Anda di halaman 1dari 18

 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

“PENGAWETAN SARI BUAH (LEMON)”

KELOMPOK 5

ADE LUCKI C

BETA WULAN F

DYAH NUR F

LELA WIDYA K 

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

LAPORAN RESMI

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 1/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA

I. JUDUL : PENGAWETAN SARI BUAH DALAM BOTOL

II. TUJUAN :- Mahasiswa dapat mengetahui cara pengawetan buah dalam botol.

- Mahasiswa dapat mengawetkan buah dalam botol dengan prosedur yang


tepat.

III. DASAR TEORI

Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Sebagian besar produk 


 pertanian, khususnya buah-buahan dan sayuran lebih banyak dikonsumsi dalam bentuk segar 
daripada dalam bentuk olahan. Disamping mengandung bahan-bahan seperti protein,
karbohidrat dan vitamin masih cukup tinggi juga mempunyai cita rasa segar dan menarik.
Kelebihan ini bisa kita peroleh dengan mengonsumsi buah segar. Namun demikian kelebihan
ini bisa menjadi kekurangan. Kadar air yang tinggi serta kandungan zat-zat gizi yang cukup
 bervariasi di dalam buah segar bisa mempermudah kerusakan buah. Akibatnya warna buah bisa
cepat sekali berubah oleh pengaruh fisika misalnya sinar matahari dan pemotongan, serta
 pengaruh biologis (jamur) sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu pengolahan buah
untuk memperpanjang masa simpannya sangat penting.

Buah dapat diolah menjadi berbagai bentuk minuman seperti anggur, sari buah,
dan sirup juga makanan seperti manisan, dodol, keripik, dan sale. Oleh karena itu pengolahan

 buah untuk memperoanjang masa simpannya sangat penting.


Dalam pengolahan buah menjadi minuman atau makanan,juga memiliki
dampak kerusakan ataupun penurunan nilai gizi. Tingkat kerusakan buah dan sayuran
diperkirakan sekitar 30% sampai 40% . Sedangkan sisanya yakni 60% dikonsumsi dalam
 bentuk segar dan olahan.

Sari buah merupakan cairan jernih atau agak jernih tidak difermentasi, tetapi
diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar. Pembuatan sari

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 2/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

 buah terutama ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan.
Pada dasarnya sari buah dibuat dengan cara penghancuran daging buah dan kemudian ditekan.

(Kimia Dalam Kehidupan Sehari-hari : hal 33)

Lemon merupakan buah yang gampang sekali dijumpai.Lemon terdapat diseluruh


negara.Selain itu Lemon mempunyai banyak maanfaat bagi tubuh kita.Diantara, lemon dapat
mencegah penyakit kanker bagi tubuh kita.Karena lemon memiliki zat-zat yang berfungsi
sebagai anti penyakit kanker.Selain itu, lemon berguna untuk mencegah kita dari dampak 
  penyakit radiovaskuler.Dan fungi lemon secara umum yakni,lemon dapat mengobati dan

mencegah kita dari sariawan.

(Kimia Pangan dan Gizi : 26)

Lemon mengandung banyak sekali vitamin.Reset membuktikan bahwa lemon merupakan


antioksidan yang baik bagi tubuh.Memang kandungan vitamin lemon sebagai antioksidan tidak 
sebanyak buah apel atau pome,namun karena sering dijumpai membuat lemon gampang untuk 
dikonsumsi sebagai anti oksidan.

(Resep Pangan : 93)

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 3/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

IV. Alat dan Bahan


Alat
No.
  Nama alat Gambar Jumlah
1. Botol 1

2. Panci email 1

3. Talenan 1

4. Pisau 1

5. Sterilisator 1

6. Pemanas 1

7. Sendok 1

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 4/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

8. mangkok 2

9. Pengaduk kayu 1

10. Lap kain 1

11. Tissue secukupnya

12. saringan 1

13. Pemeras buah 1

 Bahan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 5/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

  No. Nama bahan Gambar Jumlah


1. Buah lemon 4

2. Gula ¼ kg

3. Asam sitrat Sepucuk sendok  

4. Air mineral 250 ml

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 6/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

V. Cara Kerja 4. Selanjutnya sari buah yang akan


digunakan bila perlu disaring, terus
1. Mencuci buah-buahan sampai
dimasukan langsung kedalam botol
 bersih.
yang telah disterilisasi.

2. diperas untuk diambil sarinya


dengan menggunakan alat yang
sederhana. Kemudian sari buah
5. Untuk mengetahuinya apakah
disaring lalu diencerkan 3
menutupnya rapat, maka botol
kali,setelah itu ditambah dengan
dibalik,tutupnya dibawah.
gula ± 10% dari larutan sari buah
yang ada dan 0,1 % asam sitrat.

3. botol yang akan digunakan 6. Kemudian di sterilisasikan lagi


disterilisasi terlebih dahulu selama
dalam air mendidih selama 15
15 menit.
menit.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 7/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

7. Kemudian diamkan selama 3 hari


untuk melihat apakah produk 
  berjamur atau tidak.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 8/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

VI. Data Pengamatan

Perlakuan Gambar  

1. Mencuci buah-buahan sampai bersih.

2. diperas untuk diambil sarinya dengan


menggunakan alat yang sederhana.

Kemudian sari buah disaring lalu


diencerkan 3 kali,setelah itu ditambah
dengan gula ± 10% dari larutan sari buah
yang ada dan 0,1 % asam sitrat.

3. botol yang akan digunakan disterilisasi


terlebih dahulu selama 15 menit.

4. Selanjutnya sari buah yang akan digunakan


  bila perlu disaring, terus dimasukan
langsung kedalam botol yang telah
disterilisasi.

5. Untuk mengetahuinya apakah menutupnya

rapat, maka botol dibalik,tutupnya


dibawah.

6. Kemudian di sterilisasikan lagi dalam air 


mendidih selama 15 menit.

7. Kemudian botol didiamkan selama 3 hari

untuk mengetahui apakah produk berjamur 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 9/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

atau tidak.

Pengawetan Sari Buah Lemon Dalam Botol

VII. PEMBAHASAN

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengawetkan sari buah lemon dalam botol

tanpa merusak mutu dan rasa, selain itu untuk meningkatkan daya tahan simpan, daya guna
serta nilai ekonomis dari buah-buahan. Sari buah adalah cairan yang jernih dan keruh yang
diperoleh dengan cara penghancuran dan pengepresan daging buah-buahan yang telah masak 
dan segar. Langkah awal yang digunakan dalam percobaan ini adalah memotong buah lemon
menjadi dua bagian kemudian memerasnya. Kemudian sari buah diencerkan dengan
menggunakan air mineral sebanyak 3 (tiga) kali. Warna yang terbentuk adalah putih
kekuningan keruh dengan rasa asam. Selanjutnya ditambah gula pasir ±10% dari larutan sari

 buah yang ada dan 0.1% asam sitrat (satu ujung sendok teh). Kemudian menyaring larutan
tersebut lalu dimasukkan dalam botol yang telah disterilisasi selama ± 15 menit pada suhu 80ºC
kemudian ditutup rapat lalu disterilisasi lagi selama ± 15 menit pada suhu 80ºC.
Tujuan dari penyeterilisasian pada suhu 80ºC karena untuk menjaga agar sari buah
lemon tidak rusak baik rasa/warna. Proses pemanasan yang dilakukan pada pembuatan sari
 buah adalah proses pasteurisasi. Proses pasteurisasi merupakan proses pemanasan dengan suhu
yang relatif cukup rendah (di bawah 100°C) dengan tujuan untuk menginaktifasi enzim dan
membunuh mikroba patogen (yang menyebabkan sakit). Pemilihan proses ini didasarkan pada
sifat produk yang relatif asam sehingga mikroba menjadi lebih sensitif terhadap panas, juga
untuk meminimalkan rusaknya beberapa zat gizi seperti vitamin C. Pemanasan dapat
mengawetkan makanan karena panas dapat membunuh atau memusnahkan mikroba patogen
dan pembusuk serta dapat menyebabkan inaktivasi enzim-enzim perusak, sehingga mutu
 produk lebih stabil selama penyimpanan.
Sari buah kemudian didiamkan selama 3 hari. Botol yang telah diisi sari lemon diberi
label/stiker untuk memperindah penampilan. Setelah 3 hari diperoleh sari lemon yang terdapat

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 10/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

endapan dibagian bawahnya. Rasa dari sari buah lemon ini adalah asam dan terdapat rasa
manis. Rasa asam timbul dari asam sitrat dan sari lemon itu sendiri.
Produk yang dihasilkan

Buah lemon banyak mengandung vitamin dan mineral. Selain itu, buah lemon mengandung
senyawa asam sitrat. Asam sitrat merupakan asam organik  lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan
 bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
 pada makanan dan minuman ringan. Buah lemon memiliki aroma khas karena mengandung
senyawa ester oktil asetat.

Rumus Oktil Asetat


CH3-COO-C8H15
Klasifikasi buah
  lemon:

Kerajaan: Plantae
(tidak termasuk) Eudicots
(tidak termasuk) Rosids
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae

Genus: Citrus
Spesies: C. limon

Zat pengawet adalah suatu zat yang jika ditambahkan ke dalam makanan atau minuman
dapat menghambat aktivitas mikroorganisme tanpa merusak mutu dan rasa.
Pada percobaan menggunakan bahan pengawet yang berupa gula dan asam sitrat.

1. Gula atau sukrosa

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 11/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri
 penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Gula dan garam merupakan bahan yang efektif 
untuk pengawetan karena sifatnya yang dapat menarik air dari dalam sel mikroba sehingga
sel menjadi kering karena proses osmosis. Pengawetan pangan dengan pemberian gula
dilakukan pada pengawetan buah-buahan dalam sirup dalam bentuk manisan.

Jenis mikroba yang berbeda mempunyai kepekaan terhadap osmosis oleh gula atau
garam yang berbeda pula. Kapang dan kamir umumnya lebih toleran terhadap gula dan
garam daripada bakteri. Oleh sebab itu dalam pangan bergula seperti jem atau jeli, kapang
dan kamir kadang-kadang ditemukan sedangkan bakteri tidak dapat tumbuh

2. Asam sitrat

Rumus molekul asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat atau asam sitrat

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada
konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau
(misalnya  jeruk nipis dan jeruk purut).
Dalam  biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam
sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup.
Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan
sebagai antioksidan.
Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal   berwarna putih. Serbuk 
kristal tersebut dapat berupa bentuk  anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang
mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk  anhydrous asam
sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari
kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Asam pada konsentrasi yang cukup dapat
menyebabkan kerusakan protein yang disebut denaturasi. Oleh karena sel mikroba
terbentuk dari protein, maka pemberian asam dari mikroba lainnya sehingga sering asam
yang dihasilkan oleh sejenis mikroba dalam suatu proses fermentasi akan menghambat
 pertumbuhan jenis mikroba lain dalam bahan pangan tersebut. Dengan demikian pada

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 12/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

  proses fermentasi tersebut akan terjadi proses seleksi, yaitu mikroba pembusuk yang
umumnya bersifat proteolitik akan terhambat pertumbuhannya.
Dalam pengawetan dengan asam, asam dapat dihasilkan oleh kultur bakteri pembentuk 
asam yang ditambahkan ke dalam bahan pangan. Pada umumnya derajat keasaman pada
  bahan pangan yang dapat diterima secara organoleptik tidak pernah cukup untuk 
menghambat pertumbuhan mikroba secara keseluruhan. Oleh sebab itu selalu ada proses
 pengawetan tambahan terhadap bahan-bahan pangan sejenis ini.
Kombinasi asam dengan panas memberikan pengaruh pemusnahan mikroba yang lebih
tinggi. Bahan pangan yang memiliki pH lebih rendah umumnya membutuhkan waktu
sterilisasi yang relatif lebih singkat pada suhu yang sama dibandingkan dengan bahan
 pangan yang memiliki pH lebih tinggi.
Pada percobaan ini menggunakan bahan pengawet karena

1. Untuk mempertahankan konsistensi produk.

Emulsifier memberikan tekstur produk berbentuk emulsi atau suspensi yang konsisten
dan mencegah pemisahan fasa air dengan fasa lemak suatu emulsi atau pemisahan fasa cair 
dan fasa padat suatu suspensi. Penstabil dan pengental menghasilkan tekstur yang lembut
dan homogen pada pangan tertentu.

2.
Untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi.
Vitamin dan mineral yang ditambahkan ke dalam pangan seperti susu, tepung, serelia
lain dan margarin untuk memperbaiki kekurangan zat tersebut dalam diet seseorang atau
mengganti kehilangannya selama proses pengolahan pangan. Fortifikasi dan pengayaan
 pangan semacam ini telah membantu mengurangi malnutrisi dalam populasi masyarakat
Amerika. Semua pangan yang mengandung nutrien yang ditambahkan harus diberi label
yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara internasional atau sesuai ketentuan
masing-masing negara.
3. Untuk mempertahankan kelezatan dan kesehatan (wholesomeness) pangan
Pengawet menahan kerusakan pangan yang disebabkan oleh kapang, bakteria, fungi
atau khamir. Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan
(  food born illness
) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan.
 Antioksidan adalah pengawet yang mencegah terjadinya bau yang tidak sedap. Antioksidan
 juga mencegah potongan buah segar seperti apel menjadi coklat bila terkena udara.

4.  Mengembangkan atau mengatur keasaman/kebasaan pangan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 13/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

Bahan pengembang yang melepaskan asam bila dipanaskan bereaksi dengan baking 
 soda membantu mengembangkan kue, biskuit dan roti selama proses pemanggangan.
Pengatur keasaman/kebasaan membantu memodifiksi keasaman/kebasaan pangan agar 
diperoleh bau, rasa dan warna yang sesuai.
5. Untuk menguatkan rasa atau mendapatkan warna yang diinginkan.
Berbagai jenis bumbu dan penguat rasa sintetik atau alami memperkuat rasa pangan.
Sebaliknya warna memperindah tampilan pangan tertentu untuk memenuhi ekspektasi
konsumen.

Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan pengawet. Pengawetan pangan disamping


 berarti penyimpanan juga memiliki 2 (dua) maksud yaitu

(1) menghambat pembusukan dan


(2) menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin.

Penggunaan pengawet dalam produk pangan dalam prakteknya berperan sebagai


antimikroba atau antioksidan atau keduanya. Jamur, bakteri dan enzim selain penyebab
 pembusukan pangan juga dapat menyebabkan orang menjadi sakit, untuk itu perlu dihambat
 pertumbuhan maupun aktivitasnya.

Jadi, selain tujuan di atas, juga untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan

makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi
mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan
tersebut.

Tujuan utama pembotolan adalah untuk mengawetkan bahan makanan dalam kondisi
yang dapat dimakan (edible) dan dengan demikian dapat mencegah kebusukan. Prinsip
  pembotolan adalah mengemas bahan makanan dalam wadah yang tertutup dan hemertis.
Pembotolan merupakan salah satu cara pengawetan bahan pangan, sebab bahan pangan

dikemas secara hemertis, yakni kedap terhadap udara, air dari lingkungan luar, mikrobia
kontaminan, dan benda asing, sehingga bahan pangan akan menjadi tidak mudah mengalami
kerusakan (Sacharow, 1970). Wadah yang hemertis merupakan kemasan yang secara sempurna
tidak dapat dilalui oleh udara dan air dari lingkungan luar, selain itu mampu melindungi bahan
terhadap kontaminasi mikrobia dan benda asing. Dalam pembotolan juga dilakukan penutupan
  botol, yang berfungsi mengintensifkan perlindungan bahan makanan dari lingkungan luar.
Sehingga harus penutup bahan dengan bahan yang sesuai, misalnya yang umum digunakan

tutup botol dari logam, selain itu perlu dipilih metode dan alat penutupan yang sesuai pula,
sehingga benar-benar dapat menutup botol secara sempurna.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 14/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

Penggunaan botol gelas sebagai kemasan produk pangan dinilai memiliki keunggulan
dari segi keamanan, kompatibilitas produk, dan penerimaan konsumen. Wadah gelas dapat
menyimpan pangan cair dan padat untuk waktu periode waktu yang lama tanpa efek perubahan
 pada kualitas flavor produk, sehingga merupakan bahan yang cocok untuk mewadahi makanan
dan minuman. Dari sisi penerimaan konsumen, riset pemasaran mengindikasikan bahwa
konsumen memberikan penilaian kualitas yang tinggi terhadap pangan yang dikemas botol
gelas. Selain itu penggunaan botol berfungsi agar ketika pemanasan tidak pecah dan tidak 
mudah bereaksi dengan pengawet kimia.

Pada umumnya semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pemanasan maka
semakin tinggi tingkat inaktivasi mikroba dan enzim-enzim, tetapi disisi lain dapat
menyebabkan tingginya kerusakan zat gizi dan cita rasa. Oleh sebab itu suhu dan waktu
 pemanasan perlu dikontrol.

Dengan bahan baku yang baik serta proses yang terkontrol maka sari buah yang
dihasilkan akan mempunyai karakteristik yang baik serta memiliki keawetan yang relatif tinggi
walaupun tanpa bahan pengawet.

Pada hasil percobaan, sari buah yang dihasilkan endapan yang terletak di bagian bawah,
hal ini menunjukkan bahwa proses pembuatan sari buah yang dilakukan kurang steril/bersih

sehinggan mikroba ikut masuk dalam botol. Selain itu, terdapat kesalahan proses
  penyeterilisasian, dimana seharusnya botol yang telah disterilisasi tidak dikeluarkan dari
sterilisator melainkan proses masuknya sari buah terjadi ketika botol berada di dalam
sterilisator. Selain itu, adanya endapan menunjukkan bahwa vitamin C dalam sari buah sudah
rusak.

VIII. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

BuahJeruk Lemon ( 4 buah ) Rp 3.000,-


Air Rp 500,-

GulaPasir Rp 3.000,-

AsamSitrat Rp 500,-

Botol Rp 3.000,-

Listrik, dll Rp1.000,-

Label & Leaflet Rp 3.000,- +


Rp 14.000,-

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 15/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

Dari bahandiatasdapatdibuat 3 botol sari buahjeruk lemon.

Hargajual per botol = Rp 5.500,-

Keuntungan = ( Rp 5.500,- x 3) – Rp 14.000,- x 100% = 17,8 %

Rp 14.000,-

IX. DESAIN LEAFLET

X. KESIMPULAN

1. Tujuan dari percobaan ini adalah melatih mahasiswa agar dapat mengawetkan sari buah
dengan prosedur yang tepat, serta dapat menganalisis kelayakan usahanya.

2. Tahapan pembuatan sari buah lemon dalam botol:

- Memeras buah

- Mengencerkan sari buah

- Menambahkan larutan gula dan asam sitrat

- Menyeterilisasikan botol berisi sari buah

- Mendiamkan selama 3 hari

3. Warna sari buah: putih kekuningan keruh


Rasa sari buah : asam

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 16/18


 

5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

4. Zat pengawet adalah suatu zat yang jika ditambahkan ke dalam makanan atau minuman
dapat menghambat aktivitas mikroorganisme tanpa merusak mutu dan rasa

5. Zat pengawet yang digunakan

1. Asam sitrat: sebagai pengawet dan pemberi rasa asam


2. Gula : sebagai penghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab

 pembusukan, kapang, dan khamir 

6. Struktur Asam Sitrat

7. Tujuan utama pembotolan gelas adalah

-  bahan pangan akan menjadi tidak mudah mengalami kerusakan

- kemasan produk pangan dinilai memiliki keunggulan dari segi keamanan,


kompatibilitas produk, dan penerimaan konsumen
- agar ketika pemanasan tidak pecah dan tidak mudah bereaksi dengan pengawet

kimia.

XI. DAFTAR PUSTAKA

- Kus Sri Martini,Dra. PrakaryaKimia.Surakarta : UNS Press

- Kus Sri Martini,Dradan Sri RetnoDwiAriyani. 2010. Kimia DalamKehidupanSehari – 


Hari. Surakarta : UNS Press.

- Supangat.1975. Teknologi Kimia. Jogjakarta : FKIP- IKIP.

- Vadeemeum.1976. ResepPangan. Jakarta :PrandyaPramita.

- Winarno. F. G. 1982. Kimia PangandanGizi. Jakarta :GramediaPustakaUtama.

- http://www.primakelola.co.id/?modul=article_desc&id=55

- http://yuphyyehahaa.blogspot.com/2010/11/pengemasan-jus-buah-mangga-dengan-
 botol.html

- http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 17/18


5/14/2018 Ke lompok 7 ( Pe ngaweta n Sa r i Bua h ) - slide pdf.c om

http://slide pdf.c om/re a de r/full/ke lompok-7-pe ngaweta n-sa r i-bua h- 18/18

Anda mungkin juga menyukai