Analisa Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus: Kelurahan Mabar, Medan Deli)
Analisa Pemilihan Moda Transportasi Untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus: Kelurahan Mabar, Medan Deli)
PERJALANAN KERJA
(STUDI KASUS : KELURAHAN MABAR, MEDAN DELI)
TUGAS AKHIR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugrah, berkat dan karunia-Nya hingga selesainya tugas akhir ini
(Studi Kasus: Kelurahan Mabar, Medan Deli)”. Tugas akhir ini disusun untuk
diajukan sebagai syarat dalam ujian Sarjana Teknik Sipil Bidang Studi Transportasi
Penulis menyadari bahwa isi dari tugas akhir ini masih banyak
pemahaman penulis. Untuk penyempurnaannya, saran dan kritik dari bapak dan ibu
dosen serta rekan mahasiswa sangatlah penulis harapkan. Penulis juga menyadari
bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, tugas akhir ini
tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang yang
1. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan selaku ketua Departemen Teknik Sipil
Teknik USU.
5. Bapak Ir. Jeluddin Daud, M Eng dan Bapak Medis S. Surbakti, ST, MT selaku
membangun.
6. Bapak/Ibu Dosen Staf Pengajar Jurusan teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang tidak henti-hentinya memberikan doa, kasih
sayang dan dukungan segala kegiatan akademis penulis sehingga saya mampu
8. Adinda Anggi Syahputra, Dinda Novia, Indra Ananda yang telah memberikan
Akhir ini.
9. Kepada Hafid Miswanda yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang
ini.
dan bantuannya.
11. Kepada teman – teman seperjuangan angkatan 2008 Deni Adrian, Dapot, Arif
Sibueya, Mike, Pardi, Ade, Ratih, Cicha, Johan Semima, Mustafa, Terimakasih
dalam penyelesaian administrasi, Kak Lince, Kak Dewi, Bang Zul, Bang Amin
Walaupun dalam menyusun Tugas akhir ini penulis telah berusaha untuk
mengkaji dan menyampaikan materi secara sistematis dan terstruktur, tetapi tentunya
Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun
Kata kunci: stated preference, binomial logit selisih, binomial logit nisbah
Abstrak ................................................................................................................... iv
Umum ................................................................................. 25
Lampiran B: Tabel Pemilihan Moda Model Binomial Logit Selisih ...................... 127
Lampiran C: Tabel Pemilihan Moda Model Binomial Logit Nisbah ..................... 128
Grafik IV.1 Grafik responden pengguna sepeda motor dan angkutan kota ......... 71
Grafik IV.4 Distribusi alasan Pemilihan Moda sepeda motor dan angkutan kota 75
Grafik IV.6 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Biaya
perjalanan........................................................................................ 110
Grafik IV.7 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Waktu
Grafik IV.8 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap jarak
Grafik IV.10 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Biaya
perjalanan........................................................................................ 114
Grafik IV.11 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Waktu
Grafik IV.12 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap jarak
perjalanan........................................................................................ 117
Kata kunci: stated preference, binomial logit selisih, binomial logit nisbah
PENDAHULUAN
I.1 Umum
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain
objek tersebut lebih bermamfaat atau dapat berguna untuk tujuan – tujuan tertentu
(jalan, terminal, alat angkut, dan pengelola) bergantung pada bentuk objek yang
dipindahkan, jarak antara suatu tempat ke tempat lain, dan maksud objek yang akan
dipindahkan tersebut. Menurut Fidel Miro (2005) alat – alat pendukung yang
digunakan harus cocok dan sesuai dengan objek, jarak, dan maksud objek baik dari
segi kuantitas maupun kualitas yang di dapat diidentifikasi dengan pertanyaan dari
(empat) yakni angkutan jalan raya, jalan rel, udara dan laut. Dari ke 4 (empat) moda
tersebut yang paling dominan digunakan adalah moda transportasi jalan raya karna
mempunyai kelebihan yaitu mobilitasnya tinggi dan dapat bergerak kapan saja.
transportasi. Ini karena peran kunci dari angkutan umum dalam berbagai kebijakan
menggunakan ruang jalan jauh lebih efisien dari pada moda angkutan pribadi (Ofyar
Z Tamin, 2000). Menurut Widiarta (2010) pemilihan moda sangat sulit dimodelkan
walaupun hanya melibatkan dua jenis moda (angkutan umum dan angkutan pribadi).
Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang sulit dikuantifikasikan misalnya
dikelompokkan dari sisi ciri pengguna jalan,cirri pergerakan, ciri fasilitas, ciri kota
atau zona. Pemilihan moda yang baik harus mempertimbangkan semua faktor yang
ada pada ciri – ciri tersebut (Widiarta, 2010).Oleh karena itu, masalah pemilihan
moda dapat dikatakan sebagai tahap terpenting dalam perencanaan dan kebijakan
yang harus disediakan kota untuk dijadikan prasarana transportasi, dan banyaknya
pilihan moda transportasi yang dapat dipilih penduduk (Ofyar Z Tamin, 2000).Faktor
ini adalah salah satu yang menjadi pertimbangan pelaku perjalanan dalam
Permintaan transportasi, atau dengan kata lain kebutuhan manusia dan barang
akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung (tujuan akhir yang
adanya keinginan untuk mencapai / memenuhi tujuan lain yang sebenarnya. Jasa
dimaksud (Fidel Miro, 2005).Oleh sebab itu permintaan akan jasa transportasi
disebut bersifat tidak langsung yang dikenal dengan istilah popular permintaan
turunan atau “derived demand” (Edward K Morlok, 1988). Menurut Morlok (1988,
dalam Fidel Miro, 2005) sifat kebutuhan tidak langsung ini diperlihatkan oleh
kenyataan sehari – hari, dimana sering terjadi perjalanan dalam rangka mencapai
suatu tujuan tertentu (tujuan yang sebenarnya yang ingin dicapai seperti perjalanan
pergi bekerja (ke pabrik, ke kantor dan sebagainya), perjalanan pergi berbelanja (ke
(ke objek wisata), perjalanan pergi ke sekolah (ke kampus, ke sekolah), perjalanan
pergi beribadah (ke Mesjid, tanah suci, gereje dan sebagainya) dan lain- lain bentuk
sebagai pusat admistrasi pemerintahan, pusat komunikasi, pusat industri, dan pusat
perdagangan berada di Kota Medan. Sebagai contoh Kawasan Industri Medan (KIM)
menawarkan banyak lapangan pekerjaan sebagai pekerja pabrik. Hal ini merupakan
Mabar. Kelurahan Mabar merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan
sebagai buruh pabrik. Diambil dari data kelurahan tahun 2013 jumlah buruh pabrik di
Kelurahan Mabar mencapai 25.940 orang atau sekitar 66,7 % dari jumlah penduduk
Perjalanan kerja dan ke sekolah merupakan perjalanan utama yang harus rutin
dilakukan setiap orang setiap hari. Perjalanan jenis ini akan menimbukan
peningkatan yang besar terhadap volume lalu lintas karena dilakukan pada waktu jam
jam sibuk, baik pagi maupun sore (Tamin, 1997 dalam Soetyono, 2008). Di
Kelurahan Mabar sebagian besar pekerjanya berprofesi sebagai buruh pabrik. Hal ini
mencapai lokasi kerja. Dalam melakukan perjalanan ke tempat kerja para pekerja
dihadapkan pada pilihan jenis moda transportasi, yaitu angkutan umum dan angkutan
para buruh pabrik adalah tingkat ekonomi kelas menengah ke bawah. Untuk
sebagainya. Adapun yang menjadi alasan penulis memilih studi kasus Mabar sebagai
bahan studi adalah karna Kelurahan Mabar merupakan daerah yang banyak di
tinggali oleh para pekerja pabrik. Hal ini mendorong keinginan untuk mempelajari
faktor – faktor apa yang menyebabkan pekerja lebih memilih angkutan umum atau
lebih memilih angkutan pribadi dengan kondisi ekonomi yang sama. Dalam studi ini
akan didapatkan atribut apa yang paling berpengaruh atau dominan dalam
menentukan moda bagi para buruh. Disini juga akan di dapat seberapa besar tingkat
masing atribut. Misalkan jika harga ongkos angkutan umum dinaikkan apakah
angkutan pribadi.
umum atau angkutan pribadi bila ditinjau dari segi biaya perjalanan, waktu
memilih angkutan umum atau angkutan pribadi bila terjadi perubahan biaya
moda tersebut.
1. Dari aspek praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna bagi
masyarakat banyak dan jika dianggap tepat dan layak bisa dijadikan bahan
2. Dari aspek akademik, diharapkan dapat menemukan konsep yang cocok guna
berbagai teori yang telah dipelajari sehingga selain berguna dalam penelitian
dalam beberapa tahun yang akan datang. . Salah satu dasar dari perencanaan
datang (ramalan).
pembatasan masalah dalam penelitian akan menitik beratkan pada beberapa hal yaitu:
1. Daerah studi dipilih adalah Kelurahan Mabar karena daerah ini merupakan
daerah yang banyak ditinggali para buruh dengan demikian penulis mudah
Mabar ini dengan kondisi perekonomian yang sama dan apa yang
mempengaruhinya.
3. Pekerja hanya dibatasi kepada buruh pabrik saja karena di daerah Kelurahan
Mabar ini.
5. Data yang didapat dari hasil pengisian kuisoner oleh para responden yang
1. Tahap pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teori-
2. Tahap kedua adalah menentukan jumlah sampel. Dalam penelitian ini digunakan
nonprobability sampling.
3. Tahap ketiga (Pembahasan/pengolahan data ) Pada tahap ini data yang telah
diambil, baik itu data primer maupun data skunder akan diolah.
4. Tahap keempat adalah melakukan analisis data hasil survei dengan menggunakan
Untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap
perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan manfaat
ini diuraikan secara jelas latar belakang penulis melakukan penelitian, serta tujuan
dan manfaat penelitian tersebut untuk dijadikan landasan penulisan tugas akhir
tersebut.
sumber bacaan yang mendukung analisis permasalahan yang berkaitan dengan tugas
akhir ini. Bab ini juga berisikan teori-teori yang didapat dari sumber lainnya seperti
data kemudian melakukan analisa terhadap model yang diuraikan meliputi analisa
statistik dan uji sensitivitas respons individu terhadap perubahan nilai atribut.
Bab ini berisi kesimpulan logis berdasarkan analisa data, temuan dan bukti
yang disajikan sebelumnya, yang menjadi dasar untuk menyusun suatu saran atau
suatu usulan.
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 Transportasi
II. 1. 1 Pengertian
mengangkut dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Bowesox (1981, dalam Djoko
et all, 2003), defenisi transportasi dalah perpindahan barang atau penumpang dari
suatu lokasi ke lokasi lain, dengan produk yang digerakkan atau dipindahkan ke
Djoko et all, 2003), transportasi didefenisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari
fasilitas tertentu beserta arus dan sistem control yang memungkinkan orang atau
barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien dalam setiap
waktu untuk mendukung aktifitas manusia. Fungsi pokok dari sistem transportasi
adalah :
barang
Menurut Fidel Miro (2005) kendaraan umum merupakan moda transportasi yang
pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan
peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang yang sudah ditetapkan dan
para pelaku perjalanan harus wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan – ketentuan
tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih. Sedangkan kendaraan
seseorang itu bebas memakainya ke mana saja, di mana saja dan kapan saja dia mau,
terminal, alat angkut, dan pengelola) bergantung pada bentuk objek yang
dipindahkan, jarak antara suatu tempat ke tempat lain, dan maksud objek yang akan
dipindahkan tersebut. Menurut Fidel Miro (2005) alat – alat pendukung yang
digunakan harus cocok dan sesuai dengan objek, jarak, dan maksud objek baik dari
segi kuantitas maupun kualitas yang di dapat diidentifikasi dengan pertanyaan dari
(empat) yakni angkutan jalan raya, jalan rel, udara dan laut. Dari ke 4 (empat) moda
tersebut yang paling dominan digunakan adalah moda transportasi jalan raya karna
mempunyai kelebihan yaitu mobilitasnya tinggi dan dapat bergerak kapan saja.
fasilitas tetap, besaran arus, dan sistem pengatur yang memungkinkan orang dan
• Mencegah masalah yang tidak diinginkan yang diduga akan terjadi pada masa
• Mencari jalan keluar untuk berbagai masalah yang ada (problem solving)
depan.
mencapai tujuan atau rencana yang maksimal (daya guna dan hasil guna yang
tinggi).
kesemuanya harus terintegrasi secara serentak. Seandainya ada salah satu saja
komponen yang tidak hadir, maka alat pendukung proses perpindahan (sistem
Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi
kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan mobilitas penduduk yang
tumbuh bersamaan dan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang
dan sektor. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana penunjang tidak dapat
produksi, distribusi, dan pertukaran komiditi atau segala yang dapat diperoleh dan
berguna. Tetapi tidak satu tempat pun di dunia ini yang dapat memenuhi kebutuhan
hidup dari sumber daya alam hanya dari sumber lokal. Oleh karena itu dibutuhkan
transportasi untuk pengedaran barang-barang tersebut( Djoko dan Russ Bona, 2003).
kualitas barang.
hanya pada suatu waktu tertentu dan mungkin berhenti sesudahnya. Oleh
sebab itu transportasi harus dapat di selesaikan dalam suatu periode waktu
barang dengan sistem transportasi yang ada harus dapat menjaga kualitas
Peran politis dari suatu sistem transportasi bagi suatu wilayah suatu Negara
sangatlah penting. Hal ini mudah di mengerti, karena pada dasarnya sistem
transportasi yang baik akan mempermudah interaksi spasial antarwilayah dari suatu
Negara yang pada gilirannya akan turut memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan
bangsa. Menurut Schumer (1974, dalam Djoko et all, 2003), beberapa peran politis
meniadakan isolasi.
wilayah Negara.
berlangsung, dan
Manusia pada umumnya bermasyarakat dan berusaha hidup selaras atau sama
lain orang harus menyisihkan waktu untuk kegiatan sosial. Bentuk kemasyarakatan
ini dapat bersifat resmi seperti hubungan dengan lembaga pemerintah, swasta, dan
dapat pula bersifat tidak resmi seperti hubungan dengan keluarga, handai taulan, dan
turunan ( derivated demand). Namun setelah jasa turunan ini dapat terwujud menjadi
suatu kenyataan, misalnya dalam bentuk bangunan yang berupa jalan dengan segala
dapat di pisahkan. Kegiatan transportasi yang terwujud menjadi lalu lintas, pada
tata guna lahan lainnya. Dan itu dapat berarti mengubah nilai ekonomi orang atau
barang tersebut.
menentukan. Kota yang ‘baik’ dapat ditandai antara lain dengan melihat kondisi
dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, yakni rabu lalu
lintas, lampu lalu lintas, marka jalan, petunjuk jalan dan lain – lainnya.
akan perjalanan orang ataupun barang. Faktor – faktor tersebut dapat berupa tata
guna lahan, ekonomi, sosial budaya, teknologi transportasi dan faktor– faktor lain
Secara garis besar, transportasi dapat dilihat sebagai suatu sistem dengan 3 (tiga)
dilakukan, seperti : tipe, struktur dan ukuran intensitas aktifitas sosial dan ekonomi
Sub sistem ini merupakan penyediaan penghubung fisik antara tata guna
lahan dan manusia pelaku aktivitas masyarakat. Penyediaan ini meliputi berbagai
moda transportasi seperti: jalan raya, rel kereta, rute bus dan lain-lain, dan
3. Lalu lintas
Lalu lintas merupakan akibat langsung dari interaksi antara tata guna lahan dan
memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata
guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau
lalulintas yang meninggalkan suatu lokasi dan lalulintas yang menuju atau
mengetahui jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan
tertentu pula.
memprediksi pelaku perjalanan yang memilih berbagai rute dan lalu lintas
Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan,
termasuk pergerakan berjalan kaki. Berhenti secara kebetulan tidak dianggap sebagai
pergerakan sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi, dalam ilmu
pendidikan)
yang merupakan keharusan untuk dilakukan oleh setiap orang setiap hari, sedangkan
tujuan pergerakan lain sifatnya hanya pilihan dan tidak rutin dilakukan. Pergerakan
berbasis bukan rumah hanya sekitar (15-20)% dari total pergerakan yang terjadi.
Perjalanan kerja juga dapat dikatakan sebagai perjalanan ulang-alik, yaitu perjalanan
yang terjadi setiap hari dan waktu yang tetap. Pelayanan moda transportasi yang
rentang waktu yang pasti untuk perjalanan dari rumah ketempat kerja dan tiadanya
II. 2. 1 Pengertian
arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih berbagai
model transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan tertentu, demi
pelaku perjalanan “A” yang akan melakukan perjalanan dari asal Medan menuju
masalah memilih alat angkut apa yang akan dipakainya yang tersedia melayani jalur
titik Medan menuju Sidikalang tersebut. Apakah dengan bus umum atau mobil
pribadi/dinas, atau dengan jenis kenderaan lainnya barangkali. Hal ini tergantung
dengan perilaku si “A” yang dipengaruhi oleh sekumpulan faktor atau variabel (Fidel
Miro,2005).
Menurut Edward K Morlok, Pemilihan moda itu adalah apabila jumlah dari total
masing-masing tempat asal ke setiap tujuan telah diperkirakan untuk setiap maksud
umum karena ketiadaan mobil pribadi. Mereka secara ekonomi adalah golongan
kenderaan pribadi dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau
kemana aja, kapan saja, dan dimana saja yang diinginkan atau tidak
pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan
peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para
2) Ciri pergerakan
umum ( pesawat, kereta api, atau bus ) karena jaraknya yang sangat
jauh.
II.3.1 Pengertian
pelayanan bersama, mempunyai arah dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan
peraturan trayek yang sudah ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan dan para
tersebut apabila angkutan umum ini sudah mereka pilih (Fidel Miro,2005).
wilayah dimana angkutan umum sangat besar peranannya dalam mendukung aktifitas
yang mempengaruhi sistem transportasi. Sistem angkutan umum yang terencana, dan
Dari gambar diatas dapat diambil asumsi bahwa gambar sebelah kiri
gambar sebelah kanan mengasumsikan bahwa begitu memilih untuk bergerak maka
a. Pihak Penumpang.
banyak faktor yang sifatnya kualitatif dan berkaitan dengan faktor kendaraan
yang bersangkutan.
b. Pihak Operator
penumpang.
5. Kapasitas, berupa kapasitas jalan dan kapasitas terminal yang memadai untuk
6. Keamanan, dalam hal ini pihak operator harus memberikan perhatian besar,
tidak hanya untuk kemanan penumpang tapi juga untuk keamanan sistem
c. Masyarakat Banyak.
e. Efisiensi ekonomi
Model dapat didefenisikan sebagai suatu representasi ringkas dari kondisi ril dan
berwujud suatu bentuk rancangan yang dapat menjelaskan atau mewakili kondisi ril
detail eksternal dapat dihindari dan faktor – faktor utama yang menjadi tinjauan
terjadi. Dengan pemodelan perilaku sistem tersebut dapat diestimasi dengan biaya
waktu. Kedua sub model ini memiliki dimensi ruang dan tingkat
terhadap besarnya sumber daya (termasuk biaya dan waktu) yang diperlukan
yang berakibat model menjadi kurang efisien. Maka, model transportasi yang
lingkup kajian
transportasi tinjauan
• Model jenis I
dengan angkutan pribadi dan kemudian setiap moda selama tahapan proses
Dalam model ini, setiap moda dianggap bersaing dalam mencari penumpang.
Sehingga ada seusatu penentu yang menjadi faktor dalam mempengaruhi hal
tersebut, yaitu pemilihan moda. Biasa digunakan bukan untuk angkutan umum,
namun untuk perencanaan angkutan jalan raya. Dengan adanya pengabaian angkutan
Model ini dimulai dengan tahap perhitungan bangkitan tarikan terlebih dahulu, lalu
dilanjutkan dengan pemilihan moda. Baru setelah itu mencari sebaran pergeralan dan
G= bangkitan pergerakan
MS
A= pemilihan rute
MS= pemilihan moda
D D= sebaran pergerakan
Model jenis III ini memperlihatkan bahwa tahapan bangkitan pergerakan dan
pemilihan rute ikut dalam penentuan pemilihan moda. Sebaran pergerakan dan
pemilihan moda dapat diletakan dimana saja antara tahapan bangkitan pergerakan
dan pemilihan rute. Sehingga urutan tahapannya dapat berupa seperti ini.
Model jenis ini mengkombinasikan antara model gravity dengan model pemilihan
moda.
• Model jenis IV
model III. Dalam model ini, digunakan selisih hambatan antara moda yang bersaing.
Misalnya suatu moda dapat bergerak empat kali lebih cepat dari moda lainnya, dan
sebagainya. Model ini menjamin apabila nisbah atau selisih hambatan antara
moda memiliki peluang yang sama yaitu 50%:50%. Namun walaupun begitu, tentu
masih ada faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memilih
G
G= bangkitan pergerakan
A= pemilihan rute
D MS= pemilihan moda
D= sebaran pergerakan
MS
individu terhadap suatu keadaan pelayanan terhadap yang pada saat sekarang belum
ada dan bias jadi keadaan tersebut jauh berbeda dari keadaan yang sekarang (Ortuzar
terhadap situasi yang berbeda.Pada metode ini peneliti dapat mengontrol secara
ditanya tentang responnya jika mereka dihadapkan kepada situasi yang diberikan
secara bebas satu sama lain.Keuntungannya adalah bahwa efek dari setiap atribut
al, 2010 ).
Sifat utama dari stated preference survai adalah sebagai berikut. (Ortuzar dan
Willumsen, 2001) :
hipotesa.
lain-lain.
masuk akal.
desain eksperimen dalam upaya menemukan variasi yang luas bagi keperluan
penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan untuk memastikan bahwa
representatif.
model.
1. Data RP memiliki pengertian yang sesuai dengan perilaku nyata, tetapi data
3. Pertukaran (trade off) diantara atribut lebih jelas dan dapat diobservasi dari
data SP dan nilai koefisien spesifik individu dapat diperkirakan dari data SP.
4. Format pilihan respon dapat bervariasi misalnya memilih salah satu ranking,
2. Variabel yang digunakan bisa bersifat kuantitatif dan juga kualitatif, serta
tidak suka, 5= tidak peduli, 10= sangat disukai. Pilihan terbaik individu
pilihan. Hal ini analog dengan survey Revealed Preference, kecuali untuk
(suatu nilai yang menyatakan respon individu terhadap pernyataan pilihan) dengan
menggunakan transformasi linier model binomial logit selisih dan binomial logit
nisbah, pada probabilitas untuk masing-masing point rating. Nilai skala numerik
merupakan variabel tidak bebas pada analisis regresi dan sebagai variabel bebasnya
sebagai berikut:
a. Nilai skala probabilitas pilihan yang diwakili oleh nilai point rating 1, 2, 3, 4,
dan 5 adalah nilai skala standart yaitu 0.9; 0.7; 0.5; 0.3; dan 0.1.
binomial logit nisbah maka dapat diketahui nilai skala numerik untuk masing-
SKALA STANDART
Point Rating Pr (Sepeda Motor) �������� �����
� = �� � �
1 − �������� �����
1. 0,9 R1 = 2,1972
2. 0,7 R2 = 0,8473
3. 0,5 R3 = 0
4. 0,3 R4 = -0,8473
5. 0,1 R5 = -2,1972
Dimana :
• Untuk point rating 1 dengan nilai probabilitas 0.9, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 2 dengan nilai probabilitas 0.7, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 3 dengan nilai probabilitas 0.5, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 4 dengan nilai probabilitas 0.3, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 5 dengan nilai probabilitas 0.1, maka nilai numeriknya
bagaimana pembuat keputusan memilih diantara alternatif yang tersedia dalam Cn?
atau utilitas dari tiap-tiap alternatif itu sendiri dan atribut individu.Utilitas
terbaiknya atau sesuatu yang dimaksimumkan oleh setiap individu (Tamin 2000).
Misalkan , utilitas suatu moda angkutan penumpang bagi individu tertentu bisa jadi
• Pendapatan
• Pemilihan kendaraan
• Umur
• Pekerjaan
Bentuk fungsi utilitas sulit untuk diasumsikan, oleh karena itu dengan alasan
Dalam memodelkan pemilihan moda, maka utilitas dari suatu pilihan i bagi
diskrit adalah teori utilitas acak. Domencich and McFadden (1975) dan Williams
berada dalam suatu posisi yang homogenya akan bertindak secara rasional dan
memiliki informasi yang tepat sehingga biasanya dapat menentukan pilihan yang
hukum, sosial, fisik, waktu dan uang. Dua individu dengan atribut yang sama dan
mempunyai set pilihan yang sama mungkin memilih pilihan yang berbeda dan
sudah kita anggap memiliki hubungan yang kuat dengan perilaku pelaku perjalanan
dan bentuk hubungannya dapat dilihat melalui fungsi utility berikut Akiva and
Dimana:
f = hubungan fungsional
fungsi utilitas dapat dilakukan dengan dua pendekatan. Pendekatan apa yang kita
lakukan sangat menentukan model pilihan probabilitas apa yang akan kita gunakan.
1. Pendekatan Agregat
cara, yaitu membagi objek pengamatan atas beberapa kelompok yang mempunyai
karakteristik elemen yang relatif homogen (sama) dan melakukan agregasi dari data-
data disagregat.
2. Pendekatan Disagregat
a. Disagregat deterministik
semua alternative moda yang ada, semua variable yang ada , persepsi/preferensi
keputusan. Bentuk modelnya adalah model persamaan regresi linier berganda tanpa
a = konstanta
b. Disagregat Stokastik
mempertimbangkan unsur-unsur yang tidak teramati yang terjadi di dunia nyata. Jadi
ini berbeda dengan pendekatan deterministic yang terlalu teoritis, yang tidak
memasukkan unsur-unsur yang tidak teramati yang terjadi di dunia nyata. Pada
pendekatan ini unsur-unsur yang tidak teramati tersebut diwakili oleh unsur eror
(kesalahan) yang bersifat acak atau bersifat stokastik, sehingga modelnya menjadi:
Dimana:
a = konstanta
Asumsikan Z merupakan fungsi dari biaya gabungan saja (Zi=αi + βCi) dan
1 2
��� dan ��� merupakan bagian yang diketahui dari biaya gabungan setiap moda dan
pasangan asal-tujuan (i,d). jika kita juga mempunyai informasi mengenai proporsi
pemilihan setiap moda untuk setiap pasangan (i,d), Pidk, kita dapat menghitung nilai α
dan β dengan menggunakan analisis regresi linier sebagai berikut. Setelah indicator
� −�1
�1 = ………………………(5)
� −�1 +� −�2
� −(∝1 +��1 )
�1 = ………………………(6)
� −(∝1 +��1 ) +� −(∝2 +��2 )
1
�1 = ………………………(7)
1+� −�∝+�(�2 −�1 )�
Dimana:
Dimana persamaan diatas dapat dijabarkan lebih lenjut menjadi seperti persamaan
berikut ini:
1−�1 �1
��� � � = log � + � log ………………………(9)
�1 �2
Dimana:
Kita mempunyai data P1, C1, dan C2 sehingga parameter yang tidak diketahui
adalah nilai � dan � nilai ini dapat dikalibrasi dengan analisis regresi linier dengan
sisi kiri persamaan berperan sebagai peubah tidak bebas dan log(c1/c2) sebagai
peubah bebas sehingga � adalah kemiringan garis regresi dan log � adalah
1−�1 �1
Dengan asumsi �� = ��� � � dan �� = log sehingga persamaan tidak
�1 �2
linier diatas dapat diubah menjadi persamaan linier yang bentuknya berubah menjadi
seperti berikut:
Y= A + BX ………………………(10)
II.7.3 Perbedaan model Binomial logit Nisbah dan Model Binomial logit
Selisih
selisih berikut ini akan diberikan contoh kejadian. Terdapat 2 (dua) kejadian
pergerakan yang dilayani oleh dua jenis moda, satu bergerak jauh dan satu berjarak
dekat. Waktu tempuh kedua pergerakan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Moda A 60 660
Moda B 40 640
Selisih (A-B) 20 20
Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada kedua kejadian pergerakan tersebut
ternyata moda A bergerak 20 menit lebih lama dari pada moda B (baik pergerakan
jarak dekat maupun jarak jauh). Akan tetapi, pada pergerakan jarak dekat, moda A
bergerak 1,5 kali lebih lama dari pada moda B, sedangkan pada pergerakan jarak
jauh, moda A hanya 1,03 kali lebih lama dari pada moda B.
Dari kejadian ini terlihat bahwa model binomial logit selisih tidak dapat
(pada kedua kejadian pergerakan, moda A bergerak 20 menit lebih lama dari pada
moda B). Padahal pada kenyataannya, pada pergerakan berjarak dekat persentase
orang memilih moda B pasti akan lebih besar dari pada moda A, sedangkan pada
pergerakan berjarak jauh, persentase orang memilih moda A akan kira-kira sama
dengan moda B. inilah kelemahan model Binomial Logit Selisih dan sekaligus
waktu tempuh antar pasangan zona sangat bervariasi, maka lebih baik digunakan
model binomial logit nisbah, sedangkan jika waktu tempuh tidak begitu bervariasi
II.8. Hipotesa
Judul : Model Pemilihan Moda antara Angkutan Umum dan Sepeda Motor untuk
Maksud Kerja
umum dan sepeda motor bila ditinjau dari biaya, waktu berjalan kaki, waktu
perjalanan bila terjadi perubahan dari biaya, waktu berjalan kaki, waktu menunggu di
halte, waktu perjalanan. Model pemilihan antara angkutan umum dan sepeda motor
Judul : Analisis Pemilihan Moda Transportasi untuk Perjalanan Kerja (Studi Kasus :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya yang harus
mikrolet. Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model binomial logit
ini juga sama – sama menjadikan objek penelitian adalah hanya kepada pekerja.
Yang membedakan penelitian ini dengan yang penulis lakukan adalah dalam
Penelitian ini lebih mengarah kepada jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan selama
melakukan perjalanan.
Judul: Analisa Pemilihan Moda Transportasi Bus Angkutan Kota Dan Kereta Api
probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda transportasi antara kereta api
dan bus bila ditinjau dari cost, time, headway, dan service, dan mengetahui
perubahan probabilitas pelaku perjalanan bila terjadi perubahan cost, time, headway,
Δservice
Jumlah penggunaan KA sebelum kenaikan harga BBM adalah 65,78% lebih banyak
dibandingkan bus yang hanya 34%. Sementara setelah kenaikan harga BBM jumlah
hanya menjadi 33,69%. Dari analisis sensitivitas diketahui bahwa atribut yang paling
headway.
METODE PENELITIAN
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
bahwa metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
1. Mengidentifikasi Masalah
masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting
2. Studi Literature
Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Tujuannya ialah untuk
sample, koleksi data dan analisanya. Tanpa desain yang baik maka penelitian
dipilih secara acak. Salah satu cara yang populer dalam Ilmu Statistik untuk
Cara ini tidak memilih-milih subjek untuk dijadikan sampel. Jadi tiap-tiap
subjek dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk menjadi anggota
sampel
5. Pengolahan Data
Kategori
6. Analisa Data
Koefisien korelasi
Uji-F
Uji-t
Perumusan
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Menentukan model utilitas pemilihan moda dengan bantuan
program SPSS
Analisa Data
Koefisien determinasi (R2)
Uji-F
Gambar III.1 Bagan Alir Penelitian
Uji-t
Uji sensitivitas model
Kesimpulan&Sara
SELESAI
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa blanko kuesioer
dan alat tulis. Blanko kuesioner berisi tentang pertanyaan dan data yang harus diisi
menggunakan software word dan excel serta program SPSS versi 16.0 (aplikasi
statistik).
statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan
dilakukan dengan mudah menggunakan pointing dan cliking mouse. SPSS banyak
Pada awalnya SPSS dibuat untuk keperluan pengolahan data statistik untuk
ilmu-ilmu sosial, sehingga kepanjangan SPSS itu sendiri adalah Statistical package
for the Social Sciens. Sekarang kemampuan SPSS diperluas untuk melayani berbagai
jenis pengguna (user), seperti untuk proses produksi di pabrik, riset ilmu sains dan
lainnya. Dengan demikian, sekarang kepanjangan dari SPSS Statistical Product and
Service Solutions.
Dalam penelitian ini diperoleh dua sumber data yaitu data primer dan data
sekunder.
menggunakan angkutan kota dan sepeda motor yang dilakukan oleh surveyor.
moda yang ada untuk kemudian pada proses selanjutnya dilakukan perubahan (baik
peningkatan, pengurangan ataupun tidak ada perubahan) pada atribut yang ada.
satuan rupiah per orangnya, yang merupakan biaya dari rumah hingga ke
tempat kerja.
menggunakan teknik point rating dengan lima point skala semantik adalah:
pengambilan sampel yang tidak semua mendapatkan kesempatan yang sama pada
setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian yang
sampling yaitu convenience sampling dan purposive sampling. Dalam penelitian ini
kriteria yag ditentukan terlebih dahulu. Agar sampel yang diambil dalam penelitian
�
n= ………………………(11)
1+(�� � 2 )
n = jumlah sample.
N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan
Jumlah pekerja pabrik yang berada di Kelurahan Mabar adalah sebanyak
25.940 orang. Namun para pekerja tidak bekerja pada satu lokasi yang sama untuk
itu di asumsikan untuk pekerja pabrik yang bekerja di Kawasan Industri Medan
adalah 70% dari hasil keseluruhan jumlah pekerja pabrik yang ada yaitu sebesar
18.158 orang. Maka diperoleh nilai N = 18.158 orang dan tingkat kesalahan (e)
�
n=
1+(�� � 2 )
18.158
n= = 99,45 = 100 sampel
1+(18.158� 0,12 )
minimum tidak terpenuhi, maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 20% dari
jumlah sampel minimum sehingga total jumlah kuisioner yang disebarkan adalah
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dilakukan
survey tedi lokasi penelitian. Survey yang dilakukan dengan cara metode wawancara
(home interview).
populasi tersebut. Sedangkan sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari
Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan
pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam
penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun
dan
cluster/area sampling;
tertentu (Sugiyono,2009).
diperoleh dari hasil survei. Data stated preference diolah agar dapat digunakan
sebagai data masukan dalam proses analisa, selanjutnya analisa data kualitatif
digunakan sebagai variabel tidak bebas dan sebagai variabel bebas merupakan
selisih nilai atribut dari angkutan kota dan sepeda motor. Proses analisa yang
dilakukan dengan cara analisa regresi linear dengan input data variabel bebas
dan tidak bebas. Dalam hal ini metode yang akan digunakan untuk menganalisa
a. Karakteristik Responden
• Tingkat pendidikan
dapat dapat berupa peningkatan ataupun penurunan nilai dari masing-masing atribut
pelayanan. Berikut atribut pelayanan dari masing masing moda yang ditawarkan
kepada responden:
Atribut biaya perjalanan yang dimaksud dalam suvei ini adalah biaya/ongkos
Atribut jarak tempuh perjalanan yang dimaksuda dalam survey ini adalah jarak
yang ditempuh dalam perjalanan dalam satuan kilometer, yang merupakan jarak dari
Atribut waktu tempuh yang dimaksud dalam survey ini adalah lamanya moda
d) Atribut Kenyamanan
Atribut kenyamanan yang dimaksud dalam survei ini adalah tingkat kenyamanan
yang responden rasakan sewaktu melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja.
nilainya, dapat berupa pengingkatan atau dapat berupa penurunan. Dari peningkatan
diharapkan akan terlihat juga perubahan minat pengguna moda terhadap moda
Hasil estimasi parameter utilitas yang telah memenuhi pengujian secara statistik,
pilihan moda sesuai dengan model binomial logit selisih dan juga model binomial
������� −��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
1+������� −��� �
������� /��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
1+������� /��� �
variabel tak bebas Y ditentukan oleh sekurang-kurangnya dua variabel bebas X dan
setiap variabel X maupun variabel Y hanya berpangkat satu (linier). Studi pemilihan
moda transportasi pada umumnya mempunyai dua atau lebih variabel tidak bebas
dimana:
X 1 = variabel bebas 1
X 2 = variabel bebas 2
X m = variabel bebas m
Pada analisis regresi, untuk melihat derajat hubungan antara variabel tidak
bebas dengan variabel bebas dengan melihat nilai dari koefisien determinan (R2)
persamaan regresi. Jadi dalam hubungan dua variabel, regresi Y terhadap X1 dan X2 ,
maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel tidak
bebas, sehingga garis regresi tidak dapat dipergunakan untuk menetukan utilitas
determinasi (≤ 1) maka semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas, sehingga semakin tepat garis regresi dibuat sebagai utilitas
tidak bebas dapat diketahui dengan melakukan pengujian terhadap variasi nilai
variabel yang terdapat dalam persamaan regresi. Dalam analisis studi ini, dimana
antara vaniabel bebas yang mempunyai koefisien determinasi yang tinggi (≤ 1) akan
persamaan regresi. Jika nilai-t yang diperoleh dan suatu koefisien variabel tidak
mencapai suatu nilai yang ditetapkan oleh tabel sebaran-t, maka variabel tersebut di
dalam persamaan regresi tidak diperlukan dan dapat dikeluarkan dari persamaan
regresi
Nilai t yang didapat dari persamaan regresi harus melebihi nilai-t yang
didapat dari tabel sebaran-t, agar suatu variabel dapat memberikan nilai yang berarti
terhadap model yang dipilih dengan selang kepercayaan yang diberikan (SK), pada
persamaan regresi.
SK = β 1 ± Z Rβ1 ………………………(13)
derajat kebebasan (dfR = n-p) dengan selang kepercayaan 90% pada tabel sebaran-t
variabel bernilai 0 dan tidak seluruh parameter variabel=0. Penilaian uji hipotesis ini
Perbedaan uji F dengan uji f adalah Uji - f dilakukan untuk setiap parameter
regresi, sedangkan untuk Uji - f dilakukan terhadap suatu persamaan regresi. Beda
Uji ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami perubahan nilai dari
Dari uji sensitivitas juga akan diperlihatkan bagaimana nilai probabilitas dari
setiap perubahan atribut dengan model binomial logit selisih dan binomial logit
nisbah, dan selanjutnya akan dibahas bagaimana hasil dari kedua model tersebut.
Dari hasil setiap analisa yang dilakukan maka akan diperoleh beberapa
diberikan rekomendasi atau saran, baik yang berkaitan dengan penelitian lebih lanjut
maupun yang berkaitan dengan pihak pengelola dan pemilik moda transportasi
penduduk pada wilayah studi ini, maka diadakan pengambilan data di Kelurahan
Mabar itu sendiri. Kelurahan Mabar merupakan salah satu kelurahan yang ada di
wilayah Kecamatan Medan Deli, terdiri dari 19 lingkungan dengan luas area 365 ha,
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Mabar Hilir dan Deli Serdang
Penghasilan utama masyarakat Kelurahan Mabar sebagian besar Pekerja Pabrik dan
sebagian lainnya penduduk bekerja sebagai Wiraswasta dan Pegawai Negeri Sipil,
TNI, POLRI.
6. Pengusaha 97 0.24
7. Pengrajin 40 0,1
8. Petani 32 0,08
9. Nelayan 9 0,023
oleh tenaga survey (surveyor) kepada setiap responden sehingga diharapkan dapat
lebih memperjelas maksud yang terkandung dalam kuiseoner, selain itu juga
IV.3 Sampel
pengambilan sampel yang tidak semua mendapatkan kesempatan yang sama pada
setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian yang
sampling yaitu convenience sampling dan purposive sampling. Dalam penelitian ini
kriteria yag ditentukan terlebih dahulu. Agar sampel yang diambil dalam penelitian
ini dapat mewakili populasi maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dihitung
�
n=
�+(�� �� )
n = jumlah sample.
N = jumlah populasi
e = tingkat kesalahan
25.940 orang. Namun para pekerja tidak bekerja pada satu lokasi yang sama untuk
itu di asumsikan untuk pekerja pabrik yang bekerja di Kawasan Industri Medan
adalah 70% dari hasil keseluruhan jumlah pekerja pabrik yang ada yaitu sebesar
18.158 orang. Maka diperoleh nilai N = 18.158 orang dan tingkat kesalahan (e)
�
n=
1+(�� � 2 )
minimum tidak terpenuhi, maka dilakukan penambahan sampel sebanyak 20% dari
jumlah sampel minimum sehingga total jumlah kuisioner yang disebarkan adalah
Motor dan Angkutan Kota dalam melakukan perjalanan dari rumah ke tempat kerja.
Adapun distribusi responden pengguna kedua moda tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel IV.2 Distribusi responden pengguna Sepeda Motor dan Angkutan Kota
1 Sepeda Motor 78 65 %
2 Angkutan Kota 42 35 %
35 %
65 %
Sepeda Motor
Angkutan Kota
Grafik IV.1 Grafik responden pengguna sepeda motor dan angkutan kota
dilihat kondisi dan karekteristik dari pengguna untuk masing-masing jenis moda,
Motor dan Angkutan Kota lebih banyak berpendidikan terakhir SMA, yakni sebesar
71,7 % untuk responden pengguna sepeda motor dan 57,14% untuk responden
pengguna angkutan kota. Adapun hasil distribusi dari tingkat pendidikan responden
pengguna kedua moda tersebut dapat dilihat pada tabel IV.3 berikut ini:
dan Angkutan Kota untuk perjalanan kerja dari rumah ke tempat kerja.
1. SD 2 2,56% 2 4,76%
4. D3 4 5,12% 0 0%
5. S1 7 8,97% 0 0%
Tingkat
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
Sepeda Motor
40,00%
Angkutan Kota
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
pengguna Angkutan Kota paling banyak pada rentang < Rp. 1,5 Juta(66,27%) diikuti
dengan responden berpenghasilan pada rentang Rp. 1,5 juta – Rp. 2 juta (23,8%) dan
untuk responden penumpang Sepeda Motor yang paling banyak pada rentang Rp. 1,5
Juta – 2 Juta (46,1%) diikuti dengan responden berpenghasilan pada rentang < Rp. 1
juta (23,07%). Adapun hasil distribusi penghasilan per bulan responden kedua moda
5 >Rp.3.000.000 5 6,41% 0 0%
pengguna Sepeda motor mengemukakan alasan lebih cepat (88,46%) diikuti dengan
urutan persentasi ke-2 adalah alasan lebih nyaman yaitu sebesar (3,84%). Untuk
pengguna Angkutan Kota juga mengemukakan alasan lebih Murah (47,2%) diikuti
dengan urutan persentasi ke-2 adalah alasan keselamatan yaitu sebesar (40,4%).
Adapun hasil distribusi pada survei mengenai alasan utama pemilihan moda tersebut
dapat dilihat pada tabel IV.5 dan grafik IV.4 berikut ini:
Grafik IV.4 Distribusi Alasan Pemilihan Moda antara Sepeda Motor dan
3. ± 45 menit 0 0% 14 33,33%
4. ± 60 menit 0 0% 10 23,80%
45 Lama
40
35
30
25 Sepeda Motor
20 Angkutan Kota
15
10
5
0
±15 menit ±30 menit ±45 menit ±60 menit
Model binomial logit selisih dan binomial logit nisbah yang digunakan dalam
studi pemilihan moda antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota ini merupakan fungsi
dari utilitas pada kedua jenis moda yang ditinjau. Fungsi selisih utilitas dalam
digunakan untuk mendapatkan hubungan kuantitatif antara atribut dan respon yang
Dalam proses analisis pada pengolahan data, hal pertama yang dilakukan
adalah mencari persamaan fungsi selisih utilitas. Kemudian persamaan fungsi selisih
utilitas yang diperoleh ini akan digunakan ke dalam model pemilihan moda yaitu
model binomial logit selisih dan binomial logit nisbah. Dari kedua model ini akan
Motor dan Angkutan Kota. Selanjutnya dengan berdasarkan hubungan antar nilai
selisih utilitas kedua moda dengan nilai probabilitas pemilihan moda Sepeda Motor
dan maka akan diketahui dua grafik pemilihan moda antara model binomial logit
Motor dan Angkutan Kota yang dikembangkan pada studi ini. Analisa dengan
pendekatan regresi ini dilakukan untuk data stated preference dimana pilihannya
point rating yang disajikan dalam skala semantik, yaitu sebagai berikut:
(suatu nilai yang menyatakan respon individu terhadap pernyataan pilihan) dengan
menggunakan transformasi linier model binomial logit selisih dan binomial logit
nisbah, pada probabilitas untuk masing-masing point rating. Nilai skala numerik
merupakan variabel tidak bebas pada analisis regresi dan sebagai variabel bebasnya
sebagai berikut:
c. Nilai skala probabilitas pilihan yang diwakili oleh nilai point rating 1, 2, 3, 4,
dan 5 adalah nilai skala standart yaitu 0.9; 0.7; 0.5; 0.3; dan 0.1.
binomial logit nisbah maka dapat diketahui nilai skala numerik untuk masing-
SKALA STANDART
Point Rating Pr (Sepeda Motor) �������� �����
� = �� � �
1 − �������� �����
1. 0,9 R1 = 2,1972
2. 0,7 R2 = 0,8473
3. 0,5 R3 = 0
4. 0,3 R4 = -0,8473
5. 0,1 R5 = -2,1972
Dimana :
• Untuk point rating 1 dengan nilai probabilitas 0.9, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 2 dengan nilai probabilitas 0.7, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 3 dengan nilai probabilitas 0.5, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 4 dengan nilai probabilitas 0.3, maka nilai numeriknya
• Untuk point rating 5 dengan nilai probabilitas 0.1, maka nilai numeriknya
jawaban atau pilihan yang diberikan (point rating) pada setiap option yang
transportasi Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang akan digunakan dalam
perjalanan kerja yaitu dari rumah ke tempat yang akan diolah untuk menghasilkan
• Nilai pada kolom X3 merupakan selisih dari jarak penggunaan Sepeda Motor
responden terhadap 5 pilihan yang telah disediakan (1 = pasti pilih sepeda motor, 2 =
kota, 5 = pasti pilih angkutan kota). Pada kolom “nilai skala numerik” merupakan
hasil transformasi nilai pada kolom rating yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya.
Yang menjadi variable tidak bebas adalah nilai pada kolom nilai skala
numerik, dan yang menjadi variable bebas adalah nilai X1-X4. Kemudian dengan
bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0 akan diperoleh
transportasi Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang akan digunakan dalam
• Nilai pada kolom X2 merupakan nisbah dari waktu tempuh perjalanan sepeda
• Nilai pada kolom X3 merupakan nisbah dari jarak penggunaan sepeda motor
responden terhadap 5 pilihan yang telah disediakan (1 = pasti pilih sepeda motor, 2 =
kota, 5 = pasti pilih angkutan kota). Pada kolom “nilai skala numerik” merupakan
hasil transformasi nilai pada kolom rating yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya.
2. 1 1 1 1 c 0,9 2.1972
1 1,75 1 1 d 0,1 -2.1972
1 2 1 1 e 0,1 -2.1972
1 1 0 1 3.a 0,7 0.8473
3. 1 1 0,67 1 c 0,9 2.1972
1 1 0,33 1 d 0,9 2.1972
1 1 0,25 1 e 0,9 2.1972
1 1 1 0,83 4.a 0,9 2.1972
4. 1 1 1 1,25 b 0,9 2.1972
1 1 1 1,67 c 0,9 2.1972
Yang menjadi variable tidak bebas adalah nilai pada kolom nilai skala
numerik, dan yang menjadi variable bebas adalah nilai X1-X4. Kemudian dengan
bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.0 akan diperoleh
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara
dua variable atau lebih. Dalam hubungannya dengan regresi maka analisa korelasi
digunakan untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan nilai variabel
variabel bebas. Selain itu, uji korelasi ini juga berfungsi untuk mengetahui seberapa
besar hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Adapun
hasil uji korelasi terhadap persamaan linier fungsi selisih utilitas dan fungsi nisbah
Y X1 X2 X3 X4
Dimana:
Y = Utilitas Selisih
Y X1 X2 X3 X4
Dimana:
Y = Utilitas Selisih
a. Semua variabel bebas memiliki korelasi yang rendah dengan variable tidak
bebas.
b. Antar variable bebas memiliki korelasi yang rendah sehingga semua variable
masalah multikolineritas.
Persamaan fungsi selisih utilitas Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang
digunakan dalam model pemilihan moda pada studi ini adalah persamaan linier.
dimana :
dari persamaan tersebut, untuk kemudian dipilih satu persamaan yang merupakan
Dari beberapa fungsi persamaan utilitas selisih yang dihasilkan, maka fungsi
utilitas selisih yang terbaik adalah persamaan yang menghasilkan nilai R2 terbesar,
berikut :
a) Atribut biaya secara umum memiliki tanda positif (+) pada alternatif
persamaannya. Bila selisih biaya antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota
b) Atribut TIME memiliki tanda negatif (-) pada alternatif persamaannya. Bila selisih
waktu perjalanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota meningkat (waktu
perjalanan Sepeda Motor menjadi lebih lama dan Angkutan Kota menjadi lebih
Angkutan Kota akan meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-) pada
c) Atribut jarak secara umum memiliki tanda negatif (-) pada alternatif
persamaannya. Bila selisih jarak antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota
probabilitas Angkutan Kota akan meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-
d) Atribut Kenyamanan secara umum memiliki tanda positif (+) pada alternatif
persamaannya. Bila selisih kenyamanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota
probabilitas Angkutan Kota akan menurun. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-)
Persamaan fungsi nisbah utilitas Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang
digunakan dalam model pemilihan moda pada studi ini adalah persamaan linier.
dimana :
dari persamaan tersebut, untuk kemudian dipilih satu persamaan yang merupakan
fungsi nisbah utilitas terbaik. Alternatif persamaan yang dibentuk adalah sebagai
berikut :
Dari beberapa fungsi persamaan utilitas nisbah yang dihasilkan, maka fungsi
utilitas nisbah yang terbaik adalah persamaan yang menghasilkan nilai R2 terbesar,
nisbah biaya perjalanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota meningkat
(biaya sepeda motor naik dan biaya angkutan kota tetap/turun), maka utilitas
probabilitas Sepeda motor akan menurun dan probabilitas angkutan kota akan
nisbah waktu perjalanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota meningkat
(waktu perjalanan Sepeda Motor menjadi lebih lama dan Angkutan Kota menjadi
probabilitas Angkutan Kota akan meningkat.. Hal ini menunjukkan tanda negatif (
persamaannya. Bila nisbah jarak antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota
Angkutan Kota akan meningkat. Hal ini menunjukkan tanda negatif ( - ) pada
persamaannya. Bila Nisbah kenyamanan antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota
probabilitas Angkutan Kota akan menurun. Hal ini menunjukkan tanda negatif (-)
(dua) variabel yang kita asumsikan memiliki keterkaitan atau keterhubungan yang
kuat, apakah kuat atau tidak. Kalau hubungan variabel terikat y dengan variabel
terhadap perubahan variabel terikat yang tengah kita amati, yang secara manual
dapat ditentukan cukup dengan cara mengkuadratkan nilai r yang sudah kita
dapatkan dari formulasi diatas. Nilai r akan berkisar antara -1 sampai dengan +1 (-1
< r < +1), tergantung kekuatan hubungan linear kedua variabel. Dari variabel –
variabel yang telah diolah dengan program SPSS melalui analisis regresi linear maka
Selisih
Alternatif Persamaan R2
Dari hasil analisis diatas, model yang sesuai dengan uji determinasi adalah
model yang menghubungkan antara utilitas (Y) dengan varibel biaya (X1), variabel
waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4) memiliki nilai koefisien
yang mempunyai nilai Koefisien Determinasi atau R2 adalah sebesar 0,337 atau 33,7
%. Ini menunjukkan bahwa sebesar 33,7% variasi utilitas (Y) dengan varibel biaya
(X1), variabel waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4).
Alternatif Persamaan R2
Dari hasil analisis diatas, model yang sesuai dengan uji determinasi adalah
model yang menghubungkan antara utilitas (Y) dengan varibel biaya (X1), variabel
waktu (X2), variabel jarak (X3), variabel kenyamanan (X4) memiliki nilai koefisien
yang mempunyai nilai Koefisien Determinasi atau R2 adalah sebesar 0,290 atau 29%.
Ini menunjukkan bahwa sebesar 29 % variasi utilitas (Y) dengan varibel biaya (X1),
Uji Hipotesis secara Parsial (Uji T) digunakan untuk menguji pengaruh dari
Misalnya jika terdapat variabel independen sebanyak 4 variabel, yaitu X1, X2, X3,
dan X4 dan variabel dependennya adalah Y, maka untuk menguji secara parsial
atau menolak hipotesis dengan langkah membandingkan hasil t hitung dengan t tabel.
t=
( bk − Bo ) ………………………(15)
Dimana : Se ( bk )
k = 1, 2, 3,……, n
t = angka yang akan dicari
bk = koefisien regresi variabel bebas yang ke- k
Bo = hipotesis nol
Se (bk) = simpangan baku koefisien regresi (parameter) b yang ke- k (var bk)
n = jumlah variabel / koefisien regresi
Di sini juga ditampilkan nilai t dari masing- masing variabel, yang dapat
Hipotesis:
• Harga t hitung variabel X1, X2, X3, dan X4 > dari t tabel 0,1. Jadi Ho ditolak,
sebaliknya Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2,
• Harga t hitung variabel X1, X2, X3, dan X4 < dari t tabel 0,1. Jadi Hi ditolak,
sebaliknya Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2,
Uji Hipotesis secara Serempak (Uji F) digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Misalnya jika terdapat variabel
independen sebanyak 4 variabel (X1, X2, X3, X4) dan variabel dependennya adalah Y, maka
langkah mengujinya adalah menguji pengaruh dari variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap variabel
Y. Keputusan menerima atau menolak hipotesis dengan langkah membandingkan hasil F hitung
dengan F tabel.
=F
SSR / ( K − 1)
=
(
)
Σ Yi − Y / ( K − 1) ..……………………(15)
SSE / ( n − k ) ( )
Σ Yi − Y / ( N − K )
Dimana:
((
SSR Σ Yi − Y )) = jumlah kuadrat dari regresi,
(( ))
SSR Σ Yi − Y
= jumlah kuadrat dari kesalahan (error),
n = jumlah pengamatan,
• Harga F hitung variabel X1, X2, X3,dan X4 > dari t tabel 0,1. Jadi Ho ditolak, sebaliknya
Hi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2, X3 dan X4 secara
• HargaF hitung variabel X1, X2, X3, dan X4 < dari t tabel 0,1. Jadi Hi ditolak, sebaliknya
Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas X1, X2, X3,dan X4 secara
Dari 15 model persamaan yang dihasilkan dan diuji dengan menggunakan Uji-F maka
dapat dilihat dari tabel diatas semua persamaan dinyatakan lulus uji. Dari uji determinan, Uji-t,
Uji-F, maka model persamaan yang lulus ketiga pengujian tersebut adalah:
Dari 15 model persamaan yang dihasilkan dan diuji dengan menggunakan Uji-F maka
dapat dilihat dari tabel diatas semu persamaan dinyatakan lulus uji.Dari uji determinan, Uji-t,
Uji-F, maka model persamaan yang lulus ketiga pengujian tersebut adalah :
Model pemilihan moda Sepeda Motor dan Angkutan Kota merupakan model binomial
logit selisih dengan fungsi utilitas antara kedua moda tersebut dalam bentuk persamaan linier.
�������−��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
�+�������−��� �
Persamaan selisih utilitas antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang didapat dari
Model pemilihan moda Sepeda Motor dan Angkutan Kota merupakan model binomial
logit nisbah dengan fungsi utilitas antara kedua moda tersebut dalam bentuk persamaan linier.
�������/��� �
Probabilitas pemilihan Sepeda Motor: ��� =
�+�������/��� �
Persamaan nisbah utilitas antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota yang didapat dari
Dimana:
moda Sepeda Motor seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya secara gradual.
Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut berikut terhadap
c. Tentukan nilai utilitas dan probabilitas sesuai dengan perubahan yang dilakukan.
d. Gambarkan grafik hubungan antara probabilitas dan nilai atribut sesuai dengan kelompok
Untuk model binomial logit selisih menggunakan persamaan utilitas sebagai berikut:
Dimana:
diperlihatkan pada grafik IV.6, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
0,8
Pr (Sepeda Motor)
0,6
0,4
0,2
0
-6000 -4000 -2000 0 2000 4000 6000
Grafik IV.6 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Biaya perjalanan
semakin besar selisih perbedaan biaya (cost) akan semakin memperkecil probabilitas
• Dengan hanya memperhatikan perubahan selisih biaya, untuk kompetisi pemilihan moda
antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota dapat dilihat bahwa probabilitas memilih
Angkutan Kota akan lebih besar dari pada probabilitas memilih Sepeda Motor jika selisih
• Bila selisih biaya Sepeda Motor dan Angkutan Kota lebih kecil dari Rp.2.000,- maka
sebagaimana diperlihatkan pada grafik IV.7, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
-60 -40 -20 0 20 40 60
Grafik IV.7 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Waktu Tempuh
perjalanan
Motor.
• Dari grafik dapat dilihat bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari
probabilitas memilih angkutan kota bila selisih waktu perjalanan lebih kecil dari 40
menit.
diperlihatkan pada grafik IV.8, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
-6 -4 -2 0 2 4 6
Selisih jarak perjalanan (Sepeda Motor – Angkutan Kota)
Dalam Km
Grafik IV.8 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap jarak perjalanan
• Arah kemiringan garis negatif, menunjukkan bahwa semakin besar selisih jarak sepeda
motor dan angkutan kota, maka akan semakin memperkecil probabilitas pemilihan
sepeda motor.
probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari probabilitas memilih angkutan
diperlihatkan pada grafik IV.9, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1,2
1
Pr (Sepeda Motor)
0,8
0,6
0,4
0,2
0
-60 -40 -20 0 20 40 60
Selisih kenyamanan (Sepeda Motor – Angkutan Kota) Dalam %
Grafik IV.9 Grafik sensitivitas model binomial logit selisih terhadap Kenyamanan
• Arah kemiringan garis positif, menunjukkan bahwa semakin besar selisih kenyamanan
sepeda motor dan angkutan kota, maka akan semakin memperbesar probabilitas
bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari probabilitas memilih
Untuk model binomial logit nisbah menggunakan persamaan utilitas sebagai berikut:
Dimana:
0,5
0
0 0,5 1 1,5 2
Grafik IV.10 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Biaya
semakin besar nisbah biaya (cost) akan semakin memperkecil probabilitas memilih
sepeda motor.
probabilitas memilih angkutan kota bila nisbah biaya perjalanan berada pada rentang 1,5
sampai 2.
sebagaimana diperlihatkan pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
0,8
Pr (Sepeda Motor)
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6
Grafik IV.11 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap Waktu Tempuh
perjalanan
• Arah kemiringan garis (negatif), maka menunjukkan bahwa semakin besar nisbah waktu
perjalanan sepeda motor dengan angkutan kota, maka semakin memperkecil probabilitas
• Dari grafik dapat dilihat bahwa probabilitas memilih sepeda motor akan lebih besar dari
probabilitas memilih angkutan kota bila nisbah waktu perjalanan berada pada rentang 1
sampai 1,2
diperlihatkan pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
0,8
Pr (sepeda motor)
0,6
0,4
0,2
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Grafik IV.12 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap jarak
• Arah kemiringan garis negatif, menunjukkan bahwa semakin besar nisbah jarak sepeda
motor dan angkutan kota, maka akan semakin kecil probabilitas pemilihan sepeda motor.
diperlihatkan pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
0,76
Pr (Sepeda Motor)
0,74
0,72
0,7
0,68
0,66
0 0,5 1 1,5 2
Grafik IV.13 Grafik sensitivitas model binomial logit nisbah terhadap kenyamanan
• Arah kemiringan garis positif, menunjukkan bahwa semakin besar nisbah kenyamanan
sepeda motor dan angkutan kota,maka semakin besar probabilitas pemilihan sepeda
motor.
BAB V
V.1 Kesimpulan
1. Dari hasil survei diperoleh Banyak penguna Sepeda Motor sebesar 65% dan pengguna
2. Dari hasil pengamatan terhadap perilaku perjalanan diperoleh hasil karakteristik pengguna
a. Sepeda Motor
• Alasan utama pemilihan sepeda motor adalah karena pertimbangan kecepatan 88,46%
• Pengguna terbanyak moda Sepeda Motor paling banyak didominasi oleh tamatan SMA
(sederajat) yaitu sebesar 71,7%. kemudian diikuti dengan tamatan SLTP yaitu sebesar
11,5%
• Pendapatan yang terbesar antara Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 yaitu sebesar 46,1%
b. Angkutan Kota
• Alasan utama pemilihan angkutan kota adalah karena pertimbangan harga 40,4% diikuti
• Pengguna terbanyak moda Sepeda Motor paling banyak didominasi oleh tamatan SMA
(sederajat) yaitu sebesar 57,14%. kemudian diikuti dengan tamatan SLTP yaitu sebesar
38%
• Pendapatan yang terbesar antara kurang dari Rp. 1.500.000,- yaitu sebesar 66,7%
3. Model pemilihan moda antara Sepeda Motor dan Angkutan Kota dari rumah ke tempat kerja
adalah:
Dimana:
4. Dari kedua model diatas, Fungsi Utilitas model binomial logit selisih memiliki harga R2 =
0.337 atau 33,7 % dan Fungsi Utilitas model binomial logit Nisbah memiliki nilai harga R2 =
0.290 atau 29 %.
5. Hasil yang diperoleh dari analisa sensitivitas bahwa baik fungsi utilitas model binomial logit
selisih dan fungsi utilitas model binomial logit nisbah, bahwa dari empat artibut yang
6. Atribut cost, time dan jarak memperlihatkan arah kemiringan garis yang negative. Yang
artinya jika selisih ataupun nisbah masing masing atribut semakin besar, maka probabilitas
pemilihan Moda transportasi Sepeda Motor akan semakin Kecil. Demikian sebaliknya, jika
selisih ataupun nisbah masing masing atribut semakin kecil, maka probabilitas pemilihan
artinya jita selisih ataupun nisbah atribut pelayanan semakin besar, maka probabilitas
1. Atribut yang menjadi tolak ukur analisa pemilihan moda pada tugas akhir ini belum
kelurahan mabar. Hal ini terlihat masih rendahnya nilai R2 dari persamaan yang
dihasilkan. Untuk itu perlu atribut yang lebih beragam yang dapat lebih menggambarkan
2. Analisa pemilihan moda yang diamati dalam penelitian ini merupakan analisis
pergerakan yang berprofesi sebagai buruh untuk perjalanan dari rumah ke tempat kerja.
Amirin, Tatang M. 2011. “Populasi dan sampel penelitian 4: Ukuran sampel rumus Slovin.”
______Tatangmanguny.wordpress.com.)
______Katolik Soegijapranata
Lestari, Wiji. 2007. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap Pemilihan Moda
Miro,Fidel.2005,”Perencanaan Transportasi”.Erlangga,Jakarta.
Ortuzar, J. D. and willumsen, L. G. 2001. Modeling Transport. John Wiley & Sons Ltd.
______England
Soetyono, Karnawan J. 2008. Model Pemilihan Moda Antara Angkutan Umum Dan Sepeda
______Motor Untuk Maksud Kerja. Jurnal Wahana Teknik Sipil Vol.13 No.2, Semarang,
______Agustus 2008.
Subiyanto, Ibnu .1993. Metode Penelitian. Bagian Penerbitan Sekolah Tingggi Ilmu Ekonomi
______YKPN. Yogyakarta
Sugiyanto, G., Munawar, A., Malkhamah, S., Sutomo, H. 2010. Model Pemilihan Moda
______Antara Sepeda Motor Dan Bus Transjogja Akibat Penerapan Biaya Kemacetan.
DAFTAR LAMPIRAN
FORMAT KUISIONER
1. Lokasi survey:
2. Tanggal
c. Sore ( 15.00-17.00)
1. Data Reponden
- Nama :...........................
- Pendidikan terakhir :
a. SD d. AKADEMI
b. SLTP e. DIPLOMA
c. SLTA f. SARJANA
- Status :
b. Sepeda motor
4. Jarak perjalanan dari rumah ke tempat kerja dengan menggunakan angkutan kota
(angkot)?
a. ±2 km c.± 3 km
b. ±4 km d. ±5 km
5. Jarak perjalanan dari rumah ke tempat kerja dengan menggunakan sepeda motor ?
a. ±2 km c.± 3 km
b. ±4 km d. ±5 km
1. Berapa lama waktu yang anda butuhkan dari rumah ke tempat kerja dengan
2. Berapa lama waktu yang anda butuhkan dari rumah ke tempat kerja dengan
3. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk sampai ke tempat kerja jika menggunakan
sepeda motor?
4. Berapa biaya yang saudara butuhkan untuk sampai ke tempat kerja jika menggunakan
angkutan kota?
6. Pendapatan/penghasilan perbulan?
e. >Rp. 3.000.00
± 3 KM ±3 KM
± 2KM ±3 KM
± 1 KM ±3 KM
±1 KM ±4 KM
2. 1 1 1 1 c 0,9 2.1972
1 1,75 1 1 d 0,1 -2.1972
1 2 1 1 e 0,1 -2.1972
1 1 0 1 3.a 0,7 0.8473
3. 1 1 0,67 1 c 0,9 2.1972
1 1 0,33 1 d 0,9 2.1972
1 1 0,25 1 e 0,9 2.1972
1 1 1 0,83 4.a 0,9 2.1972
4. 1 1 1 1,25 b 0,9 2.1972
1 1 1 1,67 c 0,9 2.1972
USM - AK = a + b1 x1
USM - AK = a + b2 x2
USM - AK = a + b3 x3
USM - AK = a + b4 x4
USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2
USM - AK = a + b1 x1 + b3 x3
USM - AK = a + b1 x1 + b4 x4
USM - AK = a + b2 x2 + b3 x3
USM - AK = a + b2 x2 + b4 x4
USM - AK = a + b3 x3 + b4 x4
USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b3 x3
USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b4 x4
USM - AK = a + b1 x1 + b3 x3 + + b4 x4
USM - AK = a + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4
USM - AK = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4
USM /AK = a + b1 x1
USM /AK = a + b2 x2
USM /AK = a + b3 x3
USM /AK = a + b4 x4
USM /AK = a + b1 x1 + b2 x2
USM /AK = a + b1 x1 + b3 x3
USM /AK = a + b1 x1 + b4 x4
USM /AK = a + b2 x2 + b3 x3
USM /AK = a + b2 x2 + b4 x4
USM - AK = a + b3 x3 + b4 x4
USM / AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b3 x3
USM / AK = a + b1 x1 + b2 x2 + + b4 x4
USM /AK = a + b1 x1 + b3 x3 + + b4 x4
USM /AK = a + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4
USM /AK = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4
Proses wawancara di rumah warga di Kelurahan Mabar