Anda di halaman 1dari 32

IanBremmer-Technopolar

Kata Pengantar

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia berubah begitu cepat,


ditopang oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat.
Kita menyaksikan dan mengalami perubahan itu, dan kita
adalah pengguna kecanggihan teknologi itu. Hari ini, kapan
pun dan di mana pun serta dengan siapa pun, kita dengan
mudah berbagi kabar dan informasi melalui
platformplatform digital. Memesan makanan dan kebutuhan
pokok tidak perlu berkunjung ke toko fisik; cukup
berselancar di ecommerce.

Dengan teknologi yang semakin canggih, jarak bukan lagi


kendala, dan waktu dipangkas sedemikian rupa. Penetrasi
teknologi telah menembus sekat-sekat kehidupan;
meleburkan antara yang-publik dan yang-private. Bahkan,
teknologi membuka peluang-peluang baru sekaligus
menciptakan kecemasan-kekhawatiran, tidak hanya bagi
individu dan organisasi, melainkan juga bagi negara-bangsa
(nation-state). Artikel Ian Bremmer berjudul The
Technopolar Moment: How Digital Powers Will Reshape the
Global Order (Foreign Affairs, Edisi November/Desember
2021) ini memotret bagaimana teknologi telah mendominasi
sekaligus mempengaruhi segala lini kehidupan, sehingga
perusahaan teknologi raksasa (Big Tech) seperti Apple,
Facebook, Amazon, Alibaba dsb. memiliki peran yang sangat
vital menyamai peran negara –bahkan dalam beberapa hal,
Big Tech lebih berpengaruh ketimbang negara itu sendiri.

Apakah ini ancaman? Saya melihatnya sebagai peluang.


Karena –seperti yang diutarakan Ian Bremmer dalam
1 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

artikelnya ini— “realitas ini semakin berkembang,


kemampuan untuk mengendalikannya akan semakin jauh
melampuai jangkauan negara.” Untuk itu, peluang-peluang
yang ditawarkan oleh kecanggihan teknologi harus
dimanfaatkan sedemikian rupa untuk –meminjam istilah Cak
Nur—mempertinggi derajat manusia beserta
kemanusiaannya, alih-alih mempertinggi tingkat
kecemasankekhawatiran kita.

Meskipun ditulis dalam konteks relasi big tech dan negara


terkait pengaruh keduanya terhadap lanskap geopolitik
global, namun artikel ini dapat dibaca untuk memahami
kondisi organisasi kita, HMI; sejauh mana organisasi kita
memanfaatkan peluang-peluang tersebut untuk kemajuan
organisasi dan sejauh mana kader-kader HMI menyadari dan
merespons akan perubahan yang disebabkan oleh penetrasi
teknologi –apakah sekadar sebagai user yang terdisrupsi
ataukah pendobrak status quo dengan inovasi dan kreativitas
yang terus diasah?

Terakhir, artikel terjemahan ini memang khusus untuk


internal HMI karena bagi saya penting bagi HMI untuk
membuka cakrawala dalam pola pikir dan tindak secara
fundamental. Mari kita persiapkan dan jemput masa depan;
agar organisasi bisa menatap masa depan yang lebih cerah.

Jakarta, 26 Desember 2021


Raihan Ariatama (Ketua Umum PB HMI Periode 2021-2023)

2 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

Momen Technopolar: Bagaimana Teknologi Digital Akan


Membentuk Kembali Tatanan Dunia

Setelah para perusuh menyerang Capitol Hill Amerika Serikat


pada 6 Januari 2021, beberapa institusi paling berpengaruh
di Amerika Serikat melakukan tindakan untuk menghukum
para pemimpin pemberontakan yang gagal tersebut. Tetapi
institusi-institusi tersebut bukan satusatunya yang mungkin
Anda harapkan. Facebook dan Twitter menangguhkan
(suspend) akun Presiden Donald Trump atas postingan-
postingannya yang mengapresiasi para perusuh tersebut.
Amazon, Apple dan Google berhasil menangguhkan Parler,
sebuah platform alternatif dari Twitter yang digunakan oleh
para pendukung Trump untuk mendorong dan melakukan
koordinasi penyerangan tersebut, dengan memblokir
aksesnya pada layanan-layanan Web-hosting dan app stores.
Beberapa aplikasi layanan finansial yang besar, seperti
PayPal dan Stripe, menghentikan proses pembiayaan untuk
kampanye Trump dan untuk akun-akun pendukung Trump
yang telah mendanai perjalanan ke Washington D.C.

Kecepatan reaksi perusahaan-perusahaan teknologi


tersebut sangat kontras dengan respons dari
institusiinstitusi pemerintahan Amerika Serikat. Kongres
masih belum mengecam Trump atas perannya dalam
menyerang Capitol. Upaya Kongres untuk membentuk komisi
model9/11 yang bipartisan mengalami kegagalan di tengah
oposisi Republik. Instansi penegakan hukum berhasil
menangkap beberapa individu perusuh –tetapi dalam banyak
kasus hanya dengan menelusuri jejak yang mereka

3 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

tinggalkan di media sosial terkait keterlibatan mereka dalam


kerusuhan yang gagal tersebut.

Negara telah menjadi aktor utama dalam tatanan global


selama hampir 400 tahun. Kondisi ini mulai berubah, karena
segelintir perusahaan teknologi menyaingi negara untuk
pengaruh geopolitik. Peristiwa kerusuhan 6 Januari 2021
menjadi bukti terbaru bahwa Amazon, Apple, Facebook,
Google dan Twitter tidak lagi sekadar perusahaan besar;
mereka telah menguasai pelbagai aspek masyarakat,
ekonomi, dan keamanan nasional yang secara eksklusif telah
lama menjadi tugas negara. Hal yang sama berlaku dengan
perusahaan-perusahaan teknologi China seperti Alibaba,
ByteDance, dan Tencent. Aktor-aktor non-negara semakin
membentuk geopolitik, dengan perusahaan teknologi sebagai
aktor utamanya. Dan meskipun Eropa ingin memainkan
peran, perusahaan-perusahaan Eropa tidak memiliki
kapasitas atau pengaruh geopolitik untuk bersaing dengan
rekanan AS dan China.

Namun, sebagian besar analisis terhadap persaingan


tekonologi AS dan China masih terjebak dalam paradigma
negara (statist paradigm), yang menggambarkan
perusahaan-perusahaan teknologi sebagai kaki tangan
tentara dalam konflik antar negara-negara yang sedang
berseteru. Tetapi perusahaan teknologi bukan hanya alat di
tangan pemerintah. Misalnya, tidak satu pun
tindakantindakan mereka setelah peristiwa kerusuhan
Capitol datang atas perintah pemerintah atau penegak
hukum. Tindakantindakan tersebut merupakan keputusan

4 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

pribadi yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan profit yang


menjalankan kekuasaan atas kode, server dan regulasi di
bawah kontrol mereka. Perusahaan-perusahaan tersebut
semakin membentuk lingkungan global di mana pemerintah
beroperasi. Mereka memiliki pengaruh yang besar atas
teknologi dan pelbagai layanan yang akan mendorong
revolusi industri berikutnya, menentukan bagaimana negara
memproyeksikan kekuatan ekonomi dan militer, membentuk
kerja di masa depan, dan meredefinisi kontrak sosial.

Saat ini adalah waktunya untuk mulai memikirkan


perusahaan-perusahaan teknologi raksasa setara dengan
negara. Perusahaan ini menjalankan bentuk kedaulatan atas
realitas yang semakin meluas yang melampaui jangkauan
regulasi: ruang digital. Mereka membawa sumber daya untuk
persaingan geopolitik, tetapi menghadapi kendala pada
kekuatan mereka untuk bertindak. Mereka memelihara
hubungan luar negeri dan merespons konstituen, termasuk
pemegang saham, karyawan, pengguna, dan pengiklan.

Ilmuwan-ilmuwan politik menggunakan beragam istilah


untuk mengklasifikasikan pemerintah: yaitu “demokrasi”,
“otokrasi” dan “rezim hybrid”, yang mengkombinasikan
elemen-elemen dari keduanya. Tetapi mereka tidak memiliki
alat untuk memahami Perusahaan Raksasa, Big Tech. Saat ini
adalah waktunya untuk mengembangkan alat tersebut,
karena tidak semua perusahaan teknologi beroperasi dengan
cara yang sama. Walaupun perusahaan teknologi, seperti
negara, menolak klasifikasi yang ketat, namun terdapat tiga
kekuatan besar yang mendorong postur geopolitik dan

5 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

pandangan dunia mereka: globalisme, nasionalisme, dan


tekno-utopianisme.

Kategori tersebut menjelaskan pilihan-pilihan yang


dihadapi perusahaan teknologi terbesar tersebut saat
mereka bekerja untuk membentuk tatanan global. Apakah
kita akan hidup di dunia di mana Internet semakin
terfragmentasi dan perusahaan teknologi melayani pelbagai
kepentingan dan tujuan negara di mana mereka berada, atau
apakah Big Tech akan merebut kendali ruang digital dari
pemerintah, membebaskan dirinya dari batasan-batasan
negara dan muncul sebagai kekuatan global? Atau
mungkinkah era dominasi negara akan berakhir, digantikan
oleh tekno-elite yang mengemban tanggung jawab untuk
menawarkan barang-barang publik yang pernah disediakan
oleh pemerintah? Para analis, pembuat keputusan, dan
publik sebaiknya memahami pelbagai proyeksi yang
menentukan bagaimana aktor-aktor geopolitik baru ini
menggunakan kekuasaan mereka, karena interaksi di antara
mereka akan menentukan kehidupan ekonomi, sosial, dan
politik di abad kedua puluh satu.

Big Tech is Watching You

Untuk memahami bagaimana perebutan pengaruh geopolitik


antara perusahaan teknologi dan pemerintah akan
berlangsung, penting untuk memahami watak kekuatan
perusahaan tersebut. Alat-alat yang mereka miliki dalam
urusan global bersifat unik, sehingga pemerintah sangat sulit
untuk mengendalikannya. Meskipun hal ini bukan pertama
kali bahwa perusahaan swasta telah memainkan peran
6 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

penting dalam geopolitik –semisal East India Company dan


Big Oil— perusahaan raksasa sebelumnya tidak pernah bisa
menandingi penetrasi global dari perusahaan-perusahaan
teknologi saat ini. Adalah satu hal untuk menggunakan
kekuasaan di ruang-ruang penuh asap para pialang
kekuasaan politik; dan adalah hal lain yang secara langsung
mempengaruhi penghidupan, hubungan, keamanan, dan
bahkan pola pikir miliaran orang di seluruh dunia.

Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa hari ini


memiliki dua keuntungan penting yang memungkinkan
mereka memiliki pengaruh geopolitik yang independen.
Pertama, mereka tidak beroperasi atau menggunakan
kekuasaan dalam ruang fisik. Mereka telah menciptakan
dimensi baru dalam geopolitik –ruang digital—yang padanya
mereka menjalankan pengaruhnya. Orang-orang semakin
intens menjalani kehidupan mereka di wilayah yang luas ini,
yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah.

Implikasi dari fakta ini berpengaruh pada semua aspek


kehidupan sipil, ekonomi dan pribadi. Dalam banyak negara
demokrasi hari ini, kemampuan politisi untuk memperoleh
pengikut (follower) di Facebook dan Twitter meminimalisir
biaya dan dukungan politik yang dibutuhkan untuk
memenangkan kontestasi politik. Oleh karena itu, tindakan
perusahaan teknologi untuk menangguhkan Trump setelah
kerusuhan Capitol Hill sangatlah manjur. Bagi generasi baru
pengusaha, seperti marketplace-nya Amazon, layanan
Webhosting, app store-nya Apple, ad-targeting-nya Facebook,
dan mesin pencari Google, telah menjadi sesuatu yang

7 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

dibutuhkan untuk memulai bisnis. Bahkan, Big Tech mampu


mengubah hubungan manusia. Dalam kehidupan pribadi,
orang-orang semakin terkoneksi satu sama lain melalui
algoritma.

Perusahan-perusahaan teknologi tidak hanya


menjalankan bentuk kedaulatan terhadap bagaimana
perilaku warga negara di platform-platform digital; mereka
juga membentuk perilaku dan interaksi. Notifikasi Facebook
yang berwarna merah kecil mengirimkan dopamin ke otak
Anda, algoritma kecerdasan buatan Google merampungkan
kalimat ketika Anda mengetik, dan metode Amazon untuk
memilih produk mana yang muncul di bagian atas layar
pencarian Anda memengaruhi barang yang Anda beli.
Dengan cara-cara tersebut, perusahaan teknologi memandu
bagaimana orang-orang menghabiskan waktu mereka,
peluang profesional dan sosial apa yang mereka kejar, dan,
pada akhirnya, apa yang mereka pikirkan. Kekuatan ini akan
tumbuh ketika institusi sosial, ekonomi, dan politik terus
bergeser dari dunia fisik ke ruang digital.

Cara kedua perusahaan teknologi ini berbeda dari para


pendahulunya yang hebat adalah bahwa mereka
menyediakan spektrum baik produk digital dan produk
dunia nyata yang dibutuhkan untuk menjalankan masyarakat
modern. Meskipun perusahaan swasta telah lama berperan
dalam memenuhi kebutuhan dasar, dari obatobatan hingga
energi, ekonomi digital yang berkembang cepat saat ini
bergantung pada rangkaian barang, jasa, dan arus informasi
yang lebih kompleks. Saat ini, hanya empat perusahaan –

8 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

Alibaba, Amazon, Google dan Microsoft— yang dapat


memenuhi sebagian besar permintaan layanan cloud dunia,
infrastruktur komputasi yang sangat penting yang telah
membuat orang-orang dapat bekerja dan anak-anak dapat
belajar selama pandemi Covid-19. Persaingan
industriindustri tradisional di masa depan akan bergantung
pada bagaimana mereka dapat memanfaatkan secara efektif
kesempatan baru yang diciptakan oleh jaringan 5G, AI, dan
penyebaran Internet-of-Things secara masif. Perusahaan
internet dan penyedia layanan keuangan telah sangat
bergantung pada infrastuktur yang disediakan oleh para
pemimpin cloud tersebut. Segera, ke depannya akan semakin
banyak mobil, jalur perakitan, dan kota yang
menggunakannya.

Selain memiliki mesin pencari terkemuka di dunia dan


sistem operasi smartphone yang paling populer, perusahaan
induk Google, Alphabet, berekspansi ke sektor kesehatan,
pengembangan obat, dan kendaraan swa-kemudi. Jaringan
ecommerce dan logistik Amazon memenuhi kebutuhan dasar
jutaan orang. Di China, Alibaba dan Tencent mendominasi
sistem pembayaran, media sosial, video streaming,
ecommerce, dan logistik. Mereka juga berinvestasi dalam
proyek-proyek penting pemerintah China, seperti Jalur Sutra
Digital (Digital Silk Road), yang bertujuan untuk membawa
kabel bawah laut, jaringan telekomunikasi, kemampuan

9 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

cloud, dan aplikasi ke pasar negara berkembang yang


dibutuhkan untuk menjalankan masyarakat digital.

Perusahaan-perusahaan teknologi swasta juga


menyediakan keamanan nasional, peran yang biasanya
disediakan untuk pemerintah dan kontraktor pertahanan
yang ditunjuk pemerintah. Ketika hacker Rusia meretas
instansi pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun lalu,
adalah Microsoft, bukan National Security Agency atau U.S.
Cyber Command, yang pertama kali mengetahuinya dan
memutus akses hacker tersebut. Tentu saja,
perusahaanperusahaan swasta telah lama mendukung
keamanan nasional. Sebelum bank-bank terbesar menjadi
“terlalu besar untuk gagal” (too big to fail), frasa ini telah
diterapkan pada perusahaan pertahanan Amerika Serikat
bernama Lockheed Corporation (saat ini bernama Lockheed
Martin) selama Perang Dingin. Tetapi, Lockheed hanya
membuat jet tempur dan misil bagi pemerintah AS; ia tidak
mengoperasikan angkatan udara atau polisi. Perusahaan
teknologi terbesar sedang membangun tulang punggung
dunia digital dan mengawasi dunia pada saat yang
bersamaan.

Big Tech yang melampaui negara-bangsa tidak bisa


dihindari. Pemerintah mengambil langkah-langkah untuk
menjinakkan ruang digital yang sulit diatur: apakah itu
langkah China yang akhir-akhir ini menargetkan Alibaba dan
Ant Group, yang menggagalkan apa yang akan menjadi salah
satu penawaran publik perdana terbesar di dunia; upaya Uni
Eropa untuk meregulasi data personal, AI, dan

10 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

perusahaanperusahaan teknologi besar yang didefinisikan


sebagai “penjaga gerbang” digital; banyaknya undang-
undang antimonopoli yang diajukan di House of
Representatives, AS; atau tekanan terus menerus pemerintah
India terhadap perusahaan media sosial asing-- industri
teknologi sedang menghadapi reaksi politik dan peraturan di
pelbagai sektor.

Selain itu, perusahaan-perusahaan teknologi tidak dapat


melepaskan diri dari ruang fisik, di mana mereka senantiasa
berada dalam kekuasaan negara. Kode bagi dunia digital yang
telah diciptakan oleh perusahaan teknologi tersebut berada
dalam pusat data yang berlokasi di wilayah yang dikontrol
oleh pemerintah. Perusahaan tersebut dikenai hukum-
hukum nasional. Mereka dapat dikenai denda atau sanksi,
website mereka bisa diblokir, dan pemimpin perusahaan
mereka bisa ditangkap apabila mereka melanggar peraturan.

Tetapi karena teknologi berkembang lebih canggih,


negara dan regulator terkendala oleh hukum yang
ketinggalan zaman dan kapasitas yang terbatas. Ruang digital
terus berkembang. Saat ini Facebook memiliki sekitar tiga
miliar pengguna aktif setiap bulannya. Google melaporkan
bahwa setiap hari lebih dari satu miliar jam video ditonton di
platform video streaming-nya, Youtube. Lebih dari 64 miliar
terabytes informasi digital diciptakan dan disimpan di tahun
2020, angka yang cukup untuk memenuhi 500 miliar
smartphone. Pada fase selanjutnya, “ruang-data” ini akan
berekspansi ke mobil, pabrik, dan seluruh kota yang
terhubung dengan data perdagangan yang terhubung ke

11 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

Internet. Karena realitas ini semakin berkembang,


kemampuan untuk mengendalikannya akan semakin jauh
melampuai jangkauan negara. Dan karena perusahaan-
perusahaan teknologi meyediakan layanan digital dan
barang-barang real yang substansial, negara yang tidak
mampu menyediakan hal-hal tersebut akan mengalami
resiko menembak diri mereka sendiri jika tindakan keras
negara membuat perusahaan menghentikan operasinya.

Pemerintah telah lama menerapkan sistem yang canggih


untuk mengawasi ruang digital: China menciptakan apa yang
disebut Great Firewall untuk mengontrol informasi yang
dilihat oleh warganya, dan instansi mata-mata Amerika
Serikat membangun sistem pengawasan Echelon untuk
mengawasi komunikasi global. Tetapi sistem semacam itu
tidak mampu untuk mengawasi semuanya. Sanksi karena
gagal menghapus konten ilegal merupakan gangguan bagi
bisnis, bukan ancaman eksistensial. Dan pemerintah
menyadari bahwa mereka dapat menyabotase legitimasi
mereka sendiri jika mereka bertindak terlalu jauh. Potensi
bumerang yang mashur adalah salah satu alasan mengapa
bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bertindak sejauh
yang dilakukan Beijing dalam membatasi akses warga
negaranya ke Internet global.

Hal tersebut tidak berarti bahwa Big Tech sangat disukai


oleh banyak orang. Bahkan sebelum pandemi, jejak pendapat
publik di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sektor yang
dulunya paling dikagumi di negara tersebut kini kehilangan
popularitas di kalangan orang Amerika. Menurut survei

12 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

Gallup pada Februari 2021, mayoritas orang AS sepakat


dengan regulasi yang lebih ketat bagi perusahaanperusahaan
teknologi besar. Menurut laporan tahunan Trust Barometer
yang diterbitkan oleh Edelman, sebuah konsultan hubungan
masyarakat, kepercayaan global pada perusahaan-
perusahaan tersebut --terutama perusahaan media sosial—
mengalami pukulan yang keras selama pandemi.

Bahkan jika tindakan yang semakin keras pada Big Tech


merupakan salah satu dari sedikit hal yang disetujui oleh
Demokrat dan Republik, namun fakta bahwa belum ada
tindakan keras besar-besaran yang dilakukan. Di Amerika
Serikat, kombinasi disfungsi kongres dan kekuatan lobi
Silicon Valley yang kuat kemungkinan akan terus
menghalangi regulasi baru yang ekspansif yang dapat
menimbulkan ancaman serius bagi raksasa digital. Kondisi ini
berbeda dengan Eropa, di mana minimnya jumlah
konglomerat cloud, mesin pencari, dan media sosial lokal
membuat pengesahan undang-undang yang ambisius jauh
lebih mudah. Dan hal ini tentu saja sangat berbeda dengan
China, di mana baru-baru ini regulasi yang keras telah
membuat saham-saham kelas berat dari perusahaan
teknologi negara tersebut terguncang.

Dalam konteks Brussels dan Beijing, para politisi mencoba


untuk menghubungkan kekuatan perusahaanperusahaan
teknologi terbesar dengan kepentingan nasional. Tetapi
dengan cloud, AI dan teknologi baru lainnya yang telah
menjadi semakin penting bagi kehidupan manusia –dan
kemampuan negara untuk memenuhi kebutuhan dasar

13 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

warganya— maka masih jauh dari pasti bahwa para politisi


akan berhasil.

Serangan Balik Negara

Pertanyaan paling penting dalam geopolitik saat ini mungkin


adalah: Akankah negara-negara yang ‘mengganggu’ atau
menekan perusahaan-perusahaan teknologi raksasa juga
mampu memanfaatkan peluang revolusi digital pada fase
selanjutnya, atau akankah upaya mereka justru menjadi
bumerang? Uni Eropa, yang gusar bahwa ia belum
melahirkan raksasa digital seperti yang dimiliki Amerika
Serikat dan China, tampaknya berniat untuk mencari tahu.
Uni Eropa berada di garis depan masyarakat demokratis yang
mendorong kedaulatan yang lebih besar atas ruang digital.
Pada tahun 2018, Uni Eropa mengesahkan undangundang
perlindungan data yang membatasi transfer data pribadi di
luar blok 27 anggota Uni Eropa dan mengancam denda yang
besar bagi perusahaan yang gagal melindungi informasi
warga negara Uni Eropa.

Paket regulasi baru yang dikembangkan di Brussels akan


memberikan kekuatan baru bagi Komisi Eropa untuk
menjatuhkan denda pada platform-platform Internet atas
konten illegal, mengontrol aplikasi AI yang beresiko tinggi,
dan berpotensi menghentikan perusahaan teknologi yang
dianggap oleh birokrat Uni Eropa terlalu kuat. Uni Eropa dan
negara-negara anggota yang berpengaruh, seperti Prancis,
menyerukan kebijakan industri yang berfokus pada
teknologi –termasuk menggelontorkan miliaran Euro
pendanaan pemerintah— untuk mendorong
14 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

pendekatanpendekatan baru dalam mengumpulkan data dan


sumber daya komputasi. Tujuannya adalah untuk
mengembangkan pelbagai alternatif atas platform-platform
cloud terbesar yang, tidak seperti opsi akhir-akhir ini,
berlandaskan pada “nilai-nilai Eropa”.

Upaya tersebut merupakan pertaruhan yang besar. Eropa,


yang bergerak dari posisi yang lemah, sedang bertaruh
bahwa mereka dapat mengurung raksasa teknologi dan
melepaskan gelombang baru inovasi Eropa. Apabila terjadi
sebaliknya bahwa hanya platform-platform teknologi raksasa
yang bisa menghimpun modal, talenta, dan infrastruktur
yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menjalankan
sistem digital yang menjadi andalan perusahaan, maka Eropa
hanya akan mempercepat kemunduran geopolitiknya.
Hasilnya bergantung pada apakah segelintir platform cloud
skala besar, dengan semua peluang dan tantangan ekonomi
yang menyertainya, dapat terus mendorong inovasi atau
apakah sekelompok perusahaan yang beroperasi di bawah
pengawasan pemerintah yang lebih besar masih dapat
menghasilkan infrastruktur digital mutakhir yang memiliki
daya saing global.

Untuk membuat dan memelihara ruang digital dalam skala


yang besar sangatlah mahal. Apabila digabungkan, Alphabet,
Amazon, Apple Facebook dan Microsoft menggelontorkan
109 miliar US Dolar untuk penelitian dan pengembangan
pada tahun 2019. Angka ini kurang lebih sama dengan total
dana publik dan swasta untuk penelitian dan pengembangan
di Jerman yang dihabiskan pada periode yang sama dan dua

15 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

kali lipat lebih banyak ketimbang jumlah yang dihabiskan


oleh pemerintah Britania Raya dan pihak swasta pada tahun
yang sama. Jika negara-negara Eropa berkeinginan untuk
melakukan kontrol yang lebih besar terhadap sektor
teknologi, mereka harus menginvestasikan jauh lebih banyak
uang. Tetapi bahkan jika pemerintah bersedia membiayai
sendiri kemampuan digital ini, uang hanyalah sebagian dari
gambarannya. Mereka kemungkinan akan berjuang untuk
menyatukan talenta teknik dan talenta lainnya untuk
mendesain, memelihara, mengoperasikan dan
mengembangkan infrastruktur cloud, aplikasi AI, dan sistem
lain yang kompleks yang membuat teknologi-teknologi
tersebut beroperasi dalam skala yang besar.

Untuk mencapai dan menjaga kepemimpinan global dalam


sektor seperti komputasi awan (cloud computing) dan
semikonduktor membutuhkan investasi keuangan dan
sumber daya manusia yang besar dan berkelanjutan. Hal ini
juga membutuhkan hubungan yang dekat dengan para
pelanggan dan mitra lain di seluruh rantai pasokan global
yang kompleks. Pabrik semikonduktor modern saat ini dapat
menelan biaya lebih dari 15 miliar dolar dan membutuhkan
legiun insinyur yang sangat terlatih untuk menyiapkan dan
menjalankannya. Para penyedia layanan cloud terkemuka di
dunia bisa menginvestasikan miliaran dolar dalam penelitian
dan pengembangan (R & D) setiap tahunnya karena mereka
senantiasa memperbaharui produk mereka demi kebutuhan
pelanggan dan menyalurkan kembali keuntungannya ke
sektor penelitian. Pemerintah –dan bahkan sekelompok kecil
perusahaan yang bekerja sama— akan berupaya keras untuk
16 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

menghimpun sumber daya yang dibutuhkan untuk


menghasilkan teknologi pada skala yang dibutuhkan untuk
menggerakkan ekonomi global. Bahkan di China, di mana
pemerintah tidak takut untuk melepaskan bebannya, Partai
Komunis China (PKC) mengandalkan perusahaan teknologi
sektor swasta terbesar di negara tersebut untuk melakukan
pekerjaan berat dengan tujuan untuk membangun
masyarakat yang kaya dan maju secara digital.

Dekade berikutnya akan menguji apa yang terjadi ketika


politik ruang digital dan ruang fisik bertemu. Pemerintah dan
perusahaan teknologi siap bersaing untuk mendapatkan
pengaruh di kedua dunia tersebut —karenanya perlu untuk
menciptakan kerangka kerja yang lebih baik untuk
memahami apa tujuan perusahaan dan bagaimana kekuatan
mereka berinteraksi dengan pemerintah di kedua domain
tersebut.

Persaingan Big Tech

Orientasi perusahaan teknologi tidak kalah beragamnya


dengan negara yang menjadi pesaing mereka. Untaian
globalisme, nasionalisme, dan tekno-utopianisme seringkali
hidup berdampingan dalam perusahaan yang sama.
Pandangan mana yang mendominasi akan memiliki
konsekuensi penting bagi politik dan masyarakat global.

Pertama adalah globalis –perusahaan yang membangun


kerajaannya dengan beroperasi pada skala internasional.
Perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk Apple, Facebook
dan Google, membuat dan mengisi ruang digital dengan

17 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

memungkinkan kehadiran dan aliran pendapatan bisnisnya


menjadi tidak terikat dengan teritorial fisik. Masing-masing
perusahaan tumbuh kuat dengan ide bahwa yang
memungkinkannya mendominasi ceruk yang bernilai
ekonomi dan kemudian membawa bisnisnya ke seluruh
dunia.

Perusahaan-perusahaan seperti Alibaba, ByteDance, dan


Tencent muncul di puncak pasar domestik China yang besar
sebelum memantapkan pandangannya pada pertembuhan
global. Tetapi idenya sama: mendirikan toko di sebanyak
mungkin negara, menghormati aturan dan regulasi setempat
seperlunya, dan bersaing dengan sengit. Yang pasti, mereka
juga telah memperoleh manfaat dari dukungan kebijakan dan
finansial dari Beijing, tetapi dukungan tersebut masih
membahayakan, dengan pendekatan keuntungan untuk
ekspansi global yang mendorong inovasi di
perusahaanperusahaan tersebut.

Kemudian terdapat perusahaan yang memperoleh


predikat pembela-nasional, yang lebih bersedia untuk
menyelaraskan diri secara eksplisit dengan prioritas
pemerintah asal mereka. Perusahaan-perusahaan ini bekerja
sama dengan pemerintah di pelbagai sektor penting,
termasuk cloud, AI dan keamanan siber. Mereka
mendapatkan pendapatan yang besar dengan menjual
produk mereka ke pemerintah, dan mereka menggunakan
keahlian mereka untuk membantu memandu tindakan
pemerintah. Perusahaan-perusahaan yang paling dekat
dengan model-pembela-nasional terdapat di China, di mana

18 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

perusahaan telah lama menghadapi tekanan untuk mencapai


tujuan-tujuan nasional. Huawei dan SMIC merupakan
pembela-nasional utama China di teknologi 5G dan
semikonduktor. Dan pada tahun 2017, Presiden China Xi
Jinping menyebut Alibaba dan Tencent, bersamaan dengan
mesin pencari Baidu dan perusahaan pengenalan suara
iFlytek, sebagai “tim AI nasional” China, yang memberikan
masing-masing perusahaan peran utama dalam membangun
masa depan AI China.

Mungkin lebih dari negara manapun di dunia, China telah


memiliki raksasa teknologi selama pandemi, dengan sangat
bergantung pada layanan digital –termasuk videoconference
dan telemedicine—dan bahkan menggunakannya untuk
memberlakukan lockdown dan membatasi perjalanan selama
pandemi berlangsung. China juga memanfaatkan perusahaan
teknologi untuk mengelola pembukaan kembali dengan
menyediakan paspor kesehatan digital dan terlibat dalam
“diplomasi topeng” dengan mengirimkan pasokan medis
yang sangat dibutuhkan ke negara-negara yang
membutuhkan untuk meningkatkan pengaruh China.

Saat ini, bahkan perusahaan AS yang secara historis


bercorak globalis merasakan tarikan model
pembelanasional. Peran Microsoft semakin besar dalam
mengawasi ruang digital atas nama Amerika Serikat dan
negara-negara demokrasi sekutunya dan menargetkan
misinformasi yang disebarluaskan oleh aktor-aktor negara
(terutama China dan Rusia) dan sindikat kejahatan
internasional. Amazon dan Microsoft juga sedang bersaing

19 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

untuk menyediakan infrastruktur komputasi awan (cloud-


computing) ke pemerintah AS. CEO Amazon yang baru, Andy
Jassy, yang sebelumnya memimpin bisnis could, merupakan
mantan anggota National Security Commission on Artificial
Intelligence, sebuah panel penasehat khusus yang telah
menerbitkan laporan utamanya pada awal tahun ini memiliki
pengaruh kuat pada evolusi strategi AI nasional Amerika
Serikat.

Kekuatan globalisme dan nasionalisme kerap kali


bertentangan dengan kutub ketiga: tekno-utopianisme.
Beberapa perusahaan teknologi paling kuat di dunia
dipimpin oleh visioner karismatik yang melihat teknologi
tidak hanya sebagai peluang bisnis global tetapi juga sebagai
kekuatan revolusioner yang berpotensi dalam urusan
manusia. Berkebalikan dengan dua kelompok yang lain,
kutub ini lebih memusatkan pada kepribadian dan ambisi
CEO ketimbang operasi perusahaan itu sendiri. Sementara
para globalis ingin negara membiarkan mereka sendiri dan
mempertahankan kondisi yang menguntungkan bagi
perdagangan global, dan para pembela-nasional melihat
peluang untuk menjadi kaya dari negara, para tekno-utopian
melihat ke masa depan di mana paradigma negara-bangsa
yang telah mendominasi geopolitik sejak abad ketujuh belas
telah digantikan oleh sesuatu yang sama sekali berbeda.

Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, merupakan contoh yang


paling terkenal, dengan ambisinya untuk menemukan
kembali transportasi, menghubungkan komputer dengan
otak manusia, dan menjadikan manusia sebagai “spesies

20 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

multiplanet” dengan mengkoloni planet Mars. Ya, dia


memang juga menyediakan lift luar angkasa bagi pemerintah
Amerika Serikat, tetapi dia sangat berfokus untuk
mendominasi orbit dekat ruang angkasa dan menciptakan
masa depan di mana perusahaan teknologi membantu
masyarakat untuk berkembang dengan melampaui konsep
negara-bangsa. Mark Zuckerberg, CEO Facebook, memiliki
kecenderungan yang hampir sama, sekalipun dia telah lebih
terbuka dengan regulasi pemerintah terkait konten online.
Diem, mata uang digital yang didukung Facebook, harus
dikurangi secara besar-besar setelah menimbulkan
kekhawatiran di kalangan regulator keuangan. Berkat
dominasi dolar AS, pemerintah mempertahankan
cengkeraman keuangan yang jauh lebih kuat daripada
domain lain di ruang digital.

Hal tersebut mungkin tidak berlaku lama jika Vitalik


Buterin dan para pengusaha yang membangun ekosistem
Ethereum-nya berhasil. Ethereum, blockchain terpopuler
kedua di dunia setelah Bitcoin, dengan cepat berkembang
sebagai infrastruktur dasar yang menggerakkan generasi
baru aplikasi Internet yang terdesentralisasi. Ethereum
mungkin menimbulkan tantangan yang lebih besar bagi
kekuasaan pemerintah daripada Diem. Desain Ethereum
mencakup kontrak pintar (smart contract), yang
memungkinkan pihak-pihak yang bertransaksi untuk
menyematkan persyaratan melakukan bisnis ke dalam kode
komputer yang sulit diubah. Para pengusaha telah
memanfaatkan teknologi dan tren di sekelilingnya untuk
meracik bisnis baru, termasuk pertaruhan pasar, derivatif
21 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

keuangan, dan sistem pembayaran yang hampir tidak


mungkin diubah atau dihapus begitu diluncurkan. Meskipun
hingga saat ini banyak dari inovasi tersebut berada di sektor
keuangan, namun beberapa pendukung inovasi percaya
bahwa teknologi blockchain dan aplikasi yang
terdesentralisasi akan menjadi kunci untuk membuka
lompatan besar berikutnya bagi Web: metaverse, sebuah
ruang di mana augmented reality dan virtual reality, generasi
berikutnya dari jaringan data, dan sistem finansial dan
pembayaran yang terdesentralisasi yang berkontribusi pada
dunia digital yang lebih realistis dan imersif di mana orang
dapat bersosialisasi, bekerja, dan memperdagangkan barang-
barang digital.

China masih menerapkan pola globalis dan


pembelanasionalnya, meskipun dengan kecenderungan yang
lebih pada corak pembela-nasional ketimbang Amerika
Serikat. Tetapi China tidak lagi memiki orang-orang yang
bercorak tekno-utopian. Partai Komunis China (PKC) pernah
mengagungkan Jack Ma, salah satu pendiri Alibaba dan
pengusaha paling terkemuka di China, yang merevolusi cara
orang membeli dan menjual barang-barang dan berusaha
untuk menciptakan versi baru World Trade Organization
untuk memfasilitasi e-commerce dan mempromosikan
perdagangan global langsung. Tetapi partai mengekangnya
setelah Jack Ma memberikan pidato pada Oktober 2020 yang
mengkritik regulator keuangan China karena menghambat
inovasi. Beijing sekarang memiliki Ma dan Alibaba dalam
ikatan yang jauh lebih ketat, sebuah kisah peringatan bagi

22 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

setiap calon tekno-utopian di China yang mungkin


mempertimbangkan untuk menentang negara.

Meskipun demikian, China bergantung pada infrastruktur


digital yang telah disediakan oleh perusahaan-perusahaan
seperti Ma untuk meningkatkan produktivitas dan standar
hidup –dan dengan demikian memastikan kelangsungan
hidup PKC dalam jangka panjang. Otoritarianisme China
memungkinkan PKC untuk lebih kuat dalam menerapkan
regulasi ruang digital dan perusahaan-perusahaan yang
membangun dan memeliharanya, tetapi Beijing pada
akhirnya menghadapi pengorbanan yang sama seperti
Washington dan Brussel. Jika terlalu mengencangkan
cengkeramannya, hal ini berisiko merugikan negara itu
sendiri dengan mencekik inovasi.

Masa Depan Digital Kita

Ketika perusahaan teknologi dan pemerintah bernegosiasi


demi kontrol atas ruang digital, raksasa teknologi AS dan
China akan beroperasi di salah satu dari tiga lingkungan
geopolitik: lingkungan di mana negara berkuasa, memberi
penghargaan kepada para pembela-nasional; lingkungan di
mana perusahaan merebut kendali dari negara atas ruang
digital, dengan memberdayakan globalis; atau lingkungan di
mana negara memudar dan menaikkan para tekno-utopian.

Dalam skenario pertama, pembela-nasional menang, dan


negara tetap menjadi penyedia dominan bagi keamanan,
regulasi dan barang-barang publik. Goncangan sistemik,
seperti pandemi Covid-19, dan ancaman jangka panjang,

23 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

seperti perubahan iklim, ditambah dengan reaksi publik


terhadap kekuatan perusahaan teknologi, mengukuhkan
otoritas pemerintah sebagai satu-satunya kekuatan yang
dapat menyelesaikan tantangan global. Dorongan bipartisan
untuk regulasi di Amerika Serikat memberi penghargaan
kepada perusahaan "patriotik" yang mengerahkan sumber
daya mereka untuk mendukung tujuan-tujuan nasional.
Pemerintah berharap bahwa generasi baru layanan berbasis
teknologi untuk pendidikan, kesehatan, dan komponen lain
dari kontrak sosial akan meningkatkan legitimasi
pemerintah di mata pemilih kelas menengah. Beijing dan
pemerintah otoriter lainnya melipatgandakan upaya dalam
menumbuhkan pembela-nasional mereka sendiri, dengan
mendorong keras untuk swasembada sambil bersaing untuk
mendapatkan pengaruh di pasar-pasar global yang penting,
seperti Brasil, India, dan Asia Tenggara. Sektor teknologi
swasta China menjadi kurang independen, dan perusahaan
teknologi swasta tersebut tidak lagi melantai di bursa saham
internasional.

Sekutu dan mitra AS merasa jauh lebih sulit untuk


menyeimbangkan hubungan mereka dengan Washington
dan Beijing. Eropa adalah pihak yang paling kalah di sini,
karena tidak memiliki perusahaan teknologi dengan
kapasitas keuangan atau sarana teknologi untuk bertahan
melawan dua kekuatan besar tersebut. Karena dorongan Uni
Eropa untuk kedaulatan digital dan perang dingin AS-China
menjadikan keamanan nasional di ruang teknologi sebagai
prioritas dominan, maka teknologi Eropa tidak punya banyak
pilihan selain mengikuti agenda Washington.
24 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

Ketika Amerika Serikat dan China berselisih, perusahaan


yang dapat membangun kembali diri mereka sendiri sebagai
pembela-nasional diberi penghargaan. Washington dan
Beijing sama-sama menyalurkan sumber daya ke teknologi
untuk menyelaraskannya dengan tujuan nasional mereka.
Sementara itu, sifat Internet yang semakin terfragmentasi
membuat operasi pada skala global akan semakin sulit:
ketika data, perangkat lunak, atau teknologi semikonduktor
yang canggih tidak dapat melintas batas karena halangan
legal dan kebijakan atau ketika komputer atau ponsel yang
dibuat oleh perusahaan AS dan China tidak dapat
berhubungan satu sama lain, maka hal tersebut akan
meningkatkan biaya dan resiko regulasi bagi perusahaan.

Amazon dan Microsoft mungkin tidak merasa sulit untuk


beradaptasi dengan tatanan baru ini, karena mereka telah
merespons tekanan yang semakin meningkat untuk
mendukung keharusan keamanan nasional. Kedua
perusahaan ini telah bersaing untuk menyediakan layanan
cloud bagi pemerintah AS dan instansi-instansi intelejen.
Tetapi Apple dan Google menilai bekerja dengan pemerintah
AS membuatnya lebih tidak nyaman; yang pertama menolak
keras permintaan pemerintah untuk memecahkan ponsel
terenkripsi, dan yang terakhir menarik diri dari proyek
dengan Pentagon tentang pengenalan gambar (image
recognition). Facebook mungkin mengalami masa tersulit
dalam menavigasi lanskap yang disukai oleh
pembelanasional jika dilihat sebagai platform untuk
disinformasi asing tanpa juga menawarkan aset yang

25 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

berguna bagi pemerintah, seperti komputasi awan atau


aplikasi AI militer.

Para globalis membutuhkan stabilitas untuk menyokong


beberapa dekade ke depan. Ketakutan terbesar mereka
adalah bahwa AS dan China akan melanjutkan seteru, dengan
memaksa mereka untuk menentukan keberpihakan dalam
perang ekonomi yang akan menghambat usaha-usaha
mereka dalam mengglobalisasi bisnis mereka. Nasib mereka
akan lebih baik apabila Washington dan Beijing memutuskan
bahwa regulasi yang berlebihan beresiko melemahkan
inovasi yang menjadi daya dorong ekonomi mereka. Dalam
kasus Washington, hal ini berarti menarik diri dari kebijakan
industri yang dirancang untuk meyakinkan perusahaan
bahwa mereka dapat berkembang sebagai pembela-
nasional; bagi Beijing, hal ini berarti menjaga independensi
dan otonomi sektor swasta.

Sebuah dunia di mana para globalis berkuasa akan


memberi Eropa kesempatan untuk menegaskan kembali
dirinya sebagai pemain birokrasi yang cerdas yang mampu
merancang aturan yang memungkinkan perusahaan
teknologi dan pemerintah berbagi kedaulatan di ruang
digital. Washington dan Beijing masih akan menjadi dua
kekuatan global yang dominan, tetapi kegagalan untuk
mendorong kebijakan industri yang pertama dan upaya yang
terakhir untuk mengangkat pembela-nasional akan
melonggarkan cengkeraman kedua kekuatan tersebut pada
geopolitik, meningkatkan permintaan untuk tata kelola
global, dan menciptakan lebih banyak peluang bagi

26 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

pengaturan aturan global. Ini adalah dunia dengan


pemerintah Amerika dan China yang agak lebih lemah, tetapi
dunia yang menawarkan kesempatan terbaik bagi kedua
negara untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan
global yang mendesak.

Dalam skenario terakhir, erosi negara yang sering


diprediksi akhirnya terjadi. Para tekno-utopian
mengkapitalisasi kekecewaan yang meluas terhadap
pemerintah yang telah gagal menciptakan kesejahteraan dan
stabilitas, dengan menarik warga ke dalam ekonomi digital
yang memperkecil peran negara. Keyakinan terhadap dolar
sebagai mata uang cadangan global terkikis —atau runtuh.
Mata uang krypto terbukti terlalu sulit untuk dikendalikan
oleh regulator, dan mendapatkan penerimaan yang luas,
sehingga menggerogoti kekuasaan pemerintah atas dunia
keuangan. Disintegrasi dari sentralisasi otoritas membuat
dunia secara substansial kurang mampu mengatasi
tantangan transnasional. Bagi para visioner teknologi dengan
ambisi besar dan sumber daya yang sepadan, pertanyaan
tentang patriotisme menjadi perdebatan. Musk memainkan
peran yang jauh lebih besar dalam menentukan bagaimana
ruang angkasa dieksplorasi. Facebook menggantikan ruang
publik, masyarakat sipil, dan jaring pengaman sosial, serta
menciptakan mata uang berbasis blockchain yang digunakan
secara luas.

Implikasi dari dunia di mana para tekno-utopian


menyerukan serangan yang paling sulit untuk dihilangkan,
sebagian karena orang-orang begitu terbiasa memikirkan

27 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

negara sebagai aktor pemecah masalah-masalah yang


prinsipil. Pemerintah tidak akan menyerah tanpa
perlawanan. Dan pengikisan otoritas pemerintah AS tidak
akan memberikan kendali bebas pada tekno-utopian; negara
China juga akan mengalami keruntuhan dalam kredibilitas
domestik. Semakin sedikit pemerintah menghalangi jalan
mereka, semakin banyak tekno-utopis akan mampu
membentuk evolusi tatanan dunia baru, untuk kebaikan dan
keburukan.

Dunia Digital Baru yang Menantang

Satu generasi yang lalu, premis dasar Internet adalah bahwa


ia akan mempercepat globalisasi yang mengubah ekonomi
dan politik pada tahun 1990-an. Banyak yang berharap era
digital bisa menumbuhkan arus informasi yang tak
terkekang, menantang cengkeraman kelompok otoriter yang
mengira mereka bisa lolos dari apa yang disebut akhir
sejarah. Gambaran hari ini sangatlah berbeda: konsentrasi
kekuasaan pada segelintir perusahaan teknologi dan
persaingan intervensi AS-China, dan blok kekuatan yang
berpusat di Uni Eropa telah menyebabkan lanskap digital
yang jauh lebih terfragmentasi.

Konsekuensi bagi tatanan dunia masa depan akan tidak


kurang membesar. Saat ini, perusahaan teknologi terbesar di
dunia sedang menilai cara terbaik untuk memposisikan diri
mereka sebagai Washington dan Beijing demi menguatkan
diri mereka sendiri untuk persaingan yang berlarut-larut.
Amerika Serikat percaya bahwa tuntutan geopolitik
utamanya adalah untuk mencegah pergeseran yang
28 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

disebabkan oleh saingannya, yakni tekno-otoritarian.


Prioritas utama China adalah untuk memastikan bahwa ia
dapat berdiri sendiri secara ekonomi dan teknologi sebelum
koalisi demokrasi industri maju menahan ekspansi lebih
lanjut. Untuk saat ini, Big Tech akan melangkah dengan
hatihati untuk memastikan tidak menambah ketidakamanan
pemerintah perihal kehilangan otoritas.

Tetapi ketika persaingan AS-China semakin meningkat,


perusahaan-perusahaan tersebut akan menggunakan
pengaruh mereka secara lebih proaktif. Jika mereka berhasil
membangun diri mereka sendiri sebagai “perusahaan yang
sangat diperlukan” –seperti halnya Amerika Serikat
menganggap dirinya “bangsa yang sangat dibutuhkan”—
para pembela-nasional akan mendorong subsidi yang lebih
besar dari pemerintah dan perlakuan yang istimewa atas
saingan mereka. Mereka juga akan mendesak untuk
pemisahan yang lebih dalam, dengan alasan bahwa pekerjaan
vital mereka membutuhkan proteksi yang maksimal dari
upaya peretasan.

Kaum globalis akan berpendapat bahwa pemerintah tidak


akan mampu mempertahankan daya saing ekonomi dan
teknologi dalam jangka panjang jika mereka berbalik ke
dalam dan mengadopsi mentalitas bunker. Para globalis
Amerika akan mencatat bahwa perusahaan-perusahaan
besar Asia dan Eropa, jauh dari meninggalkan China, sedang
meningkatkan keberadaan mereka di sana— dan bahwa
Washington hanya akan merugikan dirinya sendiri dengan
memaksa perusahaan-perusahaan Amerika keluar dari pasar

29 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

konsumen terbesar di dunia. Untuk mencegah tuduhan


pemerintah bahwa mereka menempatkan keuntungan
mereka di atas keamanan nasional, perusahaan-perusahaan
teknologi akan berargumen bahwa level pemisahan yang
lebih dalam akan menghambat kerja sama AS-China dalam
menghadapi tantangan transnasional yang mendesak, seperti
pandemi yang mematikan dan perubahan iklim. Para globalis
China akan berargumen bahwa kemampuan PKC untuk
mempertahankan pertumbuhan —dan karena itu PKC
memiliki legitimasi domestik— akan bergantung pada
apakah China dapat membangun dirinya sebagai pusat
inovasi global.

Dan para tekno-utopian? Mereka dengan senang hati akan


bekerja dalam kesunyian, menunggu waktu mereka tiba.
Ketika pembela-nasional dan globalis memperebutkan siapa
yang akan mempengaruhi kebijakan pemerintah, para
teknoutopian akan menggunakan perusahaan tradisional
dan proyek yang terdesentralisasi, seperti Ethereum, untuk
menjelajahi batas baru di ruang digital, seperti metaverse,
atau pendekatan baru untuk menyediakan layanan-layanan
yang esensial. Mereka akan berkompromi ketika sesekali
pemerintah AS menyeret mereka ke hadapan Kongres,
seperti biasa, untuk mencela ego dan kekuasaan mereka,
mengambil langkah-langkah minimal untuk menenangkan
pembuat kebijakan tetapi mengerahkan upaya lobi agresif
untuk melemahkan upaya Washington untuk membuat
mereka bertekuk lutut.

30 | raihanariatama.id
IanBremmer-Technopolar

Hal ini tidak berarti bahwa masyarakat sedang menuju


masa depan yang menyaksikan pudarnya negara-bangsa,
akhir pemerintahan, dan kaburnya batas teritorial. Tidak ada
alasan untuk berpikir bahwa prediksi ini lebih mungkin
menjadi kenyataan hari ini daripada di tahun 1990-an. Tetapi
berbicara tentang perusahaan teknologi besar sebagai pion
kekuasaan pemerintah tidak lagi dapat dipertahankan
karena mereka dapat bergerak sendiri di bidak catur
geopolitik. Mereka semakin menjadi aktor geopolitik di
dalam dan dari diri mereka sendiri. Dan karena persaingan
AS-China memainkan peran yang semakin dominan dalam
urusan global, mereka akan memegang pengaruh yang
semakin besar untuk membentuk bagaimana Washington
dan Beijing berperilaku. Hanya dengan memperbarui
pemahaman kita tentang kekuatan geopolitik
perusahaanperusahaan teknologi tersebut, kita dapat lebih
memahami dunia digital baru yang menantang ini. []

31 | raihanariatama.id

Anda mungkin juga menyukai