PELAKSANAAN UU HPP
DAFTAR ISI
NEW
1 FAKTUR PAJAK
2 PPN ATAS PENYERAHAN 5 JASA KENA PAJAK TERTENTU
Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP serta saat ekspor NEW
PENGECUALIAN:
Faktur Pajak gabungan tidak dapat dibuat atas penyerahan BKP dan/atau
JKP yang mendapat fasilitas PPN atau PPN dan PPnBM tidak dipungut
sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai penyerahan BKP
dan/atau JKP ke dan/atau dari kawasan tertentu atau tempat tertentu.
KETERANGAN DALAM FAKTUR PAJAK
Keterangan tentang penyerahan BKP dan/atau JKP yang harus dicantumkan dalam Faktur Pajak:
▪ nama, alamat, dan NPWP yang menyerahkan BKP/JKP;
▪ identitas pembeli BKP atau penerima JKP yang meliputi:
NEW
• nama, alamat, dan NPWP, bagi Wajib Pajak dalam negeri badan dan instansi pemerintah;
• nama, alamat, dan NPWP atau NIK, bagi subjek pajak dalam negeri orang pribadi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
• nama, alamat, dan nomor paspor, bagi subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
• nama dan alamat, bagi subjek pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 UU PPh;
▪ jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga;
▪ PPN yang dipungut;
▪ PPnBM yang dipungut;
▪ kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
▪ nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
Dari ketiga contoh di atas maka pengisian DPP dan PPN dalam Faktur Pajak yaitu sebagai berikut:
Besaran Tertentu
Keterangan Normal Nilai Lain
PPN
Harga Jual 100.000.000 100.000.000 100.000.000
DPP 100.000.000 90.000.000 100.000.000
PPN 11.000.000 9.900.000 1.100.000
KODE TRANSAKSI DALAM FAKTUR PAJAK
Penyerahan BKP/JKP yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang
01 Urutan Prioritas Penggunaan Kode Transaksi
melakukan penyerahan BKP/JKP.
Penyerahan BKP/JKP kepada pemungut PPN instansi pemerintah yang Kode Transaksi
02 PPN/PPnBM-nya dipungut oleh instansi pemerintah.
Penyerahan BKP/JKP yang DPP-nya menggunakan nilai lain cfm. Pasal 8A Tidak
04 ayat (1) UU PPN yang PPN/PPnBM-nya dipungut oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP/JKP. Termasuk Ya
02/03
02/03?
Penyerahan BKP/JKP yang PPN-nya dipungut dengan besaran tertentu cfm.
05 Pasal 9A ayat (1) UU PPN oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP. Tidak
Dalam hal penyerahan BKP/JKP dilakukan dengan menggunakan mata uang asing,
penghitungan PPN/PPnBM terutang harus dikonversi ke dalam satuan mata uang
Rupiah menggunakan kurs yang ditetapkan dalam KMK yang berlaku pada saat
Faktur Pajak seharusnya dibuat
e-Faktur
Tidak Wajib
Dicetak
SERTIFIKAT ELEKTRONIK DAN AKTIVASI AKUN PKP
Memiliki:
Syarat PKP dapat membuat ▪ Sertifikat Elektronik
e-Faktur ▪ Akun PKP yang telah diaktivasi
▪ NSFP yang diberikan oleh DJP
▪ Permintaan dan pemberian Sertifikat Elektronik ▪ Permintaan dan pemberian keputusan aktivasi akun
dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020. PKP dilaksanakan berdasarkan PER-04/PJ/2020.
▪ Dalam hal atas permintaan aktivasi akun memenuhi
syarat, Kepala KPP/KP2KP:
• menyerahkan surat pemberitahuan Kode Aktivasi
secara langsung kepada PKP; dan
• mengirimkan Password kepada PKP melalui alamat
posel (email) yang telah terdaftar di DJP.
▪ Contoh format surat pemberitahuan Kode Aktivasi
pada Lampiran huruf E PER.
NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
NEW
Permintaan NSFP Jumlah NSFP yang Diberikan
PKP dapat mengajukan permintaan NSFP secara: ▪ Paling banyak 75 NSFP, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
▪ elektronik melalui laman yang disediakan/ditentukan oleh yang belum pernah membuat dan melaporkan Faktur Pajak,
DJP (berdasarkan user manual aplikasi e-Nofa atau atau PKP yang 3 Masa Pajak sebelumnya membuat dan
melaporkan ≤75 Faktur Pajak.
▪ langsung ke KPP/KP2KP dengan cara menyampaikan surat
permintaan NSFP. ▪ Paling banyak 120% dari jumlah Faktur Pajak yang dibuat
dan dilaporkan dalam SPT Masa PPN 3 Masa Pajak
Syarat Pemberian NSFP sebelumnya, bagi PKP yang 3 Masa Pajak sebelumnya
▪ Memiliki Kode Aktivasi dan Password; membuat dan melaporkan Faktur Pajak >75 Faktur Pajak.
(jika hilang/lupa, dapat mengajukan cetak ulang Kode ▪ Jumlah tertentu, bagi PKP baru dikukuhkan, PKP
Aktivasi/kirim ulang Password secara langsung ke KPP). pemusatan, atau PKP yang mengalami peningkatan usaha
▪ Memiliki akun PKP yang telah diaktivasi. yang karena kegiatan usahanya membutuhkan NSFP dengan
jumlah teretntu.
▪ Telah melaporkan SPT Masa PPN untuk 3 Masa Pajak terakhir
yang telah jatuh tempo. → Permintaan NSFP dengan jumlah tertentu harus
disampaikan langsung ke KPP/KP2KP.
Penggunaan NSFP NEW
NEW
Format Surat Permintaan dan Pemberian NSFP
NSFP digunakan untuk pembuatan Faktur Pajak mulai tanggal
surat pemberian NSFP sesuai dengan tahun peruntukan yang ▪ Contoh format surat permintaan NSFP pada Lampiran huruf
tercantum dalam surat pemberian NSFP. F PER.
▪ Contoh format surat pemberian NSFP pada Lampiran huruf
G dan huruf H PER.
BATAS WAKTU UPLOAD E-FAKTUR
Contoh 2:
PT H yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP pada tanggal 18 April 2022. PT H membuat e-Faktur pada
tanggal 18 April 2022 menggunakan aplikasi e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal Faktur Pajak 18 April 2022.
Namun, e-Faktur tersebut baru diunggah (di-upload) ke Direktorat Jenderal Pajak dengan menggunakan aplikasi e-
Faktur pada tanggal 16 Mei 2022.
Dengan demikian, DJP tidak memberikan persetujuan (reject) atas e-Faktur yang diunggah (di-upload) tersebut
karena diunggah (di-upload) setelah tanggal 15 Mei 2022.
→ e-Faktur yang tidak memperoleh persetujuan dari DJP (reject) tersebut bukan merupakan Faktur Pajak.
FAKTUR PENJUALAN SEBAGAI E-FAKTUR
Faktur penjualan (invoice) yang diterbitkan oleh PKP termasuk dalam pengertian e-Faktur sepanjang:
▪ dicantumkan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 PER; dan
▪ diunggah (di-upload) dengan menggunakan aplikasi e-Faktur Host-to-Host dan memperoleh
persetujuan dari DJP paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya setelah tanggal pembuatan e-
Faktur.
CAP/KETERANGAN FASILITAS PPN/PPNBM
Tidak memenuhi
TIDAK LENGKAP persyaratan formal TERLAMBAT DIBUAT
▪ e-Faktur tidak mencantumkan keterangan cfm. Tanggal yang tercantum dalam Faktur Pajak melewati saat
Pasal 5 PER atau Faktur Pajak PKP pedagang eceran seharusnya Faktur Pajak dibuat.
tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) PER.
▪ Mencantumkan keterangan yang tidak sebenarnya DIANGGAP TIDAK DIBUAT
atau sesungguhnya.
▪ Berisi keterangan yang tidak sesuai dengan Faktur Pajak dibuat setelah melewati jangka waktu 3 bulan
ketentuan pengisian keterangan cfm. PER. sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat.
PKP yang membuat Faktur Pajak tidak lengkap, terlambat membuat Faktur Pajak, dan/atau
dianggap tidak membuat Faktur Pajak dikenai sanksi Pasal 14 ayat (4) UU KUP.
PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tidak lengkap dan/atau yang dianggap tidak
dibuat merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
PT I merupakan PKP yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri (pabrikan) sepatu. Berdasarkan surat pengukuhan PKP, diketahui PT I
memiliki NPWP 03.456.789.1-012.000 dan beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 42G, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Selain
menjual sepatu kepada distributor, PT I juga melakukan penjualan kepada pembeli dengan karakteristik konsumen akhir melalui toko ritelnya
yang bernama Toko I-Sepatu.
a. PT I menjual sepatu kepada distributor Tuan Ogi, warga negara Indonesia orang pribadi, yang beralamat di Jalan Gatot Subroto No. 42B,
Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak dengan mencantumkan
identitas Pembeli BKP sebagai berikut:
Nama : Ogi
Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 42B, Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12190
NPWP : 00.000.000.0-000.000
NIK/paspor : -
Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak lengkap karena Faktur Pajak tidak mencantumkan keterangan cfm.
Pasal 5 huruf b angka 2 PER, yaitu mencantumkan NPWP 00.000.000.0-000.000, tetapi tidak mencantumkan NIK.
b. PT I menjual sepatu kepada distributor CV J, NPWP 72.345.678.9-012.000. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak
dengan mencantumkan kode transaksi 04 pada isian kode dan NSFP. Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak
lengkap karena Faktur Pajak berisi keterangan yang tidak sesuai dengan tata cara cfm. Lampiran huruf B angka 2 huruf a angka 1) PER,
yaitu mencantumkan kode transaksi 04, seharusnya kode transaksi 01.
c. PT I menjual sepatu kepada konsumen akhir Nyonya Fio melalui Toko I-Sepatu. Atas penjualan sepatu tersebut, PT I membuat Faktur Pajak
bagi PKP pedagang eceran berupa faktur penjualan dengan mencantumkan identitas penjual BKP sebagai berikut:
Nama : PT I
NPWP : 03.456.789.1-012.000
Alamat : -
Dengan demikian, PT I membuat Faktur Pajak yang diisi secara tidak lengkap karena tidak mencantumkan keterangan cfm. Pasal 26 ayat
(2) huruf a PER, yaitu tidak mencantumkan alamat PT I.
CONTOH FAKTUR PAJAK TERLAMBAT DIBUAT DAN TIDAK TERLAMBAT DIBUAT
Contoh 1:
PT K yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada CV L yang Faktur Pajaknya seharusnya dibuat
pada tanggal 12 April 2022. PT K membuat Faktur Pajak pada tanggal 13 April 2022 dengan mengisi kolom
tanggal Faktur Pajak 13 April 2022. Faktur Pajak tersebut merupakan Faktur Pajak yang terlambat dibuat.
▪ PT K dikenai sanksi administratif sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
▪ Dalam hal CV L merupakan PKP maka PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
Contoh 2:
Berdasarkan Contoh 1 pada contoh Kasus Batas Waktu Upload e-Faktur:
PT H melakukan penyerahan BKP pada tanggal 11 April 2022, membuat e-Faktur dengan mengisi kolom tanggal
Faktur Pajak 11 April 2022, dan mengunggah (meng-upload) ke DJP dengan menggunakan aplikasi e-Faktur
pada tanggal 14 Mei 2022. e-Faktur tersebut diberikan persetujuan dari DJP.
Faktur Pajak yang dibuat oleh PT H tersebut bukan merupakan Faktur Pajak yang terlambat dibuat karena
meskipun diunggah (di-upload) ke DJP dan memperoleh persetujuan dari DJP pada tanggal 14 Mei 2022, tetapi
tanggal pembuatan Faktur Pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut sama dengan tanggal saat Faktur
Pajak seharusnya dibuat, yaitu tanggal 11 April 2022.
CONTOH FAKTUR PAJAK DIANGGAP TIDAK DIBUAT
CV M yang merupakan PKP melakukan penyerahan BKP kepada PT N yang Faktur Pajaknya seharusnya dibuat
pada tanggal 20 April 2022. Namun, tanggal pembuatan Faktur Pajak yang tercantum dalam Faktur Pajak yaitu
20 Juli 2022.
Dengan demikian, Faktur Pajak tersebut merupakan Faktur Pajak yang dianggap tidak dibuat karena dibuat
setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat, yaitu setelah melewati
tanggal 19 Juli 2022.
▪ CV M dikenai sanksi administratif sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) Undang-Undang KUP.
▪ Dalam hal PT N merupakan PKP maka PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak tersebut merupakan Pajak
Masukan yang tidak dapat dikreditkan.
KEWAJIBAN PELAPORAN FAKTUR PAJAK
NEW
▪ PKP yang membuat Faktur Pajak wajib melaporkan Faktur Pajak dalam SPT Masa
PPN pada Masa Pajak yang sama dengan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
▪ Tata cara pelaporan Faktur Pajak dilaksanakan berdasarkan ketentuan yang
mengatur mengenai SPT Masa PPN.
→ PER-29/PJ/2015.
▪ PKP yang tidak memenuhi kewajiban melaporkan Faktur Pajak dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
PERMINTAAN & PEMBERIAN DATA E-FAKTUR YANG RUSAK/HILANG
Penyampaian Permintaan
Permintaan disampaikan secara online atau langsung ke KPP.
Contoh format surat permintaan pada Lampiran huruf L PER.
Penyelesaian
KPP memberikan data e-Faktur yang diminta, secara langsung
paling lama 20 hari kerja.
KEADAAN TERTENTU
KEADAAN TERTENTU:
Peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan sebab lainnya
di luar kuasa PKP, yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
▪ Dalam keadaan tertentu, PKP diperkenankan membuat Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy).
▪ Format dan tata cara penggunaan kode dan NSFP untuk Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) sama dengan
format dan tata cara penggunaan kode dan NSFP sebagaimana tercantum dalam Lampiran huruf B PER, kecuali
ditetapkan lain oleh Direktur Jenderal Pajak.
▪ Faktur Pajak berbentuk kertas (hardcopy) dibuat paling sedikit untuk pembeli BKP/penerima JKP dan arsip PKP
penjual.
▪ Dalam hal terjadi keadaan tertentu dan terhadap Faktur Pajak perlu dilakukan pembetulan atau
penggantian, Faktur Pajak pengganti dibuat berbentuk kertas (hardcopy).
▪ Dalam hal keadaan tertentu telah berakhir, data Faktur Pajak dalam bentuk kertas (hardcopy) wajib
direkam dan di-upload menggunakan aplikasi e-Faktur untuk memperoleh persetujuan DJP.
▪ Dalam hal terjadi keadaan tertentu dan terhadap Faktur Pajak perlu dilakukan pembatalan,
pembatalan Faktur Pajak direkam pada aplikasi e-Faktur pada saat keadaan tertentu ditetapkan
telah berakhir oleh Direktur Jenderal Pajak.
▪ Batas waktu upload e-Faktur paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya tidak berlaku.
▪ Contoh format Faktur Pajak dalam bentuk kertas (hardcopy) pada Lampiran huruf M PER.
KETENTUAN LAIN-LAIN
PER-58/PJ/2010
03 Bentuk dan Ukuran Formulir serta Tata Cara Pengisian Keterangan pada Faktur
Pajak bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.
KEP-754/PJ/2001
04 Tata Cara Pelaksanaan Konfirmasi Faktur Pajak Dengan Aplikasi Sistem Informasi
Perpajakan.
2
PPN ATAS PENYERAHAN
5 JASA KENA PAJAK TERTENTU
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-71/PMK.03/2022
DASAR HUKUM
Pasal 16G huruf i Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Maka: Maka:
DPP: 10% x Rp1.000.000=Rp100.000 DPP: Rp1.000.000
PPN: 11% x Rp100.000=Rp11.000 PPN: 1,1% x Rp1.000.000=Rp11.000
1,1% 0,55%
jumlah yang jumlah yang
ditagih atau yang ditagih atau yang
seharusnya ditagih seharusnya ditagih
JIKA TARIF PPN 12% BERLAKU
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling lambat pada
tanggal 1 Januari 2025 (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU HPP)
Ringkasan Besaran Tertentu Efektif mulai 1 Januari 2025
Jasa pengiriman paket pos 1,1% → 1,2% Jasa perjalanan ke tempat lain 1,1%→ 1,2%
dalam perjalanan ibadah
Jasa biro perjalanan wisata 1,1% → 1,2%
keagamaan dengan tagihan dirinci
dan/atau jasa agen perjalanan
wisata
Jasa perjalanan ke tempat lain 0,55%→0.6%
Jasa pengurusan transportasi 1,1% → 1,2%
dalam perjalanan ibadah
(freight forwarding) keagamaan dengan tagihan yang
Jasa pemasaran dengan media 1,1% → 1,2% tidak dirinci
voucer, jasa penyelenggaraan
layanan transaksi pembayaran
terkait dengan distribusi voucer,
jasa penyelenggaraan program
loyalitas dan penghargaan
pelanggan (consumer
loyalty/reward program)
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pengkreditan PM
PKP tidak dapat mengkreditkan Pajak Masukan yang
berhubungan dengan penyerahan JKP Tertentu.
1,1% 1,2 %
mulai 1 April 2022 paling lambat 1 Januari 2025
diperoleh dari:
10% dari Tarif PPN yang berlaku
PPN TERUTANG
PKP yang beralih untuk memungut PPN yang terutang dengan tarif
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai harus menyampaikan pemberitahuan.
Pada Bulan Mei 2022, PT Hindo Gula Jaya melakukan penyerahan Batang Tebu sebanyak 70 Ton ke perusahaan-
perusahaan gula. Apabila harga per tonnya adalah Rp 6.500.000. Berapa PPN Terutang atas penyerahan Batang Tebu
tersebut?
Berdasarkan PMK Nomor 64/PMK.03/2022, Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan penyerahan barang hasil
pertanian tertentu dapat menggunakan besaran tertentu untuk memungut dan menyetorkan PPN yang terutang. Tata
cara perhitungannya adalah:
Dalam hal PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor bekas juga
melakukan penyerahan BKP lainnya dan/atau Jasa Kena Pajak, pemungutan PPN yang terutang atas
penyerahan BKP lainnya dan/atau JKP tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
Contoh 2:
Contoh 1:
PT B melakukan penyerahan kendaraan
Tuan A melakukan penyerahan kendaraan
bermotor bekas dan JKP berupa jasa
bermotor bekas dan BKP lainnya berupa
perbaikan dan perawatan kendaraan
aksesori kendaraan bermotor.
bermotor.
Dengan demikian:
Dengan demikian:
a. atas penyerahan kendaraan bermotor
a. atas penyerahan kendaraan bermotor
bekas, Tuan A wajib memungut dan
bekas, PT B wajib memungut dan
menyetorkan PPN yang terutang dengan
menyetorkan PPN yang terutang dengan
besaran tertentu; dan
besaran tertentu; dan
b. atas penyerahan aksesori kendaraan
b. atas penyerahan jasa perbaikan dan
bermotor, Tuan A wajib memungut PPN
perawatan kendaraan bermotor, Tuan
sesuai dengan ketentuan peraturan
A wajib memungut PPN sesuai dengan
perundang-undangan di bidang
ketentuan peraturan perundang-
perpajakan.
undangan di bidang perpajakan.
PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
❖ Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP,
impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di
dalam Daerah Pabean, yang berhubungan dengan
Tidak dapat dikreditkan
penyerahan kendaraan bermotor bekas oleh PKP
yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa
penyerahan kendaraan bermotor bekas.
Mulai Masa Pajak April 2022 Sebelum Masa Pajak April 2022
▪ Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau
barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud (Pasal 1 angka 2 UU PPN)
▪ Barang digital merupakan setiap barang tidak berwujud yang berbentuk informasi elektronik atau digital
meliputi barang yang merupakan hasil konversi atau pengalihwujudan maupun barang yang secara
originalnya berbentuk elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada piranti lunak, multimedia, dan/atau
data elektronik. (PMK-48/2020)
Simpulan
Kripto bukan mata uang tetapi merupakan barang berupa hak dan kepentingan lainnya yang
berbentuk digital. Oleh karena itu, PPN memandangnya sebagai
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.
GAMBARAN UMUM TRANSAKSI
• jual beli Aset Kripto Memfasilitasi antara lain: • Jasa verifikasi transaksi
dengan mata uang fiat;
• jual beli; Aset Kripto; dan/atau
• tukar-menukar Aset
• tukar-menukar antar Aset • jasa manajemen kelompok
Kripto dengan Aset
Kripto lainnya (swap); Kripto (swap); atau Penambang Aset Kripto
• dompet elektronik (e- (mining pool)
• tukar-menukar Aset
Kripto dengan barang wallet)
selain Aset Kripto
dan/atau jasa. Exchanger bertugas sebagai
pemungut pajak atas
perdagangan Aset Kripto
PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN
• Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE), meliputi exchanger dan e-wallet, memungut
pajak atas transaksi perdagangan aset kripto. PPMSE tidak hanya dalam negeri, namun juga luar negeri sesuai
ketentuan PMK PPMSE.
• Dipungut pajak oleh PPMSE sepanjang penjual dan/atau pembeli berada di dalam daerah pabean.
Dari nilai transaksi Aset Kripto Dari nilai transaksi Aset Kripto
• Dikecualikan sebagai pemungut PPh adalah PPMSE yang hanya berfungsi sebagai e-wallet saja atau
mempertemukan penjual-pembeli tanpa memfasilitasi transaksi.
• Besaran tertentu PPN: PM sehubungan penyerahan Aset Kripto tidak dapat dikreditkan Penjual.
CONTOH PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN (1)
PPN 0,11%
Penjual-A Pembeli-B
Exchanger
PPh Pasal 22 0,1%
Catatan:
• Dalam transaksi swap, kedua belah pihak menjadi penjual dan juga pembeli. Jadi tiap pihak dikenai PPN dan PPh.
• Jika exchanger bertindak sebagai penjual/pembeli, maka ketentuan pajaknya sama dengan ketentuan transaksi perdagangan
aset kripto.
• Sederhananya, pihak yang melepas aset kripto adalah penjual (kena PPh) dan pihak yang menerima adalah pembeli (kena PPN)
CONTOH PAJAK ATAS TRANSAKSI PERDAGANGAN (2)
Pihak-A Pihak-B
Exchanger
PPh Pasal 22 0,1% PPh Pasal 22 0,1%
• Pihak-A memiliki 0,5 Kripto Y melakukan transaksi tukar-menukar (swap) dengan Pihak-B untuk 15 Kripto Z
• Pada tanggal transaksi diketahui Konversi ke Rupiah Nilai 1 Koin Aset Kripto Z adalah = Rp 4.000.000
• Transaksi dilakukan di exchanger X, sebuah platform pedagang fisik aset kripto (PFAK) yang terdaftar di Bappebti
Catatan: Dalam transaksi swap, kedua belah pihak menjadi penjual dan juga pembeli. Jadi tiap pihak dikenai PPN dan
PPh dan Nilai Kripto dianggap setara.
• Exchanger X memungut:
• Diketahui Nilai Transaksi = 15 x 4.000.000 = Rp.60.000.000
• Dari Pihak A:
PPN sebagai Pembeli Kripto Z: Rp60.000.000 x 0,11% = Rp66.000
PPh Pasal 22 sebagai Penjual Kripto Y: Rp60.000.000 x 0,1% = Rp60.000
• Dari Pihak B:
PPN sebagai Pembeli Kripto Y: Rp60.000.000 x 0,11% = Rp66.000
PPh Pasal 22 sebagai Penjual Kripto Z: Rp60.000.000 x 0,1% = Rp60.000
PAJAK ATAS JASA LAYANAN EXCHANGER
PPN
Merupakan Jasa Kena Pajak pada umumnya. Ketentuan PPN berlaku sesuai
mekanisme umum PPN seperti: pengukuhan PKP, pemungutan PPN dari
penerima jasa, penyetoran PPN, dan pelaporan PPN.
PPh
Penghasilan berupa imbalan atas jasa yang disediakan oleh exchanger
merupakan objek pajak penghasilan dan dikenai PPh dengan ketentuan
dan tarif umum
Miners melakukan kegiatan layanan verifikasi transaksi aset kripto dan mendapat
insentif berupa:
• penghasilan dari sistem Aset Kripto berupa block reward, imbalan atas jasa
pelayanan verifikasi transaksi (transaction fee), imbalan atas jasa manajemen
kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool), atau penghasilan lain dari sistem
Aset Kripto; dan/atau
• penghasilan lainnya.
Penambang merupakan Pengusaha Kena *tidak termasuk penghasilan berupa imbalan atas jasa
Pajak (PKP) manajemen kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool)
KONVERSI NILAI TRANSAKSI
Setor
Untuk setiap Masa Pajak, paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Lapor
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
• PPN
SPT masa PPN 1107 PUT (modifikasi)
• PPh Pasal 22
SPT Masa PPh Unifikasi
6
PPN ATAS PENYELENGGARAAN
TEKNOLOGI FINANSIAL
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-69/PMK.03/2022
JASA KEUANGAN: BEBAS PPN
Jenis jasa keuangan yang dibebaskan dari pengenaan PPN (Ps 16B UU HPP) terbatas pada:
Jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito,
tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu
Jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya
Jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
Jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia
Jasa Penjaminan
Ketentuan PPN Secara Umum (UU PPN) Ketentuan PPN atas Fintech
• Ps 4A ayat (2) huruf d: Uang merupakan • Uang Elektronik di dalam suatu media
non BKP merupakan non BKP
• Ps 16B UU HPP: • Jasa meminjamkan /menempatkan dana oleh
✓Jasa meminjamkan/menempatkan dan kreditur kpd debitur melalui platform peer to
✓Jasa asuransi merupakan merupakan JKP peer lending (P2P) merupakan JKP yg
yg dibebaskan PPN dibebaskan PPN
• Pasal 1 angka 5 dan Ps 4A ayat (3): jasa • Jasa asuransi melalui platform merupakan JKP
penyediaan layanan fasilitas/sarana yg dibebaskan PPN
merupakan JKP • Jasa penyediaan platform peer to peer lending
(P2P) , sarana/sistem pembayaran merupakan
JKP
PENYEDIAAN JASA PEMBAYARAN
Jenis/Contoh
Uang Elektronik, Dompet Elektronik, Payment Gateway, layanan Switching, Kliring, Penyelesaian Akhir, dan
Transfer Dana
Objek
Layanan penyelenggaraan fintech
DPP
fee/komisi, merchant discount rate, atau imbalan lainnya
Non Objek
Uang dalam media Uang Elektronik termasuk bonus point, top up point, reward point, dan loyalty point
PENYELENGGARAAN PENYELESAIAN
TRANSAKSI SETTLEMENT INVESTASI
Jenis/Contoh
sarana komunikasi eletronik terpadu yang mendukung aktivitas penyelesaian transaksi efek secara
pemindahbukuan seperti C-BEST
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
-
PENYELENGGARAAN PENGHIMPUNAN MODAL
Jenis/Contoh
Layanan Urun Dana (equity crowfunding)
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
Jasa menempatkan dana , jasa pembiayaan oleh pemodal
LAYANAN PINJAM MEMINJAM BERBASIS
TEKNOLOGI P2P LENDING
Jenis/Contoh
Peer-to-peer lending
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
Jasa menempatkan dana , memberikan pinjaman, pembiayaan oleh kreditur
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN INVESTASI
Jenis/Contoh
advance algorithm, cloud computing, capabilities sharing, open source
information technology, automated advice and management, social trading,
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
-
LAYANAN PENYEDIAAN PRODUK ASURANSI
ONLINE
Jenis/Contoh
asuransi perjalanan/keterlambatan yang disediakan oleh marketplace
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
-
LAYANAN PENDUKUNG PASAR
Jenis/Contoh
artifial inteligence/machine learning, machine readble news, market
information platform
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
-
LAYANAN PENDUKUNG KEUANGAN DIGITAL &
AKTIVITAS JASA KEUANGAN LAINNYA
Jenis/Contoh
eco crowdfunding, Islamic digital financing, ewaqf, e-zakat, robo advice dan
credit scoring, invoice trading,voucher/token,
Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas
DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya
Non Objek
-
7
PPN ATAS KEGIATAN
MEMBANGUN SENDIRI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-61/PMK.03/2022
RUANG LINGKUP PPN KMS (1)
TERUTANG
Kegiatan Membangun Sendiri PPN
OP Badan Bangunan
Pembangunan sekaligus
Bangunan
OP Badan
2 tahun 2 tahun
PPN
= 20% X TARIF PPN X DPP
TERUTANG
BESARAN
TERTENTU
DPP berupa nilai tertentu sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk
membangun bangunan untuk setiap Masa Pajak sampai dengan bangunan selesai, tidak termasuk biaya
perolehan tanah.
CONTOH PERHITUNGAN
Pada April 2022 Bapak Budi memulai membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal pribadinya.
Luas keseluruhan dari rumah tersebut adalah sebesar 200 m2, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Bapak Budi dalam upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya bangunan tersebut
adalah sebagai berikut:
• pembelian tanah sebesar Rp200.000.000,
• pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp180.000.000,
• biaya upah mandor dan pekerja bangunan Rp70.000.000.
Maka berapakah PPN yang terutang atas pembangunan rumah tersebut?
Jawab:
Sesuai dengan PMK No. 61/ 2022 PPN terutang atas KMS adalah:
= 20 % X TARIF PPN X DPP
= (20% X 11% ) X Biaya, tidak termasuk biaya pembelian tanah
= (20% X 11%) X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)
Dengan demikian, PPN terutang atas KMS oleh Bapak Budi adalah
= 20% X 11% X Rp250.000.000
= Rp 5.500.000
PENYETORAN PPN KMS
Ketentuan pengisian SSP
1 2
Bangunan Bangunan
KPP Pratama KPP OP/Badan KPP Pratama
OP/Badan Terdaftar Terdaftar Lokasi
3 OP
Dokumen tertentu yang
kedudukannya KMS
dipersamakan dengan Bangunan
FP
sepanjang memenuhi ketentuan pengisian SSP
Pengisian SSP:
NPWP : 00.000.000.0-(kode KPP Pratama Lokasi).000
Nama WP : nama OP
Alamat WP : alamat tempat bangunan didirikan
PAJAK
MASUKAN
Non-PKP
PKP
8
PPN ATAS PENYERAHAN HASIL
TEMBAKAU
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-63/PMK.03/2022
DEFINISI-DEFINISI
Hasil Tembakau adalah Hasil Tembakau yang meliputi sigaret, cerutu, rokok daun,
tembakau iris, rokok elektrik, dan hasil pengolahan tembakau lainnya, dengan
tidak mengindahkan digunakan atau tidak bahan pengganti atau bahan pembantu
dalam pembuatannya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang cukai
Dasar
Tarif
%
x Pengenaan
Pajak
Nilai Lain
Mulai berlaku:
100/(100+t) x Harga
a. 11 % mulai berlaku 1 April Jual Eceran (HJE)
2022; atau
b. 12% mulai berlaku saat PPN Terutang
berlakunya penerapan tarif
a. 9,9 % x HJE mulai 1 April 2022; dan
Pasal 7 ayat (1) huruf b UU
PPN b. 10,7% x HJE mulai berlaku saat
berlakunya penerapan tarif Pasal 7
ayat (1) huruf b UU PPN
t= tarif PPN
PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU OLEH PENYALUR
Produsen dan/atau
Importir
Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang
Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pebean di dalam daerah pabean sehubungan dengan
penyerahan Hasil Tembakau oleh Produsen dan/atau Importir dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuanketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan
Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang
Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan
Jasa Kena Pajak dari luar daerah pebean di dalam daerah pabean sehubungan dengan
penyerahan Hasil Tembakau oleh Pengusaha Penyalur tidak dapat dikreditkan
9
KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN MAKANAN DAN
MINUMAN, JASA KESENIAN DAN HIBURAN, JASA
PERHOTELAN, JASA PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR,
SERTA JASA BOGA ATAU KATERING YANG TIDAK
DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
PMK-70/PMK.03/2022
NON OBJEK PPN
Disajikan di restoran, rumah makan, warung, dan Pengusaha toko swalayan dan sejenisnya yang
sejenisnya yang menyediakan layanan penyajian tidak semata-mata menjual makanan dan/atau
makanan dan/atau minuman yang paling sedikit minuman;
berupa penyediaan fasilitas meja, kursi, dan/atau
peralatan makan dan minum baik yang dikonsumsi Pengusaha pabrik makanan dan/atau minuman;
di tempat atau tidak. atau
Diserahkan oleh Pengusaha jasa boga atau katering
yang paling sedikit melakukan kegiatan pelayanan: Pengusaha penyedia fasilitas yang kegiatan
▪ proses penyediaan bahan baku dan bahan usaha utamanya menyediakan pelayanan jasa
setengah jadi, pembuatan, penyimpanan, serta menunggu pesawat (lounge) pada bandar udara.
penyajian berdasarkan pesanan;
▪ penyajian di lokasi yang diinginkan oleh
pemesan dan berbeda dengan lokasi dimana
proses pembuatan dan penyimpanan
dilakukan; dan
▪ penyajian dilakukan dengan atau tanpa
peralatan dan petugasnya.
JASA KESENIAN DAN HIBURAN
Dikenai PPN
jasa pengelolaan tempat parkir
Terima Kasih