Anda di halaman 1dari 4

Internet dan Teknologi Canggih Terbarukan sebagai Penunjang Media

Pembelajaran selain Pendidikan Formal dan sebagai Sarana


Penumbuhan Sikap Nasionalisme dan Cinta Sejarah bagi Pelajar di Era
Digital

Diajukan untuk mengikuti


LOMBA ESAI NASIONAL SISWA SMA/SMK SEDERAJAT
UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2023.

Penulis:

Berliana Aulia Wisnu Putri


NISN: 0063214051

SMAN 2 CIBINONG
Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Game online, online shop, dan social media pastilah sudah lumrah terdengar di kalangan
masyarakat, hal ini tentu saja tidak lepas dari kemajuan teknologi di era modernisasi. Penggunaan
smartphone, laptop, maupun tablet telah semakin terbarukan dengan berbasis internet yang dapat
diakses oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun selama terjangkau sinyal. Di Indonesia sendiri,
hingga tahun 2023, sebanyak 215,63 juta orang menggunakan internet, bisa dikatakan hampir
seluruh penduduk Indonesia telah melek penggunaan internet. Namun di antara lapisan
masyarakat tersebut, nyatanya kelompok remaja usia 13-18 tahun merupakan golongan pengguna
internet terbanyak yang berarti anak-anak usia sekolah sangat terbuka pada kemajuan teknologi di
zaman ini (Bayu, 2022). Hal ini tentu saja patut menjadi perhatian masyarakat, terutama pada diri
remaja sendiri, apakah penggunaan internet akan berdampak baik atau sebaliknya.

Sebagai seorang remaja yang duduk di bangku sekolah menengah, tentu saja saya banyak
menyadari dampak kemajuan teknologi yang signifikan, terlebih lagi saya lahir dan tumbuh
bersamaan dengan masa peralihan teknologi lama seperti ponsel telpon dan SMS, telepon rumah
yang masih terhubung, dan akses internet yang masih minim menuju teknologi canggih seperti
sekarang ini dimana saya menjadi salah satu pengguna internet aktif, ponsel layar sentuh, dan
juga laptop.

Penggunaan teknologi berbasis internet tentulah masih menjadi hal tabu bagi beberapa orangtua,
dimana penggunaan internet selalu dikaitkan dengan hal-hal negatif yang berujung pada penyitaan
ataupun tidak di fasilitaskannya internet kepada anak. Memang benar penggunaan teknologi
berbasis internet kerap kali disalahgunakan, seperti kebanyakan kasus kecanduan game online
yang mengantarkan banyak anak-anak sampai remaja ke rumah sakit jiwa (Mustofa, 2023),
kesalahan dalam online shop yang berujung merugikan orangtua (Permadi, 2023), hingga banyak
tindakan kriminalitas seperti perampokan, penculikan, hingga pemerkosaan yang berawal dari
sosial media (Rasyid, 2022). Penggunaan internet juga tidak selalu aman, dari banyaknya kasus
yang dilindungi UU ITE (undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik) ada banyak kejahatan
Cyber yang telah marak saat ini, seperti peretasan, pengintaian, hingga penipuan transaksi online
(Shinta, 2022).

Namun, dari sisi saya sebagai seorang pelajar, saya juga merasakan dampak lain dan berarti
positif dalam penggunaan teknologi berbasis internet. Dimana saya merupakan remaja yang
tumbuh dengan ekonomi menengah, namun di sisi lain saya membutuhkan alternatif lain selain
pembelajaran formal di sekolah yang terkadang di zaman ini, pihak sekolah akan membebankan
pelajaran mandiri kepada siswanya, yang berarti pelajar harus bisa belajar secara mandiri atau
membutuhkan bantuan seperti les atau bimbingan belajar, namun menitik banyak dari kondisi
perekonomian keluarga saya, saya merasa les atau bimbingan belajar akan sangat memberatkan
bagi keluarga saya, dan saya dipercaya untuk bisa belajar mandiri. Di saat seperti inilah, saya dan
mungkin banyak pelajar dapat memanfaatkan penggunaan internet dengan baik, dengan mencari
materi-materi secara mendalam, mengerjakan latihan soal yang banyak tersebar di internet,
mendengarkan penjelasan dan pemaparan materi secara gratis di internet, dan juga aktif
berpartisipasi dalam lomba berbasis online. Tentu saja, hal ini tidak lepas dari niat dan tekad kuat,
karena terkadang berada lama di depan laptop maupun ponsel akan mempengaruhi saya untuk
bermain game ataupun bermedia sosial, dan inilah yang menjadi hambatan terbesar seorang
pelajar.

Pemanfaatan internet juga harus diimbangi dengan pengembangan karakter yang kuat.
Nasionalisme menjadi karakter yang harus ditanamkan dalam setiap diri warga Indonesia, dimana
paham ini harus dikembangkan, namun apabila seseorang salah memahami makna nasionalisme,
maka akan terjadi penyimpangan yang justru jatuh pada sikap Chauvinisme (sauvinisme) atau
sikap cinta berlebihan (fanatik) pada bangsa atau negaranya, oleh sebab itu, tentu saja pelajar
membutuhkan penuntun agar paham nasionalisme dapat tumbuh dengan baik. Sosial media
nampaknya juga mengambil peran dalam hal ini, dimana sebagai seorang pelajar yang
menghabiskan banyak waktu bersama sosial media, saya juga mendapat banyak pengetahuan
baru, yang terkadang tidak diajarkan di sekolah. Sebagaimana tahun 2024 merupakan tahun
diselenggarakannya pesta demokrasi, dimana dilaksanakan pemilihan umum Presiden dan
jajarannya. Sebagai remaja yang perdana akan mengikuti pemilu (pemilihan umum), saya
mendapat banyak informasi seputar politik di sosial media. Hal ini tentu saja mendorong keaktifan
saya sebagai warga negara Indonesia dengan pengetahuan-pengetahuan seputar dunia politik.
Tidak hanya itu, konten-konten yang disajikan di sosial media juga banyak memperkenalkan
mengenai budaya-budaya di Indonesia, dimana masyarakat Indonesia sebagai masyarakat
multikultural memiliki banyak perbedaan yang bersatu menjadi keutuhan negara Indonesia, hal ini
nampak dari berbagai pengguna sosial media terutama para publik figur dengan budaya dan ciri
khas daerah masing-masing.

Dalam pemanfaatan yang lebih intens dan sensitif, penggunaan internet dan sosial media
memudahkan penggunanya dalam mengakses banyak hal, hal inilah yang harus menjadi
tantangan masyarakat, terutama remaja untuk memilah informasi-informasi yang benar, terlebih
adalah informasi mengenai peristiwa lampau yang banyak menjadi simpang-siur. Sebagaimana
pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah, ada banyak peristiwa sejarah yang tidak diajarkan di
sekolah dan tersebar luas melalui internet dan kerap kali terdapat banyak perbedaan versi cerita
sejarah yang harus diwaspadai. Misalnya adalah peristiwa sejarah G30S/PKI yang ada di buku
pelajaran sejarah, nampaknya berbeda dengan kabar burung yang beredar di internet (Mirsan,
2022), atau lamanya Belanda menjajah Nusantara dahulu (Adryamarthanino, 2022), atau juga
berita-berita mengenai masa pemerintahan orde baru, hal ini tentu perlu diwaspadai karena dapat
menjadi perbedaan paham sejarah. Namun dari sisi pelajar yang cukup menyukai sejarah, saya
sangat terbantu dengan cerita-cerita sejarah lengkap yang ada di internet, yang disajikan dengan
lebih menarik hingga membuat saya cepat memahami, dan perbedaan versi cerita sejarah tersebut
juga sangat membantu pelajar untuk bernalar kritis sebagaimana dikemukakan Winston Churchill,
“History has been written by the victors” (Sejarah ditulis oleh para pemenang). Peristiwa-
peristiwa sejarah yang ditulis dan tersebar di internet juga membuktikan bahwa perkataan Ir.
Soekarno mengenai JASMERAH (bahkan pengertian kalimat ini terdapat salah paham “jangan
sekali-kali melupakan sejarah” dan diangkat ke dalam buku pelajaran, dengan internet, sejarawan
mendapat media untuk menyampaikan kebenaran dan masyarakat dapat mengakses dengan
mudah (Nursalikah, 2019)) “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” benar adanya, dan tidak
ditinggalkan, justru semakin dikembangkan dan dipelajari oleh masyarakat terutama remaja dan
menumbuhkan kecintaan kepada sejarah Indonesia.

Remaja saat ini menjadi golongan paling penting demi mengusung Golden Era of Indonesia tahun
2045 mendatang, dimana para remaja yang tengah mengenyam pendidikan saat ini akan menjadi
masyarakat usia produktif paling banyak. Hal-hal di masa depan tak akan lekang oleh modernisasi
dan semakin canggihnya teknologi, oleh sebab itu, masyarakat terutama remaja diharapkan dapat
menerima modernisasi dan tidak menutup diri dari perubahan sosial, juga penggunaan internet dan
teknologi canggih nyatanya harus dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama dalam poin-poin yang
telah saya sebutkan, yakni pemanfaatan teknologi demi menunjang pendidikan selain sekolah,
mengantisipasi segala dampak negatif modernisasi dengan karakter nasionalisme, dan menopang
hal-hal yang terjadi di masa depan dengan masalalu melalui peristiwa sejarah, hal ini supaya
tercipta sumber daya manusia unggul di masa mendatang.
Daftar Pustaka
Adryamarthanino, V. (2022, Agustus 15). Benarkah Belanda Menjajah Indonesia Selama 350 Tahun?
Retrieved from kompas.com: https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/15/080000379/benarkah-
belanda-menjajah-indonesia-selama-350-tahun-?page=all
Bayu, D. (2022, Juni 13). Remaja Paling Banyak Gunakan Internet di Indonesia pada 2022. Retrieved from
dataIndonesia.id: https://dataindonesia.id/internet/detail/remaja-paling-banyak-gunakan-internet-di-
indonesia-pada-2022
Mirsan, A. (2022, September 28). 6 Versi Dalang Dibalik G30S PKI, dari Soeharto hingga CIA. Retrieved
from fajar.co.id: https://fajar.co.id/2022/09/28/6-versi-dalang-dibalik-g30s-pki-dari-soeharto-hingga-
cia/
Mustofa, A. (2023, januari 30). Kecanduan Gadget dan Game Online Jadi Penyumbang Terbesar Kasus
Gangguan Jiwa Anak di Pati. Retrieved from radarkudus.jawapos.com:
https://radarkudus.jawapos.com/pati/691652678/kecanduan-gadget-dan-game-online-jadi-
penyumbang-terbesar-kasus-gangguan-jiwa-anak-di-pati
Nursalikah, A. (2019, mei 15). Sejarawan: Banyak Orang Salah Singkatan 'Jas Merah'. Retrieved from
news.republika.co.id: https://news.republika.co.id/berita/prjeez366/sejarawan-banyak-orang-salah-
singkatan-jas-merah
Permadi, G. (2023, Januari 26). Kasus Bocah Diam-diam Belanja di Olshop, Ada yang Habis Sampai Rp 16
Juta. Retrieved from jateng.tribunnews.com: https://jateng.tribunnews.com/2023/01/26/kasus-bocah-
diam-diam-belanja-di-olshop-ada-yang-habis-sampai-rp-16-juta
Rasyid, S. (2022, Juli 12). Polisi Ungkap Kasus Kejahatan Seksual pada Anak, Korban Diincar dari Media
Sosial. Retrieved from merdeka.com: https://www.merdeka.com/jateng/polisi-ungkap-kasus-
kejahatan-seksual-pada-anak-korban-diincar-dari-media-sosial.html
Shinta, A. (2022, April 18). 10 Kasus Serangan Hacker yang Pernah Terjadi di Indonesia. Retrieved from
dewaweb.com: https://www.dewaweb.com/blog/kasus-hacker-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai