Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

Penatalaksanaan Cairan pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Kraniotomi


Iwan Fuadi, Osmond Muvtilof Pison, Ike Sri Redjeki
Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Abstrak

Kemajuan dibidang bedah saraf pediatrik meningkatkan outcome pasien anak dengan lesi di susunan saraf
pusat. Perbedaan fisiologis dan pertumbuhan pada pasien pediatrik memberikan tantangan kepada ahli bedah
saraf dan ahli anestesi. Penatalaksanaan cairan pada kraniotomi anak merupakan hal yang penting . Stabilitas
hemodinamik selama operasi memerlukan penanganan volume intravaskuler dan elektrolit yang baik. Sebelum
operasi harus sudah dipasang akses intravena untuk penggantian cairan dan darah. Perubahan tekanan intrakranial
dapat mengakibatkan kurangnya asupan atau muntah-muntah, pembatasan cairan, atau pemberian diuretik
mengakibatkan tekanan darah tidak stabil bahkan kolaps sistem kardiovaskular bila terjadi perdarahan. Kondisi
normovolemia harus dipertahankan selama operasi. Cairan rumatan yang digunakan adalah NaCl 0,9% karena
sedikit hyperosmolar sehingga mengurangi edema serebral. Pemberian cairan rumatan bergantung pada berat
badan pasien, penentuan allowable blood loss harus ditentukan sebelum pembedahan. Kondisi hiperglikemia
harus dihindari karena dapat memperberat kondisi cedera neurologis apabila terjadi iskemia. Penatalaksanaan
cairan pada kasus bedah saraf sangat penting serta diperlukan komunikasi yang baik antara ahli bedah saraf dan
ahli anestesiologi. Tindakan anestesi pada pasen bayi dan anak dengan perbedaan anatomi dan fisiologi pada
berbagai fase pertumbuhan anak memberikan tantangan bagi ahli anestesiologi. Ahli anestesiologi harus menyadari
perbedaan ini untuk merencanakan tindakan anestesi yang aman.

Kata kunci: Bedah saraf pediatrik, kraniotomi anak, penatalaksanaan cairan

Fluid Management in Pediatric Craniotomy

Abstract

Advances in pediatric neurosurgery techniques have dramatically improved the outcome in infants and children
with surgical lesions of the central nervous system. However, the physiologic and developmental differences
inherent in pediatric patients present challenges to neurosurgeons and anesthesiologists alike. Fluid management
is critically important in pediatric craniotomy. Hemodynamic stability during intracranial surgery requires the
careful maintenance of intravascular volume and electrolytes. It is imperative to secure excellent intravenous
access for fluid and blood replacement and drug delivery before the start of the operation. Lack of intake or
active vomiting because of changes in the ICP, preoperative fluid restriction and diuretic therapy may lead to
blood pressure instability and even cardiovascular collapse if sudden blood loss occurs. Normovolemia should be
maintained throughout the procedure. Normal saline used as the maintenance fluid during neurosurgery because
it’s mildly hyperosmolar and should minimize cerebral edema. Maintenance rate of fluid administration depends
on the weight of the patient. The maximum allowable blood loss should be determined in advance. Hyperglycemia
is always best avoided because it may exacerbate neurologic injury. Fluid management in neurosurgical cases
is extremely important and requires good communication between the surgeon and anesthesiologist. Especially
for infants and children because of the difference in the anatomy and physiology at various stages of growth
and development. The anesthesiologist must be fully cognizant of these differences in order to conduct a safe
anesthetic plan.

Key words : Fluid management, pediatric craniotomy, pediatric neurosurgery


Korespondensi: Iwan Fuadi., dr., SpAn., KNA., M.Kes Departemen Anestesiologi dan Terapi
Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, Komp.
Mega Asri D-18 Husen Sastranegara Bandung, Mobile 08122347960 Email, i_fuadi@yahoo.com

318
319

Penatalaksanaan Cairan pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Kraniotomi

Pendahuluan dari hemodinamik pada intraoperatif dan


pascaoperasi, sebagai bagian dari penanganan
Kemajuan pada bidang ilmu bedah saraf, anestesi terhadap vasospasme, penggantian darah, atau
untuk bedah saraf, serta perawatan di ruang resusitasi.
neurointensif telah dapat meningkatkan prognosis Pembatasan pemberian cairan menjadi suatu
dan hasil luaran pada pasien dengan lesi di sistem terapi pilihan pada pasien-pasien bedah otak, oleh
saraf pusat (SSP). Meskipun sebagian besar dari karena dapat meningkatkan edema serebral.2 Telah
teknik yang diterapkan untuk populasi orang diketahui pembatasan dari pemberian cairan yang
dewasa, sedangkan pasien pediatrik memberikan dilakukan secara berlebihan dapat menyebabkan
tantangan yang besar dengan kondisi fisiologis keadaan hipovolemia, serta hipotensi, keadaan
dan neurologis yang masih berkembang. Pada ini akan dapat meningkatkan tekanan intrakranial
prinsipnya, tujuan penatalaksanaan cairan pada (ICP) dan mengurangi tekanan perfusi serebral
kraniotomi pasien pediatrik serupa dengan pasien yang akibatnya dapat semakin memperburuk
dewasa, yaitu menjaga sistem sirkulasi untuk kerusakan pada sel otak.3
menjaga pengantaran oksigen yang cukup ke otak Sangat disayangkan hanya ada sedikit data
dan organ lain. substansial mengenai dampak cairan pada otak,
Sudah lebih 50 tahun yang lalu, pemberian atau yang dapat memandu manajemen cairan
jumlah dan komposisi cairan pada pasien pediatrik untuk lebih rasional pada pasien bedah saraf
yang dirawat di rumah sakit mengacu kepada pediatrik. Beberapa pembahasan telah mencoba
Holliday dan Segar. Sebagian besar pemberian untuk mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi
cairan pada periode perioperatif didasarkan pada pergerakan air ke dalam otak, dan juga membuat
rumus Holliday dan Segar. Glukosa, elektrolit, beberapa rekomendasi yang baik. Oleh sebab
dan kebutuhan volume intravaskular pada pasien itu pada ulasan ini akan dibahas beberapa faktor
bedah saraf pediatrik sangat berbeda dari populasi penentu pergerakan air antara ruang intravaskular
asli yang dijelaskan dan akibatnya, penggunaan dan sistem saraf pusat (SSP) dan situasi klinis
cairan hipotonik yang diusulkan oleh Holliday dan yang spesifik dengan jenis dan volume cairan
Segar dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yang akan diberikan pada pasien pediatrik yang
seperti hiperglikemia dan hiponatremia, terutama menjalani operasi kraniotomi.
pada periode pascaoperasi.1
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Fisiologi cairan tubuh pada bayi dan
manajemen pemberian cairan untuk intraoperatif anak
adalah cairan pemeliharaan, penggantian cairan Sebelum membahas mengenai manajemen cairan
defisit praoperatif, dan penggantian cairan yang pada masa bayi dan kanak-kanak, seseorang harus
hilang selama prosedur operasi. Saat ini, sebagian memahami fisiologi neonatus dan perubahan
besar ahli anestesi telah mengikuti penggunaan yang terjadi sesuai dengan usianya.
baik normal salin atau Ringer laktat baik untuk
pemeliharaan maupun pengganti cairan defisit. Cairan total tubuh
Ada sedikit kontroversi mengenai jumlah cairan Total cairan tubuh total body fluid; (TBF) dibagi
pemeliharaan seperti yang dijelaskan di atas. menjadi cairan ekstra selular extra cellular fluid
Namun, perdebatan juga telah terjadi mengenai (ECF) dan cairan intraselular atau intracellular
jumlah defisit yang dihasilkan dengan adanya fluid (ICF). Walaupun sel-sel tubuh dan cairan
“third space loss”. sekitarnya tetap dalam keseimbangan potensial
Pada pasien bedah saraf sering diberikan listrik, proporsi ECF, dan ICF akan mengalami
loop diuretik atau osmotik diuretik (manitol dan perubahan sesuai dengan usianya. Saat janin
furosemide) untuk menangani edema serebral dan berusia 28 minggu, massa 1 kg akan terdiri atas
mengurangi hipertensi intrakranial. Sebaliknya, 80% air dan hanya sepersen dari total lemak
mereka juga mungkin memerlukan sejumlah tubuh. Pada saat cukup bulan, TBF menurun
besar cairan infus untuk memperbaiki dehidrasi hingga 70%–75% dan terjadi pergeseran secara
praoperasi dan atau mempertahankan stabilitas

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 1, Februari 2015


320

Iwan Fuadi, Osmond Muvtilof Pison, Ike Sri Redjeki

bertahap dari kompartemen ECF ke ICF. air ke dalam sel. Sebagian besar cairan intraselular
Komponen lemak kini telah meningkat menjadi terikat dengan protein. Energi dibutuhkan untuk
17%. Pada bulan ketiga, ketika berat badan bayi memindahkan kalium ke dalam sel dan natrium
dua kali lipat berat badan sebelumnya, komponen ke luar sel.
lemak mencapai 30% dari berat badan, dan TBF
telah turun menjadi 65%. Ini terkait dengan Fisiologi ginjal pada neonatus
peningkatan lebih lanjut pada cairan intraselular Sebagian besar pergeseran dari cairan tubuh
nya.4 pada periode neonatus diperantarai oleh adanya
ekskresi natrium dan air oleh ginjal yang imatur.
Cairan Ekstraselular Saat lahir laju filtrasi glomerulus (GFR) hanya
Yang termasuk dalam kompartemen ECF adalah 25% dari orang-orang dewasa (20 mL.min-1 1,73
cairan plasma intravaskular dan cairan interstitial. m-2). GFR meningkat dengan cepat selama dua
Cairan plasma dan interstitial akan bersama- minggu pertama kehidupan dan kemudian lebih
sama membentuk cairan fungsional ekstra selular lambat hingga mencapai fungsi dewasa pada saat
functional extra cellular fluid volume (FEFV). usia 2 tahun. Tapi meskipun dengan GFR yang
Cairan ekstraselular mencakup cairan fisiologis rendah, bayi dapat menangani sampai 2 kali beban
nonfungsional ruang ketiga atau cairan trans- cairan pemeliharaan normal. Ini diakibatkan oleh
selular. efek negatif dari GFR yang rendah diimbangi
Ruang interstitial bertindak sebagai reservoir, dengan efek positif dari kapasitas dilusi yang
yang dapat menerima cairan dari kompartemen tinggi dan konsentrasi cairan yang rendah pada
intravaskular saat volume sirkulasi berlebihan. ginjal neonatus.
Dalam situasi dimana volume sirkulasi sedikit Kapasitas konsentrasi ginjal bayi jauh di
(perdarahan), cairan dari ruang interstitial bergerak bawah orang dewasa. Pada saat bayi kekurangan
ke kompartemen vaskular untuk meningkatkan air, ginjal bayi dapat meningkatkan osmolalitas
volume sirkulasi. Cairan interstitial juga bertindak sampai maksimal 500–600 mOsm/kg. Sebaliknya,
sebagai reservoir protein yang dihasilkan dari sel ginjal dewasa dapat menghasilkan urin dengan
sebelum ditransfer ke pembuluh darah melalui osmolalitas 1.200 mOsm/kg. Hal ini dikarenakan
saluran limfatik. penurunan tonisitas di interstitium meduler.
Selama masa remaja cairan ruang interstitial Kapasitas dilusi: meskipun pada dehidrasi
adalah sekitar 20%. Pada usia ini total FEFV bayi tidak dapat mempekatkan urin seperti orang
sebesar 27%, akibat adanya tambahan volume dewasa, bayi cukup bulan memiliki kemampuan
plasma 7%–10% ke cairan interstitial. Pada bayi eliminasi cairan jauh diatas orang dewasa. Setelah
volume FEFV mencapai hingga 45%. Cairan pemberian cairan, bayi dapat mengeluarkan urin
trans-selular (“third space”) merupakan cairan terdilusi 30–50 mOsm/kg, jauh berbeda dengan
ekstraselular nonfungsional. Cairan ini dibentuk orang dewasa yang hanya dapat mendilusi urin
oleh transudasi cairan dari sel dan ruang ekstra sampai 70–100 mOsm/kg.
selular. Ini termasuk cairan dalam saluran
pencernaan pada saat obstruksi usus, ascites, Fisiologi elektrolit pada bayi dan
urin, efusi pleura, dan sebagainya. Cairan yang neonatus
memasuki ruangan transselular adalah cairan Kadar natrium dalam plasma terus berubah pada
yang hilang dari FEFV. neonatus dan karenanya tidak dapat digunakan
sebagai indikator status hidrasi bayi. Kebutuhan
Cairan Intraselular natrium harian dari bayi yang cukup bulan adalah
Cairan intraselular adalah jumlah cairan TBF 2–5 meq/kg/hari. Bayi cukup bulan, sama seperti
dikurangi ECF. Jumlah cairan di dalam sel tetap orang dewasa, mampu mempertahankan kadar
stabil selama pemberian cairan isotonik karena natrium dalam kondisi keseimbangan negatif,
pergerakan bebas dari air dari dalam sel. Namun, namun dalam keseimbangan positif sulit untuk
volume sel akan dapat meningkat pesat selama mengeluarkan natrium yang berlebih. Pemberian
pemberian solusi hipotonik karena perpindahan natrium merangsang pertumbuhan pada bayi dan

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 31 No. 1, Februari 2015


321

Penatalaksanaan Cairan pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Kraniotomi

neonatus.5 Perubahan akut dari keseimbangan Ringer laktat sedikit hipoosmolar dan infus
natrium dapat menyebabkan besarnya variasi dalam jumlah besar dapat meningkatkan edema
tekanan darah dan perdarahan intraserebral. serebral. Cairan yang mengandung glukosa
Ventilasi tekanan positif dan penggunaan positive tidak boleh digunakan selama prosedur karena
end expiratory pressures (PEEP) terlepas dari ada hiperglikemia memperburuk cedera reperfusi.
atau tidaknya gangguan pernapasan, berhubungan Namun, pada neonatus dan bayi prematur, bahaya
dengan natriuresis dan peningkatan retensi air, hipoglikemia harus diingat. Glukosa darah pasien
serta pelepasan vasopressin.5 harus dipantau secara ketat, bersama dengan
Fisiologi kalium: dosis yang dianjurkan infus kontinu glukosa 5–6 mg/kg/min. Anak-
adalah 2–4 meq/kg/hari, yang diberikan setelah anak tidak perlu diberikan glukosa eksogen dan
beberapa hari pertama kehidupan. Terdapat mampu mempertahankan tingkat normal yang
pertimbangan untuk tidak memberikan kalium berhubungan dengan stres pembedahan. Transfusi
pada dua hari pertama kehidupan atau segera darah harus dinilai oleh tingkat kehilangan darah
setelah operasi. Hal ini disebabkan oleh adanya dan nilai hematokrit awal.
ginjal imatur dan fungsi ginjal yang rusak, Hal ini dibagi menjadi 3 tahap, penggantian
sehingga mengarah kepada hiperkalemia. Pada cairan defisit, cairan pemeliharaan, dan cairan
bayi yang sakit kritis, beberapa faktor, seperti penggantian.6
peningkatan steroid dan sekresi prostaglandin,
produksi urine yang tinggi dan penggunaan Cairan defisit
diuretik, menyebabkan keseimbangan kalium Penggantian cairan defisit mengacu pada
menjadi negatif. Untuk mencegah hipokalemia, pengelolaan cairan dan kehilangan elektrolit
1–2 meq/kg/hari dapat diberikan secara parenteral yang terjadi sebelum operasi dan memiliki 3
pada bayi pascaoperasi bila produksi urin cukup. komponen: a) estimasi keparahan dehidrasi, b)
Karena lebih dari 98% dari total kalium tubuh penentuan jenis cairan defisit dan c) penggantian
berada di kompartemen intraselular, kadar serum defisit. Resusitasi cairan awal dapat dimulai
kalium merupakan indikator yang buruk dari total dengan bolus normal salin yang diberikan dalam
jumlah kalium.6 10–20 menit untuk meningkatkan cairan sirkulasi
dan mengembalikan perfusi ginjal. Penurunan 1%
Fisiologi kardiovaskular pada bayi dan dari volume darah berhubungan dengan kenaikan
neonatus suhu rektal 0,3oC. Mekanisme untuk respons
Perkembangan miokardium yang belum lengkap demam terhadap berkurangnya cairan mungkin
dan sistem saraf simpatis yang belum matang berhubungan dengan penurunan aliran darah
mengakibatkan bayi dan neonatus lebih sensitif kulit, yang mencegah pengeluaran panas. Selain
terhadap hipovolemia daripada anak-anak dan itu, hiperosmolaritas meningkatkan ambang batas
orang dewasa. Takikardia merupakan mekanisme untuk berkeringat. Hal ini akan meningkatkan
kompensasi utama jika terjadi hipovolemia. kebutuhan kalori dan cairan pada pasien anak.8

Defisit cairan puasa


Manajemen cairan Untuk menghindari komplikasi yang berhubungan
Tujuan manajemen cairan pada intraoperatif dengan aspirasi selama induksi anestesi, puasa
adalah untuk mempertahankan normovolaemia, yang lebih lama telah dianjurkan. Studi terbaru
dan dengan demikian mempertahankan stabilitas menunjukkan bahwa puasa dengan pemberian
hemodinamik. Normal saline adalah kristaloid cairan jernih 2 jam sebelum operasi pada anak,
yang paling sering diberikan selama prosedur menunjukkan sisa cairan lambung yang lebih
bedah saraf pediatrik karena bersifat hiperosmolar rendah dan pH yang lebih tinggi. Seteguk cairan
ringan dan karenanya mencegah edema serebral.7 bening merangsang peristaltik tetapi tidak
Namun, infus normal salin dalam jumlah besar merangsang sekresi lambung jika tidak disertai
(>60mL/kg) dapat menyebabkan asidosis adanya protein. Rekomendasi saat ini adalah
metabolik hiperkloremik dan hipernatremia. pemberian cairan bening sampai dua jam sebelum

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 1, Februari 2015


322

Iwan Fuadi, Osmond Muvtilof Pison, Ike Sri Redjeki

operasi atau susu hingga 4 jam sebelum operasi.9 lebih rendah. Namun, hipoglikemia intraoperatif
Secara umum, defisit yang disebabkan oleh sangat langka pada anak-anak. Di sisi lain,
pembatasan cairan sebelum operasi dihitung hiperglikemia lebih sering ditemui pada anestesi
dengan mengalikan jumlah cairan pemeliharaan dan pembedahan. Penyerapan glukosa oleh
dengan jumlah jam pembatasan cairan. Dari otot intraoperatif berkurang. Respons terhadap
jumlah tersebut, 50% diganti dalam satu jam anestesi, operasi, kecemasan dan rasa sakit lebih
pertama dan 25% masing-masing dalam 2 jam meningkatkan kadar gula darah. Hiperglikemia
berikutnya. dapat diperparah oleh gangguan efektifitas
insulin selama anestesi. Sebuah penelitian besar
Manajemen cairan pemeliharaan yang melibatkan 238 anak-anak dari berbagai
Cairan pemeliharaan meliputi cairan dan kelompok usia, menjalani puasa pra operasi
kebutuhan elektrolit selama operasi. Cairan untuk beberapa macam periode, hasilnya tidak
ini tidak memperhitungkan kehilangan darah menimbulkan penurunan kadar gula darah.11
akut atau kehilangan cairan ruang ketiga ke Pemberian glukosa lebih dari 10 mg/kg/mnt dapat
ruang interstitial atau usus. Kebutuhan cairan melewati ambang ginjal dan mengakibatkan
pemeliharaan harus dipenuhi per jam nya glukosuria dan diuresis osmotik.
berdasarkan rumus Holliday-Segar. Dengan penurunan toleransi terhadap glukosa
Cairan untuk pemeliharaan menggantikan eksogen dan peningkatan produksi glukosa
kehilangan cairan dari dua sumber: kehilangan endogen, cairan yang mengandung konsentrasi
yang tidak disadari (evaporasi) dan kehilangan rendah glukosa dalam cairan garam seimbang
melalui uirn. Kehilangan cairan evaporasi terdiri dapat diperlukan sebagai cairan pemeliharaan.
dari hilangnya zat terlarut air melalui kulit dan cairan pengganti harus bebas dari dekstrosa atau
paru-paru. Dalam kondisi biasa, kehilangan cairan tidak memiliki lebih dari 1% dextrose. Penelitian
ini menyumbang 30–35% dari total kebutuhan lain telah menegaskan kegunaan konsentrasi
pemeliharaan.10 Kehilangan cairan yang tidak rendah glukosa dalam cairan pemeliharaan.12
disadari dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu Rekomendasi ini termasuk penggunaan cairan
lingkungan, usia kehamilan bayi, jenis respirasi yang mengandung rendah dekstrosa untuk
dan luas permukaan yang terbuka. Ventilasi cairan pemeliharaan. Hal ini akan memastikan
dengan gas yang dilembabkan, mengurangi kadar gula darah yang memadai tanpa terjadi
kehilangan cairan secara signifikan. hiperglikemia.
Dalam keadaan euvolemik, konsentrasi
cairan dari kehilangan melalui urin berkisar Manajemen cairan pengganti
antara 280–300 mOsm/kg, dengan berat jenis Cairan pengganti dirancang untuk menggantikan
spesifik 1,008–1,015. Dalam beberapa keadaan kehilangan cairan dan elektrolit yang abnormal.
(misalnya diabetes insipidus, bayi prematur), Peningkatan penggunaan cairan pemeliharaan
produksi urin dilusi harus ada peningkatan yang untuk mengganti kehilangan cairan dapat
sesuai dalam pemeliharaan kebutuhan cairan berbahaya, karena konstituen cairan pengganti
harus dilakukan. Pada kasus lain (sekresi ADH biasanya berbeda dari yang cairan pemeliharaan.
yang berlebihan), pasien mungkin tidak dapat Mengganti kehilangan cairan dengan larutan garam
menurunkan osmolalitas urine 300 mOsm/kg, seimbang menyebabkan berkurangnya retensi
dan jumlah cairan pemeliharaan harus dikurangi. cairan dan merangsang respons natriuretik. Pada
Kadar elektrolit pasien tetap stabil dan pasien kebanyakan pasien, cairan Ringer laktat adalah
euvolemik, jika estimasi kebutuhan cairan pilihan yang wajar sebagai cairan pengganti dan
pemeliharaan tepat. lebih murah daripada larutan elektrolit lainnya.
Kebutuhan glukosa dalam cairan Salin normal dengan kandungan natrium yang
pemeliharaan: bayi memiliki tingkat metabolisme tinggi mungkin lebih baik pada anak-anak dengan
dan konsumsi oksigen yang lebih tinggi risiko edema serebral. Tiga faktor yang berperan
dibandingkan anak yang lebih besar, selain aktif dalam pemulihan homeostasis cairan dengan
itu juga memiliki penyimpanan glikogen yang menggunakan larutan garam seimbang.13

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 31 No. 1, Februari 2015


323

Penatalaksanaan Cairan pada Pasien Pediatrik yang Menjalani Kraniotomi

Keseimbangan cairan direspons oleh umumnya telah disepakati nilai hematokrit


reseptor volume dan osmoreseptor. Pemberian minimal 30% pada anak-anak yang lebih tua dan
larutan garam seimbang yang mengandung 40% untuk neonatus.
kelebihan natrium dapat menggantikan air sambil
meningkatkan jumlah natrium tubuh. Kontroversi kristaloid dan koloid
Natrium berlebih dapat membantu untuk Terlepas dari kontroversi seputar penggunaan
mempertahankan sirkulasi dan mengganti kristaloid atau koloid, sebagian besar setuju
FEFV. Peningkatan kapasitas vaskular dapat bahwa pemberian cairan parenteral harus dimulai
meregangkan atrium jantung dan meningkatkan dengan larutan garam seimbang. Kerugian
aliran darah ginjal. Hormon natriuretik lebih utama dengan penggunaan cairan garam
lanjut dapat meningkatkan volume darah. seimbang adalah bahwa dalam waktu dua jam
Dengan meningkatkan aliran darah ginjal dan sebagian besar cairan didistribusikan ke semua
merangsang ekskresi natrium, homeostasis cairan kompartemen tubuh. Oleh karena itu, kehilangan
tubuh (melalui diuretik dan respons natriuretik) cairan hemoragik membutuhkan tiga sampai
kembali diseimbangkan, dan mengurangi retensi empat kali volume sebagai pengganti darah
cairan perioperatif. secara keseluruhan.
Kelebihan cairan dapat mengakibatkan edema Albumin manusia atau koloid sintetik
jaringan. Hal ini pada akhirnya menghambat direkomendasikan untuk menjaga kompartemen
aliran keluar transelular dari nutrisi dan produk intravaskular. Secara teori, pemberian albumin
sisa dari sel, yang akhirnya mengarah ke siklus dapat menaikkan tekanan onkotik dan osmotik,
yang menyebabkan kematian sel. yang akan memobilisasi cairan intra seluler dan
interstitial ke kompartemen vaskular, dan dengan
Penggantian kehilangan darah mengurangi kerja tubulus distal akan mengurangi
Pada anak-anak, semua kehilangan darah harus edema jaringan dan menjaga kompartemen
diganti. Penggantian kehilangan darah dapat intravaskular. Namun, efek ini jarang terlihat,
berupa dalam packed red cells (PRC), whole khususnya pada pasien dengan sindrom
blood (WB), koloid atau kristaloid. Evaluasi kebocoran kapiler, dimana albumin dapat keluar
klinis dari “jumlah kehilangan darah” dapat dari kompartemen intra vaskular. Albumin sangat
berupa penilaian klinis sederhana, menghitung sesuai digunakan selama operasi besar untuk
kassa, atau data laboratorium. Hukum Davenport mempertahankan cairan intravaskular.
sederhana untuk diterapkan, terutama bagi mereka
yang jarang berurusan dengan anak-anak; tidak Simpulan
diperlukan transfusi darah pada kehilangan darah
di bawah 10%, lebih dari 20% kehilangan harus Manajemen cairan perioperatif yang tepat
diganti dengan baik PRC atau WB, dan antara sangat penting pada pasien pediatrik yang
10%–20% harus mempertimbangkan kasus per menjalani kraniotomi. Manajemen cairan harus
kasus. Cara Davenport sering dipertanyakan dan bersifat individual, dengan mempertimbangkan
umumnya tidak diikuti. perkembangan anak dan fisiologi tubuh. Pada
Untuk setiap mL darah yang hilang, 3 prinsipnya, target dari pemberian cairan adalah
mL kristaloid harus diganti, ketika kristaloid mempertahankan stabilitas dari hemodinamik,
digunakan untuk menggantikan kehilangan menjaga aliran darah serebral, dan mencegah
darah. Larutan garam seimbang dengan cepat edema. Puasa sebelum operasi harus terbatas
didistribusikan ke ruang ekstraselular dan hanya pada waktu minimum yang sesuai dengan
20%–30% tetap di kompartemen intravaskular. keamanan pasien. Cairan yang mengandung
Transportasi oksigen yang memadai harus dekstrosa dapat digunakan pada pasien yang
dipastikan. Nilai hematokrit yang menjamin berisiko hipoglikemia, terutama bayi prematur
transportasi oksigen yang cukup bergantung pada dan neonatus. Pemulihan volume sirkulasi dan
berbagai faktor termasuk usia, durasi operasi, perfusi organ vital adalah prioritas pertama dalam
dan kehilangan darah lebih lanjut. Namun, pada manajemen cairan perioperatif dan paling baik

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 33 No. 1, Februari 2015


324

Iwan Fuadi, Osmond Muvtilof Pison, Ike Sri Redjeki

dilakukan dengan kristaloid isotonik. Pemberian Dalam: RM Smith EM, PJ Davis, penyunting.
darah dan cairan hiperosmolar harus dilihat kasus Smith’s Anaesthesia for Infants and Children.
per kasus. edisi ke-7. Philadelphia: Mosby; 2006. hlm.
651–84.
Daftar Pustaka 8. Morimoto T. Thermoregulation and body
fluids: role of blood volume and central
1. Bailey AG, McNaull PP, Jooste E, Tuchman venous pressure. Jpn J Physiol. 1990;40:165–
JB. Perioperative crystalloid and colloid 79.
fluid management in children: where are 9. SD Cook-Sather KH, R Chiavacci, PR
we and how did we get here? Anesth Analg. Gallagher, MS Schreiner. A liberalized
2010;110:375–90. fasting guideline for formula fed infants does
2. Shenkin H, Benzier H, Bouzarth W. not increase average gastric fluid volume
Restricted fluid intake: rational management before elective surgery. Anesth Analg.
of the neurosurgical patient. J Neurosurg 2003;96:965–9.
1976;45:432–6. 10. HE Rice MC, PL Glide. Fluid therapy for
3. Chestnut R, Marshall L, Klauber M. The the paediatric surgical patient. Paediatr Clin
role of secondary brain injury in determining North Am. 1998;45:719–27.
outcome from severe head injury. J Trauma. 11. SJ Huang KL, YY Lai. Prolonged fasting
1993;34:216–22. in paediatric outpatients does not cause
4. Friis-Hansen B. Water distribution in the hypoglycemia. Ma Zui Xue Za Zhi
fetus and newborn infant. Acta Paediatr 1993;4:249–52.
Scand. 1983;305:7–11. 12. MP Berleur AD, I Murat, G Hazebroucq.
5. Srenningsen N, Andreasson B, Lindroth Perioperative infusions in paediatric patients:
M. Diuresis and urine concentration during rationale for using Ringer’s lactate solution
CPAP in newborn infants. Acta Paediatr with low dose dextrose concentrations. J Clin
Scand. 1984;73:722–32. Pharm Ther. 2003;28:31–40.
6. Nair SG, Balachandran R. Perioperative fluid 13. Siker D. Paediatric fluids, electrolytes and
and electrolyte management in paediatric nutrition. Dalam: Georgy GA, penyunting.
patients. Indian J Anaesth. 2004;48(5):355– Edisi ke-4. Paediatric Anesthesia,
64. philadelphia: Churchill Livingstone; 2002.
7. EJ Krane BP, KK Yeh, KB Domino. hlm 85–106.
Anaesthesia for paediatric neurosurgery.

●Anesthesia & Critical Care● Vol. 31 No. 1, Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai