Anda di halaman 1dari 4

PERAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA

PENDIDIKAN

Perkembangan teknologi membuat apa saja semakin mudah dilakukan.


teknologi informasi membawa banyak perubahan di berbagai hal atau bidang.
Seperti Smart phone saat ini sebagai media yang multifungsi, tidak seperti dulu
yang hanya digunakan sebagai sarana komunikasi. Dimana pun dan kapan pun
smartphone bisa digunakan untuk membantu manusia untuk menyelesaikan segala
urusan dengan lebih mudah. Smart phone bisa digunakan untuk membayar berbagai
tagihan secara online melalui Shopee, Bukalapak, Tokopedia, Lazada, dll. Sekarang
bepergian ke luar rumah tanpa membawa uang tunai bisa melakukan pembayaran
meggunakan Dana, Ovo, Gopay, dsb.

Dalam dunia pendidikan sekarang proses belajar dan mengajar tidak selalu
formal dengan bertatap mata seperti di sekolah atau di bimbingan belajar. Dalam
sumber yang didapatkan penulis, menurut Pannen (2005), saat ini terjadi paradigma
pembelajaran terkait dengan ketergantungan terhadap guru dan peran guru dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran seharusnya tidak 100% bergantung pada
guru lagi (insructore dependent) tetapi lebih banyak terpusat kepada siswa (student-
centered learning atau instructor independent) guru juga tidak lagi dijadikan satu
satunya rujukan semua pengetahuan tetapi lebih sebagai fasilitator atau konsultan
(resnick, 2002). Dengan pandangan tersebut, kehadiran e-learning diterima dengan
tujuan memudahkan proses belajar dan mengajar yang bisa dilakukan dimana saja
dan kapan saja . e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran yang disampaikan
melalui semua media elektronik termasuk, internet, intranet, extranet, satelit,
audio/video tape TV Interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002)

Kehaadiran teknologi informasi sedikit banyaknya mempengaruhi cara


belajar. Aplikasi Ruang guru yang menyediakan banyak materi pembelajaran.
Dengan hanya modal smartphone dan jaringan internet kita bisa mempelajari materi
yang dirasa masih belum paham dengan lebih praktis di waktu senggang. Cara
penggunaan juga mudah, download aplikasi dan berlangganan maka sudah bisa
bebas mengakses.

1
Bahaso merupakan aplikasi untuk belajar beberapa bahasa asing, misalnya bahasa
inggris dengan memanfaatkan gambar serta audio yang menarik sehingga mudah
untuk dipahami. Tidak kalah seperti bimbel bahasa inggris biasa, Bahaso
memberikan sertifikat dari Universitas Indonesia jika kita berhasil menyelesaikan.
Harga untuk berlangganan juga bervariasi tergantung dari jangka waktu belajar
yaang diambil (1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan). Ruang Guru dan Bahaso adalah dua
aplikasi yang membuktikan bahwa pendidikan tidak lepas dari pengaruh
perkembangan teknologi informasi. Mudah, cepat dan harga yang terjangkau bisa
menjadi pilihan untuk memudahkan seseorang untuk belajar. Perkembangan
teknologi informasi membawa dampak positif dan negatif, khususnya dalam dunia
pendidikan di Indonesia.

Menurut penulis dampak positif dari penggunaan teknologi informasi ialah


memudahkan siswa dan mahasiswa untuk memahami pelajaran, sarana untuk
berdiskusi dengan teman, mencari referensi sebagai bahan pembelajaran selain dari
tenaga pendidik sehingga semakin banyak siswa maupun mahasiswa yang kreatif
dan berpengetahuan luas serta dapat mengasah minat dan bakatnya untuk mengukir
prestasi. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Putri Aimee Srijaya, Erin Michelle
dan Nadya Annabelle Lummy siswa kelas III SMP National High Jakarta School.
Mereka berhasil meraih gelar juara lomba debat level internasional setelah sukses
meraup 38 medali (30 emas, 8 perak) dan tiga piala di ajang The World Scholar’s
Cup Global Round yang berlangsung di Barcelona. Putri dan rekan timnya ternyata
hanya belajar otodidak dengan mencari sendiri melalui digital serta melakukan riset
sendiri, sementara guru pendamping hanya memberikan petunjuk. Saat lomba di
Barcellona tersebut, mereka mendapat topik soal keberadaan alien di bumi.

Anggela Ayu Lestari (17) dan Noah Rofsan Tirayoh (16) siswa kelas XII IPA
merupakan tim SMA Frater berhasil mendapatkana juara pertama pada kategori
lomba Praktikum tingkat menengah atas di ajang biofarm expo 2017 di Makassar.
Untuk persiapan lomba selain pembelajaran di sekolah juga memperbanyak nonton
video di youtube.

Tidak hanya siswa ataupun mahasiswa, tenaga pendidik juga memanfaatkan


teknologi berupa Internet, website, laptop, proyektor lcd, dll untuk memudahkan

2
dalam membuat dan menyampaikan materi, menginput nilai, forum diskusi secara
online, evaluasi hasil belajar dapat dilakukan secara online, serta karya atau
penelitian yang dipublikasikan atau dibukukan. Contohnya adalah:

1. Buku “Research Metods in Sustainability Education” tahun 2019 karya


Mohammad Ali, M.A. (Universitas Pendidikan Indonesia)
2. Artikel “Developing Online Course Material on Information Literacy: A
Design-Based Research Approach” tahun 2017 pada buku Educational
Communications and Technology karya Dr. Riche Cynthia Johan, M.Si.
(Universitas Pendidikan Indonesia)
3. Aplikasi (software) yang bisa deteksi plagiat dalam penyusunan karya ilmiah
bernama TESSY (Test of Text Aimilarity) rancangan Dr Didi Achjari M.Com
bersama tim dari Universitas Gadjah Mada.
4. Adi Widya: Jurnal Pengabdian Masyarakat yang berisikan kumpulan hasil
pengabdian dosen Universitas di Surakarta dan sekitarnya yang disusun dalam
bentuk arikel pengabdian. Jurnal ini diterbitkan oleh Universitas Slamet Riyadi
Surakarta dengan penerbitan 2 kali 1 tahun.

Sedangkan dampak negatif dari teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah
seperti:

1. Timbulnya rasa malas untuk belajar, mengandalkan memfoto atau merekam


materi pelajaran yang disampaikan pemateri.
2. Penyalahgunaan pengetahuan yang digunakan untuk menerobos sistem atau
website resmi suatu lembaga pendidikan
3. Tes program kerahasiaan semakin terancam, tes kecerdasan seperti tes Raven,
Differential uji bakat dapat diakses melalui CD. Implikasi dan masalah tes
psikologi harus berpacu dengan tingkat kebocoran melalui internet
4. Pelajar bisa mengakses situs tak layak seperti itus dengan onten porno
5. Fasilitas game online dan perjudian yang bisa merusak pelajar ataupun
mahasiswa.

Penyalahgunaan Teknologi Informasi di dunia pendidikan salah satu kasusnya


adalah yang terjadi pada tahun 2012 lalu. Menurut indivasi yang diterima

3
merdeka.com, sedikitnya ada 43 peserta ujian masuk (UM) Fakultas Kedokteran
Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta diduga terlibat praktik
perjokian. Puluhan peserta ujian itu diketahui telah membawa alat komunikasi
yang terkoneksi dengan operator, saat mengikuti ujian Tes Potensi Akademik
(TPA) dan Bahasa Inggris, di Kampus UGM, Bulak Sumur, Sleman,
Yogyakarta.Kasatreskrim Polres Sleman, AKP Widy Saputro mengatakan bahwa
penggunaan alat untuk menyontek oleh calon mahasiswa tersebut berupa ponsel
yang ditempelkan di badan dan dihubungkan melalui headset.Tidak hanya
menggunakan perangkat elektronik yang ditempelkan di tubuh saja, ada pula modus
yang menggunakan banyak alat lainnya, seperti kamera pada kancing baju, bolpoin
dan bros sampai dengan alat komunikasi itu dibalut dengan bungkus
penghapus.Tentunya dengan penyalahgunaan teknologi untuk tujuan yang kurang
baik terutama dalam hal pendidikan ini apapun alasannya tidak diperkenankan.

Kasus tersebut menggambarkan bahwa teknologi informasi digunakan


untuk curangi sistem pendidikan. Dengan kehadiran teknologi informasi
seharusnya digunakan untuk mendukung kemajuan bidang pendidikan suatu negara
agar menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan bisa bersaing dengan
tenaga kerja asing bukan membuat dunia pendidikan semakin mundur. Teknologi
harus disikapi secara bijaksana agar mendatangkan berbagai manfaat untuk
kehidupan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai