Anda di halaman 1dari 10

Teks Ulasan

Teks ulasan adalah suatu teks yang berisi ulasan, tanggapan, pemaparan, dan penilaian atau
review seseorang terhadap suatu karya.

Ciri- Ciri Teks Ulasan


Teks ulasan memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
1. Memiliki struktur yang terdiri atas empa t ( 4 ) , yaitu : Orientasi, tafsiran, evaluasi dan
rangkuman .
2. Berisi informasi yang menonjol terhadap unsur – unsur karya yang sedang diulas
berdasarkan pandangan atau opini dari penulis terhada p suatu karya .
3. Memberikan sebuah opini berdasarkan fakta yang ada pada karya tersebut .
4. Nama lain/biasa dikenal atau disebut dengan istilah yaitu resensi .
5. Memakai kata hubung atau kon jungsi penerang, seperti yaitu , yakni , dan jika.
6. Memakai kata kon jungsi temporal , sepe rti selanjutnya, sejak , semenjak , dan pada
akhirnya.
7. Memakai kata kon jungsi pemicu , seperti karena dan sebab

Tujuan Teks Ulasan


1. Memberikan informasi terkait kelayakan suatu karya.
2. Membantu pembaca untuk mengetahui suatu karya.
3. Menunjukkan pandangan atau penilaian terhadap suatu karya.

Jenis- Jenis Teks Ulasan


1. Teks Ulasan Informatif
Ulasan ini tidak menyampaikan seluruh isi suatu karya , melainkan hanya menjelaskan bagian –
bagian terpenting saja dan menekankan keunggulan dan kekurangan dari karya yang tengah
diulas .
2. Teks Ulasan Kritis
Teks ulasan jenis ini pada umumnya dilakukan pada karya fiksi guna mendapat gambaran yang
jelas tentang manfaat, informasi, dan kekuatan argumentatiif yang disalurkan penulis di dalam
suatu karya.
3. Teks Ulasan Deskriptif
Ulasan ini dibuat dengan sangat objektif dan kritis, bukan hanya pandangan pembuat ulasan.
Jenis ini lebih terperinci terhadap suatu karya dengan mengacu pada metode pendekatan ilmu
pengetahuan tertentu.
Struktur Teks Ulasan
1. Identitas Karya 4. Tafsiran
2. Orientasi 5. Evaluasi dan Rangkuman
3. Sinopsis

1. Identitas Karya
Identitas Karya mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, dsb. Identitas karya juga
tergantung karya yang diulas, jika film yang diulas maka nama sutrada juga biasanya
dicantumkan. Selain itu juga memuat tanggal tayang film tersebut.
2. Orientasi
Orientasi merupakan pengenalan umum dari karya yang akan diulas terhadap karya film, buku,
karya seni, karya sastra, dll. Bagian ini akan menjelaskan mengenai bagaimana keadaaan karya
yang akan diluas.
3. Sinopsis
Sinopsis berupa ringkasan yang menggambarkan pemahaman penulis terhadap isi suatu karya
tersebut.
4. Tafsiran
Tafsiran menjelaskan detail mengenai sebuah karya yang diulas. Biasanya membahas bagian-
bagian suatu karya, keunikan, keunggulan, kualitas, dan lain sebagainya.
5. Evaluasi Dan Rangkuman
Evaluasi dan Rangkumanmerupakan pemaparan kelebihan dan kekurangan dari karya.
Interpretasi karya terhadap manfaat atau amanat yang bisa disimpulkan dalam sebuah karya
sastra tersebut.

Kaidah Kebahasaan
1. Konjungsi Penerang
Seperti bahwa, yakni, yaitu.
Contoh :
“Hasan merasa bahwa semua itu terjadi karena perbuatan Anwar. Ia menaruh dendam kepada
Anwar dan berniat membunuhnya.”
2. Konjungsi Temporal
Seperti sejak, semenjak, kemudian, akhirnya.
Contoh :
“Sejak saat itulah, pemahaman Hasan tentang agama mulai berubah. Ia mulai meragukan
keberadaan Tuhan."
3. Konjungsi Penyebab
Seperti karena, sebab.
Contoh: “Akan tetapi, karena Rusli juga pandai bicara, kemudian dialah yang berbalik
memengaruhi Hasan.”
4. Pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir
teks
Seperti jangan, hendaknya, harus.
Contoh: "Jangan sampai salah pergaulan hingga pada akhirnya kita malah tersesat. Bahkan,
sampai mengingkari ajaran agama."

Contoh
1.Menggunakan konjungsi penerang : merupakan, adalah.
 Film Dilan 1990 merupakan film yang sukses menjadi film Indonesia kedua terlaris
sepanjang masa.
 Bagaimana tidak aneh, di awal perkenalan saja yang pertama yang diucap Dilan adalah
ramalan pertemuan mereka kelak di kantin sekolah.
 Katanya, dunia SMA adalah dunia paling indah.
2. Menggunakan konjungsi temporal : sejak, kemudian, akhirnya.
 Dalam data terbaru yang dikeluarkan, Sabtu (10/2), selama kurun dua minggu lebih sejak
tayang perdana pada 25 Januari 2018, Dilan 1990 telah membuat baper 4.722.000
penonton.
 Perkenalan yang tidak biasa kemudian membawa Milea mulai mengenal keunikan Dilan
lebih jauh.
 Milea yang mulai penasaran akhirnya jatuh cinta dengan pria yang awalnya ia anggap
aneh.
3. Menggunakan konjungsi penyebab : karena.
 Meski diakui sutradara ada beberapa adegan yang dipotong karena keterbatasan durasi,
benang merah cerita tetap dapat diwujudkan.
4.Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi : hendaknya.
 Secara keseluruhan, film ini setidaknya terasa tepat untuk menjadi hiburan bagi para
remaja dan hendaknya masih dapat dinikmati untuk sekadar bernostalgia.
Unsur Kebahasaan
1. Kata Sifat
Mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Contohnya, Perampok ganas itu
tak mengenal belas kasihan, guru yang malas masuki, tidak terampil dalam mengajar, harus
cekatan, tekun.
2. Kata Benda (Nomina)
Menyatakan nama dari seseoraang, tempat, suatu benda, dan segala yang dibendakan. Dalam
bahasa Indonesia, tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak, misalnya rumah adalah nomina
karena tidak mungkin dikatakan tidak rumah, biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek
dari klausa. Contohnya, kursi, siswa, dan kehidupan.
3. Kata Kerja
Menurut KBBI kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan; kata kerja.
contohnya Pencuri itu lari, ia pun harus mampu berinteraksi dan memberikan inspirasi bagi
pendidik.
4. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks merupakan kalimat yang terdiri dari klausa utama (induk kalimat) dan klausa
bawahan (anak kalimat/ subordinatif). Dalam struktur kalimat, klausa utama dapat berdiri sendiri
sedangkan klausa subordinatif tidak dapat berdiri sendiri. Klausa subordinatif ini selalu
bergantung pada klausa utama (induk kalimat). Fungsi anak kalimat sebagai pelengkap kalimat,
sehingga saling berhubungan. Fungsi klausa subordinatif yaitu dipakai sebagai pelengkap objek,
subjek, dan fungsi keterangan.

5. Metafora
Merupakan salah satu gaya bahasa. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua
hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat, seperti bunga bangsa, buah hati. Metafora
sebagai pembanding sesuatu secara langsung terhadap penggantinya tanpa menggunakan kata
pembanding. Metafora ini melainkan sebuah kiasan. Adapun contohnya hati yang lembut dalam
artian baik hati, tangan panjang, tikus kantor, dll.

Kalimat Kompleks Setara


- Kalimat kompleks yang memiliki hubungan antar dua klausa bersifat setara/ sejajar (kalimat
majemuk koordinatif).
- Dihubungkan dengan konjungsi yang menyatukan hubungan berikut :
1. Penggabungan : serta, dan, lagi, lagipula.
2. Pemilihan : atau.
3. Pertentangan/ berlawan : sedangkan, tetapi, melainkan.
4. Penguatan : bahkan, juga, apalagi.
5. Sejalan : seperti, lalu, ketika.
6. Berurutan
Contoh Kalimat :
Pertentangan
Indra badannya kurus kering sedangkan keluarganya bertubuh tambun.
Penggabungan
Rani rajin menyiram tanamanan serta membersihkan rumah
Pemilihan
Galih menjadi bingung harus pergi bersama Neta atau Sari.
Penguatan
Andi rajin bekerja bahkan sebagai tulang punggung keluarganya
Berurutan
Ali akan belanja sayur dahulu sebelum pulang ke rumah.

Kalimat Kompleks Bertingkat


Kalimat kompleks bertingkat merupakan kalimat yang memiliki anak kalimat (kalimat yang
bergantung pada kalimat lain) dan induk kalimat/ subordinatif (kalimat yang tidak bergantung
pada kalimat manapun).
Dihubungkan dengan konjungsi yang menyatukan hubungan berikut :
1. Waktu (temporal) : Ketika, waktu, sesudah, setelah sebelum, sementara, sewaktu, sejak,
semenjak, seketika.
2. Tujuan : biar, untuk, supaya, agar.
3. Syarat (kondisional) : apabila, asal, asalkan, jika, jikalau, bilamana.
4. Perlawanan (konsesif): maupun, meskipun, bagaimanpun, walaupun, kalaupun,
kendatipun, andaipun, Adapun, ataupun, biarpun, sungguhpun, sekalipun.
5. Sebab akibat : karena, sehingga, sebab, oleh.
6. Perbandingan : seperti ibarat, dari pada, bagaikan, seperti, laksana.
7. Sangkalan : seperti seakan-akan, seolah-olah.
8. Penyebab : sebab, karena, oleh karena.
9. Akibat : seperti sampai-sampai, maka, sehingga.
10. Hubungan cara : "dengan“.
11. Hubungan hasil : “makanya”.
12. Hubungan penjelas : "bahwa".
13. Hubungan kenyataan : padahal dan sedangkan.
14. Hubungan atribut : “yang”.
Contoh :
Waktu :
Amanda pergi ke Toko baju, ketika Alya berkunjung kerumahnya.
Tujuan :
Supaya menjadi juara 1, Andi selalu belajar dan mengerjakan PR.
Syarat :
Aku pasti bermain ke rumahmu apabila aku punya waktu luang.
Perlawanan :
Usahanya memang sudah gagal, meskipun ia sudah bekerja sekeras mungkin.
Sebab akibat :
Rudi menderita penyakit jantung karena dia suka menghisap rokok.
1. Kalimat Majemuk Setara
 Ia juga memiliki hati yang lembut, suka menolong tanpa banyak bicara, sering memberi
kejutan, idenya selalu nyeleneh.
 Dia memiliki otak yang cerdas dan selalu ingin tahu.
 Dia ditertawakan oleh abang-abangnya, tetapi Arai tetap membelanya.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
 Pada bab pertama buku ini, Andrea menceritakan bahwa dirinya (dalam novel ini
digambarkan sebagai Ikal) dan kedua temannya, Arai dan Jimbron adalah tiga remaja
yang nakal.
 Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban.
 Novel yang disajikan dengan bahasa yang cantik ini mampu menyihir pembaca sehingga
pembaca bisa ikut merasakan kebahagiaan, semangat keputusasaan, dan kesedihan.
MENULIS TEKS ULASAN
1. Mencatat identitas buku atau karya yang akan diulas.
2. Mencatat hal hal menarik atau penting dari isi buku.
3. Menelaah kelebihan dan kelemahan isi buku.
4. Merumuskan kesimpulan tentang isi dan kesan-kesan buku itu secara keseluruhan.
5. Membuat saran-saran untuk pembaca.
6. Penuangan catatan ke dalam teks ulasan lengkap.
7. Catatan catatan itu dapat kamu jelaskan kembali dengan memperhatikan struktur teks
ulasan yang telah dipahami sebelumnya.
DRAMA
Drama Berdasarkan Bentuknya
 DIALOG (tidak sendirian, memiliki pemeran figuran dan pembantu)
 MONOLOG (hanya sendirian, dapat memerankan beberapa peran dalam drama)

Drama
Drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama
menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia, melalui peran dan dialog
yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus
ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa yang nantinya dapat
dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama ini memerlukan kualitas komunikasi,
situasi, dan aksi. Kualitas tersebut dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat
disajikan secara utuh pada sebuah pementasan drama.

Drama Berdasarkan Keberadaan Naskah Drama


 Drama Tradisional  Drama Modern

Drama Modern
Drama yang mencoba memasukan unsur teknologi dan hal baru pada proses pertunjukkan.
Drama modern ceritanya selalu berkembang dan tidak selalu merujuk pada cerita tertentu.
Sebuah jenis drama yang menggunakan naskah dimana drama ini bertolak dari hasil sastra yang
tersusun untuk pementasan.
 Konvensional atau sandiwara ialah sebuah drama yang bertolak dari para pelaku atau
tokoh drama yang disajikan secara konvensional.
 Kontemporer atau teater mutakhir adalah sebuah drama yang mendobrak konvensi lama
& penuh dengan pembaharuan, penyajian baru, gagasan baru, ide-ide yang baru, juga
penggabungan konsep barat dan timur.

Unsur drama modern


1. Tokoh 4. Dekorasi
2. Plot/ Alur 5. Setting/ Latar
3. Isi Drama

Drama Tradisional
Jenis drama yang tidak menggunakan naskah drama dan drama ini bersumber dari tradisi suatu
masyarakat yang sifatnya improvisatoris dan spontan.
 Drama wayang seperti wayang golek, wayang kulit, wayang orang dan lain sebagainya.
 Drama rakyat seperti ketoprak dan randai.
 Drama tutur yang diucapkan dan belum diperankan seperti dalang jemblung dan
kentrung.
 Drama bangsawan yang dipengaruhi oleh konsep teater barat dan ditunjang juga dengan
pengaruh tradisi melayu & timur tengah seperti contoh komedi stambul dan bangsawan.

1. LUDRUK DAN KETOPRAK (Pementasan ini berasal dari Jawa, pemenrasannya hampir
sama, tetapi ludruk berasal dari Jawa Timur, sedangkan ketoprak dari Jawa tengah dan
Yogyakarta.)
2. WAYANG (Pementasan cerita dengan media wayang, terdapat juga jenis wayang orang,
wayang potehi yang membawakan cerita kebudayaan cina.)
3. DRAMA GONG (Pementasan drama dari Bali)
4. LONGSER (Pementasan drama dari Jawa Barat)
5. MAKYONG (Pementasan drama dari Melayu)
6. MAMANDA (Pementasan drama dari Kalimantan)

Unsur Drama Tradisional


1. Cerita Gesture Tubuh 4. Suara
2. Gerak 5. Bunyi
3. Rupa (makeup karakter)

Jenis- Jenis Drama


1. Melodrama
Drama yang menggambarkan peristiwa yang mengandung kesedihan, baik yang berakhir tragis
maupun bahagia. Jenis drama ini menceritakan tokoh yang kasar, jahat, dan baik yang kadang
tak realistis dan sulit diterima secara psikologis. Biasanya, saat dipentaskan, melodrama diiringi
musik atau melodi.
2. Heroik
Drama yang menggambarkan tema percintaan atau keberanian dengan cara berlebihan. Heroik
cenderung absurd. Drama yang membuat penontonnya gembira dan menimbulkan senyum dan
gelak tawa. Ide cerita komedi bersumber dari kehidupan masyarakat dan seringkali berakhir
dengan kebahagiaan.
3. Farce
Drama yang penuh dengan lelucon. Tingkah laku dari tokohnya menimbulkan tawa, sementara
yang sering dijadikan objek adalah orang-orang yang linglung.
4. Opera
Drama yang berisi nyanyian dan musik pada sebagian besar penampilannya. Nyanyian
digunakan sebagai dialog. Opera dibedakan menjadi tiga, opera seria (sedih), opera buffo (cerita
lucu) dan opera komik (lelucon, tak dinyanyikan).
5. Sendratari
Gabungan antara seni drama dan seni tari. Rangkaian peristiwa diwujudkan dalam bentuk tari
yang diiringi musik, tak ada dialog dan kadang dibantu narasi singkat.
6. Tablo
Drama yang mengutamakan gerak. Pemainnya tak mengucap dialog tapi hanya melakukan
gerakan, sehingga jalan cerita bisa diketahui melalui gerakan.

Drama Berdasarkan Penyajian Tokoh


 Tragedi (Penuh dengan kesedihan)
 Komedi (Penuh dengan hal- hal lucu)
 Tragekomedi (Sebuah perpaduan antara komedi dan tragedy)
 Melodrama (Dialog yang diucapkan diiringi melodi atau music)
 Opera (Drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan music)
 Farce (Menyerupai dagelan, namun tidak sepenuhnya berupa dagelan)
 Tablo (Drama yang mengedepankan unsur gerak dimana para pemainnya tidak mengucap
dialog sama sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu)
 Sendratari (Gabungan antar seni drama dengan seni tari)

Drama Berdasarkan Sarana Pentas


 Drama Panggung, dimainkan oleh aktor di atas panggung.
 Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba, namun hanya
dapat didengarkan.
 Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak dapat diraba langsung.
 Drama film, memanfaatkan sebuah layer lebar dan dapat dipertontokan di bioskop.
 Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.
 Drama boneka, di mana para tokoh dalam sebuah itu digambarkan melalui penggunaan
sarana boneka yang dimainkan oleh beberapa orang sebagai pemain dalam drama.

Unsur- Unsur Drama


Drama memiliki dua jenis unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
 Tema, yaitu gagasan utama atau ide pokok yang terdapat dalam cerita drama.
 Tokoh adalah lakon atau pelaku yang menjadi bagian dalam cerita.
Penokohan adalah watak yang dimiliki oleh tokoh.
Berdasarkan perannya, tokoh dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan.
b. Tokoh pembantu adalah tokoh yang dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki
kaitan dengan tokoh utama.
Berdasarkan sifatnya, tokoh ada tiga jenis, yaitu :
a. Tokoh antagonis adalah tokoh yang bersifat jahat.
b. Tokoh protagonis adalah tokoh yang bersifat baik.
c. Tokoh tritagonis adalah tokoh yang netral dalam suatu karya.
 Latar adalah sebuah keadaan yang dibuat untuk mendukung cerita drama.
Dalam teks drama, latar dapat diketahui dari perpindahan babak, penyebutan nama tempat,
lokasi, maupun suasana. Sedangkan dalam drama pementasan, latar dapat diketahui dari
perubahan tata panggung, kostum, tata lampu atau pencahayaan.
 Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita.
Alur drama mencakup bagian-bagian 1) pengenalan cerita; 2) konflik awal; 3) pengembangan
konflik; dan 4) penyelesaian.
 Dialog
Terdapat tiga elemen yang harus ada dalam dialog:
1) Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran dalam cerita.
2) Wawancara adalah dialog atau percakapan yang harus diucapkan tokoh.
3) Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh
tokoh. Biasanya Kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).
 Konflik adalah pertentangan atau masalah dalam drama. Konflik ada dua jenis yaitu
konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara
tokoh dengan dirinya sendiri, sedangkan konflik eksternal adalah konflik yang terjadi
antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya.
 Amanat dalam teks drama adalah pesan yang disampaikan kepada pembaca atau
penonton. Amanat dapat diketahui setelah Anda membaca atau menonton drama.
Unsur Ekstrinsik Drama
 Latar belakang pengarang.
 Nilai agama dan kepercayaan.
 Kondisi politik negara.
 Psikologis pengarang.
 Situasi sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai