Anda di halaman 1dari 104

KETENTUAN TERBARU

PELAKSANAAN UU HPP
DAFTAR ISI
NEW
1 FAKTUR PAJAK
2 PPN ATAS PENYERAHAN 5 JASA KENA PAJAK TERTENTU

3 PPN ATAS PENYERAHAN BARANG HASIL PERTANIAN TERTENTU

4 PPN ATAS PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR BEKAS


5 PPN ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN ASET KRIPTO
6 PPN ATAS PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL
7 PPN ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI
8 PPN ATAS PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU

9 KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN MAKANAN DAN MINUMAN, JASA


KESENIAN DAN HIBURAN, JASA PERHOTELAN, JASA PENYEDIAAN TEMPAT
PARKIR, SERTA JASA BOGA ATAU KATERING YANG TIDAK DIKENAI PPN
1
FAKTUR PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
PER-03/PJ/2022
KEWAJIBAN DAN SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

Faktur Pajak harus dibuat pada:


▪ saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP;
PKP wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap: ▪ saat penerimaan pembayaran dalam hal
▪ penyerahan BKP; penerimaan pembayaran terjadi sebelum
▪ penyerahan JKP; penyerahan BKP dan/atau JKP;
▪ ekspor BKP berwujud; ▪ saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan;
▪ ekspor BKP tidak berwujud; dan/atau
▪ saat ekspor BKP berwujud, BKP tidak berwujud,
▪ ekspor JKP. dan/atau ekspor JKP; atau
▪ saat lain yang diatur berdasarkan PMK tersendiri.

Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP serta saat ekspor NEW

BKP berwujud, ekspor BKP tidak berwujud, dan/atau ekspor JKP


dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
→ Pasal 17 dan Pasal 17A PP-1/2012 s.t.d.d. PP-9/2021.
FAKTUR PAJAK GABUNGAN
PKP dapat membuat Faktur Pajak gabungan:
▪ 1 (satu) Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan kepada pembeli BKP dan/atau penerima JKP yang sama
selama 1 (satu) bulan kalender.
▪ Harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP
dan/atau JKP.
▪ Dalam hal terdapat pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya sebelum NEW

penyerahan BKP dan/atau JKP yang diterima dalam bulan penyerahan,


Faktur Pajak gabungan tetap dibuat paling lama pada akhir bulan
penyerahan BKP dan/atau JKP.
▪ Dalam hal PKP melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP yang wajib dibuat
Faktur Pajak dengan menggunakan lebih dari 1 (satu) kode transaksi, PKP
dapat membuat Faktur Pajak gabungan atas penyerahan dengan kode
transaksi yang sama, untuk tiap-tiap kode transaksi.
▪ Contoh kasus pada Lampiran huruf A angka 1 PER.

PENGECUALIAN:
Faktur Pajak gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau
JKP yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP ke dan/atau dari kawasan tertentu atau tempat tertentu.
KETERANGAN DALAM FAKTUR PAJAK
Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak:
▪ nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;
▪ identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:
NEW
• nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah;
• nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
• nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
▪ jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
▪ PPN yang dipungut;
▪ PPnBM yang dipungut;
▪ kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
▪ nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.

NIK mempunyai kedudukan yang sama


dengan NPWP dalam rangka pembuatan
Faktur Pajak dan pengkreditan Pajak Masukan
→ Pasal 19A ayat (3) PP-1/2012 s.t.d.d. PP-9/2021.
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN DALAM FAKTUR PAJAK (1/2)
Identitas PKP Penjual
Nama, alamat, dan NPWP wajib diisi sesuai dengan nama, alamat, dan NPWP yang tercantum dalam *) Dalam hal nama/alamat
Surat Pengukuhan PKP. *) yang tercantum dalam
SKT/SPPKP berbeda dengan
Identitas Pembeli BKP/Penerima JKP nama/alamat yang
▪ Nama, alamat, NPWP, NIK, dan nomor paspor wajib diisi sesuai dengan nama, alamat, NPWP, NIK, sebenarnya/sesungguhnya,
WP harus mengajukan
dan nomor paspor yang sebenarnya/sesungguhnya.
permohonan perubahan
▪ Bagi subjek pajak dalam negeri, nama dan alamat dapat diisi sesuai dengan nama dan alamat data berupa nama/alamat
yang tercantum dalam Surat Keterangan Terdaftar atau Surat Pengukuhan PKP. *) dalam SKT/SPPKP agar
sesuai dengan keadaan
▪ Dalam hal penyerahan BKP/JKP dilakukan kepada Pembeli BKP/ Penerima JKP yang merupakan yang sebenarnya/
tempat dilakukannya pemusatan tempat PPN terutang, tetapi BKP/JKP dimaksud dikirim/ sesungguhnya.
diserahkan ke tempat PPN terutang yang dipusatkan, berlaku ketentuan sebagai berikut:
• nama dan NPWP diisi nama dan NPWP PKP tempat dilakukannya pemusatan PPN terutang; dan
• alamat diisi alamat tempat PPN terutang yang dipusatkan yang menerima BKP/JKP.
▪ Contoh pengisian alamat pada Lampiran huruf A angka 2 PER.
Jenis Barang/Jasa
▪ Wajib diisi dengan keterangan yang sebenarnya/sesungguhnya mengenai BKP/JKP yang diserahkan.
▪ Untuk penyerahan BKP ke Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas → ditambah HS Code.
▪ Untuk penyerahan BKP berupa kendaraan bermotor baru untuk dilakukan registrasi kendaraan bermotor baru sesuai
ketentuan yang berlaku, PKP dealer harus mencantumkan keterangan berupa merek, tipe, varian, dan nomor rangka.
▪ Untuk penyerahan BKP berupa tanah dan/atau bangunan diisi dengan keterangan yang paling sedikit memuat informasi
berupa alamat lengkap tanah dan/atau bangunan dimaksud.
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN DALAM FAKTUR PAJAK (2/2)
Dasar Pengenaan Pajak
▪ nilai pada jumlah Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin sebagaimana dimaksud pada angka 5
dikurangi dengan potongan harga dan uang muka yang telah diterima;
▪ dasar pengenaan pajak berupa nilai lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan; atau
▪ nilai tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan, yang menjadi
dasar penghitungan PPN yang dipungut dan disetor dengan besaran tertentu sebagaimana diatur dalam Pasal
9A ayat (1) UU PPN.
PPN yang Dipungut
▪ tarif PPN Pasal 7 ayat (1) UU PPN x Dasar Pengenaan Pajak; atau
▪ besaran tertentu PPN yang dipungut berdasarkan Pasal 9A ayat (1) UU PPN.
Kode dan NSFP
Total 16 digit: 2 digit kode transaksi, 1 digit kode status, dan 13 NSFP.

Nama dan Penanda Tangan Faktur Pajak


▪ Nama diisi sesuai KTP/paspor yang berlaku.
▪ Telah didaftarkan sebagai penanda tangan Faktur Pajak pada aplikasi e-Faktur.
▪ PKP dapat menunjuk lebih dari 1 (satu) pejabat/pegawai untuk menandatangani e-Faktur.
→ Termasuk pejabat/pegawai di cabang dalam hal PKP melakukan pemusatan tempat PPN terutang.
▪ Tanda tangan berupa Tanda Tangan Elektronik.
CONTOH PENGISIAN DPP DAN PPN DALAM FAKTUR PAJAK
▪ DPP normal:
Penyerahan garmen dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00 yang PPN-nya dipungut dengan tarif 11%.
▪ DPP Nilai Lain:
Pemakaian sendiri BKP dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00 dan laba kotor sebesar Rp10.000.000,00
yang PPN-nya dipungut dengan tarif 11%.
▪ Besaran Tertentu PPN:
Penyerahan kendaraan bermotor bekas dengan Harga Jual sebesar Rp100.000.000,00 yang PPN-nya dipungut
dengan besaran tertentu sebesar 1,1% dari Harga Jual.

Dari ketiga contoh di atas maka pengisian DPP dan PPN dalam Faktur Pajak yaitu sebagai berikut:

Besaran Tertentu
Keterangan Normal Nilai Lain
PPN
Harga Jual 100.000.000 100.000.000 100.000.000
DPP 100.000.000 90.000.000 100.000.000
PPN 11.000.000 9.900.000 1.100.000
KODE TRANSAKSI DALAM FAKTUR PAJAK
Penyerahan BKP/JKP yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang
01 Urutan Prioritas Penggunaan Kode Transaksi
melakukan penyerahan BKP/JKP.

Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN instansi pemerintah yang Kode Transaksi
02 PPN/PPnBM-nya dipungut oleh instansi pemerintah.

Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN lainnya (selain instansi Termasuk Ya


03 07/08
pemerintah) yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh pemungut PPN lainnya. 07/08?

Penyerahan BKP/JKP yang DPP-nya menggunakan nilai lain cfm. Pasal 8A Tidak
04 ayat (1) UU PPN yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP/JKP. Termasuk Ya
02/03
02/03?
Penyerahan BKP/JKP yang PPN-nya dipungut dengan besaran tertentu cfm.
05 Pasal 9A ayat (1) UU PPN oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP. Tidak

Penyerahan lainnya yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang


06 Termasuk Ya
melakukan penyerahan BKP/JKP (menggunakan tarif selain Pasal 7 ayat (1) 06
06?
UU PPN, penyerahan BKP kepada turis).
Tidak
Penyerahan BKP/JKP yang PPN/PPnBM-nya mendapatkan fasilitas tidak
07 dipungut atau ditanggung pemerintah. Termasuk
Ya 04/05/
04/05/09
Penyerahan BKP/JKP yang mendapatkan fasilitas dibebaskan dari 09
?
08 pengenaan PPN/PPnBM. Tidak
Penyerahan BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
09 01
diperjualbelikan cfm. Pasal 16D UU PPN yang PPN-nya dipungut oleh PKP
yang melakukan penyerahan BKP.
TRANSAKSI YANG MENGGUNAKAN MATA UANG ASING

Dalam hal penyerahan BKP/JKP dilakukan dengan menggunakan mata uang asing,
penghitungan PPN/PPnBM terutang harus dikonversi ke dalam satuan mata uang
Rupiah menggunakan kurs yang ditetapkan dalam KMK yang berlaku pada saat
Faktur Pajak seharusnya dibuat

❖ Untuk Faktur Pajak pengganti, kurs yang


digunakan yaitu kurs yang ditetapkan dalam
KMK yang berlaku pada saat Faktur Pajak
yang diganti pertama kali seharusnya dibuat.
BENTUK FAKTUR PAJAK DAN APLIKASINYA
FAKTUR PAJAK:
▪ berbentuk elektronik; e-Faktur
▪ dibuat menggunakan aplikasi atau sistem yang disediakan
dan/atau ditentukan oleh DJP; dan
▪ dicantumkan tanda tangan elektronik. Aplikasi e-Faktur
▪ aplikasi e-Faktur Client Desktop
▪ aplikasi e-Faktur Web Based
PENGECUALIAN: ▪ aplikasi e-Faktur Host-to-Host (H2H)
• H2H Penyelenggara (PJAP)
Faktur Pajak atas:
▪ penyerahan BKP/JKP kepada pembeli BKP/penerima JKP dengan
karakteristik konsumen akhir cfm. Pasal 13 ayat (5a) UU PPN (eceran); PKP di TLDDP, TPB, atau KEK wajib
▪ penyerahan BKP/JKP dan/atau ekspor BKP/BKP tidak berwujud/ JKP, membuat e-Faktur atas penyerahan
yang bukti pungutan PPN-nya berupa dokumen tertentu yang BKP kepada pembeli BKP di Kawasan
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak cfm. Pasal 13 ayat Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
(6) UU PPN (dokumen tertentu); dan
▪ penyerahan BKP kepada orang pribadi pemegang paspor luar negeri
cfm. Pasal 16E UU PPN (VAT refund),
→ dibuat sesuai dengan peraturan terkait.
TAMPILAN PDF ATAU CETAKAN KERTAS E-FAKTUR

e-Faktur
Tidak Wajib
Dicetak
SERTIFIKAT ELEKTRONIK DAN AKTIVASI AKUN PKP
Memiliki:
Syarat PKP dapat membuat ▪ Sertifikat Elektronik
e-Faktur ▪ Akun PKP yang telah diaktivasi
▪ NSFP yang diberikan oleh DJP

Sertifikat Elektronik Aktivasi Akun PKP

▪ Permintaan dan pemberian Sertifikat Elektronik ▪ Permintaan dan pemberian keputusan aktivasi akun
dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020. PKP dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020.
▪ Dalam hal atas permintaan aktivasi akun memenuhi
syarat, Kepala KPP/KP2KP:
• menyerahkan surat pemberitahuan Kode Aktivasi
secara langsung kepada PKP; dan
• mengirimkan Password kepada PKP melalui alamat
posel (email) yang telah terdaftar di DJP.
▪ Contoh format surat pemberitahuan Kode Aktivasi
pada Lampiran huruf E PER.
NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
NEW
Permintaan NSFP Jumlah NSFP yang Diberikan
PKP dapat mengajukan permintaan NSFP secara: ▪ Paling banyak 75 NSFP, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
▪ elektronik melalui laman yang disediakan/ditentukan oleh yang belum pernah membuat dan melaporkan Faktur Pajak,
DJP (berdasarkan user manual aplikasi e-Nofa atau atau PKP yang 3 Masa Pajak sebelumnya membuat dan
melaporkan ≤75 Faktur Pajak.
▪ langsung ke KPP/KP2KP dengan cara menyampaikan surat
permintaan NSFP. ▪ Paling banyak 120% dari jumlah Faktur Pajak yang dibuat
dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN 3 Masa Pajak
Syarat Pemberian NSFP sebelumnya, bagi PKP yang 3 Masa Pajak sebelumnya
▪ Memiliki Kode Aktivasi dan Password; membuat dan melaporkan Faktur Pajak >75 Faktur Pajak.
(jika hilang/lupa, dapat mengajukan cetak ulang Kode ▪ Jumlah tertentu, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
Aktivasi/kirim ulang Password secara langsung ke KPP). pemusatan, atau PKP yang mengalami peningkatan usaha
▪ Memiliki akun PKP yang telah diaktivasi. yang karena kegiatan usahanya membutuhkan NSFP dengan
jumlah teretntu.
▪ Telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 Masa Pajak terakhir
yang telah jatuh tempo. → Permintaan NSFP dengan jumlah tertentu harus
disampaikan langsung ke KPP/KP2KP.
Penggunaan NSFP NEW
NEW
Format Surat Permintaan dan Pemberian NSFP
NSFP digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak mulai tanggal
surat pemberian NSFP sesuai dengan tahun peruntukan yang ▪ Contoh format surat permintaan NSFP pada Lampiran huruf
tercantum dalam surat pemberian NSFP. F PER.
▪ Contoh format surat pemberian NSFP pada Lampiran huruf
G dan huruf H PER.
BATAS WAKTU UPLOAD E-FAKTUR

e-Faktur wajib diunggah (di-upload) menggunakan aplikasi


e-Faktur untuk memperoleh persetujuan DJP.

e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan DJP


→ BUKAN FAKTUR PAJAK
UPLOAD
PALING LAMBAT
Syarat untuk memperoleh persetujuan DJP:
▪ NSFP yang digunakan untuk penomoran e-Faktur
TANGGAL 15
merupakan NSFP yang diberikan oleh DJP; dan BULAN BERIKUTNYA
setelah tanggal e-Faktur
▪ e-Faktur diunggah (di-upload) dalam jangka
waktu paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya
setelah tanggal pembuatan e-Faktur.

Contoh kasus pada Lampiran huruf A angka 3 PER


CONTOH KASUS BATAS WAKTU UPLOAD E-FAKTUR
Contoh 1:
PT H yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP pada tanggal 11 April 2022. PT H membuat e-Faktur pada
tanggal 11 April 2022 menggunakan aplikasi e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal Faktur Pajak 11 April 2022.
Namun, e-Faktur tersebut baru diunggah (di-upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan aplikasi
e-Faktur pada tanggal 14 Mei 2022.
Dengan demikian, e-Faktur yang dibuat dan diunggah (di-upload) oleh PT H tersebut dapat diberikan persetujuan
dari DJP karena diunggah (di-upload) ke DJP dalam jangka waktu paling lama tanggal 15 Mei 2022.

Contoh 2:
PT H yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP pada tanggal 18 April 2022. PT H membuat e-Faktur pada
tanggal 18 April 2022 menggunakan aplikasi e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal Faktur Pajak 18 April 2022.
Namun, e-Faktur tersebut baru diunggah (di-upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan aplikasi e-
Faktur pada tanggal 16 Mei 2022.
Dengan demikian, DJP tidak memberikan persetujuan (reject) atas e-Faktur yang diunggah (di-upload) tersebut
karena diunggah (di-upload) setelah tanggal 15 Mei 2022.
→ e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari DJP (reject) tersebut bukan merupakan Faktur Pajak.
FAKTUR PENJUALAN SEBAGAI E-FAKTUR

Faktur penjualan (invoice) yang diterbitkan oleh PKP termasuk dalam pengertian e-Faktur sepanjang:
▪ dicantumkan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 PER; dan
▪ diunggah (di-upload) dengan menggunakan aplikasi e-Faktur Host-to-Host dan memperoleh
persetujuan dari DJP paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-
Faktur.
CAP/KETERANGAN FASILITAS PPN/PPNBM

PPN ATAU PPN & PPnBM


TIDAK DIPUNGUT
Harus diberikan keterangan melalui aplikasi
e-Faktur mengenai:
PPN ATAU PPN & PPnBM ▪ PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut,
dibebaskan, atau ditanggung pemerintah; dan
DIBEBASKAN
▪ peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan yang mendasarinya.
PPN ATAU PPN & PPnBM
DITANGGUNG PEMERINTAH
TATA CARA PEMBETULAN/PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK
▪ Dilakukan oleh PKP yang membuat Faktur Pajak dengan menggunakan
aplikasi e-Faktur atas permintaan pembeli BKP/penerima JKP atau
Pembetulan/Penggantian kemauan sendiri.
▪ SPT Masa PPN Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang diganti masih
Salah dalam pengisian/penulisan
dapat disampaikan atau dilakukan pembetulan sesuai ketentuan.
sehingga tidak memuat
keterangan yang benar, lengkap, ▪ NSFP Faktur Pajak pengganti sama dengan NSFP Faktur Pajak yang diganti.
dan jelas. ▪ Kode status diisi 1 (satu), kode transaksi yang digunakan sesuai
peruntukan.
▪ Tanggal Faktur Pajak pengganti yaitu tanggal pada saat Faktur Pajak
pengganti dibuat.
▪ Dalam hal PKP penjual telah melaporkan Faktur Pajak yang diganti dalam
SPT Masa PPN maka PKP penjual harus melakukan pembetulan SPT Masa
PPN yang bersangkutan untuk melaporkan Faktur Pajak pengganti.
▪ Dalam hal PKP pembeli telah melaporkan Faktur Pajak yang diganti dalam
SPT Masa PPN maka PKP pembeli harus melakukan pembetulan SPT Masa
PPN yang bersangkutan untuk melaporkan Faktur Pajak pengganti.

Dengan implementasi aplikasi e-Faktur 3.0, pelaporan e-Faktur pengganti


dilakukan secara prepopulated.
TATA CARA PEMBATALAN FAKTUR PAJAK
▪ Dilakukan oleh PKP yang membuat Faktur Pajak dengan menggunakan aplikasi
e-Faktur.
Pembatalan ▪ SPT Masa PPN Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang dibatalkan masih
dapat disampaikan atau dilakukan pembetulan sesuai ketentuan.
▪ Penyerahan BKP/JKP yang
▪ Dalam hal pembatalan Faktur Pajak karena terjadi pembatalan transaksi, harus
transaksinya dibatalkan. didukung bukti/dokumen yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan
▪ Penyerahan barang/jasa transaksi.
yang seharusnya tidak dibuatkan ▪ Dalam hal PKP penjual belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam
e-Faktur. SPT Masa PPN maka PKP penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak yang
dibatalkan tersebut dalam SPT Masa PPN dengan mencantumkan nilai DPP,
PPN, dan PPnBM sebesar 0 (nol).
▪ Dalam hal PKP penjual telah melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam
SPT Masa PPN maka PKP pembeli harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN
yang bersangkutan dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan
tersebut dengan mencantumkan nilai DPP, PPN, dan PPnBM sebesar 0 (nol).
▪ Dalam hal PKP pembeli telah melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan dalam
SPT Masa PPN maka PKP pembeli harus melakukan pembetulan SPT Masa PPN
yang bersangkutan dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan
tersebut dengan mencantumkan nilai DPP, PPN, dan PPnBM sebesar 0 (nol).
FAKTUR PAJAK BAGI PKP PEDAGANG ECERAN

▪ PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP kepada pembeli BKP/


penerima JKP dengan karakteristik konsumen akhir, termasuk yang
Penyerahan
dilakukan melalui PMSE, merupakan PKP Pedagang Eceran.
Bukan Konsumen
PKP → Tidak ditentukan berdasarkan KLU.
Akhir
▪ PKP Pedagang Eceran dapat membuat Faktur Pajak eceran atas
penyerahan BKP/JKP kepada konsumen akhir tanpa mencantumkan
BKP/JKP identitas pembeli serta nama dan tanda tangan penjual.
Termasuk melalui PMSE
• Faktur Pajak eceran dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi
cash register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau
pembayaran lain yang sejenis
BKP/JKP → Dapat berbentuk elektronik.
Termasuk melalui PMSE Konsumen Akhir

Faktur Pajak eceran dapat juga dibuat atas:


Karakteristik Konsumen Akhir ▪ pemakaian sendiri BKP/JKP; dan
▪ pembeli barang dan/atau penerima jasa mengonsumsi secara ▪ pemberian cuma-cuma BKP/JKP kepada
langsung barang dan/atau jasa yang dibeli/diterima; dan konsumen akhir.
▪ pembeli barang dan/atau penerima jasa tidak menggunakan atau ▪ penyerahan BKP/JKP yang mendapatkan
memanfaatkan barang dan/atau jasa yang dibeli/diterima untuk fasilitas tidak dipungut PPN atau
kegiatan usaha. dibebaskan dari pengenaan PPN.
Faktur Pajak bagi PKP Pedagang Eceran NEW

PENGECUALIAN BKP/JKP Tertentu


PKP Pedagang Eceran yang melakukan ▪ Penyerahan dan penyewaan:
penyerahan BKP tertentu atau JKP • angkutan darat: kendaraan bermotor.
tertentu kepada Konsumen Akhir wajib • angkutan air: kapal pesiar, kapal ekskursi,
membuat e-Faktur. kapal feri, yacht.
• tanah/bangunan.
• angkutan udara: pesawat terbang, helikopter,
balon udara.
▪ Penyerahan:
• senjata api dan peluru senjata api.
PEMBETULAN/PENGGANTIAN DAN PEMBATALAN FAKTUR PAJAK
BAGI PKP PEDAGANG ECERAN

PKP pedagang eceran dapat melakukan pembetulan atau penggantian dan


pembatalan Faktur Pajak sesuai dengan kelaziman usaha PKP pedagang eceran.
PERSYARATAN FORMAL DAN MATERIAL FAKTUR PAJAK
NEW

Faktur Pajak harus memenuhi:

Persyaratan Formal Persyaratan Material


Berisi keterangan yang sebenarnya atau
sesungguhnya mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP, ekspor BKP berwujud, ekspor
Diisi secara benar, lengkap, dan jelas. BKP tidak berwujud, ekspor JKP, impor BKP,
atau pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean
FAKTUR PAJAK TIDAK LENGKAP, TERLAMBAT DIBUAT, DAN DIANGGAP TIDAK
DIBUAT

Tidak memenuhi
TIDAK LENGKAP persyaratan formal TERLAMBAT DIBUAT

▪ e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak melewati saat
Pasal 5 PER atau Faktur Pajak PKP pedagang eceran seharusnya Faktur Pajak dibuat.
tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) PER.
▪ Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya DIANGGAP TIDAK DIBUAT
atau sesungguhnya.
▪ Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka waktu 3 bulan
ketentuan pengisian keterangan cfm. PER. sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat.

PKP yang membuat Faktur Pajak tidak lengkap, terlambat membuat Faktur Pajak, dan/atau
dianggap tidak membuat Faktur Pajak dikenai sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP.

PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tidak lengkap dan/atau yang dianggap tidak
dibuat merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.

Contoh kasus pada Lampiran huruf A


angka 4, angka 5, dan angka 6 PER.
CONTOH FAKTUR PAJAK TERLAMBAT DIBUAT DAN TIDAK TERLAMBAT DIBUAT

PT I merupakan PKP yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri (pabrikan) sepatu. Berdasarkan surat pengukuhan PKP, diketahui PT I
memiliki NPWP 03.456.789.1-012.000 dan beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 42G, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Selain
menjual sepatu kepada distributor, PT I juga melakukan penjualan kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir melalui toko ritelnya
yang bernama Toko I-Sepatu.
a. PT I menjual sepatu kepada distributor Tuan Ogi, warga negara Indonesia orang pribadi, yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 42B,
Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak dengan mencantumkan
identitas Pembeli BKP sebagai berikut:
Nama : Ogi
Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 42B, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190
NPWP : 00.000.000.0-000.000
NIK/paspor : -
Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak lengkap karena Faktur Pajak tidak mencantumkan keterangan cfm.
Pasal 5 huruf b angka 2 PER, yaitu mencantumkan NPWP 00.000.000.0-000.000, tetapi tidak mencantumkan NIK.
b. PT I menjual sepatu kepada distributor CV J, NPWP 72.345.678.9-012.000. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak
dengan mencantumkan kode transaksi 04 pada isian kode dan NSFP. Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak
lengkap karena Faktur Pajak berisi keterangan yang tidak sesuai dengan tata cara cfm. Lampiran huruf B angka 2 huruf a angka 1) PER,
yaitu mencantumkan kode transaksi 04, seharusnya kode transaksi 01.
c. PT I menjual sepatu kepada konsumen akhir Nyonya Fio melalui Toko I-Sepatu. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak
bagi PKP pedagang eceran berupa faktur penjualan dengan mencantumkan identitas penjual BKP sebagai berikut:
Nama : PT I
NPWP : 03.456.789.1-012.000
Alamat : -
Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak lengkap karena tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) huruf a PER, yaitu tidak mencantumkan alamat PT I.
CONTOH FAKTUR PAJAK TERLAMBAT DIBUAT DAN TIDAK TERLAMBAT DIBUAT

Contoh 1:
PT K yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada CV L yang Faktur Pajaknya seharusnya dibuat
pada tanggal 12 April 2022. PT K membuat Faktur Pajak pada tanggal 13 April 2022 dengan mengisi kolom
tanggal Faktur Pajak 13 April 2022. Faktur Pajak tersebut merupakan Faktur Pajak yang terlambat dibuat.
▪ PT K dikenai sanksi administratif sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
▪ Dalam hal CV L merupakan PKP maka PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

Contoh 2:
Berdasarkan Contoh 1 pada contoh Kasus Batas Waktu Upload e-Faktur:
PT H melakukan penyerahan BKP pada tanggal 11 April 2022, membuat e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal
Faktur Pajak 11 April 2022, dan mengunggah (meng-upload) ke DJP dengan menggunakan aplikasi e-Faktur
pada tanggal 14 Mei 2022. e-Faktur tersebut diberikan persetujuan dari DJP.
Faktur Pajak yang dibuat oleh PT H tersebut bukan merupakan Faktur Pajak yang terlambat dibuat karena
meskipun diunggah (di-upload) ke DJP dan memperoleh persetujuan dari DJP pada tanggal 14 Mei 2022, tetapi
tanggal pembuatan Faktur Pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut sama dengan tanggal saat Faktur
Pajak seharusnya dibuat, yaitu tanggal 11 April 2022.
CONTOH FAKTUR PAJAK DIANGGAP TIDAK DIBUAT

CV M yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada PT N yang Faktur Pajaknya seharusnya dibuat
pada tanggal 20 April 2022. Namun, tanggal pembuatan Faktur Pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak yaitu
20 Juli 2022.
Dengan demikian, Faktur Pajak tersebut merupakan Faktur Pajak yang dianggap tidak dibuat karena dibuat
setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, yaitu setelah melewati
tanggal 19 Juli 2022.
▪ CV M dikenai sanksi administratif sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
▪ Dalam hal PT N merupakan PKP maka PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
KEWAJIBAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK

NEW
▪ PKP yang membuat Faktur Pajak wajib melaporkan Faktur Pajak dalam SPT Masa
PPN pada Masa Pajak yang sama dengan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
▪ Tata cara pelaporan Faktur Pajak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
mengatur mengenai SPT Masa PPN.
→ PER-29/PJ/2015.
▪ PKP yang tidak memenuhi kewajiban melaporkan Faktur Pajak dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
PERMINTAAN & PEMBERIAN DATA E-FAKTUR YANG RUSAK/HILANG

Penyampaian Permintaan
Permintaan disampaikan secara online atau langsung ke KPP.
Contoh format surat permintaan pada Lampiran huruf L PER.

Data e-Faktur yang Diminta


Terbatas pada e-Faktur yang telah dibuat, di-upload, dan
memperoleh persetujuan DJP.

Penyelesaian
KPP memberikan data e-Faktur yang diminta, secara langsung
paling lama 20 hari kerja.
KEADAAN TERTENTU
KEADAAN TERTENTU:
Peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan sebab lainnya
di luar kuasa PKP, yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

▪ Dalam keadaan tertentu, PKP diperkenankan membuat Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy).
▪ Format dan tata cara penggunaan kode dan NSFP untuk Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) sama dengan
format dan tata cara penggunaan kode dan NSFP sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B PER, kecuali
ditetapkan lain oleh Direktur Jenderal Pajak.
▪ Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) dibuat paling sedikit untuk pembeli BKP/penerima JKP dan arsip PKP
penjual.
▪ Dalam hal terjadi keadaan tertentu dan terhadap Faktur Pajak perlu dilakukan pembetulan atau
penggantian, Faktur Pajak pengganti dibuat berbentuk kertas (hardcopy).
▪ Dalam hal keadaan tertentu telah berakhir, data Faktur Pajak dalam bentuk kertas (hardcopy) wajib
direkam dan di-upload menggunakan aplikasi e-Faktur untuk memperoleh persetujuan DJP.
▪ Dalam hal terjadi keadaan tertentu dan terhadap Faktur Pajak perlu dilakukan pembatalan,
pembatalan Faktur Pajak direkam pada aplikasi e-Faktur pada saat keadaan tertentu ditetapkan
telah berakhir oleh Direktur Jenderal Pajak.
▪ Batas waktu upload e-Faktur paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya tidak berlaku.
▪ Contoh format Faktur Pajak dalam bentuk kertas (hardcopy) pada Lampiran huruf M PER.
KETENTUAN LAIN-LAIN

e-Faktur yang telah diunggah (di-upload) ke DJP dengan menggunakan aplikasi


1 e-Faktur dan telah memperoleh persetujuan dari DJP merupakan Faktur Pajak
yang dibuat oleh PKP.

Pengkreditan Pajak Masukan


2 PPN yang tercantum dalam e-Faktur atau dokumen tertentu yang kedudukannya
dipersamakan dengan Faktur Pajak merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan oleh PKP pembeli sepanjang PPN dimaksud:
▪ bukan merupakan PPN atas pengeluaran cfm. Pasal 9 ayat (8) UU PPN; dan
▪ tercantum dalam Faktur Pajak yang memenuhi persyaratan formal dan
material cfm. Pasal 13 ayat (9) UU PPN.

Pengujian Pajak Masukan


3
Pengkreditan Pajak Masukan oleh PKP pembeli tidak tergantung pada
pelaporan e-Faktur atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak dalam SPT Masa PPN PKP penjual.
▪ Untuk mengetahui pelaporan PKP penjual dilakukan menggunakan aplikasi/
data/informasi dalam sistem informasi DJP.
▪ Tidak perlu konfirmasi PK-PM ke KPP tempat PKP penjual dikukuhkan.
→ KEP-754/PJ/2001 dicabut.
KETENTUAN PERALIHAN

Pajak Masukan Dapat Dikreditkan


PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak yang dibuat berdasarkan PER-24/PJ/2012, yang:
▪ mencantumkan alamat pembeli yang berbeda dengan alamat yang tercantum dalam SPPKP pembeli,
sepanjang alamat dimaksud merupakan alamat yang sebenarnya/sesungguhnya;
▪ dibuat sebelum implementasi aplikasi e-Faktur dan menggunakan NSFP selain yang diberikan oleh DJP;
▪ dibuat sebelum implementasi aplikasi e-Faktur dan menggunakan NSFP ganda;
▪ dibuat sebelum implementasi aplikasi e-Faktur dan tanggal pembuatannya mendahului tanggal surat
pemberian NSFP; dan/atau
▪ ditandatangani oleh PKP orang pribadi atau pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak
atau e-Faktur, tetapi tidak diberitahukan atau terlambat diberitahukan ke KPP.

Aplikasi e-Faktur H2H Pengguna


Aplikasi e-Faktur H2H cfm. Pasal 1A ayat (2) huruf a PER-16/PJ/2014, tetap dapat digunakan sampai dengan
dicabutnya Kepdirjen penetapan sebagai PKP yang menggunakan aplikasi e-Faktur H2H.
KETENTUAN PENUTUP

Ketentuan yang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku:


PER-24/PJ/2012 s.t.d.t.d. PER-04/PJ/2020
01 Bentuk, Ukuran, Tata Cara Pengisian Keterangan, Prosedur Pemberitahuan dalam
rangka Pembuatan, Tata Cara Pembetulan atau Penggantian, dan Tata Cara
Pembatalan Faktur Pajak.

02 PER-16/PJ/2014 s.t.d.t.d. PER-10/PJ2020


Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik.

PER-58/PJ/2010
03 Bentuk dan Ukuran Formulir serta Tata Cara Pengisian Keterangan pada Faktur
Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.

KEP-754/PJ/2001
04 Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak Dengan Aplikasi Sistem Informasi
Perpajakan.
2
PPN ATAS PENYERAHAN
5 JASA KENA PAJAK TERTENTU
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-71/PMK.03/2022
DASAR HUKUM
Pasal 16G huruf i Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan

“Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah peredaran usaha tertentu, jenis


kegiatan usaha tertentu, jenis Barang Kena Pajak tertentu, jenis Jasa Kena
Pajak tertentu, dan besaran Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dan disetor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1), diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan.”
BESARAN TERTENTU

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan 5 Jasa Kena Pajak


tertentu wajib memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang dengan besaran tertentu.

DPP Nilai Lain VS Besaran Tertentu


Penyerahan JKP: Rp1.000.000 Penyerahan JKP: Rp1.000.000
DPP berupa Nilai Lain sebesar 10% Besaran tertentu sebesar 1,1%

Maka: Maka:
DPP: 10% x Rp1.000.000=Rp100.000 DPP: Rp1.000.000
PPN: 11% x Rp100.000=Rp11.000 PPN: 1,1% x Rp1.000.000=Rp11.000

Penjual dapat mengkreditkan PM Penjual tidak dapat mengkreditkan PM


5 JASA KENA PAJAK TERTENTU
1,1%
jumlah yang
Jasa pengiriman paket pos ditagih atau yang
seharusnya ditagih

Jasa biro perjalanan wisata


1,1%
jumlah yang
ditagih atau yang
dan/atau jasa agen perjalanan seharusnya ditagih
wisata
berupa paket wisata, pemesanan sarana angkutan, dan
pemesanan sarana akomodasi, yang penyerahannya
tidak didasari pada pemberian komisi/imbalan atas
penyerahan jasa perantara penjualan
5 JASA KENA PAJAK TERTENTU
Jasa pengurusan transportasi
1,1%
jumlah yang
ditagih atau yang
(freight forwarding) seharusnya ditagih
yang di dalam tagihan jasa pengurusan transportasi
tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)*.
* Freight charges dapat berupa biaya transportasi dengan menggunakan
moda angkutan berupa pesawat, kapal, kereta api, dan/atau angkutan
di jalan.

Jasa pemasaran dengan media voucer, jasa


penyelenggaraan layanan transaksi pembayaran
terkait dengan distribusi voucer, jasa
penyelenggaraan program loyalitas dan voucer1,1%
Harga Jual

penghargaan pelanggan (consumer


loyalty/reward program) dalam hal penyerahannya tidak didasari pada
pemberian komisi dan tidak terdapat selisih (margin)
5 JASA KENA PAJAK TERTENTU
Jasa perjalanan ke tempat lain dalam
perjalanan ibadah keagamaan
Jika tagihan paket penyelenggaraan perjalanan ibadah keagamaan
dan tagihan paket penyelenggaraan perjalanan ke tempat lain:

dirinci tidak dirinci

1,1% 0,55%
jumlah yang jumlah yang
ditagih atau yang ditagih atau yang
seharusnya ditagih seharusnya ditagih
JIKA TARIF PPN 12% BERLAKU
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling lambat pada
tanggal 1 Januari 2025 (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU HPP)
Ringkasan Besaran Tertentu Efektif mulai 1 Januari 2025
Jasa pengiriman paket pos 1,1% → 1,2% Jasa perjalanan ke tempat lain 1,1%→ 1,2%
dalam perjalanan ibadah
Jasa biro perjalanan wisata 1,1% → 1,2%
keagamaan dengan tagihan dirinci
dan/atau jasa agen perjalanan
wisata
Jasa perjalanan ke tempat lain 0,55%→0.6%
Jasa pengurusan transportasi 1,1% → 1,2%
dalam perjalanan ibadah
(freight forwarding) keagamaan dengan tagihan yang
Jasa pemasaran dengan media 1,1% → 1,2% tidak dirinci
voucer, jasa penyelenggaraan
layanan transaksi pembayaran
terkait dengan distribusi voucer,
jasa penyelenggaraan program
loyalitas dan penghargaan
pelanggan (consumer
loyalty/reward program)
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pengkreditan PM
PKP tidak dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang
berhubungan dengan penyerahan JKP Tertentu.

Kode Faktur Pajak 05


Faktur Pajak yang diterbitkan PKP yang menyerahkan 5
JKP tertentu menggunakan kode transaksi 05
3
PPN ATAS PENYERAHAN BARANG
HASIL PERTANIAN TERTENTU
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-64/PMK.03/2022
OBJEK

Barang Hasil Pertanian Tertentu


(BHPT) sebagaimana yang
tercantum dalam Lampiran
PMK-64/PMK.03/2022
TARIF

1,1% 1,2 %
mulai 1 April 2022 paling lambat 1 Januari 2025

diperoleh dari:
10% dari Tarif PPN yang berlaku
PPN TERUTANG

1,1% dikali Harga Jual


Penyerahan Barang Hasil
Pertanian Tertentu
KETENTUAN PENGGUNAAN BESARAN TERTENTU

PKP DAPAT menggunakan Besaran Tertentu BHPT untuk


memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang dengan menyampaikan PEMBERITAHUAN.

Pemberitahuan disampaikan paling lambat pada saat batas


waktu penyampaian SPT Masa PPN Masa Pajak pertama
dimulainya penggunaan besaran tertentu PPN terutang atas
penyerahan BHPT
KETENTUAN PENGGUNAAN BESARAN TERTENTU

PKP yang telah memilih menggunakan Besaran Tertentu dapat beralih


untuk memungut PPN yang terutang dengan tarif sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.

PKP yang beralih untuk memungut PPN yang terutang dengan tarif
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai harus menyampaikan pemberitahuan.

PKP yang beralih sebagaimana dimaksud diatas, tidak dapat


menggunakan kembali Besaran Tertentu untuk masa-masa dan
tahun-tahun pajak berikutnya
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

PKP wajib menerbitkan Faktur


Pajak (FP) saat penyerahan Barang
Hasil Pertanian tertentu

PKP yang memungut dan menyetorkan PPN terutang


atas penyerahan BHP Tertentu dengan Besaran Tertentu
wajib menerbitkan Faktur Pajak (FP) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak


dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena
Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan pemanfatan Jasa Kena Pajak dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean
sehubungan dengan kegiatan penyerahan
barang hasil pertanian tertentu tidak dapat
dikreditkan
ILUSTRASI

Pada Bulan Mei 2022, PT Hindo Gula Jaya melakukan penyerahan Batang Tebu sebanyak 70 Ton ke perusahaan-
perusahaan gula. Apabila harga per tonnya adalah Rp 6.500.000. Berapa PPN Terutang atas penyerahan Batang Tebu
tersebut?

Berdasarkan PMK Nomor 64/PMK.03/2022, Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan penyerahan barang hasil
pertanian tertentu dapat menggunakan besaran tertentu untuk memungut dan menyetorkan PPN yang terutang. Tata
cara perhitungannya adalah:

PPN BHPT = 1,1% x Harga Jual

Dengan demikian, perhitungan PPN atas transaksi tersebut adalah:


Dasar Pengenaan Pajak = 70 Ton x Rp 6.500.000
= Rp 455.000.000

PPN Terutang = 1,1% x Rp 455.000.000


= Rp 5.005.000
4
PPN ATAS PENYERAHAN
KENDARAAN BERMOTOR BEKAS
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-65/PMK.03/2022
OBJEK PPN DAN PKP YANG WAJIB MENERAPKAN
Objek PPN:
Penyerahan kendaraan bermotor bekas

Bukan BKP berupa aktiva yang menurut


tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
cfm. Pasal 16D UU PPN.

PKP yang Wajib Menerapkan:


Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha
tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor bekas
wajib memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai
yang terutang atas penyerahan kendaraan bermotor bekas
dengan besaran tertentu.
Pedagang yang melakukan penyerahan kendaraan bermotor
bekas.
BESARAN TERTENTU PPN

1,1% dari Harga Jual * → mulai tanggal 1 April 2022

1,2% dari Harga Jual ** → mulai berlaku pada saat diberlakukannya


penerapan tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN (paling lambat
tanggal 1 Januari 2025)

Dasar Pengenaan Pajak:


Harga Jual, tidak termasuk PPN.

Diperoleh dari hasil perkalian:


* 10% x tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf a UU PPN x Harga Jual
** 10% x tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN x Harga Jual
PPN ATAS PENYERAHAN BKP LAINNYA DAN/ATAU JKP

Dalam hal PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor bekas juga
melakukan penyerahan BKP lainnya dan/atau Jasa Kena Pajak, pemungutan PPN yang terutang atas
penyerahan BKP lainnya dan/atau JKP tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
Contoh 2:
Contoh 1:
PT B melakukan penyerahan kendaraan
Tuan A melakukan penyerahan kendaraan
bermotor bekas dan JKP berupa jasa
bermotor bekas dan BKP lainnya berupa
perbaikan dan perawatan kendaraan
aksesori kendaraan bermotor.
bermotor.
Dengan demikian:
Dengan demikian:
a. atas penyerahan kendaraan bermotor
a. atas penyerahan kendaraan bermotor
bekas, Tuan A wajib memungut dan
bekas, PT B wajib memungut dan
menyetorkan PPN yang terutang dengan
menyetorkan PPN yang terutang dengan
besaran tertentu; dan
besaran tertentu; dan
b. atas penyerahan aksesori kendaraan
b. atas penyerahan jasa perbaikan dan
bermotor, Tuan A wajib memungut PPN
perawatan kendaraan bermotor, Tuan
sesuai dengan ketentuan peraturan
A wajib memungut PPN sesuai dengan
perundang-undangan di bidang
ketentuan peraturan perundang-
perpajakan.
undangan di bidang perpajakan.
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
❖ Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP,
impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di
dalam Daerah Pabean, yang berhubungan dengan
Tidak dapat dikreditkan
penyerahan kendaraan bermotor bekas oleh PKP
yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa
penyerahan kendaraan bermotor bekas.

❖ PKP kendaraan bermotor bekas yang dalam suatu


Masa Pajak melakukan:
• penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Penentuan Pajak Masukan
Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang dapat dikreditkan
dimaksud dapat dikreditkan; dan dilaksanakan berdasarkan
• penyerahan yang terutang PPN dan Pajak ketentuan Pasal 9 ayat (5)
Masukan yang berkenaan dengan penyerahan dan ayat (6) UU PPN.
dimaksud tidak dapat dikreditkan dan/atau
penyerahan yang tidak terutang PPN.
FORMULIR SPT MASA PPN YANG DIGUNAKAN

Mulai Masa Pajak April 2022 Sebelum Masa Pajak April 2022

Dalam hal PKP eks PMK-79/PMK.03/2010


melakukan penyampaian atau pembetulan
SPT Masa PPN.
SPT Masa PPN 1111

SPT Masa PPN 1111 DM


5
PPN ATAS TRANSAKSI
PERDAGANGAN ASET KRIPTO
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-68/PMK.03/2022
KARAKTERISTIK KRIPTO

Apakah Kripto itu Uang? BUKAN


▪ Virtual currency bukan merupakan alat pembayaran yang sah di Indonesia
(Penjelasan Ps 3 ayat (1) huruf a PBI No. 19/12/PBI/2017).
▪ Bitcoin dan crypto currency lainnya bukan merupakan alat pembayaran yang sah
di NKRI(Press Conference BI No.16/6/Dkom, 2014)

Apakah Kripto itu Komoditi? BENAR


▪ Komoditi Digital atau Komoditi Kripto dari sistem blockchain dapat
dikategorikan sebagai hak atau kepentingan sehingga masuk kategori Komoditi
dalam UU No. 32/1997 tentang Perdagangan Bursa Komoditi (Kajian Bappebti
2020).
▪ Aset Kripto ditetapkan sebagai Komoditi yang dapat dijadikan Subjek Kontrak
Berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. (Permendag No.99/2018)

Aset Kripto sebagai Komoditi dalam UU PPN


APAKAH KRIPTO ADALAH BARANG KENA PAJAK

▪ Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau
barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud (Pasal 1 angka 2 UU PPN)
▪ Barang digital merupakan setiap barang tidak berwujud yang berbentuk informasi elektronik atau digital
meliputi barang yang merupakan hasil konversi atau pengalihwujudan maupun barang yang secara
originalnya berbentuk elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada piranti lunak, multimedia, dan/atau
data elektronik. (PMK-48/2020)

Simpulan
Kripto bukan mata uang tetapi merupakan barang berupa hak dan kepentingan lainnya yang
berbentuk digital. Oleh karena itu, PPN memandangnya sebagai
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
GAMBARAN UMUM TRANSAKSI

Perdagangan Layanan Mining


Exchanger

• jual beli Aset Kripto Memfasilitasi antara lain: • Jasa verifikasi transaksi
dengan mata uang fiat;
• jual beli; Aset Kripto; dan/atau
• tukar-menukar Aset
• tukar-menukar antar Aset • jasa manajemen kelompok
Kripto dengan Aset
Kripto lainnya (swap); Kripto (swap); atau Penambang Aset Kripto
• dompet elektronik (e- (mining pool)
• tukar-menukar Aset
Kripto dengan barang wallet)
selain Aset Kripto
dan/atau jasa. Exchanger bertugas sebagai
pemungut pajak atas
perdagangan Aset Kripto
PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN
• Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE), meliputi exchanger dan e-wallet, memungut
pajak atas transaksi perdagangan aset kripto. PPMSE tidak hanya dalam negeri, namun juga luar negeri sesuai
ketentuan PMK PPMSE.
• Dipungut pajak oleh PPMSE sepanjang penjual dan/atau pembeli berada di dalam daerah pabean.

Besaran Tertentu PPN PPh Pasal 22 Final


Dikenakan pada Dikenakan pada penjual/yang
pembeli/penerima Aset Kripto menyerahkan Aset Kripto

0,11% Jika Exchanger


terdaftar di Bappebti 0,1% Jika Exchanger
terdaftar di Bappebti

0,22% Jika Exchanger tidak


terdaftar di Bappebti 0,2% Jika Exchanger tidak
terdaftar di Bappebti

Dari nilai transaksi Aset Kripto Dari nilai transaksi Aset Kripto

• Dikecualikan sebagai pemungut PPh adalah PPMSE yang hanya berfungsi sebagai e-wallet saja atau
mempertemukan penjual-pembeli tanpa memfasilitasi transaksi.
• Besaran tertentu PPN: PM sehubungan penyerahan Aset Kripto tidak dapat dikreditkan Penjual.
CONTOH PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN (1)

PPN 0,11%

Penjual-A Pembeli-B
Exchanger
PPh Pasal 22 0,1%

• Penjual-A menjual satu unit Koin B seharga Rp10.000.000 ke Pembeli-B


• Transaksi dilakukan di exchanger X, sebuah platform pedagang fisik aset kripto (PFAK) yang terdaftar di Bappebti
• Exchanger X memungut:
PPN dari Pembeli B: Rp10.000.000 x 0,11% = Rp11.000
PPh Pasal 22 dari Penjual A: Rp10.000.000 x 0,1% = Rp10.000

Catatan:
• Dalam transaksi swap, kedua belah pihak menjadi penjual dan juga pembeli. Jadi tiap pihak dikenai PPN dan PPh.
• Jika exchanger bertindak sebagai penjual/pembeli, maka ketentuan pajaknya sama dengan ketentuan transaksi perdagangan
aset kripto.
• Sederhananya, pihak yang melepas aset kripto adalah penjual (kena PPh) dan pihak yang menerima adalah pembeli (kena PPN)
CONTOH PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN (2)

PPN 0,11% PPN 0,11%

Pihak-A Pihak-B
Exchanger
PPh Pasal 22 0,1% PPh Pasal 22 0,1%

• Pihak-A memiliki 0,5 Kripto Y melakukan transaksi tukar-menukar (swap) dengan Pihak-B untuk 15 Kripto Z
• Pada tanggal transaksi diketahui Konversi ke Rupiah Nilai 1 Koin Aset Kripto Z adalah = Rp 4.000.000
• Transaksi dilakukan di exchanger X, sebuah platform pedagang fisik aset kripto (PFAK) yang terdaftar di Bappebti
Catatan: Dalam transaksi swap, kedua belah pihak menjadi penjual dan juga pembeli. Jadi tiap pihak dikenai PPN dan
PPh dan Nilai Kripto dianggap setara.
• Exchanger X memungut:
• Diketahui Nilai Transaksi = 15 x 4.000.000 = Rp.60.000.000
• Dari Pihak A:
PPN sebagai Pembeli Kripto Z: Rp60.000.000 x 0,11% = Rp66.000
PPh Pasal 22 sebagai Penjual Kripto Y: Rp60.000.000 x 0,1% = Rp60.000
• Dari Pihak B:
PPN sebagai Pembeli Kripto Y: Rp60.000.000 x 0,11% = Rp66.000
PPh Pasal 22 sebagai Penjual Kripto Z: Rp60.000.000 x 0,1% = Rp60.000
PAJAK ATAS JASA LAYANAN EXCHANGER

PPN
Merupakan Jasa Kena Pajak pada umumnya. Ketentuan PPN berlaku sesuai
mekanisme umum PPN seperti: pengukuhan PKP, pemungutan PPN dari
penerima jasa, penyetoran PPN, dan pelaporan PPN.

PPh
Penghasilan berupa imbalan atas jasa yang disediakan oleh exchanger
merupakan objek pajak penghasilan dan dikenai PPh dengan ketentuan
dan tarif umum

Contoh layanan jasa dan penghasilan:


• jasa penyediaan Sarana Elektronik yang • penyediaan dan/atau pengelolaan media
digunakan untuk transaksi Aset Kripto; penyimpanan Aset Kripto atau dompet
• jasa penarikan dana (withdrawal); elektronik (e-wallet);
• penyerahan jasa deposit; • jasa lainnya sehubungan dengan Aset
• penyerahan jasa pemindahan (transfer) Aset Kripto
Kripto antar dompet elektronik (e-wallet);
PAJAK ATAS JASA VERIFIKASI TRANSAKSI (MINING)

Miners melakukan kegiatan layanan verifikasi transaksi aset kripto dan mendapat
insentif berupa:
• penghasilan dari sistem Aset Kripto berupa block reward, imbalan atas jasa
pelayanan verifikasi transaksi (transaction fee), imbalan atas jasa manajemen
kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool), atau penghasilan lain dari sistem
Aset Kripto; dan/atau
• penghasilan lainnya.

Besaran Tertentu PPN PPh Pasal 22 Final

1,1% nilai berupa uang atas


x Aset Kripto yang diterima 0,1% penghasilan yang
x diterima atau diperoleh

Penambang merupakan Pengusaha Kena *tidak termasuk penghasilan berupa imbalan atas jasa
Pajak (PKP) manajemen kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool)
KONVERSI NILAI TRANSAKSI

Transaksi dalam mata uang asing


Nilai dikonversi ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan
oleh Menteri yang berlaku pada saat pemungutan PPN dan/atau PPh

Transaksi tidak melibatkan mata uang fiat, hanya aset kripto


Nilai Aset Kripto dikonversi ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan:
• nilai yang ditetapkan oleh bursa berjangka yang menyelenggarakan
perdagangan Aset Kripto; atau
• nilai dalam sistem yang dimiliki oleh Penyelenggara Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik,
yang diterapkan secara konsisten.
BUKTI PEMUNGUTAN PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN

Single document pemungutan PPh dan PPN atas


penyerahan aset kripto melalui PPMSE berupa
dokumen yang dipersamakan dengan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi PPh (modifikasi
rincian informasi untuk mengakomodir PPN) dan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi sebagai dokumen
tertentu bagi PKP penjual aset kripto.
PENYETORAN DAN PELAPORAN OLEH PPMSE

Setor
Untuk setiap Masa Pajak, paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

Lapor
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
• PPN
SPT masa PPN 1107 PUT (modifikasi)
• PPh Pasal 22
SPT Masa PPh Unifikasi
6
PPN ATAS PENYELENGGARAAN
TEKNOLOGI FINANSIAL
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-69/PMK.03/2022
JASA KEUANGAN: BEBAS PPN
Jenis jasa keuangan yang dibebaskan dari pengenaan PPN (Ps 16B UU HPP) terbatas pada:
Jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,
tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu
Jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya
Jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,

Jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia

Jasa Penjaminan

Kriteria jenis jasa keuangan yang dibebaskan dari pengenaan PPN:

kegiatan pelayanan tertentu dalam rangka menghimpun dana;


kegiatan pelayanan dalam rangka menempatkan/meminjamkan dana, pembiayaan, dan gadai yang
mendapatkan imbalan berupa bunga (interest based income); dan
kegiatan pemberian jaminan terkait dengan simpanan.
PRINSIP PPN ATAS FINTECH
• Prinsip equal treatment PPN antara transaksi digital dan konvensional
• Tidak ada Objek Pajak baru dalam digital economy, yang berbeda hanya cara bertransaksi
(SE-62/PJ/2013)

Ketentuan PPN Secara Umum (UU PPN) Ketentuan PPN atas Fintech
• Ps 4A ayat (2) huruf d: Uang merupakan • Uang Elektronik di dalam suatu media
non BKP merupakan non BKP
• Ps 16B UU HPP: • Jasa meminjamkan /menempatkan dana oleh
✓Jasa meminjamkan/menempatkan dan kreditur kpd debitur melalui platform peer to
✓Jasa asuransi merupakan merupakan JKP peer lending (P2P) merupakan JKP yg
yg dibebaskan PPN dibebaskan PPN
• Pasal 1 angka 5 dan Ps 4A ayat (3): jasa • Jasa asuransi melalui platform merupakan JKP
penyediaan layanan fasilitas/sarana yg dibebaskan PPN
merupakan JKP • Jasa penyediaan platform peer to peer lending
(P2P) , sarana/sistem pembayaran merupakan
JKP
PENYEDIAAN JASA PEMBAYARAN
Jenis/Contoh
Uang Elektronik, Dompet Elektronik, Payment Gateway, layanan Switching, Kliring, Penyelesaian Akhir, dan
Transfer Dana

Objek
Layanan penyelenggaraan fintech

DPP
fee/komisi, merchant discount rate, atau imbalan lainnya

Non Objek
Uang dalam media Uang Elektronik termasuk bonus point, top up point, reward point, dan loyalty point
PENYELENGGARAAN PENYELESAIAN
TRANSAKSI SETTLEMENT INVESTASI
Jenis/Contoh
sarana komunikasi eletronik terpadu yang mendukung aktivitas penyelesaian transaksi efek secara
pemindahbukuan seperti C-BEST

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-
PENYELENGGARAAN PENGHIMPUNAN MODAL
Jenis/Contoh
Layanan Urun Dana (equity crowfunding)

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
Jasa menempatkan dana , jasa pembiayaan oleh pemodal
LAYANAN PINJAM MEMINJAM BERBASIS
TEKNOLOGI P2P LENDING
Jenis/Contoh
Peer-to-peer lending

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
Jasa menempatkan dana , memberikan pinjaman, pembiayaan oleh kreditur
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN INVESTASI

Jenis/Contoh
advance algorithm, cloud computing, capabilities sharing, open source
information technology, automated advice and management, social trading,

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-
LAYANAN PENYEDIAAN PRODUK ASURANSI
ONLINE

Jenis/Contoh
asuransi perjalanan/keterlambatan yang disediakan oleh marketplace

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-
LAYANAN PENDUKUNG PASAR
Jenis/Contoh
artifial inteligence/machine learning, machine readble news, market
information platform

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek

-
LAYANAN PENDUKUNG KEUANGAN DIGITAL &
AKTIVITAS JASA KEUANGAN LAINNYA
Jenis/Contoh
eco crowdfunding, Islamic digital financing, ewaqf, e-zakat, robo advice dan
credit scoring, invoice trading,voucher/token,

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-
7
PPN ATAS KEGIATAN
MEMBANGUN SENDIRI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-61/PMK.03/2022
RUANG LINGKUP PPN KMS (1)

TERUTANG
Kegiatan Membangun Sendiri PPN
OP Badan Bangunan

kegiatan membangun bangunan, baik bangunan


baru maupun perluasan bangunan lama, yang
dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau Kriteria bangunan:
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang 1. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan
hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
lain. 2. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat
termasuk kegiatan membangun bangunan oleh
kegiatan usaha; dan
pihak lain bagi orang pribadi atau badan namun
3. luas keseluruhan paling sedikit 200m2.
Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan tersebut tidak
dipungut oleh pihak lain.

Dapat dikecualikan dari kewajiban PPN atas


KMS sepanjang memberikan data/informasi
paling sedikit berupa identitas dan alamat
pihak lain yang membangun bangunan
RUANG LINGKUP PPN KMS (2)
KMS Sekaligus dan Bertahap

Pembangunan sekaligus
Bangunan
OP Badan
2 tahun 2 tahun

Tahap 1 Tahap 2 Bangunan

Pembangunan bertahap (satu kesatuan KMS)


OP Badan

2 tahun 2 tahun 1 bulan

Tahap 1 Tahap 2 Bangunan

Pembangunan bertahap (satu kesatuan KMS)


OP Badan

Saat terutang : mulai dibangunnya bangunan sampai dengan bangunan selesai

Tempat terutang : tempat bangunan didirikan


PENGHITUNGAN PPN TERUTANG

PPN
= 20% X TARIF PPN X DPP
TERUTANG
BESARAN
TERTENTU

Tarif PPN sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) UU PPN

DPP berupa nilai tertentu sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk
membangun bangunan untuk setiap Masa Pajak sampai dengan bangunan selesai, tidak termasuk biaya
perolehan tanah.
CONTOH PERHITUNGAN

Pada April 2022 Bapak Budi memulai membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal pribadinya.
Luas keseluruhan dari rumah tersebut adalah sebesar 200 m2, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Bapak Budi dalam upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya bangunan tersebut
adalah sebagai berikut:
• pembelian tanah sebesar Rp200.000.000,
• pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp180.000.000,
• biaya upah mandor dan pekerja bangunan Rp70.000.000.
Maka berapakah PPN yang terutang atas pembangunan rumah tersebut?

Jawab:
Sesuai dengan PMK No. 61/ 2022 PPN terutang atas KMS adalah:
= 20 % X TARIF PPN X DPP
= (20% X 11% ) X Biaya, tidak termasuk biaya pembelian tanah
= (20% X 11%) X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)

Dengan demikian, PPN terutang atas KMS oleh Bapak Budi adalah
= 20% X 11% X Rp250.000.000
= Rp 5.500.000
PENYETORAN PPN KMS
Ketentuan pengisian SSP
1 2

Bangunan Bangunan
KPP Pratama KPP OP/Badan KPP Pratama
OP/Badan Terdaftar Terdaftar Lokasi

SSP Pengisian SSP menggunakan NPWP OP/Badan


Pengisian SSP:
atau sarana administrasi lain NPWP : 00.000.000.0-(kode KPP Pratama Lokasi).000
yang disamakan dengan SSP Nama WP : nama dan NPWP OP/Badan
Alamat WP : alamat tempat bangunan didirikan

3 OP
Dokumen tertentu yang
kedudukannya KMS
dipersamakan dengan Bangunan
FP
sepanjang memenuhi ketentuan pengisian SSP
Pengisian SSP:
NPWP : 00.000.000.0-(kode KPP Pratama Lokasi).000
Nama WP : nama OP
Alamat WP : alamat tempat bangunan didirikan

Dapat diterbitkan NPWP secara jabatan sesuai ketentuan yang berlaku


PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN

Perolehan BKP dan/atau


JKP sehubungan dengan
KMS
Tidak dapat dikreditkan

PAJAK
MASUKAN

PPN yang tercantum


dalam SSP PPN KMS
(dokumen tertentu)
Dapat dikreditkan
sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan pajak masukan
PELAPORAN PPN KMS

penyetoran PPN = pelaporan PPN

Non-PKP

melaporkan penyetoran PPN dalam SPT Masa PPN


1111 ke KPP terdaftar

PKP
8
PPN ATAS PENYERAHAN HASIL
TEMBAKAU
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-63/PMK.03/2022
DEFINISI-DEFINISI
Hasil Tembakau adalah Hasil Tembakau yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun,
tembakau iris, rokok elektrik, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan
tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu
dalam pembuatannya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang cukai

Produsen adalah orang pribadi atau badan hukum yang


mengusahakan pabrik Hasil Tembakau dan memenuhi persyaratan
sebagai pengusaha pabrik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang cukai
Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak
Harga Jual Eceran (HJE) adalah harga yang ditetapkan sebagai dasar
penghitungan besarnya cukai
PENGENAAN PPN

PPN dikenakan atas penyerahan:

Hasil Tembakau yang dibuat di dalam negeri


oleh Produsen pada saat melakukan
pemesanan pita cukai
di tingkat Produsen

Hasil Tembakau yang dibuat di luar negeri oleh Importir


pada saat melakukan pemesanan pita cukai
o Dalam hal PPN telah dilunasi, atas impor Hasil
Tembakau tersebut tidak dikenai PPN
o Dalam hal atas impor Hasil Tembakau
memperoleh fasilitas cukai tidak dipungut atau
pembebasan cukai, dikenai PPN sesuai
ketentuan yang berlaku
PERHITUNGAN PPN

Dasar
Tarif
%
x Pengenaan
Pajak

Nilai Lain
Mulai berlaku:
100/(100+t) x Harga
a. 11 % mulai berlaku 1 April Jual Eceran (HJE)
2022; atau
b. 12% mulai berlaku saat PPN Terutang
berlakunya penerapan tarif
a. 9,9 % x HJE mulai 1 April 2022; dan
Pasal 7 ayat (1) huruf b UU
PPN b. 10,7% x HJE mulai berlaku saat
berlakunya penerapan tarif Pasal 7
ayat (1) huruf b UU PPN
t= tarif PPN
PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU OLEH PENYALUR

tidak memungut dan menyetor PPN


Pengusaha Penyalur atas penyerahan Hasil Tembakau yang
telah dipungut PPN oleh Produsen
dan/atau Importir
dikukuhkan sebagai PKP jika :
✓ selain menyerahkan Hasil Tembakau juga Penyerahan Hasil Tembakau
menyerahkan barang kena pajak dilaporkan dalam SPT Masa PPN
dan/atau jasa kena pajak lainnya sebagai penyerahan tidak
terutang PPN

berlaku ketentuan peraturan perundang-


undangan yang mengatur mengenai
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
PENGUKUHAN PKP BAGI PRODUSEN DAN/ATAU
IMPORTIR

Produsen dan/atau
Importir

Memenuhi ketentuan sebagai


Pengusaha Kecil:
✓ Dapat memilih dan melaporkan kegiatan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak
KEWAJIBAN MEMBUAT FAKTUR PAJAK

Produsen dan/atau Importir wajib membuat Faktur


Pajak.

Saat Pembuatan Faktur Pajak


o Pada saat Produsen dan/atau Importir
melakukan pemesanan pita cukai Hasil
Tembakau
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang
Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pebean di dalam daerah pabean sehubungan dengan
penyerahan Hasil Tembakau oleh Produsen dan/atau Importir dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuanketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang
Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pebean di dalam daerah pabean sehubungan dengan
penyerahan Hasil Tembakau oleh Pengusaha Penyalur tidak dapat dikreditkan
9
KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN MAKANAN DAN
MINUMAN, JASA KESENIAN DAN HIBURAN, JASA
PERHOTELAN, JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR,
SERTA JASA BOGA ATAU KATERING YANG TIDAK
DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-70/PMK.03/2022
NON OBJEK PPN

Barang meliputi: Jasa meliputi :


Makanan dan minuman ▪ jasa kesenian dan
yang disajikan hiburan
▪ di hotel ▪ jasa perhotelan
▪ restoran, rumah Barang Jasa ▪ jasa penyediaan
makan, warung dan tempat parkir
sejenisnya; atau ▪ jasa boga atau
▪ oleh Pengusaha boga katering
atau katering
MAKANAN DAN MINUMAN
Tidak dikenai PPN atas penyerahan makanan Dikenai PPN atas penyerahan makanan dan
dan minuman yang: minuman yang disajikan oleh:

Disajikan di restoran, rumah makan, warung, dan Pengusaha toko swalayan dan sejenisnya yang
sejenisnya yang menyediakan layanan penyajian tidak semata-mata menjual makanan dan/atau
makanan dan/atau minuman yang paling sedikit minuman;
berupa penyediaan fasilitas meja, kursi, dan/atau
peralatan makan dan minum baik yang dikonsumsi Pengusaha pabrik makanan dan/atau minuman;
di tempat atau tidak. atau
Diserahkan oleh Pengusaha jasa boga atau katering
yang paling sedikit melakukan kegiatan pelayanan: Pengusaha penyedia fasilitas yang kegiatan
▪ proses penyediaan bahan baku dan bahan usaha utamanya menyediakan pelayanan jasa
setengah jadi, pembuatan, penyimpanan, serta menunggu pesawat (lounge) pada bandar udara.
penyajian berdasarkan pesanan;
▪ penyajian di lokasi yang diinginkan oleh
pemesan dan berbeda dengan lokasi dimana
proses pembuatan dan penyimpanan
dilakukan; dan
▪ penyajian dilakukan dengan atau tanpa
peralatan dan petugasnya.
JASA KESENIAN DAN HIBURAN

Tidak Dikenai PPN Dikenai PPN


• tontonan film/tontonan audio visual • kegiatan pelayanan penyediaan tempat/ruang
• pergelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana dan/atau peralatan dan perlengkapan untuk
• kontes kecantikan permainan golf; dan
• kontes binaraga • penyerahan jasa digital berupa penayangan
• pameran (streaming) film atau audio visual lainnya
• pertunjukan sirkus, akrobat, dan sulap melalui saluran internet atau jaringan
• pacuan kuda dan perlombaan kendaraan bermotor elektronik.
• permainan ketangkasan
• olahraga permainan dengan menggunakan tempat/ruang
dan/atau peralatan dan perlengkapan untuk olahraga dan
kebugaran
• rekreasi wahana air, wahana ekologi, wahana pendidikan,
wahana budaya, wahana salju, wahana permainan,
pemancingan, agrowisata, dan kebun binatang
• panti pijat dan pijat refleksi
• diskotek, karaoke, kelab malam, bar, dan mandi uap atau
perawatan dengan air (spa)
JASA PERHOTELAN
Tidak Dikenai PPN Dikenai PPN
jasa penyewaan kamar
jasa penyewaan ruangan untuk selain kegiatan
• jasa penyediaan akomodasi
acara atau pertemuan di hotel hostel, vila,
• penyediaan fasilitas penunjang yang terkait secara
pondok wisata, motel, losmen, wisma pariwisata,
langsung dengan jasa penyewaan kamar (room
pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya,
service, air conditioning, binatu, extrabed, fixture,
tempat tinggal pribadi yang difungsikan sebagai
telepon, safety box, internet, televisi satelit/kabel, dan
hotel, atau perkemahan mewah (penyewaan
minibar)
ruangan untuk ATM, kantor, perbankan, restoran,
• penyediaan fasilitas yang terkait secara langsung
tempat hiburan, karaoke, apotek, toko retail, dan
dengan kegiatan jasa penyewaan kamar dan hanya
klinik).
diperuntukkan bagi tamu yang menginap, (fasilitas
olah raga dan hiburan, fotokopi, teleks, faksimile, dan
jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, termasuk
transportasi hotel)
tambahannya serta fasilitas penunjang terkait
jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau lainnya, di apartemen, kondominium, dan
pertemuan sejenisnya didasarkan atas izin usahanya.
di hotel, hostel, vila, pondok wisata, motel, losmen, wisma
jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata
pariwisata, pesanggrahan, rumah
yang diselenggarakan oleh pengelola jasa
penginapan/guesthouse/bungalo/resort/cottage, tempat
perhotelan.
tinggal pribadi yang difungsikan sebagai hotel, dan
perkemahan mewah (glamping)
JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR

Tidak Dikenai PPN


meliputi:
• penyediaan atau penyelenggaraan tempat parkir
• pelayanan memarkirkan kendaraan (parkir valet)

Dikenai PPN
jasa pengelolaan tempat parkir
Terima Kasih

Sumber: Paparan DJP

Anda mungkin juga menyukai