Anda di halaman 1dari 10

Pembelajaran PAI Anak Tunagrahita Pada Masa Pandemi Covid-19 Di

SMPLB Negeri Semarang

Sukron Makmun, Abdul Wahib, Lift Anis Ma’shumah


Universitas Islam Negeri Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
makmunsukron510@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran PAI bagi anak


tunagrahita dan Kendala yang dihadapi pada masa pandemi covid-19. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan temuan yang
menjelaskan bahwa 1) Pembelajaran bagi anak tunagrahita pada masa pandemi
dilakukan dengan memanfaatkan WA Group baik untuk menyampaikan materi
ataupun memberikan tugas dan dalam mengumpulkan tugas 2) Problem yang
terjadi selama pembelajaran bagi anak tunagrahita mengalami kendala baik dari
guru maupun peserta didik. Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pembelajaran PAI bagi anak tunagrahita di masa pandemi.

Kata Kunci: Pembelajaran PAI, Anak Tunagrahita, Pandemi Covid-19

Abstrac
This Research aims to determine PAI learning for intellectual and
constrained children faced at Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pandemic.
This type of research is a qualitative research using a descriptive qualitative
approach. The data in this study were obtained by observation, interviews, and
documentation, with the data source being the Head of School and Islamic
Education Teacher.This study resulted in findings explaining that 1) learning for
intellectual disability children during the pandemic was carried out by utilizing
the WA Group either to deliver material or give assignments and collect
assignments 2) problems that occurred during learning for intellectual disability
children experienced obstacles from both teachers and students. The purpose of
this research is to find out how PAI learning is held for mentally children during
the pandemic.

Key words: PAI learning, Intellectual dissability children, Covid- 19 pandemic


1. Pendahuluan
Anak tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki
intelegensi dibawah intelegensi normal dengan skor IQ sama atau lebih rendah
dari 70. Intelegensi dibawah rata rata anak normal jelas akan menghambat
segala aktifitas kehiduapan sehari hari dalam bersosialisasi, komunikasi dan
yang menonjol adalah ketidakmampuan dalam menerima pelajaran yang
bersifat akademik sebagai mana anak sebayanya. Tunagrahita adalah istilah
yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan
intelektual dibawah rata rata.1
Kemampuan anak tunagrahita berbeda satu dengan yang lainnya,
tergantung dengan tingkat intelegensinya. inilah yang menjadi salah satu
masalah dalam pelayanan pembelajarannya. Penyebab itulah yang
mengakibatkan kebutuhan anak tunagrahita menjadi heterogen. Siswa yang
mempunyai gangguan dalam hal intelegensinya tersebut memerlukan suatu
metode pembelajaran yang sifatnya khusus. Dengan penanganan yang
bervariasi, diyakini dapat meningkatkan potensi peserta didik tunagrahita
dalam kegiatan pembelajaran (berkaitan dengan pembetulan fisik, emosi,
sosialisasi dan daya nalar (Intelegensi).
Anak tunagrahita dalam mempelajari suatu materi harus disertai
dengan trial and error karena anak tunagrahita lemah didalam pemahaman
secara abstrak. Cara belajar anak tunagrahita berbeda dengan anak pada
umumnya. Anak tunagrahita akan lebih cepat memahami materi yang
disampaikan ketika anak tunagrahita itu melihat langsung, bukan pada
pemahaman yang abstrak, sehingga pembelajarannya anak tunagrahita lebih
banyak memerlukan pendampingan dari guru atau orang tua disertai contoh
konkret. Anak tunagrahita lebih mudah memahami materi yang konkret dan
harus dilakukan secara berulang ulang.
Pandemi Covid 19 menjadi pembicaraan yang hangat dibelahan bumi
manapun. Perbincangan tentang isu penyebaran virus corona masih
mendominasi ruang publik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis
baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.
Dengan belum berakhirnya pandemi Covid 19 ini (virus corona)
berdampak kepada dunia pendidikan. permasalahan pembelajaran bagi anak
tunagrahita lebih kompleks lagi dikarenakan dengan keterbatasan dan
kekhususan mereka. Seorang guru memiliki tanggung jawab untuk
memahamkan dan menanamkan nilai ajaran Islam melalui pembelajaran jarak

1
Dinie Ratri Desiningrum, Psikologi anak berkebutuhan khusus, (Yogyakarta:
Psikosain, 2016), hlm.7-8
jauh (PJJ) / daring. Untuk mensukseskan pembelajaran, guru harus
menemukan cara yang tepat untuk anak tunagrahita di masa pandemi Covid 19
seperti sekarang ini. SLB N Semarang merupakan sekolah bagi anak
berkebutuhan khusus yang berstatus Negeri di Semarang. SLB N Semarang
merupakan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus yang menyediakan
pendidikan berjenjang dari tingkat Play Group hingga jenjang sekolah
menengah atas (SMA) atau sederajat. Pembelajaran bagi anak tunagrahita yang
diselenggarakan di SMPLB N Semarang, berbeda dengan pembelajaran pada
lembaga pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang lain. Salah satu titik
perbedaanya adalah pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di SMPLB
N Semarang, siswa SMPLB di sini kebanyakan berasal dari SLB N Semarang
ini sendiri, sehingga perkembangan siswa terpantau dari segi input maupun
output siswanya. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti akan mengadakan
penelitian di SMPLBN Semarang karena keunikannya, ditambah lagi dengan
kondisi pandemi Covid 19. peneliti akan melakukan penelitian yang mengkaji
tentang Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi anak tunagrahita pada
masa pandemi Covid 19 di SMPLB N Semarang.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini Menggunakan penelitian kualitatif deskriptif dengan
tujuan membangun makna berdasarkan data-data lapangan. Penelitian ini
disebut penelitian lapangan (field reseach) yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif, penelitian deskriptif ini merupakan penelitian
yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam
sebuah lapangan, atau suatu wilayah tertentu. Data yang terkumpul
diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau
kondisinya.Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan.
Penelitian ini dilakukan di SMPLBN Semarang yang berlokasi di Jl.
Elang Raya No.2, Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah
50272. Peneliti memilih lembaga ini dikarenakan sekolah yang
menyelenggarakan khusus bagi anak Tunagrahita yang secara intelegensi
mengalami kekurangan ditambah lagi dengan kondisi Pandemi Covid-19
menambah permasalahan tersendiri buat anak tunagrahita.
Dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini
dapat dilakukan melalui 3 cara, yaitu wawancara, observasi, dan dokumntasi.
Dalam penelitian yang berjanis Penelitian kualitatif, untuk melakukan
uji keabsahan data maka menggunakan uji triangulasi. Triangulasi dalam
penelitian ini merupakan proses validasi yang harus dilakukan dalam riset utuk
menguji kesahihan antara sumber data yang satu dengan sumber data yang
lainnya.2 Triangulasi yang digunakan dalam penenlitian ini adalah triangulasi
sumber dan sumber Triangluasi metode dilakukan dengan cara pengecekan data
tentang pembelajaran PAI Anak Tunagrahita dimasa Pandemi Covid-19 dan
problematikanya yang didapat dari wawancara, observasi dan dokumentasi.
Sedangkan triangulasi sumber diperoleh datanya dari Kepala Sekolah dan Guru
PAI di SMPLBN Semarang dan siswa.

3. Hasil dan Pembahasan


a. Analisis Pembelajaran PAI Anak Tunagrahita Pada Masa Pandemi
Covid-19 di SMPLB N Semarang
Setiap manusia mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan. Tidak terkecuali anak anak yang memiliki keistimewaan dalam
dirinya. Sekolah menjadi lembaga formal yang diperintahkan dalam undang
undang untuk menyelenggarakan pendidikan. Anak tunagrahita adalah anak
yang memiliki keterbatasan dalam hal intelegensinya. Anak tunagrahita
berhak mendapatkan pendidikan dengan layanan khusus. Peserta didik
tunagrahita mempunyai karakteristik yang berbeda antara peserta didik satu
dengan peserta didik yang lainnya. Anak tunagrahita mengalami masalah
dalam hal perkembangan fisik dan dalam hal intelegensinya.3 Sehingga anak
tunagahita harus mendapatkan perlakuan yang beda tidak hanya dalam hal
layanan aktifitas kesaharian namun juga dalam hal layanan pendidikan.
untuk mengajar anak tunagrahita harus dilaksanakan dengan penuh
persiapan yang matang agar ketika proses pembelajaran berlangsung tidak
mengalami kendala yang begitu berarti.
Sebelum pembelajaran dimulai pendidik di SMPLB N Semarang
melakukan perencanaan dan persiapan yaitu dengan menyiapkan RPP dan
RPI. Seorang pendidik harus melakukan beberapa persiapan seperti
mempersiapkan materi yang akan diajarkan pada anak tunagrahita.

Persiapan yang matang dari Pendidik akan memudahkan Pendidik


dalam mengajar. Seorang pendidik harus memperhatikan peserta didiknya,
sehingga ketika proses pembelajaran peserta didik bisa mengikuti
pembelajaran dengan baik. Meskipun mengalami ketunaan yang sama akan
tetapi setiap peserta didik bisa jadi memiliki permasalahan yang berbeda.
Selama penelitan yang peneliti lakukan di SMPLB N Semarang dan
wawancara yang peneliti lakukan pendidik melakukan persiapan dengan
2
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan (Jakarta : kencana, 2013) hlm. 395
3
Datul Ismi, Pelaksanaan Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Waraqat Vol. IV No. 1
Januari –Juni 2021
bentuk membuka buku mata pelajaran, meliahat RPP dan RPI untuk
memastikan materi yang akan ditugaskan untuk peserta didik.
Salah satu bentuk pembelajaran alternatif bagi anak tunagrahita yang
dilaksasnakan SMPLB N Semarang selama masa darurat Covid-19 adalah
pembelajaran secara online. Pembelajaran online menjadi pilihan yang
dianggap paling tepat dikarenakan utuk mengurangi kontak fisik antara
peserta didik dan pendidik demi memutus mata rantai penyebaran virus
corona. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Anak Tunagrahita-pun
diharuskan dilaksanakan secara daring. Pemebelajaran bagi anak tunagrahita
di SMPLB N Semarang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan
anak normal pada umumnya.
Proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dapat dilaksanakan
dengan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan
menggunakan Media seperti google class room, WA, Zoom, google meet,
atau media lainnya yang menggunakan jaringan internet bagi siswa yang
memiliki fasilitas tersebut, atau atau menggunakan jaringan televisi yang
sudah disediakan oleh pemerintah bagi guru dan peserta didik yang ada
gangguan pada pembelajaran online, atau dengan mengunjungi ke rumah
bagi peserta didik yang ada kendala dengan keduanya.4
Selama peneliti melakukan penentilitan Pembelajaran PAI bagi anak
tunagrahita di SMPLB N Semarang Selama Pandemi Covid-19
dilaksanakan secara daring sama seperti pelajaran yang lainnya.
Pembelajaran secara daring di SMPLB N Semarang dengan memanfaatkan
media WA Group saja dengan cara menyampaikan materi dilanjutkan
dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Pemberian tugas yang
diberikan kepada peserta didik, tidak ada kriteria khusus untuk tingkat
pencapaiannya. Asalkan peserta didik mau melaksanakan tugas itu dianggap
pembelajaran sudah berhasil.
Evaluasi dalam pembelajaran sangatlah penting dilakukan untuk
memantau kemajuan yang dicapai peserta didik serta kemunduran yang di
alami oleh peserta didik. Dengan demikian guru mengetahui perkembangan
maupun problem belajar yang di alami oleh peserta didik sehingga
guru dapat mencari cara untuk mempertahankan bahkan meningkatkan
perkembangan anak maupun mencari cara untuk mengatasi permasalahan
yang di hadapi oleh peserta didik.5
Evaluasi pembelajaran bagi anak tunagrahita di SMPLB N Semarang
4
Dedi Riyan Rizaldi1 & Ziadatul Fatimah, “How the Distance Learning can
be a Solution during the Covid-19 Pandemic,” International Journal of Asian
Education, (2020) 117-124. Diakses juni 2020
5
Ana Rahmawati, “Konsep Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan
Khusus di Sekolah Inklusi” Jurnal Pendidikan Islam, Vol 3, No 2 Desember 2018
dilaksanakan secara berkala, guna mengukur dan memantau perkembangan
atau penurunan pencapian hasil belajar, evaluasi di SMPLB N Semarang
anak tunagrahita dilakukan dengan 3 macam penilaian yaiutu, penilaian
portofolio, penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester.
b. Problematika Pembelajaran PAI Anak Tunagrahita di SMPLB Pada
Masa Pandemi Covid 19
Pembelajaran selama pandemi Covid-19 ini mengakibatkan
perubahan yang luar biasa, seluruh jenjang pendidikan dipaksa
bertransformasi untuk beradaptasi secara cepat untuk melakukan
pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Hal ini tentu
bukanlah hal yang mudah, karena baik pendidik ataupun peserta didik
belum sepenuhnya siap. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta
didik karena belum siap.
Pembelajaran sebagai kegiatan transfer ilmu dalam situasi normal
sendiri dihadapkan terhadap permasalahan seperti sulitnya daya tangkap
bagi peserta didik hal itu bisa saja terjadi bagi peserta didik yang kondisi
fisiknya normal. Pembelajaran pada masa pandemi ini menjadi sulit dengan
objek anak tunagrahita.6
Proses pembelajaran di SMPLB N Semarang pada masa pandemi
Covid-19 menyisakan banyak permasalahan yang dihadapi. Pandemi Covid-
19 mengharuskan proses pembelajaran dilakukan secara daring.
Pembelajaran jarak jauah (PJJ) dirasa menjadi pembelajaran yang paling
aman bagi anak tunagrahita. Pembelajaran daring bagi anak tunagrahita juga
mengalami banyak masalah sehingga mempengaruhi kualitas dari
pembelajaran tersebut.
Beberapa Permasalah yang muncul dalam pembelajaran secara
daring bagi anak tunagrahita di SMPLB N Semarang pada masa pandemi
Covid-19. Permasalahan yang muncul dari proses pembelajaran anak
tunagrahita di SMPLB N Semarang antara lain:
1) Pendidik tidak menguasai dengan baik teknologi atau media
pembelajaran daring sehingga pembelajaran tidak bisa berjalan dengan
maksimal.
2) Pendidik hanya mengandalkan satu metode dan media dalam
pembelajaran saja yaitu WA Group untuk menyampaikan materi dan
penugasan kepada peserta didik. sehingga pembelajaran kurang
maksimal

6
Inayah, R., & Rahayu, S. Exploring Students‟ Diffulties in Comprehending
Reading for Academic Materials Used Their Class. Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP
Siliwangi, 2015. V o l . 2 No.2, h. 240– 245.
3) Intstruksi yang kurang jelas dalam pemberian tugas kepada peserta didik
sehingga tidak ada standar yang bisa diterapkan untuk mengetahui
kriteria khusus untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
4) Faktor ekonomi dari orang tua peserta didik sehingga mengharuskan
mereka untuk tetap bekerja sehingga pembelajaran bagi peserta didik
tidak berjalan dengan baik selama proses pembelajaran daring.
5) Kemampuan intelektual peserta didik yang dibawah anak anak normal
pada umumnya menjadi problem tersendiri dalam penyampaian materi
yang berpengaruh kepada daya tangkap oleh peserta didik.

4. Kesimpulan dan Saran


Pembelajaran pendidikan agama Islam bagi anak tunagrahita di SMPLB
N Semarang memadukan dua kurikulum dalam proses pembelajarannya yaitu
kurikulum (K-13) dengan kurikulum khusus untuk SLB. Namun dalam kondisi
pandemi Covid-19 ini pembelajaran di SMPLB N Semarang menerapkan
kurikulum darurat yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sebelum proses
pembelajaran seoarang pendidik harus melakukan identifikasi terlebih dahulu
kepada peserta didik. Proses identifikasi peserta didik perlu dilakukan
dikarenakan meskipun peserta didik mengalami ketunaan yang sama bisa jadi
siswa dalam satu kelas itu memiliki masalah yang berbeda beda. Dalam
penyampaian materi yang akan disampaikan untuk anak tunagrahita yang
penting untuk diperhatikan adalah seorang didik harus memilih metode yang
tepat dengan pemilihan yang tepat materi akan lebih mudah diterima oleh
peserta didik dengan menggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh peserta didik, dikarenakan dengan keterbatasan kemampuan
intelektualnya, anak tunagrahita sangat susah memahami hal hal yang bersifat
abstrak.
Problematika pembelajaran PAI bagi anak tunagrahita menjadi
bertambah dengan masih terjadinya penyebaran virus corona (Covid-19).
Sebelum terjadinya pandemi Covid-19 permasalahan dalam proses
pembelajaran bagi anak tunagrahita yang terjadi selama proses pembelajaran
lebih banyak mengenai pengkondisian siswa untuk lebih tenang dalam proses
pembelajaran. Dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19 ini
permasalahan dalam proses pembelajaran bagi anaka tunagrahita yang harus
belajar dari rumah adalah pendidik tidak memiiki akses yang cukup untuk
memantau proses pembelajaran dan penyampaian materi sangat tidak
maksimal. Problem ini terjadi dikarenakan beberapa hal diantaranya dari
intensitas untuk bertemu sangat terbatas ini disebabkan untuk saling
melindungi baik keluarga peserta didik dan pendidik itu sendiri. Problem yang
lainnya dalah orang tua dari peseta didik harus tetap bekerja sehingga tidak
bisa mendampingi proses pembelajaran tidak bisa dilaksanakan dengan cara
menggunakan googlemeet atau media pembelajaran daring penuh. Dari
keterbatasan itulah seorang pendidik memilih metode penugasan melalui WA
Group untuk menyampaikan materi dan pengumpulan tugas dari peserta didik.
Dari metode penugasan inilah yang dianggap paling efektif untuk semua pihak,
baik orang tua, peserta didik dan pendidik.
5. Daftar Pustaka

Abu Bakar, M. Luddin, Dasar-Dasar Konseling Tinjauan Teori dan Praktik


(Bandung: Cipta Pustaka, 2010) Siti Khosiyah dan Rika, Strategi
pembelajaran PAI pada Anak Tunagrahita, Belajea: Jurnal
Pendidikan Islam Vol. 2, No 01, 2017

Agus Purwanto, Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap


Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar, Jurnal
(EduPsyCouns Journal, Vol 2 No 1, 2020

Amar Makruf et all, Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19 pada
Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Jakarta, Jurnal Kesehatan Andalas 2021 Vol. 10 No.1

Amtarina R, Manfaat aktivitas fisik teratur terhadap perbaikan fungsi


kognitif pasien dengan mild cognitive impairment. J urnal Ilmu
Kedokteran 2016 Vol. 10 No.2

Ana Rahmawati “Konsep Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan


Khusus di Sekolah Inklusi: Studi Kasus di SD Semai Jepara”
Edukasia Islamika, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 3 No.2 Desember
2018

Ana Rahmawati, “Konsep Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan


Khusus di Sekolah Inklusi” Jurnal Pendidikan Islam, Vol 3, No 2
Desember 2018

Asmuni, Problematika Pembelajaran Daring dimasa Pandemi Covid-19.


Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Solusi
Pemecahannya, Jurnal Paedagogy, Oktober 2020: Vol 7 No.4
Datul Ismi, Pelaksanaan Pembelajaran PAI bagi Anak Berkebutuhan
Khusus Tunagrahita di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Waraqat Vol.
IV No. 1 Januari –Juni 2021

Dedi Riyan Rizaldi1 & Ziadatul Fatimah, “How the Distance Learning can
be a Solution during the Covid-19 Pandemic,” International Journal
of Asian Education, (2020) 117-124. Diakses juni 2020
Farida Isroani yang berjudul Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi
Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi, Jurnal Quality 2018

Fawziah Zahrawati dkk, Penerapan Pembelajaran Daring dengan


Kurikulum 2013 pada Masa Pandemik COVID-19 di SMA Negeri 1
Nunukan, (Jurnal Ilmiah „Iqra, Vol. 15 No.1, 2021)

Hayan Ahmad Ulul Albab, Problematika pembelajaran Pendidikan Agama


Islam bagi anak Autis 2015 Tesis.

Hotmaida, dkk. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar:


Analisis terhadap Kompetensi Guru, Strategi dan Kualitas Hasil.
Ruhama : Islamic Education Journal, 2020. Vol.3 No.2

Ihab Habudin, “Konstruksi Pendidikan yang Memanusiakan


Manusia:Transformasi Pemikiran Paulo Freire dalam Konteks
Pendidikan inklusif”, Jurnal Difabel: Problem dan Tantangan
Pendidikan Inklusif di Indonesia,Vol 3No. 3.

Inayah, R., & Rahayu, S. Exploring Students‟ Diffulties in Comprehending


Reading for Academic Materials Used Their Class. Jurnal Ilmiah
UPT P2M STKIP Siliwangi, 2015. V o l . 2 No.2.

Anda mungkin juga menyukai