelajaran atau informasi yang
(Darmojo, 1993:3). diteruskan oleh komponen lain dalam
Selain itu manfaat menggunakan bentuk ide, fakta, data, dan arti. Contoh:
lingkungan alam dalam pembelajaran dapat semua mata pelajaran seperti IPA, IPS,
mengembangkan potensi peserta didik dalam logika, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain.
hal mengendalikan diri, meningkatkan 2) Orang, yaitu manusia yang bertindak
kepercayaan diri, meningkatkan kecerdasan, sebagai penyimpanan, pengolah, dan
kreativitas, mendukung perkembangan minat, penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang
bakat, kognitif, serta kehidupan sosialnya menjalankan fungsi pengembangan dan
dalam berinteraksi dengan teman-teman, pengelolaan sumber belajar. Contoh: guru,
pendidik, dan masyarakat sekitar. murid, tim kurikulum, teknisi, produser,
Menurut Sunu (2001:85) lingkungan pembicara, dan lain-lain.
belajar berbasis alam merupakan suatu kesatuan 3) Bahan, yaitu sesuatu (media atau software)
ruang dengan keadaan, benda dan makhluk yang mengandung pesan untuk disajikan,
hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang melalui penggunaan alat ataupun oleh
memengaruhi keberlangsungan kehidupan dan dirinya sendiri. Contoh: slide, film,
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup videotape, buku, majalah, bahan pengajaran,
lainnya. Lingkungan belajar berbasis alam dan lain-lain.
dapat dikatakan sebagai suatu faktor yang 4) Alat, yaitu sesuatu (hardware) yang
selalu berkaitan dengan makhluk hidup digunakan untuk menyampaikan pesan yang
disekitarnya. Lingkungan berbasis alam tersimpan di dalam bahan. Contoh: filmstrip,
merupakan suatu wadah atau tempat bagi segala film, overhead, pesawat televisi, dan lain-
jenis makhluk hidup dan yang mati yang berupa lain.
sumber daya manusia maupun sumber daya 5) Teknik, yaitu prosedur rutin atau acuan yang
alam, komponen-komponen yang terkait disiapkan untuk menggunakan peralatan,
merupakan suatu kesatuan, tidak dapat bahan, orang, dan lingkungan untuk
dipisahkan dan saling berhubungan satu sama menyampaikan pesan. Contoh: pengajaran
lain. Lingkungan alam terdiri dari 2 unsur terprogram, belajar mandiri, discovery
menurut Darmodjo (1993:50), yaitu: learning, simulasi, ceramah, tanya jawab,
1) Unsur fisik atau abiotik dan lain-lain.
Unsur fisik atau abiotik yang terdapat 6) Lingkungan, yaitu situasi sekitar di mana
dilingkungan alam terdiri atas air, tanah, pesan diterima. Contoh: lingkungan fisik
senyawa kimia, sinar matahari, dan lain meliputi; Gedung sekolah, perpustakaan,
sebagainya. Fungsi sebuah unsur fisik dalam laboratorium, pusat sarana belajar, studio,
lingkungan alam sebagai media untuk museum, taman, dan lain-lain. Lingkungan
berlangsungnya sebuah kehidupan. Contoh, air non-fisik meliputi; penerangan, sirkulasi
digunakan oleh semua makhluk hidup untuk udara, dan lain-lain.
hidup dan mengalirkan zat-zat makanan. Berdasarkan dari asalnya sumber belajar
2) Unsur hayati atau biotik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: sumber
Unsur hayati atau biotik di lingkungan belajar yang dirancang (learning resource by
alam terdiri atas semua makhluk hidup yang design) dan sumber belajar yang tersedia atau
terdapat di bumi, mulai dari makhluk hidup dapat dikatakan tinggal memanfaatkan
yang paling rendah hingga ke tinggi, dari (learning resource by utilisation). Sumber
bentuk yang paling kecil hingga yang paling belajar yang dirancang (learning resource by
besar. Contohnya adalah tumbuhan, hewan dan design) dan sumber belajar yang memang
manusia. sengaja dimuat tujuan intruksional.
Mudhoffir (1986:1), menjelaskan Sumber belajar tidak selalu disediakan
berdasarkan jenis sumbernya, sumber belajar oleh pendidik yang mengampu mata pelajaran
dikelompokkan sebagai berikut: tersebut karena dengan bantuan alam yang
dimanfaatkan sebagai sumber belajar dapat operasi konkret adalah adanya transformasi
membantu proses pembelajaran dan reversibel dan sistem kekekalan Piaget dan
memberikan kemudahan kepada peserta didik Inhelder dalam Budiningsih (2013:30). Yang
untuk memahami materi melalui pengamatan sudah terlihat dalam tahap ini adalah
secara langsung di lingkungan alam sekitar kemampuan anak untuk mengurutkan (serasi)
sekolah. dan mengklasifikasikan objek. Karakteristik
Banyaknya sumber belajar yang tersedia, peserta didik sekolah dasar yang lain sebagai
sehingga dapat langsung dimanfaatkan berikut:
(learning resource by utilitation) yaitu sumber 1) Perkembangan Intelektual
belajar yang telah ada dan dapat dimanfaatkan Pada usia sekolah dasar usia 6 tahun
sebagai sumber belajar. Setting (lingkungan) sampai 12 tahun anak sudah dapat mereaksi
yaitu situasi atau suasana sekitar di mana desain rangsangan intelektual, atau melaksanakan
disampaikan, baik lingkungan fisik: ruang tugas belajar yang menuntut kemampuan
kelas, gedung sekolah, perpustakaan, intelektual seperti menulis, membaca dan
laboraturium, taman, lapangan dan sebagainya menghitung (Chasiyah, 2009:37).
maupun lingkungan non fisik: misalnya, 2) Perkembangan Bahasa
suasana belajar itu sendiri, tenang, ramai, lelah Bahasa merupakan sarana
dan sebagainya. Contoh, lingkungan sekitar, berkomunikasi dengan orang lain,
musim, kebun binatang, buku paket dan mencakup semua cara untuk berkomunikasi,
sebagainya. dimana pikiran, pernyataan dinyatakan
Langkah-langkah yang perlu dalam bentuk tulisan, isyarat, lisan, dan
diperhatikan dalam pemanfaatan lingkungan gerak dengan menggunakan kata-kata,
berbasis alam sebagai sumber belajar adalah bunyi, kalimat, lukisan atau lambang
(Setiyawan, 1992:103): gambar.
1) Pendidik mengadakan penyelidikan terlebih Menurut Syamsuddin dalam Chasiyah
dahulu terhadap lingkungan sekitar dan (2009:38) usia sekolah merupakan usia masa
mencatat hal-hal yang digunakan untuk berkembangnya pembendaharaan kata
pembelajaran. (vocabulary). Awal anak menguasai skor 2.500
2) Pendidik membuat perencanaan kata. Ciri-ciri pemikiran operasi konkret:
pembelajaran berdasarkan kompetensi yang 1. Adaptasi dengan Gambaran yang
akan dicapai. Menyeluruh
3) Pendidik mengorganisasikan siswa secara Pada tahap ini, seorang anak atau
berkelompok atau individu sesuai dengan peserta didik mulai dapat menggambarkan
kebutuhan. secara menyeluruh pengalaman, ikatan, dan
4) Pelaksanaan proses pembelajaran. objek yang dialami. Adaptasi dengan
5) Pemajangan hasil karya siswa. lingkungan disatukan dengan gambaran
Peserta didik kelas V Sekolah Dasar akan lingkungan tersebut. Misalnya, anak
masuk ke dalam kategori kelas tinggi yang mulai dapat menggambarkan situasi
umurnya antara 7 sampai 11 tahun dalam teori sekolahnya, perjalanan dari rumah ke
perkembangan kognitif Jean Piaget masuk pada sekolahnya, dan lain-lain (Piaget dan
tahap operasi konkret. Tahap operasi konkret Inhelder,1969). Jelas bahwa adaptasinya
(concrete operations) mempunyai ciri dengan akan lebih berkembang daripada tahap
perkembangan yang didasarkan peraturan- sebelumnya, dimana seorang anak masih
peraturan tertentu yang sifatnya logis. Sudah menggambarkan suatu kejadian secara
mengembangkan operasi-operasi yang bersifat terpotong-potong tidak bersambung.
logis. Operasi yang dapat dimengerti dalam dua 2) Melihat dari Berbagai Macam Segi
arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat Anak pada tahap ini mulai melihat
dikembalikan ke pemikiran awal lagi atau suatu objek atau sedikit persoalan secara
disebut reversibel. Ciri utama pemikiran menyeluruh dengan melihat aspek-
aspeknya. Tidak hanya memusatkan pada media pembelajaran yang digunakan saat
titik tertentu, tetapi dapat bersama-sama kegiatan pembelajaran berlangsung, pendidik
mengamati titik-titik yang lain dalam satu hanya menggunakan buku teks sebagai bahan
waktu yang bersamaan. Anak mulai bisa untuk mengajar, keterbatasan media
melihat masalah dari berbagai sisi atau pembelajaran membuat pendidik mengajar
secara luas, anak memiliki hubungan yang dengan menggunakan media yang sederhana,
baik dengan orang lain. dan menghasilkan pembelajaran yang
3) Klasifikasi monotoon, pembelajaran yang mononton
Menurut Piaget dalam Suparno membuat fokus peserta didik dalam
(2001:79) bila anak berumur 3 tahun dan 12 pembelajaran menjadi terpecah bahkan
tahun diberi objek yang bermacam-macam membuat peserta didik cepat bosan dalam
dan disuruh mengklasifikasikan yang serupa kegiatan pembelajaran.
menjadi satu, ada beberapa kemungkinan
yang terjadi. Yang termuda dapat menyusun METODE
objek-objek tidak hanya berdasarkan
persamaan dan perbedaan tetapi juga Jenis Penelitian
menjajarkan dalam ruang, baris, bentuk, Penelitian ini merupakan penelitian
warna dan lain-lain. Kemudian anak yang deskriptif kualitatif.
lebih dewasa akan mengelompokkan objek-
objek secara terstruktur. Anak yang lebih Waktu dan Tempat Penelitian
dewasa mengklasifikasikan objek secara Penelitian dilaksanakan pada bulan
lebih sistematis. Februari sampai April 2019, dilaksanakan di
Hasil penelitian Taileleu (2016), SD 1 Trirenggo, Kec. Bantul, Bantul, Daerah
menyimpulkan bahwa dalam proses Istimewa Yogyakarta.
pembelajaran IPA kelas IV di SD Negeri
Kraton Yogyakarta peserta didik sudah Target/Subjek Penelitian
memanfaatkan lingkungan alam fisik (abiotik) Adapun objek penelitian ini adalah
ketika belajar yaitu sinar matahari, tanah, lingkungan sekolah dan sumber belajar di SD 1
kandang kucing, dan pot bunga. Lingkungan Trirenggo Bantul. Adapun subjek dalam
alam hayati (biotik) dimanfaatkan ketika belajar penelitian ini adalah pendidik, peserta didik
yaitu: bunga dalam pot dan kucing. Kemudian kelas VA dan VB.
hambatan yang terjadi yaitu siswa sulit
dikondisikan. Prosedur
Berdasarkan hasil observasi di SD 1 Prosedur dalam penelitian ini dengan
Trirenggo Bantul diperoleh data bahwa sekolah cara mengecek data yang telah diperoleh dari
ini merupakan salah satu sekolah dasar di berbagai sumber. Data tersebut dideskripsikan,
kabupaten Bantul yang menjadi sekolah kemudian dikategorikan berdasarkan
adiwiyata tingkat nasional tahun 2018 dan kesamaan, perbedaan, dan yang spesifik dari
sekolah adiwiyata mandiri tahun 2019. Program sumber. Dan selanjutnya data yang dianalisis
tersebut menjadi salah satu program unggulan akan menghasilkan kesimpulan.
SD 1 Trirenggo Bantul. Implementasinya
berupa pengintegrasian lingkungan ke dalam Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
mata pelajaran dan mengadakan proses Pengumpulan Data
pembelajaran yang berwawasan lingkungan. Pengumpulan data dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil observasi, SD 1 Trirenggo menggunakan teknik wawancara, observasi,
Bantul tidak terlepas dari berbagai dan studi dokumentasi. Instrumen yang
permasalahan, yaitu kurangnya pemanfaatan digunakan panduan wawancara, lembar
lingkungan berbasis alam sebagai sumber observasi, dan checklist.
belajar dalam proses pembelajaran, kurangnya
Teknik Analisis Data Lingkungan alam fisik atau abiotik yang
Metode analisis data pada penelitian ini dimanfaatkan dalam proses pembelajaran
menggunakan model Miles and Huberman. adalah:
Menurut Miles, aktivitas dalam analisis data a. Tanah pada materi daur ulang air digunakan
kualitatif dilakukan secara interaktif dan untuk memahamkan peserta didik tentang
berlangsung secara terus menerus sampai komponen yang digunakan untuk percobaan
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas daur ulang air.
dalam analisis data, yaitu Data Reduction b. Kerikil besar dan kecil pada materi daur
(Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), ulang air digunakan untuk memahamkan
dan Conclusion Drawing/Verification peserta didik tentang komponen yang
(Sugiyono, 2007: 337). digunakan untuk percobaan daur ulang air.
a. Data Reduction (Reduksi Data) c. Air pada materi daur ulang air yang
Mereduksi data berarti menerangkan, digunakan untuk memahamkan peserta didik
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada tentang komponen yang digunakan untuk
hal-hal yang penting, mencari tema dan percobaan daur ulang air.
membuang yang tidak perlu. Dengan d. Air pada materi campuran homogen dan
demikian data yang telah direduksi akan heterogen untuk memahamkan peserta didik
memberikan gambaran yang jelas dan bahwa air merupakan salah satu zat tunggal.
mempermudah peneliti mengumpulkan data e. Pasir pada materi campuran homogen dan
selanjutnya serta mencari data bila heterogen untuk memahamkan peserta didik
diperlukan bahwa tanah merupakan campuran yang
b. Data Display (Penyajian Data) bersifat heterogen karena itulah tanah tidak
Penyajian data bisa dilakukan bisa dicampurkan dengan zat tunggal apa
dalam bentuk uraian singkat, bagan, saja (air, minyak) dengan rata.
hubungan antar kategori, flowchart dan Hal ini selaras dengan pendapat AECT
sejenisnya. Penyajian data dalam penelitian (Suyani, dkk. 2018:16-17) yang
ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. mengemukakan bahwa sumber belajar terdiri
c. Conclusion Drawing/Verification dari pesan, orang, bahan, teknik, dan
Penarikan kesimpulan dan verifikasi, lingkungan atau POBATEL. Sejalan dengan
kesimpulan awal yang dikemukakan masih AECT menurut Sitepu, (dalam Nurhayati,
bersifat sementara, dan akan berubah bila 2017: 17), sumber belajar merupakan segala
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk sesuatu yang dibuat secara khusus untuk
mendukung pada tahap pengumpulan data keperluan belajar maupun dibuat untuk
berikutnya. keperluan lain tetapi mengandung informasi
yang dapat digunakan untuk keperluan proses
HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran. Informasi dalam sumber belajar
diperoleh dari buku maupun lingkungan sekitar.
Hasil Dalam penelitian ini menggunakan lingkungan
Hasil penelitian menyajikan data tentang alam abiotik atau fisik dan pada tema 8
pemanfaatan lingkungan berbasis alam sebagai lingkungan sahabat kita dan tema 9 benda di
sumber belajar di SD 1 Trirenggo Bantul. sekitar tidak menggunakan lingkungan biotik
atau hayati saat proses pembelajaran.
Pemanfaatan lingkungan alam dalam proses Pembahasan
pembelajaran Langkah-langkah pemanfaatan ling-
Berdasarkan data hasil penelitian yang kungan alam sebagai sumber belajar adalah
peneliti dapatkan, peserta didik pada tema 8 sebagai berikut:
lingkungan sahabat kita dan tema 9 benda di a. Perencanaan
sekitar kita memanfaatkan lingkungan alam Dalam proses pembelajaran pendidik
fisik atau abiotik dalam proses pembelajaran. menggunakan kurikulum 2013 pada materi
campuran homogen dan heterogen pendidik yang efektif dan efisien. 2) Perancang
tidak membuat Rancangan Program pengajaran akan mendapat bukti bahwa
Pembelajaran (RPP) pada tema 9 benda- program yang dirancangnya memuaskan.
benda disekitar kita dikarenakan pendidik Indikator terbaik adalah pencapaian semua
memiliki tugas ganda sebagai bendahara tujuan program oleh siswa dalam batas
sekolah dan pendidik kelas, kemudian dalam waktu yang tepat. 3) Pendidik dapat melihat
proses pembelajaran pada materi daur ulang peserta didik dalam memperoleh semua
air penyusunan Rancangan Program kemampuan yang diharapkan dan dapat
Pembelajaran (RPP) dilakukan 1 atau 2 hari membina hubungan positif dengan siswa
sebelum percobaan. secara pribadi. 4) Peserta didik mendapatkan
Menurut Sanjaya (2015:31-32) bahwa pengalaman belajar yang menyenangkan
perencanaan pembelajaran merupakan hal dan memuaskan.
yang sangat dibutuhkan dalam Pada kenyataanya terdapat salah satu
pembelajaran, yang pertama karena, pendidik yang tidak membuat Rancangan
pembelajaran merupakan proses yang Program Pembelajaran (RPP) dikarenakan
bertujuan. Yang kedua pembelajaran adalah pendidik memiliki tugas ganda dan
proses kerja sama. Proses pembelajaran penyusunan Rancangan Program
minimal akan melibatkan pendidik dan Pembelajaran (RPP) percobaan disusun satu
peserta didik. Ketiga, proses pembelajaran atau dua hari sebelum kegiatan percobaan.
ialah proses yang kompleks. Keempat, Penyusunan Rancangan Program
proses pembelajaran akan aktif jika Pembelajaran (RPP) seharusnya dilakukan
memanfaatkan berbagai sarana dan di awal semester.
prasarana yang tersedia dan tepat. Untuk itu b. Pengorganisasian
perlu perencanaan yang matang bagaimana Berdasarkan data hasil penelitian,
memanfaatkan untuk keperluan pencapaian sebelum dibentuk beberapa kelompok
tujuan pembelajaran secara efektif dan pendidik menjelaskan materi terlebih dahulu
efisien. kepada siswa tentang siklus air tanah,
Memerhatikan beberapa hal di atas, larutan dan campuran. Kemudian, pendidik
maka perencanaan pembelajaran merupakan menyampaikan aturan-aturan yang harus
suatu proses yang kompleks dan tidak ditaati yaitu tidak boleh mengganggu
sederhana. Proses perencanaan memerlukan peserta didik yang lain dan peserta didik
pemikiran yang matang. harus aktif dalam melakukan percobaan
Callahn & Clark (1982:17) dengan melibatkan lingkungan alam
berpendapat bahwa mengajar tanpa tersebut.
persiapan tertulis akan menghasilkan Selanjutnya, pendidik membagi
ketidakefektifan pembelajaran di dalam peserta didik dalam beberapa kelompok,
kelas karena pendidik tidak memikirkan untuk materi daur ulang air pendidik
secara detil apa yang akan dilakukan dan membagi peserta didik menjadi 3 kelompok,
bagaimana melakukannya. Kutipan Callahn terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik.
& Clark di atas mengukuhkan pentingnya Kemudian untuk pembelajaran materi
RPP. Dengan RPP, pendidik dapat campuran homogen dan heterogen pendidik
mengorganisasikan kompetensi standar membagi peserta didik menjadi 4 kelompok,
yang akan dicapai dalam pembelajaran yang terdiri dari 4 sampai 5 peserta didik.
secara lebih terarah. Kemp dalam Zedarto Dari hasil penelitian, menunjukkan
(2016:61) berpendapat bahwa RPP juga bahwa beberapa peserta didik menyukai
memberikan manfaat bagi banyak pihak. belajar secara berkelompok. Menurut
Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut. peserta didik belajar secara berkelompok
1) Administrator atau pengelola program membuat tugas lebih cepat selesai, ilmu
akan mendapat bukti tentang proses belajar yang sudah diperoleh bisa disalurkan atau
dibagi dengan peserta didik lainnya, tugas perkembangan pada tahap ini ialah peserta
yang awalnya susah menjadi ringan. didik sudah mulai menggunakan aturan-
Sejalan dengan hal diatas Tarigan aturan yang bersifat jelas dan logis yang
(2008: 40) menyatakan bahwa pada ditandai dengan adanya reversible dan
hakekatnya diskusi merupakan suatu metode kekekalan. Peserta didik telah memiliki
untuk memecahkan permasalahan dengan kecakapan dalam berfikir logis, akan tetapi
berpikir secara berkelompok. Oleh karena hanya dengan benda-benda yang bersifat
itu, proses diskusi adalah sebuah kegiatan kongkrit atau nyata. Berkaitan dengan
kerja sama atas aktivitas yang memuat proses tahap perkembangan tersebut, peserta
langkah-langkah dasar tertentu yang harus didik telah menunjukkan adanya perubahan
dipatuhi oleh seluruh anggota kelompok. kemampuan kognitifnya. Peserta didik akan
c. Pelaksanaan lebih paham atau mengerti jika proses
Tahap pelaksanaan merupakan pembelajaran melibatkan benda yang nyata
aktivitas pembelajaran yang bukan hanya atau konkrit.
tentang proses penyampaian dan Tidak hanya itu, dalam pelaksanaan
penerimaan informasi tetapi pelaksanaan pemanfaatan lingkungan alam sebagai
juga memberikan pengalaman belajar sumber belajar ini peserta didik mengikuti
kepada peserta didik. Melihat dari data hasil langkah-langkah yang sudah dibuat atau
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ditetapkan oleh pendidik. Dimulai dari
sebelum pelaksanaan pengamatan pendidik menjelaskan materi, menyebutkan
lingkungan berbasis alam dimulai, pendidik bahan-bahan apa saja yang dapat digunakan
menjelaskan materi tentang siklus air tanah, untuk percobaan.
larutan dan campuran kepada peserta didik. Hal di atas sesuai dengan teori
Setelah menjelaskan materi terkait behavioristik. Menurut Budiningsih
dengan pengamatan, kemudian pendidik (2003:21), dalam teori behavioristik
menjelaskan komponen apa saja yang akan belajar dipandang sebagai sebuah perubahan
digunakan dan hal apa saja yang harus tingkah laku sebagai akibat dari adanya
diamati dalam percobaan pengamatan interaksi antara stimulus dan respon. Dalam
lingkungan alam tersebut. Kemudian, teori behavioristik ini yang menjadi hal
pendidik meyuruh peserta didik untuk terpenting adalah input atau masukan yang
mengamati dan mengambil bahan di sekitar merupakan stimulus atau rangsangan dan
lingkungan sekolah dan membawanya ke output yang merupakan respon yang timbul
dalam kelas untuk diamati lebih lanjut. akibat adanya stimulus yang telah diberikan.
Sesuai dengan hasil penelitian bahwa Dari pendapat atau pengertian di atas
beberapa peserta didik lebih menyukai dapat dikatakan bahwa pengetahuan atau
pembelajaran di luar kelas. Menurut peserta informasi yang diberikan kepada peserta
didik, dengan belajar di luar kelas membuat didik saat proses pembelajaran khususnya
peserta didik merasakan hawa sejuk, dan saat pelaksanaan pemanfataan lingkungan
peserta didik bisa melihat benda secara alam yang meliputi tata cara urutan
nyata dan langsung. Dapat dikatakan bahwa pemanfaatan (diawali dengan pendidik
peserta didik lebih paham jika pembelajaran menjelaskan materi, menyebutkan bahan-
menggunakan benda nyata dan langsung. bahan yang bisa dimanfaatkan, peserta didik
Apabila ditarik garis lurus hal ini mencari bahan-bahan yang bisa
senada dengan teori perkembangan kognitif dimanfaatkan untuk percobaan) peserta
pada tahap operasi konkrit yang didik mampu memahami langkah-langkah
dikembangkan oleh Piaget. Menurut yang sudah dibuat oleh pendidik yang
Budiningsih (2003: 30) tahap operasional kemudian dapat diaplikasikan ke dalam
konkrit terdiri dari umur 7 atau 8 sampai 11 tindakan yang mampu diamati.
tahun atau 12 tahun. Ciri pokok
Pendidik memanfaatan lingkungan memuji dengan kata-kata bagus. Pendidik
alam dapat dikatakan sebagai salah satu dari memuji peserta didik agar peserta didik
contoh teori belajar behavioristik yang lebih percaya diri dan lebih bersemangat
dalam pelaksanaannya memerlukan adanya dalam belajar.
struktur dan langkah-langkah yang sesuai
sehingga sebuah proses pembelajaran dapat Hambatan-hambatan pemanfaatan
dilakukan dan kemudian diterapkan melalui lingkungan alam sebagai sumber belajar
struktur dan langkah-langkah yang sama. Berdasarkan data hasil penelitian,
d. Penilaian didapatkan bahwa dalam proses pembelajaran
Berdasarkan data hasil penelitian, terdapat hambatan-hambatan yang menjadi
setelah dilakukan percobaan peserta didik kendala dalam proses pembelajaran bagi
membuat sebuah laporan hasil percobaan pendidik maupun peserta didik, yaitu: 1)
dan laporan hasil percobaan akan Peserta didik melakukan percobaan tidak sesuai
dipresentasikan oleh peserta didik. dengan aturan yang sudah diberikan, seperti:
Kemudian, pendidik melakukan tanya jawab peserta didik pada materi daur ulang air
dengan peserta didik untuk menyimpulkan membuang air hasil percobaan, beberapa
materi. peserta didik menganggu temanya ketika
Menurut Sanjaya (2010:141-142) percobaan pemanfaatan lingkungan berbasis
karakteristik keaktifan peserta didik atau alam.
aktivitas peserta didik dapat ditinjau Solusi untuk mengatasi setiap hambatan-
berdasarkan prosesnya, sebagai berikut: hambatan yang terjadi dalam proses
a) Adanya keterlibatan peserta didik untuk pembelajaran dengan cara menegur dan
mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran menasehati peserta didik.
yang telah dilakukannya.
b) Keterlibatan peserta didik secara mandiri PENUTUP
untuk melaksanakan kegiatan tes, dan Berdasarkan hasil penelitian dan
menyelesaikan tugas-tugas yang sudah pembahasan pada bab selanjutnya, dapat ditarik
diberikan oleh pendidik. kesimpulan bahwa:
c) Kemauan peserta didik menyusun 1) Lingkungan berbasis alam yang digunakan
laporan baik tertulis maupun secara lisan dalam proses pembelajaran kelas V di SD 1
berkenaan hasil belajar yang Trirenggo Bantul yaitu lingkungan alam
diperolehnya. fisik atau abiotik yang terdiri atas: air, tanah,
Selaras dengan teori di atas pada pasir, batu kerikil besar dan kecil. Pada tema
keaktifan peserta didik ditinjau dari kegiatan 8 lingkungan sahabat kita dan tema 9 benda-
evaluasi pembelajaran pada poin c yaitu benda di sekitar kita pendidik tidak
kemauan peserta didik untuk menyusun menggunakan lingkungan alam hayati atau
laporan baik tertulis maupun secara lisan biotik dalam pembelajaran.
berkenaan hasil belajar yang diperolehnya, 2) Langkah-langkah pemanfaatan lingkungan
jika dihubungkan dalam penelitian berbasis alam sebagai sumber belajar dalam
pemanfaatan lingkungan alam sebagai proses pembelajaran kelas V di SD 1
sumber belajar ini, setelah melakukan Trirenggo Bantul, yaitu: a) Perencanaan:
pengamatan peserta didik kemudian pendidik membuat percobaan melibatkan
membuat laporan hasil pengamatan secara lingkungan berbasis alam sebagai sumber
tertulis. Bisa dikatakan bahwa dalam proses belajar supaya peserta didik dapat melihat
pembelajaran ini peserta didik aktif. objek secara langsung, salah satu pendidik
Kemudian, ketika pembelajaran tidak menyusun rancangan program
sudah selesai, pendidik memuji keaktifan pembelajaran, b) Pengorganisasian:
peserta didik. Pendidik memuji dengan pendidik membagi peserta didik ke dalam 4
mengacungkan jempol, bertepuk tangan, kelompok setiap kelasnya yang terdiri dari 4
sampai 5 peserta didik c) Pelaksanaan: pelajaran dan menyusun sesuai dengan
pelaksanaan dimulai dengan pendidk karakteristik peserta didik.
menyampaikan materi, aturan, 3. Bagi peserta didik
menginstrusikan peserta didik untuk keluar Peserta didik harus lebih memperhatikan
kelas untuk mengamati dan mengambil pendidik saat proses pembelajaran.
lingkungan alam yang bisa digunakan
sebagai bahan percobaan, peserta didik lebih UCAPAN TERIMA KASIH
menyukai proses pembelajaran yang Pada bagian ini, kami hendak
melibatkan lingkungan alam d) Penilaian: mengucapkan terima kasih kepada Universitas
peserta didik membuat laporan hasil Negeri Yogyakarta yang telah memberikan
percobaan. kesempatan bagi kami untuk membagikan ilmu
3) Hambatan-hambatan dan solusi dalam di Epistema. Ucapan terima kasih juga kami
pemanfaatan lingkungan berbasis alam sampaikan kepada Kepala Sekolah, guru dan
dalam pembelajaran, yaitu: a) peserta didik peserta didik SD 1 Trirenggo Bantul yang telah
melakukan percobaan tidak sesuai dengan bersedia untuk berpartisipasi sehingga artikel
aturan yang sudah diberikan oleh pendidik, ini dapat dipublikasikan.
seperti: peserta didik pada materi daur ulang
air membuang air hasil percobaan, beberapa DAFTAR PUSTAKA
peserta didik menganggu temanya ketika Annisa A’ Nurhayati. (2019). Pengembangan
percobaan pemanfaatan lingkungan berbasis Sumber Belajar Buku Saku Berbnetuk
alam. Adapun solusi yang dilakukan oleh Mind Mapping Untuk Pemahaman
pendidik yaitu: a) Pendidik menegur dan Mitigasi Bencana Gempa Bumi di SMP
menasehati peserta didik agar peserta didik NEGERI BERBAH. Skripsi,
melakukan percobaan sesuai dengan aturan dipublikasikan. Universitas Negeri
yang sudah diberikan. Solusi dari hambatan Yogyakarta.
di atas yaitu pendidik mendatangi peserta Budiningsih, C. (2013). Belajar dan
didik dan kemudian menasehati peserta Pembelajaran: Edisi Revisi Fakultas
didik agar peserta didik mentaati aturan yang Ilmu Pendidikan. UNY: Untuk Kalangan
sudah diberikan oleh pendidik, selain itu Sendiri.
pendidik menjadwal ulang percobaan. Callahan, Joseph F. and Leonard H. Clark.
Berdasarkan hasil penelitian, (1988). Planning for competence. New
pembahasan dan kesimpulan sebagaimana yang York: Macmillan Publishing Co.
sudah diuraikan di atas, maka peneliti Chasiyah, Chadidjah. (2019). Perkembangan
menyampaikan saran sebagai berikut: Peserta Didik. Surakarta: UNS Press.
1. Bagi kepala sekolah Conny, Setiyawan, dkk. (1992). Pendekatan
Kepala sekolah sebaiknya mewajibkan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia
pendidik untuk menyusun Rancangan Widiasarana Indonesia.
Program Pembelajaran atau RPP dan Depdikbud. (2003). Undang-undang Republik
kepala sekolah sebaiknya memeriksa Indonesia Nomor 20, Tahun 2003,
kembali Rancangan Program Pembelajaran tentang Sistem Pendidikan Nasional.
atau RPP yang sudah dibuat oleh pendidik. Hendro, Darmodjo. (1993). Pendidikan IPA 1.
2. Bagi Pendidik Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Pendidik sebaiknya dapat memanfaatkan Kebudayaan.
lingkungan alam baik abiotik atau fisik dan Mudhoffir. (1992). Prinsip-prinsip
biotik atau hayati dalam proses Pengelolaan Pusat Sumber Belajar.
pembelajaran, dan pendidik sebaiknya Bandung: Remadja Karya.
menyusun Rancangan Program Pramudia, Sunu. (2001). Melindungi
Pembelajaran atau RPP di awal tahun Lingkungan Dengan Penerapan 150
14001. Jakarta: Gramedia.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Jakarta: Prenada Media Group. Bandung: Angkasa.
_____________. (2015). Perencanaan dan Zendrato, Juniriang. (2016). Tingkat Penerapan
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kencana. Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Di
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kelas. Scholaria. Vol. 6 No. 2.
Pendidikan Pendekatan Kualitatif, dan https://www.researchgate.net/publicatio
R&D. Bandung: Alfabeta. n/315305374_TINGKAT_PENERAPA
Suparno. (2001). Teori Perkembangan Kognitif N_RENCANA_PELAKSANAAN_PE
Jean Piaget. Jogjakarta: Kanisius. MBELAJARAN_DALAM_PELAKSA
Taieleu, Fidaresta. (2016). Pemanfaatan NAAN_PEMBELAJARAN_DI_KELA
Lingkungan Alam Sekitar Sebagai S_Suatu_Studi_Kasus_di_SMA_Dian_
Sumber Belajar dalam Proses Harapan_Jakarta. Diakses pada Rabu, 5
Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV September 2019.
Sekolah Dasar Negeri Kraton
Yogyakarta. Skripsi, dipublikasikan.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai