Di Ateh AGAMO”
WRITTEN BY
AFRIANDI
Buku Ini Saya Persembahkan Untuk
Ayahanda Samsudin Dan Ibunda Liswarti (Almh) Abang,
Kakak, dan Semua Sanak Saudara Yang Saya Sayangi Dan
Juga Teman-Teman Yang Saya Banggakan
Serta Seluruh Dosen Saya Di Jurusan Saya
Teristimewa Tentunya Untuk Jurusan Saya Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT Yang telah memberikan kelancaran
kepada penulis dalam menyelesaikan buku naskah film fiksi ini dengan baik dan terbebas dari
berbagai hal dan halangan yang membuat penulis kesusahan dalam menyelesaikan buku ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada dosen pengampu pada mata
kuliah penulisan treatment yaitu ibunda Siti Fadilla, M.Sn yang telah membimbing penulis
sehingga dapat menyelesaikan buku naskah fiksi ini dengan tepat waktu, terimakasih penulis
utarakan atas ilmu, arahan, dan bimbingan yang telah ibunda berikan selama proses perkuliahan
maupun dalam proses penulisan buku naskah film fiksi ini. Selanjutnya juga penulis utarakan
ungkapan terimakasih penulis kepada orangtua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan
dan do’a kepada penulis. Teristimewa juga kepada teman-teman yang seperjuangan dengan penulis
yang telah memberikan dukungan terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan buku naskah
film fiksi ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, nikmat,
beserta karunianya, sehingga penulis dapat mennyelesaikan buku naskah film fiksi dengan judul
“Lika Liku Lelaki Kemayu”. Buku ini bercerita tentang fandi, lelaki yang berjuang untuk
kesuksesannya dengan menghadapi cemoohan sekitar tentang dirinya yang tidak tegas seperti lelaki
pada umumnya. Sebagian besar yang menjadi tantangan baginya adalah kaum adam yang selalu
memandang rendah dirinya tanpa melihat kelebihan yang dimiliki oleh fandi. Namun, hal tersebut
tak membuat fandi surut untuk terus berjuang demi cita-citanya.
Didalam buku ini, penulis sadar bahwa penulis tidak akan bisa menyelesaikan buku ini
tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. Sehingga dari kontribusi tersebut penulis dapat
menyelesaikan buku ini dengan tepat waktu dengan cerita yang mudah-mudahan berkenan di hati
para pembaca. Sebagai manusia penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dari buku yang
penulis buat, sehingga belum pantas jika dikatakan sebuah karya yang sempurna. Penulis sadar
bahwa didalam buku ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan, tata Bahasa, maupun
ide cerita yang penulis angkat.
Afriandi
LATAR BELAKANG
Cerita ini berawal dari adanya larangan kawin sasuku di ranah minang, dimana kawin
sasuku adalah suatu perkawinan yang dilarang dalam adat Minangkabau dikarenakan masyarakat
Minangkabau menganggap orang yang satu darah menurut matrilineal, sakaum, walau mereka beda
kampung akan tetapi tetap di anggap sedarah karena hubungan satu suku ini.
Penyebutan lain dari kawin sasuku ini adalah kawin sapayuang dimana terdapat satu
bentuk anjuran untuk menjauhi pernikahan yang seperti ini. Dimana dilarang apabila satu suku dan
sama datuak atau pengulu. Ketika perkawinan semacam ini terjadi, maka ada sanksi-sanksi adat
yang yang akan diterima, baik sanksi sosial maupun sanksi materil.
Jadi, pernikahan sesuku ini adalah salah satu hal yang sangat di antisipasi atau hindarkan
oleh orang Minangkabau, hal ini dilarang karena berbagai pertimbangan serta berbagai aspek
lainnya. Namun, tidak sedikit masyarakat Minangkabau yang tidak setuju dengan larangan adat ini.
DATA FILM
1. Judul : adaik di ateh agamo
2. Sasaran : semua umur
3. Jenis film : fiksi
4. Genre : drama
5. Ide : adaik di ateh agamo
6. Tema : rinai dan amir yang tidak dapat Bersatu dalam perkawinan karena adat di ranah
minang.
7. Casting/kerangka tokoh :
a. Rinai
Profil tokoh
Usia : 17 tahun
Status tokoh : siswi / gadis minang
Agama : islam
Ciri khusus : berhijab, cantik, anggun, memiliki lesung pipi, dan pintar
latar belakang tokoh
ekonomi : sederhana
sosial : asli minang, baik, sopan, dan tidak sombong
Pendidikan : SMA
Peran
Protagonis
Deskripsi
RINAI (rinai adalah gadis minang yang hidup di keluarga
sederhana,rinai berparas cantik serta kecerdasan tertanam dalam dirinya, rinai
merupakan seorang gadis yang memiliki sopan santun yang kuat layaknya
seorang gadis minang yang hidup di tengah ketatnya peraturan adat. Rinai
berusia 17 tahun).
b. Amir
Profil tokoh
Usia : 18 tahun
Status tokoh : siswa / mahasiswa / bujang minang
Agama : islam
Ciri khusus : tampan, badan proporsional, rambut sedikit ikal, putih, dan rapih, pintar.
Latar belakang
Ekonomi : kaya raya
Sosial : asli minang, sopan, ramah, dan tegas.
Pendidikan : SMA dan Kuliah
Peran
Protagonist
Deskripsi
AMIR (amir terlahir dari keluarga yang terpandang dan kaya raya, amir
merupakan orang yang berprestasi dalam pendidikannya dan amir melanjutkan
Pendidikan nya di uin Surakarta, amir berparas tampan, gagah, dan berwibawa.
Amir berusia 18 tahun)
c. Intan
Profil tokoh Usia :
17 tahun Status
tokoh : siswi
Agama : islam
Ciri khusus : cantik, kulit sawo matang, mata blow, tinggi.
Latar belakang
Ekonomi : sederhana
Sosial : baik, sopan, pemalu, tdak suka keramaian.
Pendidikan : SMA
Peran
Protagonist
Deskripsi
INTAN (intan merupakan kawan teman sekelas rinai yang pemalu dan agak
tertutup, serta kurang suka dengan keramaian. Intan berusia
17 tahun).
d. Mak datuak
Profil tokoh
Usia : 45 tahun
Status tokoh : ayah rinai
Ciri khusus : tinggi, kulit gelap, menggunakan peci
Latar belakang
Ekonomi : sederhana
Sosial : asli minang, sopan, ramah, dan tegas, kuat akan adat.
Peran
Tritagonist
Deskripsi
MAK DATUAK (ayah rinai berusia 38 tahun yang sangat paham akan adat
minangkabau dan tidak ingin sekali melanggar aturan adat yang ada karena
sangat kokoh adat Minangkabau di dalam dirinya)
g. Pak zainal
Profil tokoh
Usia : 35 tahun
Status tokoh : guru di sekolah rinai dan amir
Ciri khusus : bertubuh gempal, berkulit putih, berkacamata, dan rambutnya lurus.
Latar belakang
Ekonomi : sederhana
Sosial : asli minang, ramah, tegas.
Peran
Protagonist
Deskripsi
PAK ZAINAL (Sebagai tenaga pengajar di sekolah rinai dan amir)
h. Pak anto
Profil tokoh
Usia : 35 tahun
Status tokoh : satpam di sekolah rinai dan amir
Ciri khusus : bertubuh tinggi, kurus, berkulit hitam, dan berambut ikal
Latar belakang
Ekonomi : sederhana
Sosial : asli minang, ramah, lucu, dan tegas.
Peran
Peran pembantu
Deskripsi
PAK ANTO (bekerja sebagai satpam di sekolah rinai dan amir serta
memiliki perawakan yang jutek namun lucu)
i. Siswa/siswi
Profil tokoh
Usia : 16-18 tahun
Status tokoh : siswa/siswi
Peran
Pendukung
Deskripsi
Sebagai siswa/siswi di sekolah rinai dan amir
j. Warga kampung
Berbagai macam latar belakang sosial
Deskripsi
Sebagai waraga di kampung rinai dan amir
PREMIS :
seorang pria tampan dan berprestasi yang menjalin kasih dengan adik kelasnya yang
berparas cantik dan berhati baik, namun tali kasih tak dapat Bersatu karena adat tak
memberi restu.
SINOPSIS :
“adaik diateh agamo” menceritakan tentang nasib kehidupan percintaan ditanah minang
yang sangat ketat dengan peraturan adatnya. Dalam kisah ini akan menceritakan bagaimana
perjuangan dua insan yang sama-sama suka dan telah lama menjalin rasa tanpa diketahui
oleh kedua pihak keluarga. Dan pada akhirnya dua insan yang dibuai asmara tersebut meminta
kepada keluarganya untuk segera dinikahkan saja. Namun, hal itu hanya sia-sia karena kedua
pihak sangat erat memegang adat yang telah ada sejak lama. Adat yang ada di tanah minang
ini sangat ketat dan tentunya mengatur masyarakat minang, serta adat yang ada di sesuaikan
dengan kebaikan untuk masyarakatnya. Seerat apapun jalinan kasih yang di rentang, namun adat
membatasi jalinan kasih tersebut untuk berlabuh di pelaminan yang di idam-idamkan.
TREATMENT
01. EXT. RUMAH RINAI. PAGI
Gambaran rumah rinai secara keseluruhan dengan desiran
bunyi air dan kicauan suara burung.
Cut to
(cut away pada tangan ibu rinai yang meletakkan segelas susu
di meja makan)
Cast: rinai
Rinai y a n g berjalan keluar dari kamar setelah selesai
berkemas untuk berangkat ke sekolah.
Cut to
05. INT. RUMAH RINAI.
PAGI
(medium shoot)
Cast: ibu rinai, ayah rinai, dan rinai.
Di meja makan ibu rinai telah menyiapkan segelas susu untuk rinai
dan segelas kopi untuk ayah rinai. Setelah menghabiskan segelas
susu Rinai berpamitan kepada ayah dan ibunya untuk segera
berangkat ke sekolah.
Dialo:
Rinai:
Ibu
rinai:
Ayah
rinai:
Rinai:
(long shoot)
Cast: rinai
Dialog :
Amir
:
Rinai:
assalamualikum
uda Amir:
waalaikumussalam
rinai
Rinai:
sabanta lai uda kan lulus lai
da
Amir:
Rinai:
Satpam
:
Rinai &
amir:
siap pak
(bersamaan)
Rinai bergumam di dalam hatinya apa yang akan terjadi jika amir
pergi merantau atau melanjutkan pendidikannya ke sekolah tinggi,
apa amir akan tetap mengingat rinai.
Fade
out
(long shoot pada seluruh anak kelas amir & medium shoot saat
amir dan guru berdialog)
Dialog
Guru:
Amir:
Guru:
baik
pak
Cast:
Rinai:
Amir:
hmmmm tadi uda di suruah pak ujang maantaan peta ka meja nyo
nai.
Intan:
Intan:
ndeeeh sagan ntan nyo nai. Rinai kan alah samo da amir. Intan
duluan dih. Daaa nai bang amir (sambil berlari-lari kecil)
Amir:
nai
Rinai:
iyo da
Amir:
nai kan tadi batanyo, ndak ka lanjuik ka sakolah tinggi
uda?
Rinai:
Amir:
Rinai:
surang baa lo dek da amir ko, kan rinai lai jo keluarga tingga
di siko nyo mah
Amir:
ndak itu mukasuik uda do nai, tapi uda nio awak capek barumah
tanggo nai
Rinai:
Amir:
Fade out
15. EXT. RUMAH RINAI. SIANG.
(Long shoot)
Cast: rinai
(close up saat rinai melamun & medium shoot saat riani dan
ibunya berdialog)
Rinai:
apo tuhan lah menakdirkan nai jo uda amir? Sampai segitu bana
uda amir ndak nio maninggaan rinai lamo-lamo? (gumam rinai
dalam lamunannya)
Ibu
rinai:
apo nan balamunan ko gadih? Lah manari lalek di ateh nasi dek
malamun juo ko ha
Rinai:
eh amak, ndak ado nai malamun do
mak
Ibu
rinai:
Rinai:
Ibu
rinai:
ndak usah lah, sakolah jo lah elok-elok dulu urusn karajo bia
ayah jo amak nan mamikian.
Rinai:
Ibu rinai:
Rina:
jadi mak.
Cut
to
Ibu amir :
Amir:
emangnyo baa
bu? Ibu amir:
a nan baa baa lah dek ang ko mir? Kalau waang lai lulus waang
harus lanjuik kuliah, bia keluarga awak semakin tapandang di
mato urang- urang kampuang ko.
Amir:
Ibu
amir:
Amir:
di tanah jawa
bu
Ibu
amir:
Amir:
Ibu
amir:
aaaaaa ndak bagai tu do, kan rancak kuliah di tanah jawa, bia
sakalian baraja marantau ang.
Amir:
iyo bu, tapi amir nak karajo se lai nyo bu, bia bisa membantu
ibu. Ibu amir: ndeeeeh nak, waang pokoknya tetap harus kuliah
baa ka baa
Amir: kok baitu kandak ibu, kok itu nan manyanangan hati ibu
bialah amir kulah sajo ka tanah jawa tu.
Sebulan kemudian datanglah waktu bagi amir untuk berangkat ke
tanah jawa. Sehari sebelum berangkat amir ingin menemui rinai
kerumahnya untuk berpamitan, karena amir memilih untuk
hubungannya dengan rinai tidak di ketahui oleh kedua pihak
keluarga terlebih dahulu amir memutuskan untuk menemui rinai di
gang depan rumah rinai.
Amir:
Rinai:
Amir:
Rinai:
a tu da
amir?
Amir:
rinai jan pindah ka lain hati, kalau uda alah tamat kuliah
uda akan langsuang datang maminang rinai ka urang
tuo rinai.
Rinai:
jadi da amir, jo izin allah rinai akan jago hati ko untuak
uda dan rinai pun picayo ka uda kalau uda akan manjago
diri jo hati uda di tanah jawa tu.
Amir
:
Rinai
:
(medium shoot)
Cast: amir,ibu
amir
Ibu amir yang menanyakan akan kemana amir, karena sudah terlihat rapi sekali.
Ibu amir:
Amir:
Ibu amir:
Amir:
Ibu amir:
waalaikumussala
m.
Karena rinai sudah tau bahwa amir akan datang kerumahnya untuk
melamarnya, maka rinai meminta ayah dan ibunya untuk di rumah
saja hari ini.
Cut to
Amir:
assalamualikum
Rinai:
Amir:
Rinai:
Amir:
jadih
nai
Rinai:
Amir:
mokasih
nai
Amir:
Amir:
Ayah
rinai:
Amir:
jadi giko mah ya, amir alah bajanji sapulang nyo amir dari jawa
amair ka manikahi si rinai anak ayah jo ibu
Ibu
rinai:
Amir:
Ayah
rinai:
alah waang paretongan nan ang sabuik an saban ko
amir?
Amir:
Ayah
rinai:
Amir:
Ayah
rinai:
Amir:
tapi dalam agamo manikah sasuku kan indak ado larangan yah,
lantas manga kok urang nan samo-samo cinto di larang
manikah di minang dek pakaro inyo sasuku.
Ibu
rinai:
tapi itu lah katantuan adaik nan di buek dek urang urang maso
dahulu. (dengan nada yang sedikit meninggi)
Rinai:
Ayah
rinai:
Amir:
tapi awak kan urang minang yang hiduik di bawah payuang falsafah
adaik basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Nan pado
intinyo awak manjalankan adaik nan sasuai jo agamo.
Rinai:
indak bisa, jikok kareh jo hati kalian pai kalian dari kampuang
ko jan kalian mambuek malu untuak kami di siko, jan sakali-kali
kalian manijak an kaki di rumah kami ko lai.
Amir:
jikok iyo kareh bana larangan adaik ko, awak uruangkan se lah
niaik awak ko nai. Bia lah rinai ndak jo uda asa rinai
Bahagia dan indak ta usia dari kampuang ko.
Rinai:
iyo da, malang bana baradaik di ranah minang, rinai pasan ka
uda santano kito indak ka basatu, Bahagia lah uda jo urang
lain,karano di
minang ko adaik di ateh agamo.(reff lagu kasiah larangan
adaik) (backsound kasiah larangan adaik by randa putra)
Setelah hal itu, amir keluar dari rumah rinai dengan perasaan
yang sangat hancur.
Fade
out
Saat transisi habis atau layer telah gelap keluar tulisan adaik
di ateh agamo dengan ukuran besar. Dilanjutkan dengan Credititle
dan musik soundtrack.
=END=