Anda di halaman 1dari 3

F6.

UPAYA PENGOBATAN DASAR


TUBERCULOSIS PARU
Sabtu, 2 Oktober 2021

LATAR BELAKANG
Tuberculosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi
perhatian dunia hingga saat ini. Diperkirakan 1/3 dari penduduk dunia tanpa
diketahui terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis dan sekitar 95% pasien TB paru
berada di Negara berkembang, dimana 75% nya adalah usia produktif. TB paru
biasanya mengenai usia dewasa muda yaitu umur 15-44 tahun. Dari data
diketahui bahwa diperkirakan kasus TB baru di Indonesia sebanyak 647 per
100.0000 (diperkirakan terdapat 1.600.000 dengan TB di Indonesia). Hal ini yang
mendasari penulis mengambil topik mengenai TB paru. Kejadian TB paru yang
merupakan sumber penularan utama berkaitan erat dengan kasus TB anak.
Sehingga seorang dewasa dengan TBC paru yang tidak diobati tuntas akan menjadi
sumber penularan bagi anak-anak dan bagi orang dewasa lainnya.

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Tn. MN datang dengan keluhan batuk berdahak. Pasien datang dengan keluhan batuk, batuk
dirasakan sudah sejak 1 bulan terakhir, batuk disertai dengan dahak, dahak berwarna putih
kental. Batuk memberat saat malam hari, keluhan lain : keringat malam (+), penurunan berat
badan (-)
Riwayat Penyakit Sekarang : Batuk berdahak yang susah keluar sejak 1 bulan lalu. Batuk
berdahak disertai dengan keringat dingin pada malam hari, tidak ada penurunan nafsu makan
dan penurunan berat badan.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat sakit TB (-)
Riwayat Penyakit Keluarga : tidak ada keluarga yang mengeluh keluhan serupa
Riwayat Penggunaan obat : tidak ada
Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien adalah seorang petani. Pasien tinggal bersama istri dan
anaknya. Di lingkungannya tidak ada orang dewasa yang sakit batuk lama.
Riwayat Lingkungan : Lingkungan sekitar rumah di desa

Vital Sign
TD : 120/80
RR : 20x/menit
HR : 74x/menit
T : 36.6C

Pemeriksaan Fisik

- Kepala
mata : konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
Telinga : secret (-/-), masa (-/-)
Hidung : secret (-/-), masa (-/-)
Mulut : papil atrofi (-)
Tenggorokan : hiperemis (-)
- Leher : PKGB (-/-)
- Cor : BJ I/II Reg
- Pulmo : SDV (+/+), wheezing (-/-), Rhonki (+/+)
- Abdomen : Peristaltik (+), Timpani (+), Nyeri Tekan (-)
- Ekstremitas : Akral Dingin (-)
Diagnosis kerja pada pasien ini yaitu Suspek TB Paru.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah edukasi dan konseling mengenai
penyakitnya, dan pencegahan penularan.

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


TB paru bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Terdapat banyak kasus TB
pada dewasa baik pulmonar maupun ekstrapulmonar. TB paru dapat menimbulkan
komplikasi yang mengancam jiwa , ini juga menjadi salah satu alasan mengapa TBC
paru sebaiknya harus dicegah.
Intervensi medikamentosa dan non medikamentosa diperlukan bagi pasien TB paru
dalam kasus ini. Intervensi tersebut merupakan tatalaksana kuratif sekaligus preventif untuk
mencegah timbulnya komplikasi dan penularan pada kasus ini.

PENATALAKSANAAN
Setelah terdiagnosis dengan pasien memerlukan tatalaksana untuk mengontrol
penyakitnya tersebut. Untuk mendapatkan tatalaksana diperlukan pemeriksaan penunjang
terlebih dahulu yaitu pemeriksaan BTA. Tatalaksana nonfarmakologi yang dapat diberikan
terhadap pasien diantaranya beruba edukasi mengenai penyakitnya, yaitu pasien harus rutin
minum OAT, menutup mulut menggunakan tangan apabila batuk kemudian mencuci tangan
kembali, usahakan menggunakan masker apabila terdapat anak kecil didalam rumah,
membuat ventilasi dan sirkulasi didalam rumah dalam keadaan baik, apabila ada gejala
setelah pengobatan dalam kembali ke fasilitas kesehatan.

MONITORING DAN EVALUASI


Untuk memonitoring dan mengevaluasi, pasien diminta untuk kembali mengontrolkan
secara rutin ke fasilitas kesehatan agar rutin minum obat. Hal ini diperlukan supaya pasien
tidak putus obat kembali sehingga salah satu tujuan pengobatan dapat tercapai yaitu untuk
mencegah terjadinya penularan.

Anda mungkin juga menyukai