Anda di halaman 1dari 6

Pendidikan di Kampus Hadapi Tantangan Kemajuan Teknologi Digital

Kemajuan teknologi adalah hal yang pasti terjadi. Dunia kampus harus segera menyikapinya dengan
sejumlah strategi dan adaptasi.

Oleh REGINA RUKMORINI

Kompas, 2 Mei 2023 17:47 WIB

AP PHOTO/MICHAEL DWYER

Logo OpenAI tampak di sebuah telepon seluler di depan layar komputer yang menayangkan output
dari program kecerdasan buatan ChatGPT, ketika difoto pada 21 Maret 2023, di Boston, AS.

MAGELANG, KOMPAS — Pendidikan di perguruan tinggi kini menghadapi sejumlah tantangan yang
muncul karena kemajuan teknologi informasi. Selain karena munculnya kecerdasan buatan
atau artificial intelligence (AI), dunia kampus pun harus berhati-hati karena kemajuan teknologi
memicu terciptanya begitu banyak peluang untuk mendapatkan pemasukan di dunia maya, dan
banyak di antaranya bisa dilakukan tanpa harus membekali diri dengan pendidikan tinggi setara
sarjana.

”Dunia kampus harus mempersiapkan diri dan hati-hati karena kemajuan teknologi digital ini
sungguh nyata menciptakan demokratisasi dalam dunia karier dan ilmu pengetahuan,” ujar peneliti
sekaligus Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia, Prof Dr Komaruddin Hidayat, dalam
sambutannya di acara Dies Natalis Ke-44 Universitas Tidar Magelang, Selasa (2/5/2023).

Dia mengungkapkan, contoh nyata yang jelas terlihat adalah munculnya sejumlah youtuber terkenal
dan diketahui memiliki pemasukan yang fantastis. Kekayaan mereka tentu saja akan menggoda dan
kemudian dikhawatirkan membuat banyak mahasiswa pesimistis, merasa tidak perlu menempuh
kuliah karena gelar sarjana belum tentu membuatnya kaya.
Tantangan lainnya yang muncul dari kemajuan teknologi adalah kecerdasan buatan atau AI. Salah
satu penelitian di Australia, menurut dia, sempat menyebutkan bahwa 12 persen karya ilmiah yang
dibuat mahasiswa di perguruan tinggi bersumber dari AI. Kondisi demikian bukan tidak mungkin juga
akan terjadi di Indonesia. Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut, menurut dia, adalah
memperbaiki relasi antara mahasiswa dan dosen.

”Tanpa ada upaya perbaikan relasi, di masa sekarang, mahasiswa pun akan dengan mudah berpaling
ke AI, yang akan lebih sabar dan lebih cepat melayani semua pertanyaan mereka,” ujar Komaruddin,
yang pernah menjabat sebagai rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
selama dua periode ini.

Baca juga: AI dan Masa Depan Manusia

Selain itu, di masa sekarang, pihak kampus pun harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Hal
ini, menurut dia, sudah dilakukan sejumlah kampus dengan tidak lagi sekadar menetapkan tugas
makalah bagi mahasiswa.

”Di setiap tugas makalah, sejumlah kampus juga menetapkan metode ujian dengan wawancara dan
diskusi langsung dengan mahasiswanya,” ujarnya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan keaslian ide
dan rumusan yang ditulis mahasiswa dalam makalahnya.
AP PHOTO/MICHAEL SOHN

Robot sosial A 'Musio' AI (artificial intelligence) di sebuah jalan di Berlin, Jerman, September 2017.
Robot ini bisa "berkomunikasi" dengan manusia.

Selain itu, agar tetap menjaga keaslian pikiran dari tiap mahasiswa, sejumlah kampus kini mulai
melakukan kegiatan kuliah tanpa komputer. Para mahasiswa harus mencatat materi kuliah dengan
tulisan tangan di kertas.

Rektor Universitas Tidar Magelang Prof Dr Sugiyarto mengatakan, menginjak tahun kedelapan
ditetapkan sebagai perguruan tinggi negeri, Universitas Tidar hingga saat ini masih terus berupaya
mengembangkan diri. Universitas Tidar terus berupaya mengikuti perkembangan kemajuan
teknologi, tetapi semuanya tetap dilakukan dengan berbasis pada kearifan lokal.

Baca juga: AI dan Kecemasan soal Masa Depan Pekerjaan

Universitas Tidar juga masih terus berupaya mengembangkan kualitas tenaga pendidik atau dosen.
Dari total 357 dosen di Universitas Tidar, baru sekitar 12 persen di antaranya yang mengenyam
pendidikan S-3.
Menyikapi kondisi tersebut, Sugiyarto mengatakan, pihaknya kini membuka peluang seluas-luasnya
bagi seluruh dosen untuk menempuh pendidikan lanjutan S-3. Hal ini mendesak dilakukan karena
Universitas Tidar juga membuka sejumlah program pascasarjana. ”Karena ada program pascasarjana,
tidak mungkin kami di sini melakukan jeruk makan jeruk (lulusan S-2 mengajar di program
pascasarjana),” ujarnya.

Editor: MOHAMAD FINAL DAENG

https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/05/02/pendidikan-di-kampus-hadapi-tantangan-
kemajuan-teknologi-digital

Anda mungkin juga menyukai