Anda di halaman 1dari 18

am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik


Indonesia
PUTUSAN
Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Takengon yang mengadili perkara pidana dengan
acara pemeriksaan biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa :
1. Nama lengkap : Saripuddin Bin Selamat;
2. Tempat lahir : Wihni bakong;
3. Umur/Tanggal lahir : 69/1 Juli 1951;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Kampung Wihni Bakong Kec. Silih Nara Kab.Aceh
Tengah;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Petani;
Terdakwa Saripuddin Bin Selamat ditangkap pada tanggal 5 Oktober 2020 dan
ditahan dalam tahanan rutan oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 6 Oktober 2020 sampai dengan tanggal 25 Oktober
2020;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 26 Oktober 2020
sampai dengan tanggal 4 Desember 2020;
3. Pembantaran oleh Penyidik pada tanggal 30 November 2020 sampai dengan
tanggal 2 Desember 2020;
4. Penyidik Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak
tanggal 5 Desember 2020 sampai dengan tanggal 3 Januari 2021;
5. Penyidik Perpanjangan Kedua Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 4
Januari 2021 sampai dengan tanggal 2 Februari 2021;
6. Penuntut Umum sejak tanggal 28 Januari 2021 sampai dengan tanggal 16
Februari 2021;
7. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Takengon sejak tanggal 11 Februari 2021
sampai dengan tanggal 12 Maret 2021;
8. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Takengon Perpanjangan Pertama Oleh
Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 13 Maret 2021 sampai dengan
tanggal 11 Mei 2021;

Halaman 1 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum Eko Priyanto, S.H.
Penasihat Hukum, pada kantor Posbakumdin Takengon beralamat di Jalan
Takengon Isaq Kampung Simpang Kelaping kecamatan Pegasing Kabupaten
Aceh Tengah, berdasarkan Penetapan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn tanggal
17 Februari 2021;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Takengon Nomor
27/Pid.Sus/2021/PN Tkn tanggal 11 Februari 2021 tentang penunjukan
Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn tanggal 11
Februari 2021 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi,dan Terdakwa serta
memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh
Penuntut Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan Terdakwa SARIPUDDIN BIN SELAMAT terbukti secara
sah meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan kekerasan
atau ancaman kekerasan, memaksa anak, melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain”, sebagaimana diatur dalam Dakwaan
Kesatu melanggar Pasal 76 D Juncto Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23
tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Undang-Undang Nomor 17
tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
2. Menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa SARIPUDDIN BIN
SELAMAT selama 12 (Dua Belas) Tahun dikurangi selama terdakwa
berada dalam tahanan dengan perintah supaya terdakwa tetap ditahan
dan denda Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah), Subsidair 6 (enam)
Bulan.
3. Menyatakan barang bukti berupa :
 1 (satu) buah baju lengan pendek berwarna merah tertulis
LOVE;

Halaman 2 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
 1 (satu) buah celana Leging Panjang berwarna coklat;
 1 (satu) buah celana dalam berwarna salem bergaris warna
hitam;
 1 (satu) buah bra berwarna putih berles warna ping.
Dikembalikan kepada Anak Korban.
1. 1 (satu) buah baju batik lengan panjang warna hijau tosca;
2. 1 (satu) buah celana trening panjang warna abu – abu.
Dirampas untuk dimusnahkan.
4. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah).
Setelah mendengar Nota Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa dan
permohonan Terdakwa yang pada pokoknya mohon keringanan hukuman
dengan alasan Terdakwa mengakui perbuatannya, Terdakwa menyesali
perbuatannya, serta Terdakwa tidak akan mengulangi perbuatannya tersebut;
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap Nota
Pembelaan Penasihat Hukum dan permohonan Terdakwa yang pada pokoknya
Penuntut Umum tetap pada tuntutannya;
Setelah mendengar tanggapan Penasihat Hukum Terdakwa terhadap
tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya tetap pada Nota Pembelaan
dan permohonannya;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut
Umum didakwa berdasarkan surat dakwaan Nomor Register Perkara: PDM –
165 / L.1.17 / 01 / 2021 sebagai berikut:
KESATU:
Bahwa Terdakwa SARIPUDDIN Bin SELAMAT pada hari Minggu tanggal 04
Oktober 2020 sekira pukul 11.00 Wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
dalam tahun 2020 bertempat di Kabupaten Aceh Tengah atau pada suatu
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Takengon yang berhak memeriksa dan mengadili perkara ini, Melakukan
kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa anak, melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan orang lain, perbuatan tersebut dilakukan terdakwa
dengan cara sebagai berikut :
 Bahwa berawal pada hari Minggu tanggal 04 Oktober 2020 sekira pukul
10.45 Wib anak korban hendak pergi kerumah neneknya melewati rumah
terdakwa. Kemudian ketika anak korban lewat melihat terdakwa yang

Halaman 3 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
sedang berada di depan rumahnya. Selanjutnya terdakwa menarik tangan
kiri anak korban dan membawa anak korban masuk kedalam rumahnya dan
langsung menuju dapur kemudian terdakwa mengambil sebuah pisau yang
berada di dapur dan membawa anak korban kedalam kamar terdakwa,
sesampainya di kamar terdakwa menutup dan mengunci kamarnya,
kemudian menaruh pisau yang dibawanya di atas kursi dan mengatakan
kepada anak korban “KALAU GAK KAMU BUKA BAJU KAMU KORBAN
TUSUK KAMU”. Selanjutnya sekira pukul 11.00 Wib terdakwa membuka
baju daster dan membuka celana dalam anak korban hingga terlepas dan
anak korban dalam keadaan telanjang, kemudian terdakwa juga membuka
baju dan celananya hingga terlepas. Selanjutnya terdakwa menyuruh anak
korban dengan mengatakan “TERUS TIDUR DI KASUR TU”, kemudian
anak korban berbaring di kasur yang ada di kamar terdakwa, kemudian
terdakwa jongkok di kaki Anak dan membuka kaki anak korban kemudian
terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang pipis (vagina)
anak korban dan menggoyang goyangkannya, tidak lama kemudian
terdakwa menindih anak korban dan memaksakan memasukan
kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) anak
korban dan menggoyang-goyangkannya di kemaluan anak korban sambil
meremas-remas payudara anak korban kurang lebih 5 menit setelah itu
terdakwa bangun dan mengatakan kepada anak korban “PAKAI TERUS
BAJU MU ITU”, dan anak korban bangun dan memakai baju dan celana
dalam anak korban.
 Bahwa berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : yang dikeluarkan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah, anak
berumur 08 Tahun 07 Bulan.
 Bahwa akibat perbuatan terdakwa, anak korban mengalami selaput
darah telah robek pada jam 12, 1, luka lama, sampai ke dasar, jalan lahir
dapat dilalui 1 (satu) jari sempit sebagaimana Hasil Visum Et Repertum
Nomor : 4411.6/98/2020 tanggal 05 Oktober 2020 yang dibuat dan
ditandatangani dokter NURHAFNITA, Sp.OG pada Rumah Sakit Umum
Datu Beru Takengon.
Bahwa perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
pasal 76 D Juncto pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014
Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2020 Tentang

Halaman 4 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Perlindungan Anak Jo. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun
2016 Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
ATAU
KEDUA :
Bahwa Terdakwa SARIPUDDIN Bin SELAMAT pada hari Minggu tanggal 04
Oktober 2020 sekira pukul 11.00 Wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
dalam tahun 2020 bertempat di Kabupaten Aceh Tengah atau pada suatu
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Takengon yang berhak memeriksa dan mengadili perkara ini, dengan sengaja
melakukan tipu muslihat, serangkaian kata kebohongan, atau membujuk anak,
melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan
tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut :
 Bahwa berawal pada hari Minggu tanggal 04 Oktober 2020 sekira pukul
10.45 Wib anak korban hendak pergi kerumah neneknya melewati rumah
terdakwa. Kemudian ketika anak korban lewat melihat terdakwa yang
sedang berada di depan rumahnya. Selanjutnya terdakwa menarik tangan
kiri anak korban dan membawa anak korban masuk kedalam rumahnya dan
langsung menuju dapur kemudian terdakwa mengambil sebuah pisau yang
berada di dapur dan membawa anak korban kedalam kamar terdakwa,
sesampainya di kamar terdakwa menutup dan mengunci kamarnya.
Selanjutnya sekira pukul 11.00 Wib terdakwa membuka baju daster dan
membuka celana dalam anak korban hingga terlepas dan anak korban
dalam keadaan telanjang, kemudian terdakwa juga membuka baju dan
celananya hingga terlepas. Selanjutnya terdakwa menyuruh anak korban
dengan mengatakan “TERUS TIDUR DI KASUR TU”, kemudian anak
korban berbaring di kasur yang ada di kamar terdakwa, kemudian terdakwa
jongkok di kaki anak korban dan membuka kaki anak korba kemudian
terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang pipis (vagina)
anak korban dan menggoyang goyangkannya, tidak lama kemudian
terdakwa menindih anak korban dan memaksakan memasukan
kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) anak
korban dan menggoyang-goyangkannya di kemaluan anak korban sambil
meremas-remas payudara anak korban kurang lebih 5 menit setelah itu

Halaman 5 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
terdakwa bangun dan mengatakan kepada anak korban “PAKAI TERUS
BAJU MU ITU”, dan anak korban bangun dan memakai baju dan celana
dalam anak korban.
 Bahwa berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : tanggal 31 Maret
2015 yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Aceh Tengah, anak berumur 08 Tahun 07 Bulan.
 Bahwa berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor : yang dikeluarkan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah, anak
Binti SALIHIN berumur 08 Tahun 07 Bulan.
 Bahwa akibat perbuatan terdakwa, anak korban mengalami selaput
darah telah robek pada jam 12, 1, luka lama, sampai ke dasar, jalan lahir
dapat dilalui 1 (satu) jari sempit sebagaimana Hasil Visum Et Repertum
Nomor : 4411.6/98/2020 tanggal 05 Oktober 2020 yang dibuat dan
ditandatangani dokter NURHAFNITA, Sp.OG pada Rumah Sakit Umum
Datu Beru Takengon.
 Bahwa akibat perbuatan terdakwa, anak korban mengalami selaput
darah telah robek pada jam 12, 1, luka lama, sampai ke dasar, jalan lahir
dapat dilalui 1 (satu) jari sempit sebagaimana Hasil Visum Et Repertum
Nomor : 4411.6/98/2020 tanggal 05 Oktober 2020 yang dibuat dan
ditandatangani dokter NURHAFNITA, Sp.OG pada Rumah Sakit Umum
Datu Beru Takengon.
Bahwa perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2020 Tentang Perlindungan
Anak Jo. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016
Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang No. 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
ATAU
KETIGA :
Bahwa Terdakwa SARIPUDDIN Bin SELAMAT pada hari Minggu tanggal 04
Oktober 2020 sekira pukul 11.00 Wib atau setidak – tidaknya pada waktu lain
dalam tahun 2020 bertempat di Kabupaten Aceh Tengah atau pada suatu
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Takengon yang berhak memeriksa dan mengadili perkara ini, Melakukan

Halaman 6 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,
melakukan serangkaian kata kebohongan atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan perbuatan cabul, perbuatan tersebut dilakukan
terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut :
 Bahwa berawal pada hari Minggu tanggal 04 Oktober 2020 sekira pukul
10.45 Wib anak korban hendak pergi kerumah neneknya melewati rumah
terdakwa. Kemudian ketika anak korban lewat melihat terdakwa yang
sedang berada di depan rumahnya. Selanjutnya terdakwa menarik tangan
kiri anak korban dan membawa anak korban masuk kedalam rumahnya dan
langsung menuju dapur kemudian terdakwa mengambil sebuah pisau yang
berada di dapur dan membawa anak korban kedalam kamar terdakwa,
sesampainya di kamar terdakwa menutup dan mengunci kamarnya,
kemudian menaruh pisau yang dibawanya di atas kursi dan mengatakan
kepada anak korban “KALAU GAK KAMU BUKA BAJU KAMU KORBAN
TUSUK KAMU”. Selanjutnya sekira pukul 11.00 Wib terdakwa membuka
baju daster dan membuka celana dalam anak korban hingga terlepas dan
anak korban dalam keadaan telanjang, kemudian terdakwa juga membuka
baju dan celananya hingga terlepas. Selanjutnya terdakwa menyuruh anak
korban dengan mengatakan “TERUS TIDUR DI KASUR TU”, kemudian
anak korban berbaring di kasur yang ada di kamar terdakwa, kemudian
terdakwa jongkok di kaki Anak dan membuka kaki anak korban kemudian
terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang pipis (vagina)
anak korban dan menggoyang goyangkannya, tidak lama kemudian
terdakwa menindih anak korban dan memaksakan memasukan
kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) anak
korban dan menggoyang-goyangkannya di kemaluan anak korban sambil
meremas-remas payudara anak korban kurang lebih 5 menit setelah itu
terdakwa bangun dan mengatakan kepada anak korban “PAKAI TERUS
BAJU MU ITU”, dan anak korban bangun dan memakai baju dan celana
dalam anak korban.Bahwa berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor :
1104-LT-31032015-0014 tanggal 31 Maret 2015 yang dikeluarkan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah, anak berumur
08 Tahun 07 Bulan.
 Bahwa terdakwa sebelum mencabuli Anak korban, terdakwa terlebih
dahulu mengatakan akan memberikan uang kepada anak korban dan anak

Halaman 7 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
korban tidak melakukan perlawanan pada saat itu dikarenakan anak korban
merasa ketakutan.
Bahwa perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 76 E Juncto pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun
2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2020 Tentang
Perlindungan Anak Jo. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun
2016 Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak.
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa
menyatakan telah mengerti dan melalui Penasihat Hukumnya Terdakwa tidak
ada mengajukan keberatan;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum
telah mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Anak Korban tanpa disumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa, pada hari Minggu, tanggal 4 Oktober 2020 sekira pukul 10.45
WIB di Kabupaten Aceh Tengah Anak korban sedang dalam perjalanan ke
rumah neneknya yang melewati rumah Terdakwa;
- Bahwa, ketika anak korban melewati rumah Terdakwa, Terdakwa
menghampiri anak korban dan menarik anak korban untuk masuk ke
dalam rumah milik Terdakwa kemudian Terdakwa menutup pintu rumah
dan mengancam anak korban dengan menggunakan sebilah pisau dan
meminta agar Anak korban membuka bajunya;
- Bahwa, selanjutnya karena merasa takut kemudian Anak korban
membuka baju hingga telanjang dan Terdakwa membuka celana Terdakwa
sambil menyuruh anak tidur di kasur dalam kamar Terdakwa kemudian
Terdakwa ada menciumi pipi, dada dan kemaluan Anak Korban;
- Bahwa, Terdakwa jongkok dikaki Anak korban dan membuka kaki anak
korban kemudian Terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam
lubang pipis (vagina) Anak korban dan menggoyang goyangkannya, tidak
lama kemudian Terdakwa menindih Anak korban dan memaksakan
memasukan kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke dalam
kemaluan (vagina) anak korban dan menggoyang-goyangkannya di

Halaman 8 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
kemaluan anak korban sambil meremas-remas payudara Anak korban
kurang lebih 5 menit;
- Bahwa, setelah itu Terdakwa menyuruh Anak korban untuk memakai
kembali bajunya;
- Bahwa, Anak korban merasakan trauma dan ketakutan akibat
perbuatan Terdakwa;
Terhadap keterangan Anak korban, Terdakwa keberatan dan
menyatakan tidak melakukan pemaksaan kepada Anak korban dengan
menggunakan sebilah pisau;
2. Ida Laila Binti Samat di bawah sumpah pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
- Bahwa, pada hari Minggu, tanggal 4 Oktober 2020 sekitar pukul 10.45
WIB di Kabupaten Aceh Tengah Anak korban pergi ke rumah neneknya
yang kemudian saksi merasa curiga karena tidak ada kabar;
- Bahwa, saksi berinisiatif mencari Anak korban ke rumah Terdakwa,
sesampainya di rumah Terdakwa saksi merasa curiga karena pintu rumah
Terdakwa terkunci dan saksi memanggil-manggil Anak korban dan
kemudian saksi mendobrak pintu rumah Terdakwa dan menemukan
Terdakwa sedang jongkok di kasur dan tidak menggunakan celana,
sedangkan Anak korban berdiri di sudut rumah dengan ketakutan;
- Bahwa, menurut keterangan Anak korban Terdakwa jongkok dikaki
Anak korban dan membuka kaki anak korban kemudian Terdakwa
mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang pipis (vagina) Anak
korban dan menggoyang goyangkannya, tidak lama kemudian Terdakwa
menindih Anak korban dan memaksakan memasukan kemaluannya yang
lembek (tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) Anak korban dan
menggoyang-goyangkannya di kemaluan Anak korban sambil meremas-
remas payudara Anak korban lebih kurang 5 menit;
- Bahwa, menurut Anak korban, Terdakwa memaksa anak untuk
berhubungan layaknya suami istri dan dibujuk untuk dikasih uang
sebanyak Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah) dan telah dilakukan Terdakwa
sebanyak 5 (lima) kali kepada anak korban;
- Bahwa, anak korban merasakan trauma dan ketakutan akibat
perbuatan Terdakwa;

Halaman 9 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa keberatan dan menyatakan tidak
melakukan pemaksaan kepada anak korban;
3. Hasan Basri Bin Ibrahim di bawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa, pada hari Minggu, tanggal 4 Oktober 2020 sekitar pukul 10.45
WIB Kabupaten Aceh Tengah telah terjadi pencabulan terhadap Anak korban
yang dilakukan oleh Terdakwa di rumah Terdakwa dengan memaksa anak
korban untuk melakukan hubungan suami istri;
- Bahwa, berdasarkan keterangan Anak korban Terdakwa jongkok dikaki
Anak korban dan membuka kaki Anak korban kemudian Terdakwa
mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang pipis (vagina) Anak korban
dan menggoyang goyangkannya, tidak lama kemudian Terdakwa menindih
Anak korban Dan memaksakan memasukan kemaluannya yang lembek
(tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) Anak korban dan menggoyang-
goyangkannya di kemaluan Anak korban sambil meremas-remas payudara
anak korban kurang lebih 5 menit;
- Bahwa, perbuatan Terdakwa telah dilakukan sebanyak 5 (lima) kali
kepada Anak korban;
- Bahwa, Anak korban merasakan trauma dan ketakutan akibat
perbuatan Terdakwa;
Terhadap keterangan saksi, Terdakwa keberatan dan menyatakan tidak
melakukan pemaksaan kepada Anak korban;
Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum telah mengajukan
bukti surat sebagai berikut:
- Visum Et Repertum Nomor : 4411.6/98/2020 tanggal 05 Oktober 2020,
yang dibuat dan ditandatangani dokter NURHAFNITA, Sp.OG pada rumah
sakit Umum Datu Beru Takengon, pada Selaput Darah Anak S telah robek
pada jam 12, 1, luka lama, sampai ke dasar, jalan lahir dapat dilalui 1 (satu)
jari sempit;
- Kutipan Akta Kelahiran Nomor : 1104-LT-31032015-0014 tanggal 31
Maret 2015 yang dikeluarkan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Aceh Tengah, Anak berumur 08 tahun 07 bulan;
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:

Halaman 10 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
- Bahwa, Terdakwa menyetubuhi Anak Korban sebanyak 5 (lima) kali
sejak Anak Korban masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar dan yang
terakhir adalah pada hari Minggu, tanggal 4 Oktober 2020 sekitar pukul
10.45 WIB di Kabupaten Aceh Tengah;
- Bahwa, Terdakwa tidak pernah mengancam Anak korban dengan
menggunakan sebilah pisau karena pada dasarnya Anak korban juga mau
melakukan hubungan suami istri tersebut;
- Bahwa, Terdakwa melakukan persetubuhan dengan Anak korban
adalah dengan cara Terdakwa jongkok dikaki Anak korban dan membuka
kaki Anak korban kemudian Terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke
dalam lubang pipis (vagina) Anak korban dan menggoyang goyangkannya,
tidak lama kemudian Terdakwa menindih anak korban dan memaksakan
memasukan kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke kemaluan
(vagina) Anak korban dan menggoyang-goyangkannya di kemaluan Anak
korban sambil meremas-remas payudara Anak korban kurang lebih 5 menit;
- Bahwa, Terdakwa juga pernah memberikan uang sejumlah Rp5.000,00
(lima ribu rupiah) kepada Anak korban setelah Terdakwa menyetubuhi Anak
korban tersebut;
- Bahwa, Terdakwa mengaku bersalah dan berjanji tidak akan melakukan
perbuatannya lagi dikemudian hari;
Menimbang, bahwa Terdakwa tidak mengajukan Saksi yang
meringankan (a de charge) meskipun Majelis Hakim telah memberitahukan
secukupnya sehubungan dengan hak-hak Terdakwa sebagaimana yang telah
diatur oleh Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana;
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai
berikut:
1. 1 (satu) buah baju daster (gamis) warna merah maron;
2. 1 (satu) buah celana dalam warna krem;
3. 1 (satu) buah baju batik lengan panjang warna hijau tosca;
4. 1 (satu) buah celana trening panjang warna abu – abu;
Menimbang, bahwa barang bukti tersebut di atas telah disita sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku dan di persidangan telah diperlihatkan
barang bukti tersebut kepada Saksi-Saksi maupun kepada Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang
diajukan diperoleh fakta hukum sebagai berikut:

Halaman 11 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
- Bahwa, pada hari Minggu, tanggal 4 Oktober 2020 sekitar pukul 10.45
WIB di Kabupaten Aceh Tengah Anak korban sedang dalam perjalanan ke
rumah neneknya yang melewati rumah Terdakwa;
- Bahwa, ketika anak korban melewati rumah Terdakwa, Terdakwa
menghampiri Anak korban dan menarik Anak korban untuk masuk ke dalam
rumah Terdakwa dengan menutup pintu rumah dan mengancam Anak korban
dengan menggunakan sebilah pisau agar Anak korban membuka bajunya;
- Bahwa, setelah Anak membuka baju hingga telanjang dan Terdakwa
membuka celana Terdakwa sembari meminta kepada Anak korban untuk
tidur di kasur dalam kamar Terdakwa;
- Bahwa, Terdakwa jongkok dikaki Anak korban dan membuka kaki Anak
korban kemudian Terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam lubang
pipis (vagina) Anak korban dan menggoyang goyangkannya, tidak lama
kemudian Terdakwa menindih Anak korban dan memaksakan memasukan
kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) Anak
korban dan menggoyang-goyangkannya di kemaluan Anak korban sambil
meremas-remas payudara Anak korban kurang lebih 5 menit;
- Bahwa, Terdakwa melakukan perbuatan memasukan jari kedalam
lubang kemaluan (vagina) anak korban sebanyak 5 (lima) kali;
- Bahwa, setelah itu Terdakwa menyuruh Anak korban untuk memakai
kembali bajunya;
- Bahwa, Anak korban merasakan trauma dan ketakutan akibat
perbuatan Terdakwa;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan
mempertimbangkan apakah berdasarkan fakta hukum tersebut di atas,
Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan
kepadanya;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum
dengan dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan
memperhatikan fakta hukum tersebut diatas memilih langsung dakwaan
alternatif ke satu sebagaimana diatur dalam Pasal 76 D Juncto Pasal 81 Ayat
(1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Undang-

Halaman 12 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, yang unsur-
unsurnya adalah sebagai berikut :
1. Setiap Orang;
2. Dengan Sengaja Melakukan Kekerasan atau Ancaman Kekerasan,
Memaksa Anak, Melakukan Persetubuhan Dengannya atau Dengan
Orang Lain;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad.1. Setiap Orang;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur Setiap Orang adalah
berkaitan dengan orang/manusia sebagai subyek hukum yang cakap bertindak
dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya (toerekeningsvatbaar)
secara hukum;
Menimbang, bahwa dengan demikian perkataan “setiap orang” secara
historis kronologis mengacu kepada manusia sebagai subyek hukum yang telah
dengan sendirinya mempunyai kemampuan bertanggung jawab kecuali secara
tegas Undang-undang menentukan lain;
Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum telah
menghadapkan orang yang didakwa telah melakukan perbuatan pidana yang
bernama Saripuddin Bin Selamat, ternyata Terdakwa mengakui identitas
Terdakwa yang dicantumkan dalam surat dakwaan sebagai identitas dirinya dan
para saksi pun mengenalinya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut, telah terbukti bahwa
orang yang dihadapan ke muka persidangan adalah benar Terdakwa yang
dimaksud oleh Penuntut Umum, bukan orang lain atau dengan kata lain tidak
ada kesalahan orang;
Menimbang bahwa menurut pengamatan Majelis Hakim, selama
pemeriksaan di persidangan Terdakwa dalam keadaan sehat jasmani maupun
rohani, tidak sedang dibawah pengampuan, mampu merespon jalannya
persidangan sebagai subyek hukum yang sempurna, disamping itu tidak
adanya alasan pembenar maupun adanya alasan pemaaf yang melekat pada
diri dan perbuatan Terdakwa sehingga dipandang Terdakwa dapat
mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbanga hukum diatas, unsur
setiap orang telah terpenuhi;

Halaman 13 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Ad.2. Dengan Sengaja Melakukan Kekerasan atau Ancaman
Kekerasan, Memaksa Anak, Melakukan Persetubuhan
Dengannya atau Dengan Orang Lain;
Menimbang, bahwa unsur kedua bersifat alternatif, maka jika salah satu
unsur tersebut terpenuhi, maka unsur kedua ini telah terpenuhi dalam diri dan
perbuatan Terdakwa;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan bahwa korban merupakan
Anak yang masih belum dewasa dapat dibuktikan dengan adanya Kutipan Akta
Kelahiran Nomor : tanggal 31 Maret 2015 yang dikeluarkan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Tengah, dan diketahui
bahwa Anak masih berumur 08 tahun 07 bulan;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum persidangan pada hari
Minggu, tanggal 4 Oktober 2020 sekitar pukul 10.45 WIB di Kabupaten Aceh
Tengah ketika Anak korban sedang dalam perjalanan menuju rumah neneknya
dari rumah orang tuanya dipanggil oleh Terdakwa memaksa Anak korban
dengan menggunakan sebilah pisau dan mengancam Anak korban agar anak
korban mengikuti Terdakwa untuk masuk ke dalam rumahnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum persidangan Anak korban
dipaksa untuk masuk ke dalam rumah Terdakwa yang kemudian menyuruh
Anak korban untuk membuka bajunya dengan ancaman dari Terdakwa, setelah
Anak korban membuka baju, kemudian Terdakwa menyuruh Anak korban untuk
tidur dikasur dan kemudian Terdakwa menindih Anak korban dengan membuka
celana Terdakwa kemudian Terdakwa mencolokan jari telunjuk kirinya ke dalam
lubang pipis (vagina) Anak korban dan menggoyang goyangkannya, tidak lama
kemudian Terdakwa menindih Anak korban dan memaksakan memasukan
kemaluannya yang lembek (tidak mengeras) ke kemaluan (vagina) Anak korban
dan menggoyang-goyangkannya di kemaluan Anak korban sambil meremas-
remas payudara Anak korban kurang lebih 5 menit dan perbuatan tersebut telah
dilakukan oleh Terdakwa sebanyak 5 (lima) kali;
Menimbang, bahwa berdasarkan hasil Visum Et Repertum Nomor :
4411.6/98/2020 tanggal 05 Oktober 2020, yang dibuat dan ditandatangani
dokter NURHAFNITA, Sp.OG pada rumah sakit Umum Datu Beru Takengon,
pada Selaput Darah Anak telah robek pada jam 12, 1, luka lama, sampai ke
dasar, jalan lahir dapat dilalui 1 (satu) jari sempit;

Halaman 14 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum di persidangan, Terdakwa
mengetahui dan sadar benar akan perbuatan yang dilakukannya serta akibat
yang mungkin ditimbulkannya dan juga mengetahui bahwa anak korban masih
di bawah umur, dan oleh karenanya telah ternyata bahwa Terdakwa
menghendaki serta mengetahui akibat perbuatannya tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum sebagaimana
dipertimbangkan di atas, Majelis Hakim berkesimpulan telah ternyata perbuatan
persetubuhan yang dilakukan Terdakwa terhadap Anak korban dapat terjadi
karena adanya ancaman dari Terdakwa yang mengancam dengan
menggunakan sebilah pisau agar Anak korban membuka bajunya dan menuruti
Terdakwa untuk melakukan persetubuhan dengannya, sehingga anak korban
menjadi tak berdaya dan pada akhirnya pasrah menuruti kehendak Terdakwa;
Menimbang, bahwa dari uraian peristiwa dan fakta hukum yang
terungkap di persidangan, Majelis Hakim berpendapat unsur “dengan sengaja
melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa anak, melakukan
persetubuhan dengannya atau dengan orang lain” telah terpenuhi;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 76 D Juncto
Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perubahan
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 tahun 2016 Tentang
Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah
terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan alternatif ke satu;
Menimbang, bahwa dalam persidangan, Majelis Hakim tidak
menemukan hal-hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana,
baik sebagai alasan pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus
mempertangungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggung jawab
maka harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah
dikenakan penahanan yang sah, maka masa penahanan tersebut harus
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

Halaman 15 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan
terhadap Terdakwa dilandasi alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar
Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di
persidangan untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:
1. 1 (satu) buah baju daster (gamis) warna merah maron;
2. 1 (satu) buah celana dalam warna krim;
Yang telah disita dari Ida Laila Binti Selamat yang merupakan orang tua
dari Anak Korban dan merupakan milik dari Anak Korban maka perlu
ditetapkan agar barang bukti tersebut dikembalikan kepada Anak Korban
melalui orang tuanya Ida Laila Binti Selamat;
3. 1 (satu) buah baju batik lengan panjang warna hijau tosca;
4. 1 (satu) buah celana trening panjang warna abu – abu;
Yang telah disita dari Terdakwa Saripuddin Bin Selamat dan merupakan
barang yang digunakan untuk melakukan kejahatan maka perlu
ditetapkan agar barang bukti tersebut dirampas untuk dimusnahkan;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap
Terdakwa, maka perlu dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang
memberatkan dan yang meringankan Terdakwa;
Keadaan yang memberatkan:
- Perbuatan Terdakwa menyebabkan trauma kepada Anak korban;
- Perbuatan Terdakwa telah merusak masa depan Anak Korban;
- Anak korban merupakan cucu dari Terdakwa;
Keadaan yang meringankan:
- Terdakwa belum pernah dihukum;
- Terdakwa berterus terang dipersidangan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dijatuhi pidana maka
haruslah dibebani pula untuk membayar biaya perkara;
Menimbang, bahwa oleh karena sebelumnya telah dikabulkan
permohonan Terdakwa tentang pembebasan pembebanan biaya perkara,
maka biaya perkara dibebankan kepada negara;
Memperhatikan, Pasal 76 D Juncto Pasal 81 Ayat (1) Undang-Undang
Nomor 35 tahun 2014 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun
2002 Tentang Perlindungan Anak Juncto Undang-Undang Nomor 17 tahun
2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Halaman 16 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia
Nomor 1 tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor
tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain
yang bersangkutan;
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Saripuddin Bin Selamat tersebut di atas, telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Dengan Sengaja Memaksa Anak Melakukan Persetubuhan”, sebagaimana
dalam dakwaan alternatif kesatu;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Saripuddin Bin Selamat oleh
karena itu dengan pidana penjara selama 12 (dua belas tahun) tahun dan
denda sebesar Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dengan ketentuan
apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan
selama 3 (tiga) bulan;
3. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
4. Menetapkan barang bukti
berupa:
- 1 (satu) buah baju daster (gamis) warna merah maron;
- 1 (satu) buah celana dalam warna krim;
Dikembalikan kepada anak melalui Ida Laila Binti Selamat;
- 1 (satu) buah baju batik lengan panjang warna hijau tosca;
- 1 (satu) buah celana trening panjang warna abu–abu;
Dirampas untuk dimusnahkan;
5. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-
masing sejumlah Rp5.000,00 (lima ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Takengon, pada hari Senin, tanggal 15 Maret 2021, oleh
kami, Chandra Khoirunnas, S.H., sebagai Hakim Ketua, Mukhamad Athfal Rofi
Udin, S.H., Heru Setiawan, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu, tanggal 17 Maret
2021 oleh Hakim Ketua dengan didampingi para Hakim Anggota tersebut,
dibantu oleh Jamaluddin, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri
Takengon, serta dihadiri oleh Dely Kurnia P, S.H., Penuntut Umum dan
Terdakwa didampingi Penasihat Hukumnya.
Hakim Anggota, Hakim Ketua,

Halaman 17 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman
am
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia

Mukhamad Athfal Rofi Udin, S.H. Chandra Khoirunnas, S.H.

Heru Setiawan, S.H.


Panitera Pengganti,

Jamaluddin, S.H.

Halaman 18 dari 18 Putusan Nomor 27/Pid.Sus/2021/PN Tkn

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI
Halaman

Anda mungkin juga menyukai