Anda di halaman 1dari 12

PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI ATAS (TOP SLAB)

UNDERPASS BULAK KAPAL

SALMA FAIHA NUR DEVI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI SAPTA TARUNA


veyhadv@gmail.com

Abstract

To reduce congestion in the Bekasi, the government built an underpass at Bulak Kapal. With
the underpass, the congestion node in Margahayu sub-district, Bekasi will be reduced
because the construction of the underpass will increase the capacity of the existing Bulak
Kapal intersection from 4 lanes to 6 lanes and eliminate the intersection of Bulak Kapal
between Jalan Ir. Juanda with Jalan Joyo Martono-Jalan Pahlawan.
The purpose of this paper is for the author to gain knowledge about the implementation of
the work on the top slab underpass, gain experience regarding work in the field, and know
how to solve problems that occur in the field.
In this journal, the research method that the author uses is direct observation, collecting
data from contractors, and interviewing workers in the field. Based on this research, the
implementation of the top slab underpass Bulak Kapal work has been running according to
the plans made by the planning consultant.

Keywords: Underpass, Top Slab, Repetition.

Abstrak

Untuk mengurangi kemacetan di kota Bekasi, maka pemerintah membangun underpass di


Bulak Kapal. Dengan adanya underpass, simpul kemacetan yang ada di wilayah kelurahan
Margahayu, Bekasi akan berkurang karena pembangunan underpass tersebut akan
menambah kapasitas jalan existing simpang Bulak Kapal dari semula 4 lajur menjadi 6 lajur
serta menghilangkan persimpangan sebidang Bulak Kapal antara Jalan Ir. Juanda dengan
Jalan Joyo Martono-Jalan Pahlawan.
Tujuan dari penulisan ini ialah agar penulis mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai
pelaksanaan pekerjaan pelat lantai atas (top slab) underpass, mendapatkan pengalaman
mengenai pekerjaan di lapangan, dan mengetahui cara menyelesaikan masalah yang terjadi
di lapangan.
Dalam karya tulis ilmiah ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah melakukan
pengamatan secara langsung, mengumpulkan data-data dari kontraktor, serta mewawancari

1|Halaman
pekerja yang ada di lapangan. Berdasarkan penelitian tersebut, pelaksanaan pekerjaan top
slab underpass Bulak Kapal sudah berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
oleh konsultan perencana.

Kata Kunci: Underpass, Pelat Lantai Atas, Penulangan.

1. PENDAHULUAN
Untuk mengurangi kemacetan kota Bekasi, pemerintah membangun underpass
Bulak Kapal. Keberadaan underpass ini dinantikan masyarakat karena akan
mengurangi simpul kemacetan di wilayah Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur.
Persimpangan ini merupakan titik temu arus kendaraan dari Kabupaten Bekasi-
Kota Bekasi (Jalan Ir. Juanda), pintu masuk Tol Bekasi Timur (Jalan Joyo Martono),
Perumnas 3 (Jalan Pahlawan), dan Tambun atau Jalur Pantura (Jalan Diponegoro).
Pembangunan underpass tersebut akan menambah kapasitas jalan existing
simpang Bulak Kapal dari semula 4 lajur menjadi 6 lajur serta menghilangkan
persimpangan sebidang Bulak Kapal antara Jalan Ir. Juanda dengan Jalan Joyo
Martono-Jalan Pahlawan. Dengan hilangnya persimpangan sebidang tersebut,
diharapkan arus lalu lintas yang dari arah Bekasi maupun Tambun tidak
mengalami hambatan atau kemacetan di simpang Bulak Kapal. Begitu juga arus
lalu lintas dari arah Jalan Joyo Martono dan Jalan Pahlawan, diharapkan tidak
mengalami hambatan atau tundaan akibat lalu lintas dari Bekasi atau Tambun.

Gambar 1. Layout Underpass Bulak Kapal


Sumber: https://maps.google.com

2|Halaman
Underpass adalah jalan melintang di bawah jalan lain atau persilangan tidak
sebidang dengan membuat terowongan di bawah muka tanah dan di atas
terowongan tersebut juga bisa dilalui oleh kendaraan lalu lintas. Agar tidak terjadi
keruntuhan atau longsor pada terowongan tersebut yang diakibatkan oleh
kendaraan yang melintas di atasnya, maka perlu dibuat sebuah slab yang terbuat
dari beton bertulang, konstruksi ini biasa disebut dengan top slab.
Slab merupakan suatu plat yang memliki fungsi untuk menyalurkan beban mati
maupun beban hidup ke struktur pendukung. Pada banyak pekerjaan konstruksi,
penggunaan slab wajib dipakai untuk memperkuat struktur jembatan yang ada.
Slab atau plat ini merupaksan salah satu unsur penting dalam pembangunan
jembatan baik jembatan antara sungai dan laut, jembatan underpass maupun
overpass. Slab memiliki fungsi untuk memisahkan antara ruang bawah dan juga
ruang atas pada konstruksi jembatan yang sedang dibangun. Salah satu fungsinya
ialah untuk menambah kekakuan dari bangunan tersebut dan juga dapat meredam
kebisingan pada ruang atas maupun bawah.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Underpass
Underpass adalah infrastruktur yang dibangun untuk memeberikan solusi
pada kemacetan jalan yang terjadi disebuah simpang jalan. Panjang
underpass biasanya kurang dari 0,1 mil.

2.2 Pengertian Plat Lantai


Pelat lantai merupakan salah satu struktur bangunan dengan bidang yang
terbilang tipis. Plat lantai yang bertumpu pada kolom dibantu oleh balok-balok
bangunan. Plat lantai harus dibuat dengan kaku, rata, dan lurus. Plat adalah
salah satu elemen struktur yang mampu menahan beban dimana bebannya
nanti akan disalurkan ke struktur rangka vertikal seperti kolom.

2.3 Fungsi Plat Lantai


Dibawah ini adalah beberapa fungsi dari plat lantai yaitu:
1. Pembatas antara lantai atas dan lantai bawah.
2. Tempat menginjak penghuni untuk di lantai atas.
3. Peredam suara dari lantai atas maupun lantai bawah.
4. Sebagai pengkaku konstruksi pada bidang horizontal.

3|Halaman
3. METODE PENELITIAN
Dalam penyusunan laporan ini jenis data yang digunakan penulis adalah data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh penulis secara
langsung berdasarkan hasil pengamatan atau wawancara.
Data sekunder adalah data-data mengenai proyek yang dikumpulkan dari pihak
kontraktor, seperti: gambar kerja, struktur organisasi proyek, serta data-data lain
yang berkaitan dengan penyusunan laporan.
Dalam memperoleh data dan informasi yang lengkap dan teperinci tentang proyek
pembangunan underpass Bulak Kapal, ini maka penulis mengadakan teknik –
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
 Metode Observasi di lapangan
Dilakukan dengan melihat secara langsung pekerjaan yang ingin di amati
kemudian di ambil datanya seperti berupa ukuran – ukuran atau langkah
pengerjaannya.

 Metode wawancara langsung di lapangan


Data – data yang sangat erat hubungannya dengan proyek tersebut juga di
dapat dengan bertanya langsung di lapangan baik pimpinan proyek, konsultan
pengawasan, pekerjaan ataupun pihak – pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan.

 Metode literatur atau bacaan


Metode ini di lakukan untuk memenuhi data – data yang didapatkan di
lapangan dengan menggunakan berbagai refensi yang berkaitan dengan hal –
hal yang diamati di lapangan, sehingga akan didapatkan suatu pemahaman
yang lebih akurat dan mendalam.

 Metode Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan cara mengambil foto – foto pelaksanaan pada
setiap item pekerjaan pada proyek tersebut sebagai bukti nyata pengerjaan
secara langsung.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Pelaksanaan Pekerjaan
Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahapan dimana suatu kegiatan yang
dijalankan untuk menyelesaikan sebuah proyek dan merupakan tahapan yang
sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proyek. Dalam menjalankan tahapan

4|Halaman
proyek diperlukan pengawasan pekerjaan yang baik dan sesuai ketentuan yang
sudah di tuangkan dalam bestek pekerjaan, sehingga dapat diperoleh hasil yang
baik, tepat waktu, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan dari awal.
Oleh sebab itu, perlu dipersiapkan rencana kerja, alat penunjang pekerjaan,
material, dan tenaga profesional yang sudah ahli dalam bidangnya masing-masing
sehingga apabila terjadi permasalahan di lapangan dapat langsung mengambil
keputusan untuk menyelesaikan masalah di lapangan dengan metode yang efisien
dan tidak merubah hasil dari rencana pekerjaan tersebut.

4.1.1 Pelaksanaan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan


Konstruksi merupakan pekerjaan berat yang di dalamnya melibatkan banyak
unsur. Bukan hanya manusia sebagai pekerja, melainkan juga unsur-unsur lain
yang mendukung. Dari mulai penggunaan alat-alat berat hingga terlibatnya bahan
material dalam jumlah besar. Hal ini menyebabkan dunia konstruksi memiliki risiko
kecelakaan kerja lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainnya. Maka dari itu,
pelaksanaan keselamatan, kesehatan kerja harus sangat diperhatikan

A. Tujuan K3L
Adapun tujuan diberlakukannya K3L adalah:
1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
2. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas
3. Melindungi aset dan lingkungan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh
adanya aktivitas pekerjaan.
4. Meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan proyek

B. Properti dan Peralatan K3L


 Helm
 Rompi
 Masker
 Sarung Tangan
 Sepatu Pengaman
 APAR
 Tempat Sampah

5|Halaman
 Safety Cone
4.1.2 Persiapan Pekerjaan
Pekerjaan persiapan harus direncanakan sebelum masa pelaksanaan suatu proyek
konstruksi, bahkan pekerjaan ini harus telah disiapkan pada waktu tender proyek
dan dijadikan bagian dari penawaran tender proyek bersangkutan. Oleh sebab itu
pada setiap jenis pekerjaan selalu didahului oleh pekerjaan persiapan agar seluruh
pekerjaan sesuai dengan direncanakan.
Hal-hal yang perlu disiapkan dalam persiapan pekerjaan adalah:
1. Penyiapan gambar kerja
2. Pengaturan lalu lintas
3. Pembersihan lokasi proyek
4. Pekerjaan pengukuran dan pematokan
5. Pengadaan alat, bahan, dan tenaga kerja
6. Pengendalian mutu
Penjelesan mengenai persiapan pelaksanaan pekerjaan tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut :
A. Penyiapan Gambar Kerja
Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat gambar yang
detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar kerja atau shop drawing.
Gambar kerja dibuat oleh kontraktor atau pelaksana sebagai acuan kerja di
lapangan. Gambar-gambar ini bersifat rinci (detail) dan menjadi pedoman
pelaksana atau pemborong dalam melaksanakan pekerjaan suatu proyek. Gambar
tersebut harus sudah disetujui pemberi tugas, sebelum diedarkan ke lapangan
serta gambar yang beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir.
Untuk shop drawing pekerjaan top slab underpass Bulak Kapal penulis lampirkan
pada lembar lampiran.

B. Pengaturan Lalu Lintas


Pengaturan lalu lintas di sekitar proyek untuk sementara waktu dilaksanakan
dengan memasang rambu-rambu lalu lintas sebagai tanda sedang ada pekerjaan
proyek. Pengamanan proyek dilakukan dengan memasang lampu penerangan pada
saat pekerjaan malam hari dan pengaturan lalu lintasnya dilakukan oleh bantuan
pihak keamanan proyek maupun dari pihak warga setempat.

6|Halaman
C. Pembersihan Lokasi Proyek
Pembersihan lokasi dimulai dari pembersihan lokasi dari sampah dan batu-batu
agar pada saat mobilisasi peralatan dan bahan material tidak terhambat sampai
akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan underpass Bulak Kapal.

D. Pekerjaan Pengukuran dan Pematokan


Titik tolak ukur (benchmark) pada umumya diperoleh melalui GPS (Global
Positioning System) yang kemudian diberi kordinat lalu diaplikasikan menjadi
sebuah polygon dengan menggunakan total station agar titik kordinat yang sudah
didapat terkunci dan tidak tergeser atau terjadi perbedaan selisih yang terlalu
signifikan.

E. Pengadaan Alat, Bahan, dan Tenaga Kerja


1. Alat
Peralatan pekerjaan yang digunakan dalam proyek underpass Bulak Kapal
khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan pelat lantai atas (top slab) diantaranya
adalah sebagai berikut :
 Total Station
 Kaki Tiga
 Rambu Ukur
 Concrete Mixer Truck
 Concrete Pump
 Excavator
 Concrete Vibrator
 Bar Cutter
 Bar Bender
 Bekisting
 Crane
 Drilling Machine
 Auger
 Cleaning Bucket
 Casing
 Pipa Tremi
 Dump Truck

7|Halaman
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengerjaan top slab underpass Bulak Kapal
diantaranya sebagai berikut:
 Beton Ready Mix
 Tulangan

3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu proyek
karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu penyelesaian
suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa manusia
merupakan sumber daya yang kompleks dan sulit diprediksi sehingga diperlukan
adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan tenaga kerja.
Tenaga kerja yang dibutuhkan terdiri dari 3 macam, tenaga kerja yang digunakan
antara lain :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli adalah tenaga kerja yang memiliki sertifikasi keahlian dan
bertindak mengatur, merencanakan, dan mengawasi jalannya pelaksanaan
pekerjaan dalam suatu proyek pembangunan. Tenaga ahli yang dimaksud
adalah project manager, site manager, quality control dan lainnya.

2) Tenaga Terampil
Tenaga terampil adalah tenaga kerja yang memiliki sertifikasi keahlian dan
bertindak langsung untuk mengawasi dan melaksanakan jalannya pelaksanaan
pekerjaan dilapangan agar sesuai dengan perencanaan. Tenaga terampil
tersebut adalah pelaksana, surveyor, drafter, mandor dan lainnya.

3) Tenaga Pekerja
Tenaga pekerja adalah tenaga kerja terlatih untuk melakukan pekerjaan secara
langsung dilapangan, para pekerja biasanya disediakan oleh mandor atas
persetujuan kontraktor. Dalam melakukan pekerjaan, pekerja harus selalu
diawasi oleh mandor dan juga diketahui pelaksana, agar pekerjaan yang
dihasilkan sesuai dengan perencanaan.

F. Pengendalian Mutu

8|Halaman
Pengendalian mutu adalah suatu hal penting dalam setiap kegiatan konstruksi,
yang dilakukan untuk memperoleh hasil kegiatan konstruksi yang baik dan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Selain itu kegiatan pengendalian mutu juga diperlukan untuk memberikan izin
pelaksanaan kegiatan konstruksi berikutnya.
Pengendalian mutu yang dilakukan pada pelaksanaan pelat lantai atas (top slab)
adalah Slump Test dan Uji Kuat Tekan Beton.

4.1.3 Pekerjaan Bore Pile


Pekerjaan bore pile untuk pondasi top slab terdapat 16 titik dengan ukuran bore
pile berdiameter 80 cm dengan kedalaman 200 cm. Tulangan yang dipakai untuk
bore pile adalah baja tulangan sirip 420 A dengan diameter 13 mm (untuk
tulangan sengkang) dan 25 mm (untuk tulangan memanjang). Pada pekerjaan
pengecoran bore pile menggunakan beton ready mix dengan mutu beton Fc’ 30
Mpa. Proses pekerjaan bore pile dilakukan dengan cara mengebor tanah terlebih
dahulu, lalu dilanjutkan dengan pemasangan casing, baru kemudian diisi dengan
tulangan dan dicor.

4.1.4 Pekerjaan Capping Beam


Capping Beam adalah struktur atas untuk menggabungkan masing-masing bore
pile dan slab underpass. Tulangan yang dipakai untuk capping beam adalah baja
tulangan sirip 420 A dengan diameter 13 mm (untuk tulangan sengkang), 16 mm
dan 22 mm (untuk tulangan memanjang). Mutu beton yang dipakai untuk
pekerjaan capping beam top slab underpass adalah Fc’ 10 Mpa. Pekerjaan capping
beam terdiri dari penulangan dan bekisting lalu dilanjutkan dengan pengecoran.

4.1.5 Pekerjaan Penulangan Top Slab


Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, baja tulangan untuk top slab harus
dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu baja tulangan sirip 420 A dengan diameter 25
mm. Kemudian kebersihan dari setiap baja tulangan juga dilihat agar tidak ada
tulangan yang berkarat. Setelah dipersiapkan semua baja tulangan tersebut,
kemudian dilakukan pemotongan baja tulangan (menggunakan bar cutter) sesuai
dengan panjang yang diinginkan, kemudian dilakukan pembengkokan pada
tulangan tersebut (menggunakan bar bender), dimana dalam penggunaanya
memang diperlukan pembengkokan dan penyambungan yang harus sesuai dengan
gambar rencana.

9|Halaman
4.1.6 Pekerjaan Bekisting Top Slab
Setelah penulangan pada top slab selesai, maka mulai pemasangan bekisting pada
top slab. Pemasangan bekisting pada top slab menggunakan plywood dengan tebal
2 cm. Fungsi dilakukan pemasangan bekisting adalah sebagai penahan tulangan
dan mencegah kebocoran cor.
4.1.7 Pekerjaan Pengecoran Top Slab
Pengecoran top slab menggunakan beton ready mix dengan mutu beton Fc’ 30
Mpa yang dipesan dari PT. Pionirbeton Industri. Pada pengecoran ini digunakan
concrete pump sebagai alat bantu pengecoran beton. Sebelum pengecoran
dilaksanakan perlu adanya pemeriksaan pembesian oleh pihak konsultan pengawas
mengenai pembesian yang benar, jarak tulangan, serta ikatan tulangan dan
pemeriksaan bekisting agar tidak ada bekisting yang bocor pada saat pengecoran.
Setelah pemasangan bekisting dan tulangan telah diperiksa dan disetujui oleh
manajemen konstruksi dan quality control, maka dilanjutkan dengan pengecoran
pada top slab setebal 750 mm. Adukan beton yang telah masuk kedalam bekisting
dipadatkan dan diratakan dengan alat penggetar (vibrator) agar tidak terjadi /
adanya rongga-rongga yang mengakibatkan beton menjadi keropos dan vibrator
tidak boleh terkena tulangan atau dinding bekisting karna akan mengakibatkan
putusnya kawat beton. Vibrator juga tidak boleh dimasukkan terlalu lama kedalam
beton dan tidak boleh digetarkan secara berulang-ulang pada tempat yang sama
karna dapat mengakibatkan terjadinya segregasi dan berbentuk rongga-rongga
udara didalam beton.

4.1.8 Perawatan Beton (Curing)


Curing adalah perawatan beton yang bertujuan untuk menjaga beton supaya beton
tidak terlalu cepat kehilangan air dan menjaga kelembaban serta suhu beton.
Tujuan pelaksanaan perawatan (curing) beton adalah memastikan reaksi hidrasi
senyawa dapat berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan
dapat tercapai dan menjaga supaya tidak terjadi penyusutan yang berlebihan pada
beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat sehingga dapat
menyebabkan keretakan.
Pelaksanaan perawatan (curing) beton dilakukan setelah pembukaan bekisting
dengan beberapa metode perawatan yaitu:
 Membasahi permukaan beton secara berkala dengan air supaya selalu lembab
selama perawatan.

10 | H a l a m a n
 Menutup permukaan beton dengan bahan yang dapat mengurangi penguapan
air dan dibasahi secara berkala (misal plastik berpori (non woven geotextile)
dan disiram secara berkala selama perawatan).

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pelajaran yang diperoleh penulis selama kerja
praktik di proyek underpass Bulak Kapal, penulis dapat menyimpulkan bahwa
untuk pelaksanaan pekerjaan pelat lantai atas (top slab) underpass adalah
sebagai berikut:
a) Selama kerja praktik, penulis memperoleh pengetahuan mengenai
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
b) Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai atas (top slab) underpass sesuai
dengan spesifikasi teknis.
c) Selama kerja praktik, penulis memperoleh pengalaman mengenai
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
d) Selama kerja praktik, penulis mengetahui cara untuk menyelesaikan
masalah yang terjadi di lapangan pada pekerjaan pelat lantai atas (top
slab) underpass.

5.2 Saran
Selama mengikuti kerja praktik pada proyek underpass Bulak Kapal, penulis
memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan dalam pelaksaan
pekerjaan tersebut, antara lain:
a) Pelaksanaan pengawasan penerapan K3 pada pekerjaan harus diperketat
lagi untuk keselamatan para pekerja yang sesuai dengan ketetapan yang
telah dibuat. Para pekerja harus mematuhi ketentuan, dengan taat
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
b) Dalam pelaksanaan pekerjaan diharapkan para pekerja untuk lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah
sembarangan, agar menjaga kualitas dan mutu di area pekerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

11 | H a l a m a n
Ardhian Elia. 2016. Laporan Kerja Praktik. Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Anggraini, N. 2011. Underpasses Planning of The Main Street Gandaria City Using
Soldier Pile. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Gunadarma. Jakarta.
Avianti D. 2017. Laporan Metode Pelaksanaan dan Pembongkaran Konstruksi.
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik dan Komputer Universitas Bakrie.
Auditya S. 2016. Laporan Praktik Kerja. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata.

12 | H a l a m a n

Anda mungkin juga menyukai