Anda di halaman 1dari 18

Makalah : Radiofotografi

Dosen : Muh. Rusydi, S.Si

PARAMETER KUALITAS RADIOGRAF

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III

 ASMI
 FEBIARTI
 JESIKA
 MOCH REZQY AGUNG PERDANA
 YOLAN DALANGGO

PROGRAM STUDI RADIOLOGI


POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,Sehingga telah melimpahkan
rahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “PARAMENTER KUALITAS RADIOGRAF”

Makalah ilmiah ini teleh kami susun dengan maksimal dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makala ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkonstribusi Dalam pembuatan makala ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makala ilmiah ini.

Makassar, 2 Maret 2019

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Pnulisan......................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A.. Parameter gambar terbagi atas dua yaitu:...........................................................3
1. Parameter Photographic......................................................................................3
2. Parameter Photographic Property....................................................................12
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
A.Kesimpulan.............................................................................................................14
B.Saran........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat,khususnya dalam bidang
radiografi yang telah menghabiskan inovasi baru dalam pengolahan citra
radiografi.Citra radiografi merupakan hasil akhir dari pencitraan radiografi
haruslah memiliki kualitas yang baik.Citra yang berkualitas adalah citra
yang dapat memberikan informasi sebanyak-banyaknya atas objek yang
diperiksa sehingga akan membantu dalam ketepatan diagnosis
radiografi.Semakin baik kualitas citra maka akan semakin banyak juga
manfaat yang diperoleh,baik dari segi diagnosa,biaya maupun dari sisi
proteksi radiasi karena tidak perlu pengulangan exposure.Dengan
demikian diperlukan kegiatan kontrol kualitas untuk memonitor kondisi
parameter-parameter yang berhubungan dengan kegiatan radiografi agar
tetap konsisten sesuai dengan kondisi yang diiginkan dan diizinkan.

Pada dasarnya, lima karakteristik image radiografi menentukan


kualitasnya: spasial resolusi, kontras resolusi, noise, distorsi dan artefak
(sprawls, 1955). Setiap karakteristik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
berkaitan dengan processing, geometri, gerakan, kontras subjek, teknik
kontras film, reseptor image, ukukran titik fokal, kondisi yang dilihat, dan
penampilan peneliti/observer. Dalam CT-Scan beberapa faktor yang
mempenngaruhi kulaitas gambar telah diidentifikasi dan didiskusikan dalam
beberapa kesempatan. Kalender dan polacin 1991 juga membedakan kualitas
gambar CT-scanning dalam geometri spiral..

B. Rumusan masalah
1.apa itu parameter kualitas gambar
2.faktor-faktor yang menjadi parameter kualitas suatu gambar

1
C. Tujuan Pnulisan
1.pengertian parameter kualitas gambar 
2.faktor-faktor yang menjadi parameter kualitas gambaR

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.. Parameter gambar terbagi atas dua yaitu:


1. Parameter Photographic
a. Densitas
Densitas yaitu derajat kehitaman pada film. Hasil dari eksposi film setelah
diproses menghasilkan efek penghitanaman karena sesuai dengan sifat emulsi film
yang akan menghitam apabila diekspos. Derajat kehitaman ini tergantuk pada
tingkat eksposi yang diterima baik itu kv atau mAs.
Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film.
Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. Densitas yang tinggi
didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x. Jika intensitas sinar-x
besar maka densitas akan tinggi (high density) dan pada film akan berwarna
hitam, sedangkan untuk intensitas sinar -x yang kecil maka densitas akan rendah
(low density).

Faktor-Faktor yang mempengaruhi densitas :

No Faktor Manipulasi Densitas


naik naik
1 mAs
turun turun
naik naik
2 kV
turun turun
naik naik
3 Jumlah fase
turun turun
4 Ukuran focal spot naik/turun tidak ada
5 Efek heel anoda – tidak ada
6 Jarak bertambah turun
berkurang naik

3
bertambah turun
7 Filtrasi
berkurang naik
bertambah turun
8 Kolimasi
berkurang naik
tebal turun
9 Anatomi & jenis tissue
tipis naik
Radiolucent naik
10 Kontras media
Radioopaque turun
bertambah turun
11 Grid Rasio
berkurang naik
Relative speed naik naik
12
film/screen turun turun
Waktu pembangkitan & bertambah naik
13
replenishment rate berkurang turun

1. Controlling factor : mAs → kualitas sinar yang dihasilkan.


 Mili Amphere (mA) : Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama
eksposi berlangsung.
 Second (s) : Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan
dalam satuan detik.
Saat hubungan antara mAs dan eksposur merupakan hubungan perbandingan
sepadan dan langsung, hubungan antara keduanya dengan densitas bahkan lebih
kompleks. mAs digunakan sebagai pengatur utama densitas radiografi. Saat mAs
dinaikkan, eksposur sinar-X meningkat dengan proporsional dan densitas
radiograf juga meningkat.

4
2. Influencing factor :
Kilovolt (kV) : Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan
kemampuan sinar-x dalam menembus bahan.
kV = kilovoltage, menyatakan daya tembus. Perubahan nilai kV akan secara tidak
langsung merubah densitas. Hukum 15 % : yakni setiap kenaikan kV sebesar 15
% akan menyebabkan dua kali lipat nilai eksposure, dan setiap pengurangan 15 %
akan mengurangi separuh nilai eksposi yg sampai ke film. Pengubahan nilai kV
akan berpengaruh densitas dan juga terhadap kontras.

3. Other Influencing factors


1. Focal spot
2. Efek heel anoda
3. Jarak (SID dan OID)
4. Filtrasi
5. Beam restriction (kolimasi)
6. Bagian anatomi
- patologi
- kontras media
- ketebalan jaringan
- tipe jaringan
7. Grid
8. Kombinasi film-screen
o Jenis film
o Screen speed
9. Prosesing film

5
Bagaimana Kehitaman Bisa Diukur
Densitas dapat diukur dengan dua pendekatan, yaitu;
1. Transparansi
Transparansi dari gambran dinyatakan mengukur intensitas cahaya yang
ditransmisikan melalui film (It) dalam menyatakan sebagai fraksi atau presentasi pada
intensitas cahaya yang mengenai film (Io) jika dibandingkan antara kedua
intensitasakan menghasilkan rasiotrans misi. Rasiotransmisi adalah rasio cahaya yang
ditransmisikan terhadap cahaya yang mengenai film.
Rasio transmisi : It/Io x 100 %
Keterangan : It : cahaya yang diteruskan
Io :cahayamula-mula
2. Opasitas
Opasitas adalah perbandingan antara intensitas cahaya mula-mula dengan
instensitas cahaya yang diteruskan. Opastias pada gambaran dapat dinyatakan dengan
membalik rasio transmisi. Hal ini akan memberikan nilai yang meningkat seiring
dengan meningkatnya kehitaman dan juga seiring meningkatnya eksposi.
Opasitas = Io/It
Keterangan :
Io: intensitas cahaya mula-mula
It : intensitas cahaya pada tempat yang sama setelah melewati film.

6
 Optical Densitas (OD)
Nilai opasitas yang dihasilkan dari sebuah film memiliki angka yang cukup
besar. Untuk daerah yang paling hitam nilai opasitas sebesar 10.000. Nilai
opasitas yang besar ini tidak bisa dijadikan acuan untuk nilai densitas dikarenakan
angkanya yang sangat tinggi tersebut. Salah satu metode yang bisa mengurangi
kisaran angka opasitas sehingga dibuat secara proposional adalah dengan
mengkonvensi opasitas ke dalam logaritma.
Contoh : sebuah opasitas 1000 (103) dapat dikonvensi menjadi 3 karena log
1000 (103) = 3. Opasitas 10.000 menjadi 4 karena log 10.000 (10 4) = 4. Opasitas 1
(transparan sempurna) menjadi 0 sebab log 1 (100) = 0. Kemudian perhitungan
matematis di atas dikenal dengan optical density atau dikenal juga dengan
densitas.
 Densitometer
Densitometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur derajat
kehitaman (densitasoptis) dari film foto grafi dan alat ini juga mempunyai sensor
foto elektrik yang mengukur jumlah cahaya yang ditransmisikan melalui selembar
film.
Cara Kerja Densitometer :
1.   Pertama film diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor
2.   Kemudian film diletakkan sehingga film menempel diantara sumber cahaya dan
sensor
3.   Selanjutnya sumber cahaya dihidupkan sehingga lampu akan menyala.
4.   Cahaya yang melewati film akan ditangkap oleh sensor foto elektrik. Semakin
hitam film yang diukur maka akan semakin sedikit cahaya yang diterima oleh
sensor. Semakin sedikit cahaya yang diterimaoleh sensor maka nilai densitas akan
semakin tinggi.
 Nilai Densitas
Nilai densitas mulai dari yang transparan sekitar 0,2 sampai paling gelap 3,5
atau 4. Daerah abu-abu mempunyai densitas mendekati 1. Nilai paling bawah
tidak bisa sampai 0 dikarenakan terdapat basic fog pada masing-masing film,

7
diman basic fog akan menyebabkan adanya densitas yang telah dibentuk
meskipun film belum diekspos. Nilai tertinggi yang bisa dicapai oleh sebuah film
bisa sampai 4, jika f ilm memiliki kehitaman yang sempurna, namun biasanya
film pada radiografi jarang yang densitasnya mencapai 4. Nilai densitas yang bisa
membentuk gambaran pada film dan bisa dilihat oleh mata biasa disebut dengan
usefull density, nilainya kisaran antara 0,25 – 2. Pada kurva karakteristik, nilai
usefull density berada pada daerah straight line portion atau daerah yang lurus
pada kurva karakteristik.
 Contoh Densitas
Faktor Eksposi mA dan s memiliki hubungan yang sangat penting dalam
penentuan kuantitas radiasi. Pertambahan mAs akan mempengaruhi pertambahan
kuantitas radiasi dan pertambahan densitas radiografi.
 Percobaan
 Pada percobaan 1 : kV=43 mA=100 s=0,027
 Pada percobaan 2 : kV=43 mA=125 s=0,027
Dari kegiatan percobaan 1 dan 2 di dapatkan perbedaan densitas citra
radiografi,yaitu pada percobaan 1 didapat nilai densitas sebesar 0,65  dan nilai
kontras sebesar 0,55  sedangkan pada percobaan 2 didapat nilai densitas sebesar
0,93  dan nilai kontras sebesar 0,5.Hal ini menunjukan bahwa penggunaan mA
yang berbeda berpengaruh terhadap nilai densitas yang dihasilkan.Pada
pemeriksaan wrist joint yang kami lakukan terdapat peningkatan densitas sebesar
dari 0,65 menjadi 0,93. Dengan hasil dan perincian data sebagai berikut :
Percobaan 1
Sample Nilai densitas pada titik Nilai Rata-
1 2 3 rata
Os Metacarpal I 0,7 0,66 0,68 0,68
Os Metacarpal V 0,73 0,70 0,74 0,72
Mid Ossa Carpalia 0,60 0,62 0,59 0,60
Os Radius 0,66 0,64 0,58 0,63
Os Ulna 0,66 0,63 0,59 0,63

8
Rata-rata 0,65

Nilai Kontras1 = Dmax - Dmin =1,13 - 0,58 = 0,5


Percobaan 2
Sample Nilai densitas pada titik Nilai Rata-
1 2 3 rata
Os Metacarpal I 0,92 0,88 0,92 0,91
Os Metacarpal V 1,02 0,97 0,99 0,99
Mid Ossa 0,90 0,90 0,90 0,90
Carpalia
Os Radius 0,98 0,92 0,85 0,92
Os Ulna 0,98 0,90 0,89 0,92
Rata-rata 0,93

Nilai Kontras2 = Dmax – Dmin = 1,41 - 0,88 = 0,53

 
          Hasil percobaan 1    Hasil percobaan 2

b. Kontras
Kontras adalah Perbedaan densitas (derajat kehitaman) dalam suatu
radiograf antara dua daerah yg saling berdekatan. Radiograf dikatakan
memiliki kontras yg baik apabila bagian yg satu dengan yang lain dapat
dibedakan.

9
Kontras=densitas2–densitas1
Kontras berbanding terbalik dengan gray scale (skala keabuan)

 Kontras tinggi - short grayscale


 Kontras rendah – long gray scale

Kontras yg baik tidak selalu kontras yg tinggi. Pada high kV teknik (thorak kV
tinggi) – menghasilkan kontras yg rendah akan tetapi lebih banyak memberikan
informasi diagnostik dibanding dengan thorak dengan eksposi standar, selama
perbedaan densitasnya masih dalam rentang densitas guna.

Kontras dapat dibedakan menjadi 2:


1. Kontras obyektif:
Ini dapat dihitung dan diberikan numersial dalam bentuk karena perbedaan
kepadatan diberbagai bagian gambar. Kepadatan dapat diukur dengan instrumen.
Jika area tertentu dari film memiliki kepadatan D1 dan area lain memiliki
kepadatan D2, maka kontras obyektif di antara mereka adalah D1-D2.
Faktor yang mempengaruhi kontras objektif dapat dibagi menjadi tiga
kelompok utama yaitu:
a. Faktor Radiasi
Faktor radiasi yang mengubah kontras ada dua yaitu kualitas radiasi primer dan
radiasi yang tersebar mencapai film.
b. Faktor Film

10
yang paling penting dari ini adalah kontras yang melekat dari bahan film
gamma dalam kondisi perkembangan yang digunakan. Dua faktor penting dalam
kontras radiografi adalah kontras radiasi dalam subjek dan film gamma. Jika
film gamma rendah, kontras radiasi dalam subjek tidak diperkuat dan kontras
yang dihasilkan dalam gambar radiografi buruk. Kontras radiasi pada subjek
seringkali sangat kecil dan film dengan gamma rendah tidak memberikan hasil
yang baik. Di sisi lain bahan film dari radiasi amplifikasi gamma tinggi tidak bisa
digunakan dalam subjek dan menghasilkan gambar kontras yang baik yang dapat
diterima. Film yang digunakan dalam radiografi sekarang memiliki gamma yang
lebih dari dua kali lipat kontras radiasi dalam subjek ketika direkan dalam
radiografi.
c. Faktor Pemrosesan
ini berhubungan hampir semata-mata dengan faktor-faktor pembangunan.
Efek pengurangan fotografi oleh bahan kimia akan dipertimbangkan juga. Ini
bukan fitur dari siklus pemrosesan standar tetapi dapat mempengaruhi kontras
objektif ketika dilakukan dan harus untuk kelengkapan dimasukkan dalam bagian
ini.
Ada banyak aspek dari pengembangan dan teknik penggunaannya yang
dapat mempengaruhi kontras yang diperoleh. Ini mungkin terdaftar sebagai
berikut.
1. jenis dan kostitusi dari developer solusi
2. suhu developer dan waktu pengembangan
3. kesegaran developer
4. agitasi film di developer

2. Kontras Subyektif
Ini adalah kontras visual, perbedaan kecerahan antara area film seperti
yang terlihat oleh pengamat. Ini jelas tidak dapat diukur karena ini merupakan
penilaian individu, variabel antara pengamat dan untuk satu pengamat pada waktu
tertentu

11
2. Parameter Photographic Property
a. Detail
Obyek di dalam tubuh terdiri dari berbagai macam ukuran. Semakin kecil
ukuran obyek maka semakin detil gambar anatomi yang harus didapatkan.

Sebagai contoh, bila ukuran obyek besar maka detil yang dihasilkan dapat
diamati (tidak mengalami kekaburan), begitu pula bila ukuran obyek diperkecil,
maka detil yang dihasilkan juga dapat diamati (tidak mengalami kekaburan). Jadi
ketika tidak terjadi kekaburan maka baik obyek yang besar maupun yang kecil
dapat kita amati. Sekarang bagaimana kalau obyek tersebut kita kaburkan?

Kekaburan mempunyai batas untuk mampu dilihat pada bayangan yang


kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detil
gambar. Ada tiga pengaruh dari kekaburan, yaitu:

 Faktor geometrik; yang berhubungan dengan pembentukan citra (misal: ukuran.


Jarak)
 Faktor goyang/penggerak; yang berhubungan dengan penderita (pasien) dan alat
 Faktor fotografi atau intrinsic; yang berhubungan dengan bahan perekam citra.

b. Distorsi

Distorsi pada gambar radiografi, istilah ini mengacu pada ketidaksamaan


dalam proporsi struktur yang direkam secara radiografi, dan kurangnya kebenaran
dalam keterasingan yang nyata dan hubungan satu sama lain. Hasil yang paling
benar diperoleh ketika struktur yang diradiografi dengan bidang utamanya sejajar
dengan film, dan sinar x diselaraskan sehingga sinar pusat berada pada sudut yang
tepat untuk bidang ini dan ke film. (Radiographic Photography, Hal. 288)
Distorsi bentuk adalah perubahan ukuran dan bentuk gambaran dari obyek asli

12
yang terjadi karena obyek mengalami pembesaran yang tidak sama untuk setiap
bagiannya dan tidak sejajarnya obyek dengan film. Distorsi bentuk dibagi menjadi
2 yaitu :

1. Elongation yaitu bentuk lebih panjang dari yang sebenarnya terjadi karena
tube dan film tidak tegak lurus.
2. Foreshortening yaitu obyek pada radiograf terlihat lebih pendek terjadi
karena letak obyek dengan film tidak sejajar.

Distorsi dipengaruhi oleh :


1. Ketebalan Obyek (Object tickness); Pada obyek yang tebal OID untuk
setiap bagian tidak sama menyebabkan magnifikasi setiap bagian obyek
tidak sama. Obyek yang tebal lebih banyak mengalami distorsi
dibandingkan obyek yang tipis. Obyek dengan diameter yang sama tetapi
memiliki ketebalan yang berbeda akan menghasilkan image yang berbeda.
2. Posisi obyek terhadap pertengahan sinar (Object position); Obyek sejajar
film, gambaran yang diperbesar akan berbentuk sama dengan obyek pada
film (berlaku untuk pertengahan sinar / oblik).
3. Ukuran dan bentuk bayangan dari bola yang sama besar yang sejajar
dengan film tergantung letak lateralnya. Bentuknya akan sama dengan
aslinya apabila pertengahan obyek (CP) ada pada pertengahan sinar dan
detail gambarnya akan semakin baik.
4. Bentuk Obyek (Object shape); distorsi akan semakin terlihat jelas pada
obyek-obyek yang memiliki bentuk tidak beraturan.

Secara umum, teknik radiografi diarahkan untuk membatasi distorsi minimum


karena proyeksi, tetapi dalam beberapa kasus perubahan seperti itu dalam
penyelarasan yang jelas dan hubungan dibuat dengan niat.pengetahuan yang tepat
tentang distorsi yang dihasilkan dalam radiografi adalah bagian dari gudang
senjata radiografer, apakah efek yang dicari adalah penghindaran mereka atau
produksi sengaja mereka.

13
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Parameter adalah  suatu acuan atau tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menetapkan keadaan atau kondisi, maupun kadar atau ukuran kualitas suatu
gambar radiograf. Faktor-faktor yang menjadi parameter kualitas suatu gambar
ialah densitas, kontras, ketajaman gambar, focal spot.

B.Saran
Sebagai acuan pembelajaran radiofotografi mengenai parameter kualitas
gambar. Serta mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang menjadi parameter
kualitas gamba

14
DAFTAR PUSTAKA

1. RADIOFOTOGRAFI

Oleh : NOVA RAHMAN Penerbit :Universitas Biturrahmah

2. WILLIAM L. BLOOM JR JHON L. HOLLENBACH, R.T (ARRT) And


JAMES A. MORGAN, R.T (ARRT) Technical service X-Ray Department
General Electric Company George W. Eastman,M.D Professor of
Radoilogy Virchow Campus of the Charite Humboldt university and free
university of berlin Berlin,Germany

3. S. SOMBU P. Dosen akademi penata rontgen R .S . Dr tjipto


mangunkusumo Dan akademik teknik rontgen departemen kesehatan

4. Lecture notes radiologi,pradir R Patel,Erlangga Medical Series

15

Anda mungkin juga menyukai