Abstrak
Kemajuan dibidang bedah saraf pediatrik meningkatkan outcome pasien anak dengan lesi di susunan saraf
pusat. Perbedaan fisiologis dan pertumbuhan pada pasien pediatrik memberikan tantangan kepada ahli bedah
saraf dan ahli anestesi. Penatalaksanaan cairan pada kraniotomi anak merupakan hal yang penting . Stabilitas
hemodinamik selama operasi memerlukan penanganan volume intravaskuler dan elektrolit yang baik. Sebelum
operasi harus sudah dipasang akses intravena untuk penggantian cairan dan darah. Perubahan tekanan intrakranial
dapat mengakibatkan kurangnya asupan atau muntah-muntah, pembatasan cairan, atau pemberian diuretik
mengakibatkan tekanan darah tidak stabil bahkan kolaps sistem kardiovaskular bila terjadi perdarahan. Kondisi
normovolemia harus dipertahankan selama operasi. Cairan rumatan yang digunakan adalah NaCl 0,9% karena
sedikit hyperosmolar sehingga mengurangi edema serebral. Pemberian cairan rumatan bergantung pada berat
badan pasien, penentuan allowable blood loss harus ditentukan sebelum pembedahan. Kondisi hiperglikemia
harus dihindari karena dapat memperberat kondisi cedera neurologis apabila terjadi iskemia. Penatalaksanaan
cairan pada kasus bedah saraf sangat penting serta diperlukan komunikasi yang baik antara ahli bedah saraf dan
ahli anestesiologi. Tindakan anestesi pada pasen bayi dan anak dengan perbedaan anatomi dan fisiologi pada
berbagai fase pertumbuhan anak memberikan tantangan bagi ahli anestesiologi. Ahli anestesiologi harus menyadari
perbedaan ini untuk merencanakan tindakan anestesi yang aman.
Abstract
Advances in pediatric neurosurgery techniques have dramatically improved the outcome in infants and children
with surgical lesions of the central nervous system. However, the physiologic and developmental differences
inherent in pediatric patients present challenges to neurosurgeons and anesthesiologists alike. Fluid management
is critically important in pediatric craniotomy. Hemodynamic stability during intracranial surgery requires the
careful maintenance of intravascular volume and electrolytes. It is imperative to secure excellent intravenous
access for fluid and blood replacement and drug delivery before the start of the operation. Lack of intake or
active vomiting because of changes in the ICP, preoperative fluid restriction and diuretic therapy may lead to
blood pressure instability and even cardiovascular collapse if sudden blood loss occurs. Normovolemia should be
maintained throughout the procedure. Normal saline used as the maintenance fluid during neurosurgery because
it’s mildly hyperosmolar and should minimize cerebral edema. Maintenance rate of fluid administration depends
on the weight of the patient. The maximum allowable blood loss should be determined in advance. Hyperglycemia
is always best avoided because it may exacerbate neurologic injury. Fluid management in neurosurgical cases
is extremely important and requires good communication between the surgeon and anesthesiologist. Especially
for infants and children because of the difference in the anatomy and physiology at various stages of growth
and development. The anesthesiologist must be fully cognizant of these differences in order to conduct a safe
anesthetic plan.
318
319
bertahap dari kompartemen ECF ke ICF. air ke dalam sel. Sebagian besar cairan intraselular
Komponen lemak kini telah meningkat menjadi terikat dengan protein. Energi dibutuhkan untuk
17%. Pada bulan ketiga, ketika berat badan bayi memindahkan kalium ke dalam sel dan natrium
dua kali lipat berat badan sebelumnya, komponen ke luar sel.
lemak mencapai 30% dari berat badan, dan TBF
telah turun menjadi 65%. Ini terkait dengan Fisiologi ginjal pada neonatus
peningkatan lebih lanjut pada cairan intraselular Sebagian besar pergeseran dari cairan tubuh
nya.4 pada periode neonatus diperantarai oleh adanya
ekskresi natrium dan air oleh ginjal yang imatur.
Cairan Ekstraselular Saat lahir laju filtrasi glomerulus (GFR) hanya
Yang termasuk dalam kompartemen ECF adalah 25% dari orang-orang dewasa (20 mL.min-1 1,73
cairan plasma intravaskular dan cairan interstitial. m-2). GFR meningkat dengan cepat selama dua
Cairan plasma dan interstitial akan bersama- minggu pertama kehidupan dan kemudian lebih
sama membentuk cairan fungsional ekstra selular lambat hingga mencapai fungsi dewasa pada saat
functional extra cellular fluid volume (FEFV). usia 2 tahun. Tapi meskipun dengan GFR yang
Cairan ekstraselular mencakup cairan fisiologis rendah, bayi dapat menangani sampai 2 kali beban
nonfungsional ruang ketiga atau cairan trans- cairan pemeliharaan normal. Ini diakibatkan oleh
selular. efek negatif dari GFR yang rendah diimbangi
Ruang interstitial bertindak sebagai reservoir, dengan efek positif dari kapasitas dilusi yang
yang dapat menerima cairan dari kompartemen tinggi dan konsentrasi cairan yang rendah pada
intravaskular saat volume sirkulasi berlebihan. ginjal neonatus.
Dalam situasi dimana volume sirkulasi sedikit Kapasitas konsentrasi ginjal bayi jauh di
(perdarahan), cairan dari ruang interstitial bergerak bawah orang dewasa. Pada saat bayi kekurangan
ke kompartemen vaskular untuk meningkatkan air, ginjal bayi dapat meningkatkan osmolalitas
volume sirkulasi. Cairan interstitial juga bertindak sampai maksimal 500–600 mOsm/kg. Sebaliknya,
sebagai reservoir protein yang dihasilkan dari sel ginjal dewasa dapat menghasilkan urin dengan
sebelum ditransfer ke pembuluh darah melalui osmolalitas 1.200 mOsm/kg. Hal ini dikarenakan
saluran limfatik. penurunan tonisitas di interstitium meduler.
Selama masa remaja cairan ruang interstitial Kapasitas dilusi: meskipun pada dehidrasi
adalah sekitar 20%. Pada usia ini total FEFV bayi tidak dapat mempekatkan urin seperti orang
sebesar 27%, akibat adanya tambahan volume dewasa, bayi cukup bulan memiliki kemampuan
plasma 7%–10% ke cairan interstitial. Pada bayi eliminasi cairan jauh diatas orang dewasa. Setelah
volume FEFV mencapai hingga 45%. Cairan pemberian cairan, bayi dapat mengeluarkan urin
trans-selular (“third space”) merupakan cairan terdilusi 30–50 mOsm/kg, jauh berbeda dengan
ekstraselular nonfungsional. Cairan ini dibentuk orang dewasa yang hanya dapat mendilusi urin
oleh transudasi cairan dari sel dan ruang ekstra sampai 70–100 mOsm/kg.
selular. Ini termasuk cairan dalam saluran
pencernaan pada saat obstruksi usus, ascites, Fisiologi elektrolit pada bayi dan
urin, efusi pleura, dan sebagainya. Cairan yang neonatus
memasuki ruangan transselular adalah cairan Kadar natrium dalam plasma terus berubah pada
yang hilang dari FEFV. neonatus dan karenanya tidak dapat digunakan
sebagai indikator status hidrasi bayi. Kebutuhan
Cairan Intraselular natrium harian dari bayi yang cukup bulan adalah
Cairan intraselular adalah jumlah cairan TBF 2–5 meq/kg/hari. Bayi cukup bulan, sama seperti
dikurangi ECF. Jumlah cairan di dalam sel tetap orang dewasa, mampu mempertahankan kadar
stabil selama pemberian cairan isotonik karena natrium dalam kondisi keseimbangan negatif,
pergerakan bebas dari air dari dalam sel. Namun, namun dalam keseimbangan positif sulit untuk
volume sel akan dapat meningkat pesat selama mengeluarkan natrium yang berlebih. Pemberian
pemberian solusi hipotonik karena perpindahan natrium merangsang pertumbuhan pada bayi dan
neonatus.5 Perubahan akut dari keseimbangan Ringer laktat sedikit hipoosmolar dan infus
natrium dapat menyebabkan besarnya variasi dalam jumlah besar dapat meningkatkan edema
tekanan darah dan perdarahan intraserebral. serebral. Cairan yang mengandung glukosa
Ventilasi tekanan positif dan penggunaan positive tidak boleh digunakan selama prosedur karena
end expiratory pressures (PEEP) terlepas dari ada hiperglikemia memperburuk cedera reperfusi.
atau tidaknya gangguan pernapasan, berhubungan Namun, pada neonatus dan bayi prematur, bahaya
dengan natriuresis dan peningkatan retensi air, hipoglikemia harus diingat. Glukosa darah pasien
serta pelepasan vasopressin.5 harus dipantau secara ketat, bersama dengan
Fisiologi kalium: dosis yang dianjurkan infus kontinu glukosa 5–6 mg/kg/min. Anak-
adalah 2–4 meq/kg/hari, yang diberikan setelah anak tidak perlu diberikan glukosa eksogen dan
beberapa hari pertama kehidupan. Terdapat mampu mempertahankan tingkat normal yang
pertimbangan untuk tidak memberikan kalium berhubungan dengan stres pembedahan. Transfusi
pada dua hari pertama kehidupan atau segera darah harus dinilai oleh tingkat kehilangan darah
setelah operasi. Hal ini disebabkan oleh adanya dan nilai hematokrit awal.
ginjal imatur dan fungsi ginjal yang rusak, Hal ini dibagi menjadi 3 tahap, penggantian
sehingga mengarah kepada hiperkalemia. Pada cairan defisit, cairan pemeliharaan, dan cairan
bayi yang sakit kritis, beberapa faktor, seperti penggantian.6
peningkatan steroid dan sekresi prostaglandin,
produksi urine yang tinggi dan penggunaan Cairan defisit
diuretik, menyebabkan keseimbangan kalium Penggantian cairan defisit mengacu pada
menjadi negatif. Untuk mencegah hipokalemia, pengelolaan cairan dan kehilangan elektrolit
1–2 meq/kg/hari dapat diberikan secara parenteral yang terjadi sebelum operasi dan memiliki 3
pada bayi pascaoperasi bila produksi urin cukup. komponen: a) estimasi keparahan dehidrasi, b)
Karena lebih dari 98% dari total kalium tubuh penentuan jenis cairan defisit dan c) penggantian
berada di kompartemen intraselular, kadar serum defisit. Resusitasi cairan awal dapat dimulai
kalium merupakan indikator yang buruk dari total dengan bolus normal salin yang diberikan dalam
jumlah kalium.6 10–20 menit untuk meningkatkan cairan sirkulasi
dan mengembalikan perfusi ginjal. Penurunan 1%
Fisiologi kardiovaskular pada bayi dan dari volume darah berhubungan dengan kenaikan
neonatus suhu rektal 0,3oC. Mekanisme untuk respons
Perkembangan miokardium yang belum lengkap demam terhadap berkurangnya cairan mungkin
dan sistem saraf simpatis yang belum matang berhubungan dengan penurunan aliran darah
mengakibatkan bayi dan neonatus lebih sensitif kulit, yang mencegah pengeluaran panas. Selain
terhadap hipovolemia daripada anak-anak dan itu, hiperosmolaritas meningkatkan ambang batas
orang dewasa. Takikardia merupakan mekanisme untuk berkeringat. Hal ini akan meningkatkan
kompensasi utama jika terjadi hipovolemia. kebutuhan kalori dan cairan pada pasien anak.8
operasi atau susu hingga 4 jam sebelum operasi.9 lebih rendah. Namun, hipoglikemia intraoperatif
Secara umum, defisit yang disebabkan oleh sangat langka pada anak-anak. Di sisi lain,
pembatasan cairan sebelum operasi dihitung hiperglikemia lebih sering ditemui pada anestesi
dengan mengalikan jumlah cairan pemeliharaan dan pembedahan. Penyerapan glukosa oleh
dengan jumlah jam pembatasan cairan. Dari otot intraoperatif berkurang. Respons terhadap
jumlah tersebut, 50% diganti dalam satu jam anestesi, operasi, kecemasan dan rasa sakit lebih
pertama dan 25% masing-masing dalam 2 jam meningkatkan kadar gula darah. Hiperglikemia
berikutnya. dapat diperparah oleh gangguan efektifitas
insulin selama anestesi. Sebuah penelitian besar
Manajemen cairan pemeliharaan yang melibatkan 238 anak-anak dari berbagai
Cairan pemeliharaan meliputi cairan dan kelompok usia, menjalani puasa pra operasi
kebutuhan elektrolit selama operasi. Cairan untuk beberapa macam periode, hasilnya tidak
ini tidak memperhitungkan kehilangan darah menimbulkan penurunan kadar gula darah.11
akut atau kehilangan cairan ruang ketiga ke Pemberian glukosa lebih dari 10 mg/kg/mnt dapat
ruang interstitial atau usus. Kebutuhan cairan melewati ambang ginjal dan mengakibatkan
pemeliharaan harus dipenuhi per jam nya glukosuria dan diuresis osmotik.
berdasarkan rumus Holliday-Segar. Dengan penurunan toleransi terhadap glukosa
Cairan untuk pemeliharaan menggantikan eksogen dan peningkatan produksi glukosa
kehilangan cairan dari dua sumber: kehilangan endogen, cairan yang mengandung konsentrasi
yang tidak disadari (evaporasi) dan kehilangan rendah glukosa dalam cairan garam seimbang
melalui uirn. Kehilangan cairan evaporasi terdiri dapat diperlukan sebagai cairan pemeliharaan.
dari hilangnya zat terlarut air melalui kulit dan cairan pengganti harus bebas dari dekstrosa atau
paru-paru. Dalam kondisi biasa, kehilangan cairan tidak memiliki lebih dari 1% dextrose. Penelitian
ini menyumbang 30–35% dari total kebutuhan lain telah menegaskan kegunaan konsentrasi
pemeliharaan.10 Kehilangan cairan yang tidak rendah glukosa dalam cairan pemeliharaan.12
disadari dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu Rekomendasi ini termasuk penggunaan cairan
lingkungan, usia kehamilan bayi, jenis respirasi yang mengandung rendah dekstrosa untuk
dan luas permukaan yang terbuka. Ventilasi cairan pemeliharaan. Hal ini akan memastikan
dengan gas yang dilembabkan, mengurangi kadar gula darah yang memadai tanpa terjadi
kehilangan cairan secara signifikan. hiperglikemia.
Dalam keadaan euvolemik, konsentrasi
cairan dari kehilangan melalui urin berkisar Manajemen cairan pengganti
antara 280–300 mOsm/kg, dengan berat jenis Cairan pengganti dirancang untuk menggantikan
spesifik 1,008–1,015. Dalam beberapa keadaan kehilangan cairan dan elektrolit yang abnormal.
(misalnya diabetes insipidus, bayi prematur), Peningkatan penggunaan cairan pemeliharaan
produksi urin dilusi harus ada peningkatan yang untuk mengganti kehilangan cairan dapat
sesuai dalam pemeliharaan kebutuhan cairan berbahaya, karena konstituen cairan pengganti
harus dilakukan. Pada kasus lain (sekresi ADH biasanya berbeda dari yang cairan pemeliharaan.
yang berlebihan), pasien mungkin tidak dapat Mengganti kehilangan cairan dengan larutan garam
menurunkan osmolalitas urine 300 mOsm/kg, seimbang menyebabkan berkurangnya retensi
dan jumlah cairan pemeliharaan harus dikurangi. cairan dan merangsang respons natriuretik. Pada
Kadar elektrolit pasien tetap stabil dan pasien kebanyakan pasien, cairan Ringer laktat adalah
euvolemik, jika estimasi kebutuhan cairan pilihan yang wajar sebagai cairan pengganti dan
pemeliharaan tepat. lebih murah daripada larutan elektrolit lainnya.
Kebutuhan glukosa dalam cairan Salin normal dengan kandungan natrium yang
pemeliharaan: bayi memiliki tingkat metabolisme tinggi mungkin lebih baik pada anak-anak dengan
dan konsumsi oksigen yang lebih tinggi risiko edema serebral. Tiga faktor yang berperan
dibandingkan anak yang lebih besar, selain aktif dalam pemulihan homeostasis cairan dengan
itu juga memiliki penyimpanan glikogen yang menggunakan larutan garam seimbang.13
dilakukan dengan kristaloid isotonik. Pemberian Dalam: RM Smith EM, PJ Davis, penyunting.
darah dan cairan hiperosmolar harus dilihat kasus Smith’s Anaesthesia for Infants and Children.
per kasus. edisi ke-7. Philadelphia: Mosby; 2006. hlm.
651–84.
Daftar Pustaka 8. Morimoto T. Thermoregulation and body
fluids: role of blood volume and central
1. Bailey AG, McNaull PP, Jooste E, Tuchman venous pressure. Jpn J Physiol. 1990;40:165–
JB. Perioperative crystalloid and colloid 79.
fluid management in children: where are 9. SD Cook-Sather KH, R Chiavacci, PR
we and how did we get here? Anesth Analg. Gallagher, MS Schreiner. A liberalized
2010;110:375–90. fasting guideline for formula fed infants does
2. Shenkin H, Benzier H, Bouzarth W. not increase average gastric fluid volume
Restricted fluid intake: rational management before elective surgery. Anesth Analg.
of the neurosurgical patient. J Neurosurg 2003;96:965–9.
1976;45:432–6. 10. HE Rice MC, PL Glide. Fluid therapy for
3. Chestnut R, Marshall L, Klauber M. The the paediatric surgical patient. Paediatr Clin
role of secondary brain injury in determining North Am. 1998;45:719–27.
outcome from severe head injury. J Trauma. 11. SJ Huang KL, YY Lai. Prolonged fasting
1993;34:216–22. in paediatric outpatients does not cause
4. Friis-Hansen B. Water distribution in the hypoglycemia. Ma Zui Xue Za Zhi
fetus and newborn infant. Acta Paediatr 1993;4:249–52.
Scand. 1983;305:7–11. 12. MP Berleur AD, I Murat, G Hazebroucq.
5. Srenningsen N, Andreasson B, Lindroth Perioperative infusions in paediatric patients:
M. Diuresis and urine concentration during rationale for using Ringer’s lactate solution
CPAP in newborn infants. Acta Paediatr with low dose dextrose concentrations. J Clin
Scand. 1984;73:722–32. Pharm Ther. 2003;28:31–40.
6. Nair SG, Balachandran R. Perioperative fluid 13. Siker D. Paediatric fluids, electrolytes and
and electrolyte management in paediatric nutrition. Dalam: Georgy GA, penyunting.
patients. Indian J Anaesth. 2004;48(5):355– Edisi ke-4. Paediatric Anesthesia,
64. philadelphia: Churchill Livingstone; 2002.
7. EJ Krane BP, KK Yeh, KB Domino. hlm 85–106.
Anaesthesia for paediatric neurosurgery.