Berita Di Keduduklan Asn Agenda 3
Berita Di Keduduklan Asn Agenda 3
AGENDA III
OLEH
Nita Amelina
2022
1. Artikel Pertama
Selasa 28 Mei 2019 13:40 WIB
Sumber : https://nasional.okezone.com/read/2019/05/28/337/2061293/sebar-hoax-di-
medsos-asn-aceh-barat-daya-ditangkap-polisi
BANDA ACEH - Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) asal Aceh Barat Daya,
berinisial KA (44) ditetapkan sebagai tersangka, karena menyebarkan video hoax
tentang aksi 22 Mei lalu.
Dirreskrimsus Polda Aceh, Kombes T. Saladin menyebutkan, postingan yang diunggah
KA di akun media sosialnya, ditunjukan untuk menimbulkan rasa kebencian dan
permusuhan antar kelompok.
“Dari postingan hoax itu, dia terbukti melanggar UU ITE dengan ancaman hukuman
maksimal 10 tahun,” kata T. Saladin kepada wartawan di Markas Polda Aceh, Selasa
(28/5/2019)
Adapun postingan yang diunggah ialah video Presiden Joko Widodo dengan musik
remix dan caption ‘Pesta setelah membantai muslim dalam masjid, persis tarian PKI di
lubang buaya’ yang diunggahnya melalui akun Facebooknya, pada Kamis, 23 Mei
2019.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku diketahui juga sering mengunggah kabar hoax di akun
facebooknya, dengan tuduhan yang diarahkan ke Presiden dan Kapolri.
“Harusnya dia tau, mana berita bohong dan mana yang tidak, apalagi dia dari kalangan
abdi negara. Untuk Motifnya masih kita pertajam lagi,” tambah Saladin.
Pelaku merupakan PNS di kantor Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat
Daya. Ia ditangkap pada 26 Mei 2019 lalu saat berada di rumahnya.
Penyebab :
Pada artikel diatas terlihat bahwa seorang ASN asalAceh Barat Daya berinisial KA
ditetapkan sebagai tersangka karena menyebarkan video hoax tentang aksi 22 Mei
kemarin. Postingan postingan yang diunggah KA di akun media sosialnya, ditunjukan
untuk menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan antar kelompok.
Dampak :
Dampak dari berita hoax yang diunggah oleh oknum ASN tersebut ialah dapat
menyebabkan keresahan di masyarakat serta dapat menimbulkan rasa kebencian dan
permusuhan antara kelompok pendukung calon presiden yang berbeda. Hal ini tentu
sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perpecahan di masyarakat yang tentunya
dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Seharunsya sebagai seorang ASN, kita wajib bijak dalam menggunakan media sosial
agar tidak mudah termakan isu hoax yang dapat memecah belah persatuan di
Indonesia
2. Artikel Kedua :
Sumber : https://www.detik.com/edu/edutainment/d-5500169/perjuangan-guru-mengajar-
di-pelosok-saat-pandemi-pakai-facebook-hingga-wa
Penyebab :
Dari artikel diatas dapat kita lihat bagaimana pemanfaatan teknologi oleh guru-guru di
daerah pelosok untuk melakukan proses pembelajaran jarak jauh. Seperti kita ketahui,
pandemi COVID-19 membuat kegiatan belajar- mengajar dilakukan secara jarak jauh
atau secara online/daring untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 yang semakin
meluas.
Bagi guru-guru di perkotaan, hal ini tidak menjadi masalah karena kualitas jaringan
internet yang sudah sangat mumpuni untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh.
Namun hal ini tidak berlaku untuk guru-guru yang bertugas mengajar di pelosok,
mengingat keterbatasan sarana dan prasarana seperti hampir semua murid tidak
memiliki HP, serta kualitas jaringan internet yang tidak bagus membuat pembelajaran
menggunakan aplikasi Zoom menjadi terhambat. Hal ini diperburuk lagi dengan masih
banyaknya guru-guru yang belum menguasai IT.
Keadaan ini menyebabkan guru-guru di pelosok harus kreatif dan menemukan solusi
yang tepat guna untuk menyikapi keterbatasan tersebut. Seperti contohnya seorang
Guru di SMK Negeri 7 di Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur yang menggunakan
aplikasi Facebook untuk berinteraksi dengan anak muridnya karena untuk mengakses
Facebook tidak diperlukan kuota (gratis). Contoh lainnya ialah seorang guru di SMKN
1 Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat yang menyiasati keterbatasan ini dengan
cara memberikan fotokopi materi di sekolah kepada anak-anak didiknyauntuk
dipergunakan belajar dirumah.
Selain itu buruknya kualitas jaringan akibat cuaca buruk seperti yang terjadi di
kepulauan Sangihe menyebabkan para guru menyiasatinya dengan cara membagi siswa
menjadi beberapa kelompok, dan selanjutnya para guru akan melakukan
pembelajaransecara langsung.
Dampak :