Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Sains Indonesia xx(x), p.

xxx-xxx, (20xx)
(Indonesian Journal of Science Education) e-ISSN: 2615-840X p-ISSN: 2338-4379
URL: http://jurnal.unsyiah.ac.id/jpsi/index DOI: doi.org/10.24815/jpsi.vxix.xxxxx

Analisis Pembangunan Infrastruktur Jakarta Severage System


(JSS) Sebagai Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat
Solusi Penanganan Pengelolaan Limbah Di DKI Jakarta

Hana Dwi Windayati*1, Irika Widiasanti2


1
Program studi Pendidikan Teknologi Kejuruan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
2
Program studi Pendidikan Teknologi Kejuruan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

.
*Email: dwihana.hd@gmail.com

Article History: Abstract. Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah


Received date: berkembang dengan pesat. Perkembangan kota yang pesat
Received in revised from: ternyata tidak diimbangi dengan perbaikan sistem
Accepted date: pembuangan untuk menangani limbah. Kebutuhan air
Available online: bersih dan air minum untuk masyarakatnya pun semakin
meningkat seiring dengan perkembangan wilayahnya dan
meningkatnya jumlah penduduk. Keadaan tersebut
Citation: berbanding terbalik dengan ketersediaan pasokan air baku
Lerian, N., Erlina, Harun, A.I., Saputra, R., yang sangat terbatas. Hal itulah yang membuat kondisi air
& Sasri, R. 2022. Pengembangan LKPD dan sanitasi di Jakarta semakin memburuk.  
disertai hybridization Kit berbasis discovery Seperti yang kita tahu air baku di DKI Jakarta
learning pada materi bentuk molekul banyak sekali yang sudah tercemar dengan air limbah,
dengan teori hibridisasi untuk pembelajaran meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya
siswa kelas X. Jurnal Pendidikan Sains degradasi lingkungan yang menyebabkan volume air limbah
Indonesia (Indonesian Journal of Science meningkat sehingga perlu direncanakan suatu
Education), 10(4):669-693. pembangunan infrastruktur pengelolaan air limbah.
Pembangunan infrastruktur Jakarta Severage  System (JSS)
diharapkan dapat menjadi solusi penanganan air bersih, JSS
bukan hanya mengelola air limbah supaya tidak mencemari
daerah perkotaan yang padat penduduk namun juga
mengelola air limbah tersebut agar dapat dikonsumsi oleh
masyarakat.  
Tujuan dari artikel ini adalah pengelolaan air limbah
perkotaan khususnya di DKI Jakarta perlu dikaji dengan
membuat satu infrastruktur berupa teknologi sistem
pengelolaan air limbah domestik terpusat agar air limbah
yang ada dapat di konsumsi kembali oleh masyarakat
melalui pembangunan infrastruktur JSS ini. Metode
penelitan yang digunakan adalah studi pustaka dengan
penelusuran data dan informasi dari buku, jurnal, laporan
penelitian dan internet. Kesimpulannya JSS sebagai sistem
pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) dapat
menjadi solusi penanganan air bersih dengan mengelola air
limbah menjadi air bersih yang layak untuk di konsumsi.
Keywords: pengelolaan air limbah, pembangunan
infrastruktur pengelolaan air limbah di DKI Jakarta, Jakarta
Severage System, JSS

Nakasone, et al.: Instructions for Writing a Publication......| 1


Pendahuluan
Menurut peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2020, tentang jenis
Barang Milik Negara atau aset Badan Usaha Milik Negara yang dapat dilakukan pengelolaan
aset, meliputi: infrastruktur transportasi, meliputi kepelabuhanan, kebandarudaraan,
perkeretaapian, dan terminal bus; infrastruktur jalan tol; infrastruktur sumber daya air;
infrastruktur air minum; infrastruktur sistem pengelolaan air limbah; infrastruktur sistem
pengelolaan persampahan; infrastruktur telekomunikasi dan informatika; infrastruktur
ketenagalistrikan; dan infrastruktur minyak, gas bumi, dan energi terbarukan. Pembahasan
pada artikel ini dikhususkan pada infrastruktur air limbah yang berada di wilayah DKI Jakarta
karena semakin sumber air baku yang tersedia berbanding terbalik dengan peningkatan
penduduk

Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta telah berkembang sebagai pusat pemerintahan,
bisnis, dan industri. Perkembangan kota yang pesat ternyata tidak diimbangi dengan
perbaikan sistem pembuangan untuk menangani limbah. Kebutuhan air bersih dan air minum
untuk masyarakatnya pun semakin meningkat seiring dengan perkembangan wilayahnya dan
meningkatnya jumlah penduduk. Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan
pasokan air baku yang sangat terbatas. Hal itulah yang membuat kondisi air dan sanitasi di
Jakarta semakin memburuk.

Seperti yang kita tahu air baku di DKI Jakarta banyak sekali yang sudah tercemar
dengan air limbah, meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan terjadinya degradasi
lingkungan yang menyebabkan volume air limbah meningkat sehingga perlu direncanakan
suatu pembangunan infrastruktur pengelolaan air limbah. Perencanaan infrastruktur jakarta
severage system (JSS) sebagai sistem pengelolaan air limbah domestik (SPALD-T) diharapkan
bukan hanya mengelola air limbah supaya tidak mencemari daerah perkotaan yang padat
penduduk namun juga mengelola air limbah tersebut agar dapat dikonsumsi oleh masyarakat.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kesenjangan antara kebutuhan dengan tingkat
pelayanan baik di perkotaan maupun pedesaan menyebabkan rendahnya kualitas penyediaan
air bersih di Indonesia. Pemenuhan kebutuhan air masih dianggap sebagai urusan pemerintah
sehingga tarif air dituntut rendah dan namun tingkat kebocoran masih banyak saja ada.
Pentingnya air baku harus disesuaikan dengan ketersediaan cakupan air yang masih terbatas.
Untuk itu, perlu dilakukan pengolahan air limbah dengan teknologi yang mulai diterapkan agar
bisa kembali dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan.

Menurut PP no.21 tahun 2021 tentang penyelenggaraan penataan ruang, kawasan


perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan perkotaan secara
alamiah akan menghasilkan limbah dalam bentuk air limbah berupa air limbah kakus
(greywater) dan air limbah non kakus (blackwater) serta sampah rumah tangga. Saat ini air
limbah tersebut sudah dikelola secara on site sanitation dengan unit pengelolanya berupa
septiktank dan resapan tanpa ada unit pengolahnya. Pengelolaan semacam ini akan
menimbulkan pencemaran tanah dan air tanah setempat secara sporadic diseluruh kawasan
permukiman. Karena kesulitan mendapatkan suplai air bersih dari sistem air bersih kota,
memaksa masyarakat untuk membuat sumur dangkal dengan mengambil air dari air tanah
bebas yang sangat rentan terhadap pencemaran. Hal ini disebabkan karena luas pekarangan
yang sempit membuat jarak antara sumur (termasuk sumur bor dangkal) dengan resapan

2| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of Science Education), 10(4), p.xxx-xxx, (20xx)
limbah cukup dekat. Saat ini sebenarnya sudah ada unit pengolah air limbah kecil yang
dikenal sebagai biofilter.
Untuk mengatasi tercemarnya tanah dan air tanah di kawasan permukiman, sekarang
sedang dikembangkan dan dipopulerkan sistem pengolah air limbah off site sanitation skala
kecil. Salah satu sistem pengolah air limbah yang sederhana, murah dan mudah dioperasikan
walaupun memerlukan lahan cukup luas adalah waste water garden (WWG) yang akan
menghasilkan air baku layak untuk kegiatan cuci dan siram. (Poedjowibowo, 2011).

Metodelogi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, menggunakan metoda
penelusuran pustaka dan informasi dari buku, jurnal, laporan penelitian dan internet. Materi
yang dihimpun mencakup kajian tentang: 1) air limbah, 2) pembangunan infrastruktur
pengelolaan air limbah di DKI Jakarta, 3) Jakarta Severage System, 4) JSS. Keempat materi
kajian tersebut dielaborasi untuk mendapatkan model pengelolaan limbah rumah tangga
dalam lingkungan permukiman secara terpadu. Dilakukan dengan melakukan studi
kepustakaan yang berisikan data dan informasi terutama bahan pustaka, melalui literatur
karya ilmiah dari jurnal dan website. Studi kepustakaan yang dilakukan dengan cara
membaca dan menghimpun data.
Kajian ini menggunakan sumber data sekunder dengan pendekatan penelitian kualitatif,
yaitu penelitian yang sistematis yang digunakan untuk mengkaji atau meneliti suatu objek
pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan tanpa ada ujian hipotesis. Data
sekunder yang digunakan adalah website, buku-buku, jurnal dan hal-hal lain yang masih
relevan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian ini. Data sekunder adalah data
yang didapat dari pihak lain tidak diperoleh dari sumber penelitiannya.
Ada tiga tahapan yang akan digunakan dalam pemilihan jurnal: 1) penggunaan kata
kunci; 2) memilih artikel yang berhubungan dengan judul yang dibahas; 3) studi literatur dan
mencari faktor yang berpengaruh. Dalam pencarian jurnal, beberapa database yang
digunakan antara lain: Google Scholar.
Studi kepustakaan ini berfokus pada argumen serta ide-ide dalam suatu bidang studi
yang berisi mengenai identifikasi masalah serta solusi dalam mengatasinya. Teori-teori yang
telah dikumpulkan akan mendukung topik dalam penelitian ini, lalu data akan dikelola dan
dikaitkan dengan teori yang relevan. Sehingga, akan menghasilkan sebuah konsep dalam
menyelesaikan penelitian ini.

Kajian Pustaka dan Pembahasan

A. Pengertian 
1. Pengertian Managemen Aset Infrastruktur 
Pengertian management yaitu ilmu tentang pengelolaan kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengkontrolan untuk mencapai
tujuan yang efektif dan efisien. Pengertian aset dapat diartikan segala sesuatu yang
dimiliki oleh suatu organisasi yang memiliki nilai ekonomi, nulai komersial dan nilai
tukar.  Infrastruktur merupakan segala jenis bangunan fisik yang didalamnya berupa
fasilitas teknis, fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kehidupan pribadi maupun
masyarakat.  
Manajemen aset infrastruktur adalah suatu program atau pengetahuan untuk
mengelola, suatu infrastruktur agar tetap bisa menjalankan fungsinya dengan baik dan
mengelola aset mereka secara optimal. 
2. Pengertian Air Limbah 

Nakasone, et al.: Instructions for Writing a Publication......|3


Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 bahwa limbah
adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan
hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang tidak berguna, tidak
dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya. 
Pengertian lainnya mengenai limbah, merupakan sisa proses produksi yang
dihasilkan dari industri maupun domestik rumah tangga yang mengganggu
kenyamanan dan keindahan lingkungan. 
 
B. Pengklasifikasian Limbah 
1. Limbah berdasarkan wujudnya dibagi menjadi 3, yaitu : 
a. Cair  
Berbentuk cair yang dihasilkan oleh kegiatan non domestik ataupun domestik yang
dibuang ke lingkungan dan berpotensi mencemari lingkungan. 
b. Gas dan partikel   
Merupakan jenis yang berbentuk gas dan partikel. Misal : Gas dari kendaraan
bermotor atau gas buangan dari proses pengolahan pada industry 
c. Padat  
Hasil buangan yang berupa padatan. Misalnya sisa pembuangan dari Rumah
Tangga 
2. Limbah berdasarkan sumbernya dapat dikategorikan sebagai berikut : 
a. Domestik 
Domestik adalah hasil buangan kegiatan rumah tangga, perkantoran, hotel atau
penginapan. Misal: Sampah yang dihasilkan dari pemukiman berupa sampah
makanan, kemasan/ plastik, dan air sisa pembuangan domestik berupa air buangan
dari toilet, kantin, atau air bekas cuci pakaian.  
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 air limbah domestik adalah air limbah yang
berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran,
perniagaan, apartemen dan asrama. 
Air limbah domestik terdiri atas : 
1. air limbah kakus (black water); dan 
2. air limbah non kakus (grey water). 
b. Non Domestik 
Hasil buangan dari usaha atau kegiatan tertentu yang dapat berupa barang yang
sudah tidak layak digunakan, kemasan suatu produk, atau sampingan hasil produksi
pada suatu kegiatan atau usaha. Contoh non domestik: Hasil pembuangan Industri,
Pertanian, Pertambangan, Pariwisata, dan Medis.  
3. Limbah berdasarkan sifatnya digolongkan sebagai berikut : 
a. Organik 
Organik biasanya berbentuk basah merupakan jenis yang berasal dari jasad hidup
sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adala sisa
dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, nasi, dan potongan
rumput/ daun/ ranting dari kebun.  
b. Anorganik 
Anorganik atau kering atau sampah non-hayati merupakan yang sukar atau tidak
dapat membusuk yang tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber
daya alam tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses
industri. Misal adalah kemasan plastik, sampah botol kaca, sampah logam dan
kaleng bekas. Sifat utama yang membedakan organik dan anorganik adalah
sebagian non-organik sulit diuraikan  bahkan tidak dapat diuraikan oleh alam.

4| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of Science Education), 10(4), p.xxx-xxx, (20xx)
 
 

C. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik 


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 , Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik (SPALD)
terbagi dua yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) dan
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S).  
1. SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S adalah sistem pengelolaan yang
dilakukan dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya
lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub-sistem Pengolahan
Lumpur Tinja. 
2. SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T adalah sistem pengelolaan yang
dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub-
sistem Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaaan. 
Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi di DKI Jakarta
apabila tidak diimbangi dengan sistem pengelolaan air limbah yang baik dapat
menimbulkan permasalahan lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu
upaya Pemprov DKI Jakarta dalam meningkatkan pengelolaan air limbah di DKI Jakarta
dengan melaksanakan kegiatan Pembangunan Jakarta Sewerage System (JSS) sebanyak
15 Zona (Zona 0 sebagai zona eksisting) yang berperan sebagai Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di DKI Jakarta. Proyek pembangunan JSS bertujuan
untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui pelayanan air limbah domestik yang
berkualitas di DKI Jakarta. Proyek ini merupakan salah satu prioritas pembangunan
infrastruktur air limbah di DKI Jakarta yang diharapkan dapat melayani 80% populasi
pada Kawasan Pluit dan ditargetkan dapat beroperasi di tahun 2027. 
Proyek Pembangunan Jakarta Sewerage System (JSS) berperan sebagai Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) di DKI Jakarta yaitu sistem
pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber yang
dialirkan melalui sistem perpipaan menuju ke sub-sistem pengolahan terpusat untuk
dilakukan pengolahan sehingga dapat memenuhi standar baku mutu, penggunaan
septictank pun akan semakin berkurang dan mengurangi pencemaran limbah air. Tak
hanya itu, dengan sistem terpusat ini juga air limbah akan secara otomatis ditarik melalui
pipa ke dalam waste water. Jadi semuanya nanti dengan perpipaan, masuk dan diolah
disitu selanjutnya masuknya ke Paljaya (Perumda).  
Pembangunan SPALD-T merupakan salah satu solusi penanganan pencemaran air di
DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah mempersiapkan perizinan, anggaran
dan paket pekerjaan konstruksi jaringan perpipaan sehingga progresnya dapat segera
dijalankan. Tahap Perencanaan pembangunan SPALD-T skala perkotaan melalui
pembangunan JSS 5 zona prioritas dari total 15 zona. Dimana 5 Zona prioritas dan lokasi
IPAL antara lain : 
 Zona 1 : Kawasan Waduk Pluit kapasitas 240.000 meter3/hari 
 Zona 2 : Kawasan Waduk Muara Angke 
 Zona 5 : Kawasan Waduk Sunter Utara 
 Zona 6 : Kawasan IPLT Duri Kosambi 
 Zona 8 :  Kawasan Waduk Marunda (dalam perencanaan) 
Total biaya proyek di Zona 1 sekitar Rp 8 Triliun sedangkan pengembangan Zona 6
akan membutuhkan biaya sebesar sekitar Rp 5 Triliun. Proyek Paket 1 Construction of
Wastewater Treatment Plan (WWTP) JSDP Zone 1 dilakukan lewat kerja sama antara Balai
Prasarana Permukiman Wilayah Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) dengan penyedia jasa konstruksi yaitu Obayashi, Wijaya Karya (WIKA),

Nakasone, et al.: Instructions for Writing a Publication......|5


Jaya Konstruksi (JAKON), JFE Engineering Join Venture senilai Rp3,3 triliun. Adapun,
estimasi pengerjaannya dilakukan selama 78 bulan atau rampung pada 2028 mendatang.
Dengan menggandeng penyedia jasa konstruksi dari Jepang, proyek ini akan melayani
989.389 jiwa atau 220.000 SR
Zona 1 merupakan pembangunan sistem pengolahan limbah terpusat yang terdiri
dari: 1) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); 2) Sistem perpipaan; 3) Sambungan
rumah, dengan cakupan wilayah seluas 4.901 Ha. IPAL Zona 1 akan dibangun di Pluit
dengan kapasitas rata-rata 198.000 m3 per hari. Proyek ditargetkan dapat menyediakan
pelayanan pengelolaan air limbah domestik hingga 80% dari populasi penduduk DKI
Jakarta. Zona 1 akan terbagi dalam enam paket pekerjaan konstruksi dimana 4 paket
menjadi kewenangan Kementerian PUPR melalui dana pinjaman luar negeri dan paket
lainnya menjadi kewenangan Pemprov DKI Jakarta melalui dana APBD.
Proyek ini wujud dukungan WIKA untuk peningkatan kesehatan masyarakat Jakarta
yang bebas limbah melalui pembangunan sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat. WIKA
memiliki porsi sebesar 20%. WIKA akan mengerjakan JSDP Zona 1 yang berlokasi di Pluit,
Jakarta Utara. Targetnya akan melayani 3 Kota Administrasi yaitu Jakarta Pusat, Jakarta
Barat dan Jakarta Utara. Lingkup pekerjaan WIKA dalam proyek ini berupa pengerjaan
konstruksi stasiun pompa menggunakan pneumatic caisson, dan untuk sistem pengolah
limbah. Desainnya menggunakan teknologi A2O+ Membrane Bio Reactor dengan high rate
filter. Tahap Perencanaan pembangunan SPALD-T skala perkotaan melalui pembangunan
JSS 5 zona prioritas dari total 15 zona.
Zona 1 merupakan pembangunan sistem pengolahan limbah terpusat yang terdiri
dari: 1) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL); 2) Sistem perpipaan; 3) Sambungan
rumah, dengan cakupan wilayah seluas 4.901 Ha

Kesimpulan

Perkembangan yang pesat kota DKI Jakarta sebagai ibukota negara ternyata tidak
diimbangi dengan sistem pembuangan untuk menangani limbah, sementara kebutuhan air
bersih dan air minum untuk masyarakat semakin meningkat seiring dengan perkembangan
wilayahnya dan meningkatnya jumlah penduduk. Salah satu upaya Pemrov DKI Jakarta
menangani masalah air limbah dan pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum yaitu
dengan mengembangkan  suatu teknologi pengelolaan air limbah berupa pembangunan
pembangunan Jakarta Sewerage System (JSS) sebanyak 15 Zona (Zona 0 sebagai zona
eksisting) yang berperan sebagai Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-
T) di DKI Jakarta. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan melalui
pelayanan air limbah domestik yang berkualitas di DKI Jakarta.  
Sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat (SPALD-T) di DKI Jakarta yaitu sistem
pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber yang
dialirkan melalui sistem perpipaan menuju ke sub-sistem pengolahan terpusat untuk
dilakukan pengolahan sehingga dapat memenuhi standar baku mutu, penggunaan septictank
pun akan semakin berkurang dan mengurangi pencemaran limbah air . Perencanaan
infrastruktur tersebut diharapkan bukan hanya mengelola air limbah supaya tidak mencemari
daerah perkotaan yang padat penduduk namun juga mengelola air limbah tersebut agar dapat
dikonsumsi oleh masyarakat

Referensi

https://indonesiabaik.id/infografis/pengelolaan-air-limbah-jakarta-1

https://www.kompas.com/properti/read/2022/12/22/200000821/demi-jakarta-kementerian-
pupr-garap-5-paket-proyek-pengelolaan-air

6| Jurnal Pendidikan Sains Indonesia (Indonesian Journal of Science Education), 10(4), p.xxx-xxx, (20xx)
https://kppip.go.id/proyek-prioritas/air-dan-sanitasi/pengolahan-air-limbah-jakarta/

https://dsda.jakarta.go.id/submenu/jakartaseweragesistem(jss)

https://ekonomi.bisnis.com/read/20221222/45/1611264/jakarta-bakal-punya-layanan-air-
limbah-terpusat-bagaimana-tarifnya

https://investasi.kontan.co.id/news/wika-ambil-bagian-dalam-proyek-pengelolaan-air-limbah-
jakarta-senilai-rp-333-triliun

https://investor.id/business/317156/wika-dan-jkon-ketiban-rezeki-dari-proyek-pengelolaan-
air-limbah-jakarta-rp-33-t

Poedjowibowo, D. (2011). Infrastruktur Limbah Terpadu Dalam Taman Lingkungan


Permukiman. Jurnal Lanskap Indonesia, 3(2), 90–96.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
04/PRT/M/2017

Nakasone, et al.: Instructions for Writing a Publication......|7

Anda mungkin juga menyukai