Anda di halaman 1dari 36

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

putusan.mahkamahagung.go.id
PUTUSAN
Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Jantho yang mengadili perkara pidana dengan acara pemeriksaan
biasa dalam tingkat pertama menjatuhkan putusan sebagai berikut
dalam perkara Terdakwa:
1. Nama lengkap : Amiruddin Bin Alm Ramli;
2. Tempat lahir : Reudeup;
3. Umur/Tanggal lahir : 40 Tahun / 19 Juli 1980;
4. Jenis kelamin : Laki-laki;
5. Kebangsaan : Indonesia;
6. Tempat tinggal : Dusun Cot Jeumpa Desa teubang Phui Mesjid Kec.
montasik. Kab. Aceh besar;
7. Agama : Islam;
8. Pekerjaan : Wiraswasta;
Terdakwa ditahan dalam tahanan rutan oleh:
1. Penyidik sejak tanggal 18 November 2020 sampai dengan tanggal 7
Desember 2020;
2. Penyidik Perpanjangan Oleh Penuntut Umum sejak tanggal 8 Desember 2020
sampai dengan tanggal 16 Januari 2021;
3. Penyidik Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal
17 Januari 2021 sampai dengan tanggal 15 Februari 2021;
4. Penyidik Perpanjangan Kedua Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal
16 Februari 2021 sampai dengan tanggal 17 Maret 2021;
5. Penuntut Umum sejak tanggal 18 Maret 2021 sampai dengan tanggal 6 April
2021;
6. Penuntut Umum Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan Negeri sejak
tanggal 7 April 2021 sampai dengan tanggal 6 Mei 2021
7. Hakim Pengadilan Negeri sejak tanggal 26 April 2021 sampai dengan tanggal
25 Mei 2021;
8. Hakim Pengadilan Negeri Perpanjangan Pertama Oleh Ketua Pengadilan
Negeri sejak tanggal 26 Mei 2021 sampai dengan tanggal 24 Juli 2021 Terdakwa
didampingi oleh Penasihat Hukum Ramli Husen, S.H., dan Izwar Idris,
S.H., Penasihat Hukum, berkantor Advokat/Konsultan Hukum “Ramli Husen, S.H., &
Associates” di Jalan Cut Meutia No. 20, Lt-II Kota Banda Aceh berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 03 Mei 2021;
Pengadilan Negeri tersebut;
Setelah membaca:
- Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jantho Nomor 66/Pid.B/2021/PN
Jth tanggal 26 April 2021 tentang penunjukan Majelis Hakim;
- Penetapan Majelis Hakim Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth tanggal 26 April
2021 tentang penetapan hari sidang;
- Berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;
Setelah mendengar keterangan Saksi-saksi dan Terdakwa serta memperhatikan
bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;

Halaman 1 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Setelah mendengar pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Penuntut
Umum yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa AMIRUDDIN BIN (ALM) RAMLI terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penganiayaan yang
mengakibatkan kematian sebagaimana yang diatur dan diancam pidana dalam Pasal
355 ayat (2) KUHPidana sebagaimana didalam dakwaan alternatif kedua Penuntut
Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AMIRUDDIN BIN (ALM) RAMLI
berupa pidana penjara selama 12 (dua belas) tahun dikurangi selama terdakwa berada
dalam tahanan dan dengan perintah agar terdakwa tetap
ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa:
• 1 (satu) Satu unit sepeda motor No.Pol : BL 5167 AG,
Merk/Type: Yamaha/New Mio Blue Core CW, Tahun : 2016 beserta kunci dan
STNK Asli;
Dikembalikan kepada pemilik yang sah melalui terdakwa;
• 1 (satu) unit kendaraan roda 4 (empat) No Pol BL 8417 LW merk
Isuzu Panther Tahun 1994 warna hitam;
Dikembalikan kepada pemilik yang sah yaitu keluarga korban Khaidir;
• 1 (satu) pasang Plat BL No.Pol : BL 3944 OV;
• 1 (satu) buah helm merk WTO warna hitam;
• 1 (satu) buah celana jeans warna putih merk Air Light, beserta
tali pinggang warna hitam;
• 1 (satu) buah baju kaos warna putih merk Daiz;
• 1 (satu) buah Sweeter warna pink merk MG;
• 1 (satu) buah jilbab warna abu-abu merk shinar;
• 1 (satu) buah leging warna abu-abu merk bebe;
• 1 (satu) baju kaos warna ungu merk LEMONE;
• Sebilah parang gagang warna hitam dengan panjang sekira 80
(delapan puluh) Cm;
• 1 (satu) buah baju kaos lengan panjang warna hijau hitam merk
details;
Dirampas untuk dimusnahkan;
• 1 (satu) buah keping CD yang berisikan rekaman CCTV;
Tetap Terlampir dalam berkas perkara;
4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.
5.000,- (lima ribu rupiah);
Setelah mendengar Nota Pembelaan dari Terdakwa yang pada pokoknya
mohon diberikan hukuman seringan-ringannya, karena Terdakwa merupakan tulang
punggung keluarga, menyesal akan perbuatannya, mengaku
bersalah dan tidak akan mengulangi perbuatannya;
Setelah mendengar Nota Pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa yang pada
pokoknya sebagai berikut:

Halaman 2 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
1. Menyatakan kesalahan Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan, akan
tetapi terhadap Terdakwa tidak dapat dijatuhi hukuman pidana karena terdapat alasan
pemaaf akibat noodwr exes;
2. Melepaskan Terdakwa (onslag van recht vervolging) dari segala tuntutan
hukum atas perbuatan yang dilakukan terdakwa dalam surat dakwaan jaksa/penuntu
umum tersebut, baik dakwaan kesatu, kedua atau ketiga;
3. Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
serta martabatnya;
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara.
ATAU:
Apabila Yang Mulia Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan seringan-
ringannya;
Setelah mendengar tanggapan Penuntut Umum terhadap Nota
Pembelaan Terdakwa dan Nota Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa yang
pada pokoknya tetap pada tuntutannya;
Setelah mendengar Tanggapan Terdakwa dan Penasihat Hukum
Terdakwa terhadap tanggapan Penuntut Umum yang pada pokoknya tetap pada Nota
Pembelaannya;
Menimbang, bahwa Terdakwa diajukan ke persidangan oleh Penuntut Umum
didakwa berdasarkan surat dakwaan No. Reg. Perkara : PDM-
010/JTH/03/2021, tanggal 18 Maret 2021 sebagai berikut:
PERTAMA
Bahwa ia terdakwa AMIRUDDIN BIN (ALM) RAMLI pada hari Kamis
tanggal 12 November 2020 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu
lain dalam bulan November 2020 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun
2020 bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jantho, “dengan sengaja merampas nyawa
orang lain yaitu korban KHAIDIR”
perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul 19.00 wib pada
saat terdakwa dan saksi SRI TUTI yang merupakan istri terdakwa sedang berada di
rumah terdakwa yang bertempat di Desa Teubang Phui Mesjid Kec. Montasik Kab.
Aceh Besar, terdakwa melihat saksi SRI TUTI sedang sibuk bermain handphone di
dalam kamar tanpa memperdulikan terdakwa. Kemudian terdakwa mencurigai bahwa
saksi SRI TUTI akan segera pergi untuk menemui korban KHAIDIR, lalu terdakwa
langsung mengambil sebilah parang yang berada di dapur dan terdakwa meletakkan
sebilah parang tersebut di bawah jok 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z
warna hitam dengan Nopol BL 5167 AG milik terdakwa. Kemudian
Halaman 3 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
terdakwa menghampiri saksi SRI TUTI yang saat itu sedang berada di dalam kamar
dan terdakwa mengatakan kepada saksi SRI TUTI bahwa terdakwa akan pergi keluar
ke pasar untuk minum kopi. Setelah itu terdakwa langsung pergi menuju ke Desa
Aneuk Galong Kec. Montasik Kab. Aceh Besar dengan menggunakan 1 (satu) unit
sepeda motor Yamaha Mio Z warna hitam dengan Nopol BL 5167 AG tersebut.
Sesampainya di Tugu Simpang Aneuk Galong tepatnya di Desa Aneuk Galong Kec.
Montasik Kab. Aceh Besar terdakwa langsung memarkirkan 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha Mio Z tersebut di pinggir jalan sambil terdakwa memantau dan
menunggu saksi SRI TUTI keluar dari rumah dan melintas di jalan simpang Aneuk
Galong tersebut. Kemudian sekira pukul 19.30 wib terdakwa melihat saksi SRI
TUTI melintas di jalan simpang Aneuk Galong tersebut dengan menggunakan 1
(satu) unit sepeda motor Honda Scoopy warna merah dan saksi SRI TUTI berhenti di
toko obat milik saksi SRI YUNA yang berada di samping SPBU Aneuk Galong
tepatnya di Desa Aneuk Galong Kec. Montasik Kab. Aceh Besar, lalu terdakwa
langsung melapisi Nomor Polisi BL 5167 AG sepeda motor Yamaha Mio Z yang
dikemudikan oleh terdakwa tersebut dengan Nomor Polisi BL 3944 OV dengan cara
mengikatnya dengan karet dan terdakwa langsung mengikuti saksi SRI TUTI dari
belakang. Kemudian sambil terdakwa melihat dari jauh keberadaan saksi SRI TUTI
yang saat itu berada toko obat milik saksi SRI YUNA tersebut, terdakwa dihubungi
oleh saksi SRI TUTI dengan menggunakan handphone dan saksi SRI TUTI
mengatakan bahwa meminta izin kepada terdakwa untuk pergi membeli nasi di
simpang Aneuk Galong. Lalu terdakwa mengatakan “JANGAN LAMA-LAMA,
SETELAH ITU LANGSUNG PULANG”. Tidak lama kemudian terdakwa melihat
dari jauh saksi SRI YUNA datang menghampiri saksi SRI TUTI, lalu saksi SRI
TUTI bersama dengan saksi SRI YUNA pergi menuju ke arah Lambaro dengan
menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor Honda Scoopy warna merah yang mana
pada saat itu terdakwa langsung mengikuti lagi saksi SRI TUTI dari arah belakang
dengan jarak ± 20 (dua puluh) meter dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor
Yamaha Mio Z tersebut. Sesampainya di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa
Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, terdakwa melihat dari jauh saksi SRI
TUTI dan saksi SRI YUNA memarkirkan 1 (satu) unit sepeda motor Honda Scoopy
warna merah tersebut. Kemudian datang korban KHAIDIR menghampiri saksi SRI
TUTI dan saksi SRI YUNA dengan menggunakan 1 (satu) unit Isuzu Panther dengan
Nopol BL 8417 LW milik korban KHAIDIR, lalu saksi SRI TUTI dan
Halaman 4 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
saksi SRI YUNA langsung masuk ke dalam 1 (satu) unit Isuzu Panther milik korban
KHAIDIR tersebut yang mana pada saat itu saksi SRI TUTI duduk di sisi kiri korban
KHAIDIR dan saksi SRI YUNA duduk di belakang saksi SRI TUTI dan korban
KHAIDIR. Setelah itu saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban
KHAIDIR pergi menuju ke arah Desa Batoh Kota Banda Aceh dan terdakwa
mengikuti lagi dari arah belakang. Sesampainya di terminal bus Batoh Kota Banda
Aceh, saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR
berhenti di dalam terminal bus tersebut sedangkan terdakwa langsung
memberhentikan sepeda motor yang terdakwa kemudikan di tempat gelap tidak jauh
dari terminal bus tersebut. Kemudian terdakwa melihat saksi SRI TUTI dan korban
KHAIDIR memesan tiket jasa angkutan umum di terminal bus tersebut, lalu
terdakwa langsung mengambil sebilah barang yang berada di bawah jok 1 (satu) unit
sepeda motor Yamaha Mio Z yang terdakwa gunakan tersebut dan meletakkannya di
bagian depan sepeda motor Yamaha Mio Z tersebut. Setelah itu saksi SRI TUTI dan
saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR pergi lagi menuju ke arah
Lambaro dan terdakwa langsung mengikuti kembali dari arah belakang. Kemudian
sekira pukul 20.00 wib saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan
korban KHAIDIR berhenti lagi di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa
Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, lalu pada saat saksi SRI TUTI dan saksi
SRI YUNA turun dari dalam mobil tersebut, terdakwa langsung mendekati 1 (satu)
unit Isuzu Panther yang dikemudikan oleh korban KHAIDIR tersebut dan
memberhentikan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z yang terdakwa gunakan
tersebut di sisi kanan mobil yang dikemudikan oleh korban KHAIDIR tersebut.
Kemudian terdakwa turun dari sepeda motor dan mengambil sebilah parang yang
telah terdakwa letakkan di bagian depan sepeda motor Yamaha Mio Z dengan tangan
kanan terdakwa dan terdakwa langsung memecahkan kaca bagian depan sopir mobil
Isuzu Panther yang dikemudikan oleh korban KHAIDIR dengan menggunakan
parang tersebut. Kemudian korban KHAIDIR langsung turun dari dalam mobil
melalui sisi kiri pintu mobil tersebut dan korban KHAIDIR berlari menuju ke arah
depan Bank BRI Lambaro, lalu terdakwa langsung berlari mengejar korban
KHAIDIR dengan tangan kanan terdakwa memegang sebilah parang. kemudian pada
saat korban KHAIDIR berlari menjauhi terdakwa, korban KHAIDIR terjatuh di
depan diatas tanah, terdakwa langsung mendekati korban KHAIDIR dan langsung
membacok korban KHAIDIR dengan menggunakan sebilah parang yang mana pada
saat
Halaman 5 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
itu korban KHAIDIR menahan bacokan terdakwa dengan menggunakan tangan kiri
korban KHAIDIR, lalu terdakwa membacok lagi korban KHAIDIR ke bagian kaki
sebelah kiri korban KHAIDIR. Kemudian datang saksi SRI TUTI meghalau-halau
dan menarik-narik terdakwa sambil mengatakan “KA BANG UDIN, BEK LE”
(UDAH BANG UDIN, JANGAN LAGI”), lalu korban
KHAIDIR berusaha berdiri dan menjauhi terdakwa. Kemudian terdakwa mendorong
saksi SRI TUTI dengan mengatakan “KA WEH KAH” (AWAS KAMU) dan
terdakwa langsung mengejar lagi korban KHAIDIR, lalu terdakwa mendekati korban
KHAIDIR yang saat itu terjatuh lagi saat menjauhi korban KHAIDIR. Kemudian
terdakwa membacok lagi korban KHAIDIR secara berkali-kali bagian tubuh korban
KHAIDIR yang mana pada saat itu korban KHAIDIR menahan bacokan dari
terdakwa dengan menggunakan kedua belah tangan terdakwa sambil korban
KHAIDIR mengatakan “AMPUN BANG, AMPUN BANG”. Kemudian datang lagi
saksi SRI TUTI menghalau dan menarik-narik terdakwa, setelah itu terdakwa
langsung pergi meninggalkan
korban KHAIDIR;
- Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa korban KHAIDIR
meninggal dunia sebagaimana diterangkan dalam VISUM ET REPERTUM Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa Nomor : 400/106/RSUDM/2020 tanggal 19
November 2020 yang diperiksa dan ditandatangani oleh dr. Nanda
Lestia dengan hasil pemeriksaan:
• Tampak luka robek di bahu kiri, ukuran ± 3cm x 2cm x 1,5cm;
• Tampak luka roek dari pangkal ibu jari telapak tangan hingga ⅓ bawah
lengan bawah bagian dalam, ukuran ± 10cm x 7cm x 3cm, robekan mengenai
urat, otot dan pembuluh darah dengan pendarahan
aktif;
• Tampak luka robek di punggung tangan kiri, ukuran ± 8cm x 2cm
x 1,5 cm;
• Robekan mengenai urat, pembuluh darah hingga ke tulang.
Terlihat 3 patahan tulang tangan;
• Tampak luka robek di lengan kiri bawah dari ⅓ atas hingga ⅓
bawah bagian dalam, ukuran ± 15 cm x 5 cm x 2,5cm. Robekan mengenai
otot dan pembuluh darah;
• Tampak luka sayatan di perut kanan, ukuran 5cm x 0,3cm x
0,2cm;
• Tampak luka robek di ⅓ atas betis kiri bagian luar, ukuran ± 8cm
x 3cm x 3cm. Robekan mengenai otot dan pembuluh darah;
• Tampak luka lecet di lutut kiri, ukuran ± 3cm x 1cm;
Dari hasil pemeriksaan diperoleh kesimpulan telah dilakukan pemeriksaan VER
terhadap laki-laki usia 41 tahun, dari pemeriksaan yang dilakukan

Halaman 6 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
ditemukan luka robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung tangan
kiri, lengan kiri bawah, luka sayatan di perut kanan, luka robek di betis kiri bagian
luar, luka lecet lutut kiri yang diakibatkan karena ruda paksa benda tajam dan
tumpul;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai
Pasal
KEDU 338 KUHPidana;
A
ATAU
tanggal 12Bahwa ia terdakwa
November AMIRUDDIN
2020 sekira pukul 20.00BIN
Wib(ALM) RAMLI pada pada
atau setidak-tidaknya hari Kamis
waktu lain dalam bulan November 2020 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam
tahun 2020 bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin
Jaya Kab. Aceh Besar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jantho, “melakukan penganiayaan berat yang
dilakukan dengan rencana terlebih dahulu yang mengakibatkan kematian” perbuatan
tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul 19.00 wib pada
saat terdakwa dan saksi SRI TUTI yang merupakan istri terdakwa sedang berada di
rumah terdakwa yang bertempat di Desa Teubang Phui Mesjid Kec. Montasik Kab.
Aceh Besar, terdakwa melihat saksi SRI TUTI sedang sibuk bermain handphone di
dalam kamar tanpa memperdulikan terdakwa. Kemudian terdakwa mencurigai bahwa
saksi SRI TUTI akan segera pergi untuk menemui korban KHAIDIR, lalu terdakwa
langsung mengambil sebilah parang yang berada di dapur dan terdakwa meletakkan
sebilah parang tersebut di bawah jok 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z
warna hitam dengan Nopol BL 5167 AG milik terdakwa. Kemudian terdakwa
menghampiri saksi SRI TUTI yang saat itu sedang berada di dalam kamar dan
terdakwa mengatakan kepada saksi SRI TUTI bahwa terdakwa akan pergi keluar ke
pasar untuk minum kopi. Setelah itu terdakwa langsung pergi menuju ke Desa Aneuk
Galong Kec. Montasik Kab. Aceh Besar dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha Mio Z warna hitam dengan Nopol BL 5167 AG tersebut.
Sesampainya di Tugu Simpang Aneuk Galong tepatnya di Desa Aneuk Galong Kec.
Montasik Kab. Aceh Besar terdakwa langsung memarkirkan 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha Mio Z tersebut di pinggir jalan sambil terdakwa memantau dan
menunggu saksi SRI TUTI keluar dari rumah dan melintas di jalan simpang Aneuk
Galong tersebut. Kemudian sekira pukul 19.30 wib terdakwa melihat saksi SRI
TUTI melintas

Halaman 7 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
di jalan simpang Aneuk Galong tersebut dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Scoopy warna merah dan saksi SRI TUTI berhenti di toko obat milik
saksi SRI YUNA yang berada di samping SPBU Aneuk Galong tepatnya di Desa
Aneuk Galong Kec. Montasik Kab. Aceh Besar, lalu terdakwa langsung melapisi
Nomor Polisi BL 5167 AG sepeda motor Yamaha Mio Z yang dikemudikan oleh
terdakwa tersebut dengan Nomor Polisi BL 3944 OV dengan cara mengikatnya
dengan karet dan terdakwa langsung mengikuti saksi SRI TUTI dari belakang.
Kemudian sambil terdakwa melihat dari jauh keberadaan saksi SRI TUTI yang saat
itu berada toko obat milik saksi SRI YUNA tersebut, terdakwa dihubungi oleh saksi
SRI TUTI dengan menggunakan handphone dan saksi SRI TUTI mengatakan bahwa
meminta izin kepada terdakwa untuk pergi membeli nasi di simpang Aneuk Galong.
Lalu terdakwa mengatakan “JANGAN LAMA-LAMA, SETELAH ITU
LANGSUNG PULANG”. Tidak lama kemudian terdakwa melihat dari jauh saksi
SRI YUNA datang menghampiri saksi SRI TUTI, lalu saksi SRI TUTI bersama
dengan saksi SRI YUNA pergi menuju ke arah Lambaro dengan menggunakan 1
(satu) unit sepeda motor Honda Scoopy warna merah yang mana pada saat itu
terdakwa langsung mengikuti lagi saksi SRI TUTI dari arah belakang dengan jarak ±
20 (dua puluh) meter dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio
Z tersebut. Sesampainya di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro
Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, terdakwa melihat dari jauh saksi SRI TUTI dan
saksi SRI YUNA memarkirkan 1 (satu) unit sepeda motor Honda Scoopy warna
merah tersebut. Kemudian datang korban KHAIDIR menghampiri saksi SRI TUTI
dan saksi SRI YUNA dengan menggunakan 1 (satu) unit Isuzu Panther dengan
Nopol BL 8417 LW milik korban KHAIDIR, lalu saksi SRI TUTI dan saksi SRI
YUNA langsung masuk ke dalam 1 (satu) unit Isuzu Panther milik korban KHAIDIR
tersebut yang mana pada saat itu saksi SRI TUTI duduk di sisi kiri korban KHAIDIR
dan saksi SRI YUNA duduk di belakang saksi SRI TUTI dan korban KHAIDIR.
Setelah itu saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR
pergi menuju ke arah Desa Batoh Kota Banda Aceh dan terdakwa mengikuti lagi dari
arah belakang. Sesampainya di terminal bus Batoh Kota Banda Aceh, saksi SRI
TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR berhenti di dalam
terminal bus tersebut sedangkan terdakwa langsung memberhentikan sepeda motor
yang terdakwa kemudikan di tempat gelap tidak jauh dari terminal bus tersebut.
Kemudian terdakwa melihat saksi SRI TUTI dan korban KHAIDIR memesan
Halaman 8 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
tiket jasa angkutan umum di terminal bus tersebut, lalu terdakwa langsung
mengambil sebilah barang yang berada di bawah jok 1 (satu) unit sepeda motor
Yamaha Mio Z yang terdakwa gunakan tersebut dan meletakkannya di bagian depan
sepeda motor Yamaha Mio Z tersebut. Setelah itu saksi SRI TUTI dan saksi SRI
YUNA bersama dengan korban KHAIDIR pergi lagi menuju ke arah Lambaro dan
terdakwa langsung mengikuti kembali dari arah belakang. Kemudian sekira pukul
20.00 wib saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR
berhenti lagi di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar, lalu pada saat saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA turun dari
dalam mobil tersebut, terdakwa langsung mendekati 1 (satu) unit Isuzu Panther yang
dikemudikan oleh korban KHAIDIR tersebut dan memberhentikan 1 (satu) unit
sepeda motor Yamaha Mio Z yang terdakwa gunakan tersebut di sisi kanan mobil
yang dikemudikan oleh korban KHAIDIR tersebut. Kemudian terdakwa turun dari
sepeda motor dan mengambil sebilah parang yang telah terdakwa letakkan di bagian
depan sepeda motor Yamaha Mio Z dengan tangan kanan terdakwa dan terdakwa
langsung memecahkan kaca bagian depan sopir mobil Isuzu Panther yang
dikemudikan oleh korban KHAIDIR dengan menggunakan parang tersebut.
Kemudian korban KHAIDIR langsung turun dari dalam mobil melalui sisi kiri pintu
mobil tersebut dan korban KHAIDIR berlari menuju ke arah depan Bank BRI
Lambaro, lalu terdakwa langsung berlari mengejar korban KHAIDIR dengan tangan
kanan terdakwa memegang sebilah parang. kemudian pada saat korban KHAIDIR
berlari menjauhi terdakwa, korban KHAIDIR terjatuh di depan diatas tanah,
terdakwa langsung mendekati korban KHAIDIR dan langsung membacok korban
KHAIDIR dengan menggunakan sebilah parang yang mana pada saat itu korban
KHAIDIR menahan bacokan terdakwa dengan menggunakan tangan kiri korban
KHAIDIR, lalu terdakwa membacok lagi korban KHAIDIR ke bagian kaki sebelah
kiri korban KHAIDIR. Kemudian datang saksi SRI TUTI meghalau-halau dan
menarik-narik terdakwa sambil mengatakan “KA BANG UDIN, BEK LE” (UDAH
BANG UDIN, JANGAN LAGI”), lalu korban
KHAIDIR berusaha berdiri dan menjauhi terdakwa. Kemudian terdakwa mendorong
saksi SRI TUTI dengan mengatakan “KA WEH KAH” (AWAS KAMU) dan
terdakwa langsung mengejar lagi korban KHAIDIR, lalu terdakwa mendekati korban
KHAIDIR yang saat itu terjatuh lagi saat menjauhi korban KHAIDIR. Kemudian
terdakwa membacok lagi korban KHAIDIR secara berkali-kali bagian tubuh korban
KHAIDIR yang mana pada saat itu korban
Halaman 9 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
KHAIDIR menahan bacokan dari terdakwa dengan menggunakan kedua belah
tangan terdakwa sambil korban KHAIDIR mengatakan “AMPUN BANG, AMPUN
BANG”. Kemudian datang lagi saksi SRI TUTI menghalau dan menarik-narik
terdakwa, setelah itu terdakwa langsung pergi meninggalkan korban KHAIDIR;
- Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa korban KHAIDIR
meninggal dunia sebagaimana diterangkan dalam VISUM ET REPERTUM Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa Nomor : 400/106/RSUDM/2020 tanggal 19
November 2020 yang diperiksa dan ditandatangani oleh dr. Nanda Lestia dengan
hasil pemeriksaan:
• Tampak luka robek di bahu kiri, ukuran ± 3cm x 2cm x 1,5cm;
• Tampak luka roek dari pangkal ibu jari telapak tangan hingga ⅓ bawah
lengan bawah bagian dalam, ukuran ± 10cm x 7cm x 3cm, robekan mengenai
urat, otot dan pembuluh darah dengan pendarahan
aktif;
• Tampak luka robek di punggung tangan kiri, ukuran ± 8cm x 2cm
x 1,5 cm;
• Robekan mengenai urat, pembuluh darah hingga ke tulang.
Terlihat 3 patahan tulang tangan;
• Tampak luka robek di lengan kiri bawah dari ⅓ atas hingga ⅓
bawah bagian dalam, ukuran ± 15 cm x 5 cm x 2,5cm. Robekan mengenai otot
dan pembuluh darah;
• Tampak luka sayatan di perut kanan, ukuran 5cm x 0,3cm x
0,2cm;
• Tampak luka robek di ⅓ atas betis kiri bagian luar, ukuran ± 8cm
x 3cm x 3cm. Robekan mengenai otot dan pembuluh darah;
• Tampak luka lecet di lutut kiri, ukuran ± 3cm x 1cm;
Dari hasil pemeriksaan diperoleh kesimpulan telah dilakukan pemeriksaan VER
terhadap laki-laki usia 41 tahun, dari pemeriksaan yang dilakukan ditemukan luka
robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung tangan kiri, lengan kiri
bawah, luka sayatan di perut kanan, luka robek di betis kiri bagian luar, luka lecet
lutut kiri yang diakibatkan karena ruda paksa
benda tajam dan tumpul;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai
Pasal 355 Ayat (2) KUHPidana;
ATAU
KETIGA
Bahwa ia terdakwa AMIRUDDIN BIN (ALM) RAMLI pada hari Kamis
tanggal 12 November 2020 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu
lain dalam bulan November 2020 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun
2020 bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa

Halaman 10 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain
yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jantho, “melakukan
penganiayaan yang dilakukan dengan rencana terlebih dahulu yang mengakibatkan
kematian” perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul 19.00
wib pada saat terdakwa dan saksi SRI TUTI yang merupakan istri terdakwa sedang
berada di rumah terdakwa yang bertempat di Desa Teubang Phui Mesjid Kec.
Montasik Kab. Aceh Besar, terdakwa melihat saksi SRI TUTI sedang sibuk bermain
handphone di dalam kamar tanpa memperdulikan terdakwa. Kemudian terdakwa
mencurigai bahwa saksi SRI TUTI akan segera pergi untuk menemui korban
KHAIDIR, lalu terdakwa langsung mengambil sebilah parang yang berada di dapur
dan terdakwa meletakkan sebilah parang tersebut di bawah jok 1 (satu) unit sepeda
motor Yamaha Mio Z warna hitam dengan Nopol BL 5167 AG milik terdakwa.
Kemudian terdakwa menghampiri saksi SRI TUTI yang saat itu sedang berada di
dalam kamar dan terdakwa mengatakan kepada saksi SRI TUTI bahwa terdakwa
akan pergi keluar ke pasar untuk minum kopi. Setelah itu terdakwa langsung pergi
menuju ke Desa Aneuk Galong Kec. Montasik Kab. Aceh Besar dengan
menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z warna hitam dengan Nopol
BL 5167 AG tersebut. Sesampainya di Tugu Simpang Aneuk Galong tepatnya di
Desa Aneuk Galong Kec. Montasik Kab. Aceh Besar terdakwa langsung
memarkirkan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z tersebut di pinggir jalan
sambil terdakwa memantau dan menunggu saksi SRI TUTI keluar dari rumah dan
melintas di jalan simpang Aneuk Galong tersebut. Kemudian sekira pukul 19.30 wib
terdakwa melihat saksi SRI TUTI melintas di jalan simpang Aneuk Galong tersebut
dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor Honda Scoopy warna merah dan
saksi SRI TUTI berhenti di toko obat milik saksi SRI YUNA yang berada di samping
SPBU Aneuk Galong tepatnya di Desa Aneuk Galong Kec. Montasik Kab. Aceh
Besar, lalu terdakwa langsung melapisi Nomor Polisi BL 5167 AG sepeda motor
Yamaha Mio Z yang dikemudikan oleh terdakwa tersebut dengan Nomor Polisi BL
3944 OV dengan cara mengikatnya dengan karet dan terdakwa langsung mengikuti
saksi SRI TUTI dari belakang. Kemudian sambil terdakwa melihat dari jauh
keberadaan saksi SRI TUTI yang saat itu berada toko obat milik saksi SRI YUNA
tersebut, terdakwa dihubungi oleh saksi SRI TUTI dengan menggunakan handphone
dan saksi SRI TUTI mengatakan bahwa meminta
Halaman 11 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
izin kepada terdakwa untuk pergi membeli nasi di simpang Aneuk Galong. Lalu
terdakwa mengatakan “JANGAN LAMA-LAMA, SETELAH ITU LANGSUNG
PULANG”. Tidak lama kemudian terdakwa melihat dari jauh saksi SRI YUNA
datang menghampiri saksi SRI TUTI, lalu saksi SRI TUTI bersama dengan saksi SRI
YUNA pergi menuju ke arah Lambaro dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda
motor Honda Scoopy warna merah yang mana pada saat itu terdakwa langsung
mengikuti lagi saksi SRI TUTI dari arah belakang dengan jarak ± 20 (dua puluh)
meter dengan menggunakan 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z tersebut.
Sesampainya di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar, terdakwa melihat dari jauh saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA
memarkirkan 1 (satu) unit sepeda motor Honda Scoopy warna merah tersebut.
Kemudian datang korban KHAIDIR menghampiri saksi SRI TUTI dan saksi SRI
YUNA dengan menggunakan 1 (satu) unit Isuzu Panther dengan Nopol BL 8417 LW
milik korban KHAIDIR, lalu saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA langsung masuk
ke dalam 1 (satu) unit Isuzu Panther milik korban KHAIDIR tersebut yang mana
pada saat itu saksi SRI TUTI duduk di sisi kiri korban KHAIDIR dan saksi SRI
YUNA duduk di belakang saksi SRI TUTI dan korban KHAIDIR. Setelah itu saksi
SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR pergi menuju ke
arah Desa Batoh Kota Banda Aceh dan terdakwa mengikuti lagi dari arah belakang.
Sesampainya di terminal bus Batoh Kota Banda Aceh, saksi SRI TUTI dan saksi SRI
YUNA bersama dengan korban KHAIDIR berhenti di dalam terminal bus tersebut
sedangkan terdakwa langsung memberhentikan sepeda motor yang terdakwa
kemudikan di tempat gelap tidak jauh dari terminal bus tersebut. Kemudian terdakwa
melihat saksi SRI TUTI dan korban KHAIDIR memesan tiket jasa angkutan umum
di terminal bus tersebut, lalu terdakwa langsung mengambil sebilah barang yang
berada di bawah jok 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Mio Z yang terdakwa
gunakan tersebut dan meletakkannya di bagian depan sepeda motor Yamaha Mio Z
tersebut. Setelah itu saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA bersama dengan korban
KHAIDIR pergi lagi menuju ke arah Lambaro dan terdakwa langsung mengikuti
kembali dari arah belakang. Kemudian sekira pukul 20.00 wib saksi SRI TUTI dan
saksi SRI YUNA bersama dengan korban KHAIDIR berhenti lagi di depan Bank
BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, lalu pada
saat saksi SRI TUTI dan saksi SRI YUNA turun dari dalam mobil tersebut, terdakwa
langsung mendekati 1 (satu) unit Isuzu Panther yang
Halaman 12 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dikemudikan oleh korban KHAIDIR tersebut dan memberhentikan 1 (satu) unit
sepeda motor Yamaha Mio Z yang terdakwa gunakan tersebut di sisi kanan mobil
yang dikemudikan oleh korban KHAIDIR tersebut. Kemudian terdakwa turun dari
sepeda motor dan mengambil sebilah parang yang telah terdakwa letakkan di bagian
depan sepeda motor Yamaha Mio Z dengan tangan kanan terdakwa dan terdakwa
langsung memecahkan kaca bagian depan sopir mobil Isuzu Panther yang
dikemudikan oleh korban KHAIDIR dengan menggunakan parang tersebut.
Kemudian korban KHAIDIR langsung turun dari dalam mobil melalui sisi kiri pintu
mobil tersebut dan korban KHAIDIR berlari menuju ke arah depan Bank BRI
Lambaro, lalu terdakwa langsung berlari mengejar korban KHAIDIR dengan tangan
kanan terdakwa memegang sebilah parang. kemudian pada saat korban KHAIDIR
berlari menjauhi terdakwa, korban KHAIDIR terjatuh di depan diatas tanah,
terdakwa langsung mendekati korban KHAIDIR dan langsung membacok korban
KHAIDIR dengan menggunakan sebilah parang yang mana pada saat itu korban
KHAIDIR menahan bacokan terdakwa dengan menggunakan tangan kiri korban
KHAIDIR, lalu terdakwa membacok lagi korban KHAIDIR ke bagian kaki sebelah
kiri korban KHAIDIR. Kemudian datang saksi SRI TUTI meghalau-halau dan
menarik-narik terdakwa sambil mengatakan “KA BANG UDIN, BEK LE” (UDAH
BANG UDIN, JANGAN LAGI”), lalu korban
KHAIDIR berusaha berdiri dan menjauhi terdakwa. Kemudian terdakwa mendorong
saksi SRI TUTI dengan mengatakan “KA WEH KAH” (AWAS KAMU) dan
terdakwa langsung mengejar lagi korban KHAIDIR, lalu terdakwa mendekati korban
KHAIDIR yang saat itu terjatuh lagi saat menjauhi korban KHAIDIR. Kemudian
terdakwa membacok lagi korban KHAIDIR secara berkali-kali bagian tubuh korban
KHAIDIR yang mana pada saat itu korban KHAIDIR menahan bacokan dari
terdakwa dengan menggunakan kedua belah tangan terdakwa sambil korban
KHAIDIR mengatakan “AMPUN BANG, AMPUN BANG”. Kemudian datang lagi
saksi SRI TUTI menghalau dan menarik-narik terdakwa, setelah itu terdakwa
langsung pergi meninggalkan
korban KHAIDIR;
- Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa korban KHAIDIR
meninggal dunia sebagaimana diterangkan dalam VISUM ET REPERTUM Rumah
Sakit Umum Daerah Meuraxa Nomor : 400/106/RSUDM/2020 tanggal 19
November 2020 yang diperiksa dan ditandatangani oleh dr. Nanda
Lestia dengan hasil pemeriksaan:
• Tampak luka robek di bahu kiri, ukuran ± 3cm x 2cm x 1,5cm;
Halaman 13 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
• Tampak luka roek dari pangkal ibu jari telapak tangan hingga ⅓
bawah lengan bawah bagian dalam, ukuran ± 10cm x 7cm x 3cm,
robekan mengenai urat, otot dan pembuluh darah dengan pendarahan aktif;
• Tampak luka robek di punggung tangan kiri, ukuran ± 8cm x 2cm
x 1,5 cm;
• Robekan mengenai urat, pembuluh darah hingga ke tulang.
Terlihat 3 patahan tulang tangan;
• Tampak luka robek di lengan kiri bawah dari ⅓ atas hingga ⅓
bawah bagian dalam, ukuran ± 15 cm x 5 cm x 2,5cm. Robekan mengenai
otot dan pembuluh darah;
• Tampak luka sayatan di perut kanan, ukuran 5cm x 0,3cm x
0,2cm;
• Tampak luka robek di ⅓ atas betis kiri bagian luar, ukuran ± 8cm
x 3cm x 3cm. Robekan mengenai otot dan pembuluh darah;
• Tampak luka lecet di lutut kiri, ukuran ± 3cm x 1cm;
Dari hasil pemeriksaan diperoleh kesimpulan telah dilakukan pemeriksaan VER
terhadap laki-laki usia 41 tahun, dari pemeriksaan yang dilakukan ditemukan luka
robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung tangan kiri, lengan kiri
bawah, luka sayatan di perut kanan, luka robek di betis kiri bagian luar, luka lecet
lutut kiri yang diakibatkan karena ruda paksa
benda tajam dan tumpul;
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai
Pasal 353 Ayat (3) KUHPidana;
Menimbang, bahwa terhadap dakwaan Penuntut Umum, Terdakwa dan atau
Penasihat Hukum Terdakwa telah mengerti dan tidak akan mengajukan
keberatan;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah
mengajukan Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Saksi Sri Tuti Binti Sofyan dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh pihak Kepolisian dan
keterangan yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisian
tersebut benar;
- Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa, yang dimana Terdakwa
merupakan suami Saksi;
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul

Republ
20.00 Wib bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro
Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan
oleh Terdakwa kepada korban Khaidir;
- Bahwa saat melakukan tindak kekerasan terhadap korban

Halaman 14 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Khaidir, Terdakwa
dengan panjang ± 80menggunakan alat bantu
cm yang dilakukan olehberupa 1 (satu)
Terdakwa bilahdiri;
seorang parang
- Bahwa saat Terdakwa melakukan tindak kekerasan terhadap korban
Khaidir, korban Khaidir tidak ada melakukan perlawanan namun Saksi sempat
melihat korban Khaidir menangkis serangan dan ayunan
parang Terdakwa dengan tangan kiri korban Khaidir;
- Bahwa korban Khaidir mengalami sejumlah luka bacok namun Saksi
tidak tahu dimana saja dan pada hari Jum’at tanggal 13 November 2020 sekira
pukul 05.00 wib saat Saksi masih dimintai keterangan oleh anggota polisi, Saksi
diberitahukan bahwa korban Khaidir sudah
meninggal dunia di RSUD ZA Banda Aceh;
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
19.30 wib Saksi bersama Saksi Sri Yuna pergi dengan menggunakan sepeda
motor dari Simpang Aneuk Galong Kec. Montasik menuju arah Lambaro
tepatnya didepan Bank BRI KCP Lambaro Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab.
Aceh Besar yang sebelumnya Saksi sudah membuat janji dengan korban Khaidir
untuk bertemu di depan Bank BRI KCP Lambaro, selanjutnya sekira pukul 19.40
wib Saksi bersama dengan Saksi Sri Yuna sampai di depan Bank BRI KCP

Republi
Lambaro dan saat itu korban Khaidir juga sudah sampai dengan menggunakan
mobil jenis isuzu panther pick up warna hitam, selanjutnya Saksi bersama
dengan Saksi Sri Yuna langsung masuk kedalam mobil korban Khaidir, lalu

k
Saksi bersama dengan Saksi Sri Yuna serta korban Khaidir pergi menuju ke
terminal Bus Desa Batoh Kec. Leung Bata Kota Banda Aceh dengan maksud
untuk membeli tiket perjalanan ke Medan yang dimana sebelumnya sudah jauh-
jauh hari Saksi berniat pergi ke Medan berdua dengan Saksi Sri Yuna,
selanjutnya setelah membeli tiket bus Saksi bersama dengan Saksi Sri Yuna serta
korban Khaidir menuju ke arah bundaran lambaro dengan maksud untuk
membeli nasi goreng jakarta yang ada didepan mesjid lambaro, kemudian setelah
selesai membeli nasi goreng tersebut kami pergi lagi melewati bundaran
lambaro dan kami kembali berhenti lagi di depan Bank BRI KCP Lambaro Desa
Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, selanjutnya sekira pukul
20.00 wib Saksi dan Saksi Sri Yuna langsung turun dari dalam mobil korban
Khaidir, kemudian tiba-tiba kaca samping sebelah sopir di pukul sampai pecah
oleh seseorang yang saat itu Saksi tidak ketahui siapa yang melakukannya,
selanjutnya Saksi dan Saksi Sri Yuna lihat korban Khaidir keluar dari pintu
sebelah kiri mobil dan berlari sempat
Halaman 15 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
berbenturan dengan Saksikaca
orang yang memecahkan Sri Yuna
mobil hingga
tersebutSaksi Sri Yuna
mengejar jatuh,
korban lalu
Khaidir
melintasi antara Saksi dan Saksi Sri Yuna sambil memegang sebilah parang, saat
itu Saksi langsung mengenali bahwa orang yang mengejar korban Khaidir
tersebut adalah suami Saksi (Terdakwa), selanjutnya saksi lihat korban Khaidir
berlari sampai terjatuh dan pada saat posisi terjatuh itulah Terdakwa membacok
korban Khaidir berkali-kali dengan menggunakan sebilah parang yang Terdakwa
bawa tersebut sehingga korban Khaidir luka dan berdarah, selanjutnya Saksi
secara spontan langsung melerai Terdakwa dengan korban Khaidir dengan cara
menghalangi dan menarik baju Terdakwa akan tetapi Terdakwa tidak
menghiraukan Saksi. Bahwa saat itu Saksi lihat korban Khaidir yang dalam
kondisi terluka dan berdarah menghindari serangan Terdakwa dengan menangkis
dengan tangan kiri korban Khaidir, serta berlari menjauhi Terdakwa namun
korban Khaidir jatuh lagi lalu korban Khaidir kembali dibacok dengan parang
berkali-kali oleh Terdakwa dan saat itu Saksi juga masih menarik tangan
Terdakwa agar tidak lagi membacok korban Khaidir, saat itu Saksi lihat korban
Khaidir sempat bangun dan berlari ke depan toko laundry disamping showroom

Republi
yamaha, namun saat itu tangan Terdakwa lepas dari tangan Saksi dan Terdakwa
kembali mengejar korban Khaidir serta kembali membacok korban berkali-kali,
kemudian Saksi kembali mengejar Terdakwa dengan maksud untuk menghalangi

k
Terdakwa agar tidak membacok korban Khaidir lagi namun Terdakwa
mendorong Saksi, lalu Saksi sempat mendengar Terdakwa berkata pada korban
Khaidir “saket that hate ke, ka ouk inong ke“, lalu korban menjawab “ampon
bang, han le“, selanjutnya Saksi Sri Yuna datang menghampiri Saksi dan kami
pun menjauhi tempat kejadian dengan masuk ke dalam toko laundry disamping
Toko kue dan saat itu Saksi tidak tahu lagi apa yang terjadi, selanjutnya sekitar
kurang lebih 5 menit dalam toko tersebut Saksi bersama dengan Saksi Sri Yuna
keluar dari dalam toko untuk melihat situasi apakah Terdakwa sudah pergi dan
saat itu kami lihat Terdakwa sudah tidak ada lagi dan sudah ramai masyarakat
sehingga Saksi meminta tolong kepada seseorang yang ada didepan atm BRI
tersebut, lalu orang tersebut mengantar Saksi ke Polsek Ingin Jaya untuk
melaporkan kejadian tersebut, selanjutnya anggota polisi dengan mengendarai
mobil patroli langsung pergi ke tempat kejadian, sedangkan Saksi
mengamankan diri di Polsek Ingin Jaya,
Halaman 16 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
kemudian saat berada
menelpon Terdakwa dan di Polsek Ingin
menanyakan Jaya
kenapa Saksi melakukan
Terdakwa masih sempat
hal
tersebut dan Terdakwa menjawab bahwa Terdakwa merasa sakit hati dengan
korban Khaidir namun Terdakwa tidak berniat untuk membunuh korban Khaidir
karena takut dosa, kemudian Terdakwa langsung mematikan telpon dari Saksi;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui secara pasti maskud dan tujuan
Terdakwa melakukan kekerasan kepada korban Khaidir namun setahu saksi
Terdakwa sakit hati dan cemburu kepada korban Khaidir karena Saksi selaku
istri sah Terdakwa pergi bersama laki-laki lain yaitu korban
Khaidir;
- Bahwa setahu Saksi, korban Khaidir sudah diingatkan oleh
Terdakwa agar tidak menganggu Saksi;
- Bahwa antara Saksi dan Terdakwa masih berstatus hubungan suami
istri sah, sedangkan hubungan Saksi dengan korban Khaidir
adalah teman dekat;
- Bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkannya dan tidak keberatan dengan keterangan Saksi

Republ
tersebut;
2. Saksi Sri Yuna Binti (alm) Saiful Bahri dibawah sumpah pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh pihak Kepolisian dan
keterangan yang termuat dalam Berita Acara Pemeriksaan di Kepolisian
tersebut benar;
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
20.00 Wib bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro
Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan
oleh Terdakwa kepada korban Khaidir;
- Bahwa saat melakukan tindak kekerasan terhadap korban Khaidir,
Terdakwa menggunakan alat bantu berupa 1 (satu) bilah parang
dengan panjang ± 80 cm yang dilakukan oleh Terdakwa seorang diri;
- Bahwa saat Terdakwa melakukan tindak kekerasan terhadap korban
Khaidir, korban Khaidir tidak ada melakukan perlawanan namun Saksi sempat
melihat korban Khaidir menangkis serangan dan ayunan
parang Terdakwa dengan tangan kiri korban Khaidir;
- Bahwa korban Khaidir mengalami sejumlah luka bacok namun Saksi

Republ
tidak tahu dimana saja dan pada hari Jum’at tanggal 13 November 2020 sekira
pukul 05.00 wib korban Khaidir sudah meninggal dunia di
RSUD ZA Banda Aceh;
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
19.30 wib Saksi bersama Saksi Sri Tuti pergi dengan menggunakan

Halaman 17 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
sepeda
Lambaromotor dari didepan
tepatnya SimpangBank
Aneuk
BRIGalong Kec. Montasik
KCP Lambaro menuju Kec.
Desa Lambaro arah
Ingin Jaya Kab. Aceh Besar yang sebelumnya Saksi Sri Tuti sudah membuat
janji dengan korban Khaidir untuk bertemu di depan Bank BRI KCP Lambaro,
selanjutnya sekira pukul 19.40 wib Saksi bersama dengan Saksi Sri Tuti sampai
di depan Bank BRI KCP Lambaro dan saat itu korban Khaidir juga sudah sampai
dengan menggunakan mobil jenis isuzu panther pick up warna hitam, selanjutnya
Saksi bersama dengan Saksi Saksi Sri Tuti langsung masuk kedalam mobil
korban Khaidir, lalu Saksi bersama dengan Saksi Saksi Sri Tuti serta korban
Khaidir pergi menuju ke terminal Bus Desa Batoh Kec. Leung Bata Kota Banda
Aceh dengan maksud untuk membeli tiket perjalanan ke Medan yang dimana
sebelumnya sudah jauh-jauh hari Saksi berniat pergi ke Medan berdua dengan
Saksi Saksi Sri Tuti, selanjutnya setelah membeli tiket bus Saksi bersama dengan
Saksi Sri Tuti serta korban Khaidir menuju ke arah bundaran lambaro dengan
maksud untuk membeli nasi goreng jakarta yang ada didepan mesjid lambaro,
kemudian setelah selesai membeli nasi goreng tersebut kami pergi lagi
melewati bundaran lambaro dan kami kembali berhenti lagi di depan Bank BRI

sekira pukul
Republi
KCP Lambaro Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, selanjutnya

20.00 wib Saksi dan Saksi Saksi Sri Tuti langsung turun dari dalam mobil korban

k
Khaidir, kemudian tiba-tiba kaca samping sebelah sopir di pukul sampai pecah
oleh seseorang yang saat itu Saksi tidak ketahui siapa yang melakukannya,
selanjutnya Saksi dan Saksi Sri Tuti lihat korban Khaidir keluar dari pintu
sebelah kiri mobil dan berlari sempat berbenturan dengan Saksi hingga Saksi
jatuh, lalu orang yang memecahkan kaca mobil tersebut mengejar korban
Khaidir melintasi antara Saksi dan Saksi Sri Tuti sambil memegang sebilah
parang, saat itu Saksi langsung mengenali bahwa orang yang mengejar korban
Khaidir tersebut adalah suami Saksi Sri Tuti (Terdakwa), selanjutnya Saksi lihat
korban Khaidir berlari sampai terjatuh dan pada saat posisi terjatuh itulah
Terdakwa membacok korban Khaidir berkali-kali dengan menggunakan sebilah
parang yang Terdakwa bawa tersebut sehingga korban Khaidir luka dan
berdarah, selanjutnya Saksi Sri Tuti secara spontan langsung melerai Terdakwa
dengan korban Khaidir dengan cara menghalangi dan menarik baju Terdakwa
akan tetapi Terdakwa tidak menghiraukan Saksi Sri Tuti. Bahwa saat itu Saksi
lihat korban Khaidir
Halaman 18 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
yang dalam
Terdakwa kondisi
dengan terlukadengan
menangkis dan berdarah
tangan kirimenghindari serangan
korban Khaidir, serta
berlari menjauhi Terdakwa namun korban Khaidir jatuh lagi lalu korban Khaidir
kembali dibacok dengan parang berkali-kali oleh Terdakwa dan saat itu Saksi Sri
Tuti juga masih menarik tangan Terdakwa agar tidak lagi membacok korban
Khaidir, saat itu Saksi lihat korban Khaidir sempat bangun dan berlari ke depan
toko laundry disamping showroom yamaha, namun saat itu tangan Terdakwa
lepas dari tangan Saksi Sri Tuti dan Terdakwa kembali mengejar korban Khaidir
serta kembali membacok korban berkali-kali, kemudian Saksi Sri Tuti kembali
mengejar Terdakwa dengan maksud untuk menghalangi Terdakwa agar tidak
membacok korban Khaidir lagi, selanjutnya Saksi datang menghampiri Saksi Sri
Tuti dan kami pun menjauhi tempat kejadian dengan masuk ke dalam toko
laundry disamping Toko kue dan saat itu Saksi tidak tahu lagi apa yang terjadi,
selanjutnya sekitar kurang lebih 5 menit dalam toko tersebut Saksi bersama
dengan Saksi Saksi Sri Tuti keluar dari dalam toko untuk melihat situasi apakah
Terdakwa sudah pergi dan saat itu kami lihat Terdakwa sudah tidak ada lagi dan
sudah ramai masyarakat;

Republ
- Bahwa Saksi tidak mengetahui secara pasti maskud dan tujuan
Terdakwa melakukan kekerasan kepada korban Khaidir namun setahu Saksi
Terdakwa sakit hati dan cemburu kepada korban Khaidir karena Saksi Sri Tuti
selaku istri sah Terdakwa pergi bersama laki-laki lain yaitu
korban Khaidir;
- Bahwa setahu Saksi, korban Khaidir sudah diingatkan oleh
Terdakwa agar tidak menganggu Saksi Sri Tuti;
- Bahwa antara Saksi Sri Tuti dan Terdakwa masih berstatus hubungan
suami istri sah, sedangkan hubungan Saksi Sri Tuti dengan
korban Khaidir adalah teman dekat;
- Bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkannya dan tidak keberatan dengan keterangan Saksi tersebut;
3. Saksi Muharianto Bin Usman Gambang dibawah sumpah pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
20.00 Wib bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro
Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan

Republ
oleh Terdakwa kepada korban Khaidir;
- Bahwa saat melakukan tindak kekerasan terhadap korban Khaidir,
Terdakwa menggunakan alat bantu berupa 1 (satu) bilah parang

Halaman 19 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
dengan panjang ± 80 cm yang dilakukan oleh Terdakwa seorang diri;
- Bahwa saat Terdakwa melakukan tindak kekerasan terhadap
korban Khaidir, korban Khaidir tidak ada melakukan perlawanan namun Saksi
sempat melihat korban Khaidir menangkis serangan dan ayunan
parang Terdakwa dengan tangan kiri korban Khaidir;
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
20.10 wib pada saat Saksi sedang melaksanakan piket jaga di Bank BRI KCP
Lambaro Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, tiba-tiba Saksi
mendengar suara jeritan perempuan minta tolong sebanyak 2 kali, karena
mendengar jeritan tersebut Saksi langsung keluar untuk melihat apa yang terjadi
dan pada saat Saksi membuka pintu (rolling door) Bank BRI, Saksi lihat
Terdakwa memegang sebilah parang membacok korban Khaidir dengan
menggunakan sebilah parang tersebut berkali-kali dan korban Khaidir sempat
menangkis dengan tangan kiri korban dan juga Saksi juga sempat melihat Saksi
Sri Tuti sedang menarik-narik Terdakwa sambil melarang Terdakwa dan Saksi
juga melihat Saksi Sri Yuna yang juga melihat secara langsung kejadian,
selanjutnya pada saat Saksi hendak melerai kejadian tersebut Terdakwa melihat

Republi
Saksi dengan ekspresi wajah marah, sehingga Saksi tidak berani mendekati
kejadian dan Terdakwa pun saat itu melanjutkan aksinya dengan membacok
korban Khaidir dengan sebilah parang tersebut, selanjutnya Saksi lihat posisi
korban Khaidir sudah jatuh dan bersimbah darah didepan Toko Edo Pangkas,

k
sedangkan Terdakwa berdiri didekat korban Khaidir sambil memandangi korban
Khaidir dalam posisi jatuh terlentang, dan saat itu Saksi tidak melihat lagi
dimana Saksi Sri Tuti dan Saksi Sri Yuna berada, selanjutnya Saksi sempat
melihat Terdakwa berjalan kaki menjauhi korban Khaidir sambil menenteng
sebilah parang melewati depan Bank BRI KCP Lambaro langsung kearah Bank
BNI Lambaro, selanjutnya Saksi tidak tahu lagi kemana Terdakwa, selanjutnya
setelah Saksi pastikan situasi aman, Saksi memberanikan diri keluar dari dalam
Bank BRI KCP Lambaro untuk melihat kondisi korban Khaidir yang saat itu
sudah dalam posisi jatuh terlentang dan bersimbah darah serta situasi saat itu
sudah ramai dengan masyarakat, sehingga Saksi kembali ke Bank BRI KCP
Lambaro untuk mengamankan Bank BRI KCP Lambaro sehubungan Saksi
sedang melaksanakan piket, tidak lama kemudian Saksi lihat datang mobil patrol
Polsek Ingin Jaya dan langsung membawa korban Khaidir kerumah sakit untuk
mendapatkan perawatan secara medis;
Halaman 20 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
-membenarkannya
Bahwa danterhadap keterangandengan
tidak keberatan Saksi tersebutSaksiTerdakwa
keterangan
tersebut;
4. Saksi Kamaruzzaman Bin (alm) Ismail keterangannya dibacakan
dipersidangan pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
20.00 Wib bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro
Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan
oleh Terdakwa kepada korban Khaidir;
- Bahwa saat korban Khaidir menjalani perawatan medis lanjutan
(buka kembali perban luka korban) di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh Saksi
sempat melihat luka bacok yang dialami korban Khaidir;
- Bahwa setahu Saksi dari luka yang dialami korban Khaidir tersebut alat
bantu yang digunakan Terdakwa untuk melakukan kekerasan kepada korban
Khaidir adalah dengan menggunakan 1 (satu) bilah senjata tajam namun Saksi
tidak tahu jenis apa senjata tajam yang
digunakan Terdakwa tersebut;
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
20.05 wib Saksi ditelpon oleh masyarakat yang memberitahukan bahwa telah

Republ
terjadi pembacokan di daerah lambaro, kemudian Saksi langsung berangkat
dengan sepeda motor dari Desa Gue Kec. Kuta Baro Kab. Aceh Besar menuju
rumah kakak ipar Saksi (ibu kandung korban Khaidir) di Dusun Lampoh Ilip
Desa Cot Malem Kec. Blang Bintang Kab. Aceh Besar, selanjutnya sekitar pukul
20.30 wib Saksi sampai dirumah kakak ipar Saksi (ibu kandung korban Khaidir)
dan saksi lihat keluarga sudah menangis semua dan mengatakan bahwa korban
Khaidir sudah dibawa kerumah sakit, selanjutnya Saksi langsung menuju rumah
sakit dan saat itu firasat batin Saksi langsung menuntun Saksi ke Rumah Sakit
Meuraxa dan sekitar pukul 21.45 wib Saksi sampai di Rumah sakit Meuraxa
Banda Aceh, selanjutnya setelah itu Saksi langsung menuju ruangan IGD
Rumah Sakit tersebut dan Saksi langsung bertemu dengan korban Khaidir yang
sudah selesai mendapatkan pertolongan medis (saksi lihat luka korban sudah
dibalut perban), namun Saksi tidak sempat berbicara dengan korban Khaidir dan
disitu juga Saksi bertemu dengan 2 anggota polisi berpakaian preman yang
membantu mengantar korban Khaidir ke rumah sakit, setelah itu sekira 1 jam
kemudian pihak rumah sakit mengatakan bahwa korban Khaidir harus dirujuk

Republ
segera ke RSUD ZA BANDA ACEH karena kondisi korban Khaidir yang mulai
menurun, sehingga saat itu korban Khaidir didampingi 2 anggota polisi
membawa

Halaman 21 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
korban Khaidir
sedangkan dengan
Saksi naik ambulance
sepeda ke RSUD
motor sendiri, ZARSUD
setiba di BANDA ACEH,
ZA sekira
pukul 23.00 Wib kami pun tiba di RSUD ZA dan korban Khaidir pun langsung
masuk ruang IGD untuk mendapatkan perawatan medis lanjutan, selanjutnya di
situ Saksi sempat melihat luka yang dialami korban Khaidir karena perban
pembalut luka korban dibuka oleh petugas medis, kemudian hampir kurang lebih
selama 2 jam mendampingi korban Khaidir di ruang IGD tersebut korban
Khaidir sempat bicara dengan Saksi dengan mengatakan “YAH CEK, NAK
COK MAK“, lalu Saksi jawab “JEUT“, kemudian Saksi keluar ruangan dan
memanggil ibu kandung korban Khaidir, selanjutnya ibu korban Khaidir masuk
ruangan IGD sedangkan Saksi berkoordinasi dengan anggota polisi yang
mendampingi korban Khaidir terkait tindakan apa yang harus Saksi lakukan
selanjutnya, kemudian anggota polisi menjelaskan bahwa terkait kejadian yang
menimpa korban Khaidir harus dilaporkan ke Polsek Ingin Jaya guna pengusutan
lebih lanjut, kemudian Saksi bersama keponakan Saksi langsung menuju Polsek
Ingin Jaya untuk membuat laporan polisi, dan setelah tiba di polsek ingin jaya
sekira pukul 01.30 Saksi menjelaskan maksud kedatangan Saksi ke Piket SPK

Republ
Polsek Ingin Jaya, kemudian setelah Saksi jelaskan lalu Saksi membuat laporan
polisi yang diterima oleh piket SPK Polsek ingin jaya, selanjutnya sekira pukul
05.00 wib pada saat hendak memberikan keterangan kepada piket reskrim, Saksi
ditelpon oleh keponakan Saksi yang ada di RSUD ZA dengan memberitahukan
bahwa korban Khaidir sudah meninggal dunia, sehingga pemeriksaan ditunda
dan Saksi bersama keponakan Saksi langsung menuju RSUD ZA Banda Aceh
untuk mengurus jenazah korban Khaidir dan membawa jenazah korban Khaidir
kembali ke rumah ibu kandung korban Khaidir di Dusun Lampoh Ilip Desa Cot
Malem Kec. Blang Bintang Kab. Aceh Besar, kemudian Saksi mengurus jenazah
korban Khaidir sampai dimakamkan;
- Bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa membenarkannya
dan tidak keberatan dengan keterangan Saksi tersebut;
Menimbang, bahwa Terdakwa di persidangan telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Terdakwa melakukan melakukan tindak kekerasan terhadap korban
Khaidir pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul
20.00 Wib di Depan Bank Bri Lambaro Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab.

Republ
Halaman 22 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Aceh Besar;
- Bahwa cara Terdakwa melakukan kekerasan tersebut yaitu awalnya
pada saat korban Khaidir mengendarai mobil pick up merk Isuzu Panther warna
hitam bersama istri Terdakwa yaitu Saksi Sri Tuti dan Saksi Sri Yuna berhenti di
pinggir jalan dekat Bank Bri Lambaro lalu Saksi Sri Yuna turun dari mobil tersebut
yang kemudian diikuti oleh Saksi Sri Tuti dan saat keduanya sudah turun, Terdakwa
mendekati mobil yang dikendarai oleh korban khaidir dengan menggunakan sepeda
motor milik Terdakwa dari arah pintu sopir yang kemudian Terdakwa pecahkan kaca
pintu sopir tersebut dengan menggunakan parang yang Terdakwa bawa, sehingga
kaca mobil tersebut pecah dan korban Khaidir keluar dari mobil melalui pintu sebelah
kiri dan berlari kearah Bank Bri Lambaro yang kemudian Terdakwa pun mengejar
korban Khaidir dengan membawa parang di tangan kanan Terdakwa dan saat korban
terjatuh Terdakwa pun mendekati korban Khaidir dan langsung mambacok korban
Khaidir yang saat itu posisi korban khaidir sedang terduduk di tanah dan korban
Khaidir menahan bacokan tersebut dengan tangan kirinya, lalu Saksi Sri Tuti
mencoba menghalau-halau Terdakwa dengan cara berdiri di samping Terdakwa
namun Terdakwa tidak menghiraukannya dan tetap membacok korban Khaidir

Republi
berkali-kali dengan posisi korban Khaidir hendak mencoba berdiri dan akhirnya
terjatuh kembali karna terkena bacokan Terdakwa, lalu saat Saksi Sri Tuti
mengahalau Terdakwa kembali dengan cara berdiri didepan Terdakwa korban

k
Khaidir pun mencoba berdiri dan menjauhi Terdakwa sehingga terdakwa mendorong
Saksi Sri Tuti dengan tangan Terdakwa dan membacok korban Khaidir kembali
hingga ia terjatuh dan menghindari bacokan Terdakwa sambil mengesot di tanah,
kemudian korban Khaidir mencoba berdiri lagi dan menjauhi Terdakwa kembali
namun saat itu korban terjatuh kembali dan Terdakwa kembali membacok korban ke
bagian tubuhnya yang Terdakwa tidak ingat mengenai bagian tubuh korban Khaidir
yang mana, selanjutnya saat Terdakwa hendak kembali membacok korban, saat itu
korban mengatakan kepada Terdakwa “AMPUN BANG.. AMPUN” sehingga
Terdakwa pun tidak membacok korban khaidir kembali dan pergi berlari
meninggalkan korban Khaidir di tempat tersebut dan berlari kearah lorong di
samping toko dekat tempat kejadian tersebut;
- Bahwa setelah meninggalkan korban Khaidir ditempat tersebut Terdakwa
berlari dan masuk ke lorong samping toko dekat tempat kejadian tersebut dan lalu
Terdakwa berjalan melintasi persawahan dan menjumpai kebun kosong milik
masyarakat dan didalam kebun tersebut ada sebuah
Halaman 23 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
pondok
sampinglalu Terdakwa
pondok menyembunyikan
tersebut dengan tertutupiparang yang Terdakwa
oleh rumput yang ada digunakan
sampingdi
pondok tersebut, setelah itu Terdakwa beristirahat sejenak di pondok tersebut selang
beberapa menit kemudian Terdakwa berjalan kembali menuju kearah SPBU Desa
Lamsayeun dengan melintasi areal persawahan lalu Terdakwa beristirahat kembali di
salah satu pondok yang ada di persawahan dekat SPBU Desa Lamsayeun dan saat di
pondok tersebut Terdakwa mencoba menghubungi keluarga terdakwa yang ada di
Montasik untuk meminta tolong menjemput Terdakwa namun tidak ada yang berani
untuk menjemput Terdakwa sehingga Terdakwa pun berjalan kembali melalui
persawahan hingga Terdakwa sampai ke Bukit Eumpee Awe dan beristirahat di
kebun yang ada di bukit Eumpee Awe tersebut;
- Bahwa saat melakukan kekerasan tersebut Terdakwa ada menggunakan alat
bantu berupa 1 (satu) unit sepeda motor merk Yahama Mio Z warna Hitam Nomor
Polisi : BL 5167 AG yang Terdakwa gunakan sebagai kendaraan Terdakwa untuk
mengikuti korban Khaidir saat membawa istri Terdakwa yaitu Saksi Sri Tuti dan 1
(satu) bilah parang dengan panjang
± 80 cm dan bergagang warna hitam yang Terdakwa gunakan untuk melakukan

Republ
kekerasan terhadap korban Khaidir dan saat melakukan
kekerasan tersebut Terdakwa tidak ada dibantu oleh orang lain;
- Bahwa Terdakwa melakukan tindak kekerasan kepada korban Khaidir
dikarenakan Terdakwa sakit hati dengan korban Khaidir yang selama ini menjalin
hubungan dengan Istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti) di belakang Terdakwa dan
sebelumnya korban Khaidir juga sudah beberapa kali Terdakwa peringatkan untuk
tidak mendekati dan menjalani hubungan kembali dengan istri Terdakwa (Saksi Sri
Tuti) namun korban Khaidir tidak mendegarkannya dan korban Khaidir juga pernah
menyuruh Terdakwa untuk menceraikan istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti) yang
nantinya setelah Terdakwa
bercerai korban Khaidir akan menikahi istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti);
- Bahwa Terdakwa tidak mengetahui pada saat malam kejadian tersebut Saksi Sri
Tuti hendak bertemu dengan korban Khaidir namun Terdakwa hanya merasa curiga
sehingga Terdakwa keluar rumah terlebih dahulu dan membawa parang menunggu
Saksi Sri Tuti keluar dari rumah di Simpang Aneuk Galong yang selanjutnya
Terdakwa mengikuti Saksi Sri Tuti hingga

Republ
bertemu dengan korban Khaidir;
- Bahwa Terdakwa telah mengetahui korban Khaidir menjalin hubungan dengan
istri Terdakwa ± 5 (lima) bulan lalu. Sebelumnya Terdakwa tidak pernah menemukan
korban Khaidir sedang berduaan bersama Saksi Sri Tuti,

Halaman 24 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
namun
call danTerdakwa seringpesan
chatan melalui menemukan Saksi
messenger Sri Tuti
Facebook sedang
dengan telponan,
korban vidio
Khaidir;
- Bahwa sebelum kejadian tersebut yang terdakwa lakukan terhadap korban
khaidir yaitu Terdakwa menghubungi korban Khaidir dan memperingatkan korban
Khaidir agar tidak menjalin hubungan kembali dan menjauhi Saksi Sri Tuti serta
selanjutnya Terdakwa memblokir nomor handphone korban Khaidir dari handphone
milik Saksi Sri Tuti, namun selang beberapa waktu kemudian korban Khaidir
menghubungi Terdakwa kembali dan menanyakan kenapa memblokir nomor
handphone miliknya di handphone istri Terdakwa, serta dia menyuruh Terdakwa
untuk memblokir nomor Terdakwa saja di handphone milik istri Terdakwa serta
menyuruh
Terdakwa untuk menceraikan istri Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa tidak ditangkap melainkan Terdakwa menyerahkan diri
kepada pihak Kepolisian pada hari Selasa tanggal 17 November 2020 sekira pukul
20.00 wib di Depan Kantor Serambi Aceh Desa Meunasah Manyang Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar, selanjutnya Terdakwa di bawa oleh pihak Kepolisian yang
berpakaian preman ke Polresta Banda Aceh untuk

Republ
pengusutan lebih lanjut;
- Bahwa Terdakwa menyerahkan diri dikarenakan Terdakwa telah menyesal
melakukan kekerasan terhadap korban Khaidir hingga korban
Khaidir telah meninggal dunia;
- Bahwa pada saat Terdakwa menyerahkan diri, Terdakwa ada menyerahkan
barang bukti berupa 1 (satu) bilah parang dengan panjang ± 80 cm bergagang warna
hitam yang Terdakwa gunakan untuk melakukan
kekerasan terhadap korban Khaidir;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah mengajukan Saksi yang
meringankan (a de charge) sebagai berikut;
1. Saksi T. Tabrani dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa Saksi pernah mengingatkan dan menasehati istri
Terdakwa karena melakukan perselingkuhan, namun Saksi belum pernah melihatnya
dan hanya mendengar dari masyarakat;
- Bahwa laki-laki yang berselingkuh dengan istri terdakwa
(korban) bukan orang kampung tempat tinggal Saksi;
- Bahwa Terdakwa merupakan pribadi yang baik dan tidak pernah
bermasalah;
- Bahwa Terdakwa sempat menghilang setelah kejadian tersebut dan

Republ
Saksi bertemu kembali dengan Terdakwa tiga atau empat hari setelah kejadian
kekerasan tersebut dan Terdakwa ada menelpon Saksi
untuk menyerahkan diri ke Polresta;
- Bahwa kemudian Saksi menelpon pihak Polresta, lalu Saksi dan

Halaman 25 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
Terdakwa menunggu
dijemput oleh di samping jalan daerah Lambaro untuk kemudian
pihak Polresta;
- Bahwa Terdakwa menyesali perbuatannya;
- Bahwa malam ketiga setelah Terdakwa menyerahkan diri, keluarga
Terdakwa datang kerumah Saksi dengan tujuan untuk melakukan upaya
perdamaian dengan keluarga korban Khaidir, namun tidak mencapai
kesepakatan karena pihak korban Khaidir tidak mau
berdamai;
- Bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkannya dan tidak keberatan dengan keterangan Saksi
tersebut;
2. Saksi Fatimah dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
- Bahwa sebelum kejadian kekerasan yang dilakukan Terdakwa kepada
korban Khaidir, Terdakwa pernah bercerita kepada Saksi bahwa istri Terdakwa
yaitu Saksi Sri Tuti yang merupakan adik kandung Saksi
ada hubungan dengan korban Khaidir;
- Bahwa Terdakwa mengatakan kepada Saksi istri Terdakwa telah
diguna-guna oleh korban Khaidir;
- Bahwa Terdakwa ada menghubungi korban Khaidir dan

Republ
memperingatkan korban Khaidir agar tidak menjalin hubungan kembali dan
menjauhi Saksi Sri Tuti serta selanjutnya Terdakwa memblokir nomor
handphone korban Khaidir dari handphone milik Saksi Sri Tuti, namun selang
beberapa waktu kemudian korban Khaidir menghubungi Terdakwa kembali dan
menanyakan kenapa memblokir nomor handphone miliknya di handphone istri
Terdakwa, serta dia menyuruh Terdakwa untuk memblokir nomor Terdakwa saja
di handphone milik istri Terdakwa serta menyuruh Terdakwa untuk
menceraikan istri Terdakwa karena korban
Khaidir mau menikahi Saksi Sri Tuti;
- Bahwa terhadap keterangan Saksi tersebut Terdakwa
membenarkannya dan tidak keberatan dengan keterangan Saksi tersebut;
Menimbang, bahwa Penuntut Umum mengajukan barang bukti sebagai
berikut:
- 1 (satu) Satu unit sepeda motor No.Pol : BL 5167 AG, Merk/Type:
Yamaha/New Mio Blue Core CW, Tahun : 2016, Warna : Hitam, Noka :
MH3SE8890GJ028545, Nosin : E3R2E0920824 beserta kunci dan STNK

Republ
Asli;
- Sepasang plat BL No.Pol : BL 3944 OV;
- Satu unit kendaraan roda 4 No.Pol : BL 8417 LW, Merk/Type :
Isuzu/Panther, Tahun 1994, Warna Hitam Silver, Noka : FRL056093, Nosin :

Halaman 26 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
A056093;
- Satu buah helm merk WTO warna hitam;
- Satu buah celana jeans warna putih merk Air Light, beserta tali pinggang
warna hitam;
- Satu buah baju kaos warna putih merk Daiz;
- Satu buah Sweeter warna pink merk MG;
- Satu buah jilbab warna abu-abu merk shinar;
- Satu buah leging warna abu-abu merk bebe;
- Satu baju kaos warna ungu merk LEMONE.
- Sebilah parang gagang warna hitam dengan panjang sekira 80 (delapan
puluh) Cm;
- Satu buah baju kaos lengan panjang warna hijau hitam merk details;
- Satu keping CD yang berisikan rekaman CCTV;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti tersebut telah dilakukan penyitaan
secara sah menurut hukum dan setelah diteliti oleh Majelis Hakim, kemudian
diperlihatkan kepada para saksi dan Terdakwa, yang ternyata telah mengenali dan
membenarkan adanya barang bukti tersebut, sehingga
keberadaannya dapat diterima sebagai barang bukti dalam perkara ini; Menimbang,
bahwa Penuntut Umum mengajukan barang surat sebagai
berikut:
- Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa yang diperiksa dan

Republ
ditanda tangani oleh dr. Nanda Lestia VER No: 400/106/RSUDM/2020 tanggal 19
November 2020 yang menyimpulkan bahwa dari pemeriksaan yang dilakukan
ditemukan luka robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung tangan
kiri, lengan kiri bawah, luka sayatan di perut kanan, luka robek di betis kiri bagian
luar, luka lecet lutut kiri yang diakibatkan karena
ruda paksa benda tajam dan tumpul;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan Ahli,
keterangan Terdakwa, bukti surat dihubungkan dengan barang bukti
diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa pada hari Kamis tanggal 12 November 2020 sekira pukul 20.00 Wib
bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak kekerasan yang dilakukan
oleh Terdakwa kepada korban Khaidir;
- Bahwa saat melakukan tindak kekerasan terhadap korban Khaidir,
Terdakwa menggunakan alat bantu berupa 1 (satu) bilah parang dengan panjang ± 80
cm yang dilakukan oleh Terdakwa seorang diri;
- Bahwa korban Khaidir mengalami sejumlah luka akibat perbuatan Terdakwa
sebagaimana Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa yang

Republ
diperiksa dan ditanda tangani oleh dr. Nanda Lestia VER No: 400/106/RSUDM/2020
tanggal 19 November 2020 yang menyimpulkan bahwa dari pemeriksaan yang
dilakukan ditemukan luka robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung
tangan kiri, lengan kiri bawah, luka

Halaman 27 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
sayatan di perut kanan,
yang diakibatkan karenaluka
rudarobek
paksadibenda
betis tajam
kiri bagian luar, luka lecet lutut kiri
dan tumpul;
- Bahwa pada hari Jum’at tanggal 13 November 2020 sekira pukul 05.00
wib korban Khaidir sudah meninggal dunia di RSUD ZA Banda Aceh;
- Bahwa Terdakwa melakukan tindak kekerasan kepada korban Khaidir
dikarenakan Terdakwa sakit hati dengan korban Khaidir yang selama ini menjalin
hubungan dengan Istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti) dibelakang Terdakwa dan
sebelumnya korban Khaidir juga sudah beberapa kali Terdakwa peringatkan untuk
tidak mendekati dan menjalani hubungan kembali dengan istri Terdakwa (Saksi Sri
Tuti) namun korban Khaidir tidak mendegarkannya dan korban Khaidir juga pernah
menyuruh Terdakwa untuk menceraikan istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti) yang
nantinya setelah Terdakwa
bercerai korban Khaidir akan menikahi istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti);
- Bahwa Terdakwa tidak mengetahui pada saat malam kejadian tersebut Saksi Sri
Tuti hendak bertemu dengan korban Khaidir namun Terdakwa hanya merasa curiga
sehingga Terdakwa keluar rumah terlebih dahulu dan membawa parang menunggu
Saksi Sri Tuti keluar dari rumah di Simpang Aneuk Galong yang selanjutnya
Terdakwa mengikuti Saksi Sri Tuti hingga
bertemu dengan korban Khaidir;
-
Republ
Bahwa Terdakwa tidak ditangkap melainkan Terdakwa menyerahkan diri
kepada pihak Kepolisian pada hari Selasa tanggal 17 November 2020 sekira pukul
20.00 wib di Depan Kantor Serambi Aceh Desa Meunasah Manyang Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar, selanjutnya Terdakwa di bawa oleh pihak Kepolisian yang
berpakaian preman ke Polresta Banda Aceh untuk
pengusutan lebih lanjut;
- Bahwa Terdakwa menyerahkan diri dikarenakan Terdakwa telah
menyesal melakukan kekerasan terhadap korban Khaidir hingga korban Khaidir telah
meninggal dunia;
- Bahwa pada saat Terdakwa menyerahkan diri, Terdakwa ada menyerahkan
barang bukti berupa 1 (satu) bilah parang dengan panjang ± 80 cm bergagang warna
hitam yang Terdakwa gunakan untuk melakukan
kekerasan terhadap korban Khaidir;
Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah
berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas, Terdakwa dapat
dinyatakan telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya;
Menimbang, bahwa untuk mempersingkat putusan ini, maka segala

Republ
sesuatu hal yang terjadi di persidangan telah pula termuat dalam berita acara sidang dan
merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;
Menimbang, bahwa Terdakwa telah didakwa oleh Penuntut Umum dengan
dakwaan yang berbentuk alternatif, sehingga Majelis Hakim dengan
Halaman 28 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
memperhatikan
alternatif kedua,fakta-fakta hukum
sebagaimana tersebut
diatur dalam diatas
Pasal memilih
355 ayatlangsung dakwaan
(2) KUHP yang
unsur-unsurnya adalah sebagai berikut;
1. Barang siapa;
2. Dengan sengaja melakukan penganiayaan berat yang dilakukan dengan
rencana terlebih dahulu;
3. Yang mengakibatkan kematian;
Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut Majelis Hakim
mempertimbangkan sebagai berikut:
Ad. 1. Barang siapa;
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan unsur “barang siapa” ialah
menunjuk kepada manusia atau orang yang menjadi subjek hukum sebagai pendukung
hak dan kewajiban yakni setiap orang atau siapa saja yang melakukan perbuatan pidana
dan kepadanya dapat dimintakan pertanggungjawaban pidana atas
perbuatannya;
Menimbang, bahwa dalam perkara ini telah dihadapkan di persidangan Terdakwa
yang bernama Amiruddin Bin Alm Ramli dengan identitas dan jati diri Terdakwa telah
sesuai dengan surat dakwaan Penuntut Umum dan dibenarkan oleh Terdakwa dan para saksi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa orang yang dihadapkan dipersidangan ini benar

Republ
Terdakwalah yang dimaksud oleh Penuntut Umum sesuai
identitasnya yang tercantum dalam surat dakwaan;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis Hakim
menilai unsur “barang siapa” ini telah terpenuhi menurut hukum pada diri Terdakwa; Ad. 2.
Dengan sengaja melakukan penganiayaan berat yang dilakukan dengan
rencana terlebih dahulu;
Menimbang, bahwa penganiayaan berat dapat diartikan yaitu setiap perbuatan yang
dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau
luka berat kepada orang lain;
Menimbang, bahwa luka berat sebagaimana bunyi Pasal 90 KUHP
sebagai berikut:
- Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan
sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
- Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarian;
- Kehilangan salah satu panca indera;
- Mendapat cacat berat;
- Menderita sakit lumpuh;
- Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;
- Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan;

Republ
Menimbang, bahwa unsur dengan sengaja harus meliputi tujuan menimbulkan
rasa sakit atau luka pada orang lain. Dalam hal ini harus ada sentuhan pada badan orang
lain yang dengan sendirinya menimbulkan akibat sakit atau luka pada badan orang
lain itu, misalnya memukul, menendang,

Halaman 29 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menggaruk, menusuk atau mengiris dengan alat-alat tajam;
Menimbang, bahwa unsur rencana terlebih dahulu dimaksudkan bahwa
Terdakwa sebelum melakukan penganiayaan terhadap korban yaitu terlebih dahulu
mengatur rencana serta cara bagaimana penganiayaan itu akan
dilaksanakan;
Menimbang, bahwa jarak waktu antara timbulnya niat untuk melakukan tindak
pidana dan pelaksanaan tindak pidana tersebut masih demikian luang, sehingga
Terdakwa masih dapat berfikir, apakah penganiayaan itu diteruskan atau dibatalkan, atau
pula merencana dengan cara bagaimana ia melakukan penganiayaan tersebut. Bahwa
waktu itu tidak boleh demikian sempit, tetapi juga tidak perlu terlalu lama yang penting
disini ialah bahwa dalam waktu itu si pelaku masih dapat berfikir dengan tenang, apakah
ia akan membatalkan niatnya atau
meneruskan rencananya;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum pada hari Kamis tanggal
12 November 2020 sekira pukul 20.00 Wib bertempat di depan Bank BRI Lambaro
tepatnya di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak
kekerasan yang dilakukan oleh Terdakwa kepada korban Khaidir. Bahwa saat melakukan
tindak kekerasan terhadap korban Khaidir, Terdakwa menggunakan alat bantu berupa 1

Republ
(satu) bilah parang dengan panjang ± 80 cm yang dilakukan oleh Terdakwa seorang diri.
Bahwa korban Khaidir mengalami sejumlah luka akibat perbuatan Terdakwa
sebagaimana Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa yang diperiksa
dan ditanda tangani oleh dr. Nanda Lestia VER No: 400/106/RSUDM/2020 tanggal 19
November 2020 yang menyimpulkan bahwa dari pemeriksaan yang dilakukan ditemukan
luka robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung tangan kiri, lengan kiri
bawah, luka sayatan di perut kanan, luka robek di betis kiri bagian luar, luka lecet lutut
kiri yang diakibatkan karena ruda paksa benda tajam dan tumpul;
Menimbang, berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terdakwa
dipersidangan bahwa pada saat korban Khaidir mengendarai mobil pick up merk Isuzu
Panther warna hitam bersama istri Terdakwa yaitu Saksi Sri Tuti dan Saksi Sri Yuna
berhenti di pinggir jalan dekat Bank Bri Lambaro lalu Saksi Sri Yuna turun dari mobil
tersebut yang kemudian diikuti oleh Saksi Sri Tuti dan saat keduanya sudah turun,
Terdakwa mendekati mobil yang dikendarai oleh korban khaidir dengan menggunakan
sepeda motor milik Terdakwa dari arah pintu sopir yang kemudian Terdakwa pecahkan
kaca pintu sopir tersebut dengan menggunakan parang yang Terdakwa bawa, sehingga
kaca mobil tersebut pecah dan korban Khaidir keluar dari mobil melalui pintu sebelah

Republ
kiri dan berlari kearah Bank Bri Lambaro yang kemudian Terdakwa pun mengejar
Halaman 30 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
korban
korban Khaidir
terjatuhdengan membawa
Terdakwa pun parang di tangan
mendekati kanan
korban Terdakwa
Khaidir dan dan saat
langsung
mambacok korban Khaidir yang saat itu posisi korban khaidir sedang terduduk di tanah
dan korban Khaidir menahan bacokan tersebut dengan tangan kirinya, lalu Saksi Sri Tuti
mencoba menghalau-halau Terdakwa dengan cara berdiri di samping Terdakwa namun
Terdakwa tidak menghiraukannya dan tetap membacok korban Khaidir berkali-kali
dengan posisi korban Khaidir hendak mencoba berdiri dan akhirnya terjatuh kembali
karna terkena bacokan Terdakwa, lalu saat Saksi Sri Tuti mengahalau Terdakwa
kembali dengan cara berdiri didepan Terdakwa korban Khaidir pun mencoba berdiri dan
menjauhi Terdakwa sehingga terdakwa mendorong Saksi Sri Tuti dengan tangan
Terdakwa dan membacok korban Khaidir kembali hingga ia terjatuh dan menghindari
bacokan Terdakwa sambil mengesot di tanah, kemudian korban Khaidir mencoba berdiri
lagi dan menjauhi Terdakwa kembali namun saat itu korban terjatuh kembali dan
Terdakwa kembali membacok korban ke bagian tubuhnya yang Terdakwa tidak ingat
mengenai bagian tubuh korban Khaidir yang mana, selanjutnya saat Terdakwa hendak
kembali membacok korban, saat itu korban mengatakan kepada Terdakwa “AMPUN
BANG.. AMPUN” sehingga Terdakwa pun tidak membacok korban khaidir kembali dan

Republ
pergi berlari meninggalkan korban Khaidir di tempat tersebut dan berlari kearah lorong
di samping toko dekat tempat kejadian tersebut;
Menimbang, bahwa Terdakwa tidak mengetahui pada saat malam kejadian
tersebut Saksi Sri Tuti hendak bertemu dengan korban Khaidir namun Terdakwa hanya
merasa curiga sehingga Terdakwa keluar rumah terlebih dahulu dan membawa parang
menunggu Saksi Sri Tuti keluar dari rumah di Simpang Aneuk Galong yang selanjutnya
Terdakwa mengikuti Saksi Sri Tuti hingga bertemu dengan korban Khaidir;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan
Terdakwa dipersidangan bahwa Terdakwa melakukan tindak kekerasan kepada korban
Khaidir dikarenakan Terdakwa sakit hati dengan korban Khaidir yang selama ini
menjalin hubungan dengan Istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti) dibelakang Terdakwa dan
sebelumnya korban Khaidir juga sudah beberapa kali Terdakwa peringatkan untuk tidak
mendekati dan menjalani hubungan kembali dengan istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti)
namun korban Khaidir tidak mendegarkannya dan korban Khaidir juga pernah menyuruh
Terdakwa untuk menceraikan istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti) yang nantinya setelah

Republ
Terdakwa bercerai korban Khaidir akan menikahi istri Terdakwa (Saksi Sri Tuti);
Menimbang, bahwa Terdakwa tidak ditangkap melainkan Terdakwa
Halaman 31 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menyerahkan dirisekira
November 2020 kepada
pukulpihak
20.00Kepolisian padaKantor
wib di Depan hari Serambi
Selasa tanggal 17
Aceh Desa
Meunasah Manyang Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar, selanjutnya Terdakwa di bawa
oleh pihak Kepolisian yang berpakaian preman ke Polresta Banda Aceh untuk
pengusutan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa Terdakwa menyerahkan diri dikarenakan Terdakwa telah
menyesal melakukan kekerasan terhadap korban Khaidir hingga korban
Khaidir telah meninggal dunia;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis Hakim menilai
unsur “dengan sengaja melakukan penganiayaan berat yang dilakukan dengan rencana
terlebih dahulu” ini telah terpenuhi menurut hukum pada diri
Terdakwa;
Ad. 3. Yang mengakibatkan kematian;
Menimbang, bahwa unsur ini adalah akibat dari penganiayaan berat yang telah
dilakukan Terdakwa sebelumnya yaitu timbulnya luka berat yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut yang
pada akhirnya luka-luka tersebut mengakibatkan kematian bagi korban;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum pada hari Kamis tanggal 12

Republ
November 2020 sekira pukul 20.00 Wib bertempat di depan Bank BRI Lambaro tepatnya
di Desa Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab. Aceh Besar telah terjadi tindak kekerasan yang
dilakukan oleh Terdakwa kepada korban Khaidir. Bahwa saat melakukan tindak
kekerasan terhadap korban Khaidir, Terdakwa menggunakan alat bantu berupa 1 (satu)
bilah parang dengan panjang ± 80 cm yang dilakukan oleh Terdakwa seorang diri.
Bahwa korban Khaidir mengalami sejumlah luka akibat perbuatan Terdakwa
sebagaimana Visum Et Repertum Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa yang diperiksa
dan ditanda tangani oleh dr. Nanda Lestia VER No: 400/106/RSUDM/2020 tanggal 19
November 2020 yang menyimpulkan bahwa dari pemeriksaan yang dilakukan ditemukan
luka robek di bagian bahu kiri, dari pangkal ibu jari, punggung tangan kiri, lengan kiri
bawah, luka sayatan di perut kanan, luka robek di betis kiri bagian luar, luka lecet
lutut
kiri yang diakibatkan karena ruda paksa benda tajam dan tumpul;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dipersidangan setelah
Terdakwa melakukan penganiayaan berat kepada korban Khaidir, lalu selanjutnya korban
Khaidir masih sempat mendapatkan pertolongan medis di RS Meuraxa yang selanjutnya
korban Khaidir dirujuk ke RSUD ZA BANDA ACEH karena kondisi korban Khaidir

Republ
yang mulai menurun, hingga akhirnya pada hari Jum’at tanggal 13 November 2020
sekira pukul 05.00 wib korban Khaidir sudah
meninggal dunia di RSUD ZA Banda Aceh;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas Majelis Hakim
Halaman 32 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
menilai
pada diriunsur “yang mengakibatkan kematian” ini telah terpenuhi menurut hukum
Terdakwa;
Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dari Pasal 355 ayat (2) KUHP
telah terpenuhi, maka Terdakwa haruslah dinyatakan telah terbukti secara sah
melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan dalam dakwaan
alternatif kedua Penuntut Umum;
Menimbang, bahwa terhadap Nota Pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa
yang menyatakan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa merupakan Noodweer
Exces, maka Majelis Hakim akan mempertimbangkan
sebagai berikut;
Menimbang, bahwa Noodweer Exces sebagaimana diatur dalam Pasal
49 ayat (2) KUHP dapat diartikan yaitu pembelaan oleh seseorang yang melampaui batas
atau dalam keadaan darurat yang dibenarkan oleh undang- undang dengan ketentuan
bahwa pembelaan yang melampaui batas itu akibat sebagai akibat serangan yang
datangnya mendadak sehingga perasaan/jiwanya terguncang hebat;
Menimbang, bahwa dalam fakta persidangan perbuatan penganiayaan yang
dilakukan Terdakwa terhadap korban Khaidir bukanlah didasarkan pembelaan darurat,
melainkan hal yang sudah direncakan terlebih dahulu dari Terdakwa, yang dimana

Republ
Terdakwa sudah lebih dahulu membawa sebilah parang yang dengan parang tersebut
Terdakwa melakukan penganiayaan kepada korban Khaidir dan berdasarkan keterangan
saksi-saksi korban Khadir tidak ada melakukan perlawanan dan hanya mencoba
menghidari serangan dari
Terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Majelis Hakim
tidak sependapat dengan Nota Pembelaan dari Penasihat Hukum
Terdakwa, maka pembelaan tersebut haruslah ditolak;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan dari Terdakwa yang hukuman
seringan-ringannya, karena Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga, menyesal
akan perbuatannya, mengaku bersalah dan tidak akan mengulangi perbuatannya, maka
akan Majelis Hakim pertimbangan dalam keadaan yang
memberatkan dan meringankan;
Menimbang, bahwa dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan hal-
hal yang dapat menghapuskan pertanggungjawaban pidana, baik sebagai alasan
pembenar dan atau alasan pemaaf, maka Terdakwa harus

Republ
mempertanggungjawabkan perbuatannya;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggungjawab, maka
tindak pidana yang telah terbukti ia lakukan tersebut haruslah dipertanggungjawabkan
kepadanya oleh karena itu cukup beralasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan
Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan
Halaman 33 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
bersalah melakukan
mengakibatkan tindak
kematian” pidana dalam
sebagaimana “Penganiayaan berat berencana
dakwaan alternatif yang
kedua Penuntut
Umum; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan terbukti
bersalah melakukan tindak pidana, maka berdasarkan pasal 193 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, maka Terdakwa haruslah dijatuhi
pidana sesuai dengan kadar kesalahannya;
Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara ini terhadap diri Terdakwa telah
dikenakan penangkapan dan penahanan yang sah, maka berdasarkan Pasal 22 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, masa
penangkapan dan penahanan tersebut haruslah
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
Menimbang, bahwa oleh karena pidana yang dijatuhkan terhadap diri Terdakwa
akan melebihi dari masa penahanan yang dialaminya, dan penahanan tersebut dilandasi
alasan yang cukup, disamping itu Majelis Hakim juga tidak menemukan alasan-alasan
untuk mengeluarkan Terdakwa dari tahanan, maka berdasarkan pasal 193 ayat (2) huruf
b jo pasal 197 ayat (1) huruf k Undang- Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana perlu ditetapkan agar
Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

untuk selanjutnya dipertimbangkan sebagai berikut:


-
Republ
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti yang diajukan di persidangan

1 (satu) Satu unit sepeda motor No.Pol : BL 5167 AG, Merk/Type:


Yamaha/New Mio Blue Core CW, Tahun : 2016 beserta kunci dan STNK Asli;
Dikembalikan kepada pemilik yang sah melalui Terdakwa;
- 1 (satu) unit kendaraan roda 4 (empat) No Pol BL 8417 LW merk Isuzu
Panther Tahun 1994 warna hitam;
Dikembalikan kepada pemilik yang sah yaitu keluarga korban Khaidir;
- 1 (satu) pasang Plat BL No.Pol : BL 3944 OV;
- 1 (satu) buah helm merk WTO warna hitam;
- 1 (satu) buah celana jeans warna putih merk Air Light, beserta tali
pinggang warna hitam;
- 1 (satu) buah baju kaos warna putih merk Daiz;
- 1 (satu) buah Sweeter warna pink merk MG;
- 1 (satu) buah jilbab warna abu-abu merk shinar;
- 1 (satu) buah leging warna abu-abu merk bebe;
- 1 (satu) baju kaos warna ungu merk LEMONE;
- Sebilah parang gagang warna hitam dengan panjang sekira 80 (delapan
puluh) cm;
- 1 (satu) buah baju kaos lengan panjang warna hijau hitam merk details;

Republ
Dirampas untuk dimusnahkan;
- 1 (satu) buah keping CD yang berisikan rekaman CCTV;
Tetap Terlampir dalam berkas perkara;
Menimbang, bahwa untuk menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang

Halaman 34 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
meringankan Terdakwa;
Keadaan yang memberatkan:
- Perbuatan terdakwa telah menyebabkan korban Khaidir meninggal
dunia;
- Pihak Terdakwa dan keluarga korban belum berdamai;
Keadaan yang meringankan:
- Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga yang masih mempunyai
anak dan istri;
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah dan
dijatuhi pidana dimana sebelumnya ia tidak meminta untuk dibebaskan dari pembayaran
biaya perkara, maka berdasarkan Pasal 222 ayat (1) Undang- Undang Nomor 8 tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana, kepada Terdakwa haruslah dibebankan untuk
membayar biaya perkara yang besarnya ditentukan
dalam amar putusan ini;
Memperhatikan, Pasal 355 ayat (2) KUHP dan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan; MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa Amiruddin Bin Alm Ramli tersebut diatas, telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Penganiayaan berat

Republ
berencana yang mengakibatkan kematian sebagaimana
dalam dakwaan alternatif kedua Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa oleh karena itu dengan pidana
penjara selama 9 (sembilan) tahun;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;
5. Menetapkan barang bukti berupa:
- 1 (satu) Satu unit sepeda motor No.Pol : BL 5167 AG, Merk/Type:
Yamaha/New Mio Blue Core CW, Tahun : 2016 beserta kunci dan STNK Asli;
Dikembalikan kepada pemilik yang sah melalui Terdakwa;
- 1 (satu) unit kendaraan roda 4 (empat) No Pol BL 8417 LW merk Isuzu
Panther Tahun 1994 warna hitam;
Dikembalikan kepada pemilik yang sah yaitu keluarga korban Khaidir;
- 1 (satu) pasang Plat BL No.Pol : BL 3944 OV;
- 1 (satu) buah helm merk WTO warna hitam;
- 1 (satu) buah celana jeans warna putih merk Air Light, beserta
tali pinggang warna hitam;
- 1 (satu) buah baju kaos warna putih merk Daiz;
- 1 (satu) buah Sweeter warna pink merk MG;
- 1 (satu) buah jilbab warna abu-abu merk shinar;

Republ
- 1 (satu) buah leging warna abu-abu merk bebe;
- 1 (satu) baju kaos warna ungu merk LEMONE;
- Sebilah parang gagang warna hitam dengan panjang sekira 80 (delapan
puluh) cm;

Halaman 35 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
putusan.mahkamahagung.go.id
-details; 1 (satu) buah baju kaos lengan panjang warna hijau hitam merk
Dirampas untuk dimusnahkan;
- 1 (satu) buah keping CD yang berisikan rekaman CCTV;
Tetap Terlampir dalam berkas perkara;
6. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah
Rp5.000,- (lima ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jantho, pada hari Selasa, tanggal 6 Juli 2021, oleh kami, Jon Mahmud,
S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua, Keumala Sari, S.H., Rizqi Nurul Awaliyah, S.H.
masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari Selasa, tanggal 12 Juli 2021 oleh Hakim Ketua dengan didampingi para
Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Aiyub, S.H., Panitera Pengganti pada Pengadilan
Negeri Jantho, serta dihadiri oleh Taqdirullah S.H., Penuntut Umum dan Terdakwa
dengan didampingi oleh Penasihat Hukumnya;

Hakim Anggota, Hakim Ketua,

Republ
Keumala Sari, S.H. Jon Mahmud, S.H., M.H.

Rizqi Nurul Awaliyah, S.H.

Panitera Pengganti,

Aiyub, S.H.

Halaman 36 dari 36 Putusan Nomor 66/Pid.B/2021/PN Jth

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Anda mungkin juga menyukai