Anda di halaman 1dari 8

ZAKAT PROFESI DAN PERHITUNGANNYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Hadits
Semester III/2020

Oleh : Bagja Fajar Albiansyah


NIM : 01011901055

Jurusan Pendidikan Agama Islam


Fakultas Tarbiyyah
STAI DR. KHEZ. MUTTAQIEN

Jl. Baru, Ciwareng, Kec. Babakancikao, Kabupaten Purwakarta.

1
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ZAKAT PROFESI DAN
PERHITUNGANNYA ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. Imam Thabroni
pada mata kuliah Hadits. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang zakat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Imam Thabroni selaku dosen mata kuliah
Hadits yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 4 Desember 2020

2
Daftar isi

Contents
Kata Pengantar..........................................................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
1. Pendahuluan..................................................................................................................................4
2. Latar Belakang..............................................................................................................................4
3. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................................6
1. Zakat Profesi..................................................................................................................................6
2. Penghitungan Zakat profesi..........................................................................................................7
1.1 Pengeluaran Bruto...................................................................................................................7
1.2 Dipotong Operasional Kerja,...................................................................................................7
1.3 Pengeluaran Neto atau Zakat Bersih........................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
1. Kesimpulan....................................................................................................................................8

3
BAB I
1. Pendahuluan
Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Muslim untuk diberikan
kepada golongan yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan semacamnya, sesuai dengan
yang ditetapkan oleh syariah. Zakat termasuk rukun Islam ke-4 dan menjadi salah satu unsur
paling penting dalam menegakkan syariat Islam.

Oleh karena itu, hukum zakat adalah wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu. Zakat juga merupakan bentuk ibadah seperti shalat, puasa, dan
lainnya dan telah diatur dengan rinci berdasarkan Al-Quran dan Sunnah.

Kata zakat berasal dari bahasa Arab ‫ زكاة‬atau zakah yang berarti bersih, suci,
subur, berkat, dan berkembang. Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta yang wajib
dikeluarkan oleh umat Muslim dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan. Pengertian zakat tertulis dalam QS Al-
Baqaroh 2:43

َّ ‫َوَأقِي ُموا ال‬


َ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬

Artinya: “dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang
yang ruku’”

Ayat di atas menjelaskan bahwa mereka yang beragama Islam lalu mengerjakan
salat secara benar dan menunaikan zakat, mereka termasuk dalam orang-orang yang
ruku’, yakni tergolong sebagai umat Nabi Muhammad SAW.

2. Latar Belakang

Zakat merupakan bentuk ibadah seperti salat, puasa, dan lainnya yang telah diatur
berdasarkan Al Quran dan sunnah. Ibadah ini termasuk dalam rukun Islam yang keempat
dan menjadi salah satu unsur penting dalam syariat Islam. Karena itu, hukum
membayarkan zakat adalah wajib bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat-syarat
zakat. Selain ibadah wajib, zakat juga merupakan kegiatan amal sosial kemasyarakatan
dan kemanusian yang dapat perkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

3. Rumusan Masalah

Zakat penghasilan atau yang dikenal juga sebagai zakat profesi; zakat pendapatan
adalah bagian dari zakat mal yang wajib dikeluarkan atas harta yang berasal dari
pendapatan / penghasilan rutin dari pekerjaan yang tidak melanggar syariah. Nishab zakat
penghasilan sebesar 85 gram emas per tahun. Kadar zakat penghasilan senilai 2,5%.

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjelaskan, penghasilan yang dimaksud


ialah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain-lainnya yang
diperoleh dengan cara halal, baik rutin seperti pejabat negara, pegawai, karyawan,

4
maupun tidak rutin seperti dokter, pengacara, konsultan, dan sejenisnya, serta pendapatan
yang diperoleh dari pekerjaan bebas lainnya.

5
BAB II
1. Zakat Profesi
Zakat penghasilan atau zakat profesi (al-mal al-mustafad) adalah zakat yang
dikenakan pada setiap pekerjaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan
sendirian maupun bersama dengan orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan
(uang) halal yang memenuhi nisab (batas minimum untuk wajib zakat). Contohmya
adalah pejabat, pegawai negeri atau swasta, dokter, konsultan, advokat, dosen, makelar,
seniman dan sejenisnya. Hukum zakat penghasilan berbeda pendapat antar ulama fiqih.
Mayoritas ulama mazhab empat tidak mewajibkan zakat penghasilan pada saat menerima
kecuali sudah mencapai nisab dan sudah sampai setahun (haul), namun para ulama
mutaakhirin seperti Syekh Abdurrahman Hasan, Syekh Muhammad Abu Zahro, Syekh
Abdul Wahhab Khallaf, Syekh Yusuf Al Qardlowi, Syekh Wahbah Az-Zuhaili, hasil
kajian majma' fiqh dan fatwa MUI nomor 3 tahun 2003 menegaskan bahwa zakat
penghasilan itu hukumnya wajib. Hal ini mengacu pada pendapat sebagian sahabat (Ibnu
Abbas, Ibnu Masud dan Mu'awiyah), Tabiin (Az-Zuhri, Al-Hasan Al-Bashri, dan
Makhul) juga pendapat Umar bin Abdul Aziz dan beberapa ulama fiqh lainnya. (Al-fiqh
Al-Islami wa ‘Adillatuh, 2/866)

Hasil profesi merupakan sumber pendapatan seseorang seperti pegawai negeri,


swasta, konsultan, dokter dan notaris. Para ahli fikih kontemporer bersepakat bahwa hasil
profesi termasuk harta yang harus dikeluarkan zakatnya.

Akan tetapi jika hasil profesi seseorang tidak mencukupi kebutuhan hidup (diri dan
keluarganya) ia lebih pantas menjadi mustahiq (penerima zakat). Sedangkan jika hasilnya
sekedar untuk menutupi kebutuhan hidupnya atau lebih sedikit, ia belum juga terbebani
kewajiban zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok yaitu pangan,
sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan
profesinya.

Zakat seperti dijelaskan Allah SWT dalam Al Quran surat At-Taubah ayat 60 harus
diberikan kepada delapan asnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, memerdekakan budak,
orang yang punya hutang, ibnu sabil dan sabilillah.

ً‫يضة‬ ِ ِ‫يل هَّللا ِ َوا ْب ِن ال َّسب‬


َ ‫يل ۖ فَ ِر‬ ِ ‫ب َو ْالغ‬
ِ ِ‫َار ِمينَ َوفِي َسب‬ ِ ‫ات لِ ْلفُقَ َرا ِء َو ْال َم َسا ِكي ِن َو ْال َعا ِملِينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوبُهُ ْم َوفِي الرِّ قَا‬
ُ َ‫ص َدق‬ َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
‫ِمنَ هَّللا ِ ۗ َو ُ َعلِي ٌم َح ِكي ٌم‬
‫هَّللا‬

Artinya: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

6
2. Penghitungan Zakat profesi

Dalam buku fiqih zakat karya DR Yusuf Qaradlawi. bab zakat profesi dan
penghasilan, dijelaskan tentang cara mengeluarkan zakat penghasilan. Kalau kita
klasifikasi ada tiga wacana:

1.1 Pengeluaran Bruto


yaitu mengeluarkan zakat penghasilan kotor. Artinya, zakat penghasilan yang
mencapai nisab 85 gr emas dalam jumlah setahun, dikeluarkan 2,5 % langsung ketika
menerima sebelum dikurangi apapun. Jadi kalau dapat gaji atau honor dan
penghasilan lainnya dalam sebulan mencapai 2 juta rupiah x 12 bulan = 24 juta,
berarti dikeluarkan langsung 2,5 dari 2 juta tiap buan = 50 ribu atau dibayar di akhir
tahun = 600 ribu. Hal ini juga berdasarkan pendapat Az-Zuhri dan 'Auza'i, beliau
menjelaskan: "Bila seorang memperoleh penghasilan dan ingin membelanjakannya
sebelum bulan wajib zakat datang, maka hendaknya ia segera mengeluarkan zakat itu
terlebih dahulu dari membelanjakannya" (Ibnu Abi Syaibah, Al-mushannif, 4/30).
Dan juga menqiyaskan dengan beberapa harta zakat yang langsung dikeluarkan tanpa
dikurangi apapun, seperti zakat ternak, emas perak, ma'dzan dan rikaz.
1.2 Dipotong Operasional Kerja,
yaitu setelah menerima penghasilan gaji atau honor yang mencapai nisab,
maka dipotong dahulu dengan biaya operasional kerja. Contohnya, seorang yang
mendapat gaji 2 juta rupiah sebulan, dikurangi biaya transport dan konsumsi harian di
tempat kerja sebanyak 500 ribu, sisanya 1.500.000. maka zakatnya dikeluarkan 2,5
dari 1.500.000= 37.500,- Hal ini dianalogikan dengan zakat hasil bumi dan kurma
serta sejenisnya. Bahwa biaya dikeluarkan lebih dahulu baru zakat dikeluarkan dari
sisanya. Itu adalah pendapat Imam Atho' dan lain-lain dari itu zakat hasil bumi ada
perbedaan persentase zakat antara yang diairi dengan hujan yaitu 10% dan melalui
irigasi 5%.
1.3 Pengeluaran Neto atau Zakat Bersih
yaitu mengeluarkan zakat dari harta yang masih mencapai nisab setelah
dikurangi untuk kebutuhan pokok sehari-hari, baik pangan, papan, hutang dan
kebutuhan pokok lainnya untuk keperluan dirinya, keluarga dan yang menjadi
tanggungannya. Jika penghasilan setelah dikurangi kebutuhan pokok masih mencapai
nisab, maka wajib zakat, akan tetapi kalau tidak mencapai nisab ya tidak wajib zakat,
karena dia bukan termasuk muzakki (orang yang wajib zakat) bahkan menjadi
mustahiq (orang yang berhak menerima zakat)karena sudah menjadi miskin dengan
tidak cukupnya penghasilan terhadap kebutuhan pokok sehari-hari. Hal ini
berdasarkan hadits riwayat imam Al-Bukhari dari Hakim bin Hizam bahwa
Rasulullah SAW bersabda: ".... dan paling baiknya zakat itu dikeluarkan dari
kelebihan kebutuhan...". (lihat: DR Yusuf Al-Qaradlawi.Fiqh Zakat, 486)

7
BAB III
1. Kesimpulan
seorang yang mendapatkan penghasilan halal dan mencapai nisab (85 gr emas) wajib
mengeluarkan zakat 2,5 %, boleh dikeluarkan setiap bulan atau di akhir tahun. Sebaiknya
zakat dikeluarkan dari penghasilan kotor sebelum dikurangi kebutuhan yang lain. Ini
lebih afdlal (utama) karena khawatir ada harta yang wajib zakat tapi tapi tidak dizakati,
tentu akan mendapatkan adzab Allah baik di dunia dan di akhirat. Juga penjelasan Ibnu
Rusd bahwa zakat itu ta’bbudi (pengabdian kepada Allah SWT) bukan hanya sekedar hak
mustahiq. Tapi ada juga sebagian pendapat ulama membolehkan sebelum dikeluarkan
zakat dikurangi dahulu biaya operasional kerja atau kebutuhan pokok sehari-hari.
Semoga dengan zakat, harta menjadi bersih, berkembang, berkah, bermanfaat dan
menyelamatkan pemiliknya dari siksa Allah SWT. Amiin ya mujibas sa`ilin.

Anda mungkin juga menyukai