Ditulis Oleh :
Irvan Elfian (1902020095)
Menurut Nadiem, banyak riset menunjukan bahwa di situasi bencana yang mengharuskan PJJ,
ada efek negatif terhadap anak. Bahkan efek ini bisa terus berkepanjangan jika tak ada tindakan
yang diambil.
"Bagi siswa adalah efek yang bisa sangat negatif dan permanen," kata Nadiem dalam konferensi
pers, Jumat, 7 Agustus 2020.
Dampak pertama, kata dia, adalah ancaman putus sekolah. Ia mengatakan banyak anak terpaksa
bekerja karena berbagai faktor. Mulai dari PJJ yang tak maksimal hingga ketiadaan fasilitas
pendukung PJJ. Selain itu, ada pula beberapa persepsi orang tua yang juga berubah, mengenai
peran sekolah dalam proses pembelajaran karena PJJ tak maksimal.
"Sehingga ancaman putus sekolah ini sesuatu yang real dan bisa berdampak seumur hidup bagi
anak-anak kita," kata Nadiem.
Selanjutnya, adalah ancaman penurunan capaian pelajar. Nadiem mengatakan selama PJJ,
kesenjangan kulitas antara yang punya akses terhadap teknologi dan tidak itu semakin besar.
"Kita beresiko mempunyai learning loss, lost generation, di mana dampak permanen terhadap
generasi kita, terutama jenjang yang masih muda," kata Nadiem.
Ancaman terakhir adalah meningkatnya kekerasan terhadap anak selama PJJ. Selain itu, anak
pun memiliki resiko psikososial, akibat stres terus menerus di dalam rumah dan tak dapat
bertemu teman.
Namun di sisi lain, Nadiem mengakui bahwa faktor kesehatan dan keselamatan anak juga sama
pentingnya. Karena itu, kebijakan pendidikan pemerintah harus multidimensional. Atas dasar itu,
Kemendikbud beserta kementerian terkait memutuskan 2 hal.
"Pertama adalah perluasan pembelajaran tatap muka yang ada di zona kuning. Kedua
meluncurkan kurikulum darurat u memberikan fleksibilitas bagi semua peserta didik dan guru,
penyederhanaan dan bantuan spesifik untuk bisa mengerjakan dan mengoptimalkan PJJ," kata
Nadiem.
Pembahasan
A. Pengertian Sistem Belajar Jarak Jauh Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam
dunia pendidikan mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila
dianalisis secara gamblang saja maka dapat dikatakan belajar jarak jauh merupakan suatu bentuk
system pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh dari pusat penyelenggaraan pendidikan
dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak jauh adalah suatu model pembelajaran yang
membebaskan pebelajar untuk dapat belajar tanpa terikat oleh ruang dan waktu dengan sedikit
mungkin bantuan dari orang lain. Komunikasi yang berlangsung pada system pembelajaran ini
bersifat komunikasi tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan dengan perantaraan
dalam bentuk media cetak maupun multimedia yang dirancang khusus. Kalaupun ada kontak
langsung, bukanlah suatu proses proses pembelajaran, namun suatu kegiatan tutorial untuk
menyakinkan bahwa materi pembelajaran yang disampaikan kepada pebelajar melalui media
benar-benar mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan. Menurut
HarinaYuhettu (2002) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pendidikan jarak jauh
antara lain: 1. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja. 2.
Dapat menarik minat calon peserta yang banyak. 3. Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan
sehari-hari karena pola jadwal pembelajaran yang luwes. 4. Harapan akan meningkatnya
kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau keluaran.
Menilik dari kacamata umum saat ini, pandemi Corona memang banyak menimbulkan ancaman
bagi dunia pendidikan. Namun, kita dapat melihat dari sudut pandang berbeda sehingga ancaman
dapat diubah menjadi peluang untuk memajukan dunia pendidikan.
Pandemi Covid-19 yang dinilai membawa begitu banyak dampak negatif, ternyata juga
membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Dampak positif ini dapat memotivasi untuk
melewati masa-masa sulit agar tetap fokus meraih tujuan pendidikan Indonesia yang lebih maju.
Pandemi Covid-19 yang datang tak diudang, menyebabkan penutupan sekolah-sekolah dalam
upaya menghentikan pergerakkan pandemi. Sebagai gantinya, pemerintah telah memberlakukan
sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Sistem PJJ yang berbasis teknologi tentu mengharuskan lembaga pendidikan, guru, siswa bahkan
orang tua agar cakap teknologi. Hal ini memicu percepatan transformasi teknologi pendidikan di
negeri ini. Ini tentu berdampak positif karena penggunaan teknologi dalam pendidikan selaras
dengan era Revolusi Industri 4.0 yang terus merangsek maju.
Sumber: https://suteki.co.id/covid-19-picu-percepatan-transformasi-digital-pendidikan-
indonesia/
Banyak munculnya aplikasi belajar online membuat belajar #DariRumahAja tetap dapat
dilakukan dengan efektif. Aplikasi-aplikasi belajar online dikembangkan dengan penyediaan
fitur-fitur yang memudahkan dalam melakoni belajar online.
Salah satu aplikasi yang memiliki fitur yang keren, user interface yang friendly, teruji, dan
andal adalah aplikasi eStudy. Aplikasi ini menjadi salah satu solusi PJJ yang sangat recomended
untuk digunakan.
Sumber : https://suteki.co.id/estudy-learning-anagement-system-solusi-pendidikan-jarak-jauh-
pjj/
Kursus online gratis mulai marak di tengah pandemi Covid-19. Banyak lembaga bimbingan
belajar memberikan kursus online gratis atau ada yang memberikan dengan potongan harga.
Pandemi Corona membuat ide-ide baru bermunculan. Para ilmuwan, peneliti, dosen bahkan
mahasiswa berupaya melakukan eksperimen untuk menemukan vaksi Covid-19.
Seperti yang dilakukan oleh alumni UGM yang membantu mengatasi kekurangan masker dengan
membuat masker yang bisa dicuci ulang. Tidak hanya itu, kreativitas lain yang juga tidak kalah
menarik, seperti mahasiswa Rumah Bahasa UI yang menjadi relawan Covid-19 dan membantu
mengedukasi masyarakat.
Selama masa pandemi ini, peserta didik tentu akan menghabiskan waktu belajar di rumah. Di
mana ini menuntut adanya kolaborasi yang inovatif antara orang tua dan guru sehingga peserta
didik tetap bisa menjalani belajar online dengan efektif.
Selain itu, kolaborasi yang inovatif dapat mengatasi berbagai keluhan selama menjalani belajar
online. Ini akan memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan baik di masa kini maupun
masa mendatang.
Sumber : https://www.kompas.com/edu/read/2020/05/03/092749071/diskusi-mendikbud-dan-
najwa-shihab-ini-dampak-positif-negatif-corona-di?page=all
Saat semua sekolah ditutup dan #BelajarDariRumah, menjadi kesempatan bagi peserta didik
untuk menerapkan ilmu di tengah keluarga. Baik hanya sekedar membuka diskusi kecil atau
dengan mengajarkan ilmu yang diperoleh kepada keluarga.
Ini berperan penting dalam meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu ilmu dengan
cara aplikasi secara langsung. Ilmu yang diaplikasikan secara langsung akan memberikan
pengaruh tidak hanya pada yang mengaplikasikan namun juga bagi yang menerima
pengaplikasian.
Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia ) dalam bukunya yang berjudul
Terapi Berpikir Positif mengatakan bahwa untuk melakukan perubahan positif dalam hidup,
maka mulailah dengan Tawakal kepada Allah. Dengan begitu, kita akan mendapatkan kekuatan
spritual untuk melakukan perubahan. Setelah itu ganti pikiran kita dengan pikiran positif, ini
akan berpengaruh terhadap kondisi jiwa.
Dalam Energy Medicine, Dr. Herbert Spencer dari Universitas Harvard mengatakan bahwa
lebih dari 90% penyakit tubuh disebabkan oleh jiwa. Ini disebut dengan Psycho-Somatic
Disease. Artinya, jiwa (psycho) berpikir dan memengaruhi tubuh (somo). Artinya kita memiliki
tantangan untuk tidak memberikan ruang bagi mental negatif berkembang. Sebaliknya, kita harus
membangun mental positif agar pandemi Corona tak dapat memberikan ancaman sedikitpun.