Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4408/Hukum Islam dan Acara Peradilan Agama
Kode/Nama UT Daerah : UPBJJ UT JAKARTA
Masa Ujian : 2023/2024 Genap (2024.1)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA 1. 1) Mengenai apa saja yang menjadi sumber hukum Islam, kita dapat menemukannya dalam Al-Qur’an dan surah An-Nisa ayat 59 dan hadis Mu’az bin Jabal. “Hai, orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul(Nya) dna Ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah ia kepada Allah (Al- Qur’an dan rasul (sunah) jika kamu benar-benar mengimani Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya (An-Nisa: 59). Surah An-Nisa ayat 59 menyebutkan bahwa setiap muslim wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak rasul, dan kehendak ulil amri. Kehendak Allah adalah larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya sesuai dengan yang diturunkan melalui Al-Qur’an. Perintah menaati rasul adalah menjalankan perintah yang diberikan rasul melalui sunah. Dalam hal ini, sunah tersebut paralel dengan Al-Qur’an yang berasal dari Allah SWT. Ulil amri adalah orang yang mempunyai kekuasaan berupa ilmu pengetahuan untuk mengalirkan ajaran hukum Islam dari dua sumber utama, yaitu Al-Qur’an dan hadis. Para ahli berpendapat bahwa sunah dan hadis memiliki perbedaan, tetapi ada juga yang tidak membedakan keduanya. Perbedaan tersebut adalah sunah berasal dari Nabi Muhammad SAW yang diucapkan dan dilakukan secara terus-menerus, diturunkan dari generasi ke generasi, dan diikuti oleh sahabat-sahabat. Sementara itu, hadis berkonotasi segala peristiwa yang diambil dari Nabi Muhammad walaupun hanya sekali beliau melakukan atau mengatakannya. Akan tetapi, dalam kebiasaan hukum islam, hadis dan sunah hanya berbeda dari sisi penggunaan, tidak dalam isi dan tujuannya. Sunah adalah sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Sunah berfungsi sebagai penopang dan penyempurnaan Al-Qur’an dalam menjelaskan hukum-hukumnya. Apabila sunah tidak berfungsi sebagai sumber hukum, kaum muslim akan mengalami kesulitan dalam hal cara salat, kadar dan ketentuan zakat, cara haji, dan lain-lain. Hal ini sebab Al- Qur’an hanya berbicara secara global dan umum, penjelasan terperinci ditemui dalam sunah. 2) Tidak semua hadis diakui sebagai sumber hukum yang dapat dipertanggungjawabkan, hadis dapat di golongkan berdasarkan kualitas rawi (orang yang meriwayatkan hadis). Berdasarkan kualitas rawi, hadis dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu hadis sahih, hadis hasan, dan hadis daif. Hadis sahih adalah hadis yang memenuhi syarat dan dapat diterima dengan sempurna. Dalam hal ini, rawi menunjukkan pribadi yang takwa serta terjaga daru sifat muru’ah. Sanad (mata rantai menguhubungkan) bersambung sampai Nabi Muhammad SAW. Sanadnya bersambung dari awal hingga akhir. Kemampuan rawi yang dimaksudkan adalah kesempurnaan menghafal tingkat tinggi yang berarti hafal diluar kepala dan hadis tersebut ditulis dalam kitab yang terjaga kebenarannya. Tidak terdapat Illat (disini berarti cacat samar) yang mengakibatkan hadis tersebut tidak dapat diterima atau kesamaran yang menyebabkan keraguan. Hadis hasan, adalah hadis yang sanadnya tidak terputus dari rawi akhir dan para sahabat yang bersumber langsung dari Nabi Muhammad SAW. Hadis ini diriwayatkan oleh rawi yang adil, tidak bertentangan dengan rawi lain yang terpercaya, serta tidak cacat, tetapi rawi kurang teliti. Hadis hasan hampir sama dengan hadis sahih, tetapi yang membedakan adalah ingatan para rawi. Pada hadis sahih, daya ingat para rawi harus sempurna, tetapi dalam hadis hasan ingatan atau daya hafalnya kurang sempurna. Hadis daif, daif berarti lemah. Oleh karena itu, hadis daif berarti hadis yang tidak memenuhi kriteria seperti yang terdapat dalam hadis sahih dan hasan. Hadis ini adalah hadis yang ditolak. Apabila terdapat suatu hadis yang tidak memenuhi syarat hadis sahih atau hasan, hadis tersebut dikatakan hadis daif (ditolak). Untuk menilai hadis dapat dijadikan sumber hukum yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, perlu dilakukan penelitian dan kajian untuk mengetahui apakah hadis tersebut memenuhi kriteria sahih atau tidak. 2. Tidak semua benda atau harta yang kita milik wajib dizakati. Akan tetapi, ada aturan mengenai nisab, haul, dan kadar zakat masing-masing. Secara umum zakat dibadi menjadi dua macam, yaitu zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah sejumlah bahan pokok yang dikeluarkan pada bulan Ramadhan oleh setiap muslim bagi dirinya dan bagi orang yang ditanggungnya yang memiliki kelebihan makanan pokok yang untuk sehari pada hari raya Idul Fitri. Zakat fitrah wajib dikeluarkan sesuai dengan bulan Ramadhan sebelum salat Ied. Zakat yang diberikan setelah bulan Ramadhan dan setelah salat Ied bukan termasuk zakat fitrah, melainkan hanya sedekah. Zakat mal adalah bagian harta yang disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat mal dikenakan atas harta yang dimiliki oleh seseorang atau lembaga dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Zakat profesi adalah kekayaan yang diperoleh seorang muslim melalui bentuk usaha baru yang sesuai dengan syariat agama. Berdasarkan Keputusan Ketua Badan Amil Zakat Nasional Nomor KEP.016/BP/BAZNAS/XII/2015 tentang Nilai Nasab Zakat Pendapatan atau Profesi Tahun 2016 Badan Amil Zakat Nasional, zakat pendapatan atau profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari penghasilan yang diperoleh dari hasil profesi pada saat menerima pembayaran. Menurut Yusuf Al Qardhawi, yang termasuk dalam zakat profesi adalah gaji karyawan, harta hasil usaha, upah karyawaan, pendapatan dokter, insinyur, advokat, dan lain-lain yang mengerjakan profesi tertentu dan juga pendapatan yang diperoleh dari modal yang diinvestasikan diluar sektor perdagangan, seperti mobil, kapal, pesawat, percetakan, dan tempat hiburan, wajib terkena zakat apabila sudah mencapai nisab dan mencapai satu tahun. Harta profesi tersebut di-qiyas-kan dengan bentuk harta zakat lain. Penghasilan berupa uang nisabnya 520 kg beras apabila di-qiyas-kan dengan zakat pertanian. Sementara itu, nisabnya 85 gram jika di-qiyas-kan dengan zakat emas dan kadarnya 2,5%. Apabila hendak menghitung seluruh nisab dengan besaran uang, nilai nisab zakat pendapatan di seluruh Indonesia pada tahun 2017 berdasarkan Keputusan Ketua BAZNAS Nomor 142 Tahun 2017 tentang Nilai Nizab Zakat Pendapatan Tahun 2017 di Seluruh Wilayah Indonesia adalah sebesar Rp.5.240.000. besaran jumlah uang ini bisa saja berubah seiring dengan berkembangnya zaman. 3. Dalam perspektif sosiologi, zakat merupakan suatu refleksi dari rasa kemanusiaan, keadilan, keimanan, serta ketaqwaan yang mendalam yang muncul dalam sikap orang yang mempunyai kelebihan harta. Zakat sangat erat kaitannya dengan masalah moral, karena dengan melaksanakan zakat dapat mengikis sifat ketamakan dan keserakahan orang yang memilikkelebihan harta benda. Salah satu ayat yang populer sebagai perintah zakat adalah al-Qur’an Surat Al-Taubah (9): 103. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka. sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Taubah (9): 103). Pada ayat ini terdapat kata penting yakni ‘membersihkan’, ‘menyucikan’ ‘mendoa’ dan ‘ketentraman jiwa’, setelah kata zakat. Ini bisa diasumsikan bahwa pengamalan zakat berkaitan erat dengan hal-hal psikologis, yuridis dan sosiologis. Zakat jika ditinjau dari segi Yuridis, maka merupakan amanat Allah di dalam Al-Qur’an dan fungsi Undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dan Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat serta Keputusan Direktor Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/291 tahun 2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat bahwa pengelolaan zakat merupakan bagian integral dari proses pembentukan dan penguatan Ekonomi Islam secara makro. Menurut pendapat saya pada kasus diatas, sebagai muslim yang taat Smith seharusnya mengerti dikarenakan hukumnya zakat adalah wajib, pada kasus diatas Smith bukan hanya seorang ASN tetapi juga menjadi petani dan pengusaha cabe yang memang diharuskan wajib membayar zakat. Yang dimaksud hasil pertanian dalam hal ini adalah tanaman yang memiliki hasil ekonomi, seperti padi, biji-bijian (jagung, kedelai), umbi-umbian (ketela, ubi jalar), sayuran (kol, sawi, bayam, cabai), buah-buahan (apel, jeruk, mangga, alpukat), dan sebagainya. Dasar dari adanya zakat ini adalah Q.S Al-Baqarah ayat 267 dan Q.S Al-An’am ayat 141.