Anda di halaman 1dari 17

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

2. TENTANG KEADILAN RESTORATIF YANG DIUPAYAKAN OLEH TERDAKWA

2.1 Bahwa sebelum kami menguraikan apa yang menjadi pokok-pokok dalam
pledoi ini, kami penasehat hukum Terdakwa merasa penting kiranya,
menceritakan upaya-upaya penegakan keadilan Restoratif, yang
diupayakan namun akhirnya juga sampai pada Meja Hijau saat ini pada
ruangan yang mulia ini;

2.2 Bahwa keadilan Restoratif atau dengan peristilahan asing restorative


justice merupakan terminology yang baru saja ddikenal pada penerapan
hukum pidana di Indonesia sekiar tahun 1960-an. Perserikatan Bangsa-
bangsa mendefinisikan keadilan Restoratif ialah “sebuah penyelesaian
terhadap perilaku pidana dengan cara meralaskankembali harmonisasi
antara masyarakat, krban dan pelaku” (Handbook on Restorative Justice
programme, Halaman 6, Tahun 2006, New York : United Nations);

2.3 Bahwa menurut Bagir Manan, secara umum pengertian keadilan


restorative adalah penataan kembali system pemidanaan yang adil, baik
bagi pelaku, korban maupun masyarakat. Dalam peraturan Internal
Aparat penegak hukum keadilan restorative sudah dikenal yakni pada
institusi Kepolisian Republik Indonesia melalui Surat Edaran Kapolri
Nomor : SE/8/VII/2018, tanggal 27 Juli 2018 tentang Penerapan Keadilan
Restoratif dalam Penyelesaian Perkara Pidana. Pada institusi Kejaksaan
Repulik Indonesia melalui Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan
Restoratif;

2.4 Bahwa sebagaimana dalam persidangan ditemukan Fakta bahwa telah ada
perdamaian antara Terdakwa dengan Saksi SURATMI YATIM Alias ONCO
yang terdokumentasi dalam Surat Perdamaian dan Surat Pencabutan
Perkara oleh Saksi SURATMI YATIM alias ONCO masing-masing pada
tanggal 21 Februari (Terlampir Bukti Surat yang diajukan Terdakwa), serta
di akui sendiri oelh Saksi SURATMI YATIM Alis Onco dalam persidangan
setelah dikonfirmasi didepan Majelis Hakim dan dihadapan Jaksa
Penuntut Umum;

3
2.5 Bahwa upaya Penegakan Keadilan Restoratif oleh Terdakwa sudah
dilakukan sebelum perkara a quo diajukan kehadapan Majelis Hakim Yang
Mulia, melalui sejumlah surat permohonan pelaksanaan Keadilan
Restoratif melalui Kuasa Hukum Terdakwa ke Kejaksaan sebagaimana
ketentuan peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020
a quo (Terlampir Bukti Surat yang diajukan Terdakwa) diantaranya Surat
Permohonan tertanggal 23 Februari 2021 dan surat kedua tertanggal 4
Maret 2021, namun tidak mendapatkan respon. Padahal menurut heat
kami Penasehat Hukum terdakwa, syarat penghentian penuntutan
berdasarkan keadilan restoratif terhadap terdakwa sebagaimana ketentuan
Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 a quo
masih dapat dilakukan dan memenuhi syarat;

2.6 Bahwa tentunya harapan penegakan Keadilan Restoratif dihadapan Majelis


Hakim Yang Mulia kami Penasehat Hukum sangat mengharapkan
sebagaimana pemberlakuan Keadilan Restoratif yang juga diterapkan
dalam Peradilan Umum di Indnesia melalui Keputusan Direktur jenderal
Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor
191/DJU/SK/PS.00/12/2020 tentang Pemberlakuan Pedoman Penerapan
Keadilan Restoratif (Restorative Justice), terlebih telah ada Perdamaian dan
Pencabutan Perkara oleh saksi SURATMI YATIM Alias ONCO, maka telah
ada terciptanya keseimbangan kepentingan antara Pelaku dan Korban,
maka tentunya pemidanaan terhadap Terdaka dipertimbangkan, oleh
karena ada penyelesaian secara baik dan kepentingan antara Korban dan
Pelaku sudah terpenuhi, maka selanjutnya Majelis Hakim Yang Mulia
melalui kekuasaan Kehakiman yang melekat agar dapat
mempertimbangkan serta memutuskan yang seadil-adilnya;

3. MENGENAI DAKWAAN DAN TUNTUTAN HUKUM

3.1 Dakwaan

Bahwa dalam perkara ini, (Terdakwa) telah didakwa dengan pasal 1 ayat
(1) Jo. Pasal 35 undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
tentang perubahan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

4
3.2 TUNTUTAN

Bahwa dalam perkara ini, jaksa penuntut umum dalam Surat


Tuntutannya telah menuntut terdaka sebagai berikut :

1. Menyatakan terdakwa Harun Tosofu alias AU bersalah melakukan


tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 51 ayat (1)
Jo pasal 3 UU RI Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan UU Nomor
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagaimana Jaksa Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap penjara selama 6 (enam) bulan dengan
masa penahanan yang telah dijalani dikurangkan seluruhnya dari
pidanan yang dijatuhkan, dengan perintah terdaka tetap ditahan dan
membayar denda sebesar Rp. 500.000.- supsidaier dua bulan
kurungan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
1. Satu lembar hasil screemshoot atau capture akun facebook atas
nama Onco Onco milik terdaka Harun Tosofu;
2. Satu disck hasil rekam layar dari akun facebook atas nama AU
Tosou, milik terdakwa Harun Tosofu dalam mengirimkan pesan
melalui media aplikasi Mesengger;
3. Lima lembar hasil sreemshoot atau capture hasil percakapan akun
facebok Onco Onco milik terdakwa Harun Tosofu melalui aplikasi
messenger;
4. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara
sebesar Rp. 5000,- (Lima Ribu Rupiah).

4 KEDUDUKAN HUKUM PENCABUTAN PENGADUAN/PERKARA OLEH KORBAN


DAN PERDAMAIAN ANTARA KRBAN DAN PELAKU
4.1. Bahwa saksi Suratmi Yatim yang menjadi Korban sudah memaafkan
terdakwa Harun Tosofu alias AU, telah menyepakati membuat surat
perdamaian dan surat pencabutan perkara dari korban Suratmi Yatim,
masing-masing tertanggal 21 Februari 2021;
4.2. Bahwa dakwaan Pasal yang di Tuntut oleh Jaksa penuntut Umum Pasal
51 ayat (1) Jo Pasal 35 UU RI Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan
UU Nomor 11 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

5
Menurut Panesehat Hukum merupakan Tindak Pidana Aduan/Delik
Aduan yang mana jika dilakukan pencabutan aduan a uo, maka secara
hukum proses hukum in casu tidak dapat dilakukan atau dihentikan;
4.3. Bahwa kesaksian Saksi Suratmi Yatim atau Korban atas tindakan yang
diduga dilakukan Terdaka serta telah menandatangani surat pencabutan
perkara/pengaduan dan Perdamaian di depan majelis hakim dan
disumpah, telah ditemukan fakta siding, bahwa Pencabutan perkara dan
Perdamaian antara Korban dan Terdakwa telah terjadi dan telah adanya
pengakuan dari Saksi Suratmi Yatim dan terdakwa, maka secara hukum
pencabbutan perkara/pengaduan dan perdamaian secara hukum telah
terjadi dan nyata adanya, maka menurut Penasehat Hukum Terdakwa
beralasan hukum untuk perkara in casu di hentikan dan Terdakwa
dibebaskan;
4.4. Bahwa dalil pertimbangan kami Penasehat Hukum akan kami sajikan
sebagaimana Tabel dibawah ini ;

6
Tabel : 1

PUTUSAN DAN PERTIMBANGAN HAKIM TERKAIT DELIK ADUAN YANG


DIHENTIKAN TUNTUTANNYA KARENA ADANYA PENCABUTAN PENGAUAN
LAPORAN

No Putusan Pertimbangan Hukum


1 Nomor : 10 PK/Pid/2006 - Adanya pertimbangan Hakim
tanggal 21 November 2007. Peninjauan kembali pada putusan PK
Pada Mahkamah Agung Nomor :107 PK/Pid/2006. Dimana
Republik Indonesia Majelis Hakim Agung PK
mempertimbangkan Putusan
Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada
tanggal 17 Juni 1987
No.46/Pid/UT/781/AN yang amarnya
pada pokok sebegai berikut ;
“Menyatakan perbuatan tertuduh di
atas; Ny. ELLYA DADO
“Terbukti dengan sah dan meyakinkan
baik tuduhan primair, subsidair dan
subsidair lagi akan tetapi perbuatan-
perbuatan itu dengan penyelesaian
secara damai diantara pihak-pihak,
tidak merupakan suatu kejahatan atau
pelanggaran yang dapat di hukum lagi;
“melepaskan tertuduh oleh karena itu
dari segala tuntutan hukum”
- Dalam putusan a quo Majelis Hakim
PK memberikan kekeliruan yang nyata
oleh Majelis pada tingkat sebelumnya
(vide : Pasal 263 ayat 2 huruf c
KUHAP), dalam mempertimbangkan
perdamaian antara terpidana dan
keluarga korban dimana Majelis hakim
PK menilai bukti surat perdamaian

7
yang dibuat oleh keluarga korban tidak
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim
sebelumnya, padahal menurut Majelis
Hakim PK menilai bukti surat
perdamaian a quo yang di ajjukan oleh
Penasehat hukum terdakwa dan tidak
dipermasalahkan oleh Jaksa Penuntut
Umum, maka seharusnya
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim
tingkat sebelumnya, karena
merupakan alat bukti surat
sebagaimana dalam ketentuan pasal
18 ayat (1) jo pasal 18 huruf d KUHAP
Pidana.
2 Nomor : - Adanya pertimbangan Keadilan
173/Pid.B/2018//PnBit restorative justice dimana Majelis
Tanggal 6 November 2018 Hakim a quo mempertimbangkan
Pada Pengadilan Negeri bahwa pelanggaran yang dilakukan
Bitung oleh terdakwa tidak semata-mata
melihat sebagai perbuatan yang
melanggar ketertiban umum atau
sebagai pelanggaran terhadap Negara
dengan kepentingan umum, namun
juga mempertimbangkan hubungan
antara dua atau lebih individu dalamm
hubungan kemasyarakatan, hal ini
majelis hakim mempertimbangkan
pencabutan perkara oleh korban atas
terdakwa
- Adapun peribangan sebagai berikut:
“menimbang, bhawa berdasarkan hal
tersebut diatas maka majelis hakim
berpendapat bahwa walaupun
perbuatan terdakwa ini telah terbukti
melakukan tindakan pidana
sebagaimana dalam dakwaan kesatu

8
penuntut umum, namun dengan
dicabutnya aduan yang dilakukan oleh
saksi Sonny J Lumattouw, SH dalam
hal ini maka seketika itu juga sudah
ada perdamaian antara terdakwa
dengan saksi Snny J Lumantouw, SH.
Maka seketika itu juga kerugian yang
dialami oleh saksi Snny J Lumantouw,
SH juga sudah tidak ada lagi dan
hilang dengan seketika itu juga,
sehingga majelis berkesimpulan bahwa
apa yang dituntut oleh penuntut
umum dalam hal ini haruslah tidak
dapat diterima dan harus ditolak
karena tindakan pidana yang
ditujukan pada terdakwa juga hilang
dengan seketika saat saksi Sonny
Lumantouw sudah mencabut
pengaduannya terhadap dakwa”
- Adapun putusan Majelis Hakim a quo
sebagai berikut;
MENGENDALI
1. Mengabulkan
Permhonan pencabutan pengaduan
yang diajukan oleh Sonny J
Lumantouw, SH;
2. Menyatakan Penuntutan terhadap
perkara Nomor :
173/Pib.B/2018/PN Bit atas nama
terdakwa Meydi Mackel Kalumata
tidak dapat diterima;
3. Memerintahkan agar terdakwa
segera keluar dari tahanan;
4. Dst…
3 Nomor : 1600 K/Pid/2009 Pada pertimbangan Mejelis Hakim Agung
Tanggal 24 November a quo, mempertimbangkan kedudukan

9
2009. Pada Mahkamah Delik Aduan yang mana jika telah
Agung Republik Indonesia dilakukan pencabutan Pengaduan maka
perkara a quo tidak perlu lagi diteruskan.
Sebagaimana pertambangan dalam
putusan a quo sebagai berikut :
“Bahwa pencabutan pengaduan yang
dilakukan oleh pelapr yang nota bene
adalah merua terdakwa, adalah
merupakan tindakan untuk memaafkan
menantu yang dengan demikian pihak
yang dirugikan merasa tidak perlu lagi
perkara ini diteruskan” (Putusan MARI
Nomor : 1600 K//Pid/2009, halaman 23).
Selain juga Hakim Agung Perkara a quo
mempertimbangkan sebagai berikut :
“… walaupun pencabutan pengaduan
telah melewati 33 bulan, yang menurut
pasal 75 KUHP telah leat waktu, namun
dengan pencabutan itu keseimbangan
yang terganggu dengan adanya tindak
pidana tersebut telah pulih karena
perdamaian yang terjadi antara pelapor
dengan terlapr mengandung nilai yang
tingggi yang harus diakui, karena
bagaimanapub juga bila perkara ini
dihentikan manfaatnya leih besar dari
pada bila dilanjutkan”. Dalam amar
putusan a quo; Hakim Agung pada
Mahkamah Agung menjatuhkan vonis
yakni;
MENGADILI
Mengabulkan Permhonan Kasasi dari
Pemohn Kasasi/Terdakwa; ISMAYAATI
tersebut;
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
Yogyakarta No 01//PID/PLW/2009/PTY,

10
tanggal 02 Maret 2009 yang membatalkan
putusan Pengadilan Negeri Yogyakarta No.
317/PID.B/2008/PN/YK. Tanggal 0
desember 2008;
MENGADILI SENDIRI
1. Mengabulkan Permohonan
pencabutan Pengaduan yang
diajukan leh EMIWATI;
2. Menyatakan penuntutan perkara
nomor 317/Pid.B/2008 atas nama
Terdakwa ISMAYAWATI;
3. Membebankan biaya perkara
kepada Negara;

5 FAKTA PERSIDANGAN
Keterangan Saksi-Saksi
1. Saksi SURATMI YATIM, 30 Tahun, Lahir di Gita, 2 Mei 1990, Perempuan,
Kearganegaraan Indonesia, Kel. Rua RT.001/RW.001 Kec. Pulau Ternate,
Islam, Karyawan Swasta, di bawah sumpah di depan persidangan yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Bahwa saksi sebelumnya tidak kenal dengan terdaka dan setela masalah ini
baru kenal dan tidak ada hubungan keluarga;
- Bahwa saksi mengerti di periksa sehubungan dengan dugaan tindak pidana
di bidang informasi dan transaksi elektronik yang terjadi sekitar tanggal 30
Mei 2020, yang dilakukan oleh terdaka HARUN TOSOFU alias AU;
- Bahwa awalnya sekitar mei 20200 saksi diberitahukan oleh HIJAH SETIA
agar mengejek akun facebook atas nama Onco Onco karena Bos GIGA COM
lagi marah-marah ada salah satu akun atas nama ONCO ONCO yang
mengaku bekerja sama dengan GIGA COM yang telah menawarkan
Handphone merek VIVO kepada orang-orang yang berteman denganya di
facebook, kemudian pada saat itu juga saksi langsung membuka facebook
untuk mencari akun atas nama ONCO ONCO itu memakai No HP
082292277023 dan ternyata saksi mengenal No Hp tersebut itu digunakan

11
oleh tersangka HARUN sewaktu menghubungi saksi untuk memesan
Handphoone merek OPPO, tetapi dia tidak pernah datang ke Toko;
- Bahwa kemudian saksi sampaikan kepada HIJAH SETIA bahwa akun
facebook atas nama ONCO ONCO adalah akun palsu yan dibuat oleh
terdakwa HARUN TOSOFU yang beralamat di Mafututu Kel. Jiko Cob Gura
Gam Kta Tidore Kepulauan, sehingga saksi merasa marah karena terdakwa
HARUN telah membuat akun facebook palsu atas nama ONCO ONCO, yang
mana akun tersebut menggunakan foto saksi pada profil akun acebook
miliknya, serta terdakwa juga menggunakan identitas saksi dan
aktifitasaktifitas saksi bekerja sebagai promotor PP, seakan-akan bahwa
akun tersebut adalah milik saksi;
- Bahwa akun facebook atas nama Onco onco, juga menawarkan berbagai
jenis Handphone kepada konsumen dengan mengatakan bahwa Handphne
dengan merek IVO 17 dapat di kredit dengan uang muka (DP) seharga Rp.
500.000, sehingga dalam hal ini saksi merasa marah dan dirugikan nama
baiknya, apabila dikemudian hari ada complain dari Konsumen terkait
penipuan yang dilakukan oleh tersangka HARUN dengan mengatasnamakan
nama saksi, karena saksi saat itu hanya menggunakan 1 (satu) akun media
social Facebook sejak tahun 2012 atas nama Meroncho Ikhamy dengan
jummlah pertemanan sebanyak 3.305.
- Baha dari postingan akun facebook Onco Onco itu ditujukan kepada saksi,
karena terdakwa telah menggunakan foto saksi pada profil facebooknya
serta identitas data diri saksi dan seakan-akan bahwa akun tersebut adalah
milik saksi.
- Bahwa saksi merupakan karyawan PT. WITH (OPPO) dan juga sebagai
promotor Handphone OPP merasa sangat marah dan malu karena pada saat
itu saksi dipanggil leh Bos dari GIGA COM dan dia marah kepada saksi
yang mengira bahwa akun facebook atas nama Onco Onco itu adalah milik
saksi, sehingga “Bos GIGA COM mengatakan kepada saksi adalah seorang
maling mana mau ngaku kalau dia maling”, karena akun facebook Onco
Onco juga mengaku kepada konsumen bekerja sama dengan GIGA COM,
padahal saksi tidak bekerja di GIGA COM dan saksi juga menjelaskan akun
facebok atas nama Onco Onco adalah akun palsu yang menggunakan foto
saksi dan identitas data diri saksi dan sekali lagi saksi mengatakan akun
tersebut adalah bukan milik saksi.

12
- Bahwa saksi mengatakan tidak ada kerugian secara materil oleh saksi atau
konsumen-konsumen sampai perkara ini disidangkan.
- Bahwa orang tua terdakwa telah mendatangi saksi untuk meminta maaf
atas kesalahan terdaka sehingga telah dimaafkan sebagaimana tertuang
dalam surat perdamaian dan surat pencabuan perkara tertanggal 21
Februari 2021 yang telah saksi menandatanganinya dan mengakuinya
depan majelis Hakim yang Mulia;
- Bahwa benar Surat Pencabutan perkara dan Perdamaian adalah tanda
tangan Saksi.
2. Saksi ILHAM SABRI AHMAD, 23 tahun, Kayoa 5 Oktober 1996, laki-laki,
Indnesia, alamat Link. Karance RT/RW 002/005 Kel. Bastiong Kec. Ternate
Selatan Kota Ternate, dibaah sumpah didepan persidangan yang pada
pokoknya menerangkan sebagai berikut :
- Baha saksi seebelumnya tidak kenal dengan terdakwa dan setelah masalah
ini baru kenal dan tidak ada hubungan keluarga;
- Baha saksi sebelumnya juga tidak kenal dengan korban Suratmi Yatim dan
setelah masalah ini baru kenal dan tidak ada hubungan keluarga;
- Bahwa saksi mengerti diperiksa sehubungan dengan dugaan tindak pidana
di bidang informasi dan transaksi elektronik yang terjadi sekitar tanggal 30
Mei 2020 bertempat di Kota Ternate yang dilakukan oleh terdakwa HARUn
TOSOFU.
- Baha awalnya tangggal saksi di telephone oleh Costumer yang menanyakan
tentang HP VIVO V 17 Pro, kemudian di jelaskan kepadanua untuk HP
VIVO V 17 Pro sudah tidak diproduksi tetapi penggantinya ada yaitu VIVO V
19, kalau Bapak mau kredit nanti saksi tanyakan angsuran dulu ke seles
kredit plusnya, dari situlah kemudian yang memberitahukan kepada saksi
baha dia mendapat informasi di facebok ada salah satu akun facebook yang
menawarkan HP VIVO V 17 pro kepadanya bisa di kredit dengan uang
muka Rp. 400.000 dengan angsuran Rp. 100.000, per bulan yang
menjelaskan bahwa yang bersangkutan dari GIGA COM, disitu saksi
langsung terkejut karena uang muka dan angsurannya sangat murah dan
kecil skali karena saksi stay GIGA COOM dan kerja sama dengan Kredit
Plus.
- Bahwa selanjutnya saksi sampaikan kepada customer tersebut untuk
mengirimkan bukti chat dengan akun facebook yang menawarkan
handphne kepadanya kemudian dia mengirimkan bukti-bukti chat dia

13
dengan akun facebook tersebut itu atas nama Onco Onco. Setelah itu saksi
membuka akun acebook atas nama Onco Onco untuk memastikan apakah
betul akun tersebut sama atau tidak yang dikirimkan oleh Costumer kepada
saksi. Pada saat itu saksi pernah stay di Jatiland Mall dan seorang
perempuan yang ada dalam foto profil akun facebook Onco Onco itu
bekerja di OPPO.
- Bahwa selanjutnya saksi mengirimkan pesan melalui whatsapp kepada BOS
GIGA COM bahwa ada akun facebook atas nama Onco Onco mengaku
bekerja di GIGA COM dan ada juga bukti chatnya dari akun facebook atas
nama Onco Onco dengan custumer, untuk pemilik akun facebook atas
nama Onco Onco dan saksi tidak tahu itu milik siapa.
- Bahwa saksi tidak mengenal dengan pemilik Akun Facebook atas nama
Onco Onco dan saksi tidak berteman dengan akun Facebok atas nama Onco
Onco.
- Bahwa saat ini saksi menggunakan 2 (dua) buah akun media social
Facebook sejak tahun 2018 atas nama Ilham dengan jumlah pertemanan
sebanyak 4.200 pertemanan.
- Bahwa dari masalah ini tidak ada ada kerugian materil dari tempat dimana
saksi bekerja dan costumer yang sudah menawarkan hp.
- Bahwa benar barang bukti yang diperlihatkan di depan persidangan.

Keterangan Terdakwa

Keterangan terdakwwa HARUN TOSOFU alias AU, Lahir di Tidore, 27 tahun/ 15


Oktober 1993, Agama Islam, Suku Maluku Utara, Kewarganegaraan Indonesia,
Jenis Kelamin Laki-laki, Tasuma RT.003/RW.001 Kel. Mafutu Kec. Tidore Timur
Kota Tidore Kepulauan, Status Menikah, Pekerjaan Wiraswasta, Pendidikan
terakhir SMK;

- Baha terdakwa didampingi oleh ttim penasehat hukum Fachrudin Maloko,


SH dan Rekan.
- Bahwa terdakwa memberikan keterangan sehubungan denggan tindak
pidana di bidang informasi dan transaksi elektronik yang terjadi sekitar
tanggal 330 Mei 2020, yang dilakukan oleh terdaka HARUN TOSOFU
sendiri.

14
- Bahwa terdakwa hanya menggunakan 1 (satu) akun media social Facebook
atas nama Au Tosofu dengan jumlah pertemanan sebanyak 3.066, dan
terdakwa berteman dengan akun facebook Meroncho Ikhamy milik saksi
korban Suratmi Yatim alias Onco.
- Bahwa akun Facebook atas nama Onco Onco adalah benar milik terdakwa
yang dibuat pada bulan Mei 2020 dengan menggunakan handphone merek
Samsung warna hitam tetapi handphone tersebut sudah rusak dan untuk
mendaftar akun Facebook atas nama Onco Onco terdakwa menggunakan
gmail : autosofu@gmail.com dan No HP 082292277023.
- Bahwa setelah terdakwa membuat akun facebook menggunakan nama Onco
Onco dengan menggunakan foto profil dari Saksi korban Suratmi Yatim dan
menyertakan foto-foto aktivitas korban dalam postingan tersebut sebagai
promotor OPPO, kemudian mempromosikan handphone OPPO dan
menawarkan ke pengguna media social Facebook.
- Bahwa pernah ada seorang lelaki yang menanyakan kepada terdakwa dalam
akun tersebut “ Boleh ba kredit ka” lalu terdakwa menjawab “boleh bang”.
- Bahwa mempromosikan handphone OPPO dan menawarkan kepada
pengguna media social Facebook, belum ada yang membelinya secara online
atau membayar kes ditempat dan belum ada yang dirugikan secara materil.

Bukti Surat

- Berkas Perkara Nomor Pol : BP/43/XI/2020/Dit Reskrimsus tanggal 25


November 2020, atas nama HARUN TOSOU alias AU;
- Surat perdamaian dari saksi korban SURATMI YATIM tertanggal 21 Februari
2021, di ajukan oleh Terdakwa melalui Kuasa Hukum;
- Surat Permohonan Pelaksanaan Keadilan Restoratif, sesuai dengan
Peraturan Jaksa Agung Nomor 15 Tahun 2020, diajukan oleh terdakwa
melalui Kuasa Hukum;
- Tanda Terima Surat dari Kantor Hukum Fahrudin Maloko dan Rekan yang
menerima Kiki Azhari Staf di Kantor Kejaksaan Negeri Ternate tanggal 4
Maret 2021, di ajukan oleh Terdakwa melalui Kuasa Hukum;

Majelis Hakim yang kami Muliakan…

15
Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati…

Serta hadirin siding yang berbahagia..

Bahwa dari fakta persidangan, kami dari penasehat hukum terdakwwa


menemukan sejumlah fakta-fakta pada pookoknya :

 BAHWA SAKSI KORBAN SURATMI YATIM MENGATAKAN BENAR AKUN


FACEBOOK ONCO ONCO MILIK TERDAKWA HARUN TOSOFU ALIAS AU;
 BAHWA SAKSI KRBAN SURATMI YATIM TELAH MEMAAFKAN TERDAKWA
HARUN TOSOFU DAN MENCABUT PELAPORANNYA, DENGAN ADANYA
SURAT PERDAMAIAN DAN SURAT PENCABUTAN PERKARA TERTANGGAL
21 FEBRUARI 2021;
 BAHWA TERDAKWA MENGAKUI KESALAHANNYA, AKUN FACEBOOK ONCO
ONCO ADALAH MILIK TERDAKWA;
 BAHWA TIDAK ADA KERUGIAN SECARA MATERIL OLEH SAKSI ATAU
KONSUMEN-KONSUMEN SAMPAI PERKARA INI DISIDANGKAN.

6 ANALISIS YURIDIS PASAL TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM


6.1 Bahwa dalam persidangan jaksa Penuntutt Umum telah menuntut serta
memohonkan kepada Majelis Hakim yang mulia untuk mengadili
memuuskan Terdakwa telah melanggar pasal 51 ayat (1) jo pasal 35
undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE).
6.2 Bahwa tuntutan pasal a quo terhadap terdakwa dengan unsur-unsur
normative sebagai berikut ;
6.2.1 Unsur setiap orang;
6.2.1 Unsur dengan sengajja dan tanpa hak atau melawan hukum;
6.2.3 Unsur melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan,
penghilangan, pengrusakan informasi elektronik dan/atau dkumen
elektronik dengan tujuan agar informasi elektrnik dan/atau
dukomen elektronik tersebut dianggap seolah-olah data yang
otentik.
6.3 Bahwa berikut ini kami penasehat hukum terdaka akan menyampaikan
pendapat hukum kami berdasarkan fakta-fakta persidangan yang kami
pelajari serta dihubungkan dengan unsur-unsur pasal yang di tuntut oleh

16
jaksa penuntut umum, untuk selanjutnya dinilai oleh Majelis Hakim yang
mulia, yakni;
6.3.1 Unsur Setiap Orang : Unsur setiap orang dalam perkara a quo
secara hukum telah jelas yaitu orang perorangan, badan hukum
sebagai pelaku yang diduga melakukan tindak pidana, sepanjang
dalam pemeriksaan terdakwa dalam pemeriksaan mengaku sebagai
pelaku serta berahlak sehat mka unsur setiap orang telah
terpenuhi. Dalam perkara a quo terdakwa Harun Tosofu telah
diperadabkan dalam persidangan dan telah mengakui perbuatan a
quo serta mempunyai kemampuan untuk serta mampu mengerti
perbuatan serta tuntutan yang dihadapkan kepadanya.
6.3.2 Unsur Dengan Sengaja dan Tanpa Hak atau Melawan Hukum :
Bahwa Vos dalam leerboek-nya membagi kesengajaan dalam 3
bagian yakni : 1) Kesengajaan sebagai maksud, 2) Kesengajaan
sebagai kepastian atau keharusan, dan 3) Kesengajaan sebagai
kemungkinan. Jika memperhatikan fakta-fakta persidangan
persesuaian antara keterangan saksi-saksi dan bukti maka
menurut kami penasehat hukum terdakwa telah terbukti adanya
unsur kesengajaan sebagai maksud (omzet als oogmerk) dimana
tujuan terdakwa memanipulasi data untuk mendapatkan
pembelian handphone (smartphone), namun dalam fakta
persidangan perbuatan terdakwa incasu tidak menimbulkan
kerugian secara materil dalam hal ini tidak ada transaksi jual beli
Handphone yang dijajakan oleh terdakwa yang memanipulasi akun
atas nama Saksi Suratmi Yatim.
Bahwa perbuatan terdakwa a quo berdasarkan fakta persidangan
serta keterangan saksi Suratmi Yatim dan Terdakwa serta bukti
surat berupa Pencabutan Perkara dan Perdamaian tertanggal 21
februari 2021, serta surat-surat yang diajukan kami penasehat
hukum kepada Jaksa Penuntut Umum untuk Permohonan
Penerapan Penghentian penuntutan berdasarkan keadilan
restorative, maka secara hukum proses penyelesaian yang
seimbang antara korban dan pelaku telah terlaksana antara
masing-masing pihak sebagai bentuk penerapan keadilan
restorative. Demikian juga dengan pasal yang dituntut Jaksa
Penuntut Umum adalah jenis pidana dalam kategori Pidana Aduan

17
atau Delik Aduan, jika adanya pencabutan oleh pelapor maka
secara hukum proses penanganan perkara telah selesai.
Bahwa setelah mempertimbangkan fakta persidangan, kami
penasehat hukum menilai bahwa benar adanya perbuatan
melawan hukum yang dilakukan oleh Terdakwa, namun dalam
penegakan keadilan restorative perbuatan melawan hukum in casu
kami penasehat hukum terdakwa berkeyakinan dapat
dikesampingkan oleh Majelis Hakim Yang Mulia, dengan tujuan
adanya keseimbangan antara korban dan terdakwa yang sudah
tercipta ( korban tidak dirugikan secara materil, tindakan terdakwa
telah dimaafkan, korban telah mencabut laporan/perkara, adanya
perdamaian antara korban dan terdakwa) dengan terciptanya
pemenuhan kebutuhan masing-masing antara korban dan pelaku
sebagai pengejjewentahan keadilan restorative yang berlaku dan
diakui dalam hukum nasional.
Bahwa oleh karena pemenuhan keadilan restorative, penuntutan
perkara a quo agar dihentikan, untuk selanjutnya
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Yang Mulia. Bahwa oleh
karena itu unsur pasal selanjutnya pada pasal a quo yang dituntut
kepada terdakwa tidak lagi kami pertimbangkan, mhon agar
Majelis Hakim yang Mulia mempertimbangkan sama sebagaimana
pertimbangan kami Panasehat Hukum terdakwa pada unsur angka
6.3.2 di atas.

7 PENUTUP DAN PERMOHONAN


Majelis Hakim Yang Kami Muliakan,
7.1 Penutup
Bahwa oleh karena persidangan dan Nota pembelaanini telah selesai kami
Penasehat Hukum Terdakwa uraikan satu persatu, maka dengan segala
kerendahan hati, kami Penasehat Hukum Para Terdakwa, Istri dan Anak-
anak serta keluarga Terdakwa, memohon kepada yang mulia Majelis
Hakim yang mengadili perkara ini berkenan mmemutuskan sebagai
berikut :----------------------------------------------------------------------------

18
7.2 Permohonan
7.2.1 Primair
1. Mengabulkan permohonan pencabutan Perkara yang diajukan
oleh saksi Suratmi Yatim pada tanggal 21 Februari 2021
kepada Kejaksaan Negeri Ternate;
2. Menyatakan Penuntutan terhadap Perkara Pidana Nomor :
51/Pid.Sus/2021/PN.Tte atas nama terdakwa Harun Tosofu
alias AU tidak dapat diterima;
3. Memerintahkan agar Terdakwa segera keluar dari tahanan;
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara;

7.2.2 Subsidair
Apabila Majelis Hakim Yang Mulia berpendapat lain, Mohon agar
penjatuhan pidana percobaan kepada Terdakwa.

7.2.3 Lebih Subsidair


Apabila mejelis Hakim berpendapat lain, Mohon Putusa yang
seadil-adilnya (ex aequo et bono)

19

Anda mungkin juga menyukai