KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA 1. a. Sangat jelas bahwa substansi ilmu hukum administrasi negara secara umum dapat digambarkan sebagai segenap peraturan mengenai kehidupan bernegara yang mengatur hubungan antara negara dan rakyatnya. Hubungan ini antara negara dan masyarakat tersebut tidak sekedar berjalan searah, tetapi juga berjalan saling silang diantara mereka. Jadi jelas bahwa hukum administrasi negara tidak hanya berisi hak dan kewenangan dari para pejabat penyelenggara negara dan pemerintahan saja. Akan tetapi, juga mengatur sisi kedudukan masyarakat sebagai adressat hukum administrasi negara terhadap pemerintah. Hakikat hukum administrasi negara tersebut secara tegas dapat menunjukkan bahwa di dalamnya secara garis besar merupakan hukum yang mengatur hubungan antara negara dan masyarakat. Maksudnya, satu sisi membahas upaya bagaimana negara dapat menjalankan tugasnya, sedangkan disisi lain adalah upaya untuk melindungi warga atas tindakan pemerintah tersebut. Tugas yang dilakukan oleh negara dalam upaya menyejahterakan warganya tersebut diwujudkan dalam kegiatan administrasi negara, yakni melaksanakan segala proses administrasi yang pada akhirnya mempunyai tujuan utama, yaitu menyejahterakan masyarakat. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) adalah sebuah badan hukum non- profit yang diizinkan oleh pemerintah untuk mendampingi masyarakat Indonesia yang terlibat proses hukum secara cuma-cuma. Bentuk fasilitas ini dinamakan Pelayanan Umum (Public Service) oleh pemerintah. Adalah tanggung jawab pemerintah untuk melindungi setiap warga negaranya yang kurang mampu dan buta hukum dalam upaya penegakan keadilan dan kedudukan yang sama di depan hukum. Kolerasi antara bantuan hukum yang diberikan pihak LBH (Lembaga Bantuan Hukum) dengan substansi ilmu Hukum Administrasi Negara secara umum adalah dimana yang tertera dalam Hukum Administrasi Negara bahwa pemerintah patut memberikan Pelayanan Umum (Public Service) kepada masyarakat. Salah satu pelayanan umum ini adalah pelayanan dalam bidang hukum yang dilakukan oleh LBH secara cuma-cuma untuk masyarakat yang tidak mampu dan buta hukum. Di mata hukum keadilan, setiap warga negara memiliki derajat dan berkedudukan sama tanpa kecuali berhak atas perlindungan yang sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. b. Dari segenap substansi yang berada dalam lingkup ilmu hukum administrasi negara, menurut P De Hans, hukum administrasi negara mempunyai tiga fungsi utama yaitu fungsi normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Dalam kasus diatas, Bantuan hukum kepada warga negara yang kurang mampu dan buta hukum yang diberikan oleh pihak LBH secara cuma-cuma tersebut adalah salah satu wujud pemerintah dalam melakukan fungsinya untuk memberikan Pelayanan Umum (Public Service) sebagai bagian dari Hukum Administrasi Negara. _ Dan ada juga dalam hal ini fungsi penjaminan perlindungan hukum (rechtsbescherming), hukum administrasi negara berusaha menjalankan fungsi untuk menjalankan terselenggaranya pemerintah berdasarkan demokrasi. Untuk itu, dilakukan penjaminan melalui segenap tindakan pemerintah dalam penyelenggaraan pengawasan. Penjaminan yang dilakukan oleh fungsi hukum administrasi negara juga menyangkut segenap penjaminan yang diberikan kepada masyarakat mengenai segala bentuk perlindungan hukum ataupun ganti rugi atas segenap tindakan pemerintah yang dirasakan merugikan masyarakat. 2. a. Menurut pendapat yang disampaikan oleh Riawan Tjandra yang menyatakan bahwa dalam rangka menjalankan fungsinya, negara melalui pemerintah sebagai pelaksanaannya menggunakan instrumen-instrumen yang salah satunya adalah instrumen yuridis , yaitu peraturan perundang- undangan, peraturan kebijaksanaan, rencana, dan instrumen hukum keperdataan. Suatu proses perundang-undangan dalam proses pembuatannya harus memenuhin kaidah-kaidah umum dan asas-asas suatu perundangan. Hal ini berarti dalam penerbitan perundangan, substansi atau isi peraturan harus merupakan substansi yang tidak bertentangan dengan hukum. Terhadap perundangan tersebut, juga harus diberi bentuk yang sesuai dengan substansi yang diatur. Ketentuan perundangan tersebut dalam proses pembuatan juga harus mengikuti metode dan proses pembuatan perundangan yang benar dan legal. Apabila ada kekurangan pada salah satunya, perundangan tersebut dapat dianggap sebagai cacat yuridis. b. Prinsip dasar yang diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 yang mengemukakan bahwa asas-asas yang harus diperhatikan dalam penyusunan perundang-undangan: a) Kejelasan tujuan; b) Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; c) Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; d) Dapat dilaksanakan; e) Kedayagunaan dan kehasilgunaan; f) Kejelasan rumusan; dan g) Keterbukaan. Kolerasi salah satu asas menurut kasus diatas adalah asas kesesuaian. Asas kesesuaian antara jenis muatan dalam penjelasaan UU Nomor 12 Tahun 2011 adalah pembentukan peraturan perundang- undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat sesuai dengan jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan. Penjelasan mengenai asas kecermatan ini memberikan maksud bahwa setiap perundangan yang dibuat atau doterbitkan harus mempunyai kesesuaian dengan materi yang akan disusun. Maksudnya, materi secara umum dapat dibedakan antara materi yang berisi ketentuan pokok dan materi yang pada prinsipnya merupakan peraturan pelaksanaan dari suatu perundangan yang lebih tinggi kedudukannya. 3. a. Pegawai Negeri Sipil (PNS) wanita yang melahirkan diberikan untuk mendapatkan cuti bersalin selama satu bulan sebelum melahirkan dan dua bulan setelah melahirkan. Cuti bersalin hanya dapat diberikan untuk kelahiran anak pertama sampai ketiga. Untuk kelahiran anak keempat dan selanjutnya, Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut dapat mengambil cuti diluar tanggungan negara. Cuti diluar tanggungan negara (CLTN) berati Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjalankan hak cuti tetapi tidak mendapatkan pendapatan bulanan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berhak mengajukan cuti diluar tanggungan negara tersebut minimal sudah bekerja lima tahun dan diajukan karena alasan pribadi yang sangat penting. b. Permohonan CLTN harus diajukan kepada Badan Kepegawaian Nasional. Selama menjalankan CLTN, pegawai yang bersangkutan harus dibebaskan dari segala jabatan atau tidak boleh menjabat. Setelah menjalani CLTN, pegawai yang besangkutan harus melaporkan diri kembali. Akan tetapi, apabila yang besangkutan tidak melaporkan, ia akan diberhentikan dengan hormat. Cuti untuk alasan penting dapat diberikan kepada pegawai negeri sipil dalam hal ada keluarga, yakni istri, anak, ayah, ibu, mertua, adik, kakak sakit keras atau meninggal dunia, serta alasan lainnya, yakni cuti melangsungkan perkawinan yang pertama. Cuti karena alasan penting tersebut diberikan paling lama dua bulan dan harus diajukan kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti tersebut. Selama menjalankan cuti karena alasan penting tersebut, Pegawai Negeri Sipil (PNS) tersebut tetap mendapatkan penghasilan penuh.