Anda di halaman 1dari 14

VOICE FORMAT 1

Halaman pertama dari sepuluh halaman, fungsi supervisor pada proses pelaksanaan pekerjaan.
Bagian pertama, fungsi supervisor pada proses pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi pada
setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi dituntut suatu kualitas hasil pekerjaan yang baik atau
good accept tense dan tanpa adanya ketidak sesuaian yang berarti. Pelaksanaan pekerjaan
selalu mengupayakan agar sesuai dengan perencanaan awal dan rencana mutu yang telah
ditetapkan secara cermat dan matang. Perencanaan ini berdasarkan prinsip kelayakan
konstruksi dari segi tinjauan teknologi yaitu 3S (Strengths, Stickiness, dan Stability). Kemudian
sudah layak untuk dimulai pelaksanaan pembangunan fisiknya apabila telah ditinjau dari segi
tinjauan manajemen dan bisnis, yaitu BMW (biaya, mutu, dan waktu).
Biaya sudah diperhitungkan dengan cermat, akurat dan efisien berdasarkan harga-harga satuan
upah bahan alat dan lain-lain, sehingga menghasilkan harga satuan pekerjaan yang merupakan
komponen-komponen untuk nilai pekerjaan proyek konstruksi yang tertuang dalam dokumen
kontrak. Bahan-bahan konstruksi yang berupa material utama dan material pendukung
dipersiapkan sesuai jadwal kebutuhan dan diproses menjadi fisik bangunan yang berupa
infrastruktur, bangunan Gedung, dan bangunan lain.
Bahan-bahan harus sesuai dengan persyaratan mutu dan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan sejak awal perencanaan dan telah disepakati kriteria keberterimanya oleh pihak-
pihak yang berkepentingan serta didesain secara teliti dan detail oleh tim konsultan ahli,
sehingga tidak diperbolehkan dan tidak diperkenankan terjadinya penyimpangan atau ketidak
sesuaian mutu produk maupun untuk pelayanan selama proses pelaksanaan. Tentunya harus
selalu dimonitor, diawasi, dan dikontrol atau dikendalikan di setiap tahapan proses
pelaksanaannya, sehingga seluruh pekerjaan atau proyek selesai dan dihasilkan berita acara
penerimaan hasil pekerjaan.

VOICE FORMAT 2
Page one of ten, supervisory function in the work implementation process.
The first part, the supervisory function in the work implementation process of construction
projects in every implementation construction work requires a good quality of work or good
acceptance tense without any significant discrepancies. The implementation of the work always
strives to be following the initial planning and quality plan that has been determined carefully
and thoroughly, planning based on the principle of construction feasibility in terms of
technology review, namely 3S (Strength, Stickiness, and Stability) and then it is feasible to start
the implementation of its physical construction in terms of management and business review ie
quality, cost and time (QCT).
Costs have been calculated carefully, accurately, and efficiently, based on unit prices for
materials, tools, etc., resulting in the unit price of work which is the component for the value of
the construction project work as stated in the contract document. Construction materials in the
form of main and supporting materials are prepared according to the schedule of needs and
processed into physical buildings in the form of infrastructure, buildings, and other buildings.
Materials must be following quality requirements and technical specifications that have been
determined since the beginning of planning and acceptance criteria have been agreed upon by
interested parties and designed carefully and in detail by a team of expert consultants so that
deviations or irregularities are not allowed. compliance with product quality as well as for
service or service during the implementation process. Of course, it must continuously be
monitored, supervised, and controlled or controlled at every stage of the implementation
process, until the entire work or project is completed and an official report of the acceptance of
the work is produced.
Voice 2
Halaman 2 dari 10 halaman.
Pelaksanaan pekerjaan juga dibatasi oleh ketersediaan waktu pelaksanaan dalam kurun waktu
tertentu sehingga bila terjadi keterlambatan atau penyimpangan waktu pelaksanaan, maka
dapat berakibat dan bersiko kerugian bagi semua pihak, baik materil maupun non materil. Dan
bahkan seringkali terjadi pengajuan klaim atau klaimisasi atau tuntutan-tuntutan kompensasi
dari segi finansial dan bisnis sehingga sangat diharapkan proses pekerjaan tidak terjadi
penyimpangan dari segi biaya mutu dan waktu terhadap penggunaan sumber daya yang sangat
terbatas jumlahnya. Penggunaan berbagai sumber daya yang jusru seharusnya dapat
dimaksimalkan dan dioptimalkan produktifitas, efektifitas, dan efisiensinya. Untuk beberapa
kasus, ada batasan-batasan telorensi ketidaksesuaian yang masih dapat ditolerir sesuai dengan
perhitungan dan pertimbangan dalam perencanaan mutu yang dibuat sebelum dibuatnya
pelaksanaan pekerjaan. Untuk dapat terlaksana dan tejaminnya pengawasan serta
pengendalian proses yang baik pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi, maka sangat
dibutuhkan suatu keahlian fungsi supervisi yang harus dimiliki oleh para pengawas dan
pengendali yang ahli dan kompeten di bidangnya. Baik untuk penugasan di lapangan (side),
(side office), maupun di kantor perusahaan. Seorang supervisor yang ahli dalam mengawasi dan
mengendalian proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi sudah tentu berpengalaman cukup
lama dan dibekali pendidikan serta pelatihan-pelatihan kesupervisian yang baik dan
terkualifikasi agar ia dapat diandalkan sebagai project control, work control, atau pengendali
proses pada pelaksanaan suatu pekerjaan di lapangan atau kantor perusahaan, baik yang
bersekala kecil, menengah, terlebih lagi yang berskala besar. Harapannya dapat tercapai hasil
akhir pekerjaan yang memenuhi kriteria, biaya hemat, mutu cermat dan waktu tepat atau
waktu pelaksaan pekerjaan yang lebih cepat dari rencana semula sehingga diharapkan dapat
memuaskan / satisfaction semua pihak atau stekholder yang terkait dengan keberadaan
proyek.
Bagian 3 dari 10 halaman
Oleh karena itu, maka sangat dibutuhkan kehadiran/keberadaan pihak penyelenggara
diklat supervisory yang qualified dan kredibel. Untuk memberikan keterampilan keahlian dan
program-program diklat yang dibutuhkan oleh para personel perusahaan, baik perusahaan
konstruksi maupun non konstruksi.
Fungsi supervisi adalah fungsi pengawasan /monitoring sekaligus fungsi pengendalian /
controlling pada proses pelaksanaan suatu pekerjaan dalam menjalankan fungsi-fungsi
manajemen dan fungsi-fungsi bisnis. Namun seringkali terjadi fungsi pengawasan / monitoring
tidak disertai fungsi pengendalian / controlling sekaligus, sehingga pelaksanaan proses
pekerjaaan tidak berjalan dengan semestinya. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan atau
minimnya keahlian si personel dalam menjalankan tugasnya, yang disebabkan oleh faktor
leadership maupun faktor pengetahuan / knowledgement.
Fungsi supervisi dapat dijalankan oleh para penyelia / supervisor, maupun jajaran staf
lainnya, yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan kelancaran suatu pekerjaan.
Agar setiap personel atau individu yang terlibat di dalam teamworks dapat memberikan output
atau kontribusi atau hasil kerja yang maksimal dan atau optimal serta saling mendukung
terlaksananya tujuan-tujuan atau objektivitas penyelenggaraan proyek ataupun perusahaan.
Supervisor berfungsi sebagai pemimpin yang mengawasi staf atau bawahannya atau
karyawannya baik itu dalam bidang produksi, penjualan, distribusi, dan sebagainnya. Posisi
supervisor biasanya berada antara manajer yang berfungsi sebagai pembuat keputusan dan staf
sebagai pelaksana. Supervisor adalah jabatan dalam struktur perusahaan yang memiliki
kekuasaan dan wewenang untuk mengeluarkan perintah kepada rekan kerja bawahannya di
bawah arahan jabatan atasannya. Supervisor adalah seorang manajer yang bertanggung jawab
kepada manajer yang lebih tinggi, dan tugasnya utamanya memimpin pekerja pada taraf
operasional. Jadi supervisor termasuk dalam jajaran manajerial, namun memiliki fungsi yang
berbeda dari para manajer lain. Supervisor mempunyai hubungan kerja dengan dua kelompok
yang berbeda, ke atas bertanggung jawab kepada kelompok manajer dan ke bawah memimpin
kelompok kerja. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik supervisor harus dapat
diterima dan dihormati oleh kedua kelompok tersebut.
Supervisor berasal dari kata supervision bahasa Inggris atau supervisi bahasa Indonesia.
Supervision berasal dari kata super artinya diatas dan vision artinya penglihatan. Jadi
supervision berarti melihat dari atas atau mengawasi, mengamati, memonitor, helicopter view
dan mengendalikan. Supervise berarti mengawasi dan mengarahkan. Supervisor merupakan
seseorang yang diberi wewenang atau mempunyai jabatan untuk mengawasi, mengarahkan
suatu tata cara yang mengendalikan suatu pelaksanaan tata cara lainnya. Pada jenjang atau
tingkatan keahlian dalam menjalankan tugas pekerjaan, supervisor / penyelia dapat
dikategorikan dalam 3 kualifikasi yaitu supervisor muda, supervisor madya, dan supervisor
utama.
Bagian 4 dari 10 halaman
Penerapan fungsi supervisory pada beberapa kasus dalam proses pelaksanaan
pekerjaan proyek konstruksi
A. Pada beberapa proyek crash program yang bersamaan waktu pelaksanaanya, yaitu
proyek dari instansi departemen PU Bina Marga. Kelancaran dan keberhasilan
pelaksanaan proyek konstruksi sangat ditentukan oleh tipe dan model struktur
organisasi lapangan yang dipilih dan diterapkan. Serta adanya beberapa personel kunci
(key person) yang diantaranya berperan sebagai leader atau troubleshooter pada
beberapa kasus tertentu. Peran tersebut dapat melekat pada sesosok kepala proyek /
proyek manajer atau kepala lapangan / side manager, ataupun bahkan terkadang pada
sosok penyelia (supervisor) senior.

Sehubungan dengan konteks supervisory maka fungsi supervisi secara umum dapat
dilakukan oleh kepala proyek / kepala lapangan atau terkadang pada penelia /
supervisor tergantung situasi rill di lapangan atau di suatu lini manajemen dan bisnis.
Biasanya ditugaskan pada personel yang cukup berpengalaman dan kredibel serta telah
menjalani program-program diklat supervisory yang komperhensif atau menyeluruh,
terpadu dan paripurna (advance level). Pada beberapa kasus pelaksanaan pekerjaan ada
kalanya terjadi ketidaksesuaian atau penyimpangan selama proses pelaksanaan atau
terhadap hasil pekerjaan (output) yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Hal ini dapat dianalisa dengan pendekatan tertentu sesuai konteks pembahasannya.
Untuk kasus pada pembahasan disini ketidaksesuaian yang terjadi berupa:

1. Kondisi overload beban kerja, yaitu terjadinya kerja rangkap karena kekurangan
personel di lapangan dan site office.
2. Kurangnya keahlian beberapa personel pada sub-bagian pekerjaan tertentu, yaitu
pekerjaan penanggulangan akibat bencana alam.
3. Kurangnya komunikasi beberapa personil di site dan site office.
4. Kondisi overlap penugasan pada beberapa general superintendent karena lokasi
pekerjaan yang overlap kewenangan penanganannya.

Sudah tentu kelancaran dan keberhasilan pekerjaan sangat ditentukan oleh peran para
supervisor senior dan juga berkas-berkas kerja atau data-data pendukung lapangan yang
diperlukan, yang semestinya dikerjakan dan disiapkan fungsi teknik administrasi kontrak
yang berpengalaman dan bekerja sama dengan para supervisor. Dengan SOP (Standar
Operasional Prosedur) dan mekanisme kerja perusahaan sehari-hari biasanya secara
operasional sistem dapat melakukan review dan reporting terhadap daily activities
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan. Sehingga dapat menemu-kenali permasalahan dan
menganalisanya dengan bantuan alat manajerial operasional yang berupa praktek-
praktek GKM (Gugus Kendali Mutu), pareto diagram dan penerapan fishbone diagram.
Tapi dikarenakan pekerjaan proyek ini bersifat sangat crash program dan pelaksanaan
yang serentak (bersamaan) atau hampir bersamaan pelaksanaannya di beberapa lokasi
pekerjaan yang berbeda. Yaitu berjarak ratusan meter satu sama lain maka identifikasi
permasalahan dan ketidaksesuaian sempat luput dari pengawasan (monitoring) dan
penyiapan berkas-berkas pendukungnya, serta personel lapangan yg kurang jumlahnya.

Voice 5
Halaman 5 dari 10 halaman.
Permasalahan kemudian barulah diketahui pada saat akan dilakukan opname progres kemajuan
pekerjaan yang ternyata, data-data pendukung sangat tidak lengkap bahkan ada yang tidak
sempat dibuat sama sekali karena hampir tidak ada personil yang menanganinya. Dan juga
dikarenakan pekerjaan yang sangat kresprogram. Pekerjaan proyek ini adalah akibat dari
bencana alam longsor dan banjir cukup besar yang terjadi setiap tahun di saat musim
penghujan di sepanjang jalan provinsi batas Riau, Sumatra Barat. Banyak terjadi lereng longsor,
jalan provinsi longsor, jembatan putus, talut tepi jalan longsor atau amblas, permukaan retak-
retak lebar dan hampir longsor yang terjadi di sepanjang jalan provinsi dengan jarak lokasi
beberapa ratus meter satu sama lain. Penanganan dan penyelsaian proyek semakin bermasalah
dan pelik karena ada selalu pihak-pihak yang bermain dan memanfaatkan situasi kondisi yang
terjadi untuk kepentingan pribadi. Bahkan, pimpinan PU Binamarga ketika itu sempat berucap
bahwa penanggulangan akibat bencana alam ini selalu merupakan pekerjaan bencana di dalam
bencana. Artinya, merupakan proyek yang selalu ada pihak atau oknum yang memanfaatkan
kesempatan di dalam kesempitan sehingga membuat penanganan dan penyelsaian proyek
semakin bermasalah dan tidak mudah. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi dalam
penanganan pekerjaan ini adalah, bagaimana cara mempersiapkan, menyajikan, menghadirkan,
membuat, menyusun, dan melengkapi data-data serta dokumen-dokumen pendukung yang
diperlukan untuk opname progres pekerjaan serta pembuatan berita acara serah terima
pekerjaan. Sedangkan pelaksanaan pekerjaan sudah hampir mencapai 100% tanpa adanya
data-data dan dokumen pendukung sama sekali atau masih sangat minim keluarannya.

Halaman 6 dari 10 halaman


Personil yang bertugas di lapangan adalah para supervisor senior dan para staf senior
proyek yang mempunyai jam terbang cukup tinggi, berpendidikan STM, Diploma dan sarjana,
yang sebagiannya sudah mengenyam program-program diklat supervisi dengan materi-materi
yang up to date.
Kemudian perusahaan menugaskan saya untuk membantu penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan proyek secepat mungkin, karena perusahaan sudah harus segera mengajukan klaim
tagihan pembayaran sebelum tutup anggaran akhir tahun berjalan. Saat itu, saya merupakan
pegawai staff baru diperusahaan yang belum 3 bulan bergabung dan belum 2 tahun lulus dari
Politeknik UI. Bila dicermati lingkup permasalahan dan objektivitas yang diinginkan oleh
perusahaan, lingkup tugas tersebut membutuhkan keahlian dan kualifikasi seorang supervisor
senior yang kredibel dan profesional, karena harus memahami job description keseluruhan
personil lapangan proyek. Juga harus memahami flowchart cara bekerjanya sebuah proyek
konstruksi dan berbagai aspek perihal proyek konstruksi.
Lalu kemandirian dan waktu yang mendesak serta menghadapi orang-orang lapangan
yang sangat senior dan berpendidikan sarjana maupun sarjana muda
Sebagai alumni lulusan Politeknik UI yang selalu berusaha menjunjung tinggi profesi dan
profesionalitas serta semangat kerja untuk berprestasi, maka berbekal pendidikan Politeknik UI
disertai tekad dan optimisme tentunya harus siap menjalankan tugas pekerjaan yang telah
dipercayakan oleh perusahaan. Adapun langkah-langkah awal dan langkah-langkah selanjutnya
yang dipersiapkan dan diterapkan untuk mengerjakan dan menyelesaikan setiap tugas yang
dipercayakan adalah sebagai berikut:
1. Segera melakukan review dan checklist item of wax (works) atau scoop of Project
yang melingkupi semua pekerja di kegiatan yang telah berlangsung sebelumnya.
2. Berusaha mengumpulkan data dan dokumentasi lapangan yang masih minim
outputnya.
3. Review dan pahami struktur organisasi lapangan proyek beserta jobdesk yang
terkait, yaitu baca dan pahami manual perusahaan, manual proyek dan sop . Hal ini
dapat dilakukan terutama pada saat-saat senggang di malam hari atau pada jam-jam
istirahat proyek, karena pada jam-jam sibuk kerja proyek tidak sempat memahami
dan membaca manual manual tersebut.
4. Selalu aktif dan hadir ikut serta di setiap meeting lapangan, site office dan kantor
perusahaan.
5. Tekad dan semangat berprestasi kerja yang selalu dipelihara sebagai seorang calon
profesional di bidang bisnis konstruksi. Untuk memotivasi diri atau self driven atau
self motivation, untuk ingin maju terus pantang mundur.
6. Persiapkan dana semampunya bila sewaktu-waktu dilapangan terkendala suplai
dana dari otoritas perusahaan karena kelancaran dana kerja yang tepat waktu dan
tepat prioritas penggunaannya selalu menjadi sebagian solusi dalam penyelesaian
permasalahan kerja, yaitu kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Tentunya perlu
diperhatikan bahwa pada setiap realisasi transaksi vash in dan cash out harus
disertai kelengkapan administrasi keuangan yang terstandar untuk proses klaim
reimburse di kemudian hari nantinya.
Ini adalah 6 poin yang selalu menjadi metode dan diterapkan pada setiap pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan proyek konstruksi, yang kemudian hari diketahui ternyata 6 poin ini mirip
dengan konsep six thinking hats.
Halaman 7 dari 10 halaman
Pada sistem operasionalnya sehari-hari perusahaan selalu menerapkan metode dan
model manajemen operasional yang berupa praktek-praktek penerapan GKM (Gugus Kendali
Mutu) atau QCC ( quality control circle) dengan penerapan alat bantu atau tools yang berupa
pareto diagram dan fishbone diagram untuk menemu kenali permasalahan yang dominan dan
prioritas penanganannya atau penyelesaian permasalahannya. Metode dan model ini
merupakan standar untuk penerapan pelaksanaan pekerjaan di proyek-proyek yang waktu
pelaksanaannya bukan crash program. Di beberapa pengerjaan proyek yang bersifat crash
program atau sangat crash program dan incindentally atau temporary, tentu penerapan GKM
dan fishbone diagram tidak akan sempat dijalankan, sehingga ditempuh cara lain yaitu (turba)
turun ke bawah langsung atau terjun langsung di tengah-tengah pelaksanaan pekerjaan yang
sangat crash program dengan selalu membawa buku kecil dan alat tulis untuk membuat
catatan-catatan penting harian sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan .Hal ini merupakan
penerapan dari konsep lane management. Dominan pekerjaan adalah konstruksi pasangan batu
kosong kawat bronjong dengan disertai urutan pilihan.
Disamping itu ada juga pekerjaan pasangan batu kali dan cor beton dan lainnya.
Beberapa lokasi pekerjaan ada yang berupa susunan batu kosong kawat bronjong setinggi 12
hingga 15 lapis susun, yang setiap lapis susunnya setebal 80 cm.
Dengan panjang puluhan meter ke arah Alignment horizontal dan dengan kedalaman
urugan ada yang sampai belasan meter yang dikerjakan secara bertahap dan simultan atau
berbarengan antara pasangan bronjong dengan urugan.
Ada 7 titik lokasi pekerjaan yang berjarak ratusan meter satu dengan yang lainnya di
sepanjang jalan provinsi batas Sumatera Barat, Riau. Setelah berlangsung beberapa bulan
pelaksanaan pekerjaan, kemudian mulai ada kemajuan progres keseluruhan proyek dengan
dihasilkannya berita acara penerimaan hasil pekerjaan.
Saat evaluasi akhir pelaksanaan proyek, kemudian dapat diketahui bahwa pencapaian
kinerja atau achievement yang telah diupayakan dan diperjuangkan tersebut berkisar BDB/PDP
50%. BDP adalah real cost dilapangan, sedangkan PDP adalah real nilai kontrak pekerjaan.
Standar perusahaan adalah 60% hingga 70%, dimana angka semakin kecil berarti semakin baik
atau good performance atau good achievement.
Konsep dan metode yang penting dan perlu diketahui dari aplikasi atau penerapan
langkah-langkah pelaksanaan pada pekerjaan proyek-proyek tersebut tadi berupa konsistensi
penerapan pola input-proses-output pada aspek QCDSM (quality, cost delivery, spirit and
method). Quality yang cermat, Cost yang hemat, Delivery on time atau on time delivery, Spirit
personil dan team work yang terbangun atau terpelihara atau terjaga atau meningkat, serta
metode-metode baru yang ditemukan untuk pelaksanaan pekerjaan pada langkah berikutnya
atau next step pada penerapan GKM lebih lanjut.
Halaman 8 dari 10 halaman

B. Pada beberapa proyek infrastruktur di wilayah Kepulauan Riau yang berlangsung bersamaan
waktu pelaksanaannya.

Ada 9 pekerjaan proyek infrastruktur yang pelaksanaannya bersamaan atau hampir bersamaan
yang tersebar di 5 wilayah Kecamatan Kepulauan Riau, yaitu 4 proyek jalan dan jembatan, 3
proyek dermaga pelabuhan perikanan, 1 proyek dermaga internasional, 1 proyek bendung dan
irigasi yang merupakan perolehan proyek plat merah dari instansi departemen PU Binamarga,
Departemen Perhubungan Laut, Departemen Perikanan, Departemen Pengairan dan Irigasi PU.
Penugasan adalah sebagai project control yaitu melakukan supervisi di lapangan, merangkap
administrasi kontrak dan quality control di site office, serta rutin 2 minggu sekali harus
melaporkan progress pekerjaan melalui sarana komunikasi radio transmitter jarak jauh atau antar
pulau. Seperti halnya pada pelaksaan pekerjaan di proyek-proyek sebelumnya, tentu selalu
diterapkan 6 poin supervisory dalam setiap pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan yang
kemudian diketahui bahwa konsep dan metode tersebut merupakan penerapan six thinking hat.
Konsep dasar dari manajemen operasional atau manajemen pelaksanaan proyek-proyek
konstruksi yang menjadi acuan perusahaan tempat saya bekerja, adalah penerapan secara praktis
tepat guna dari konsep GKM (Gugus Kendali Mutu), Fosta atau fasilitator GKM, dan PDCA
circle (Plan do check action circle) pada setiap pelaksaan pekerjaan proyek maupun kantor
perusahaan. Untuk pekerjaan-pekerjaan proyek disertai penerapan model konseptual manajemen
konstruksi dengan konsistensi atau taat azas pada pola masukan proses keluaran dengan
penekanan pada azas proses, meskipun pada prakteknya selalu diterapkan pada azas keluaran
atau hasil akhir, konkritnya adalah berupa profit atau profit oriented.

Setiap kelancaran dan keberhasilan proyek-proyek, tentunya akan sangat ditentukan oleh
aspek human capital (intangible assets) yang tersedia di perusahaan yang dapat terlihat pada
setiap individu maupun teamworks yang semestinya solid, kompak, dan konsisten dalam
menjalakan misi objektif pengerjaan proyek, serta pencapaian aspek QCDSM (quality, cost,
delivery, spirit, and method). Setiap proses pelaksanaan pekerjaan harus selalu dapat termonitor
dan terkontrol dengan baik secara terus menerus, konsisten dan sesuai dengan kriteria
keberterimaan hasil pekerjaan. Bila terjadi ketidaksesuaian atau permasalahan di salah satu
bagian pekerjaan, tentu akan mempengaruhi keseluruhan bagian pekerjaan di proyek yang sudah
pasti akan menggagalkan kontinuitas atau keberlangsungan pada pola konsistensi masukan
proses keluaran di setiap bagian yang ada maupun keseluruhan bagian. Terdapat beberapa
ketidaksesuaian dan potensi ketidaksesuaian pada pekerjaan di proyek pembangunan jalan baru
Cemaga Setenar Natuna pada item pekerjaan urugan tanah pilihan atau selected soil
embankment yang merupakan material spesifik dan major item of works. Potensi ketidaksesuaian
sangat mungkin dapat berkembang menjadi penyimpangan atau permasalahan pekerjaan di saat-
saat opname progress pekerjaan untuk penyiapan bahan berita acara PHO (preliminary hand
over) atau serah terima pertama pekerjaan yang saat itu sedang diurus di lingkup pimpro
(pimpinan proyek) untuk pengajuan ke Direktorat Jenderal Binamarga departemen PU di Jakarta.
Ada aspek yang dipermasalahkan, yaitu mengenai besaran quantity dan spesifikasi quality pada
material urugan tanah pilihan yang raw material-nya sangat sulit di dapatkan di wilayah sekitar
proyek. Forum pengajuan opname tersebut di hadiri oleh personil ahli di bidangnya masing-
masing dari pihak kontraktor, konsultan pengawas, dan pemberi tugas atau tim validasi. Setelah
melalui beberapa tahapan meeting, argumentasi, tinjauan spesifikasi teknis, akhirnya tim
kontraktor berhasil mendapatkan persetujuan atau rekomendasi progress pekerjaan yang ketika
itu diajukan untuk pembuatan berita acara kemajuan pekerjaan, sehingga progress fisik
pekerjaan yang semula berpotensi hanya akan diakui sekitar 50%, maka kemudian akhirnya
dapat diakui 100% oleh pemberi tugas atau tim validasi. Langkah taktis dan strategis yang
dilakukan adalah dengan menerapkan konsep dan model fungsi supervisory yang merupakan
pengembangan dari konsep manajemen konstruksi yang dikombinasikan dengan konsep
business oriented perusahaan yang berupa profit oriented secara praktis dan tepat guna atau
terapan atau applied, yaitu real benefit is profit, sehingga sangat diharapkan dapat dihasilkan
maksimalisasi dan atau optimalisasi achievement secara dengan vision secara praktis dan tepat
guna atau terapan. Secara keseluruhan dapat memonitor pelaksanaan pekerjaan di proyek,
terutama pada major item of works. Pada kasus ini, penekanan atau stressing ada pada konteks
monitoringnya yang kemudian harus ada tindak lanjutnya. Usulan model konseptual fungsi
supervisory yang dimaksudkan adalah sebagai berikut: (Lihat para lampiran pertama)
Halaman 9 dari 10 halaman

Bagian 3

Evaluasi dan pengembangan kriteria-kriteria terseleksi pada usulan model konseptual.

Konsep dan metode yang penting serta perlu diketahui dari aplikasi atau penerapan langkah-
langkah pelaksanaan pada pekerjaan proyek terdahulu yaitu:

1. Terbangunnya jiwa korsa, yaitu etos dan semangat kerja yang cenderung memaksimalkan
dan/atau mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber daya pada penerapan konsistensi
azas pola input proses output dengan penekanan pada azas proses.
2. Konsep dan metode yang dilakukan untuk pencapaian objektivitas proyek atau
perusahaan adalah berupa pencapaian profit (profit oriented), karena semua proyek
perusahaan dan penyelenggaraan fungsi bisnis termasuk proyek dan perusahaan tempat
saya bekerja memang selalu mengusahakan dan mengupayakan hasil akhir kerja atau
pencapaian yang berupa profit oriented di samping pencapaian benefit lain.
3. Penerapan model konseptual manajemen konstruksi yang berupa konsistensi taat azas
pada pola masukan proses keluaran pada penyelenggaraan konsep bisnis konstruksi pada
prakteknya tidak bisa menumbuhkan output yang berupa profit oriented.
4. Pada beberapa model manajemen bisnis maupun tinjauan fungsi-fungsi bisnis selalu
menekankan output atau keluarannya berupa profit, profit oriented, dan superior profit.
5. Pada azas input selalu ditekankan pada konteks customer (customer focus, customer
oriented, customer sastifaction, customer needs).
6. Pada azas proses selalu ditekankan pada konteks improvement, improvement initiative,
applied technology, applied management function.

Hakekat dan prinsip serta azas dari poin 1 sampai 6 tersebut di atas itulah yang sering dan selalu
disampaikan serta ditekankan oleh para pimpinan perusahaan kepada seluruh jajarannya di setiap
kesempatan meeting, rapat-rapat, evaluasi kinerja, official reports dan kegiatan-kegiatan GKM,
maupun konvensi GKM nasional dan internasional. Secara implisit konsep dan model usulan
merupakan applied derivative dari manajemen bisnis kontruksi yang dimunculkan ide dan
kriteria-kriterianya oleh para pimpinan perusahaan di masa-masa periode tahun 1990-an hingga
awal-awal menjelang tahun 2000. Para pimpinan perusahaan merealisasikan ide dan konsep
tersebut secara eksplisit pada kebijakan perusahaan dalam rangka pengembangan bisnis
konstruksi perusahaan untuk kurun waktu 10 hingga 30 tahun ke depan serta pada
penyelenggaraan program pendidikan magister terapan manajemen kontraktor dengan
mengedepankan dan/atau mengkombinasikan subject technology management dan bisnis. Aspek-
aspek teknologi dan manajemen yang merupakan konteks pembahasan pada aplikasi model
konstruksi dikombinasikan dengan aspek business oriented di sektor konstruksi. Aspek tersebut
dapat terlihat dalam silabus maupun pada kurikulum serta dalam materi perkuliahan magister
terapan manajemen kontraktor. Usulan model konseptualnya adalah merupakan kombinasi atau
bauran antara model konseptual manajemen kontruksi dengan model konseptual business
process improvement dengan kombinasi atau perubahan beberapa kriteria yang diperlukan.

Halaman 10 dari 10 halaman


Bagian keempat

Penerapan model konseptual manajemen bisnis konstruksi atau fungsi supervisor di lingkup perusahaan
atau corporate pada proses perolehan kontrak pekerjaan proyek tahun 2017.

Fungsi supervisor secara umum merupakan suatu kompetensi keahlian di bidang supervisi, yang
mencakup fungsi pengawasan atau monitoring dan fungsi pengendalian atau controlling pada proses
pelaksanaan pekerjaan atau pengelolaan proyek atau pengelolaan perusahaan atau pengelolaan
organisasi bisnis, baik level below management, middle management, maupun top management. Dan
secara penugasan di posisi atau jabatan staff, penyelia, assistant manager, manajer, jenderal manajer,
direktur, maupun direktur utama, serta pada lingkup otoritas Individual, team work, proyek-proyek, sub
koordinator maupun perusahaan atau corporate. Usulan model konseptual fungsi supervisory yang telah
diterapkan selama beberapa tahun pada lingkup lapangan atau proyek di beberapa kasus pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, kemudian selanjutnya diupayakan dan dimanfaatkan untuk bisa diterapkan pada
lingkup yang lebih lanjut, yaitu lingkup perusahaan atau corporate. Dengan selalu konsisten menerapkan
prinsip-prinsip profesionalitas dan menerapkan langkah-langkah yang terdapat pada model konseptual
usulan, serta aplikasi kriteria-kriteria yang terpilih pada azaz masukan proses keluaran. Kemudian pada
tahun 2017, diperoleh untuk mengerjakan dan mengelola kontrak proyek senilai hampir 35 miliar.
Dengan ditandatanganinya kontrak pekerjaan dengan instan Departemen Perhubungan laut berlokasi di
Sulawesi Utara.

Penerapan model konseptual fungsi supervisory merupakan upaya dan metode untuk mendapatkan
Vision atau helikopter view dalam pelaksanaan tugas supervisi dan pengelolaan sumber daya di lingkup
tugas lapangan maupun kantor perusahaan yang mencakup subjek teknologi, manajemen, dan bisnis
sehingga dapat memonitor keseluruhan aktivitas terkait dan kemudian berusaha mengendalikannya
secara maksimal dan atau optimal serta terpadu menyeluruh atau komprehensif integrative dalam
rangka penerapan atau implementasi atau aplikasi fungsi-fungsi management dan bisnis secara praktis
dan tepat guna atau apply dan applicable.
Model konseptual usulan merupakan bauran atau mix antara model konsep model konseptual
manajemen konstruksi penerapan konsistensi taat azas pada pola masukan proses keluaran yang
diadopsi dari Haryo Sabrang Ph.D Fakultas Teknik Universitas Indonesia tahun 1992. Dengan model
konseptual suplayer selection and bisnis proses improvement yang diadopsi dari Reza Muhammad
Arfani Ph.D Universitas Barcelona Spanyol tahun 2002 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran
3.

Konsep dan kriteria terpilih dari model konseptual tersebut telah beberapa kali diterapkan dan
dipraktekkan Pada pelaksanaan beberapa pekerjaan dan pengelolaan proyek-proyek serta pengelolaan
perusahaan. Konsep dan kriteria yang terpilih akan menjadi content bagi model yang diusulkan, yaitu
model konseptual manajemen bisnis konstruksi atau fungsi supervisory untuk pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen dan bisnis. Secara praktek praktisnya model konseptual terpilih dapat dilihat pada lampiran
4.

Demikian sekilas pengalaman praktis pelaksanaan pekerjaan di beberapa proyek konstruksi dan
beberapa perusahaan selama beberapa tahun yang lalu saat bertugas sebagai pengawas, pengendali,
dan pengelola Pada pelaksanaan pekerjaan di lingkup otoritas individual, team work, proyek-proyek,
subkordinat, dan perusahaan atau corporate serta selama menjalankan dan mengembangkan beberapa
kegiatan produktif lain. Semoga bermanfaat dan dapat menjadi bagian referensi bagi penyelenggaraan
program pendidikan dan pelatihan-pelatihan di politeknik maupun vokasi, baik untuk penyelenggara
diklat-diklat, maupun penyelenggaraan program D4 dan SP1 baik untuk disiplin ilmu konstruksi maupun
disiplin ilmu non konstruksi. Kuncinya adalah konsistensi taat azas pada pola masukan proses keluaran
serta subjek yang terkait yaitu subjek teknologi, manajemen, dan bisnis. Sedangkan kata kuncinya
adalah value Creation, learning proses, improvement.

Anda mungkin juga menyukai