Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR PKM-P

UJI EFEKTIVITAS GEL LIDAH BUAYA DALAM MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA
PENYIMPANAN

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Ketua : Hanif Tri Wibowo A1.0800441/2008
Anggota : Yazid Masum 0901292/2009
Fitri Aningsih A1.0900522/2009

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH


GOMBONG
2011
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Uji efektivitas gel lidah buaya dalam mempertahankan


mutu buah selama penyimpanan.

2. Jenis PKM : PKM Penelitian

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian


( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora
( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan


a. Nama Lengkap : Hanif Tri Wibowo
b. NIM : A1. 0800441
c. Fakultas/prodi : S1 Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : STIKES Muhammadiyah Gombong
e. Alamat Rumah dan No Telp : RT 3 RW 1 Krajan II Kandangan,
Temanggung, JATENG

5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 Orang

6. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ida Betanursanti, S.T., M.T.
b. NIP : 0607016901
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Karangbolong 99, RT 2 RW 4
Semondo, Gombong, Kebumen
HP : 0838 6905 8279

7. Biaya kegiatan total :


a. Sumber Dikti : Rp. 5.500.000,-
b. Sumber lain :-
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Gombong, Mei 2011

Menyetujui,

Ketua Jurusan/Prodi, Ketua Pelaksana Kegiatan,

( Herniyatun S.Kep Sp. Mat ) (Hanif Tri Wibowo)

NIP. 01022 NIM. 0800441

Pembantu Rektor Bidang Dosen Pembimbing,

Kemahasiswaan,

(Madkhan Anis S.Kep, Ners) ( Ida Betanursanti S.T.,M.T)


NIP. 0616067401 NIP. 0607016901

ABSTRAK
Buah merupakan salah satu komoditas yang rentan terhadap kerusakan bahkan pembusukan. Seiring
perkembangan teknologi pengawetan untuk buah pun telah dilakukan. Namun, penggunaan bahan kimia yang
berbahaya seperti linin telah digunakan untuk mengawetkan beberapa jenis buah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kefektifan gel lidah buaya sebagai pengawet buah alami dengan
cara mempertahankan mutu buah selama penyimpanan.
Metode yang digunakan adalah ekstraksi gel lidah buaya kemudian disemprotkan ke kulit buah dan
diamati perbedaan perubahan fisik selama masa penyimpanan antara buah yang disemprot ekstrak gel lidah buaya
dan yang tidak diberi perlakuan. Perlakuan dibedakan menjadi 3 macam variasi dengan perbandingan ekstraksi gel
lidah buaya : aquabides, a. Tanpa ekstrak lidah buaya, b. 40%:60%, c. 60%:40%, d. 100%:0 dan dilakukan pada
buah pisang mas dalam lama penyimpanan 5 hari,10hari,15hari.
Hasil yang diperoleh dari pengamatan ketiga variasi konsentrasi Lidah Buaya dibandingkan dengan buah
tanpa disemprot ekstraksi gel Lidah Buaya adalah konsentrasi lidah buaya 100% yang paling efektif untuk
mempertahankan mutu buah karena buah mampu bertahan sampai dengan 15 hari.

Keywords : gel lidah buaya, ekstraksi, pengawet alami buah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayahnya bagi kita atas tercapainya penelitian PKM-P yang berjudul Uji efektivitas gel lidah buaya dalam
mempertahankan mutu buah selama penyimpanan. Penelitian ini dapat terselesaikan tanpa haangan yang berarti
dan tak semata-mata hasil ribadi akan tetapi banyak pihak yang telah membantu terselesainya penelitian ini. Oleh
karena itu perekanakanlah kami selaku peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Basirun Al-Ummah Spd, M.kes selaku kepala STIKES Muhammadiyah Gombong
2. Bapak Makhdan Anis S.Kep Ns selaku pembantu rektor bidang kemahasiswaan STIKES Muhammadiyah Gombong
3. DIKTI selaku penyelenggara program PKM
4. Ibu Herniyatun S.Kep Sp.Mat selaku ketua prodi S1 STIKES Muhammadiyah Gombong
5. Ibu Ida Betanursanti S.T.,M.T selaku dosen pembimbing penelitian
6. Orang tua kami yang telah mendukung baik moral maupun material
7. Teman-teman serta pihak lain yang telah membantu tercapainya penelitian ini
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi acuhan serta perbaikan bagi penelitian
selanjutnya. Akhir kata dari kami sekian dan terimaksih.

Gombong, Mei 2011


Peneliti

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Buah adalah satu dari sekian banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari tanaman. Tentu saja karena berbagai
manfaat dari bermacam-macam segi pada setiap jenis buah membuat buah menjadi sumber bahan makanan
dibutuhkan oleh tubuh kita. Namun, seiring kemajuan jaman dan teknologi, kita tak perlu lagi mengkhawatirkan
memperoleh buah dengan harus memetik serta mengkonsumsi langsung dari pohonnya. Telah menjadi hal yang
layak saat kita membutuhkan buah dan menyimpannya untuk di konsumsi di lain waktu bahkan untuk menjaga
kualitas buah saat pengiriman ke daerah lain.
Dengan kondisi tersebut, maka telah tercipta produk pengawetan buah, berbagi macam cara buah diawetkan
baik secara alami maupun kimiawi.
Pada situs jurnalnet.com disebutkan bahwa peneliti spanyol, Valero dan timnya telah melakukan peneitian
terhadap salah satu potensi lidah buaya ini yaitu sebagai pengawet alami, dengan cara kerja mempertahankan mutu
buah selama penyimpanan karena kandungan antibakteri dan antifungi didalam lidah buaya. Hasil dari penelitian
tersebut menunjukkan bahwa buah anggur yang tidak diberi formulasi dari gel lidah buaya menunjukkan perubahan
yang cepat dalam waktu 7 hari, sedangkan buah anggur yang telah diberi lapisan formulasi dari gel lidah buaya
dengan cara disemprot ( spray) menunjukkan lebih tahan sampai hari ke-35 dalam keadaan yang sama. Anggur yang
dilapisi gel terbukti lebih keras dan hanya mengalami sedikt perubahan warna dibanding anggur yang tidak diberi
lapisan gel lidah buaya.

B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari kegiatan penelitian ini adalah seberapa efektif gel lidah
buaya sebagai bahan pengawet dalam mempertahankan mutu buah selama penyimpanan?

C. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah mengetahui keefektifan gel lidah buaya dalam mempertahankan mutu
buah selama penyimpanan.
D. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah mendapakan bahan penjaga mutu buah yang alami dan efektif
selama masa penyimpanan sehingga tidak merubah atau hanya sedikit merubah karakteristik mutu buah yaitu bau,
warna, rasa dan kekerasan buah.
E. KEGUNAAN
Kegunaan dari penelitian ini adalah
1.) Bagi mahasiswa
a. Meningkatkan pemikiran yang kritis, kreatif, dan dinamis,
b. Menumbuhkan sikap bekerjasama antar mahasiswa,
c. Menambah pengetahuan dan wawasan yang luas.
2.) Bagi perguruan tinggi
a. Meningkatkan citra positif perguruan tinggi sebagai salah satu pencetak generasiberkualitas yang positif bagi
bangsa,
b. Memberikan wadah untuk mahasiswa berkreasi dan melakukan hal yang positif.
3.) Bagi masyarakat
a. Menambah wawasan masyarakat tentang bahan penjaga mutu buah yang paling efektif selama masa penyimpanan,
b. Memiliki rasa bangga terhadap generasi yang berfikir kereatif, kritis dan dinamis.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gel lidah buaya


Lidah buaya ( aloe vera) adalah tanaman tropis yang berbentuk daun tebal kurang lebih 1cm dengan daging
buah berlendir atau gel. Daunnya meruncing, pinggirnya bergerigi dan dapat mencapai panjang 30cm. Dari sekitar
200 jenis tanaman lidah buaya, yang baik digunakan untuk pengobatan adalah jenis Aloevera Barbadensis miller.
Lidah buaya jenis ini mengandung 72 zat yang dibutuhkan oleh tubuh ( Freddy Wilmana, 2005).
Di dalam daun lidah buaya terdapat bahan yang biasa disebut sebagai gel. Gel ini merupakan
jaringan parenkim pada tanaman lidah buaya. Gel lidah buaya tersusun atas polisakarida yang tampak
tak berwarna, tetapi pada beberapa jenis memiliki warna kehijauan yang mungkin disebabkan adanya
klorofil didalamnya. Polisakarida ini sebagian besar tersusun atas ikatan linier 1-4 glukosa dan manosa
(Danhof, 2004) membentuk glukomanan sebagai molekul paling dominan. Dalam susunan polisakarida
ini, manosa memiliki perabandingan jumlah yang lebih banyak dari pada glukosa sehingga polisakarida
ini juga sering disebut sebagai polimanan. Ukuran molekul polisakarida pada gel lidah buaya bervariasi,
dengan ukuran terkecil 50 hingga 9000 molekul (Danhof, 2004).
Menurut Hunter (2006), Komposisi dari gel lidah buaya antara lain: air, glukomanan (termasuk di
dalamnya glukosa, manosa, asam glukuronat), polisakarida lainnya (seperti galaktogalakturan dan
galaktoglukoarabinomanan) pectic substances, lupeol, serol, bahan organik lainnya dan adanya steroid
anorganik di dalamnya juga telah teridentifikasi. Dari sekian banyaknya zat, yang paling dominan adalah
air yang jumlahnya mencapai 99%.
Bernstein (2005) berpendapat bahwa lembaran gel lidah buaya dapat menahan difusi oksigen dan
air ke dalam buah sehingga dapat menghambat proses pembusukan buah, disamping itu tidak banyak
berpengaruh terhadap perubahan rasa. Disamping itu lidah buaya memiliki aktivitas antimikroba terhadap
beberapa mikroba, contohnya adalahStaphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Trichophyton
mentagraphytes, T. schoeleinii, Microsporium canis and Candida albicans (Agarry et al., 2005).

III. METODE PENDEKATAN


a. Variabel Penelitian
Variabel dalam program ini adalah perbandingan pengenceran ekstraksi gel lidah buaya : aquabides, a. Tanpa
ekstrak lidah buaya, b. 40%:60%, c. 60%:40%, d. 100%:0.
b. Model yang Digunakan
Model yang digunakan dalam program ini adalah ekstraksi
c. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan ialah dengan mengekstraksi gel lidah buaya kemudian menyeprotkannya ke kulit buah
kemudian diamati perubahan fisik buah selama penyimpanan antara buah yang di semprot ekstrak lidah buaya
dengan buah tanpa ekstrak lidah buaya.
d. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam program ini ialah dengan mengambil sampel percobaan perubahan fisik
buah selama 5, 10 dan 15 hari. Data yang dikumpulkan adalah dalam berupa grafik dan table nilai dari perbedaan
perubahan fisik buah yang dilapisi ekstrak lidah buaya dan yang tidak.
e. Teknik Analisis Data
Teknik analisa data yang kami gunakan adalah dengan menganalisa perbedaan tingkat kerusakan atau pembusukan
buah yang dilapisi ekstrak lidah buaya dengan yang tanpa dilapisi ekstrak lidah buaya.
f. Cara Penafsiran Hasil Penelitian
Penafsiran hasil penelitian yang dilakukan dalam program ini dengan melihat selisih hasiltingkat kerusakan
buah. Apabila terdapat selisih tingakt kerusakan buah sedikit atau hampir sama maka percobaan ini gagal.
g. Cara Penyimpulan Hasil Penelitian
Penyimpulan hasil penelitian yang dilakukan dalam program ini dengan rata-rata hasil percobaan. Hasil percobaan
dengan pelapisan ekstrak lidah buaya dengan tanpa pelapisan kemudian dibandingkan tingkat kerusakan atau
kebusukannya.
Diagram Alir (flow chart) Pelaksanaan Penelitian
Uji efektivitas gel lidah buaya dalam mempertahankan mutu buah selama penyimpanan
Mulai
Pengumpulan Bahan
Layak

tidak
1

ya
Dikeringanginkan
Disaring
Direndam etanol
Diekstrak
Didistilasi
Dioven

Selesai
Di amati perubahan fisik buah
Diencerkan eksrtak aquabides : lidah buaya
a. Tanpa ekstrak lidah buaya
b. 4 : 6
c. 6 : 4
d. 0 : 10.
Disemprotkan pada kulit buah
Hasil
IV. PELAKSANAAN PROGRAM

a. Waktu dan tempat pelaksanaan


Pelaksanaan kami mulai sejak bulan maret dimana tempat penelitian kami lakukan di Labkimia STIKES
Muhammadiyah Gombong.
Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ekstraksi yaitu pada tanggal 28 maret 15 april 2011 dan pengamatan
buah pada 16 april 30 mei 2011.
(Logbook terlampir)
b. Tahapan Pelaksanaan / Jadwal Faktual Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dimulai dari penyediaan alat dan bahan kemudian melengkapi semua peralatan yang
diperlukan kemudian ekstraksi serta pengamatan dimulai.
c. Instrumen Pelaksanaan
Adapun instrument yang dilaksanakan adalah satu set alat ekstraksi dan botol spray.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Hasil yang diperoleh pengenceran ekstraksi lidah buaya : aquabides setelah pengamatan terlampir pada tabel
Tabel 1. Hasil pengamatan

Buah dengan Buah dengan Lidah


Hari Buah tanpa lidah Buah dengan Lidah Buaya 40 % (b), Lidah Buaya Buaya 100 %(d),
ke buaya (a),% % 60%(c), % %
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
3 0 0 0 0
4 8,30 0 0 0
5 24,90 8,30 8,30 0
6 41,50 24,90 24,90 8,30
7 49,80 24,90 24,90 16,60
8 58,10 32,20 32,20 24,90
9 66,40 41,50 32,20 32,20
10 74,70 49,80 41,50 32,20
11 83,00 58,10 41,50 41,50
12 91,30 66,40 49,80 41,50
13 100 74,70 58,10 58,10
14 83,00 66,40 58,10
15 91,30 74,70 58,10

Dari tabel di atas dapat dibuat grafik pada Gambar 1

Gambar 1. Grafik pengaruh konsentrasi esktrak lidah buaya terhadap tingkat kebusukan dalam hari
B. Pembahasan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas ekstrak gel lidah buaya hanya mampu
mempertahankan mutu buah selama 4 hari pada buah pisang mas.
Diperoleh hasil yang kurang sempurna karena berbagai faktor yaitu tidak ada variasi buah dan kondisi buah pisang
yang sudah terlalu tua sehingga sangat sulit untuk mengamati perubahan fisik dalam jangka waktu 15 hari.
B. Saran
Apabila akan melakukan praktikum ini diharapkan menggunakan buah yang bervariasi dan tidak terlalu tua.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Agarry O.O., Olaleye M.T., and Bello-Michael. (2005). Comparative
antimicrobial Activities of aloe vera gel and leaf African Journal of

Biotechnology Vol. 4 (12), pp. 1413-1414.


Bernstein, Michael. (2005). Aloe vera coating for fruits and vegetables.
Danhof, Ivan E. (2004). Position Statement on Polysaccharides. Science and
Technical Committee

Padmadisastra, yudi. dkk (2003), formulasi sediaan cair gel lidah buaya sebagai minuman kesehatan, simposium
bahan kimia alami, Bandung.

Shipards, Isabell. (2007). Aloe vera.

http://health.detik.com/read/2010/02/08/110709/1294968/766/amankah-pengawet lilin-pada-buah-buahan diunduh


pada hari Rabu, 11 agustus 2010.

http://www.purwakarta.org/gel-lidah-buaya-seagai-pengawet-buah-dan-sayuran/
diunduh pada hari Rabu, 11 Agustus 2010.

http://www.jurnalnet.com/gel-lidah-buaya/ diunduh pada hari Selasa, 9 Agustus 2010.


Halaman Judul
.......................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan
................................................................................................. iii
Kata Pengantar
........................................................................................................ iv
Daftar
Isi.................................................................................................................... v
Abstrak
................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 2
BAB II TELAAH PUSTAKA...............................................................................
3
A. Dskripsi Buah Salak (Salacca zalacca).....................................................
3
B. Jenis Buah Salak........................................................................................
5
C. Bagian-bagian pohon salak........................................................................
6
D. Kandungan dan Manfaat Kulit Buah Salak (Salacca zalacca)..................
7
BAB III PENYAKIT
DIABETES.............................................................................. 8
A.Pengertian Diabetes....................................................................................
8
B.Tanda-Tanda terkena Diabetes....................................................................
8
C. Macam-Macam Penyakit Diabetes.......................................................... 10

a. Tipe 1 ........................................................................................ 10

b. Tipe 2 ........................................................................................... 10

BAB IV METODOLOGI........................................................................................ 13

A. Alat dan Bahan....................................................................................... 13

B. Cara Kerja Penelitian................................................................................ 14


C. Cara Analisis Penelitian............................................................................ 14

BAB V PENUTUP................................................................................................. 16

A. Kesimpulan.............................................................................................. 16

B. Saran........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

ABSTRAK

Buah Salak (Salacca zalacca) memiliki banyak sekali jenis yang tersebar pada daerah tropis dan non tropis. Salak
adalah sejenis palma yang dengan buah yang biasa dimakan. Salak ditemukan tumbuh liar di Jawa bagian barat
daya dan Sumatera bagian selatan. Salak termasuk palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri
banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat.

Salak dikenal sebagai tanaman monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang
disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan meninggi sampai 3 m atau
lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya
yang kecil).Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas
unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula
batu (Bali), dan lain-lain.

Kulit salak mengandung unsur aktif. Keseluruhan unsur aktif tersebut bekerja secara bersamaan pada tubuh pasien
untuk menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Diantara unsur aktif yang terkandung di dalam kulit salak yang
berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit diabetes adalah:

1. Ferulic Acid dan Proline; senyawa yang mendorong terbetuknya kolagen dan elastin (dua unsure penting untuk
memulihkan jaringan).

2. Cinnamic acid derivatives; senyawa yang mendorong regenerasi sel epitel Zat zat diatas berperan penting dalam
proses perbaikan pancreas pada penderita diabetes tipe I.

3. Arginin; senyawa yang menstimulir pembelahan sel dan memperkuat biosintesa protein. Zat Bee Health Products
& Bee Health Propolis ini sangat bermanfaat untuk normalisasi sel-sel tubuh agar responsive pada insulin, zat ini
sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe II.

4. Pterostilbene; senyawa ini merupakan zat anti diabetes dan berperan langsung dalam menurunkan kadar gula
darah.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sejalan dengan munculnya jenis-jenis penyakit
yang merebak luas di masyarakat mengakibatkan kebutuhan obat menjadi suatu hal yang sangat penting. Tetapi
seiring berkembangnya teknologi banyak obat yang ditemukan. Obat-obatan ini banyak mengandung kimia buatan
sehinggan banyak mempunyai efek samping yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Oleh karena itu penulis mencoba memanfaatkan bahan-bahan alami yang tidak mempunyai efek samping sebagai
obat, salah satunya adalah memanfaatkan buah salak.Selama ini salak dianggap sebagai buah-buahan yang hanya
dapat dinikmati buahnya. Tetapi masyarakat belum menyadari bahwa sesunggungnya kulit salak yang mempunyai
tekstur kasar, berbentuk coklat dan bersisik dapat dimanfaatkan sebagai obat. Selama ini kulit buah salak hanya
sebagai limbah dan tidak termanfaatkan dan terbuang sebagai limbah. Kulit salak dianggap kurang mempunyai daya
guna. Sesungguhnya dibalik kulit salak tersebut terdapat daya guna yang luar biasa, bagi sebagian yang jeli dan
mampu memanfaatkanya.

Kulit salak dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes. Kulit salak ini dibuat dalam bentuk teh, teh kulit salak ini yang
berhasiat dalam penyembuhan diabetes. Dalam kulit salak tersebut mengangdung bahan kimia alami yang berhasiat
sebagai penyembuh diabetes.

B. Identifikasi Masalah

1. Terdapat berbagai macam kulit buah yang belum termanfaatkan dengan maksimal

2. Kulit salak dapat berkhasiat untuk pengobatan diabetes.

3. Metode pengolahan kulit salak sebagai obat diabetes.

4. Mengetahui manfaat kulit salak.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui cara pembuatan Teh Kulit Salak.

2. Mengetahui Khasiat Teh Kulit Salak.

D. Manfaat Penelitian

1. Menigkatkan kreativitas dan penelitian.

2. Meneliti kandungan kimia yang terdapat dalam kulit salak.

3. Mengetahui manfaat kulit salak sebagai obat diabetes.

4. Menemukan obat diabetes dari bahan alamiah.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. Deskripsi Buah Salak (Salacca zalacca)

Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan.Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit,
sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik
ular. Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi asal-
usul salak yang pasti belum diketahui. Salak dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur sampai
Maluku. Salak juga telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji. Sebagian ahli menganggap
salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni S. sumatrana Becc.. S. zalacca
sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var. amboinensis (Becc.) Mogea
dari Bali dan Ambon.
Gbr. Pohon salak

Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang, diameter 10-15 cm. Daun
majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna
duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm,
sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin.

Karangan bunga jantan Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang
muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai
menjadi serupa serabut. Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang masing-
masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun
rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm.

Tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di
ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap
yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Dinding
buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3
butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya.

Salak termasuk palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, melata dan beranak banyak,
tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang,
sering bercabang, diameter 10-15 cm.

Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak,
warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x
85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin.

Kebanyakan salak berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di ketiak
daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa
serabut.

Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara
7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina
20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm. Salak terutama ditanam untuk
dimanfaatkan buahnya, yang populer sebagai buah meja. Selain dimakan segar, buah ini juga biasa dibuat manisan,
asinan, dikalengkan, atau dikemas sebagai keripik. Buah yang muda digunakan untuk bahan rujak. Umbutnya pun
dapat dimakan.

Helai-helai anak daun dan kulit tangkai daunnya dapat digunakan sebagai bahan anyaman, meski tentunya sesudah
duri-durinya dihilangkan lebih dahulu. Karena duri-durinya hampir tak tertembus, rumpun salak kerap ditanam
sebagai pagar.

Demikian pula, potongan-potongan tangkai daunnya yang telah mengering pun kerap digunakan untuk
mempersenjatai pagar, atau untuk melindungi pohon yang tengah berbuah dari pencuri.
Salak ditemukan tumbuh liar di alam di Jawa bagian barat daya dan Sumatra bagian selatan. Akan tetapi asal-
usulnya yang pasti belum diketahui. Buah ini dibudidayakan di Thailand, Malaysia dan Indonesia, ke timur sampai
Maluku, dan telah diintroduksi ke Filipina, Papua Nugini, Queensland dan juga Fiji.

Sebagian ahli menganggap salak yang tumbuh di Sumatra bagian utara berasal dari jenis yang berbeda, yakni S.
sumatrana Becc. S. zalacca sendiri dibedakan lagi atas dua varietas botani, yakni var. zalacca dari Jawa dan var.
amboinensis (Becc.) Mogea dari Bali dan Ambon.

B. Jenis Buah Salak (Salacca zalacca)

Salak dikenal sebagai tanaman monokotil, daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang
disebut lidi. Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan meninggi sampai 3 m atau
lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya
yang kecil).Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas
unggul yang telah dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang, gula
batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni:
salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir,salak Bali Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang
berbiji 1- 2 butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu
mempunyai nilai komersial yang tinggi.

Di dunia ini dikenal salak liar, seperti Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S.magnifera JP Mogea; S. minuta; S.
multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu,masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex.

Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand) sebagai
pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri,bunganya berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk
famili: Palmae (palem-paleman)

C. Bagian-bagian pohon salak

Gbr. Buah Salak

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Arecales
Famili: Arecaceae
Genus: Salacca
Spesies: S. zalacca

Nama binomial

Salacca zalacca

Sinonim
Salacca edulis Reinw.
Calamus zalacca Gaertn.

D. Kandungan dan Manfaat Kulit Salak (Salacca zalacca)

Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta
kulitnya, tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Buah matang
disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas
(petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.

Kulit salak mengandung unsur aktif. Keseluruhan unsur aktif tersebut bekerja secara bersamaan pada tubuh pasien
untuk menyembuhkan penyakit yang diderita pasien. Diantara unsur aktif yang terkandung di dalam kulit salak yang
berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit diabetes adalah:

1. Ferulic Acid dan Proline; senyawa yang mendorong terbetuknya kolagen dan elastin (dua unsure penting untuk
memulihkan jaringan).

2. Cinnamic acid derivatives; senyawa yang mendorong regenerasi sel epitel


Zat zat diatas berperan penting dalam proses perbaikan pancreas pada penderita diabetes tipe I

3. Arginin; senyawa yang menstimulir pembelahan sel dan memperkuat biosintesa protein. Zat Bee Health Products
& Bee Health Propolis ini sangat bermanfaat untuk normalisasi sel-sel tubuh agar responsive pada insulin, zat ini
sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes tipe II.

4. Pterostilbene; senyawa ini merupakan zat anti diabetes dan berperan langsung dalam menurunkan kadar gula
darah.

Gbr. Buah Salak (Salacca zalacca)

BAB III

PENYAKIT DIABETES

A. Pengertian Diabetes

Diebetes adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak
dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas,
yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam
sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.

Bahaya diabetes sangat besar dan dapat memungkinkan penderita lemah ginjal, menjadi buta, menderita penyakit
bagian kaki dan banyak komplikasi yang serius dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Pasien diabetes
menghadapi bahaya setiap harinya karena kadar gula darah yang tidak terkontrol. Glukosa darah mengandung kadar
yang berubah-ubah sepanjang hari, terutama pada saat makan, beraktifitas, dan bahkan jika Anda sedang minum
obat diabetes. Penelitian medis membuktikan bahwa ketika kadar glukosa darah sangat tinggi ( berada pada zona
bahaya ) maka banyak orang yang menderita penyakit diabetes akan terserang penyakit jantung. Penelitian
menunjukkan delapan dari 10 orang yang mengidap penyakit diabetes terkena serangan jantung.

Mereka yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes adalah yang memiliki riwayat keluarga pengidap diabetes. Hal ini
biasa terjadi ketika seseorang memasuki usia di atas 40 tahun, mengalami kegemukan, terkena tekanan darah tinggi,
selain tentu saja menggunakanpola makan yang salah.

B. Tanda-Tanda Terkena Diabetes

Manusia memiliki beberapa tanda-tanda atau ciri-ciri apabila manusia tersebut menderita diabetes.Adapun tanda-
tanda dari diabetes:

- Selalu Haus

- Sering buang air kecil

- Penurunan berat badan meskipun selera makan meninngkat

- Luka sulit / lambat untuk sembuh

- Gatal terutama pada kemaluan

Sebagian besar kasus diabetes adalah diabetes tipe 2 (dua) yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor
keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya sebesar 5
persen. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat
gaya hidup yang dijalaninya.

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat,
sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis
ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar
(makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil
(mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.

Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan
perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan
semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa
penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.

Gbr. Orang Terkena Diabetes

C. Macam-Macam Diabetes

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui tiga bentuk diabetes mellitus, yaitu tipe 1, tipe 2. Macam- macam
Diabetes mellitus yaitu :
a. Diabetes mellitus tipe 1

Dulu disebut insulin-dependent diabetes (IDDM, diabetes yang bergantung pada insulin), atau diabetes anak-anak,
dicirikan dengan hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas sehingga terjadi
kekurangan insulin pada tubuh. Diabetes tipe ini dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Sampai saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah. Diet dan olah raga tidak bisa menyembuhkan ataupun
mencegah diabetes tipe 1. Kebanyakan penderita diabetes tipe 1 memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat
penyakit ini mulai dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respons tubuh terhadap insulin umumnya normal pada
penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap awal.

Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang
menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Saat ini, diabetes tipe 1 hanya dapat diobati dengan menggunakan insulin, dengan pengawasan yang teliti terhadap
tingkat glukosa darah melalui alat monitor pengujian darah. Pengobatan dasar diabetes tipe 1, bahkan untuk tahap
paling awal sekalipun, adalah penggantian insulin. Tanpa insulin, ketosis dan diabetic ketoacidosis bisa
menyebabkan koma bahkan bisa mengakibatkan kematian.

Penekanan juga diberikan pada penyesuaian gaya hidup (diet dan olahraga). Terlepas dari pemberian injeksi pada
umumnya, juga dimungkinkan pemberian insulin melalui pump, yang memungkinkan untuk pemberian masukan
insulin 24 jam sehari pada tingkat dosis yang telah ditentukan, juga dimungkinkan pemberian dosis (a bolus) dari
insulin yang dibutuhkan pada saat makan. Serta dimungkinkan juga untuk pemberian masukan insulin melalui
inhaled powder.

Perawatan diabetes tipe 1 harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal
apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan
dijalankan. Tingkat Glukosa rata-rata untuk pasien diabetes tipe 1 harus sedekat mungkin ke angka normal (80-120
mg/dl, 4-6 mmol/l). Beberapa dokter menyarankan sampai ke 140-150 mg/dl (7-7.5 mmol/l) untuk mereka yang
bermasalah dengan angka yang lebih rendah. seperti frequent hypoglycemic events.

Angka di atas 200 mg/dl (10 mmol/l) seringkali diikuti dengan rasa tidak nyaman dan buang air kecil yang terlalu
sering sehingga menyebabkan dehidrasi. Angka di atas 300 mg/dl (15 mmol/l) biasanya membutuhkan perawatan
secepatnya dan dapat mengarah ke ketoasidosis. Tingkat glukosa darah yang rendah, yang disebut hypoglycemia,
dapat menyebabkan kejang atau seringnya kehilangan kesadaran.

b. Diabetes mellitus tipe 2

Dulu disebut non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM, diabetes yang tidak bergantung pada insulin)terjadi
karena kombinasi dari kecacatan dalam produksi insulin dan resistensi terhadap insulin atau berkurangnya
sensitifitas terhadap insulin(adanya defek respon jaringan terhadap insulin)yang melibatkan reseptor insulin di
membran sel. Pada tahap awal abnormalitas yang paling utama adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin,
yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.

Pada tahap ini, hiperglikemia dapat diatas dengan berbagai cara dan Obat Anti Diabetes yang dapat meningkatkan
sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi
insulinpun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan
penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral (fat concentrated around the waist in
relation to abdominal organs, not it seems, subcutaneous fat) diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya
resistensi terhadap insulin, mungkin dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu kelompok
hormon) itu merusak toleransi glukosa. abdominal gemuk Adalah terutama aktip hormonally. Kegendutan ditemukan
di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan mendiagnose dengan jenis 2 kencing manis. Lain faktor boleh
meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang ter]akhir [itu] telah terus meningkat mulai untuk
mempengaruhi anak remaja dan anak-anak.

Diabetes tipe 2 boleh pergi tak ketahuan bertahun-tahun dalam suatu pasien [sebelum/di depan] hasil diagnosa
[sebagai/ketika] gejala yang kelihatan adalah secara khas lembut atau yang tidak ada,, tanpa ketoacidotic, dan dapat
sporadis.. Bagaimanapun, kesulitan yang menjengkelkan dapat diakibatkan oleh jenis tak ketahuan 2 kencing manis,
termasuk kegagalan yang berkenaan dengan ginjal, penyakit yang vaskuler ( termasuk penyakit nadi/jalan utama
serangan jantung), visi merusakkan, dan lain lain

Diabetes Tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (biasanya peningkatan), diet
(umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan. Ini dapat memugar kembali
kepekaan hormon insulin, bahkan ketika kerugian berat/beban adalah rendah hati,, sebagai contoh, di sekitar 5 kg (
10 sampai 15 lb), paling terutama ketika itu ada di deposito abdominal yang gemuk. Langkah yang berikutnya, jika
perlu,, perawatan dengan lisan [[ antidiabetic drugs. [Sebagai/Ketika/Sebab] produksi hormon insulin adalah
pengobatan pada awalnya tak terhalang, lisan ( sering yang digunakan di kombinasi) kaleng tetap digunakan untuk
meningkatkan produksi hormon insulin ( e.g., sulfonylureas) dan mengatur pelepasan/release yang tidak sesuai
tentang glukosa oleh hati ( dan menipis pembalasan hormon insulin sampai taraf tertentu ( e.g., metformin), dan pada
hakekatnya menipis pembalasan hormon insulin ( e.g., thiazolidinediones). Jika ini gagal, ilmu pengobatan hormon
insulin akan jadilah diperlukan untuk memelihara normal atau dekat tingkatan glukosa yang normal. Suatu cara hidup
yang tertib tentang cek glukosa darah direkomendasikan dalam banyak kasus, paling terutama sekali dan perlu
ketika mengambil kebanyakan pengobatan.

BAB IV

METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Kulit buah salak 100 gram

1000 mililiter air

Panci

Pemanas

Pengaduk

Gelas ukur

Timbangan

Penyaring

Gelas

B. Cara Kerja Penelitian

a) Ambillah kulit buah salak 100 gr ( jangan pakai buah ).

b) Bilas dengan air sampai bersih.

c) Kemudian masukkan ke dalam kuali ( jangan kuali aluminium, atau besi ).

d) Tuangkan dengan air 1000 ml.

e) Rebus menggunakan api kecil sekali, sampai mendidih airnya.

f) Saring dan minum airnya.

g) Kulit salak yang sudah direbus tidak bisa dipergunakan kembali.


C. Cara Analisis Penelitian

Teh kulit salak di uji cobakan kepada penderita Diabetes selama 5 minggu.

Nama Sampel : Teh Kulit Salak sebagai Obat Diabetes

Nama Panelis : Ny. Sumarni

Tgl Penilaian : 2 Februari 2012

SAMPEL WAKTU

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5

Y ( 1x sehari )

Z ( 2x sehari )

X ( 3x sehari )

Keterangan :

O : Tekanan darah tetap.

+ : Tekanan darah naik.

- : Tekanan darah turun

Pembuatan Teh Kulit Salak


BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN

1. Salak bukan hanya sebagai bahan makanan yang biasa dimakan atau diubah menjadi manisan yang
menggiurkan, tetapi salak mempunyai manfaat untuk menyembuhkan penyakit .

2. Salak mempunyai kandungan yang cukup untuk menyembuhkan penyakit diabetes,

3. Dalam proses pembuatan kita harus memahami langkah-langkah pembuatannya agar memperoleh hasil
maksimal.

B. SARAN

1. Masyarakat seharusnya tidak harus mengkonsumsi obat kimia sebagai alternatif penyembuhan penyakit,
masyarakat bisa menggunakan obat berbahan herbal yang tidak memiliki efek samping berbahaya.

2. Pemanfaatan limbah-limbah di lingkungan sekitar lebih dioptimalkan lagi baik bagi obat herbal maupun lainnya.

3. Masyarakat dapat menggunakan limbah herbal sebagai pengganti obat kimia yang tidak menimbulkan efek
samping berbahaya, contohnya seperti kulit salak ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://lantangsemu.blogspot.com/2011/08/teh-kulit-salak-sebagai-obat-diabetes.html

2. http://teguuuh.wordpress.com/metode-penelitian/teh-kulit-salak-sebagai-obat-diabetes-alami/

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Diabetes_mellitus

4. Hasil olahan penulis sendiri.

- See more at: http://data-smaku.blogspot.co.id/2012/10/karya-tulis-teh-kulit-salak-


sebagai.html#sthash.9fvlaGqa.dpuf
DAFTAR JUDUL UNTUK PPKM
No Nama Prodi Gagasan Jenis PKM 1 Reganda
Prima Zoy G Agribisnis Pemanfaatan Terung Belanda sebagai Bahan
Sirup untuk Minumsn Berkualitas Ekspor PKM-K

2 Riambara Abdillah Hazazi Agribisnis Bakso Urat Jantung Pisang


PKM-K

3 I Made Wahyu Pebriana Agribisnis Pemanfaatan Kulit Jeruk Bali sebagai


Pembuatan Manisan untuk Panganan
Lokal PKM-K

4 I Ketut Ary Mahendra Putra Agribisnis Pemanfaatan Kunyit sebagai Pewarna Rambut
PKM-K

5 Ni Putu Adelia S. Erawan Agribisnis Pemanfaatan kulit Salak Menjadi The Sebagai Obat
Herbal
Bagi Penderita Diabetes PKM-K

6 I Putu Wira Adi Saputra Agribisnis Pemanfaatan Lidah Buaya sebagai


Bahan Memproduksi
Nata De Aloe Dalam Bidang Agroindustri PKM-K

7 Riski Hamonangan Saragih Agribisnis Pemanfaatan Walu (Cucurbuta moschata ex. Pair)
Menjadi Tepung Sebagai Peluang Pembuatan Biskuit
Waluh PKM-K

8 I Komang Pradnyananda S R. Agribisnis Nasi Sisa Untuk Cemilan Berbagai Macam Rasa
PKM-K

9 Luh Eka Swarnadi Agribisnis Pemanfaatan Kulit Nanas Menjadi Shampo

10 Kamila Anindita Agribisnis Pupuk Wangi Beraroma Buah

11 Stefanus Nyoman Jaya Kurniawan Agribisnis Pemanfaatan Umi-


umbian Lokal Sebagai Beras Umbi Instan
Alternatif Pangan Pengganti Beras PKM-P

12 Ilham Maulana Agribisnis Pemanfaatan Biji Kurma Sebagai Baha


Serbuk Minuman Kopi yang Bernilai Ekonomis
PKM-K

13 Opattriani Sinaga Agribisnis Permen Unik Bocah (Brokoli, Carrot, and Chili)
untuk Jananan Sehat PKM-K
14 I Wayan Eka Muliawan Agribisnis Teh Biji Avokado untuk Mengatasi Sakit Maag
PKM-P

15 Ni Kadek Dea Ayu Juniarti Ningih Agribisnis Pemanfaatan Sagu Lokal Bali sebagai Snack
Healthy PKM-K

16 Ni Kadek Ririn Diana Santi Agribisnis Pemanfaatan Terong Belanda sebagai Liptint
Alami PKM-P

17 Irham Maulana Agribisnis Keripik Wortel Makanan Ringan Kaya akan


Vitamin PKM-K

18 Bintang Fajar Patma Cahyagama Agribisnis Tepung Pupa-Mulberry (PUPY) sebagai


Bahan Pangan Alternatif Kaya Gizi PKM-P

19 Ulil Azmie Agribisnis Pemanfaatan Batang Pohon Secang untuk


Campuran Rempah-Rempah dan
Pewarna Alami PKM-P

20 Katarina Greda Ningtyas Agribisnis Pemanfaatan Kulit Jeruk Bali sebagai


Bahan Pembuatan Abon PKM-K

21 A.A. Ayu Isa Mahitarani Agribisnis Mengenal Lebih Dekat Tanaman Maja
(Crescentia cujete) PKM-P

22 Putri Meiyana Manurung Agribisnis Pemanfaatan Bunga Kamboja sebagai


Bahan Dasar Pembuatan Teh PKM-P

23 Dewa Ayu Putu Putri Saraswati Agribisnis Pemanfaatan Kulit jeruk menjadi Teh
sebagai Obat Herbal PKM-P

24 Kadek Soma Yuliana Artini Agribisnis Pemanfaatan Ampas Tahu untuk Pengganti
Tepung Terigu PKM-K

25 Ni Putu Bella Figliana Agribisnis Pemanfaatan Tanaman Rosella sebagai Selai


PKM-K

26 Whisnu Ida Bagus Agroekoteknologi Pemanfaatan Tebu sebagai Bahan Bakar


Alternatif PKM-P

27 I Gede Adhi Irawan Agroekoteknologi Pengendalian Penyakit Layu Fusarium


pada Tanaman Tomat dengan Menggunakan
Limbah Kulit Telur PKM-P
28 I Wayan Sandika Yasa Agroekoteknologi Getah Pohon Kmboja sebagai Obat Gigi
Berlubang PKM-P

29 Putu Ayu Frahmi Nandriati Agroekoteknologi Pemanfaatan Air Kelapa untuk Pembuatan
Bahan Bakar Bensin PKM-P

30 I Kadek Brata Agroekoteknologi Pemanfaatan Kulit Pisang sebagai Keripik


PKM-K

31 Fernando Josua Sinaga Agroekoteknologi Kulit Jeruk untuk Selai yang Bermanfaat dan
Ekonomis PKM-K

32 Ni Nyoman Aryaningsih Agroekoteknologi Budidaya Kroto dan Semut Rangrang


PKM-K

33 Ni Kadek Lia Swandewi Agroekoteknologi Pemanfaatan Daun Srikaya sebagai Keripik


untuk Kesehatan Tubuh PKM-K

34 Ni Kadek Aryani Agroekoteknologi Pembuatan Pudding dan Kembang Sepatu


PKM-K

35 Ida Bagus Suryawan Agroekoteknologi Keripik Jagung Aneka Rasa sebagai Alternatif
Makanan Ringan Sehat PKM-K

36 Herlindah Choiri Agroekoteknologi Susu Biji Nangka PKM-K

37 Vlora Veronica Sipangkar Agroekoteknologi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman


Jagung Manis dengan Pemberian Pupuk
Kotoran Sapi pada Berbagai Jenis
Pengomposan PKM-P

38 I Dewa Agung Putra Agung Agroekoteknologi Limbah Sabut Kelapa sebagai Pengganti
Semen untuk Pembuatan Beton PKM-P

39 Yusroh Ardyansyah Agroekoteknologi Program Modernisasi Industri Berbasis Tebu


di Indonesia PKM-GT

40 Vederis Leunardus Agroekoteknologi Agrodatabase PKM-M

41 Adinda Meydiana Putri Agroekoteknologi Pemanfaatan Buah Apel sebagai Pengisi


Daya Baterai Smartphone PKM-T

42 Putu Ayu Fajar Widaryanti Agroekoteknologi pemanfaatan Kulit Jeruk dan Daun Serai
sebagai Pengganti Bahan Dasar Obat Nyamuk
yang Aman Bagi Kesehtan PKM-P

43 Uyun Fitri Malinda Agroekoteknologi Pemanfaatan Air Cucian Beras untuk Pembuatan
Keripik Sukun PKM-K

44 Gede Yuda Darmadi Putra Agroekoteknologi Portable Garden PKM-K

45 Ni Luh Putu Novita Dewi Agroekoteknologi Pemanfaatan Buah Salak sebagai Bahan
pembuatan Madu PKM-P

46 Bintang Purniasari Agroekoteknologi BATA RAME (Bakso Vegetarian Murah


Meriah) Makanan Sehat Pengganti Daging PKM-K

47 Veris Bagus Hendraji Agroekoteknologi Pemanfaatan Kulit Pisang sebagai Bahan


Pembuatan Es Krim yang Kaya Akan Anti-Oksidan
PKM-K

48 Iyola Trirachma Agroekoteknologi Pemanfaatan Kelopak Bunga Mawar


sebagai Bahan Pembuatan Minuman yang Menyehatkan
PKM-K

49 Ulvia Uky Azizah Agroekoteknologi Pemanfaatan Kulit Jeruk Pamelo sebagai Bahan Selai
PKM-K

50 Dear Ananda Sembiring Maha Agroekoteknologi Penggunaan Ampas Ubi Kayu menjadi
Bahan Pembuat Nata De Telo
Alternatif Jajanan yang Menyehatkan
PKM-K

51 Christal Henny Houseki Korwa Arsitektur Lansekap Usaha Pembuatan dan Pemasaran
SOTE (Sosis Tempe) Bernutrisi Tinggi,
Makanan Khas Indonesia PKM-K

52 Agung Wahana Putra Arsitektur Lansekap Manisnya Kristal Buah Kersen PKM-K

53 I Putu Ngurah Aditya Nugraha Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Ruang Kosong yang
Kecil Sebagai Taman Vertical/ Vertikal
Garden yang Dapat Mengurangi Global
Warming dan juga Menambah Estetika pada
Bangunan PKM-K

54 I Wayan Gede Ari Sukma Wiijaya Arsitektur Lansekap Penelitian Tentang Pengaruh Media
Tanam yang Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau PKM-P

55 Bayu Trihartady Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Kulit Udang Sebagai Bahan


Pengawet PKM-K

56 I Putu Agus Juliarta Eka Putra Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Biji Buah Durian Menjadi
Olahan yang Bernilai Jual PKM-K

57 Komang Teja Nugraha Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Roof Garden sebagai


Penghematan Lahan untuk Pembuatan Tanaman
PKM-KC

58 Galih Arswendo Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Sumber Daya Air untuk


Mengurangi Pemakaian Pendingin Ruangan PKM-GT

59 Titan Octalia Bernad Arsitektur Lansekap Pembuatan Tanaman Seruni pada Fasilitas
Publik untuk Mengurangi Polusi Skala Kecil
PKM-GT

60 Nadiyah Rashifah Arsitektur Lansekap Taman Diskusi Fakultas Pertanian Universitas


Udayana Kampus Bukit Jimbaran PKM-GT

61 Angela Sabrina N S Arsitektur Lansekap Perancangan Lahan Pertanian di Desa


Tigabinanga PKM-M

62 Ni Wayan Chili Jayanthi Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Biji Buah Durian sebagai
Bahan Pembuatan Sereal PKM-K

63 Xand Conery Prabowo Arsitektur Lansekap Penggunaan Tahu Menjadi Es Krim yang
Bebas Formalin PKM-K

64 Septyan Adi Wibowo Arsitektur Lansekap Pemanfaatan Ubi Jalar sebagai Bahan Baku
Pizza yang Inovatif serta Sehat PKM-K

65 Lilis Suriyanti Arsitektur Lansekap Dodol Kasa ( Dodol Talas Kaya Rasa)
Sebagai dodol Berbahan Dasar Talas
yang dapat Dikonsumsi Masyarakat PKM-K

NB :
1 Nama-nama pemilik judul diatas sebagai ketua PKM dan diperkenankan mencari minimal 2 orang
dan makasimal 4 orang sebagai anggota PKM.Contoh PKM dan info lebih lanjut tentang PKM dapat di
lihat di bempertanianudayana.blogspot.com
2. PPKM akan dilaksanakan 5 September 2015 di Kampus Pertanian Bukit Jimbaran
3. Proposal dikumpul pada 5 September 2015 (pada acara PPKM) dan dijilid bening
4. pada kegiatan PPKM 5 September menggunakan pakaian Batik dan kumpul pada pukul 7.30 wita
5. membawa alat tulis, air mineral dan roti!
6. Tanggal 31 agustus 2014 dikumpul nama-nama kelompoknya!

Anda mungkin juga menyukai