Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

NILAI DASAR ASN


HARMONIS & LOYAL

Nama

EKA MURDIANTY

SATKER

BIDDOKES POLDA NTB


A. HARMONIS

Komponen Deskripsi/uraian
Mata Pelatihan Mata pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai
harmonis pada peserta melalui substansi pembelajaran yang terkait
dengan menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka
menolong orang lain serta membangun lingkungan kerja yang kondusif
Tujuan/ Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini , peserta mampu
mengaktualisasikan nilai harmonis dalam pelaksanaan tugas dan jabatan
sebagai ASN.
Materi pokok 1 KEANEKARAGAMAN BANGSA INDONESIA SERTA
DAMPAK, MANFAAT DAN POTENSI DISHARMONIS

Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua,


Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama.
Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli
pribumi yakni Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana
bangsa Austronesia yang terbesar.
Para pendiri bangsa sangat peduli dan penuh kesadaranbahwa bangsa
Indonesia merupakan perkumpulan bangsa yang berbeda dan hanya rasa
persatuan, toleransi, dan rasa saling menghargai yang dapat membuat
tegaknya NKRI.
Kebhinekaan dan keberagaman suku bangsa dan budaya memberikan
tantangan yang besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang
berupa keuntungan dan manfaat yang antara lain berupa :
a. Dapat mempererat tali persaudaraan
b. Menjadi asset wisata yang dapat menghasilkan menghasilkan
pendapatan negara
c. Memperkaya kebudayaan nasional
d. Sebagai identitas negara di Indonesia dimata seluruh negara di
dunia
e. Dapat dijadikan sebagai ikon pariwisata dapat tertarik dan
berkunjung ke Indonesia
f. Dengan banyaknya wisatawan maka dapat menciptakan
lapangan pekerjaan
g. Sebagai pengetahuan bagi seluruh dunia
h. Sebagai media hiburan yang mendidik
i. Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negara
Indonesia
j. Membuat Indonesia terkenal dimata dunia berkat keberagaman
budaya yang kita miliki.
Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai dengan
beberapa hal sebagai berikut;
a. Tidak adanya persamaan pandangan antar kelompok, seperti
perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan sebagainya.
b. Norma-norma social tidak berfungsi dengan baik sebagai alat
mencapai tujuan.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam masyarakat sehingga
menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
d. Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggaran atas norma yang
tidak tegas atau lemah.
e. Tindakan anggota masyarakatnya sudah tidak lagi sesuai dengan
norma yang berlaku
f. Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada
persaingan tidak sehat, Tindakan kontroversial, dan
pertentangan (disharmonis)
g. Menguat nya etnosetrisme dalam masyarakat berupa perasaan
kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, paling
benar, dan paling hebat sehingga mengukur kelompok lain
dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak
hanya dalam klompok suku, namun juga kelompok lain seperti
kelompok belajar, partai politik, pendukung tim sepak bola dan
sebagainya
h. Seterotip terhadap suatu kelompok yaitu anggapan yang dimiliki
terhadap suatu kelompok yang bersifat tidak baik, seperti
anggapan suatu kelompok identic dengan kekerasan, sifat suatu
suku yang kasar, dan sebagainya.
Tantangan disharmonis dalam masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kondisi sebagai berikut;
a. Disharmonis antar suku yaitu pertentangan suku satu dengan
suku yang lain, budaya, system kekerabatan, norma social dalam
masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini
dapat menimbulkan disharmonis dalam masyarakat.
b. Disharmonis antar agama yaitu pertentangan antar kelompok
yang memiliki keyakinan atau agama yang berbeda.
Disharmonis ini bisa terjai antar agama yang satu dengan agama
yang lain, atau antara kelompok dalam agama tertentu
c. Disharmonis antar ras yaitu pertentangan antar ras yang satu
dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan sikap
rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan
ras.
d. Disharmonis antar golongan yaitu pertentangan antar kelompok
dalam masyarakat atau golongan dalam masyarakat. Golongan
atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar
pekerjaan, partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dannfungsi
pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda
dari sisi suku, budaya, agama dan lain-lain. Negara juga diharapkan
mampu memberikan kebaikan bersama bagi warganya tanpa
memandang siapa dan dari etnis mana, apa agamanya. Semangat gotong
royong juga dapat diperkuat dalam kehidupan masyarakat sipil dan
politik dengan terus
menerus mengembangkan Pendidikan kewarganegaraan dan
multikulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan
kebersamaan dilandasi dengan prinsip prinsip kehidupan public yang
lebih partisipatif dan non diskriminatif.
Materi pokok 2 MEWUJUDKAN SUASANA HARMONIS DALAM
LINGKUNGAN BEKERJA DAN MEMBERIKAN LAYANAN
LEPADA MASYARAKAT.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan
bagaimana nilai-nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan
lain-lain diperaktikkan dalam wujud keprihatinan dan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika satu kelompok khusus
dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat di pegang teguh oleh sekelompok professional tertentu. Oleh
karena itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara,
prilaku pejabat public harus berubah.
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayanan.
b. Kedua, berubah dari wewenang menjadi peranan.
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan public adalah Amanah.
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN ada dua belas
kode etik dan kode perilaku ASN itu, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.

Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam


mewujudkan suasana harmonis harus diterapkan dalam kehidupan ASN
di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
Keterkaitan Mata Pelatihan Dengan membaca dan memahami modul ini peserta dapat memiliki
dalam Agenda bekal menajdi ASN yang melayani publik dengan memperhatikan
kondisi yang harmonis dilingkungan bekerja. Keharmonisan dapat
tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan
sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat
yang
lebih luas. Semoga kita semua dapat menerapkan dan meciptakan
keharmonisan tersebut bersama kolega rekan sejawat, saat memberikan
pelayanan public, dan kehidupan bermasyarakat.

B. LOYAL
Komponen Deskripsi/uraian
Mata Pelatihan Mata Pelatihan ini diberikan untuk memfasilitasi pembentukan nilai
Loyal, sehingga peserta memiliki dedikasi yang tinggi dan senantiasa
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara pada saat melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai ASN.
Tujuan/ Hasil Belajar Setelah mengikuti pembelajaran ini, Peserta mampu mengaktualisasikan
nilai loyal (berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai ASN.
Materi pokok 1 KONSEP LOYAL
Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik
oleh setiap ASN. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kajiannya dapat
dilakukan dengan melihat faktor internal dan faktor eksternal yang jadi
penyebabnya. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya antara
lain:
a. Taat pada peraturan
b. Bekerjadengan integritas
c. Tanggung jawab pada organisasi
d. Kemauan untuk bekerja sama
e. Rasa memiliki yang tinggi
f. Hubungan antar pribadi
g. Kesukaan terhadap pekerjaan
h. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi pegawai lain.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam care values
ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku;
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
Pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesame ASN, pimpinan Instansi dan negara
serta
c. Menjaga rahasia jabatan negara,.

Secara umum untuk menciptakan dan membangun rasa setia (loyal)


pegawai terhadap organisasi, hendaknya beberapa hal berikut
dilakukan;
a. Membangun rasa kecintaan dan memiliki
b. Meningkatkan kesejahteraan
c. Memenuhi kebutuhan rohani
d. Memberikan kesempatan peningkatan karir
e. Melakukan evaluasi secara berkala.

Setiap ASN harus senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara,


pemerintah, dan martabat pegawai negeri sipil, serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang atau golongan
sebagai wujud loyalitasnya terhadap bangsa dan negara. Agar para ASN
mampu menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan
lainnya dibutuhkan langkah-langkah konkrit, diantaranya melalui pemantapan
Wawasan Kebangsaan. Selain memantapkan Wawasan Kebangsaan, sikap
loyal
seorang ASN dapat dibangun dengan cara terus meningkatkan
nasionalismenya kepada bangsa dan negara
Materi pokok 2 PANDUAN PERILAKU LOYAL
Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang ASN, ASN sebagai
profesi berlandaskan pada prinsip Nilai Dasar (pasal 4) serta Kode Etik
dan Kode Perilaku (Pasal 5, Ayat 2) dengan serangkaian Kewajibannya
(Pasal 23). Untuk melaksanakan dan mengoperasionalkan ketentuan-
ketentuan tersebut maka dirumuskanlah Core Value ASN BerAKHLAK
yang didalamnya terdapat nilai Loyal dengan 3 (tiga) panduan perilaku
(kode etik)-nya
Sifat dan sikap loyal warga negara termasuk PNS terhadap bangsa dan
negaranya dapat diwujudkan dengan mengimplementasikan Nilai-Nilai
Dasar Bela Negara dalam kehidupan sehari-harinya yaitu;
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban utuk bangsa dan negara
e. Kemampuan awal bela negara.
Materi Pokok 3 LOYAL DALAM KONTEKS ORGANISASI PEMERINTAH
Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari komitmen nya dalam
melaksanakan sumpah/ janji yang diucapkannya Ketika diangkat
menjadi PNS Sebagaimana ketentuan perundang undangan yang
berlaku.
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati kewajiban dan
menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan peraturan
pemerintah nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin Pegawai Negri Sipil.
Hanya PNS-PNS yang memiliki loyalitas yang tinggilah yang dapat
menegakkan ketentuan-ketentuan kedisiplinan ini dengan baik.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, seorang ASN memiliki 3 (tiga) fungsi yaitu
sebagai pelaksana kebijakan public, pelayanan public serta perekat dan
pemersatu bangsa. Kemampuan ASN dalam melaksanakan ketiga
fungsi tersebut merupakan perwujudan dari implementasi nilai-nilai
loyal dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari Organisasi
Pemerintah.
Kemampuan ASN dalam memahami dan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila menunjukkan kemampuan ASN tersebut dalam mewujudkan
nilai loyal dalam kehidupannya sebagai ASN yang merupakan bagian
komponen dari organisasi pemerintah maupun sebagai bagian dari
anggota masyarakat.
Keterkaitan Mata Pelatihan Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
dalam Agenda ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus
berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Materi
modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan
perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh
setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari: 1.
Memegang teguh ideologi Pancasila, UndangUndang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah; 2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan
negara; serta 3. Menjaga rahasia jabatan dan negara. Adapun kata-kata
kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme dan pengabdian, yang dapat disingkat menjadi
“KoDeKoNasAb”. Oleh karena itu peserta Pelatihan Dasar diharapkan
dapat mempelajari setiap materi pokok dalam modul ini dengan
seksama dan mengerjakan setiap latihan dan evaluasi yang diberikan.
Jika terdapat hal-hal yang belum
dipahami dapat ditanyakan dan didiskusikan dengan Pengampu Mata
Pelatihan ini pada saat fase pembelajaran jarak jauh maupun klasikal.

Anda mungkin juga menyukai