Anda di halaman 1dari 171

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK

PERJALANAN KERJA
(STUDI KASUS : KELURAHAN MABAR, MEDAN DELI)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh


Ujian Sarjana Teknik Sipil

FUTRI FAJARNI OKTAVIA


080404157

BIDANG STUDI TRANSPORTASI


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga selesainya tugas akhir ini

dengan judul “Analisa Pemilihan Moda Transportasi untuk Perjalanan Kerja

(Studi Kasus: Kelurahan Mabar, Medan Deli)”. Tugas akhir ini disusun untuk

diajukan sebagai syarat dalam ujian Sarjana Teknik Sipil Bidang Studi Transportasi

pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak

kekurangannya. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kurangnya

pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu

dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan. Penulis juga menyadari

bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas akhir ini

tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang yang

senantiasa membantu penulis dalam keadaan sulit telah memperjuangkan hingga

penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran untuk membantu, membimbing dan

mengarahkan penulis hingga selesainya tugas akhir ini.

2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku ketua Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara


3. Bapak Ir. Syahrizal, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Sipil Fakultas

Teknik USU.

4. Bapak Ir. Zulkarnain A. Muis, M.Eng.Sc selaku Koordinator Sub Jurusan

Transportasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik USU.

5. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M Eng dan Bapak Medis S. Surbakti, ST, MT selaku

dosen pembanding yang telah memberikan kritikan dan nasehat yang

membangun.

6. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Jurusan teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan doa, kasih

sayang dan dukungan segala kegiatan akademis penulis sehingga saya mampu

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Adinda Anggi Syahputra, Dinda Novia, Indra Ananda yang telah memberikan

dukungan semangat serta motivasi kepada saya untuk menyelesaikan Tugas

Akhir ini.

9. Kepada Hafid Miswanda yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang

kepada penulis, sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

10. Kepada sahabat-sahabat tercinta Uyuy, Bebi, Obama.terimakasih atas dukungan

dan bantuannya.

11. Kepada teman – teman seperjuangan angkatan 2008 Deni Adrian, Dapot, Arif

Sibueya, Mike, Pardi, Ade, Ratih, Cicha, Johan Semima, Mustafa, Terimakasih

atas dukungan dan bantuannya.

Universitas Sumatera Utara


12. Seluruh pegawai administrasi yang telah memberikan bantuan dan kemudahan

dalam penyelesaian administrasi, Kak Lince, Kak Dewi, Bang Zul, Bang Amin

dan lain – lain.

Walaupun dalam menyusun Tugas akhir ini penulis telah berusaha untuk

mengkaji dan menyampaikan materi secara sistematis dan terstruktur, tetapi tentunya

Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun

tentulah sangat penulis harapkan di kemudian hari.

Medan, Juni 2013

Futri Fajarni Oktavia


08 0404 157

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Perjalanan kerja dan ke sekolah merupakan perjalanan utama yang harus rutin
dilakukan setiap orang setiap hari. Perjalanan jenis ini akan menimbukan
peningkatan yang besar terhadap volume lalu lintas karena dilakukan pada waktu jam
jam sibuk, baik pagi maupun sore (Tamin, 2000) .Di Kelurahan Mabar sebagian
besar pekerjanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Hal ini menyebabkan setiap hari
kerja terjadi bangkitan pergerakan yang tinggi untuk mencapai lokasi kerja. Hal ini
lah yang melatarbelakangi penulisan tugas akhir ini. Tujuan dari studi ini adalah
untuk mendefenisikan karakteristik para pekerja dalam menggunakan moda
transportasi sepeda motor dan angkutan kota, serta memodelkan probabilitas
pemilihan moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota dari rumah menuju
lokasi kerja.
Dalam studi ini digunakan metode stated preference untuk mengambarkan
preferensi pemilihan moda sepeda motor dan angkutan kota. Data yang diperoleh
dengan metode stated preference kemudian dimodelkan dengan model binomial logit
selisih dan model binomial logit nisbah untuk mengetahui probabilitas pemilihan
moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota.
Dari hasil analisa, model binomial logit selisih yang diperoleh adalah:
(USM-AK) = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038X2 -0,354 X3+0,083 X4
Sementara model binomial logit nisbah yang diperoleh adalah:
USM/AK = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4
Dengan X1 (atribut biaya), X2 (atribut waktu tempuh), X3 (atribut jarak
tempuh), X4 (atribut kenyamanan). Dimana model binomial logit selisih merupakan
model yang lebih baik yang nilai R2 =33,7% dibandingkan dengan model binomial
logit nisbah yang nilai R2 = 29%

Kata kunci: stated preference, binomial logit selisih, binomial logit nisbah

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Abstrak ................................................................................................................... iv

Daftar Isi ................................................................................................................ v

Daftar Tabel ........................................................................................................... x

Daftar Grafik .......................................................................................................... xii

Daftar Gambar......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

I.1. Umum .................................................................................................... 1

I.2. Latar Belakang ....................................................................................... 2

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 5

I.4. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6

I.5. Metologi Penelitian................................................................................. 7

I.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 10

II.1. Transportasi ........................................................................................... 10

II.1.1. Pengertian ................................................................................ 10

II.1.2. Sistem Transportasi .................................................................... 12

II.1.3. Komponen Sistem Transportasi .................................................. 12

II.1.4. Peranan Transportasi ............................................................... 13

II.1.4.1. Peranan Ekonomi ........................................................ 13

II.1.4.2. Peranan Politis ............................................................ 14

II.1.4.3. Peranan Sosial ............................................................. 15

II.1.4.4. Peranan Kewilayahan.................................................. 16

II.1.5. Perencanaan Transportasi ........................................................... 16

Universitas Sumatera Utara


II.1.6. Konsep Perencanaan Transportasi .............................................. 18

II.1.7. Klasifikasi Perjalanan ................................................................ 19

II.2. Pemilihan Moda (Moda Choice) ............................................................ 20

II.2.1. Pengertian .................................................................................. 21

II.2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda ............................ 22

II.3. Angkutan Umum .................................................................................... 24

II.3.1. Pengertian ................................................................................... 24

II.3.2. Pihak yang Berkepentingan dengan Pelayanan Angkutan

Umum ................................................................................. 25

II.4. Pemodelan Transportasi.......................................................................... 28

II.4.1. Defenisi Model ............................................................................ 28

II.4.2. Model Peluang Pemilihan Moda ................................................. 29

II.5. Teknik Stated Preference ....................................................................... 32

II.5.1. Identifikasi Pilihan (Identification of preference) ....................... 35

II.6. Utilitas .................................................................................................... 38

II.6.1. Utilitas Acak ............................................................................... 39

II.7. Binomial Logit ........................................................................................ 42

II.7.1. Model Binomial Logit Selisih .................................................... 42

II.7.2. Model Binomial Logit Nisbah.................................................... 43

II.7.3. Perbedaan Model Binomial Logit Nisbah Dengan Model

Binomial Logit Selisih ............................................................... 44

II.8. Hipotesa .................................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 49

III.1. Pengertian Metode Penelitian ................................................................ 49

III.2 Tahap-tahap Proses Penelitian ................................................................ 49

Universitas Sumatera Utara


III.3 Peralatan Penelitian ................................................................................ 53

III.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 54

III.4.1 Pembuatan Kuesioner ................................................................. 54

III.5 Penentuan Jumlah Sampel .................................................................. 55

III.6 Pelaksanaan Pengumpulan Data ......................................................... 57

III.6 Analisa Data, Fungsi Utilitas dan Probabilitas ................................... 58

III.7 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................... 61

III.8 Koefisien Determinasi (R2) dan Korelasi Berganda ............................ 61

III.9 Pengujian Hipotesa Secara Parsial (Uji T) .......................................... 62

III.10 Pengujian Hipotesa Secara Menyeluruh (Uji F) .................................. 63

III.11 Pengujian Sensifivitas ......................................................................... 63

III.12 Kesimpulan Dan Saran ....................................................................... 64

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN........................................................... 66

IV.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian ................................................... 66

IV.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 68

IV.3 Sampel .................................................................................................... 69

IV.4 Pemaparan Hasil Survei .......................................................................... 70

IV.5 Analisa Regresi Linier ............................................................................ 77

IV.5.1 Analisis Persamaan Fungsi Utilitas......................................... 77

IV.5.2 Kompilasi Data ....................................................................... 80

IV.5.3 Analisa Korelasi Model Binomial Logit ................................. 84

IV.5.4 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas ...................................... 86

IV.5.4.1 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Binomial

Logit Selisih ........................................................... 86

IV.5.4.1 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Binomial

Logit Nisbah .......................................................... 89

Universitas Sumatera Utara


IV.5.5 Uji Determinasi............................................................... 95

IV.5.6 Uji T ............................................................................... 96

IV.5.7 Uji F ............................................................................... 104

IV.5.8 Persamaan Model ........................................................... 107

IV.5.8.1 Persamaan Model Binomial Logit Selisih ........ 107

IV.5.8.2 Persamaan Model Binomial Logit Nisbah ....... 107

IV.5.9 Sensivitas Model............................................................. 108

IV.5.9.1 Sensitivitas Model Binomial Logit Selisih ....... 109

IV.5.9.2 Sensitivitas Model Binomial Logit Nisbah ...... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 115

V.1 Kesimpulan ............................................................................................ 115

V.2 Saran ....................................................................................................... 118

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 119

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... 121

Lampiran A: Format Kuisioner ............................................................................... 122

Lampiran B: Tabel Pemilihan Moda Model Binomial Logit Selisih ...................... 127

Lampiran C: Tabel Pemilihan Moda Model Binomial Logit Nisbah ..................... 128

Lampiran D: Tabel Sensitivitas Model Binomial Logit Selisih .............................. 129

Lampiran E: Tabel Sensitivitas Model Binomial Logit Nisbah .............................. 132

Lampiran F:Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Persamaan Binomial

iiiiiiiiiiiiiiiii Logit Selisih ....................................................................................... 135

Lampiran G:Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Persamaan Binomial

iiiiiiiiiiiiiiiiii Logit Nisbah ...................................................................................... 150

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GRAFIK

Grafik IV.1 Grafik responden pengguna sepeda motor dan angkutan kota ......... 71

Grafik IV.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden sepeda motor dan

angkutan kota ................................................................................... 72

Grafik IV.3 Distribusi Tingkat Pendapatan Responden sepeda motor dan

angkutan kota .................................................................................... 74

Grafik IV.4 Distribusi alasan Pemilihan Moda sepeda motor dan angkutan kota 75

Grafik IV.5 Distribusi lama perjalanan menggunakan sepeda motor dan

angkutan kota .................................................................................. 76

Grafik IV.6 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Biaya

perjalanan........................................................................................ 110

Grafik IV.7 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Waktu

Tempuh perjalanan ......................................................................... 111

Grafik IV.8 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap jarak

tempuh .. ......................................................................................... 112

Grafik IV.9 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap

kenyamanan .................................................................................... 113

Grafik IV.10 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Biaya

perjalanan........................................................................................ 114

Grafik IV.11 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Waktu

Tempuh perjalanan ......................................................................... 115

Grafik IV.12 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap jarak

perjalanan........................................................................................ 117

Universitas Sumatera Utara


Grafik IV.13 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap

kenyamanan .................................................................................. 118

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Proses Pemilihan Dua Moda ............................................................ 25

Gambar III.1 Bagan Alir Penelitian ...................................................................... 52

Gambar IV.1 Peta Kelurahan Mabar....................................................................... 66

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK
Perjalanan kerja dan ke sekolah merupakan perjalanan utama yang harus rutin
dilakukan setiap orang setiap hari. Perjalanan jenis ini akan menimbukan
peningkatan yang besar terhadap volume lalu lintas karena dilakukan pada waktu jam
jam sibuk, baik pagi maupun sore (Tamin, 2000) .Di Kelurahan Mabar sebagian
besar pekerjanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Hal ini menyebabkan setiap hari
kerja terjadi bangkitan pergerakan yang tinggi untuk mencapai lokasi kerja. Hal ini
lah yang melatarbelakangi penulisan tugas akhir ini. Tujuan dari studi ini adalah
untuk mendefenisikan karakteristik para pekerja dalam menggunakan moda
transportasi sepeda motor dan angkutan kota, serta memodelkan probabilitas
pemilihan moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota dari rumah menuju
lokasi kerja.
Dalam studi ini digunakan metode stated preference untuk mengambarkan
preferensi pemilihan moda sepeda motor dan angkutan kota. Data yang diperoleh
dengan metode stated preference kemudian dimodelkan dengan model binomial logit
selisih dan model binomial logit nisbah untuk mengetahui probabilitas pemilihan
moda transportasi sepeda motor dan angkutan kota.
Dari hasil analisa, model binomial logit selisih yang diperoleh adalah:
(USM-AK) = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038X2 -0,354 X3+0,083 X4
Sementara model binomial logit nisbah yang diperoleh adalah:
USM/AK = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4
Dengan X1 (atribut biaya), X2 (atribut waktu tempuh), X3 (atribut jarak
tempuh), X4 (atribut kenyamanan). Dimana model binomial logit selisih merupakan
model yang lebih baik yang nilai R2 =33,7% dibandingkan dengan model binomial
logit nisbah yang nilai R2 = 29%

Kata kunci: stated preference, binomial logit selisih, binomial logit nisbah

Universitas Sumatera Utara


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Umum

Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau

mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain

objek tersebut lebih bermamfaat atau dapat berguna untuk tujuan – tujuan tertentu

(Fidel Miro,2005).Dalam melakukan proses transportasi alat pendukung transportasi

(jalan, terminal, alat angkut, dan pengelola) bergantung pada bentuk objek yang

dipindahkan, jarak antara suatu tempat ke tempat lain, dan maksud objek yang akan

dipindahkan tersebut. Menurut Fidel Miro (2005) alat – alat pendukung yang

digunakan harus cocok dan sesuai dengan objek, jarak, dan maksud objek baik dari

segi kuantitas maupun kualitas yang di dapat diidentifikasi dengan pertanyaan dari

segi keamanan, kecepatan, kelancaran, kenyamanan, nilai ekonomis, dan terjaminnya

kesediaan pada saat dibutuhkan. Dalam pemanfaatan transportasi di Indonesia ada 4

(empat) yakni angkutan jalan raya, jalan rel, udara dan laut. Dari ke 4 (empat) moda

tersebut yang paling dominan digunakan adalah moda transportasi jalan raya karna

mempunyai kelebihan yaitu mobilitasnya tinggi dan dapat bergerak kapan saja.

Pemilihan moda dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dalam perencanaan

transportasi. Ini karena peran kunci dari angkutan umum dalam berbagai kebijakan

transportasi. Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa moda angkutan umum

menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien dari pada moda angkutan pribadi (Ofyar

Z Tamin, 2000). Menurut Widiarta (2010) pemilihan moda sangat sulit dimodelkan

walaupun hanya melibatkan dua jenis moda (angkutan umum dan angkutan pribadi).

Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasikan misalnya

Universitas Sumatera Utara


kenyamanan, keamanan, keandalan, dan ketersediaan kendaraan pada saat

diperlukan. Faktor yang dapat berpengaruh terhadap penggunaan moda dapat

dikelompokkan dari sisi ciri pengguna jalan,cirri pergerakan, ciri fasilitas, ciri kota

atau zona. Pemilihan moda yang baik harus mempertimbangkan semua faktor yang

ada pada ciri – ciri tersebut (Widiarta, 2010).Oleh karena itu, masalah pemilihan

moda dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dalam perencanaan dan kebijakan

transportasi. Hal ini menyangkut efisiensi pergerakan di daerah perkotaan, ruang

yang harus disediakan kota untuk dijadikan prasarana transportasi, dan banyaknya

pilihan moda transportasi yang dapat dipilih penduduk (Ofyar Z Tamin, 2000).Faktor

ini adalah salah satu yang menjadi pertimbangan pelaku perjalanan dalam

menentukan moda transportasi yang akan digunakan.

I.2 Latar Belakang

Permintaan transportasi, atau dengan kata lain kebutuhan manusia dan barang

akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung (tujuan akhir yang

diinginkan). Sesungguhnya kebutuhan akan jasa transportasi timbul disebabkan oleh

adanya keinginan untuk mencapai / memenuhi tujuan lain yang sebenarnya. Jasa

transportasi hanyalah media mencapai perantara untuk mencapai tujuan lain

dimaksud (Fidel Miro, 2005).Oleh sebab itu permintaan akan jasa transportasi

disebut bersifat tidak langsung yang dikenal dengan istilah popular permintaan

turunan atau “derived demand” (Edward K Morlok, 1988). Menurut Morlok (1988,

dalam Fidel Miro, 2005) sifat kebutuhan tidak langsung ini diperlihatkan oleh

kenyataan sehari – hari, dimana sering terjadi perjalanan dalam rangka mencapai

suatu tujuan tertentu (tujuan yang sebenarnya yang ingin dicapai seperti perjalanan

pergi bekerja (ke pabrik, ke kantor dan sebagainya), perjalanan pergi berbelanja (ke

Universitas Sumatera Utara


swalayan, supermarket, pasar tradisional dan sebagainya), perjalanan pergi wisata

(ke objek wisata), perjalanan pergi ke sekolah (ke kampus, ke sekolah), perjalanan

pergi beribadah (ke Mesjid, tanah suci, gereje dan sebagainya) dan lain- lain bentuk

perjalanan manusia. Dengan demikian, faktor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan jumlah (banyaknya) perjalanan (trip) adalah tipe/jenis bentuk dari

aktivitas orang yang dilakukan pada lokasi tertentu.

Pertumbuhan wilayah di daerah perkotaan seperti Kota Medan lebih cepat

dibandingkan pertumbuhan wilayah daerah pedalaman. Berbagai kegiatan seperti

sebagai pusat admistrasi pemerintahan, pusat komunikasi, pusat industri, dan pusat

perdagangan berada di Kota Medan. Sebagai contoh Kawasan Industri Medan (KIM)

menawarkan banyak lapangan pekerjaan sebagai pekerja pabrik. Hal ini merupakan

salah satu faktor yang mengakibatkan pertumbuhan berkembang dengan pesat.

Pesatnya perkembangan serta pengalihan fungsi lahan menjadi pemukiman

menyebabkan tingginya bangkitan pergerakan terutama untuk bekerja di Kelurahan

Mabar. Kelurahan Mabar merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan

Medan Deli. Penduduk yang berdomisili di Kelurahan Mabar umumnya berprofesi

sebagai buruh pabrik. Diambil dari data kelurahan tahun 2013 jumlah buruh pabrik di

Kelurahan Mabar mencapai 25.940 orang atau sekitar 66,7 % dari jumlah penduduk

berdasarkan mata pencahariannya.

Perjalanan kerja dan ke sekolah merupakan perjalanan utama yang harus rutin

dilakukan setiap orang setiap hari. Perjalanan jenis ini akan menimbukan

peningkatan yang besar terhadap volume lalu lintas karena dilakukan pada waktu jam

jam sibuk, baik pagi maupun sore (Tamin, 1997 dalam Soetyono, 2008). Di

Kelurahan Mabar sebagian besar pekerjanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Hal ini

Universitas Sumatera Utara


menyebabkan setiap hari kerja terjadi bangkitan pergerakan yang tinggi untuk

mencapai lokasi kerja. Dalam melakukan perjalanan ke tempat kerja para pekerja

dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi, yaitu angkutan umum dan angkutan

pribadi. Angkutan umum berupa angkutan kota sedangkan angkutan pribadi

kebanyakan para pekerja menggunakan sepeda motor dikarenakan tingkat ekonomi

para buruh pabrik adalah tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah. Untuk

menentukan pilihan jenis angkutan para pekerja mempertimbangkan berbagai faktor

seperti biaya perjalanan,jarak perjalanan, waktu tempuh perjalanan, dan lain

sebagainya. Adapun yang menjadi alasan penulis memilih studi kasus Mabar sebagai

bahan studi adalah karna Kelurahan Mabar merupakan daerah yang banyak di

tinggali oleh para pekerja pabrik. Hal ini mendorong keinginan untuk mempelajari

faktor – faktor apa yang menyebabkan pekerja lebih memilih angkutan umum atau

lebih memilih angkutan pribadi dengan kondisi ekonomi yang sama. Dalam studi ini

akan didapatkan atribut apa yang paling berpengaruh atau dominan dalam

menentukan moda bagi para buruh. Disini juga akan di dapat seberapa besar tingkat

sentivitas pekerja terhadap perubahan nilai maupun perubahan harga masing –

masing atribut. Misalkan jika harga ongkos angkutan umum dinaikkan apakah

pengguna angkutan umum tersebut berpaling ke angkutan pribadi atau tetap.

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi para pekerja dalam memilih

moda transportasi untuk perjalanan kerja antara angkutan umum atau

angkutan pribadi.

Universitas Sumatera Utara


2. Memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan

probabilitas para pekerja untuk perjalanan kerja dalam memilih angkutan

umum atau angkutan pribadi bila ditinjau dari segi biaya perjalanan, waktu

tempuh perjalanan, jarak tempuh perjalanan dan kenyamanan.

3. Mengetahui perubahan probabilitas para pekerja untuk perjalanan kerja dalam

memilih angkutan umum atau angkutan pribadi bila terjadi perubahan biaya

perjalanan, waktu tempuh perjalanan, jarak tempuh perjalanan dan

kenyamanan sehingga para pekerja dapat mengambil keputusan memilih

moda tertentu yang akan digunakan dengan melihat kesensitifitasan kedua

moda tersebut.

Manfaat dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Dari aspek praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi

masyarakat banyak dan jika dianggap tepat dan layak bisa dijadikan bahan

sumbangan kepada pemerintah kota maupun pihak-pihak yang terkait sebagai

acuan dalam peningkatan prasarana transportasi.

2. Dari aspek akademik, diharapkan dapat menemukan konsep yang cocok guna

memecahkan masalah penelitian serta menjadi media untuk mengaplikasikan

berbagai teori yang telah dipelajari sehingga selain berguna dalam penelitian

juga dapat berguna bagi pengembangan konsep-konsep yang sudah dan

merangsang munculnya penelitian lebih lanjut tentang analisa moda

transportasi ke tempat kerja.

3. Perencanaan yang dapat dijadikan acuan untuk pengembangan transportasi

dalam beberapa tahun yang akan datang. . Salah satu dasar dari perencanaan

transportasi adalah dapat memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan sarana

Universitas Sumatera Utara


dan prasarana transportasi, untuk masa sekarang maupun masa yang akan

datang (ramalan).

I.4 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penelitian terlalu luas dan terbatasnya waktu, maka

pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal yaitu:

1. Daerah studi dipilih adalah Kelurahan Mabar karena daerah ini merupakan

daerah yang banyak ditinggali para buruh dengan demikian penulis mudah

menganalisa moda transportasi apa yang dominan digunakan di Kelurahan

Mabar ini dengan kondisi perekonomian yang sama dan apa yang

mempengaruhinya.

2. Studi ini hanya mengambil pergerakan pekerja dalam melakukan perjalanan

kerja di Kelurahan Mabar.

3. Pekerja hanya dibatasi kepada buruh pabrik saja karena di daerah Kelurahan

Mabar ini buruh pabrik merupakan profesi yang dominan di Kelurahan

Mabar ini.

4. Objek penelitian dilakukan hanya pada transportasi darat berupa Angkutan

umum dan angkutan pribadi. Angkutan umum berupa angkutan kota

sedangkan angkutan pribadi berupa sepeda motor.

5. Data yang didapat dari hasil pengisian kuisoner oleh para responden yang

benar-benar mengetahui moda transportasi yang digunakan dan wawancara.

6. Model yang diterapkan adalah Model Logit Binomial Selisih.

7. Analisis dilakukan dengan menggunakan Metode Stated Preference.

8. Data yang digunakan adalah data pimer dan data sekunder.

Universitas Sumatera Utara


I.5 Metodologi Penelitian

Ada beberapa tahap pelaksanaan secara garis besar sebaga berikut :

1. Tahap pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-

teori yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini.

2. Tahap kedua adalah menentukan jumlah sampel. Dalam penelitian ini digunakan

nonprobability sampling.

3. Tahap ketiga (Pembahasan/pengolahan data ) Pada tahap ini data yang telah

diambil, baik itu data primer maupun data skunder akan diolah.

4. Tahap keempat adalah melakukan analisis data hasil survei dengan menggunakan

Software SPSS (Statistical Product and Service Solution). Dengan menggunakan

analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression Analysis) untuk

mengambil kesimpulan dari tujuan penelitian ini.

5. Kesimpulan dan saran

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap

perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan. Dalam bab

ini diuraikan secara jelas latar belakang penulis melakukan penelitian, serta tujuan

dan manfaat penelitian tersebut untuk dijadikan landasan penulisan tugas akhir

tersebut.

Universitas Sumatera Utara


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini meliputi [engambilan teori-teori serta rumus-rumus dari beberapa

sumber bacaan yang mendukung analisis permasalahan yang berkaitan dengan tugas

akhir ini. Bab ini juga berisikan teori-teori yang didapat dari sumber lainnya seperti

internet yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang proses penelitian, lokasi penelitian, metodologi

Survey, penerapan pengambilan sample dan metode menganalisis data.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DATA

Bab ini berisi mengenai pengembangan model, dimulai dari pengumpulan

data kemudian melakukan analisa terhadap model yang diuraikan meliputi analisa

statistik dan uji sensitivitas respons individu terhadap perubahan nilai atribut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan logis berdasarkan analisa data, temuan dan bukti

yang disajikan sebelumnya, yang menjadi dasar untuk menyusun suatu saran atau

suatu usulan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Transportasi

II. 1. 1 Pengertian

Pengertian transpotasi menurut Morlok adalah memindahkan atau

mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Bowesox (1981, dalam Djoko

et all, 2003), defenisi transportasi dalah perpindahan barang atau penumpang dari

suatu lokasi ke lokasi lain, dengan produk yang digerakkan atau dipindahkan ke

lokasi yang dibutuhkan atau diinginkan. Sementara Menurut Papacostas (1974,dalam

Djoko et all, 2003), transportasi didefenisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari

fasilitas tertentu beserta arus dan sistem control yang memungkinkan orang atau

barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien dalam setiap

waktu untuk mendukung aktifitas manusia. Fungsi pokok dari sistem transportasi

adalah :

• Menggerakan objek yang diangkut baik penumpang, hewan maupun

barang

• Melindungi objek yang diangkut, dan

• Mengendalikan kecepatan dan arah dari gerakan, sehingga keamanan

perjalanan dapat terjamin

Bentuk alat (moda) transportasi / jenis pelayanan transportasi secara umum

dikelompokkan menjadi dua kelompok besar moda transportasi yaitu kendaraan

pribadi (private transportation) dan kendaraan umum (public transportation).

Menurut Fidel Miro (2005) kendaraan umum merupakan moda transportasi yang

Universitas Sumatera Utara


diperuntukan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima

pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan

peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang yang sudah ditetapkan dan

para pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan – ketentuan

tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih. Sedangkan kendaraan

pribadi merupakan moda transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorangdan

seseorang itu bebas memakainya ke mana saja, di mana saja dan kapan saja dia mau,

bahkan mungkin juga dia tidak memakainya sama sekali.

Dalam melakukan proses transportasi alat pendukung transportasi (jalan,

terminal, alat angkut, dan pengelola) bergantung pada bentuk objek yang

dipindahkan, jarak antara suatu tempat ke tempat lain, dan maksud objek yang akan

dipindahkan tersebut. Menurut Fidel Miro (2005) alat – alat pendukung yang

digunakan harus cocok dan sesuai dengan objek, jarak, dan maksud objek baik dari

segi kuantitas maupun kualitas yang di dapat diidentifikasi dengan pertanyaan dari

segi keamanan, kecepatan, kelancaran, kenyamanan, nilai ekonomis, dan terjaminnya

kesediaan pada saat dibutuhkan. Dalam pemanfaatan transportasi di Indonesia ada 4

(empat) yakni angkutan jalan raya, jalan rel, udara dan laut. Dari ke 4 (empat) moda

tersebut yang paling dominan digunakan adalah moda transportasi jalan raya karna

mempunyai kelebihan yaitu mobilitasnya tinggi dan dapat bergerak kapan saja.

II. 1. 2 Sistem Transportasi

Sistem transportasi merupakan gabungan elemen-elemen yang terdiri dari

fasilitas tetap, besaran arus, dan sistem pengatur yang memungkinkan orang dan

Universitas Sumatera Utara


barang untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien dalam hal tepat

waktu untuk aktifitas yang diinginkan (Titi Liliani ).

Adapun yang menjadi tujuan perencanaan sistem transportasi adalah :

• Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa

yang akan datang (tindakan preventif).

• Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem solving)

• Melayani kebutuhan transportasi seoptimum dan seseimbang mungkin.

• Mempersiapkan tindakan/kebijakan untuk tanggapan pada keadaan di masa

depan.

• Mengoptimalkan penggunaan daya dukung (sumber daya) yang ada, yang

juga mencakup penggunaan dan yang terbatas seoptimal mungkin, demi

mencapai tujuan atau rencana yang maksimal (daya guna dan hasil guna yang

tinggi).

II. 1. 3 Komponen Sistem Transportasi

Dalam ilmu transportasi, alat pendukung proses perpindahan diistilahkan dengan

sistem transportasi mencakup berbagai unsur (subsistem) berupa:

• Ruang untuk bergerak (jalan).

• Tempat awal / akhir pergerakan (terminal).

• Yang bergerak (alat angkut/kenderaan dalam bentuk apapun).

• Pengelolaan : yang mengkoordinasi ketiga unsur sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


Berfungsinya alat pendukung proses perpindahan ini sesuai dengan yang

diinginkan, tidaklah terlepas dari kehadiran subsistem tersebut di atas secara

serentak. Masing-masing unsur itu tidak bisa hadir beroperasi sendiri-sendiri,

kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja

komponen yang tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (sistem

transportasi) tidak dapat bekerja dan berfungsi (Fidel Miro, 2005).

II. 1. 4 Peranan Transportasi

Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi

kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan mobilitas penduduk yang

tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang

dan sektor. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat

diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam usaha pembangunan berbagai

aspek dari suatu Negara.

Ada beberapa macam peranan transportasi dalam masyarakat antara lain:

II. 1. 4.1 Peranan Ekonomi

Kegiatan ekonomi masyarakat adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

produksi, distribusi, dan pertukaran komiditi atau segala yang dapat diperoleh dan

berguna. Tetapi tidak satu tempat pun di dunia ini yang dapat memenuhi kebutuhan

hidup dari sumber daya alam hanya dari sumber lokal. Oleh karena itu dibutuhkan

transportasi untuk pengedaran barang-barang tersebut( Djoko dan Russ Bona, 2003).

Di bidang ekonomi transportasi dapat memberikan kegunaan tempat, waktu dan

kualitas barang.

Universitas Sumatera Utara


• Kegunaan tempat maksudnya biaya perjalanan dalam transportasi barang

disuatu tempat atau lokasi, sehubungan dengan harga dimana barang

tersebut mungkin dapat dijual di tempat lain.

• Kegunaan waktu maksudnya bahwa kebutuhan suatu barang dapat timbul

hanya pada suatu waktu tertentu dan mungkin berhenti sesudahnya. Oleh

sebab itu transportasi harus dapat di selesaikan dalam suatu periode waktu

tertentu agar kebutuhan barang – barang tersebut tetap memiliki nilai.

• Kegunaan bagi kualitas barang maksudnya bahwa penyampaian berang –

barang dengan sistem transportasi yang ada harus dapat menjaga kualitas

pentingnya agar berkurang atau hilang.

II. 1. 4.2 Peranan Politis

Peran politis dari suatu sistem transportasi bagi suatu wilayah suatu Negara

sangatlah penting. Hal ini mudah di mengerti, karena pada dasarnya sistem

transportasi yang baik akan mempermudah interaksi spasial antarwilayah dari suatu

Negara yang pada gilirannya akan turut memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan

bangsa. Menurut Schumer (1974, dalam Djoko et all, 2003), beberapa peran politis

dalam transportasi yang dapat berlaku di berbagai negara mana pun,yaitu:

a) Transportasi menciptakan persatuan nasional yang semakin kuat dengan

meniadakan isolasi.

b) Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat yang dapat

dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian

wilayah Negara.

c) Keamanan Negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikehendaki

mungkin sekali bergantung pada transportasi yang efisien untuk

Universitas Sumatera Utara


memudahkan mobilisasi segala daya (kemampuan dan ketahuan) nasional

serta memungkinkan perpindahan pasukan perang selama masa perang

berlangsung, dan

d) Sistem transportasi yang efisien memungkinkan Negara memindahkan

dan mengangkut penduduk dari daerah bencana.

II. 1. 4.3 Peranan Sosial

Manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha hidup selaras atau sama

lain orang harus menyisihkan waktu untuk kegiatan sosial. Bentuk kemasyarakatan

ini dapat bersifat resmi seperti hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta, dan

dapat pula bersifat tidak resmi seperti hubungan dengan keluarga, handai taulan, dan

lain – lainnya. Untuk kepentingan hubungan kemudahan antara lain:

a) Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok

b) Pertukaran antara penyampaian informasi

c) Perjalanan untuk bersantai

d) Perluasan jangkauan perjalanan sosial

e) Pemendekan jarak antara rumah dan tempat kerja

II. 1. 4.4 Peranan Kewilayahan

Sistem transportasi dan komunikasi diciptakan dan dikembangkan setelah

adanya permintaan untuk memenuhi kebutuhan transportasi dan komunikasi tersebut.

Permintaan akan jasa transportasi maupun komunikasi merupakan permintaan

turunan ( derivated demand). Namun setelah jasa turunan ini dapat terwujud menjadi

suatu kenyataan, misalnya dalam bentuk bangunan yang berupa jalan dengan segala

kelengkapannya, maka terjadilah perkembangan angkutan.

Universitas Sumatera Utara


Tidaklah sulit untuk memahami,bahwa transportasi dan tata guna lahan tidak

dapat di pisahkan. Kegiatan transportasi yang terwujud menjadi lalu lintas, pada

hakikatnya merupakan kegiatan yang menghubungkan 2 lokasi tata guna lahan ke

tata guna lahan lainnya. Dan itu dapat berarti mengubah nilai ekonomi orang atau

barang tersebut.

Bagi daerah perkotaan, transportasi memegang peranaan yang cukup

menentukan. Kota yang ‘baik’ dapat ditandai antara lain dengan melihat kondisi

transportasinya. Transportasi yang aman dan lancer, selain mencerminkan kelancaran

kegiatan perekonomian kota.perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah

dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, yakni rabu lalu

lintas, lampu lalu lintas, marka jalan, petunjuk jalan dan lain – lainnya.

II. 1. 5 Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu kegiatan perencanaan sistem transportasi

yang sistematis yang bertujuan menyediakan layanan transportasi baik sarana

maupun prasarananya disesuaikan dengan kebutuhan transportasi bagi masyarakat di

suatu wilayah serta tujuan – tujuan kemasyarakatan lain (Tamin, 2000).Perencanaan

transportasi akan mempelajari faktor – faktor yang mempengaruhikebutuhan orang

akan perjalanan orang ataupun barang. Faktor – faktor tersebut dapat berupa tata

guna lahan, ekonomi, sosial budaya, teknologi transportasi dan faktor– faktor lain

yang mungkin terkait. Perkembangan terakhir mengarah pada perencanaan sistem

transportasi yang berkelanjutan yang memadukan antara efisiensi

transportasi,pertumbuhan ekonomi dan kelestarian sumberdaya.

Secara garis besar, transportasi dapat dilihat sebagai suatu sistem dengan 3 (tiga)

komponen utama yang saling mempengaruhi. Ketiga komponen tersebut adalah:

Universitas Sumatera Utara


1. Sub sistem tata guna lahan

Sub sistem ini mengamati penggunaan lahan tempat aktivitas masyarakat

dilakukan, seperti : tipe, struktur dan ukuran intensitas aktifitas sosial dan ekonomi

(berupa : populasi, tenaga keja, output industri)

2. Sub sistem transportasi supply

Sub sistem ini merupakan penyediaan penghubung fisik antara tata guna

lahan dan manusia pelaku aktivitas masyarakat. Penyediaan ini meliputi berbagai

moda transportasi seperti: jalan raya, rel kereta, rute bus dan lain-lain, dan

menyatakan karateristik operasional moda tersebut seperti waktu tempuh, biaya,

frekuensi pelayanan, dll.

3. Lalu lintas

Lalu lintas merupakan akibat langsung dari interaksi antara tata guna lahan dan

transportasi supply yang berupa perjalanan barang dan jasa.

II. 1. 6 Konsep Perencanaan Transportasi

Konsep perencanaan transportasi ada 4 tahap,yaitu (Ofyar Z Tamin,2000) :

1. Bangkitan pergerakan (Trip Generation)

Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang

memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata

guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau

zona.pergerakan lalulintas merupakan fungsi tata guna lahan yang

menghasilkan pergerakan lalulintas. Bangkitan lalu lintas ini mencakup

lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi dan lalulintas yang menuju atau

tiba ke suatu lokasi.

Universitas Sumatera Utara


2. Sebaran Pergerakan (Trip Distribution)

Sebaran pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperlihatkan

jumlah (banyaknya) perjalanan/yang bemula dari suatu zona asal yang

menyebar ke banyak zona tujuan atau sebaliknya jumlah (banyaknya)

perjalanan/yang datang mengumpul ke suatu zona tujuan yang tadinya berasal

dari sejumlah zona asal.

3. Pemilihan Moda (Moda choice)

Pemilihan moda yaitu pemodelan atau tahapan proses perencanaan

angkutan yang berfungsi untuk menentukan pembebanan perjalanan atau

mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan

menggunakan atau memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk

melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi beberapa maksud perjalanan

tertentu pula.

4. Pemilihan Rute (Route Choice)

Pemilihan rute yaitu pemodelan yang memperlihatkan dan

memprediksi pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas

yang menghubungkan jaringan transportasi tersebut.

II. 1. 7 Klasifikasi perjalanan

Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan,

termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan tidak dianggap sebagai

tujuan pergerakan meskipun terpaksa melakukan perubahan rute. Meskipun

pergerakan sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu

transportasi biasanya analisis keduanya harus dipisahkan (Lestarini, 2007).

Universitas Sumatera Utara


Tamin (2000), lima katagori tujuan pergerakan berbasis tempat tinggal, yaitu :

1. Pergerakan ke tempat kerja

2. Pergerakan ke sekolah atau universitas (pergerakan dengan tujuan

pendidikan)

3. Pergerakan ke tempat belanja

4. Pergerakan untuk kepentingan sosial

5. Pergerakan untuk tujuan rekreasi

Tujuan pergerakan bekerja dan pendidikan, disebut tujuan pergerakan utama

yang merupakan keharusan untuk dilakukan oleh setiap orang setiap hari, sedangkan

tujuan pergerakan lain sifatnya hanya pilihan dan tidak rutin dilakukan. Pergerakan

berbasis bukan rumah hanya sekitar (15-20)% dari total pergerakan yang terjadi.

Menurut Warpani (1990, dalam Lestarini, 2007), Yang dimaksud dengan

perjalanan kerja adalah perjalanan yang dilakukan dengan maksud bekerja.

Perjalanan kerja juga dapat dikatakan sebagai perjalanan ulang-alik, yaitu perjalanan

yang terjadi setiap hari dan waktu yang tetap. Pelayanan moda transportasi yang

dibutuhkan dan memenuhi syarat adalah moda transportasi yang mampu

meminimumkan waktu atau moda transportasi yang mampu menjamin dengan

rentang waktu yang pasti untuk perjalanan dari rumah ketempat kerja dan tiadanya

hambatan sepanjang lintasan perjalanan.

Universitas Sumatera Utara


II. 2 Pemilihan Moda (Moda Choice)

II. 2. 1 Pengertian

Pemilihan moda merupakan suatu tahapan proses perencanaan angkutan yang

bertugas dalam menentukan pembebanan perjalanan atau mengetahui jumlah (dalam

arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai

model transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi

beberapa maksud perjalanan tertentu pula. Sebagai contoh, misalkanlah seorang

pelaku perjalanan “A” yang akan melakukan perjalanan dari asal Medan menuju

Sidikalang dengan maksud perjalanan bisnis/dinas, dan ia dihadapkan kepada

masalah memilih alat angkut apa yang akan dipakainya yang tersedia melayani jalur

titik Medan menuju Sidikalang tersebut. Apakah dengan bus umum atau mobil

pribadi/dinas, atau dengan jenis kenderaan lainnya barangkali. Hal ini tergantung

dengan perilaku si “A” yang dipengaruhi oleh sekumpulan faktor atau variabel (Fidel

Miro,2005).

Menurut Edward K Morlok, Pemilihan moda itu adalah apabila jumlah dari total

masing-masing tempat asal ke setiap tujuan telah diperkirakan untuk setiap maksud

perjalanan,Langkah selanjutnya memperkirakan jumlah penumpang yang akan

menggunakan setiap moda transportasi yang tersedia.Faktor – faktor yang penting

mempengaruhi pemilihan moda transportasi antara lain waktu keseluruhan

perjalanan dari tempat asal ke tujuan,biaya total dari tempat asal ke

tujuan,kenyamanan,dan keselamatan penumpang (Edward K Morlok).

Universitas Sumatera Utara


Pemilihan moda transportasi dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu:

1. Pengguna Jasa Transportasi/Pelaku Perjalanan (Trip maker)

a) Golongan paksawan (captive), merupakan jumlah terbesar di negara

berkembang, yaitu golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan angkutan

umum karena ketiadaan mobil pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan

masyarakat lapisan menengah ke bawah (miskin atau ekonomi lemah).

b) Golongan pilihwan (choice), merupakan jumlah terbanyak di negara-

negara maju, yaitu golongan masyarakat yang mempunyai kemudahan (akses) ke

kenderaan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau

angkutan pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan

menengah ke atas (kaya atau ekonomi kuat) .

2. Bentuk Alat (Moda) Transportasi/Jenis Pelayanan Transportasi

Secara umum, ada 2 kelompok besar moda transportasi, yaitu:

a) Kendaraan pribadi (private transportation) , moda transportasi yang

dikhususkan untuk pribadi seseorang dan seseorang itu bebas menggunakannya

kemana aja, kapan saja, dan dimana saja yang diinginkan atau tidak

menggunakannya sama sekali (mobilnya disimpan di garasi).

b) Kendaraaan umum (public transportation), moda transportasi yang

diperuntukkan buat bersama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima

pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan

peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para

pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan-ketentuan

tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih.

Universitas Sumatera Utara


II. 2. 2 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Moda

Faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan moda ini dapat dikelompokkan

menjadi tiga ( Ofyar Z Tamin, 2000 ), yaitu :

1) Ciri pengguna jalan

• Ketersedian atau pemilikan kendaraan pribadi, semakin tinggi

pemilikan kendaraan pribadi akan semakin kecil pula ketergantungan

pada angkutan umum

• Pemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM)

• Struktur rumah tangga (pasangan muda, keluarga dengan anak,

pensiun, bujangan, dan lain – lain)

• Pendapatan, semakin tinggi pendapatan akan semakin besar peluang

menggunakan kendaraan pribadi

• Faktor lain misalnya keharusan menggunakan mobil ke tempat

bekerja dan keperluan mengantar anak sekolah

2) Ciri pergerakan

• Tujuan pergerakan, contohnya pergerakan ke tempat kerja di Negara

maju biasanya lebih muda memakai angkutan umum karena ketepatan

waktu dan tingkat pelayanannya sangat baik dan ongkosnya relatif

lebih murah dibandingkan dengan angkutan pribadi. Akan tetapi, hal

sebaliknya terjadi di Negara yang sedang berkembang, orang masih

tetap menggunakan mobil pribadi ke tempat kerja, meskipun lebih

mahal, karena ketepatan waktu, dan lain-lainnya tidak dapat dipenuhi

oleh angkutan umum.

Universitas Sumatera Utara


• Waktu terjadi pergerakan, kalau kita ingin bergerak pada tengah

malam, kita pasti membutuhkan kendaraan pribadi karena pada saat

itu angkutan umum tidak atau jarang beroperasi.

• Jarak perjalanan, semakin jauh perjalanan, kita semakin cenderung

memilih angkutan umum dibandingkan dengan angkutan pribadi.

Contohnya, untuk bepergian dari Jakarta ke Surabaya, Meskipun

mempunyai mobil pribadi, kita cenderung menggunakan angkutan

umum ( pesawat, kereta api, atau bus ) karena jaraknya yang sangat

jauh.

3) Ciri fasilitas moda transportasi

• Waktu perjalanan, waktu menunggu di tempat pemberhentian bus,

waktu berjalan kaki ke tempat pemberhentian bus, waktu selama

bergerak, dan lain – lain.

• Biaya transportasi ( tarif, biaya bahan bakar, dan lain – lain)

• Ketersediaan ruang dan tarif parkir.

4) Ciri kota atau zona

Beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak

dari pusat kota dan kepadatan penduduk.

II.3 Angkutan Umum

II.3.1 Pengertian

Angkutan umum ( Public Transportation ) yaitu moda transportasi yang

diperuntukan buat besama (orang banyak), kepentingan bersama, menerima

pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan

peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para

Universitas Sumatera Utara


pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan – ketentuan

tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih (Fidel Miro,2005).

Angkutan umum tidak dapat dipisahkan dari perencanaan dan pertumbuhan

wilayah dimana angkutan umum sangat besar peranannya dalam mendukung aktifitas

masyarakat.angkutan umum menjadi pilihan utama untuk kebutuhan bergerak bagi

sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat golongan menengah ke bawah.

Dalam konteks transportasi perkotaan, angkutan umum merupakan komponen vital

yang mempengaruhi sistem transportasi. Sistem angkutan umum yang terencana, dan

terkoordinasi dengan baik akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi transportasi

perkotaan (Sugiyanto et al,2010).

Pemilihan moda/angkutan yang akan digunakan dalam melakukan

pergerakan/perjalanan dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)

Dari gambar diatas dapat diambil asumsi bahwa gambar sebelah kiri

mengasumsikan pelaku perjalanan mengambil pilihan antara bergerak dan tidak

bergerak. Apabila pelaku perjalanan melakukan pergerakan, maka pertanyaan yang

Universitas Sumatera Utara


timbul adalah apakah menggunakan angkutan pribadi atau umum? Sedangkan

gambar sebelah kanan mengasumsikan bahwa begitu memilih untuk bergerak maka

pelaku perjalanan memilih moda yang tersedia.

II.3.2 Pihak yang Berkepentingan dengan Pelayanan Angkutan Umum

Pihak yang berkaitan dalam pengoperasian angkutan umum penumpang

diklasifikasikan atas tiga kelompok. Ketiga pihak yang berkepentingan adalah

penumpang, operator, dan masyarakat banyak.

a. Pihak Penumpang.

Menghendaki adanya unsur-unsur berikut ini :

1. Ketersedian, yang mengandung arti lokasional dan temporal. Lokasional

yaitu dekat dengan pusat-pusat kegiatan dan sistem terminal. Temporal

diwujudkan dengan frekuensi pelayanan.

2. Ketepatan waktu, berkaitan dengan penjadwalan pelayanan yang tepat.

3. Kecepatan (waktu perjalanan), merupakan komposisi dari 5 aspek yaitu :

akses, menunggu, perpindahan, perjalanan, dan waktu keberangkatan.

4. Tarif, merupakan faktor penting bagi para penumpang, berkaitan dengan

kemampuan dan kondisi sosial ekonomi penumpang yang bersangkutan.

5. Menyenangkan, merupakan konsep yang sukar karena hal ini mencakup

banyak faktor yang sifatnya kualitatif dan berkaitan dengan faktor kendaraan

yang bersangkutan.

6. Kenyamanan, hal ini berkaitan dengan sistem secara keseluruhan. Konsep

kenyamanan ini juga bersifat kualitatif.

b. Pihak Operator

Menghendaki adanya unsur-unsur berikut ini :

Universitas Sumatera Utara


1. Cakupan wilayah pelayanan, kawasan potensial, dan aksesibilitas perlu

dipertimbangkan dalam lintasan pelayanan

2. Frekuensi pelayanan yang diekspresikan dengan jumlah keberangkatan

kendaraan dalam setiap satuan waktu. Headway yang teratur merupakan

elemen penting untuk menarik perjalanan penumpang.

3. Kecepatan perjalanan, pihak operator dalam hal ini memperhatikan faktor

kecepatan kendaraan yang dapat mempengaruhi biaya secara keseluruhan,

baik terhadap bahan bakar, pemeliharaan penumpang serta untuk menarik

penumpang.

4. Biaya. Guna memperoleh keuntungan, pihak operator perlu menekan biaya

operasi serendah mungkin dan memperoleh penumpang sebanyak mungkin.

5. Kapasitas, berupa kapasitas jalan dan kapasitas terminal yang memadai untuk

keberadaan angkutan umum tersebut.

6. Keamanan, dalam hal ini pihak operator harus memberikan perhatian besar,

tidak hanya untuk kemanan penumpang tapi juga untuk keamanan sistem

operasi secara keseluruhan.

c. Masyarakat Banyak.

Persyaratan yang dituntut oleh masyarakat banyak, dapat berpengaruh langsung

maupun tidak langsung. Aspek-aspek yang dimiliki meliputi :

a. Tingkat pelayanan dari angkutan umum

b. Keberadaan angkutan umum untuk jangka waktu panjang.

c. Pengaruh terhadap lingkungan

d. Aspek energi dan penghematannya

e. Efisiensi ekonomi

Universitas Sumatera Utara


II.4 Pemodelan Transportasi

II.4.1 Defenisi Model

Model dapat didefenisikan sebagai suatu representasi ringkas dari kondisi ril dan

berwujud suatu bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi ril

tersebut untuk suatu tujuan tertentu (Black, 1981)

Model merupakan representasi atau simplifikasi dari alam/kenyataan, agar

terkendali dengan pengabaian dan pembatasan sampai tingkat tertentu sehingga

detail eksternal dapat dihindari dan faktor – faktor utama yang menjadi tinjauan

menjadi terobservasi. Tujuan utama model umumnya adalah untuk mengestimasi

perilaku sistem tertentu di alam terhadap perubahan – perubahan yang mungkin

terjadi. Dengan pemodelan perilaku sistem tersebut dapat diestimasi dengan biaya

dan resiko yang relarif rendah (Djoko et all, 2003).

Model transportasi terdiri atas model perilaku dasar interaksi antarkomponen

sistem transportasi dan model interaksi komponen sistem transportasi dengan

waktu. Kedua sub model ini memiliki dimensi ruang dan tingkat

kedalaman/akurasi tertentu. Model dengan akurasi tinggi memiliki implikasi

terhadap besarnya sumber daya (termasuk biaya dan waktu) yang diperlukan

untuk pembangunannya juga kemungkinan tidak praktis dalam penggunaannya

yang berakibat model menjadi kurang efisien. Maka, model transportasi yang

baik semestinya memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :

o Tingkat akurasi model yang sesuai tujuan dan lingkup kajian

o Praktis dan ekonomis dalam pembangunan dan penggunaan model

Universitas Sumatera Utara


o Mampu menghasilkan parameter yang sesuai dengan tujuan dan

lingkup kajian

o Mampu merepresentasikan proses dan interaksi, komponen

transportasi tinjauan

o Memiliki dimesi ruang yang mencukupi

o Dapat diketahui tingkat keandalannya

II.4.2 Model Peluang Pemilihan Moda

Dalam memodelkan peluang pemilihan moda transportasi, ada beberapa jenis

model yang dapat digunakan. Diantaranya adalah:

• Model jenis I

Dalam pendekatan ini, proses menghitung bangkitan tarikan bersamaan

dilakukan dengan proses pemilihan moda. Angkutan umum langsung dipisahkan

dengan angkutan pribadi dan kemudian setiap moda selama tahapan proses

permodelan sudah dianalisis terpisah. Biasanya untuk model bangkitan pergerakan

digunakan model analisis regresi ataupun kategori.

G-MS G= bangkitan pergerakan


A= pemilihan rute
MS= pemilihan moda
D
D= sebaran pergerakan

Universitas Sumatera Utara


• Model jenis II

Dalam model ini, setiap moda dianggap bersaing dalam mencari penumpang.

Sehingga ada seusatu penentu yang menjadi faktor dalam mempengaruhi hal

tersebut, yaitu pemilihan moda. Biasa digunakan bukan untuk angkutan umum,

namun untuk perencanaan angkutan jalan raya. Dengan adanya pengabaian angkutan

umum, maka pemfokusannya lebih kepada sebaran pergerakan angkutan pribadi.

Model ini dimulai dengan tahap perhitungan bangkitan tarikan terlebih dahulu, lalu

dilanjutkan dengan pemilihan moda. Baru setelah itu mencari sebaran pergeralan dan

terakhir adalah pemilihan rute.

G= bangkitan pergerakan
MS
A= pemilihan rute
MS= pemilihan moda
D D= sebaran pergerakan

• Model jenis III

Model jenis III ini memperlihatkan bahwa tahapan bangkitan pergerakan dan

pemilihan rute ikut dalam penentuan pemilihan moda. Sebaran pergerakan dan

pemilihan moda dapat diletakan dimana saja antara tahapan bangkitan pergerakan

dan pemilihan rute. Sehingga urutan tahapannya dapat berupa seperti ini.

Model jenis ini mengkombinasikan antara model gravity dengan model pemilihan

moda.

Universitas Sumatera Utara


G
G= bangkitan pergerakan
A= pemilihan rute
MS-D MS= pemilihan moda
D= sebaran pergerakan

• Model jenis IV

Model ini menggunakan kurva diversi, persamaan regresi ataupun variasi

model III. Dalam model ini, digunakan selisih hambatan antara moda yang bersaing.

Misalnya suatu moda dapat bergerak empat kali lebih cepat dari moda lainnya, dan

sebagainya. Model ini menjamin apabila nisbah atau selisih hambatan antara

angkutan umum dengan angkutan pribadi sama dengan 1, maka masing-masing

moda memiliki peluang yang sama yaitu 50%:50%. Namun walaupun begitu, tentu

masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih

jenis moda transportasi.

G
G= bangkitan pergerakan
A= pemilihan rute
D MS= pemilihan moda
D= sebaran pergerakan

MS

Universitas Sumatera Utara


II.5 Teknik Stated Preference (SP)

Dalam survei preferensi,dikenal dua metode pendekatan.pendekatan yang

pertama adalah revealed preference.Metode revealed preference menganalisis

pilihan masyarakat berdasarkan laporan yang sudah ada.dengan munggunakan teknik

statistic,diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan.metode revealed

preference memiliki kelemahan antara lain dalam hal memperkirakan respon

individu terhadap suatu keadaan pelayanan terhadap yang pada saat sekarang belum

ada dan bias jadi keadaan tersebut jauh berbeda dari keadaan yang sekarang (Ortuzar

dan Willumsen, 2001).

Kelemahan pada pendekatan pertama ini dicoba diatasi dengan pendekatan

kedua yang disebut dengan metode stated preference.Metode stated preference

merupakan pendekatan terhadap responden untuk mengetahui respon mereka

terhadap situasi yang berbeda.Pada metode ini peneliti dapat mengontrol secara

penuh faktor-faktor yang ada pada situasi yang dihipotesis.Masing-masing individu

ditanya tentang responnya jika mereka dihadapkan kepada situasi yang diberikan

dalam keadaan yang sebenarnya (bagaimana preferesinya terhadap pilihan yang

ditawarkan).Kebanyakan stated preference menggunakan perancangan eksperimen

untuk menyusun alternatif-alternatif yang disajikan kepada responden.Rancangan ini

biasanya dibuat orthogonal,artinya kombinasi antara atribut yang disajikan bervariasi

secara bebas satu sama lain.Keuntungannya adalah bahwa efek dari setiap atribut

yang direspon lebih mudah diidentifikasi (Pearmain et al.,1991 dalam Sugiyanto et

al, 2010 ).

Sifat utama dari stated preference survai adalah sebagai berikut. (Ortuzar dan

Willumsen, 2001) :

Universitas Sumatera Utara


1. Stated preference didasarkan pada pernyataan pendapat responden

tentang bagaimana respon mereka terhadap beberapa alternative

hipotesa.

2. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai ‘paket dari atribut’ dari

atribut yang berbeda seperti waktu, ongkos, headway, reliability dan

lain-lain.

3. Peneliti membuat alternatif hipotesa sedemikian rupa sehingga

pengaruh individu pada setiap atribut dapat diestimasi, ini diperoleh

dengan teknik desain eksperimen (eksperimental design).

4. Alat interview (questionare) harus memberikan alternative hipotesa

yang dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapid dan dapat

masuk akal.

5. Responden menyatakan pendapatnya pada setiap pilihan (option)

dengan melakukan ranking, rating dan choice pendapat terbaiknya

dari sepasang atau sekelompok pernyataan.

6. Respon sebagai jawaban yang diberikan oleh individu dianalisa untuk

mendapatkan ukuran secara quantitative mengenai hal yang penting

(relatif) pada setiap atribut.

Kemampuan penggunaan stated preference terletak pada kebebasan membuat

desain eksperimen dalam upaya menemukan variasi yang luas bagi keperluan

penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan untuk memastikan bahwa

respon yang diberikan cukup realistis.

Untuk membangun keseimbangan dalam penggunaan stated preference,

dibuat tahapan-tahapan sebagai berikut, (Ortuzar dan Willumsen, 2001):

Universitas Sumatera Utara


1. Identifikasi atribut kunci dari setiap alternative dan buat ‘paket’ yang

mengandung pilihan, seluruh atribut penting harus direpresentasikan dan

pilihan harus dapat diterima dan realistis.

2. Cara di dalam memilih akan disampaikan kepada responden dan responden

diperkenankan untuk mengekspresikan apa yang lebih disukainya. Bentuk

penyampaian alternative harus mudah dimengerti, dalam konteks pengalaman

responden dan dibatasi.

3. Strategi sampel harus dilakukan untuk menjamin perolehan data yang

representatif.

Data stated preference (SP) memiliki beberapa perbedaan karakteristik

tertentu dibandingkan dengan Revealed Preference (RP) dalam mengembangkan

model.

Perbedaan tersebut antara lain:

1. Data RP memiliki pengertian yang sesuai dengan perilaku nyata, tetapi data

SP mungkin berbeda dengan perilaku nyatanya;

2. Meode SP secara langsung dapat diterapkan untuk perencanaan alternatif

yang baru (non existing)

3. Pertukaran (trade off) diantara atribut lebih jelas dan dapat diobservasi dari

data SP dan nilai koefisien spesifik individu dapat diperkirakan dari data SP.

4. Format pilihan respon dapat bervariasi misalnya memilih salah satu ranking,

rating dan choice, sedangkan format pilihan untuk RP hanya choice.

Universitas Sumatera Utara


Beberapa alasan mengenai penggunaan metode preferensi, yaitu:

1. Dapat mengukur preferensi masyarakat terhadap alternatif baru yang akan

dioperasikan berdasarkan kondisi hipotetik.

2. Variabel yang digunakan bisa bersifat kuantitatif dan juga kualitatif, serta

tidak menduga-duga variabel yang digunakan untuk membangun model,

karena variabel yang akan digunakan untuk membangun model telah

ditentukan terlebih dahulu yaitu pada saat menyusun hypothetical condition.

II.5.1 Identifikasi Pilihan (Identification of Preference)

Terdapat 3 (tiga) teknik/cara untuk mengetahui dan mengumpulkan informasi

mengenai preference responden terhadap alternatif pilihan yang ditawarkan yaitu,

(Ortuzar dan Willumsen, 2001):

1. Ranking responses: seluruh pilihan pendapat disampaikan kepada

responden, kemudian responden diminta untuk merankingnya sehingga

merupakan nilai hirarki dari utilitas.

2. Rating techniques: responden mengekspresikan tingkat pilihan terbaiknya

dengan menggunakan aturan skala. Biasanya dipakai antara 1 samapi 10

dengan disertakan label spesifik sebagai angka kunci, contoh 1= sangat

tidak suka, 5= tidak peduli, 10= sangat disukai. Pilihan terbaik individu

yang didapat kemudian diterjemahkan ke dalam skala cardinal.

3. Choice experiment : responden memilih pilihan yang lebih disukainya

(preference) dari beberapa alternatif (dua atau lebih) dalam sekumpulan

pilihan. Hal ini analog dengan survey Revealed Preference, kecuali untuk

kenyataan bahawa alternative dan pilihan keduanya adalah hipotesa. Pada

Universitas Sumatera Utara


akhir kuisioner responden ditawarkan skala semantic (makna). Beberapa

tipe yang digunakan adalah sebagai berikut:

• Tentu lebih suka pilihan pertama

• Kemungkinan menyukai pilihan pertama

• Tidak dapat memilih (berimbang)

• Kemungkinan menyukai pilihan kedua

• Tentu lebih suka pilihan kedua.

Skala semantik ini kemudian ditransformasikan ke dalam skala numerik

(suatu nilai yang menyatakan respon individu terhadap pernyataan pilihan) dengan

menggunakan transformasi linier model binomial logit selisih dan binomial logit

nisbah, pada probabilitas untuk masing-masing point rating. Nilai skala numerik

merupakan variabel tidak bebas pada analisis regresi dan sebagai variabel bebasnya

adalah nilai antara atribut.

Proses transformasi dari skala semantik ke dalam skala numerik adalah

sebagai berikut:

a. Nilai skala probabilitas pilihan yang diwakili oleh nilai point rating 1, 2, 3, 4,

dan 5 adalah nilai skala standart yaitu 0.9; 0.7; 0.5; 0.3; dan 0.1.

b. Dengan menggunakan transformasi linier model binomial logit selisih dan

binomial logit nisbah maka dapat diketahui nilai skala numerik untuk masing-

masing probabilitas pilihan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel II.1 Nilai Skala Numerik

SKALA STANDART
Point Rating Pr (Sepeda Motor) �������� �����
� = �� � �
1 − �������� �����

1. 0,9 R1 = 2,1972

2. 0,7 R2 = 0,8473

3. 0,5 R3 = 0

4. 0,3 R4 = -0,8473

5. 0,1 R5 = -2,1972

Dimana :

• Untuk point rating 1 dengan nilai probabilitas 0.9, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.9/(1 – 0.9)] = 2.1972.

• Untuk point rating 2 dengan nilai probabilitas 0.7, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.7/(1 – 0.7)] = 0.8473

• Untuk point rating 3 dengan nilai probabilitas 0.5, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.5/(1 – 0.5)] = 0.0000

• Untuk point rating 4 dengan nilai probabilitas 0.3, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.3/(1 – 0.3)] = -0.8473

• Untuk point rating 5 dengan nilai probabilitas 0.1, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.1/(1 – 0.1)] = -2.1972

Universitas Sumatera Utara


II.6 Utilitas

Dari himpunan alternatif yang diberikan, pertanyaan selanjutnya adalah

bagaimana pembuat keputusan memilih diantara alternatif yang tersedia dalam Cn?

Dalam analisis pemilihan direpresentasikan kemenarikan/daya tarik (attractiveness)

atau utilitas dari tiap-tiap alternatif itu sendiri dan atribut individu.Utilitas

didefenisikan sebagai ukuran istimewa seorang dalam menentukan pilihan alternatif

terbaiknya atau sesuatu yang dimaksimumkan oleh setiap individu (Tamin 2000).

Misalkan , utilitas suatu moda angkutan penumpang bagi individu tertentu bisa jadi

direpresentasikan sebagai fungsi dari atribut-atribut berikut:

• Waktu perjalanan rata-rata

• Waktu tunggu dan waktu untuk berjalan kaki

• Ongkos yang dikeluarkan

Dan atribut-atribut dari pembuat keputusan:

• Pendapatan

• Pemilihan kendaraan

• Umur

• Pekerjaan

Bentuk fungsi utilitas sulit untuk diasumsikan, oleh karena itu dengan alasan

kemudahan dalam perhitungan, maka fungsi utilitas sering direpresentasikan sebagai

parameter-parameter linier (linier in parameter).

Dalam memodelkan pemilihan moda, maka utilitas dari suatu pilihan i bagi

individu n dapat dituliskan sebagai:

��� = �1 ��� 1 + �2 ��� 2 + ⋯ + �� ��� � ………………………(1)

Universitas Sumatera Utara


Uin = utilitas alternative i bagi pembuat keputusan n

�1 ��� 1 , �2 ��� 2 , … , �� ��� � = sejumlah k variabel yang menerangkan atribut-

atribut alternative i bagi pembuat keputusan n

�1 , �2 , … , �� = koefisien-koefisien yang perlu diinferensikan dari

data yang tersedia.

II.6.1 Utilitas Acak

Dasar teori, kerangka atau paradigma dalam menghasilkan model pemilihan

diskrit adalah teori utilitas acak. Domencich and McFadden (1975) dan Williams

(1977), sebagaimana dikutip Tamin (2000), mengemukakan bahwa individu yang

berada dalam suatu posisi yang homogenya akan bertindak secara rasional dan

memiliki informasi yang tepat sehingga biasanya dapat menentukan pilihan yang

dapat memaksimumkan utilitas individunya masing-masing sesuai dengan batasan

hukum, sosial, fisik, waktu dan uang. Dua individu dengan atribut yang sama dan

mempunyai set pilihan yang sama mungkin memilih pilihan yang berbeda dan

beberapa individu tidak selalu memilih alternatif yang terbaik.

Nilai kepuasan pelaku perjalanan (user) dalam menggunakan moda

transportasi alternatif, dipengaruhi dan berhubungan dengan variabel-variabel yang

sudah kita anggap memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku pelaku perjalanan

dan bentuk hubungannya dapat dilihat melalui fungsi utility berikut Akiva and

Lerman (1985), sebagaimana dikutip Fidel Miro (2005).

U = f(V1, V2, V3, ... , Vn) ………………………(2)

Dimana:

U = nilai kepuasan pelaku perjalanan menggunakan moda transportasi

Universitas Sumatera Utara


V1 s/d Vn = Variabel-variabel yang dianggap berpengaruh terhadap nilai

kepuasan menggunakan noda transportasi tertentu.

f = hubungan fungsional

Kegiatan menentukan dan mengamati perilaku pelaku perjalanan melalui

fungsi utilitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pendekatan apa yang kita

lakukan sangat menentukan model pilihan probabilitas apa yang akan kita gunakan.

Kedua pendekatan tersebut adalah:

1. Pendekatan Agregat

Menganalisis perilaku pelaku perjalanan secara menyeluruh yang menurut

Manheim(1979), sebagaimana dikutip Fidel Miro (2005), dapat dilakukan dengan 2

cara, yaitu membagi objek pengamatan atas beberapa kelompok yang mempunyai

karakteristik elemen yang relatif homogen (sama) dan melakukan agregasi dari data-

data disagregat.

2. Pendekatan Disagregat

Menganalisis perilaku pelaku perjalanan secara individu. Hal ini mencakup

bagaimana merumuskan tingkah laku individu ke dalam model kebutuhan

transportasi. Pendekatan semacam ini ada dua yaitu:

a. Disagregat deterministik

Pendekatan ini dilakukan kalau pelaku perjalanan mampu mengidentifikasi

semua alternative moda yang ada, semua variable yang ada , persepsi/preferensi

variable secara eksplisit, dan menggunakan seluruh informasi untuk mengambil

keputusan. Bentuk modelnya adalah model persamaan regresi linier berganda tanpa

unsure kesalahan (eror) seperti persamaan berikut ini:

Ui = a + b1T + b2X + b3C ………………………(3)

Universitas Sumatera Utara


Dimana:

Ui = nilai kepuasan menggunakan moda transportasi i

T = variable waktu diatas kendaraan

X = variable waktu di luar kendaraan

C = Variabel ongkos kendaraan

a = konstanta

b1 s/d b3 = parameter fungsi kepuasan untuk masing-masing variable tersebut.

b. Disagregat Stokastik

Pada pendekatan ini, nilai kepuasan lebih realistis karena

mempertimbangkan unsur-unsur yang tidak teramati yang terjadi di dunia nyata. Jadi

ini berbeda dengan pendekatan deterministic yang terlalu teoritis, yang tidak

memasukkan unsur-unsur yang tidak teramati yang terjadi di dunia nyata. Pada

pendekatan ini unsur-unsur yang tidak teramati tersebut diwakili oleh unsur eror

(kesalahan) yang bersifat acak atau bersifat stokastik, sehingga modelnya menjadi:

Um = a + b1Tm + b2Xm + b3Cm + en ………………………(4)

Dimana:

Ui = nilai kepuasan menggunakan moda transportasi i

Tm s/d Cm = nilai (fungsi) kepuasan menggunakan moda m

a = konstanta

b1 s/d b3 = parameter fungsi kepuasan untuk masing-masing variable tersebut

en = Faktor kesalahan atau unsur stokastik, yaitu variabel random yang

mengikuti bentuk distribusi tertentu.

Universitas Sumatera Utara


II.7 Binomial Logit

II.7.1 Model Binomial Logit Selisih

Asumsikan Z merupakan fungsi dari biaya gabungan saja (Zi=αi + βCi) dan
1 2
��� dan ��� merupakan bagian yang diketahui dari biaya gabungan setiap moda dan

pasangan asal-tujuan (i,d). jika kita juga mempunyai informasi mengenai proporsi

pemilihan setiap moda untuk setiap pasangan (i,d), Pidk, kita dapat menghitung nilai α

dan β dengan menggunakan analisis regresi linier sebagai berikut. Setelah indicator

(i,d) dihilangkan, untuk alasan penyederhanaan, proporsi P1 setiap pasangan (i,d)

untuk moda 1 adalah (Tamin,2000):

� −�1
�1 = ………………………(5)
� −�1 +� −�2

� −(∝1 +��1 )
�1 = ………………………(6)
� −(∝1 +��1 ) +� −(∝2 +��2 )

1
�1 = ………………………(7)
1+� −�∝+�(�2 −�1 )�

Dimana:

P1 = Proporsi (%) perjalanan menggunakan moda 1

Zi=αi + βCi = fungsi biaya gabungan menggunakan moda i

II.7.2 Model Logit Binomial Logit Nisbah

Persamaan umum model binomial logit nisbah menurut Ofyar Z. Tamin

adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


1
�1 = � � ………………………(8)
1+�� 1 �
� 2

Dimana persamaan diatas dapat dijabarkan lebih lenjut menjadi seperti persamaan

berikut ini:

1−�1 �1
��� � � = log � + � log ………………………(9)
�1 �2

Dimana:

P1=probabilitas terpilihnya moda transportasi 1

C1= utilitas atau nilai kepuasan pengguna moda transportasi 1

C2= utilitas atau nilai kepuasan pengguna moda transportasi 2

Kita mempunyai data P1, C1, dan C2 sehingga parameter yang tidak diketahui

adalah nilai � dan � nilai ini dapat dikalibrasi dengan analisis regresi linier dengan

sisi kiri persamaan berperan sebagai peubah tidak bebas dan log(c1/c2) sebagai

peubah bebas sehingga � adalah kemiringan garis regresi dan log � adalah

intersepnya ( Tamin 2000)

1−�1 �1
Dengan asumsi �� = ��� � � dan �� = log sehingga persamaan tidak
�1 �2

linier diatas dapat diubah menjadi persamaan linier yang bentuknya berubah menjadi

seperti berikut:

Y= A + BX ………………………(10)

Dimana nilai � dan � dapat diperoleh sebagai berikut:� = 10 � dan � = �

II.7.3 Perbedaan model Binomial logit Nisbah dan Model Binomial logit

Selisih

Universitas Sumatera Utara


Untuk memahami perbedaan antara model logit nisbah dan model logit

selisih berikut ini akan diberikan contoh kejadian. Terdapat 2 (dua) kejadian

pergerakan yang dilayani oleh dua jenis moda, satu bergerak jauh dan satu berjarak

dekat. Waktu tempuh kedua pergerakan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Waktu tempuh pergerakan Waktu tempuh pergerakan

jarak dekat (menit) jarak jauh (menit)

Moda A 60 660

Moda B 40 640

Selisih (A-B) 20 20

Nisbah (A-B) 1,5 1,03

Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada kedua kejadian pergerakan tersebut

ternyata moda A bergerak 20 menit lebih lama dari pada moda B (baik pergerakan

jarak dekat maupun jarak jauh). Akan tetapi, pada pergerakan jarak dekat, moda A

bergerak 1,5 kali lebih lama dari pada moda B, sedangkan pada pergerakan jarak

jauh, moda A hanya 1,03 kali lebih lama dari pada moda B.

Dari kejadian ini terlihat bahwa model binomial logit selisih tidak dapat

menunjukkan adanya perbedaan karakteristik dari kedua kejadian pergerakan ini

(pada kedua kejadian pergerakan, moda A bergerak 20 menit lebih lama dari pada

moda B). Padahal pada kenyataannya, pada pergerakan berjarak dekat persentase

orang memilih moda B pasti akan lebih besar dari pada moda A, sedangkan pada

pergerakan berjarak jauh, persentase orang memilih moda A akan kira-kira sama

dengan moda B. inilah kelemahan model Binomial Logit Selisih dan sekaligus

merupakan kelebihan model binomial logit nisbah.

Universitas Sumatera Utara


Jadi dalam pemodelan pemilihan data dapat disimpulkan bahwa jika data

waktu tempuh antar pasangan zona sangat bervariasi, maka lebih baik digunakan

model binomial logit nisbah, sedangkan jika waktu tempuh tidak begitu bervariasi

dapat digunakan model binomial logit selisih (Tamin 2000).

II.8. Hipotesa

H0 : ada pengaruh antara variabel bebas dengan variable terikat

H1 : tidak ada pengaruh antara variabel bebas dan variable terikat

Universitas Sumatera Utara


Beberapa Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Tugas Akhir ini

Judul : Model Pemilihan Moda antara Angkutan Umum dan Sepeda Motor untuk

Maksud Kerja

Oleh : Karnawan Joko Setyono

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk memperoleh distribusi karakteristik

pelaku perjalanan dalam memilih pemilihan moda yang dapat menjelaskan

probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda transportasi antara angkutan

umum dan sepeda motor bila ditinjau dari biaya, waktu berjalan kaki, waktu

menunggu di halte, waktu perjalanan dan mengetahui perubahan probabilitas pelaku

perjalanan bila terjadi perubahan dari biaya, waktu berjalan kaki, waktu menunggu di

halte, waktu perjalanan. Model pemilihan antara angkutan umum dan sepeda motor

adalah model logit binomial.

Judul : Analisis Pemilihan Moda Transportasi untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus :

Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali)

Oleh : Ida Bagus Putu Widiarta

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya yang harus

dikeluarkan oleh penduduk ke tempat kerja dengan membandingkan bila

menggunakan angkutan pribadi dan menggunakan angkutan umum (angkot atau

mikrolet. Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model binomial logit

nisbah dan model logit binomial selisih.

Kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah teknik pemodelan

yang digunakan adalah sama-sama menggunakan binomial logit selisih. Penelitian

ini juga sama – sama menjadikan objek penelitian adalah hanya kepada pekerja.

Yang membedakan penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah dalam

Universitas Sumatera Utara


menentukan parameter yang menjadi acuan dalam memilih moda transportasi.

Penelitian ini lebih mengarah kepada jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan selama

melakukan perjalanan.

Judul: Analisa Pemilihan Moda Transportasi Bus Angkutan Kota Dan Kereta Api

Rute Medan Tanjung Balai Terhadap Kenaikan Harga BBM

Oleh: Erwin F. Simanjuntak

Tujuan penulisan tugas akhir ini untuk memperoleh distribusi karakteristik

pelaku perjalanan dalam memilih pemilihan moda yang dapat menjelaskan

probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda transportasi antara kereta api

dan bus bila ditinjau dari cost, time, headway, dan service, dan mengetahui

perubahan probabilitas pelaku perjalanan bila terjadi perubahan cost, time, headway,

dan service selama kenaikan harga BBM.

Fungsi utilitas yang diperoleh adalah:

� = 1,163 − 0,0000585�1 − 0,751�2 − 0,100�3 + 0,194�4

Dimana X1 adalah Δcost, X2 adalah Δtime, X3 adalah Δheadway, X4 adalah

Δservice

Dari persamaan tersebut dengan menggunakan metode binomial logit selisih

akan diperoleh nilai probabilitas masing-masing moda transportasi yang digunakan.

Jumlah penggunaan KA sebelum kenaikan harga BBM adalah 65,78% lebih banyak

dibandingkan bus yang hanya 34%. Sementara setelah kenaikan harga BBM jumlah

pengguna KA mengalami peningkatan 0,53% menjadi 66,31% dibanding bus yang

hanya menjadi 33,69%. Dari analisis sensitivitas diketahui bahwa atribut yang paling

sensitive mempengaruhi probabilitas pemilihan moda adalah cost, time, dah

headway.

Universitas Sumatera Utara


BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Pengertian Metode Penelitian

Metode penelitian dapat dipahami sebagai tata cara bagaimana suatu

penelitian dilaksanakan. Sementara itu, Sugiyono (2009) mendefinisikan metode

penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu. Selanjutnya dalam pengertian yang luas, Sugiyono (2009) menjelaskan

bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

III.2. Tahap – Tahap Proses Pemilihan Moda

1. Mengidentifikasi Masalah

Yang dimaksud dengan mengidentifikasi masalah ialah peneliti

melakukan tahap pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan

masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting

dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh

perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas, maka peneliti

akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian.

2. Studi Literature

Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian

pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian sejenis

sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk

mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti. Teori

Universitas Sumatera Utara


merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti

dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.

3. Menyusun Desain Penelitian

Apa yang dimaksud dengan menyusun desain penelitian? Desain

penelitian khususnya dalam penelitian yang menggunakan pendekatan

kuantitatif merupakan alat dalam penelitian dimana seorang peneliti

tergantung dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang

sedang dilakukan. Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti

dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan

sample, koleksi data dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian

yang dilakukan akan tidak mempunyai validitas yang tinggi.

4. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka

dilakukan survey terhadap keluarga yang tinggal di lokasi penelitian. yaitu

dengan metode kuesioner yang dilakukan ke masing-masing responden yang

dipilih secara acak. Salah satu cara yang populer dalam Ilmu Statistik untuk

memperoleh sampel yang representatif adalah dengan cara simple random.

Cara ini tidak memilih-milih subjek untuk dijadikan sampel. Jadi tiap-tiap

subjek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota

sampel

5. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Software SPSS

(Statistical Product and Service Solution) dan Microsoft Excel hasilnya

Universitas Sumatera Utara


adalah model regresi linear,dan model regresi linear berganda. Analisis

Kategori

6. Analisa Data

Analisa dari model regresi yang diperoleh, harus diuji dengan

beberapa pengujian yaitu:

 Koefisien korelasi

 Koefisien determinasi (R2)

 Uji-F

 Uji-t

 Uji sensitivitas model

Universitas Sumatera Utara


MULA

Perumusan

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data primer Data Skunder


• Data hasil kuisioner • Data kependudukan berdasarkan mata
o Dataakarakteristik pencahariannya
penumpang
o Data stated preference

Pengolahan Data
Menentukan model utilitas pemilihan moda dengan bantuan
program SPSS

Analisa Data
 Koefisien determinasi (R2)
 Uji-F
Gambar III.1 Bagan Alir Penelitian
 Uji-t
 Uji sensitivitas model

Kesimpulan&Sara

SELESAI

Universitas Sumatera Utara


III.3. Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa blanko kuesioer

dan alat tulis. Blanko kuesioner berisi tentang pertanyaan dan data yang harus diisi

oleh responden. Untuk penulisan dan pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan software word dan excel serta program SPSS versi 16.0 (aplikasi

statistik).

SPSS adalah sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis

statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan

menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang sederhana

sehingga mudah untuk dipahami cara pengoprasiannya. Beberapa aktivitas dapat

dilakukan dengan mudah menggunakan pointing dan cliking mouse. SPSS banyak

digunakan dalam berbagai riset pemasaran,pengendalian dan perbaikan mutu (quality

improvement), serta riset-riset sains.

Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk

ilmu-ilmu sosial, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistical package

for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai

jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan

lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistical Product and

Service Solutions.

III.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini diperoleh dua sumber data yaitu data primer dan data

sekunder.

• Data primer diperoleh dengan dua cara, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


1. Pembagian kuisioner kepada para pekerja yang menggunakan angkutan kota

dan Sepeda motor.

2. Dengan teknik wawancara secara langsung kepada pada pekerja yang

menggunakan angkutan kota dan sepeda motor yang dilakukan oleh surveyor.

• Data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah, misalnya data

kependudukan berdasarkan mata pencahariannya.

III.4.1 Pembuatan Kuesioner

Kuesioner yang dibuat adalah kuesioner yang diperuntukkan sebagai alat

pengumpulan data. Perancangan desain kuisioner dengan melakukan analisa teknik

Stated Preference. Perancangan kuisioner ini dilakukan berdasarkan kondisi dari

moda yang ada untuk kemudian pada proses selanjutnya dilakukan perubahan (baik

peningkatan, pengurangan ataupun tidak ada perubahan) pada atribut yang ada.

Adapun atribut-atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Biaya Perjalanan (Cost)

Biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran ongkos transportasi dalam

satuan rupiah per orangnya, yang merupakan biaya dari rumah hingga ke

tempat kerja.

2. Jarak tempuh perjalanan

Jarak yang ditempuh dalam perjalanan dalam satuan kilometer, yang

merupakan jarak dari rumah ke tempat kerja.

3. Waktu Tempuh Perjalanan (Time)

Waktu tempuh kendaraan dalam satuan jam, yang merupakan waktu

tempuh dari rumah hingga ke tempat kerja.

Universitas Sumatera Utara


4. Kenyamanan

Kenyamanan dalam satuan persen, yang merupakan kenyamanan saat

melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja.

Format kuisioner akan disebarkan kepada pengguna angkutan umum dan

sepeda motor, kemudian para responden akan mengekspresikan pilihannya dengan

menggunakan teknik point rating dengan lima point skala semantik adalah:

a. (1). Pasti pilih Sepeda motor

b. (2). Mungkin pilih Sepeda motor

c. (3). Pilihan berimbang

d. (4). Mungkin pilih Angkutan Kota

e. (5). Pasti pilih Angkutan Kota

III.5. Penentuan Jumlah Sampel

Dalam penelitian ini Menentukan jumlah sampel digunakan nonprobability

sampling. Menurut Ibnu Subiyanto, Nonprobability sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak semua mendapatkan kesempatan yang sama pada

setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian yang

menggunakan nonprobability sampling dikenal dua macam teknik pengambilan

sampling yaitu convenience sampling dan purposive sampling. Dalam penelitian ini

peneliti memakai teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling artinya

ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan kriteria –

kriteria yag ditentukan terlebih dahulu. Agar sampel yang diambil dalam penelitian

Universitas Sumatera Utara


ini dapat mewakili populasi maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :


n= ………………………(11)
1+(�� � 2 )

n = jumlah sample.
N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan
Jumlah pekerja pabrik yang berada di Kelurahan Mabar adalah sebanyak

25.940 orang. Namun para pekerja tidak bekerja pada satu lokasi yang sama untuk

itu di asumsikan untuk pekerja pabrik yang bekerja di Kawasan Industri Medan

adalah 70% dari hasil keseluruhan jumlah pekerja pabrik yang ada yaitu sebesar

18.158 orang. Maka diperoleh nilai N = 18.158 orang dan tingkat kesalahan (e)

=10% Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:


n=
1+(�� � 2 )

18.158
n= = 99,45 = 100 sampel
1+(18.158� 0,12 )

Untuk mengantisipasi kendala-kendala teknis yang menyebabkan sampel

minimum tidak terpenuhi, maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 20% dari

jumlah sampel minimum sehingga total jumlah kuisioner yang disebarkan adalah

sebanyak 120 kuisioner.

III.6. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan

survey tedi lokasi penelitian. Survey yang dilakukan dengan cara metode wawancara

(home interview).

Universitas Sumatera Utara


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sedangkan sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari

unsur populasi yang jumlahnya mencukupi secara statistik sehingga dengan

mempelajari sampel serta memahami karakteristik – karakteristiknya (ciri - cirinya)

akan diketahui informasi tentang keadaan populasi.

Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan

pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam

penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun

dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi.

Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Probability sampling, meliputi:

 Acak sederhana (simple random),

 acak bertingkat proporsional (proportionate stratified random),

 acak bertingkat tidak proporsional (disproportionate stratified random),

dan

 cluster/area sampling;

2) Nonprobability sampling, meliputi: sampling sistematis, sampling kuota,

sampling incidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Dalam penelitian ini untuk memperoleh sampel digunakan cara purposive

sampling.purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu (Sugiyono,2009).

Universitas Sumatera Utara


III.6 Analisa Data, Fungsi Utilitas dan Probabilitas

Data sosial - ekonomi dan data stated preference pelaku perjalanan

diperoleh dari hasil survei. Data stated preference diolah agar dapat digunakan

sebagai data masukan dalam proses analisa, selanjutnya analisa data kualitatif

hasil survei lapangan yang disajikan dalam skala semantik dilakukan

transformasi ke dalam skala numerik. Diperoleh bahwa nilai skala numerik

digunakan sebagai variabel tidak bebas dan sebagai variabel bebas merupakan

selisih nilai atribut dari angkutan kota dan sepeda motor. Proses analisa yang

dilakukan dengan cara analisa regresi linear dengan input data variabel bebas

dan tidak bebas. Dalam hal ini metode yang akan digunakan untuk menganalisa

estimasi parameter utilitas adalah dengan maximum likelihood. Dari hasil

estimasi parameter tersebut akan didapatkan variabel bebas yang merupakan

tingkat pelayanan serta variabel terikat (utilitas) yang akan dapat

menggambarkan bagaimana pengaruh pilihan para responden pada seluruh

tingkat pelayanan yang ditawarkan.

a. Karakteristik Responden

Dari data yang didapat dari hasil survei terhadap karakteristik

responden/pelaku perjalanan angkutan penumpang angkutan kota dan sepeda

motor maka diperoleh data yang diklasifikasikan sebagai berikut:

• Alasan pemilihan moda

• Jumlah penghasilan tiap bulan

• Tingkat pendidikan

• Lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

Universitas Sumatera Utara


b. Preferensi yang ditawarkan kepada responden

Ada beberapa preferensi yang ditawarkan kepada responden, dimana masing

masing atribut yang ditawarkan mengalami perubahan. Perubahan yang diberikan

dapat dapat berupa peningkatan ataupun penurunan nilai dari masing-masing atribut

pelayanan. Berikut atribut pelayanan dari masing masing moda yang ditawarkan

kepada responden:

a) Atribut biaya perjalanan

Atribut biaya perjalanan yang dimaksud dalam suvei ini adalah biaya/ongkos

yang dikeluarkan responden dalam menggunakan moda transportasi angkutan kota

atau moda transportasi sepeda motor.

b) Atribut Jarak tempuh perjalanan

Atribut jarak tempuh perjalanan yang dimaksuda dalam survey ini adalah jarak

yang ditempuh dalam perjalanan dalam satuan kilometer, yang merupakan jarak dari

rumah ke tempat kerja.

c) Atribut waktu tempuh perjalanan

Atribut waktu tempuh yang dimaksud dalam survey ini adalah lamanya moda

transportasi yang digunakan responden untuk menempuh perjalanan dari rumah

sampai ke tempat kerja.

d) Atribut Kenyamanan

Atribut kenyamanan yang dimaksud dalam survei ini adalah tingkat kenyamanan

yang responden rasakan sewaktu melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja.

Masing-masing nilai atribut yang ditawarkan kepada responden akan dirubah

nilainya, dapat berupa pengingkatan atau dapat berupa penurunan. Dari peningkatan

Universitas Sumatera Utara


ataupun penurunan nilai masing-masing atribut pelayanan yang ditawarkan, maka

diharapkan akan terlihat juga perubahan minat pengguna moda terhadap moda

kendaraan yang selama ini mereka pergunakan.

Hasil estimasi parameter utilitas yang telah memenuhi pengujian secara statistik,

akan dilanjutkan untuk mendapatkan besaran nilai probabilitas pada masing-masing

pilihan moda sesuai dengan model binomial logit selisih dan juga model binomial

logit nisbah. Adapun persamaan model binomial logit selisih adalah :

������� −��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
1+������� −��� �

Probabilitas pemilihan Angkutan Kota :��� = 1 − ���

Adapum persamaan model binomial logit nisbah adalah sebagai berikut:

������� /��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
1+������� /��� �

Probabilitas pemilihan Angkutan Kota:��� = 1 − ���

III.7. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda didefinisikan adalah analisis regresi yang

variabel tak bebas Y ditentukan oleh sekurang-kurangnya dua variabel bebas X dan

setiap variabel X maupun variabel Y hanya berpangkat satu (linier). Studi pemilihan

moda transportasi pada umumnya mempunyai dua atau lebih variabel tidak bebas

dengan bentuk sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + ... +bm Xm ………………………(12)

dimana:

 X 1 = variabel bebas 1

 X 2 = variabel bebas 2

Universitas Sumatera Utara


 X 3 = variabel bebas 3

 X m = variabel bebas m

 a = nilai y pada perpotongan antara garis linear dengan sumbu-y

 b1 = kemiringan (slope) yang berhubungan dengan Variabel X1

 b2 = slope yang berhubungan dengan X2

III.8 Koefisien Determinan (R2) Dan Korelasi Berganda

Pada analisis regresi, untuk melihat derajat hubungan antara variabel tidak

bebas dengan variabel bebas dengan melihat nilai dari koefisien determinan (R2)

persamaan regresi. Jadi dalam hubungan dua variabel, regresi Y terhadap X1 dan X2 ,

ingin diketahui berapa besarnya persentase sumbangan X1 dan X2 terhadap variasi

(naik turunnya) Y secara bersama-sama. Besarnya persentase sumbangan ini disebut

Koefisien determinan berganda. Besarnya koefisien determinasi antara 0-1, semakin

mendekati 0 (nol) besarnya nilai koefisien determinasi suatu persamaan regresi,

maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel tidak

bebas, sehingga garis regresi tidak dapat dipergunakan untuk menetukan utilitas

pemilihan moda transportasi (Y). Sebaliknya semakin besar nilai koefisien

determinasi (≤ 1) maka semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap

variabel tidak bebas, sehingga semakin tepat garis regresi dibuat sebagai utilitas

pemilihan moda transportasi (Y).

Pengaruh semua varaibel bebas secara bersama-sama terhadap nilai variabel

tidak bebas dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap variasi nilai

variabel yang terdapat dalam persamaan regresi. Dalam analisis studi ini, dimana

antara vaniabel bebas yang mempunyai koefisien determinasi yang tinggi (≤ 1) akan

dipilih untuk menjadi suatu persamaan utilitas pemilihan moda transportasi.

Universitas Sumatera Utara


III.9. Pengujian Hipotesa Secara Parsial (Uji-t)

Uji-t biasanya digunakan untuk menguji tingkat kepentingan variabel dalam

persamaan regresi. Jika nilai-t yang diperoleh dan suatu koefisien variabel tidak

mencapai suatu nilai yang ditetapkan oleh tabel sebaran-t, maka variabel tersebut di

dalam persamaan regresi tidak diperlukan dan dapat dikeluarkan dari persamaan

regresi

t = Koefisien regresi (β1)

Kesalahan standar koef.regresi(Rβ1)

Nilai t yang didapat dari persamaan regresi harus melebihi nilai-t yang

didapat dari tabel sebaran-t, agar suatu variabel dapat memberikan nilai yang berarti

terhadap model yang dipilih dengan selang kepercayaan yang diberikan (SK), pada

persamaan regresi.

SK = β 1 ± Z Rβ1 ………………………(13)

Nilai-Z tergantung pada selang kepercayaan yang diinginkan, untuk nilai

derajat kebebasan (dfR = n-p) dengan selang kepercayaan 90% pada tabel sebaran-t

pada lampiran, didapat nilai Z adalah 1,638.

III.10. Pengujian Hipotesa Secara Menyeluruh (Uji-F)

Uji F (F-test), adalah uji hipotesis antara kemungkinan seluruh parameter

variabel bernilai 0 dan tidak seluruh parameter variabel=0. Penilaian uji hipotesis ini

menggunakan fungsi f. Hipotesa tidak semua parameter variabel = 0 diterima bila

nilai f-test>f-kritis pada tingkat kepercayaan tertentu.

Perbedaan uji F dengan uji f adalah Uji - f dilakukan untuk setiap parameter

regresi, sedangkan untuk Uji - f dilakukan terhadap suatu persamaan regresi. Beda

uji F dengan uji t adalah uji F.

Universitas Sumatera Utara


III.11 Uji Sensitifitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami perubahan nilai dari

probabilitas pemilihan angkutan kota seandainya dilakukan perubahan nilai atribut

pelayanannya. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dapat dilakukan beberapa

perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yakni:

• Biaya perjalanan dikurangi atau ditambah

• Waktu perjalanan diperlambat atau dipercepat

• Jarak tempuh dikurangi atau ditambah

• Kenyamanan dikurangi atau ditambah

Dari uji sensitivitas juga akan diperlihatkan bagaimana nilai probabilitas dari

setiap perubahan atribut dengan model binomial logit selisih dan binomial logit

nisbah, dan selanjutnya akan dibahas bagaimana hasil dari kedua model tersebut.

III.12 Kesimpulan dan Saran

Dari hasil setiap analisa yang dilakukan maka akan diperoleh beberapa

kesimpulan yang berkaitan dengan karakteristik pemilihan moda oleh pelaku

perjalanan. Setelah memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian, selanjutnya dapat

diberikan rekomendasi atau saran, baik yang berkaitan dengan penelitian lebih lanjut

maupun yang berkaitan dengan pihak pengelola dan pemilik moda transportasi

mengenai langkah-langkah perbaikan.

Universitas Sumatera Utara


BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Sumber : Peta Kota Medan


Gambar IV.1. Peta Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara


Wilayah studi penelitian ini adalah Kelurahan Mabar yang berada di Kecamatan

Medan Deli. Untuk mengetahui kondisi fisik, kependudukan dan pendapatan

penduduk pada wilayah studi ini, maka diadakan pengambilan data di Kelurahan

Mabar itu sendiri. Kelurahan Mabar merupakan salah satu kelurahan yang ada di

wilayah Kecamatan Medan Deli, terdiri dari 19 lingkungan dengan luas area 365 ha,

dan beriklim tropis. Secara Geografi Kelurahan Mabar berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kota Bangun, Kelurahan Kota

Titi Papan dan Perkebunan PTP _XI Saentis

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir dan

Kelurahan Tanjung Mulia

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Mabar Hilir dan Deli Serdang

d. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli

Jumlah penduduk wilayah Kelurahan Mabar sebanyak 38.889 jiwa (9.596KK).

Penghasilan utama masyarakat Kelurahan Mabar sebagian besar Pekerja Pabrik dan

sebagian lainnya penduduk bekerja sebagai Wiraswasta dan Pegawai Negeri Sipil,

TNI, POLRI.

Universitas Sumatera Utara


Table IV.1 Distribusi penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di

Kelurahan Mabar Kecamatan Medan Deli Tahun 2013

No. Mata Pencaharian Jumlah (orang) %

1. Buruh 25940 66,7

2. Swasta 9307 23,93

3. Pedagang 2189 5,62

4. Pegawai Negri Sipil 958 2,46

5. TNI Polri 317 0,81

6. Pengusaha 97 0.24

7. Pengrajin 40 0,1

8. Petani 32 0,08

9. Nelayan 9 0,023

Total 38.889 100

Sumber : Data Kelurahan Mabar Tahun 2013

IV.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Stated

Preference yaitu disajikan kepada responden berupa survey kuesioner (questionnary

survey) dan survei wawancara (interview survey).Lembar kuesioner dibawa langsung

oleh tenaga survey (surveyor) kepada setiap responden sehingga diharapkan dapat

lebih memperjelas maksud yang terkandung dalam kuiseoner, selain itu juga

surveyor bertindak sebagai pewawancara.

IV.3 Sampel

Universitas Sumatera Utara


Dalam penelitian ini Menentukan jumlah sampel digunakan nonprobability

sampling. Menurut Ibnu Subiyanto, Nonprobability sampling yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak semua mendapatkan kesempatan yang sama pada

setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian yang

menggunakan nonprobability sampling dikenal dua macam teknik pengambilan

sampling yaitu convenience sampling dan purposive sampling. Dalam penelitian ini

peneliti memakai teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling artinya

ditentukan dengan mempertimbangkan tujuan penelitian berdasarkan kriteria –

kriteria yag ditentukan terlebih dahulu. Agar sampel yang diambil dalam penelitian

ini dapat mewakili populasi maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :


n=
�+(�� �� )

n = jumlah sample.

N = jumlah populasi

e = tingkat kesalahan

Jumlah pekerja pabrik yang berada di Kelurahan Mabar adalah sebanyak

25.940 orang. Namun para pekerja tidak bekerja pada satu lokasi yang sama untuk

itu di asumsikan untuk pekerja pabrik yang bekerja di Kawasan Industri Medan

adalah 70% dari hasil keseluruhan jumlah pekerja pabrik yang ada yaitu sebesar

18.158 orang. Maka diperoleh nilai N = 18.158 orang dan tingkat kesalahan (e)

=10% Maka jumlah sampel yang akan diambil adalah:


n=
1+(�� � 2 )

Universitas Sumatera Utara


18.158
n= = 99,45 = 100 sampel
1+(18.158� 0,12 )

Untuk mengantisipasi kendala-kendala teknis yang menyebabkan sampel

minimum tidak terpenuhi, maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 20% dari

jumlah sampel minimum sehingga total jumlah kuisioner yang disebarkan adalah

sebanyak 120 kuisioner.

IV.4 Pemaparan Hasil Survei

Responden dalam survei ini merupakan masyarakat pengguna moda Sepeda

Motor dan Angkutan Kota dalam melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja.

Adapun distribusi responden pengguna kedua moda tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel IV.2 Distribusi responden pengguna Sepeda Motor dan Angkutan Kota

untuk perjalanan kerja dari rumah ke tempat kerja.

No. Responden pengguna Jumlah Persentase

1 Sepeda Motor 78 65 %

2 Angkutan Kota 42 35 %

Jumlah 120 100 %

Selanjutnya distribusi preferensi responden pengguna sepeda motor dan

angkutan kota dapat kita lihat pada gambar grafik berikut:

Universitas Sumatera Utara


Grafik responden pengguna moda

35 %
65 %

Sepeda Motor
Angkutan Kota

Grafik IV.1 Grafik responden pengguna sepeda motor dan angkutan kota

Berdasarkan distribusi responden pengguna tersebut, kemudian akan

dilihat kondisi dan karekteristik dari pengguna untuk masing-masing jenis moda,

yaitu sebagai berikut:

a) Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan Pendidikan Responden terlihat bahwa baik pengguna Sepeda

Motor dan Angkutan Kota lebih banyak berpendidikan terakhir SMA, yakni sebesar

71,7 % untuk responden pengguna sepeda motor dan 57,14% untuk responden

pengguna angkutan kota. Adapun hasil distribusi dari tingkat pendidikan responden

pengguna kedua moda tersebut dapat dilihat pada tabel IV.3 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.3 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pengguna Sepeda Motor

dan Angkutan Kota untuk perjalanan kerja dari rumah ke tempat kerja.

Sepeda Motor Angkutan Kota


No. Tingkat Pendidikan
Jumlah % Jumlah %

1. SD 2 2,56% 2 4,76%

2. SMP 9 11,5% 16 38%

3. SMA(sederajat) 56 71,7% 24 57,14%

4. D3 4 5,12% 0 0%

5. S1 7 8,97% 0 0%

Jumlah 78 100% 42 100%

Tingkat
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
Sepeda Motor
40,00%
Angkutan Kota
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%

Grafik IV.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Pengguna Sepeda Motor

dan Angkutan Kota untuk perjalanan kerja

Universitas Sumatera Utara


b) Tingkat pendapatan

Secara umum berdasarkan pendapatan perbulan responden terlihat bahwa

pengguna Angkutan Kota paling banyak pada rentang < Rp. 1,5 Juta(66,27%) diikuti

dengan responden berpenghasilan pada rentang Rp. 1,5 juta – Rp. 2 juta (23,8%) dan

untuk responden penumpang Sepeda Motor yang paling banyak pada rentang Rp. 1,5

Juta – 2 Juta (46,1%) diikuti dengan responden berpenghasilan pada rentang < Rp. 1

juta (23,07%). Adapun hasil distribusi penghasilan per bulan responden kedua moda

tersebut dapat dilihat pada tabel IV.4 berikut ini.

Tabel IV.4. Distribusi Penghasilan Responden pengguna Sepeda Motor

dan Angkutan Kota untuk perjalanan ke tempat kerja.

Penghasilan/Pendapatan Sepeda Motor Angkutan Kota


No.
responden Per Bulan jumlah % Jumlah %

1. < Rp. 1.500.000 15 19,2% 28 66,67%

2. Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 36 46,1% 10 23,8%

3. Rp. 2.000.000 – Rp.2.500.000 18 23,07% 4 9,5%

4. Rp.2.500.000 – Rp.3.000.000 4 5,12% 0 0%

5 >Rp.3.000.000 5 6,41% 0 0%

Jumlah 78 100% 42 100%

Universitas Sumatera Utara


70,00% Tingkat
60,00%
50,00% P d t
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00% Sepeda Motor
Angkutan Kota

Grafik IV.3. Distribusi Tingkat Pendapatan Responden Pengguna Sepeda

Motor dan Angkutan Kota untuk perjalanan ke tempat kerja

c) Alasan Memilih Moda

Dari beberapa alasan-alasan pemilihan moda, pada umumnya sebagian besar

pengguna Sepeda motor mengemukakan alasan lebih cepat (88,46%) diikuti dengan

urutan persentasi ke-2 adalah alasan lebih nyaman yaitu sebesar (3,84%). Untuk

pengguna Angkutan Kota juga mengemukakan alasan lebih Murah (47,2%) diikuti

dengan urutan persentasi ke-2 adalah alasan keselamatan yaitu sebesar (40,4%).

Adapun hasil distribusi pada survei mengenai alasan utama pemilihan moda tersebut

dapat dilihat pada tabel IV.5 dan grafik IV.4 berikut ini:

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.5 Distribusi Alasan Pemilihan Moda Responden pengguna Sepeda

Motor dan Angkutan kota untuk perjalanan kerja.

Sepeda Motor Angkutan Kota


No. Alasan Pemilihan Moda
jumlah % Jumlah %

1. Pertimbangan kecepatan/waktu 69 88,46% 0 0%

2. Pertimbangan keselamatan/keamanan 2 2,56% 13 30,95%

3. Pertimbangan kenyamanan 4 5,12% 6 14,2%

4. Pertimbangan harga(murah) 3 3,84% 17 40,4%

Jumlah 78 100% 42 100%

90,00% Alasan Pemilihan


80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
Sepeda Motor
30,00%
20,00% Angkutan Kota
10,00%
0,00%

Grafik IV.4 Distribusi Alasan Pemilihan Moda antara Sepeda Motor dan

Angkutan Kota untuk perjalanan kerja

d) Lama waktu yang dibutuhkan responden pengguna Sepeda Motor dan

Angkutan Kota dari rumah ke tempat kerja.

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.6 Lama waktu yang dibutuhkan responden pengguna Sepeda Motor

dan Angkutan Kota dari rumah ke tempat kerja.

Waktu yang Sepeda Motor Angkutan Kota


No.
dibutuhkan jumlah % Jumlah %

1. ± 15 menit 45 57,69% 6 14,28%

2. ± 30 menit 33 42,3% 12 28,57%

3. ± 45 menit 0 0% 14 33,33%

4. ± 60 menit 0 0% 10 23,80%

Jumlah 78 100% 42 100%

45 Lama
40
35
30
25 Sepeda Motor
20 Angkutan Kota
15
10
5
0
±15 menit ±30 menit ±45 menit ±60 menit

Grafik IV.5 Distribusi waktu yang dibutuhkan Pemilihan Moda anatara

Sepeda Motor dan Angkutan Kota untuk perjalanan kerja

Universitas Sumatera Utara


IV.5 Analisa Regresi Linier

Model binomial logit selisih dan binomial logit nisbah yang digunakan dalam

studi pemilihan moda antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota ini merupakan fungsi

dari utilitas pada kedua jenis moda yang ditinjau. Fungsi selisih utilitas dalam

pemilihan moda ini dipresentasikan sebagai parameter-parameter linier (linier in

parameter) dimana perbedaan utilitas diekspresikan dalam bentuk perbedaan

sejumlah n atribut diantara kedua moda.

Pada analisa pengolahan data, persamaan fungsi utilitas tersebut dapat

digunakan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara atribut dan respon yang

diekspresikan dalam skala semantik, dimana fungsi utilitas menyatakan respon

individu terhadap pernyataan pilihan.

Dalam proses analisis pada pengolahan data, hal pertama yang dilakukan

adalah mencari persamaan fungsi selisih utilitas. Kemudian persamaan fungsi selisih

utilitas yang diperoleh ini akan digunakan ke dalam model pemilihan moda yaitu

model binomial logit selisih dan binomial logit nisbah. Dari kedua model ini akan

dapat diketahui probabilitas pemilihan pada masing-masing moda yaitu Sepeda

Motor dan Angkutan Kota. Selanjutnya dengan berdasarkan hubungan antar nilai

selisih utilitas kedua moda dengan nilai probabilitas pemilihan moda Sepeda Motor

dan maka akan diketahui dua grafik pemilihan moda antara model binomial logit

selisih dan binomial logit nisbah.

IV.5.1 Analisis Persamaan Fungsi Utilitas

Analisis regresi digunakan untuk memperoleh fungsi selisih utilitas Sepeda

Motor dan Angkutan Kota yang dikembangkan pada studi ini. Analisa dengan

pendekatan regresi ini dilakukan untuk data stated preference dimana pilihannya

Universitas Sumatera Utara


menggunakan pilihan rating yaitu respon individu adalah berupa pilihan terhadap

point rating yang disajikan dalam skala semantik, yaitu sebagai berikut:

(1) : Pasti pilih Sepeda Motor

(2) : Mungkin pilih Sepeda Motor

(3) : Pilihan berimbang

(4) : Mungkin pilih Angkutan Kota

(5) : Pasti pilih Angkutan Kota

Skala semantik ini kemudian ditransformasikan ke dalam skala numerik

(suatu nilai yang menyatakan respon individu terhadap pernyataan pilihan) dengan

menggunakan transformasi linier model binomial logit selisih dan binomial logit

nisbah, pada probabilitas untuk masing-masing point rating. Nilai skala numerik

merupakan variabel tidak bebas pada analisis regresi dan sebagai variabel bebasnya

adalah nilai antara atribut Sepeda Motor dan Angkutan Kota.

Proses transformasi dari skala semantik ke dalam skala numerik adalah

sebagai berikut:

c. Nilai skala probabilitas pilihan yang diwakili oleh nilai point rating 1, 2, 3, 4,

dan 5 adalah nilai skala standart yaitu 0.9; 0.7; 0.5; 0.3; dan 0.1.

d. Dengan menggunakan transformasi linier model binomial logit selisih dan

binomial logit nisbah maka dapat diketahui nilai skala numerik untuk masing-

masing probabilitas pilihan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.7 Nilai Skala Numerik

SKALA STANDART
Point Rating Pr (Sepeda Motor) �������� �����
� = �� � �
1 − �������� �����

1. 0,9 R1 = 2,1972

2. 0,7 R2 = 0,8473

3. 0,5 R3 = 0

4. 0,3 R4 = -0,8473

5. 0,1 R5 = -2,1972

Dimana :

• Untuk point rating 1 dengan nilai probabilitas 0.9, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.9/(1 – 0.9)] = 2.1972.

• Untuk point rating 2 dengan nilai probabilitas 0.7, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.7/(1 – 0.7)] = 0.8473

• Untuk point rating 3 dengan nilai probabilitas 0.5, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.5/(1 – 0.5)] = 0.0000

• Untuk point rating 4 dengan nilai probabilitas 0.3, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.3/(1 – 0.3)] = -0.8473

• Untuk point rating 5 dengan nilai probabilitas 0.1, maka nilai numeriknya

adalah : Ln [0.1/(1 – 0.1)] = -2.1972

Universitas Sumatera Utara


IV.5.2 Kompilasi Data

Kompilasi data dilakukan terhadap semua responden yang ada berdasarkan

jawaban atau pilihan yang diberikan (point rating) pada setiap option yang

ditawarkan proses kompilasi data dimana dilakukan dengan menggunakan paket

program dari Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0.

Berikut merupakan salah satu data preferensi responden terhadap moda

transportasi Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang akan digunakan dalam

perjalanan kerja yaitu dari rumah ke tempat yang akan diolah untuk menghasilkan

model fungsi utilitas binomial logit selisih.

• Nilai pada kolom X1 merupakan selisih biaya perjalanan menggunakan

Sepeda Motor dikurang dengan menggunakan Angkutan Kota.

• Nilai pada kolom X2 merupakan selisih dari waktu tempuh perjalanan

penggunaan Sepeda Motor dikurang dengan menggunakan Angkutan Kota.

• Nilai pada kolom X3 merupakan selisih dari jarak penggunaan Sepeda Motor

dikurang dengan jarak menggunakan Angkutan Kota.

• Nilai pada kolom X4 merupakan selisih dari kenyamanan penggunaan Sepeda

Motor dikurang dengan kenyamanan menggunakan Angkutan Kota.

Sementara nilai pada kolom rating merupakan jawaban atau pilihan

responden terhadap 5 pilihan yang telah disediakan (1 = pasti pilih sepeda motor, 2 =

mungkin pilih sepeda motor, 3 = pilihan berimbang, 4 = mungkin pilih angkutan

kota, 5 = pasti pilih angkutan kota). Pada kolom “nilai skala numerik” merupakan

hasil transformasi nilai pada kolom rating yang telah dijelaskan pada bagian

sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.8 Pemilihan Moda Model Binomial Logit Selisih

No. Cost Time Jarak Waktu Option Rating Skala Numerik

(Rp) (menit) (KM) (%)


(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)
-2000 -15 -1 0 1.a 0,9 2.1972
1. -4000 -15 -1 0 b 0,9 2.1972
0 -15 -1 0 c 0,7 0.8473
2000 -15 -1 0 d 0,1 -2.1972
3000 -15 -1 0 e 0,1 -2.1972
-1000 -10 -1 0 2.a 0,9 2.1972
-1000 -15 -1 0 b 0,9 2.1972

2. -1000 0 -1 0 c 0,9 2.1972


-1000 15 -1 0 d 0,1 -2.1972
-1000 10 -1 0 e 0,1 -2.1972
-1000 -15 0 0 3.a 0,7 0.8473
3. -1000 -15 -1 0 b 0,9 2.1972
-1000 -15 -2 0 c 0,9 2.1972
-1000 -15 -3 0 d 0,9 2.1972
-1000 -15 -1 -10 4.a 0,9 2.1972
4. -1000 -15 -1 10 b 0,9 2.1972
-1000 -15 -1 20 c 0,9 2.1972

Yang menjadi variable tidak bebas adalah nilai pada kolom nilai skala

numerik, dan yang menjadi variable bebas adalah nilai X1-X4. Kemudian dengan

bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0 akan diperoleh

persamaan model fungsi utilitas binomial logit selisih.

Berikut merupakan salah satu data preferensi responden terhadap moda

transportasi Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang akan digunakan dalam

Universitas Sumatera Utara


perjalanan kerja yaitu dari rumah ke tempat yang akan diolah untuk menghasilkan

model fungsi binomial logit nisbah.

• Nilai pada kolom X1 merupakan nisbah biaya perjalanan menggunakan

sepeda motor dibandingkan dengan menggunakan angkutan kota.

• Nilai pada kolom X2 merupakan nisbah dari waktu tempuh perjalanan sepeda

motor dibandingkan dengan menggunakan angkutan kota.

• Nilai pada kolom X3 merupakan nisbah dari jarak penggunaan sepeda motor

dibandingkan dengan menggunakan angkutan kota.

• Nilai pada kolom X4 merupakan nisbah dari kenyamanan penggunaan sepeda

motor dibandingkan dengan menggunakan angkutan kota.

Sementara nilai pada kolom rating merupakan jawaban atau pilihan

responden terhadap 5 pilihan yang telah disediakan (1 = pasti pilih sepeda motor, 2 =

mungkin pilih sepeda motor, 3 = pilihan berimbang, 4 = mungkin pilih angkutan

kota, 5 = pasti pilih angkutan kota). Pada kolom “nilai skala numerik” merupakan

hasil transformasi nilai pada kolom rating yang telah dijelaskan pada bagian

sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.9 Pemilihan Moda Model Binomial Logit Nisbah

No. Cost Time Jarak Waktu Option Rating Skala Numerik

(Rp) (menit) (KM) (%)


(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)
0,6 1 1 1 1.a 0,9 2.1972
1. 0,42 1 1 1 b 0,9 2.1972
1 1 1 1 c 0,7 0.8473
1,4 1 1 1 d 0,1 -2.1972
1,6 1 1 1 e 0,1 -2.1972
1 0,5 1 1 2.a 0,9 2.1972
1 0,5 1 1 b 0,9 2.1972

2. 1 1 1 1 c 0,9 2.1972
1 1,75 1 1 d 0,1 -2.1972
1 2 1 1 e 0,1 -2.1972
1 1 0 1 3.a 0,7 0.8473
3. 1 1 0,67 1 c 0,9 2.1972
1 1 0,33 1 d 0,9 2.1972
1 1 0,25 1 e 0,9 2.1972
1 1 1 0,83 4.a 0,9 2.1972
4. 1 1 1 1,25 b 0,9 2.1972
1 1 1 1,67 c 0,9 2.1972

Yang menjadi variable tidak bebas adalah nilai pada kolom nilai skala

numerik, dan yang menjadi variable bebas adalah nilai X1-X4. Kemudian dengan

bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0 akan diperoleh

persamaan model fungsi utilitas binomial logit nisbah.

Universitas Sumatera Utara


IV.5.3 Analisa Korelasi Model Binomial Logit

Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara

dua variable atau lebih. Dalam hubungannya dengan regresi maka analisa korelasi

digunakan untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan nilai variabel

tidak bebas (variabel terikat). Pengujian hubungan korelasi (derajat

hubungan/keeratan hubungan) dalam proses analisis regresi merupakan hal penting

yang harus dilakukan terutama untuk mengatasi masalah multikolinearitas antara

variabel bebas. Selain itu, uji korelasi ini juga berfungsi untuk mengetahui seberapa

besar hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Adapun

hasil uji korelasi terhadap persamaan linier fungsi selisih utilitas dan fungsi nisbah

utilitas adalah sebagai berikut :

Tabel IV.10 Matriks Korelasi binomial logit selisih

Y X1 X2 X3 X4

Y 1.000 -0.365 -0.333 -0.201 0.277

X1 -0.365 1.000 0.008 -0.022 0.029

X2 -0.333 0.008 1.000 0.2 -0.081

X3 -0.201 -0.022 0.2 1.000 0.038

X4 0.277 0.0027 -0.080 0.038 1.000

Dimana:

Y = Utilitas Selisih

X1 = selisih atribut biaya (cost) dalam rupiah

X2 = selisih atribut waktu (time) dalam satuan menit

X3 = selisih atribut jarak dalam satuan kilometer

X4 = selisih atribut kenyamanan dalam satuan persen (%)

Universitas Sumatera Utara


Sementara tabel korelasi untuk model fungsi utilitas nisbah adalah sebagai berikut:

Tabel IV.11 Matriks Korelasi binomial logit nisbah

Y X1 X2 X3 X4

Y 1.000 -0.324 -0.404 -0.191 0.1

X1 -0.324 1.000 0.013 -0.014 0.062

X2 -0.404 0.013 1.000 0.153 -0.142

X3 -0.191 -0.014 0.153 1.000 0.118

X4 0.1 0.062 -0.142 0.118 1.000

Dimana:

Y = Utilitas Selisih

X1 = nisbah atribut biaya (cost) dalam rupiah

X2 = nisbah atribut waktu (time) dalam satuan menit

X3 = nisbah atribut jarak dalam satuan kilometer

X4 = nisbah atribut kenyamanan dalam satuan persen (%)

a. Semua variabel bebas memiliki korelasi yang rendah dengan variable tidak

bebas.

b. Antar variable bebas memiliki korelasi yang rendah sehingga semua variable

bebas tersebut dapat dipergunakan bersama-sama tanpa ada kemungkinan

masalah multikolineritas.

Universitas Sumatera Utara


IV.5.4 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas

IV.5.4.1 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Binomial Logit Selisih

Persamaan fungsi selisih utilitas Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang

digunakan dalam model pemilihan moda pada studi ini adalah persamaan linier.

Bentuk umum dari persamaan linier tersebut adalah adalah :

USM - AK = a + b1. X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4

dimana :

USM-AK = Utilitas Pemilihan moda

X1 = selisih atribut biaya (cost)

X2 = selisih atribut waktu (time)

X3 = selisih atribut jarak tempuh

X4 = selisih atribut kenyamanan

Selanjutnya akan dibuat beberapa alternatif persamaan yang dapat dibentuk

dari persamaan tersebut, untuk kemudian dipilih satu persamaan yang merupakan

fungsi selisih utilitas terbaik.

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.12 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Binomial Logit Selisih

No. Alternatif Persamaan R2

1. USM - AK = 0,585 – 0,00037 X1 0,133


2. USM - AK = - 0,028 – 0,045 X2 0,111
3. USM - AK = 0,013 – 0,432 X3 0,041
4. USM - AK = 0,339 + 0,084 X4 0,077
5. USM - AK = 0,121 + 0,00037 X1 – 0,045 X2 0,242
6. USM - AK = 0,145 + 0,00037 X1 – 0,45 X3 0,177
7. USM - AK = 0,485 + 0,00037 X1 – 0,088 X4 0,216
8. USM - AK = -0,285 – 0,042 X2 – 0,301 X3 0,130
9. USM - AK = - 0,09 – 0,043 X2 + 0,077 X4 0,174
10. USM - AK = -0,112- 0,456 X3 + 0,087X4 0,122
11. USM - AK = -0,15 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 - 0,320 X3 0,264
12. USM - AK = 0,060 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 – 0,080 X4 0,311
13. USM - AK = 0,018 + 0,00037 X1 - 0,474 X3 + 0,090 X4 0,265
14. USM - AK = -0,376 – 0,038 X2 - 0,333 X3 + 0,079 X4 0,197
15. USM - AK = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 0,337

Dari beberapa fungsi persamaan utilitas selisih yang dihasilkan, maka fungsi

utilitas selisih yang terbaik adalah persamaan yang menghasilkan nilai R2 terbesar,

yaitu persamaan yang mencantumkan keempat atribut secara bersamaan.

Berdasarkan tanda koefisien persamaan sebagai parameter uji kemasukakalan

pada masing-masing atribut untuk beberapa persamaan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a) Atribut biaya secara umum memiliki tanda positif (+) pada alternatif

persamaannya. Bila selisih biaya antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota

meningkat, maka utilitas (Sepeda Motor – Angkutan Kota) akan meningkat

sehingga mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan meningkat dan

Universitas Sumatera Utara


probabilitas Angkutan Kota akan menurun. Hal ini menunjukkan tanda posotif (+)

pada atribut biaya dalam persamaan adalah masuk akal.

b) Atribut TIME memiliki tanda negatif (-) pada alternatif persamaannya. Bila selisih

waktu perjalanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota meningkat (waktu

perjalanan Sepeda Motor menjadi lebih lama dan Angkutan Kota menjadi lebih

cepat), maka utilitas (Sepeda Motor–Angkutan Kota) akan berkurang sehingga

mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan menurun dan probabilitas

Angkutan Kota akan meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-) pada

atribut TIME dalam persamaan adalah masuk akal.

c) Atribut jarak secara umum memiliki tanda negatif (-) pada alternatif

persamaannya. Bila selisih jarak antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota

meningkat, maka utilitas (Sepeda Motor – Angkutan Kota) akan berkurang

sehingga mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan menurun dan

probabilitas Angkutan Kota akan meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-

) pada atribut jarak dalam persamaan adalah masuk akal.

d) Atribut Kenyamanan secara umum memiliki tanda positif (+) pada alternatif

persamaannya. Bila selisih kenyamanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota

meningkat, maka utilitas (Sepeda Motor – Angkutan Kota) akan meningkat

sehingga mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan meningkat dan

probabilitas Angkutan Kota akan menurun. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-)

pada atribut kenyamanan dalam persamaan adalah masuk akal.

Universitas Sumatera Utara


IV.5.4.2. Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Binomial Logit Nisbah

Persamaan fungsi nisbah utilitas Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang

digunakan dalam model pemilihan moda pada studi ini adalah persamaan linier.

Bentuk umum dari persamaan linier tersebut adalah adalah :

USM /AK = a + b1. X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4

dimana :

USM/AK = Utilitas nisbah

X1 = Nisbah atribut biaya (cost)

X2 = Nisbah atribut waktu (time)

X3 = Nisbah atribut jarak

X4 = Nisbah atribut kenyamanan

Selanjutnya akan dibuat beberapa alternatif persamaan yang dapat dibentuk

dari persamaan tersebut, untuk kemudian dipilih satu persamaan yang merupakan

fungsi nisbah utilitas terbaik. Alternatif persamaan yang dibentuk adalah sebagai

berikut :

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.13 Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Binomial Logit Nisbah

No. Alternatif Persamaan R2

1. USM /AK = 2,025 – 1,91 X1 0,105


2. USM /AK = 1,773 – 1,649 X2 0,163
3. USM /AK = 1,598 – 1,594 X3 0,036
4. USM /AK = 0,358 + 0,357 X4 0,010
5. USM /AK = 3,322 + 1,369 X1 – 1,632 X2 0,265
6. USM /AK = 3,299 – 1,403 X1 – 1,580 X3 0,143
7. USM /AK = 1,967 – 1,422 X1 + 0,430 X4 0,120
8. USM /AK = 2,511 – 1,567 X2 – 1,069 X3 0,180
9. USM /AK = 1,718 – 1,624 X2 + 0,155 X4 0,165
10. USM /AK = 1,590 – 1,661 X3 + 0,444 X4 0,052
11. USM /AK = 4,101 – 1,378 X1 – 1,546 X2 – 1,112 X3 0,283
12. USM /AK = 3,261 – 1,386 X1 – 1,595 X2 – 0,230 X4 0,269
13. USM /AK = 3,265 – 1,442 X1 – 1,721 X3 + 0,521 X4 0,164
14. USM /AK = 2,481 – 1,524 X2 – 1,143 X3 + 0,227 X4 0,184
15. USM /AK = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 0,290

Dari beberapa fungsi persamaan utilitas nisbah yang dihasilkan, maka fungsi

utilitas nisbah yang terbaik adalah persamaan yang menghasilkan nilai R2 terbesar,

yaitu persamaan yang mencantumkan keempat atribut secara bersamaan.

Berdasarkan tanda koefisien persamaan sebagai parameter uji kemasukakalan

pada masing-masing atribut untuk beberapa persamaan disimpulkan sebagai berikut :

a) Atribut COST memiliki tanda negatif ( - ) pada alternatif persamaannya. Bila

nisbah biaya perjalanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota meningkat

(biaya sepeda motor naik dan biaya angkutan kota tetap/turun), maka utilitas

(sepeda motor / angkutan kota) akan berkurang sehingga mengakibatkan

probabilitas Sepeda motor akan menurun dan probabilitas angkutan kota akan

Universitas Sumatera Utara


meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif ( - ) pada atribut COST dalam

persamaan adalah masuk akal.

b) Atribut TIME memiliki tanda negatif ( - ) pada alternatif persamaannya. Bila

nisbah waktu perjalanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota meningkat

(waktu perjalanan Sepeda Motor menjadi lebih lama dan Angkutan Kota menjadi

lebih cepat), maka utilitas (Sepeda Motor/Angkutan Kota) akan berkurang

sehingga mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan menurun dan

probabilitas Angkutan Kota akan meningkat.. Hal ini menunjukkan tanda negatif (

- ) pada atribut TIME dalam persamaan adalah masuk akal.

c) Atribut jarak secara umum memiliki tanda negatif ( - ) pada alternatif

persamaannya. Bila nisbah jarak antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota

meningkat, maka utilitas (Sepeda Motor/Angkutan Kota) akan berkurang sehingga

mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan menurun dan probabilitas

Angkutan Kota akan meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif ( - ) pada

atribut jarak dalam persamaan adalah masuk akal.

d) Atribut Kenyamanan secara umum memiliki tanda positif ( + ) pada alternatif

persamaannya. Bila Nisbah kenyamanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota

meningkat, maka utilitas (Sepeda Motor – Angkutan Kota) akan meningkat

sehingga mengakibatkan probabilitas Sepeda Motor akan meningkat dan

probabilitas Angkutan Kota akan menurun. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-)

pada atribut kenyamanan dalam persamaan adalah masuk akal.

Universitas Sumatera Utara


IV.5.5 Uji Determinasi

Uji determinasi ini dilakukan unutk mengetahui hubungan linier antara 2

(dua) variabel yang kita asumsikan memiliki keterkaitan atau keterhubungan yang

kuat, apakah kuat atau tidak. Kalau hubungan variabel terikat y dengan variabel

bebas x ternyata tidak memiliki keterkaitan yang kuat (lemah).

Secara manual, r dapat dicari melalui perumusan berikut :

Σxy − ( Σx. y ) / n ………………………(14)


r=
Σx 2 − ( Σx ) / n Σy 2 − ( Σy ) / n
2 2
Dimana:

r = koefisien korelasi sederhana


x dan y = variabel
n = jumlah pengamatan
Σ = simbol penjumlahan
Koefisien determinasi sederhana (r2) merupakan nilai yang dipergunakan

untuk mengukur besar kecilnya sumbangan / kontribusi perubahan variabel bebas

terhadap perubahan variabel terikat yang tengah kita amati, yang secara manual

dapat ditentukan cukup dengan cara mengkuadratkan nilai r yang sudah kita

dapatkan dari formulasi diatas. Nilai r akan berkisar antara -1 sampai dengan +1 (-1

< r < +1), tergantung kekuatan hubungan linear kedua variabel. Dari variabel –

variabel yang telah diolah dengan program SPSS melalui analisis regresi linear maka

di dapatkan beberapa model yang menghubungkan antara perjalanan dengan

beberapa variabel bebas.

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.14 Model Regresi Linear dengan nilai R2 untuk Model Binomial

Selisih

Alternatif Persamaan R2

Y = 0,585 – 0,00037 X1 0,133


Y = - 0,028 – 0,045 X2 0,111
Y = 0,013 – 0,432 X3 0,041
Y = 0,339 + 0,084 X4 0,077
Y = 0,121 + 0,00037 X1 – 0,045 X2 0,242
Y = 0,145 + 0,00037 X1 – 0,45 X3 0,177
Y = 0,485 + 0,00037 X1 – 0,088 X4 0,216
Y = -0,285 – 0,042 X2 – 0,301 X3 0,130
Y = - 0,09 – 0,043 X2 + 0,077 X4 0,174
Y = -0,112- 0,456 X3 + 0,087X4 0,122
Y = -0,15 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 - 0,320 X3 0,264
Y = 0,060 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 – 0,080 X4 0,311
Y = 0,018 + 0,00037 X1 - 0,474 X3 + 0,090 X4 0,265
Y = -0,376 – 0,038 X2 - 0,333 X3 + 0,079 X4 0,197
Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 0,337

Dari hasil analisis diatas, model yang sesuai dengan uji determinasi adalah

model yang menghubungkan antara utilitas (Y) dengan varibel biaya (X1), variabel

waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4) memiliki nilai koefisien

determinasi yang besar yaitu Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038X2 -0,354 X3+0,083 X4

yang mempunyai nilai Koefisien Determinasi atau R2 adalah sebesar 0,337 atau 33,7

%. Ini menunjukkan bahwa sebesar 33,7% variasi utilitas (Y) dengan varibel biaya

(X1), variabel waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4).

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.15 Model Regresi linear dengan nilai R2 untuk Binomial Nisbah

Alternatif Persamaan R2

Y = 2,025 – 1,91 X1 0,105


Y = 1,773 – 1,649 X2 0,163
Y = 1,598 – 1,594 X3 0,036
Y = 0,358 + 0,357 X4 0,010
Y = 3,322 + 1,369 X1 – 1,632 X2 0,265
Y = 3,299 – 1,403 X1 – 1,580 X3 0,143
Y = 1,967 – 1,422 X1 + 0,430 X4 0,120
Y = 2,511 – 1,567 X2 – 1,069 X3 0,180
Y = 1,718 – 1,624 X2 + 0,155 X4 0,165
Y = 1,590 – 1,661 X3 + 0,444 X4 0,052
Y = 4,101 – 1,378 X1 – 1,546 X2 – 1,112 X3 0,283
Y = 3,261 – 1,386 X1 – 1,595 X2 – 0,230 X4 0,269
Y = 3,265 – 1,442 X1 – 1,721 X3 + 0,521 X4 0,164
Y = 2,481 – 1,524 X2 – 1,143 X3 + 0,227 X4 0,184
Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 0,290

Dari hasil analisis diatas, model yang sesuai dengan uji determinasi adalah

model yang menghubungkan antara utilitas (Y) dengan varibel biaya (X1), variabel

waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4) memiliki nilai koefisien

determinasi yang besar yaitu Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

yang mempunyai nilai Koefisien Determinasi atau R2 adalah sebesar 0,290 atau 29%.

Ini menunjukkan bahwa sebesar 29 % variasi utilitas (Y) dengan varibel biaya (X1),

variabel waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4).

Universitas Sumatera Utara


IV.5.6 Uji T

Uji Hipotesis secara Parsial (Uji T) digunakan untuk menguji pengaruh dari

masing-masing (secara parsial) variabel independen terhadap variabel dependen.

Misalnya jika terdapat variabel independen sebanyak 4 variabel, yaitu X1, X2, X3,

dan X4 dan variabel dependennya adalah Y, maka untuk menguji secara parsial

dengan langkah menguji pengaruh dari variabel X1 terhadap variabel Y, menguji

pengaruh variabel X2 terhadap variabel Y, menguji pengaruh variabel X3 terhadap

variabel Y, menguji pengaruh variabel X4 terhadap variabel Y. Keputusan menerima

atau menolak hipotesis dengan langkah membandingkan hasil t hitung dengan t tabel.

Adapun rumus untuk mendapatkan t adalah :

t=
( bk − Bo ) ………………………(15)

Dimana : Se ( bk )

k = 1, 2, 3,……, n
t = angka yang akan dicari
bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke- k
Bo = hipotesis nol
Se (bk) = simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke- k (var bk)
n = jumlah variabel / koefisien regresi
Di sini juga ditampilkan nilai t dari masing- masing variabel, yang dapat

dimanfaatkan untuk menguji keberartian koefisien regresi yang di dapatkan. Proses

pengujian sebagai berikut.

Hipotesis:

Ho = Tidak ada pengaruh varibel bebas dengan variabel tidak bebas.

Hi = Ada pengaruh variabel bebas dengan varibel tidak bebas.

Universitas Sumatera Utara


Jika tingkat kepercayaan ditentukan sebesar 10%

• Harga t hitung variabel X1, X2, X3, dan X4 > dari t tabel 0,1. Jadi Ho ditolak,

sebaliknya Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2,

X3, dan X4 secara signifikan menjelaskan variabel tergantung Y

• Harga t hitung variabel X1, X2, X3, dan X4 < dari t tabel 0,1. Jadi Hi ditolak,

sebaliknya Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2,

X3, dan X4 secara signifikan menjelaskan variabel tergantung Y

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.16 Model Regresi linear dengan Uji T untuk model binomial selisih

Model Regresi Linear tx1 tx2 tx3 tx4 txtabel Keterangan

Y = 0,585 – 0,00037 X1 17,763 1,638 OK


Y = - 0,028 – 0,045 X2 16,030 1,638 OK
Y = 0,013 – 0,432 X3 9,314 1,638 OK
Y = 0,339 + 0,084 X4 13,087 1,638 OK
Y = 0,121 + 0,00037 X1 – 0,045 X2 18,866 17,215 1,638 OK
Y = 0,145 + 0,00037 X1 – 0,45 X3 18,447 10,452 1,638 OK
Y = 0,485 + 0,00037 X1 – 0,088 X4 19,090 14,739 1,638 OK
Y = -0,285 – 0,042 X2 – 0,301 X3 14,534 6,669 1,638 OK
Y = - 0,09 – 0,043 X2 + 0,077 X4 15,555 12,525 1,638 OK
Y = -0,112- 0,456 X3 + 0,087X4 10,525 13,797 1,638 OK
Y = -0,15 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 - 0,320 X3 19,309 15,558 7,703 1,638 OK
Y = 0,060 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 – 0,080 X4 20,190 16,824 14,297 1,638 OK
Y = 0,018 + 0,00037 X1 - 0,474 X3 + 0,090 X4 19,968 11,657 15,658 1,638 OK
Y = -0,376 – 0,038 X2 - 0,333 X3 + 0,079 X4 13,874 7,662 13,108 1,638 OK
Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4 20,797 14,951 8,954 15,054 1,638 OK

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.17 Model Regresi linear dengan Uji T untuk model binomial nisbah

Model Regresi Linear tx1 tx2 tx3 tx4 txtabel Keterangan

Y = 2,025 – 1,91 X1 15,550 1,638 OK


Y = 1,773 – 1,649 X2 19,994 1,638 OK
Y = 1,598 – 1,594 X3 8,815 1,638 OK
Y = 0,358 + 0,357 X4 4,566 1,638 OK
Y = 3,322 + 1,369 X1 – 1,632 X2 15,875 21,110 1,638 OK
Y = 3,299 – 1,403 X1 – 1,580 X3 16,023 9,574 1,638 OK
Y = 1,967 – 1,422 X1 + 0,430 X4 16,002 5,808 1,638 OK
Y = 2,511 – 1,567 X2 – 1,069 X3 18,959 6,542 1,638 OK
Y = 1,718 – 1,624 X2 + 0,155 X4 19,505 2,135 1,638 OK
Y = 1,590 – 1,661 X3 + 0,444 X4 9,499 5,743 1,638 OK
Y = 4,101 – 1,378 X1 – 1,546 X2 – 1,112 X3 17,204 20,010 7,277 1,638 OK
Y = 3,261 – 1,386 X1 – 1,595 X2 – 0,230 X4 17,099 20,462 3,733 1,638 OK
Y = 3,265 – 1,442 X1 – 1,721 X3 + 0,521 X4 16,642 10,45 7,165 1,638 OK
Y = 2,481 – 1,524 X2 – 1,143 X3 + 0,227 X4 18,234 6,936 3,128 1,638 OK
Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4 17,550 19,085 7,887 4,525 1,638 OK

Universitas Sumatera Utara


IV.5.7 Uji F

Uji Hipotesis secara Serempak (Uji F) digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel

independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Misalnya jika terdapat variabel

independen sebanyak 4 variabel (X1, X2, X3, X4) dan variabel dependennya adalah Y, maka

langkah mengujinya adalah menguji pengaruh dari variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap variabel

Y. Keputusan menerima atau menolak hipotesis dengan langkah membandingkan hasil F hitung

dengan F tabel.

Secara statistik, nilai uji – F ini dapat dihitung melalui

=F
SSR / ( K − 1)
=
( 
)
Σ Yi − Y / ( K − 1) ..……………………(15)
SSE / ( n − k ) ( )
Σ Yi − Y / ( N − K )

Dimana:

F = angka yang dicari,

((
SSR Σ Yi − Y )) = jumlah kuadrat dari regresi,

(( ))

SSR Σ Yi − Y
= jumlah kuadrat dari kesalahan (error),

n = jumlah pengamatan,

k = jumlah parameter (koefisien regresi).

• Harga F hitung variabel X1, X2, X3,dan X4 > dari t tabel 0,1. Jadi Ho ditolak, sebaliknya

Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 secara

signifikan menjelaskan variabel tergantung Y

• HargaF hitung variabel X1, X2, X3, dan X4 < dari t tabel 0,1. Jadi Hi ditolak, sebaliknya

Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2, X3,dan X4 secara

signifikan menjelaskan variabel tergantung Y

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.18 Model Regresi linear dengan nilai F untuk model binomi selisih

Model Regresi Linear Fhitung Ftabel Ket

Y = 0,585 – 0,00037 X1 315,519 2,13 OK


Y = - 0,028 – 0,045 X2 259,946 2,13 OK
Y = 0,013 – 0,432 X3 86,749 2,13 OK
Y = 0,339 + 0,084 X4 171,258 2,13 OK
Y = 0,121 + 0,00037 X1 – 0,045 X2 328,618 2,13 OK
Y = 0,145 + 0,00037 X1 – 0,45 X3 220,689 2,13 OK
Y = 0,485 + 0,00037 X1 – 0,088 X4 282,983 2,13 OK
Y = -0,285 – 0,042 X2 – 0,301 X3 153,426 2,13 OK
Y = - 0,09 – 0,043 X2 + 0,077 X4 216,649 2,13 OK
Y = -0,112- 0,456 X3 + 0,087X4 142,55 2,13 OK
Y = -0,15 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 - 0,320 X3 245,049 2,13 OK
Y = 0,060 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 – 0,080 X4 308,907 2,13 OK
Y = 0,018 + 0,00037 X1 - 0,474 X3 + 0,090 X4 246,340 2,13 OK
Y = -0,376 – 0,038 X2 - 0,333 X3 + 0,079 X4 168,058 2,13 OK
Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 260,662 2,13 OK
0,083 X4

Dari 15 model persamaan yang dihasilkan dan diuji dengan menggunakan Uji-F maka

dapat dilihat dari tabel diatas semua persamaan dinyatakan lulus uji. Dari uji determinan, Uji-t,

Uji-F, maka model persamaan yang lulus ketiga pengujian tersebut adalah:

Y = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4

Universitas Sumatera Utara


Tabel IV.19 Model Regresi linear dengan Nilai F untuk Logit Binomial Nisbah

Model Regresi Linear Fhitung Ftabel Ket

Y = 2,025 – 1,91 X1 241,801 2,13 OK


Y = 1,773 – 1,649 X2 399,779 2,13 OK
Y = 1,598 – 1,594 X3 77,705 2,13 OK
Y = 0,358 + 0,357 X4 20,762 2,13 OK
Y = 3,322 + 1,369 X1 – 1,632 X2 369,882 2,13 OK
Y = 3,299 – 1,403 X1 – 1,580 X3 172,061 2,13 OK
Y = 1,967 – 1,422 X1 + 0,430 X4 139,694 2,13 OK
Y = 2,511 – 1,567 X2 – 1,069 X3 225,357 2,13 OK
Y = 1,718 – 1,624 X2 + 0,155 X4 202,514 2,13 OK
Y = 1,590 – 1,661 X3 + 0,444 X4 55,947 2,13 OK
Y = 4,101 – 1,378 X1 – 1,546 X2 – 1,112 X3 270,474 2,13 OK
Y = 3,261 – 1,386 X1 – 1,595 X2 – 0,230 X4 251,626 2,13 OK
Y = 3,265 – 1,442 X1 – 1,721 X3 + 0,521 X4 134,631 2,13 OK
Y = 2,481 – 1,524 X2 – 1,143 X3 + 0,227 X4 154,141 2,13 OK
Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 209,898 2,13 OK
0,307 X4

Dari 15 model persamaan yang dihasilkan dan diuji dengan menggunakan Uji-F maka

dapat dilihat dari tabel diatas semu persamaan dinyatakan lulus uji.Dari uji determinan, Uji-t,

Uji-F, maka model persamaan yang lulus ketiga pengujian tersebut adalah :

Y = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

Universitas Sumatera Utara


IV.5.8 Persamaan Model

IV.5.8.1 Persamaan Model Binomial Logit Selisih

Model pemilihan moda Sepeda Motor dan Angkutan Kota merupakan model binomial

logit selisih dengan fungsi utilitas antara kedua moda tersebut dalam bentuk persamaan linier.

Persamaan model pemilihan moda hasil analisa adalah sebagai berikut:

�������−��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
�+�������−��� �

Probabilitas pemilihan Angkutan Kota : ��� = � − ���

Persamaan selisih utilitas antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang didapat dari

pengolahan program SPSS adalah:

(USM-AK) = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4

X1 = selisih atribut biaya (cost)

X2 = selisih atribut waktu (time)


X3 = selisih atribut jarak
X4 = selisih atribut kenyamanan
IV.5.8.2 Persamaan Model Binomial Logit Nisbah

Model pemilihan moda Sepeda Motor dan Angkutan Kota merupakan model binomial

logit nisbah dengan fungsi utilitas antara kedua moda tersebut dalam bentuk persamaan linier.

Persamaan model pemilihan moda hasil analisa adalah sebagai berikut:

�������/��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
�+�������/��� �

Probabilitas pemilihan Angkutan Kota : ��� = � − ���

Persamaan nisbah utilitas antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang didapat dari

pengolahan program SPSS adalah:

USM/AK = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

Dimana:

Universitas Sumatera Utara


USM/AK = Utilitas nisbah

X1 = Nisbah atribut biaya (cost)

X2 = Nisbah atribut waktu (time)

X3 = Nisbah atribut jarak

X4 = Nisbah atribut kenyamanan

IV.5.9 Sensitivitas Model

Sensitivitas model dimaksudkan untuk memahami perubahan nilai probabilitas pemilihan

moda Sepeda Motor seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya secara gradual.

Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut berikut terhadap

model pada masing-masing kelompok, yaitu :

a. Biaya perjalanan dikurangi atau ditambah

b. Waktu perjalanan diperlambat atau dipercepat

c. Jarak tempuh dikurangi atau ditambah

d. Kenyamanan dikurangi atau ditambah

Adapun prosedur perhitungan sensitivitas dilakukan sebagai berikut :

a. Urutkan nilai atribut sesuai kelompok perubahan

b. Tetapkan nilai atribut lain dengan menggunakan nilai rata-rata

c. Tentukan nilai utilitas dan probabilitas sesuai dengan perubahan yang dilakukan.

d. Gambarkan grafik hubungan antara probabilitas dan nilai atribut sesuai dengan kelompok

perubahan yang dilakukan.

Universitas Sumatera Utara


IV.5.9.1 Sensitivitas Model Binomial Logit Selisih

Perubahan terhadap analisis sensitivitas ini diperoleh dengan menggunakan persamaan

utilitas Sepeda Motor dan Angkutan Kota, yaitu :

Untuk model binomial logit selisih menggunakan persamaan utilitas sebagai berikut:

(USM-AK) = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4

Dimana:

X1 = selisih atribut biaya (cost)

X2 = selisih atribut waktu (time)

X3 = selisih atribut jarak

X4 = selisih atribut kenyamanan

1. Sensitivitas terhadap atribut biaya

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut cost sebagaimana

diperlihatkan pada grafik IV.6, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

0,8
Pr (Sepeda Motor)

0,6

0,4

0,2

0
-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000

Selisih biaya perjalanan (Sepeda Motor – Angkutan Kota) Dalam


Rupiah

Grafik IV.6 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Biaya perjalanan

Universitas Sumatera Utara


• Memperlihatkan arah kemiringan garis menunjukkan arah kemiringan negatif, yaitu

semakin besar selisih perbedaan biaya (cost) akan semakin memperkecil probabilitas

memilih Sepeda Motor.

• Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih biaya, untuk kompetisi pemilihan moda

antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota dapat dilihat bahwa probabilitas memilih

Angkutan Kota akan lebih besar dari pada probabilitas memilih Sepeda Motor jika selisih

atau perubahan biayanya lebih besar dari Rp. 2.000,-.

• Bila selisih biaya Sepeda Motor dan Angkutan Kota lebih kecil dari Rp.2.000,- maka

probabilitas Angkutan Kota akan menurun.

2. Sensitivitas terhadap atribut Waktu Tempuh Perjalanan

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut time (waktu perjalanan)

sebagaimana diperlihatkan pada grafik IV.7, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
-60 -40 -20 0 20 40 60

Grafik IV.7 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Waktu Tempuh

perjalanan

Universitas Sumatera Utara


• Arah kemiringan garis (negatif), maka menunjukkan bahwa semakin besar selisih waktu

perjalanan, maka semakin memperkecil probabilitas orang dalam pemilihan Sepeda

Motor.

• Dari grafik dapat dilihat bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari

probabilitas memilih angkutan kota bila selisih waktu perjalanan lebih kecil dari 40

menit.

3. Sensitivitas terhadap atribut Jarak

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut jarak tempuh sebagaimana

diperlihatkan pada grafik IV.8, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0
-6 -4 -2 0 2 4 6
Selisih jarak perjalanan (Sepeda Motor – Angkutan Kota)
Dalam Km

Grafik IV.8 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap jarak perjalanan

• Arah kemiringan garis negatif, menunjukkan bahwa semakin besar selisih jarak sepeda

motor dan angkutan kota, maka akan semakin memperkecil probabilitas pemilihan

sepeda motor.

Universitas Sumatera Utara


• Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih jarak, maka dapat disimpulkan bahwa

probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari probabilitas memilih angkutan

kota bila selisih jarak lebih kecil dari 6 KM

4. Sensitivitas terhadap atribut Kenyamanan

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut Kenyamanan sebagaimana

diperlihatkan pada grafik IV.9, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1,2

1
Pr (Sepeda Motor)

0,8

0,6

0,4

0,2

0
-60 -40 -20 0 20 40 60
Selisih kenyamanan (Sepeda Motor – Angkutan Kota) Dalam %

Grafik IV.9 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Kenyamanan

• Arah kemiringan garis positif, menunjukkan bahwa semakin besar selisih kenyamanan

sepeda motor dan angkutan kota, maka akan semakin memperbesar probabilitas

pemilihan Sepeda motor.

• Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih Kenyamanan, maka dapat disimpulkan

bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari probabilitas memilih

angkutan kota bila selisih kenyamanan lebih besar dari 15%.

Universitas Sumatera Utara


IV.5.9.2 Sensitivitas Model Binomial Logit Nisbah

Perubahan terhadap analisis sensitivitas ini diperoleh dengan menggunakan persamaan

utilitas Sepeda Motor dan Angkutan Kota, yaitu :

Untuk model binomial logit nisbah menggunakan persamaan utilitas sebagai berikut:

USM/AK= 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

Dimana:

USM/AK= Utilitas nisbah

X1 = Nisbah atribut biaya (cost)

X2 = Nisbah atribut waktu (time)

X3 = Nisbah atribut jarak

X4 = Nisbah atribut kenyamanan

1. Sensitivitas terhadap atribut biaya

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut cost sebagaimana

diperlihatkan pada grafik di bawah ini:

0,5

0
0 0,5 1 1,5 2

Grafik IV.10 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Biaya

• Memperlihatkan arah kemiringan garis, menunjukkan arah kemiringan negatif, yaitu

semakin besar nisbah biaya (cost) akan semakin memperkecil probabilitas memilih

sepeda motor.

Universitas Sumatera Utara


• Dari grafik dapat dilihat bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari

probabilitas memilih angkutan kota bila nisbah biaya perjalanan berada pada rentang 1,5

sampai 2.

2. Sensitivitas terhadap atribut Waktu Tempuh Perjalanan

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut time (waktu perjalanan)

sebagaimana diperlihatkan pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

0,8
Pr (Sepeda Motor)

0,6

0,4

0,2

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6

Grafik IV.11 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Waktu Tempuh

perjalanan

• Arah kemiringan garis (negatif), maka menunjukkan bahwa semakin besar nisbah waktu

perjalanan sepeda motor dengan angkutan kota, maka semakin memperkecil probabilitas

orang dalam pemilihan sepeda motor.

• Dari grafik dapat dilihat bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari

probabilitas memilih angkutan kota bila nisbah waktu perjalanan berada pada rentang 1

sampai 1,2

Universitas Sumatera Utara


3. Sensitivitas terhadap atribut Jarak

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut jarak sebagaimana

diperlihatkan pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut:

0,8
Pr (sepeda motor)

0,6

0,4

0,2

0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

Grafik IV.12 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap jarak

• Arah kemiringan garis negatif, menunjukkan bahwa semakin besar nisbah jarak sepeda

motor dan angkutan kota, maka akan semakin kecil probabilitas pemilihan sepeda motor.

4. Sensitivitas terhadap atribut Kenyamanan

Berdasarkan analisa sensitivitas terhadap perubahan atribut kenyamanan sebagaimana

diperlihatkan pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


0,78

0,76

Pr (Sepeda Motor)
0,74

0,72

0,7

0,68

0,66
0 0,5 1 1,5 2

Grafik IV.13 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap kenyamanan

• Arah kemiringan garis positif, menunjukkan bahwa semakin besar nisbah kenyamanan

sepeda motor dan angkutan kota,maka semakin besar probabilitas pemilihan sepeda

motor.

BAB V

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

1. Dari hasil survei diperoleh Banyak penguna Sepeda Motor sebesar 65% dan pengguna

Angkutan Kota adalah sebesar 35%.

2. Dari hasil pengamatan terhadap perilaku perjalanan diperoleh hasil karakteristik pengguna

Sepeda Motor dan Angkutan Kota adalah sebagai berikut:

a. Sepeda Motor

• Alasan utama pemilihan sepeda motor adalah karena pertimbangan kecepatan 88,46%

diikuti dengan alasan kenyamanan 5,12%

• Pengguna terbanyak moda Sepeda Motor paling banyak didominasi oleh tamatan SMA

(sederajat) yaitu sebesar 71,7%. kemudian diikuti dengan tamatan SLTP yaitu sebesar

11,5%

• Pendapatan yang terbesar antara Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 yaitu sebesar 46,1%

b. Angkutan Kota

• Alasan utama pemilihan angkutan kota adalah karena pertimbangan harga 40,4% diikuti

dengan alasan keselamatan 30,95%

• Pengguna terbanyak moda Sepeda Motor paling banyak didominasi oleh tamatan SMA

(sederajat) yaitu sebesar 57,14%. kemudian diikuti dengan tamatan SLTP yaitu sebesar

38%

• Pendapatan yang terbesar antara kurang dari Rp. 1.500.000,- yaitu sebesar 66,7%

3. Model pemilihan moda antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota dari rumah ke tempat kerja

adalah:

 Fungsi utilitas model binomial logit selisih adalah:

(USM-AK) = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038X2 -0,354 X3+0,083 X4

Universitas Sumatera Utara


USM-AK = Utilitas selisih

X1 = selisih atribut biaya (cost)

X2 = selisih atribut waktu (time)

X3 = selisih atribut jarak

X4 = selisih atribut kenyamanan

 Fungsi Utilitas model binomial logit Nisbah adalah:

USM/AK = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

Dimana:

USM/AK = Utilitas nisbah

X1 = Nisbah atribut biaya (cost)

X2 = Nisbah atribut waktu (time)

X3 = Nisbah atribut jarak

X4 = Nisbah atribut kenyamanan

4. Dari kedua model diatas, Fungsi Utilitas model binomial logit selisih memiliki harga R2 =

0.337 atau 33,7 % dan Fungsi Utilitas model binomial logit Nisbah memiliki nilai harga R2 =

0.290 atau 29 %.

5. Hasil yang diperoleh dari analisa sensitivitas bahwa baik fungsi utilitas model binomial logit

selisih dan fungsi utilitas model binomial logit nisbah, bahwa dari empat artibut yang

dianalisa hasilnya adalah sebagai berikut:

6. Atribut cost, time dan jarak memperlihatkan arah kemiringan garis yang negative. Yang

artinya jika selisih ataupun nisbah masing masing atribut semakin besar, maka probabilitas

pemilihan Moda transportasi Sepeda Motor akan semakin Kecil. Demikian sebaliknya, jika

selisih ataupun nisbah masing masing atribut semakin kecil, maka probabilitas pemilihan

Moda Sepeda Motor akan semakin besar.

Universitas Sumatera Utara


7. Sementara atribut Kenyamanan memperlihatkan arah kemiringan garis yang positif, yang

artinya jita selisih ataupun nisbah atribut pelayanan semakin besar, maka probabilitas

pemilihan moda transportasi Sepeda Motor akan semakin besar pula.

Universitas Sumatera Utara


V.2 Saran

1. Atribut yang menjadi tolak ukur analisa pemilihan moda pada tugas akhir ini belum

cukup memadai untuk menggambarkan perilaku pengguna moda transportasi di

kelurahan mabar. Hal ini terlihat masih rendahnya nilai R2 dari persamaan yang

dihasilkan. Untuk itu perlu atribut yang lebih beragam yang dapat lebih menggambarkan

perilaku pengguna moda transportasi Sepeda Motor dan Angkutan Kota.

2. Analisa pemilihan moda yang diamati dalam penelitian ini merupakan analisis

pergerakan yang berprofesi sebagai buruh untuk perjalanan dari rumah ke tempat kerja.

Penelitian ini dapat dikembangkan untuk pergerakan profesi lainnya. Misalnya

pergerakan pelajar dari rumah ke sekolah atau lain – lain.

3. Penelitian ini membandingkan dua moda transportasi, penelitian dapat dikembangkan

dengan membandingkan lebih banyak jenis moda transportasi.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M. 2011. “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin.”

______Tatangmanguny.wordpress.com.)

Black, John.1981. Urban Transport Planning. British Library Catalouging. London

Djoko Setijowarno. Russ B F.2003.Pengantar Rekayasa Dasar Transportasi.Universitas

______Katolik Soegijapranata

Lestari, Wiji. 2007. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan Moda

______Transportasi Untuk Perjalanan Kerja ( Studi Kasus Karyawan PT.SSSWI Kabupaten

______Wonosobo). Tesis Program Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang.

Miro,Fidel.2005,”Perencanaan Transportasi”.Erlangga,Jakarta.

Morlok, Edward k. (1998), Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi,Terjemahan

______Oleh: J.K. Haimin,penerbit Erlangga,Jakarta.

Ortuzar, J. D. and willumsen, L. G. 2001. Modeling Transport. John Wiley & Sons Ltd.

______England

P Widiarta,Ida Bagus.2010.Analisis Pemilihan Moda Transportasi Perjalanan Kerja (Studi

______Kasus Badung,Bali).Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Soetyono, Karnawan J. 2008. Model Pemilihan Moda Antara Angkutan Umum Dan Sepeda

______Motor Untuk Maksud Kerja. Jurnal Wahana Teknik Sipil Vol.13 No.2, Semarang,

______Agustus 2008.

Subiyanto, Ibnu .1993. Metode Penelitian. Bagian Penerbitan Sekolah Tingggi Ilmu Ekonomi

______YKPN. Yogyakarta

Sugiyanto, G., Munawar, A., Malkhamah, S., Sutomo, H. 2010. Model Pemilihan Moda

______Antara Sepeda Motor Dan Bus Transjogja Akibat Penerapan Biaya Kemacetan.

______Jurnal Simposiun XIII FTPT, UKS Semarang, 8 – 9 Oktober 2010.

Tamin,Ofyar Z.2000.Perencanaan dan Pemodelan Transportasi.ITB,Bandung

Soedirdjo , Liliani Titi. 2002. Rekayasa Lalu Lintas. ITB, Bandung

Universitas Sumatera Utara


Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit ALFABETA, Bandung

DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


Lampiran A : Format Kuisioner Untuk Penelitian

Lampiran B : Tabel Pemilihan Moda Model Binomial Logit Selisih

Lampiran C : Tabel Pemilihan Moda Model Binomial Logit Nisbah

Lampiran D : Tabel Sensitivitas Model Binomial Logit Selisih

Lampiran E : Tabel Sensitivitas Model Binomial Logit Nisbah

Lampiran F : Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Persamaan Binomial Logit Selisih

Lampiran G : Alternatif Persamaan Fungsi Utilitas Persamaan Binomial Logit Nisbah

Lampiran H : Foto Dokumentasi

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN A

FORMAT KUISIONER

ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA

(STUDI KASUS : KELURAHAN MABAR, MEDAN DELI)

A. DIISI OLEH SURVEYOR

1. Lokasi survey:

2. Tanggal

3. Hari : a. kerja b. libur

4. Waktu : a. pagi (06.00-11.00 WIB) b. siang (11.00-15.00 WIB)

c. Sore ( 15.00-17.00)

B. DI ISI OLEH RESPONDEN

1. Data Reponden

- Nama :...........................

- Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita

- Pendidikan terakhir :

a. SD d. AKADEMI

b. SLTP e. DIPLOMA

c. SLTA f. SARJANA

- Status :

a.Sudah menikah b. Belum menikah

2. Dengan kendaraan apa anda melakukan perjalanan ke tempat kerja?

a. Tidak berkendara (berjalan kaki) c. angkutan kota (angkot)

b. Sepeda motor

Universitas Sumatera Utara


3. Latar belakang/alasan anda menggunakan jenis kendaraan diatas?

a. Pertimbagan kecepatan/waktu b.aaPertimbangan keselamatan

c.aaPertimbangan kenyamanan d.aapertimbangan harga (murah)

4. Jarak perjalanan dari rumah ke tempat kerja dengan menggunakan angkutan kota

(angkot)?

a. ±2 km c.± 3 km

b. ±4 km d. ±5 km

5. Jarak perjalanan dari rumah ke tempat kerja dengan menggunakan sepeda motor ?

a. ±2 km c.± 3 km

b. ±4 km d. ±5 km

1. Berapa lama waktu yang anda butuhkan dari rumah ke tempat kerja dengan

menggunakan sepeda motor?

a. ±15 menit c.± 45 menit

b. ±30 menit d.± 60 menit

2. Berapa lama waktu yang anda butuhkan dari rumah ke tempat kerja dengan

menggunakan angkutan kota?

a. ±15 menit c.± 45 menit

b. ±30 menit d.± 60 menit

3. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk sampai ke tempat kerja jika menggunakan

sepeda motor?

a. Rp. 1000 c. Rp.3000 Rp.5000

b. Rp. 2000 d. Rp. 4000

4. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk sampai ke tempat kerja jika menggunakan

angkutan kota?

a. Rp. 1000 c. Rp.3000 Rp.5000

b. Rp. 2000 d. Rp. 4000

Universitas Sumatera Utara


5. Kendaraan pribadi yang anda miliki?

a. Tidak punya c. Mobil

b. Sepeda motor d. Lain-lain

6. Pendapatan/penghasilan perbulan?

a. < Rp. 1.500.000,-

b. RP. 1.500.000 – Rp. 2.000.000,-

c. Rp. 2000.000 – Rp. 2.500.000,-

d. Rp. 2.500.000 – Rp. 3.000.000,-

e. >Rp. 3.000.00

Universitas Sumatera Utara


PERUBAHAN PADA ATRIBUT BIAYA PERJALANAN (COST)

(KONDISI ATRIIBUT LAINNYA TETAP)

Biaya Biaya SILAHKAN DIJAWAB DI KOLOM INI


perjalanan perjalanan POINT RATING
Sepeda Angkutan Pasti Mungkin Pilihan Mungkin Pasti pilih
Motor Kota pilih pilih berimbang pilih Angkutan
(Rupiah) (Rupiah) Sepeda Sepeda (3) Angkutan Kota
Motor Motor Kota (5)
(1) (2) (4)
3.000 5.000
3.000 7.000
5.000 5.000
7.000 5.000
8.000 5.000

Universitas Sumatera Utara


PERUBAHAN PADA ATRIBUT WAKTU TEMPUH PERJALANAN (TIME)

(KONDISI ATRIBUT LAINNYA TETAP)

Waktu Waktu SILAHKAN DIJAWAB DI KOLOM INI


tempuh tempuh POINT RATING
Sepeda Angkutan Pasti pilih Mungkin Pilihan Mungkin Pasti pilih
Motor Kota Sepeda pilih Sepeda berimbang pilih Angkutan
(Menit) (Menit) Motor Motor Angkutan Kota
(1) (2) (3) Kota (5)
(4)
10 20
15 30
30 30
35 20
40 20

PERUBAHAN PADA ATRIBUT JARAK TEMPUH PERJALANAN

(KONDISI ATRIBUT LAINNYA TETAP)

Jarak Jarak SILAHKAN DIJAWAB DI KOLOM INI


tempuh tempuh POINT RATING
perjalanan perjalanan Pasti pilih Mungkin Pilihan Mungkin Pasti pilih
Sepeda angkot Sepeda pilih Sepeda berimbang pilih Angkutan
Motor (km) Motor Motor (3) Angkutan Kota
(km) (1) (2) Kota (5)
(4)

± 3 KM ±3 KM
± 2KM ±3 KM
± 1 KM ±3 KM
±1 KM ±4 KM

Universitas Sumatera Utara


PERUBAHAN PADA ATRIBUT KENYAMANAN

(KONDISI ATRIBUT LAINNYA TETAP)

Kenyamanan Kenyamanan SILAHKAN DIJAWAB DI KOLOM INI


Sepeda angkutan Kota POINT RATING
Motor Pasti Mungkin Pilihan Mungkin Pasti
pilih pilih berimbang pilih pilih
Sepeda Sepeda (3) Angkutan Angkutan
Motor Motor Kota Kota
(1) (2) (4) (5)
Tetap Mengunakan AC
Tetap Kebut- kebutan
Tetap Terlalu lama
menunggu di halte,
kebutan - kebutan

Universitas Sumatera Utara


Lampiran B
Tabel Pemilihan Moda Model Logit Binomial Selisih

No. Cost Time Jarak Waktu Option Rating Skala Numerik

(Rp) (menit) (KM) (%)


(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)
-2000 -15 -1 0 1.a 0,9 2.1972
1. -4000 -15 -1 0 b 0,9 2.1972
0 -15 -1 0 c 0,7 0.8473
2000 -15 -1 0 d 0,1 -2.1972
3000 -15 -1 0 e 0,1 -2.1972
-1000 -10 -1 0 2.a 0,9 2.1972
-1000 -15 -1 0 b 0,9 2.1972

2. -1000 0 -1 0 c 0,9 2.1972


-1000 15 -1 0 d 0,1 -2.1972
-1000 10 -1 0 e 0,1 -2.1972
-1000 -15 0 0 3.a 0,7 0.8473
3. -1000 -15 -1 0 b 0,9 2.1972
-1000 -15 -2 0 c 0,9 2.1972
-1000 -15 -3 0 d 0,9 2.1972
-1000 -15 -1 -10 4.a 0,9 2.1972
4. -1000 -15 -1 10 b 0,9 2.1972
-1000 -15 -1 20 c 0,9 2.1972

Universitas Sumatera Utara


Lampiran C
Tabel pemilihan Moda Model Logit Binomial Nisbah
No. Cost Time Jarak Waktu Option Rating Skala Numerik

(Rp) (menit) (KM) (%)


(X1) (X2) (X3) (X4) (Y)
0,6 1 1 1 1.a 0,9 2.1972
1. 0,42 1 1 1 b 0,9 2.1972
1 1 1 1 c 0,7 0.8473
1,4 1 1 1 d 0,1 -2.1972
1,6 1 1 1 e 0,1 -2.1972
1 0,5 1 1 2.a 0,9 2.1972
1 0,5 1 1 b 0,9 2.1972

2. 1 1 1 1 c 0,9 2.1972
1 1,75 1 1 d 0,1 -2.1972
1 2 1 1 e 0,1 -2.1972
1 1 0 1 3.a 0,7 0.8473
3. 1 1 0,67 1 c 0,9 2.1972
1 1 0,33 1 d 0,9 2.1972
1 1 0,25 1 e 0,9 2.1972
1 1 1 0,83 4.a 0,9 2.1972
4. 1 1 1 1,25 b 0,9 2.1972
1 1 1 1,67 c 0,9 2.1972

Universitas Sumatera Utara


Lampiran D

TABEL SENSITIVITAS MODEL BINOMIAL LOGIT SELISIH


Tabel sensitifitas atribut biaya
time Jarak Kenyamanan U(S.Motor- Pr
Cost (Rp)
(Menit) (KM) (%) Angkot) (S.Motor)
5000 15 1 10 -1.014 0.2662
4000 15 1 10 -0.624 0.3489
3000 15 1 10 -0.234 0.4418
2000 15 1 10 0.156 0.5389
1000 15 1 10 0.546 0.6332
0 15 1 10 0.936 0.7183
-1000 15 1 10 1.326 0.7902
-2000 15 1 10 1.716 0.8476
-3000 15 1 10 2.106 0.8915
-4000 15 1 10 2.496 0.9239
-5000 15 1 10 2.886 0.9472

Tabel Sensitivitas Atribut Waktu


time Jarak Kenyamanan U(S.Motor- Pr
Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) (S.Motor)
3000 -25 1 10 0 0.5
3000 -20 1 10 -0.036 0.491
3000 -15 1 10 -0.072 0.482
3000 -10 1 10 -0.108 0.473
3000 -5 1 10 -0.144 0.4641
3000 0 1 10 -0.18 0.4551
3000 5 1 10 -0.216 0.4462
3000 10 1 10 -0.252 0.4373
3000 15 1 10 -0.288 0.4285
3000 20 1 10 -0.324 0.4197
3000 25 1 10 -0.36 0.411

Universitas Sumatera Utara


Tabel Sensitivitas Atribut Jarak
time Jarak Kenyamanan U(S.Motor- Pr
Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) (S.Motor)
3000 15 -5 10 -0.036 0.5001
3000 15 -4 10 -0.069 0.4828
3000 15 -3 10 -0.102 0.4745
3000 15 -2 10 -0.135 0.4663
3000 15 -1 10 -0.168 0.4581
3000 15 0 10 -0.201 0.4499
3000 15 1 10 -0.234 0.4418
3000 15 2 10 -0.267 0.4336
3000 15 3 10 -0.3 0.4256
3000 15 4 10 -0.333 0.4175
3000 15 5 10 -0.367 0.4094

Tabel Sensitivitas Atribut Kenyamanan


time Jarak Kenyamanan U(S.Motor- Pr
Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) (S.Motor)
3000 15 1 -50 -5.334 0.0048
3000 15 1 -40 -4.484 0.0112
3000 15 1 -30 -3.634 0.0257
3000 15 1 -20 -2.784 0.0582
3000 15 1 -10 -1.934 0.1263
3000 15 1 0 -1.084 0.2527
3000 15 1 10 -0.234 0.4418
3000 15 1 20 0.616 0.6493
3000 15 1 30 1.466 0.8124
3000 15 1 40 2.316 0.9102
3000 15 1 50 3.166 0.9595

Universitas Sumatera Utara


Lampiran E
TABEL SENSITIVITAS MODEL BINOMIAL LOGIT NISBAH
Tabel sensitifitas atribut biaya
time Jarak Kenyamanan U(S.Motor- Pr
Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) (S.Motor)
1.75 0.5 0.75 1.2 0.34155 0.58457
1.5 0.5 0.75 1.2 0.70605 0.66953
1.25 0.5 0.75 1.2 1.07055 0.7447
1 0.5 0.75 1.2 1.43505 0.80769
0.75 0.5 0.75 1.2 1.79955 0.85809
0.5 0.5 0.75 1.2 2.16405 0.89697
0.25 0.5 0.75 1.2 2.52855 0.92612

Tabel Sensitivitas Atribut Waktu


time Jarak Kenyamanan U(S.Motor-
Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) Pr (S.Motor)
1.25 1.5 0.75 1.2 -0.39045 0.403609
1.25 1.4 0.75 1.2 -0.24435 0.4392146
1.25 1.3 0.75 1.2 -0.09825 0.4754572
1.25 1.2 0.75 1.2 0.04785 0.5119602
1.25 1.1 0.75 1.2 0.19395 0.5483361
1.25 1 0.75 1.2 0.34005 0.5842027
1.25 0.9 0.75 1.2 0.48615 0.6191991
1.25 0.8 0.75 1.2 0.63225 0.6529995
1.25 0.7 0.75 1.2 0.77835 0.6853244
1.25 0.6 0.75 1.2 0.92445 0.715948
1.25 0.5 0.75 1.2 1.07055 0.7447015
1.25 0.4 0.75 1.2 1.21665 0.7714735
1.25 0.3 0.75 1.2 1.36275 0.7962063
1.25 0.2 0.75 1.2 1.50885 0.8188907

Universitas Sumatera Utara


Tabel Sensitivitas Atribut Jarak
time Jarak Kenyamanan U(S.Motor-
Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) Pr (S.Motor)
1.25 0.5 1 1.2 0.7868 0.6871438
1.25 0.5 0.9 1.2 0.9003 0.7110111
1.25 0.5 0.8 1.2 1.0138 0.7337632
1.25 0.5 0.7 1.2 1.1273 0.7553403
1.25 0.5 0.6 1.2 1.2408 0.7757032
1.25 0.5 0.5 1.2 1.3543 0.7948317
1.25 0.5 0.4 1.2 1.4678 0.8127228
1.25 0.5 0.3 1.2 1.5813 0.8293886
1.25 0.5 0.2 1.2 1.6948 0.8448544
1.25 0.5 0.1 1.2 1.8083 0.8591563

Tabel Sensitivitas Atribut Kenyamanan

time Jarak Kenyamanan U(S.Motor-


Cost (Rp)
(menit) (KM) (%) Angkot) Pr (S.Motor)
1.25 0.5 0.75 1.5 1.16325 0.7619228
1.25 0.5 0.75 1.4 1.13235 0.7562723
1.25 0.5 0.75 1.3 1.10145 0.7505317
1.25 0.5 0.75 1.2 1.07055 0.7447015
1.25 0.5 0.75 1.1 1.03965 0.7387825
1.25 0.5 0.75 1 1.00875 0.7327755
1.25 0.5 0.75 0.9 0.97785 0.7266814
1.25 0.5 0.75 0.8 0.94695 0.7205014
1.25 0.5 0.75 0.7 0.91605 0.7142366
1.25 0.5 0.75 0.6 0.88515 0.7078883
1.25 0.5 0.75 0.5 0.85425 0.7014579
1.25 0.5 0.75 0.4 0.82335 0.694947
1.25 0.5 0.75 0.3 0.79245 0.6883572
1.25 0.5 0.75 0.2 0.76155 0.6816902

Universitas Sumatera Utara


Lampiran F

ALTERNATIVE PERSAMAAN FUNGSI UTILITAS

PERSAMAAN BINOMIAL LOGIT SELISIH

1. Alternatif 1 dengan R2 = 0,133

USM - AK = a + b1 x1

USM - AK = 0,585 + 0,00037X1

Universitas Sumatera Utara


2. Alternatif 2 dengan R2 = 0,111

USM - AK = a + b2 x2

USM - AK = - 0,028 – 0,045 X2

Universitas Sumatera Utara


3. Alternatif 3 dengan R2 = 0,041

USM - AK = a + b3 x3

USM - AK = 0,013 – 0,432 X3

Universitas Sumatera Utara


4. Alternatif 4 dengan R2 = 0,077

USM - AK = a + b4 x4

USM - AK = 0,339 + 0,084 X4

Universitas Sumatera Utara


5. Alternatif 5 dengan R2 = 0,242

USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2

USM - AK = 0,121 + 0,00037 X1 – 0,045 X2

Universitas Sumatera Utara


6. Alternatif 6 dengan R2 = 0,177

USM - AK = a + b1 x1 + b3 x3

USM - AK =0,145 + 0,00037 X1 – 0,45 X3

Universitas Sumatera Utara


7. Alternatif 7 dengan R2 = 0,216

USM - AK = a + b1 x1 + b4 x4

USM - AK = 0,485 + 0,00037 X1 – 0,088 X4

Universitas Sumatera Utara


8. Alternatif 8 dengan R2 = 0,13

USM - AK = a + b2 x2 + b3 x3

USM - AK =-0,285 – 0,042 X2 – 0,301 X3

Universitas Sumatera Utara


9. Alternatif 9 dengan R2 = 0,174

USM - AK = a + b2 x2 + b4 x4

USM - AK =- 0,09 – 0,043 X2 + 0,077 X4

Universitas Sumatera Utara


10. Alternatif 10 dengan R2 = 0,122

USM - AK = a + b3 x3 + b4 x4

USM - AK =-0,112- 0,456 X3 + 0,087X4

Universitas Sumatera Utara


11. Alternatif 11 dengan R2 = 0,264

USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b3 x3

USM - AK =-0,15 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 - 0,320 X3

Universitas Sumatera Utara


12. Alternatif 12 dengan R2 = 0,310

USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b4 x4

USM - AK =0,060 + 0,00037 X1 – 0,042 X2 – 0,080 X4

Universitas Sumatera Utara


13. Alternatif 13 dengan R2 = 0,265

USM - AK = a + b1 x1 + b3 x3 + + b4 x4

USM - AK = 0,018 + 0,00037 X1 - 0,474 X3 + 0,090 X4

Universitas Sumatera Utara


14. Alternatif 14 dengan R2 = 0,197

USM - AK = a + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4

USM-AK = -0,376 – 0,038X2 - 0,333X3 + 0,079X4

Universitas Sumatera Utara


15. Alternatif 15 dengan R2 = 0,337

USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4

USM - AK = -0,242 + 0,00037 X1 – 0,038 X2 - 0,354 X3 + 0,083 X4

Universitas Sumatera Utara


Lampiran G

ALTERNATIVE PERSAMAAN FUNGSI UTILITAS

PERSAMAAN BINOMIAL LOGIT NISBAH

1. Alternatif 1 dengan R2 = 0,105

USM /AK = a + b1 x1

USM /AK = 2,025 – 1,91 X1

Universitas Sumatera Utara


2. Alternatif 2 dengan R2 = 0,163

USM /AK = a + b2 x2

USM / AK = 1,773 – 1,649 X2

Universitas Sumatera Utara


3. Alternatif 3 dengan R2 = 0,036

USM /AK = a + b3 x3

USM /AK = 1,598 – 1,594 X3

Universitas Sumatera Utara


4. Alternatif 4 dengan R2 = 0,010

USM /AK = a + b4 x4

USM /AK = 0,358 + 0,357 X4

Universitas Sumatera Utara


5. Alternatif 5 dengan R2 = 0,265

USM /AK = a + b1 x1 + b2 x2

USM /AK = 3,322 + 1,369 X1 – 1,632 X2

Universitas Sumatera Utara


6. Alternatif 6 dengan R2 = 0,143

USM /AK = a + b1 x1 + b3 x3

USM /AK = 3,299 – 1,403 X1 – 1,580 X3

Universitas Sumatera Utara


7. Alternatif 7 dengan R2 = 0,120

USM /AK = a + b1 x1 + b4 x4

USM /AK = 1,967 – 1,422 X1 + 0,430 X4

Universitas Sumatera Utara


8. Alternatif 8 dengan R2 = 0,180

USM /AK = a + b2 x2 + b3 x3

USM /AK = 2,511 – 1,567 X2 – 1,069 X3

Universitas Sumatera Utara


9. Alternatif 9 dengan R2 = 0,165

USM /AK = a + b2 x2 + b4 x4

USM /AK = 1,718 – 1,624 X2 + 0,155 X4

Universitas Sumatera Utara


10. Alternatif 10 dengan R2 = 0,052

USM - AK = a + b3 x3 + b4 x4

USM /AK = 1,590 – 1,661 X3 + 0,444 X4

Universitas Sumatera Utara


11. Alternatif 11 dengan R2 = 0,283

USM / AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b3 x3

USM /AK = 4,101 – 1,378 X1 – 1,546 X2 – 1,112 X3

Universitas Sumatera Utara


12. Alternatif 12 dengan R2 = 0,269

USM / AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b4 x4

USM /AK = 3,261 – 1,386 X1 – 1,595 X2 – 0,230 X4

Universitas Sumatera Utara


13. Alternatif 13 dengan R2 = 0,164

USM /AK = a + b1 x1 + b3 x3 + + b4 x4

USM /AK =3,265 – 1,442 X1 – 1,721 X3 + 0,521 X4

Universitas Sumatera Utara


14. Alternatif 14 dengan R2 = 0,164

USM /AK = a + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4

USM /AK = 2,481 – 1,524 X2 – 1,143 X3 + 0,227 X4

Universitas Sumatera Utara


15. Alternatif 15 dengan R2 = 0,290

USM /AK = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4

USM /AK = 4,089 – 1,042 X1 – 1,488 X2 – 1,213 X3 + 0,307 X4

Universitas Sumatera Utara


Lampiran H
Foto- Foto Dokumentasi






 Proses wawancara di rumah warga di Kelurahan Mabar

 Proses wawancara di rumah warga di Kelurahan Mabar

Universitas Sumatera Utara


Proses wawancara dengan pekerja pabrik
di Kawasan Industri Medan

Universitas Sumatera Utara


Proses Pengambilan data sekunder di Kantor Kelurahan Mabar,
Medan Deli

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai