Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN MAGANG

PENGAPLIKASIAN PUPUK ORGANIK PADA KOMODITAS PEPAYA


CALIFORNIA DI KALIBOTO GREEN INSTITUTE

Disusun Oleh:
Ahmad Fajar Kholilurrahman
H0721008

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL INDIVIDU MAGANG MAHASISWA
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL INDIVIDU MAGANG MAHASISWA

PENGAPLIKASIAN PUPUK ORGANIK PADA KOMODITAS PEPAYA


CALIFORNIA DI KALIBOTO GREEN INSTITUTE
yang dipersiapkan dan disusun oleh
Ahmad Fajar Kholilurrahman
H0721008
telah dipertahankan di depan Tim Penguji
pada tanggal:
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Tim Penguji


Penguji I Penguji II

Ida Rumia Manurung S.P.,M.Agr Andriyana Setyawati, S.P., M.P., Ph.D


NIP. 199101312019032025 NIP. 198905232018201

Surakarta, September 2023


Wakil Dekan Bidang Akademik

Prof. Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P., IPU., ASEAN Eng.


NIP. 196412081989031001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan taufik, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan individu magang mahasiswa yang telah dilaksanakan di
Kaliboto Green Institute, Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah.
Penyusunan laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami hendak menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
a. Prof. Dr. Samanhudi, S.P., M.Si., IPM, ASEAN Eng., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
b. Prof. Dr. Ir. Eka Handayanta, M.P., IPU, ASEAN eng., selaku Wakil Dekan
Bidang Akademik Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret yang telah
mengesahkan proposal kami.
c. Dr. Ahmad Pramono, S.Pt., M.P., selaku Kepala Unit Magang Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan arahan.
d. Ida Rumia Manurung S.P.,M.Agr selaku Dosen Pembimbing Magang Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bimbingan.
e. Andriyana Setyawati, S.P., M.P., Ph.D selaku Dosen Penguji Magang Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret.
f. Kaliboto Green Institute yang telah memberikan izin tempat magang bagi
mahasiswa serta memberikan banyak ilmu pada kami.
g. Orang tua kami yang selalu mendoakan kebaikan dan keberhasilan bagi kami.
h. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
pembuatan laporan kami kemudian hari. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.

Surakarta, April 2022

Penulis
DAFTAR ISI

XXXXX
DAFTAR GAMBAR
XXXXXX
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
mengembangkan sumber daya manusia yang unggul yakni dalam
membentuk keterampilan, meningkatkan kualitas, dan membangun
kecakapan seseorang. Upaya dalam mewujudkan pengembangan
sumber daya manusia yang unggul melalui instansi pendidikan bukan
hanya dituntut untuk memahami suatu materi tetapi juga harus
memahami praktek lapangan, serta berkompeten dalam bidang ilmu
atau kemampuan lain yakni seperti komunikasi, pengambilan
keputusan, dan lainnya.
Magang merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan bukan hanya teori
namun dengan praktek langsung lapangan. Dengan mengikuti kegiatan
magang diharapkan mahasiswa dapat memperoleh serta mengasah
ilmu dan skill sesuai dengan bidang dan minat yang dipelajarinya.
Selain itu, mahasiswa dapat belajar untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada secara langsung dengan praktek lapangan, sebab
mahasiswa dapat mengetahui kondisi lapangan pekerjaan pada bidang
tersebut.
Kegiatan magang ini akan dilaksanakan di Kaliboto Green
Institute yang berlokasi di Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar, Jawa
Tengah. Tempat magang tersebut menyediakan tempat untuk
mahasiswa mempelajari tentang pertanian, peternakan, dan perikanan.
Kegiatan magang tersebut dapat berguna agar mahasiswa dapat
mempraktikkan setiap aktivitas yang ada di Kaliboto Green Institute
terutama pada bagian yang ingin dikaji. Salah satu yang dapat
dipelajari yakni adanya hama dan cara mengatasi hama yang
menyerang pada tanaman yang sedang dibudidayakan yaitu pada
tanaman pepaya california (Carica Papaya L.). Hama merupakan
organisme yang kehadirannya tidak diinginkan karena dapat
merugikan budidaya tanaman yang dilakukan. Kegiatan magang di
Kaliboto Green Institute diharapkan dapat menambah wawasan
mengenai jenis hama serta cara pengendalian hama yang berada pada
tanaman budidaya.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan di Kaliboto Green
Institute memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
a. Menambah wawasan mahasiswa dalam mengembangkan praktik
kerja di lapangan.
b. Mempelajari, melihat, memahami, dan mempraktikkan langsung
proses usaha tani di lapangan.
c. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah,
maupun instansi sehingga dapat meningkatkan mutu perguruan
tinggi.
d. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja
serta memecahkan permasalahan yang ada di institusi mitra,
sehingga meningkatkan kompetensi lulusan.
2. Tujuan Khusus
a. Mempraktikkan teknik pengolahan tanah hingga penanaman
pepaya california.
b. Mempraktikkan teknik pemeliharaan berupa pemupukan,
penyiangan, dan penyiraman.
c. Mengidentifikasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang
menyerang tanaman pepaya california.
d. Mempraktikkan teknik pemupukan menggunakan bahan organik
untuk budidaya pepaya California
C. Manfaat Kegiatan
Kegaitan magang yang dilakukan oleh mahasiswa memberikan
manfaat yaitu sebagai berikut:
1. Kegiatan magang mampu memaksimalkan potensi mahasiswa
dimana teori juga diimbangi oleh praktik.
2. Mahasiswa dapat belajar bersosialisasi dan bekerja sama dengan
tim secara professional.
3. Mahasiswa dapat meningkatkan relasi dalam lingkungan yang
professional.
4. Mahasiswa dapat meningkatkan kualitas kemampuan diri.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pepaya California
Tanaman pepaya (Carica Papaya L.) merupakan salah satu
tanaman yang sering dibudidayakan di daerah tropis termasuk
Indonesia. Tanaman pepaya termasuk dalam tanaman tahunan yang
memiliki karakteristik batang tegak basah, berbentuk bulat serta
berongga, dan tinggi dapat mencapai 8-10 meter. Akar berbentuk
serabut, memiliki daun berbentuk helai menyerupai telapak tangan,
bunga yang tumbuh pada bagian ketiak daun, dan memiliki buah sejati
tunggal. Syarat tumbuh tanaman pepaya cukup mudah yakni tumbuh
dengan optimal pada ketinggian tempat 600-700 meter di atas
permukaan laut, Tanah yang baik untuk pertumbuhan pepaya harus
mengandung bahan organis atau humus untuk menjaga
kelembabannya. Suhu udara optimum antara 22-26oC dan dengan
curah hujan antara 5-6 bulan basah. Tanaman ini juga membutuhkan
sinar matahari penuh untuk pertumbuhan yang optimal. Hama yang
sering menyerang tanaman pepaya yakni ada lalat buah, ulat, dan kutu
kebul. Penyakit yang sering ditemui yakni layu pada daun dan bercak
daun Corynespora. Angin penting bagi budidaya papaya yakni untuk
penyerbukan bunga agar dapat tumbuh dengan baik (Luki et al. 2023).
Tanaman pepaya komoditas california merupakan salah satu jenis
pepaya yang sedang disenangi masyarakat, sehingga mulai banyak
dibudidayakan oleh para petani. Komoditas pepaya california dipilih
karena memiliki sifat unggul tersendiri yakni seperti memiliki buah
yang cukup besar dengan bobot antara 0,8-1,5 kg/buah, berkulit hijau
tebal dan mulus, berbentuk lonjong, buah matang berwarna kuning,
rasanya manis, dan memiliki daging buah kenyal serta tebal. Varietas
ini termasuk jenis unggul yang berumur genjah, namun memiliki tinggi
yang lebih pendek dari varietas pepaya lainnya. nutrisi yang berada
pada tanaman pepaya juga sangat banyak yakni ada vitamin, mineral,
serat, dan mengandung beberapa enzim yang berguna untuk
pencernaan. Pepaya banyak terdapat kadar air yang cukup tinggi, kadar
serat sebesar 0,7 gram tiap 100 gram daging buah papaya, hal ini dapat
membantu saliva keluar lebih banyak (Tumembow et al. 2018).
B. Syarat Tumbuh Pepaya California
Pepaya California tidak memiliki persyaratan tumbuh yang spesifik
karena dapat tumbuh dengan optimal di berbagai jenis daerah, termasuk
dataran rendah, tengah, dan pegunungan. Tanaman ini dapat
dibudidayakan sepanjang tahun, baik pada musim hujan maupun musim
kemarau. Untuk pertumbuhannya, pepaya California membutuhkan
tanah yang gembur, sedikit berpasir, dan kaya humus. Tanah dengan
drainase yang baik dan tidak tergenang air atau berlumpur merupakan
yang terbaik untuk menanam pepaya California. pH tanah yang ideal
untuk pepaya California adalah antara 6,0 dan 7,0 (netral). Selain itu,
tanaman ini juga membutuhkan paparan sinar matahari penuh untuk
pertumbuhannya. Salah satu syarat tumbuh tanaman pepaya california
yang membutuhkan curah hujan 1000 mm – 2000 mm per tahun
(Mulyati et al. 2019).

Pepaya California tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki


iklim yang sesuai. Tanaman ini memiliki batang yang lembab dan
bunga tumbuh di ketiak daun, menunjukkan bahwa pepaya
membutuhkan cahaya matahari, panas, dan kelembaban udara yang
tinggi. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, pertumbuhan tanaman
dapat terhambat, bahkan dapat mengakibatkan sterilisasi tanaman,
pertumbuhan karpeloid, dan produksi buah yang tidak berkualitas.
Pepaya California tumbuh dan berproduksi dengan baik di lokasi yang
memenuhi persyaratan. Ketinggian tempat yang masih cocok untuk
tanaman ini adalah di atas 1000 meter di atas permukaan laut, namun
ketinggian yang ideal berkisar antara 600-700 meter di atas permukaan
laut. Suhu udara yang optimal untuk pertumbuhan pepaya California
adalah antara 22° hingga 26° C, dan tanaman ini membutuhkan paparan
sinar matahari penuh. Curah hujan yang disarankan adalah 5-6 bulan
basah dengan adanya penyediaan air yang cukup dalam tanah. Potensi
mengembangkan tanaman pepaya dilihat dari segi iklim maupun
keadaan alam (Malliling et al. 2022).

C. Pupuk Organik
Definisi pupuk organik menurut American Plant Food Control
Officials (AAPFCO) adalah bahan yang mengandung karbon dan satu
atau lebih unsur hara selain H dan O yang esensial untuk pertumbuhan
tanaman. Definisi lain pupuk organik merupakan pupuk yang
berasal dari sisa tanaman dan hewan yang sudah mengalami
perombakan dan mampu meningkatkan kesuburan kimiawi
tanah, meningkatkan kesuburan biologi tanah, dan mempengaruhi
sifat fisik tanah yaitu merangsang granulasi dan
meningkatkan suplai serta ketersediaan unsur hara seperti N, P, dan
K. (Septirosya et al. 2019). Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai
macam bahan dasar, antara lain sisa tanaman, kotoran hewan, limbah
media jamur, limbah pasar, rumah tangga, dan bahan-bahan organik
lainnya. Oleh karena bahan dasar pembuatan pupuk organik
bervariatif, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat beragam
sesuai dengan kualitas bahan dasar dan proses pembuatannya.
Pupuk organik dapat memperbaiki kesuburan tanah. Dalam
aplikasinya, pupuk organik diaplikasikan melalui tanah namun dapat
diaplikasikan melalui daun. Keuntungan lain dari pupuk organik
adalah kemampuannya untuk mengembalikan keseimbangan
ekosistem, meningkatkan ketersedian hara, dan merangsang
pertumbuhan akar tanaman (Ansyari,F. 2022). Pupuk organik selain
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman serta dapat
mengefisienkan biaya produksi budidaya tanaman pepaya california
karena, mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pupuk organik
dapat mengefisienkan pupuk anorganik (NPK) sekitar 25 sampai 50%,
walaupun sumbangan hara N, P, dan K dari pupuk organik relatif kecil
sekitar 5-10%, tergantung dari tingkat mineralisasi dari pupuk organik
tersebut (Lubis,R.M et al. 2021).
III. TATA LAKSANA KEGIATAN

A. Waktu dan Lokasi Magang


Kegiatan magang akan dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada
tanggal 19 Juli – 18 Agustus 2023. Kegiatan magang berada di
Kaliboto Green Institute (KGI) yang berlokasi di Kaliboto,
Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah
B. Metode Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan magang mahasiswa yang berlangsung di
Kaliboto Green Institute (KGI) ini menggunakan beberapa metode
pengambilan data. Beberapa metode yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
1. Pengamatan dan Kerja Lapang
Kegiatan pengamatan lapang ini dilakukan yakni dengan cara
mengikuti secara langsung dalam bekerja di Kaliboto Green
Institute mulai dari tahapan pengelolaan lahan, penyemaian,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, hingga pemasaran. Hal
tersebut bertujuan agar mahasiswa mendapatkan gambaran serta
informasi yang lebih jelas mengenai aspek yang dikaji. Peserta
magang harus mengikuti dan mengamati berbagai kegiatan-
kegiatan yang berlangsung di Kaliboto Green Institute. Kegiatan
dilakukan sesuai dengan arahan serta bimbingan dari petugas
lapang dari Kaliboto Green Institute.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi
yang belum atau tidak ditemukan saat praktik secara langsung di
lapangan. Kegiatan wawancara ini dapat membantu mahasiswa
untuk mendapatkan informasi lebih banyak dan detail mengenai
kegiatan maupun ilmu lain yang berlangsung di Kaliboto Green
Institute. Wawancara dilakukan dengan menanyakan hal-hal yang
berkaitan dengan institusi mitra oleh mahasiswa magang dengan
pihak Kaliboto Green Institute. Adapun beberapa informasi yang
bisa diperoleh misalnya kondisi, praktik budidaya, penelitian, serta
berbagai ilmu lain yang dibutuhkan dan berhubungan dengan
kegiatan magang tersebut.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode kegiatan yang berguna untuk
menyimpan serta mencatat momen kegiatan penting dari informasi
yang diperoleh. Dokumentasi ini bisa berupa catatan di buku
maupun media elektronik seperti handphone agar bisa disimpan
dan diolah dikemudian hari. Selain itu, dokumentasi dapat
memperkuat informasi yang ada dengan menambahkan gambar
atau video yang relevan saat kegiatan magang.
4. Studi Pustaka
Studi pustaka berguna untuk menambah, memperkuat, serta
menjelaskan lebih detail informasi yang telah didapatkan saat
magang. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari berbagai macam
referensi berkaitan dengan pelaksanaan magang. Informasi dari
referensi bisa dijadikan pelengkap maupun pembanding serta
alternative pemecahan masalah. Referensi bisa didapatkan melalui
berbagai sumber yang terpercaya seperti buku, jurnal, koran, dan
sebagainya.
C. Aspek yang dikaji
Kegiatan magang yang dilaksanakan di Kaliboto Green Institute
menginginkan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang mumpuni. Berbagai aspek yang dikaji dalam pelaksanaan
magang kali ini meliputi:
1. Aspek umum
Mengkaji tentang keadaan umum meliputi sejarah dan
perkembangan, lokasi, struktur organisasi, serta visi dan misi dari
Kaliboto Green Institute.
2. Aspek Khusus (Budidaya Tanaman Pepaya California)
a. Aspek Persiapan Bahan Tanam dan Olah Tanah
Bahan tanam perlu disiapkan dalam budidaya tanaman
pepaya california yakni menggunakan benih yang kemudian
dilakukan penyemaian untuk mendapat bibit pepaya california
yang baik sebelum dipindahkan pada lahan. Olah tanah juga
perlu dilakukan agar saat pemindahan bibit lahan telah siap
digunakan tanaman pepaya california dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi tumbuhnya dengan baik. Melalui aspek ini,
mahasiswa diharapkan dapat memahami proses persiapan
bahan tanam dan olah tanah yang baik dalam sebelum
budidaya pepaya california.
b. Aspek Penanaman
Penanaman pepaya california yakni dilakukan setelah
penyemaian. Bibit yang berada pada media tanam tanah
polybag akan dilakukan pindah tanam ke lahan. Hal ini
dilakukan agar tanaman pepaya california dapat tumbuh
dengan lebih baik karena mudah beradaptasi. Melalui aspek
ini, mahasiswa diharapkan dapat memahmi proses penanaman
dari penyemaian hingga pindah tanam ke lahan.
c. Aspek Pemeliharaan
Pemeliharaan pepaya california yakni berupa pemupukan,
penyiangan, penyiraman, dan pengendalian OPT (Organisme
Pengganggu Tanaman). Pemupukan dilakukan agar pepaya
california dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya secara baik,
sehingg dapat tumbuh sicara optimal. Penyiangan dilakukan
agar tanaman tidak terjadi persaingan nutrisi dengan gulma.
Penyiraman dilakukan agar tanaman tidak kekurangan air
untuk tumbuh dan berkembang. Pengendalian OPT dilakukan
dengan mengidentifikasi OPT yang ada, lalu dilakukan
pengendalian secara mekanis maupun menggunakan pestisida
agar hasil tanaman tetap baik. Melalui aspek ini, diharapkan
mahasiswa dapat memahami proses pemeliharaan tanaman
pepaya california dari pemupukan, penyiangan, penyiraman,
hingga pengendalian OPT.
D. Jadwal Kegiatan Magang
Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan pada tanggal 18 Juli
2023 – 21 Agustus 2023 di Kaliboto Green Institute. Kegiatan magang
mahasiswa dialokasikan pada kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
riset dan budidaya tanaman.
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Magang Mahasiswa
Minggu ke-
No Kegiatan Juli Agustus
III IV I II
1. Orientasi pengamatan
lokasi serta
penyelesaian
administrasi
2. Presentasi dan pembagian
Kerja
3. Pra-kegiatan
4. Pelaksanaan kegiatan
5. Evaluasi data dan hasil
kegiatan di lapangan
6. Penyusunan hasil akhir
kegiatan magang
Keterangan: Jadwal ini dapat dimungkinkan berubah sesuai dengan kebijakan dari
perusahaan dan perjanjian sebelumnya dengan pelaksana magang.
Tabel 3.2 Catatan Harian Kegiatan Magang di KGI

Jam
No Hari, tanggal Macam Kegiatan
Kegiatan

1 Rabu, 19 Juli Observasi dan pengenalan 8 jam


2023 tempat magang

2 Kamis, 20 Juli  Pengamatan lahan 8 jam


2023 pakcoy dan pepaya
 Memberi pakan domba

3. Jumat, 21 Juli  Diskusi dengan divisi 8 jam


2023 pertanian
 Memberi pakan
kambing dan domba

4. Sabtu, 22 Juli  Penyusunan jadwal tiap 3 jam


2023 minggu
 Pembuatan video
perkenalan magang
 Membantu pemasangan
selang tetes pada
kelengkeng

5. Senin, 24 Juli Penyemaian benih pakcoy 8 jam


2023 dan persiapan olah tanah
lahan pakcoy

6. Selasa, 25 Juli  Penyiraman pepaya 8 jam


2023 lahan selatan umur 2
bulan dengan selang
tetes
 Penyulaman bibit
pepaya lahan selatan

7. Rabu, 26 Juli  Penyiraman rumput 8 jam


2023 pakchong dengan irigasi
sprinkler dan
penyiraman pepaya
lahan selatan.
 Persiapan pembuatan
naungan lahan pakcoy

8. Kamis, 27 Juli  Pengamatan dan diskusi 8 jam


2023 OPT pada budidaya
tanaman pepaya lahan
barat umur 9 bulan
 Pemberian PGPR pada
tanaman pepaya lahan
barat
 Pemupukan tanaman
pepaya dengan organik
 Presentasi kegiatan
magang Minggu I
kepada pembimbing
lapangan KGI

9. Jumat, 28 Juli  Pemasangan alat 8 jam


2023 penyiraman sprinkler
 Melakukan serta
mengamati proses
penyiraman budidaya
tanaman pepaya
 Pembersihan kolam
perikanan, dan
mencacah pakan ternak
 Olah tanah lahan
pakcoy

10. Senin, 31 Juli  Penyiraman tanaman 8 jam


2023 cabai dan olah tanah
lahan pakcoy
 Pemasangan naungan
lahan pakcoy dan
pemberian sekam pada
lahan

11. Selasa, 1 Agustus  Pembuatan atau 8 jam


2023 memperbanyak
pembiakan PGPR
 Diskusi bersama
mengenai pembuatan
pupuk srintil
 Membantu pemasangan
uniring pada kolam
perikanan

12. Rabu, 2 Agustus  Pengumpulan srintil 8 jam


2023 (kotoran domba) untuk
pembuatan pupuk
organik padat
 Mencoba uji keasaman
tanah dari lahan pakcoy
dengan kunyit

13. Kamis, 3 Agustus  Pengamatan keberadaan 8 jam


2023 OPT, pengendalian
hama lalat buah,
penyiraman, dan
perawatan budidaya
tanaman pepaya lahan
barat
 Diskusi dan pemaparan
hasil pengamatan pada
budidaya pepaya lahan
barat
 Pembuatan pupuk
organik padat srintil

14. Jumat, 4 Agustus  Presentasi kegiatan 4 jam


2023 magang Minggu II
kepada pembimbing
lapangan KGI

15. Senin, 7 Agustus  Pemindahan ikan nila 8 jam


2023 dari kolam karantina ke
kolam utama dan
perawatan budidaya
tanaman
 Pemasangan mulsa
plastik pada lahan
pakcoy dan pindah
tanam bibit pakcoy

16. Selasa, 8 Agustus  Membantu memberi 8 jam


2023 pakan ikan dan
perawatan budidaya
pepaya.
 Pembuatan perangkap
lalat buah baru dengan
menggunakan botol
bekas dan petrogenol
 Pengadukan pertama
pupuk organik padat
srintil

17. Rabu, 9 Agustus  Pemasangan perangkap 8 jam


2023 lalat buah baru pada
lahan cabai dan lahan
pepaya.
 Pengamatan OPT,
penyiangan, dan
penyiraman budidaya
pepaya
 Diskusi dan membantu
pindah tanam bibit
jambu

18. Kamis, 10  Pengamatan keberadaan 8 jam


Agustus 2023 OPT, p engendalian
hama, penyiraman,
perawatan, dan diskusi
rutin budidaya pepaya
pada lahan barat
 Presentasi kegiatan
magang Minggu III
kepada pembimbing
magang KGI

19. Jumat, 11  Perawatan budidaya 8 jam


Agustus 2023 pakcoy dan pemasangan
instalasi penyiraman
pada budidaya jeruk
 Membuat pot bekas dari
gallon bekas

20. Senin, 14 Agustus  Kegiatan rutin 8 jam


2023 perawatan budidaya
tanaman pada pakcoy
dan pepaya
 Pengadukan kedua
pupuk organik padat
srintil
 Pemasangan instalasi
penyiraman selang tetes
pada jeruk

21. Selasa, 15  Perawatan tanaman 8 jam


Agustus 2023 pakcoy dan pepaya
 Pembuatan pot dari
gallon bekas

22. Rabu, 16 Agustus  Perawatan tanaman 8 jam


2023 budidaya dan kerja
bakti bersih-bersih
 Pengamatan dan diskusi
kegiatan budidaya
pepaya pada
penyiraman,
pemupukan,
penggunaan PGPR, dan
HPT.
 Diskusi dan evaluasi
kegiatan magang
Minggu IV

23. Senin, 21 Agustus Presentasi hasil kegiatan 3 jam


2023 magang selama di KGI
kepada pembimbing pusat
IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Umum Kaliboto Green Institute


1. Sejarah dan Perkembangan
Kaliboto Green Institute (KGI) merupakan salah satu aset
yang dimiliki oleh Yayasan LPTP. Yayasan Lembaga
Pengembangan Teknologi Pedesaan (Yayasan LPTP) merupakan
suatu organisasi yang termasuk nirlaba atau Non Goverment
Organisation (NGO) yang didirikan pada tanggal 10 November
1978. Kantor pusat Yayasan LPTP berada di Jl. Raya Palur, km 5,
Banaran, Ngringo, Jaten, Karanganyar, Surakarta. Yayasan LPTP
didirikan oleh beberapa pegiat dan peneliti senior Organisasi Non
Pemerintah (ORNOP), pendirian ini juga didukung oleh beberapa
relawan Appropriate Technology International (ATI). Tujuan
utama Yayasan LPTP yakni untuk mengembangkan partisipasi
masyarakat dalam mewujudkan suatu tatanan kehidupan yang adil,
bermartabat, dan berkelanjutan melalui pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kerakyatan. Secara legal, Yayasan
LPTP berdiri dengan akta nomor: 62 Notaris B.R. Ay. Mahyastuti
Notonegoro, SH pada tanggal 12 Maret 1980. Perubahan legalitas
Yayasan LPTP terbaru telah tercatat di dalam Notaris Hitaprana,
S.H. akta nomor 07 pada tanggal 16 Juli 2019 dengan nomor:
AHU-0000589.1H.01.05. TAHUN 2019 dengan NPWP:
01.140.036.3-52.
Kelembagaan pusat (induk) milik Yayasan LPTP salah
satunya yakni Kaliboto Green Institute (KGI). KGI memiliki lahan
dengan luas 7,5 hektare di bawah kaki Gunung Lawu, memiliki
lahan dengan tanah kering, dan topografi berbukit, KGI tepatnya
berlokasi di Dusun Karang, Desa Kaliboto, Kecamatan
Mojogedang, Kabupaten Karanganyar yang berjarak 16,5 km dari
kantor pusat Yayasan LPTP. Tujuan utama dari KGI sendiri yakni
sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
pertanian lahan kering untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
KGI menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, produksi
pangan, dan pariwisata pedesaan, dengan adanya pariwisata di desa
diharapkan dapat mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat
secara ekonomis, sosial, dan budaya.
Aset sumber daya alam yang dimiliki KGI yakni terdapat
pangonan, sungai, vegetasi (jati, jeruk, lemon, pisang, durian,
kelengkeng, kopi, rumput pakan ternak, dan pepaya). Aset sumber
daya manusia KGI memiliki tenaga ahli dalam bidang pertanian,
peternakan, energy terbarukan, konservasi, dan ecotourism. Aset
fisik yang dimiliki yakni kandang domba intensif kapasitas 150
ekor, kandang domba semi umbaran kapasitas 75 ekor, kandang
sapi kapasitas 20 ekor, reactor biogas, joblo tani, 2 rumah
penginapan, listrik, 1 sumur dalam, jalan cor beton 1 km, dan lahan
parkir.

Gambar 4.1 Peta Lokasi Magang


2. Visi dan Misi
Kaliboto Green Institute memiliki visi yaitu “Menjadi
satu organisasi pembaharu terdepan (innovative leader) dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna untuk
mengatasi masalah-masalah pangan, energi, dan lingkungan
hidup”. Untuk mencapai visi yang diharapkan tersebut, Kaliboto
Green Institute mempunyau visi, sebagai berikut:
a. Mengembangkan ilmu pengetahuan, inovasi teknologi tepat
guna, dan akselerasi penerapannya dalam bidang pangan, energi,
dan pelestarian lingkungan.
b. Mengembangkan dan memperkuat kemandirian masyarakat
madani.
c. Mengembangkan social marketing dan innovative branding
dibidang pangan, energi, dan pelestarian fungsi lingkungan.
d. Melakukan advokasi kebijakan untuk kemandirian pangan,
energi dan pelestraian fungsi lingkungan.
e. Memperkuat dan memperluas jaringan kerja dan aliansi.
f. Membangun kapasitas dan kwalitas sumberdaya manusia dan
kemandirian kelembagaan.
g. Mengembangkan kaderisasi dan regenerasi kepemimpinan.
3. Struktur Organisasi

Ketua

Bendahara Sekretaris

Direktur Direktur Direktur


OPERASIONAL RISET DAN INVESTASI dan
dan HRD PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN
(Sulistyo) (Sumino)

Kepala Kepala
Kepala
Bidang Kepala Bidang
Bidang
Pertanian Bidang Penguranga
Energi
Berkelanjut Perbaikan n Resiko
Alternatif
an & Fungsi Bencana
(Terbarukan
Kedaulatan Lingkungsn (Titik
)
Pangan (Muhamma Susana
(Rindra
(Eko d Sofywan) Ristyawati)
Setyawan)
Istiyanto)

Manager Kepala
Keuangan Kepala Kepala Kepala
Bidang Kepala Kepala
Bagian Bidang Bidang
IT dan Bidang Bidang
(Siti Nur RUMAH Energi Energi
PUBLIKAS Lembaga Bisnis dan
Hasanah) TANGGA Alternatif Alternatif
I Sertifikasi Filantropi
(Bejo (Terbaruk (Terbaruk
(Edi Nur Profesi
Sibed) an) an)
Cahyo) (Ronggo
(Rindra (Rindra
(Zamzaini) Dinoyo)
Setyawan) Setyawan)

KOORDINATOR (PIMPINAN) PROYEK


4. Gambaran Umum Usaha atau Kegiatann di KGI
Usaha atau kegiatan yang sedang berjalan di Kaliboto
Green Institute yakni berada pada bidang pertanian, peternakan,
dan perikanan. Berikut kegiatan yang dilakukan:
a. Budidaya pertanian
Budidaya pertanian digunakan sebagai upaya mencukupi
kebutuhan sendiri dan ecowisata, hal ini disebabkan oleh kodisi
tanah yang kurang baik sehingga kurang memberikan
keuntungan ekonomi. Budidaya pertanian yang berada di KGI
adalah produksi pangan dan pengembangan tanaman buah-
buahan.
b. Produksi bibit tanaman
Jenis atau macam bibit tanaman yang sudah diproduksi
KGI berupa bibit bunga telang, bibit pisang varietas lokal, dan
bibit jeruk lemon.
c. Breeding domba
Breeding domba masih dalam skala kecil. Jenis domba
yang berada di KGI yakni domba ekor tebal. Modal breeding
domba berasal dari masyarakat yang mempercayakan kepada
KGI.
d. Penggemukan domba
Penggemukan domba jenis ekor tebal masih dalam skala
riset. Jumlah domba yang digemukkan berjumlah relatif sedikit
dibandingkan kapasitas kandang yang terisi.
e. Penggemukan sapi
Sapi potong yang berada di KGI merupakan titipan
masyarakat dengan pola bagi hasil. Jumlah sapi potong yang
dikelola relatif sedikit dibanding kapasitas kandang.
f. Budidaya ikan
Budidaya yang dilakukan merupakan jenis ikan nila hitam.
Terdapat kolam untuk karantina untuk ikan kecil dan kolam
budidaya untuk ikan yang lolos pada tahap karantina.
B. Kajian dalam Kegiatan Magang
1. Budidaya Pepaya California
Budidaya pepaya california di Kaliboto Green Institute (KGI)
terdapat pada 2 lahan yaitu lahan bagian selatan dan lahan bagian
barat. Lahan bagian selatan budidaya pepaya california dilakukan
penanaman bibit pepaya sejumlah 200 bibit dengan umur tanaman
2 bulan siap tanam. Pindah tanam dari bibit pepaya dilakukan
dengan menggali lubang tanam dengan kedalaman 15-20 cm.
Sebelum melakukan pindah tanam, lubang yang telah digali diberi
pupuk kandang atau umumnya disebut pupuk dasar untuk
menambah unsur hara dalam tanah agar tanah dapat lebih subur dan
nantinya dapat mencukupi kebutuhan unsur hara pada tanaman.
Sejalan dengan pendapat Mansyur et al. (2021), pemupukan
berguna untuk mengganti kehilangan unsur hara dalam tanah dan
untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, sehingga
produktivitas tanaman akan meningkat nantinya. Pindah tanam ini
dilakukan sore hari saat sinar matahari tidak terlalu terik agar
menghindari kelayuan karena kelembaban areal tanaman akan
terjaga hingga esok hari setelah tanaman menyesuaikan diri.

Gambar 4.2 Pepaya California Lahan Selatan


Dua minggu setelah tanaman pepaya dilakukan pindah
tanam, selanjutnya dilakukan penyulaman untuk menggantikan
tanaman yang tidak tumbuh dengan baik atau mati. Dari 200 bibit
yang dipindah tanam pada lahan terdapat 80 bibit yang mati
sehingga perlu diganti atau dicabut dengan bibit baru dengan umur
yang sama. Tanaman pepaya yang tumbuh tidak baik dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya bibit yang kurang baik
dan periode musim kemarau yang panjang sehingga membuat
tanaman layu yang mengakibatkan pertumbuhan tidak optimal.
Selain itu, lahan pada kegiatan magang ini memiliki drainase tanah
yang buruk sehingga apabila kelebihan air dalam penyiraman
menyebabkan air tergenang. Akibat hal tersebut akar tanaman
tergenang dan mengalami kekurangan oksigen yang mengakibatkan
kerusakan pada akar tanaman. Sejalan dengan pendapat Xu et al.
(2020), kekurangan oksigen pada tanaman dapat merusak akar dan
menghambat pertumbuhan. Oleh sebab itu, tanaman pepaya
california tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan baru.
Budidaya pepaya california lahan barat berumur 38 MST
dengan luas 1,3 Ha. Budidaya pepaya california di lahan barat ini
sudah berbuah dan melakukan pemanenan sebanyak 2 kali,
pemanenan pertama dilakukan pada saat tanaman pepaya california
berumur 28 MST. Tanaman yang dibudidaya sebanyak 200 dengan
jarak tanam 3 m × 1,5 m. Jarak tanam yang digunakan dalam
budidaya dinilai baik oleh Bapak Arifin sebagai narasumber yang
merupakan pengelola tanaman pepaya california tersebut. Menurut
Negara et al. (2023), menentukan jarak tanaman pepaya dengan
memperhatikan lebar daun setiap tanaman agar nantinya tidak
menghalangi daun lain untuk mendapatkan sinar matahari untuk
proses fotosintesis. Pengamatan pepaya california dilakukan setiap
seminggu sekali pada hari kamis selama 1 bulan yaitu pada tanggal
27 Juli 2023, 3 Agustus 2023, 10 Agustus 2023, dan 16 Agustus
2023. Pengamatan dilakukan dengan mengambil 10 sampel
tanaman dengan acak diagonal. Hasil pengamatan dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan 10 Sampel Pepaya California

Sampel Jumlah buah Jumlah daun Jumlah bunga Tinggi


Pepaya 1 28 36 4 1,76 m
Pepaya 2 5 24 5 1,28 m
Pepaya 3 37 34 5 1,83 m
Pepaya 4 22 23 3 1,45 m
Pepaya 5 19 20 3 1,44 m
Pepaya 6 12 20 6 1,10 m
Pepaya 7 16 32 5 1,37 m
Pepaya 8 4 22 2 1,32 m
Pepaya 9 4 20 4 1,43 m
Pepaya 21 21 4 1,72 m
10
Rata- 16 26 5 1,47 m
rata
Sumber: Data Primer
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap 10 sampel tanaman
pepaya california rata-rata memiliki jumlah buah 16, rata-rata
jumlah daun 26, rata-rata jumlah bunga sebanyak 5, dan memiliki
rata-rata tinggi 1,47 m. Tanaman pepaya yang memiliki produksi
buah baik yakni dapat ditunjukkan dari semakin banyak jumlah
daun maka semakin banyak pula buah yang dihasilkan, dimana
berdasarkan pengamatan rata-rata jumlah daun berjumlah 26 dan
dapat memberikan rata-rata jumlah daun sebanyak 16. Hal ini
menunjukkan bahwa tanaman pepaya yang dibudidaya tumbuh
dengan baik. Menurut Murtryarny dan Rizal (2022), jumlah daun
berpengaruh terhadap jumlah buah pepaya yang dihasilkan karena
organ pada tanaman berfungsi sebagai penghasil enzyme dan
hormone yang akan berpengaruh terhadap pembuahan dan produksi
tanaman seperti jumlah buah pepaya. Selain itu, pada saat
pengamatan ditemukan beberapa hama berupa lalat buah dan kutu
putih, serta penyakit seperti bercak daun. Musuh alami juga
ditemukan pada lahan budidaya yakni ada kumbang koksi, capung,
dan lebah.
Gambar 4.3 Pepaya California Lahan Barat

2. Pembuatan Pupuk Organik


Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh
jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik dibuat dari bahan-
bahan organik atau alami. Bahan-bahan yang termasuk pupuk
organik antara lain adalah pupuk kandang, kompos, dan gambut.
(Rahman, 2022)
Pupuk organik yang dibuat adalah pupuk kandang padat dengan
menggunakan bahan dasar kotoran hewan ternak yang ada di
Kaliboto Green Institute. Menurut Trivana et al. (2017), Kotoran
ternak dimanfaatkan sebagai pupuk kandang karena kandungan
unsur haranya seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang
dibutuhkan tanaman dan kesuburan tanah serta unsur hara mikro
diantaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, dan
tembaga. Kotoran hewan ternak yang tersedia dan ketersediaannya
melimpah yaitu kotoran hewan domba. Potensi penggunaan pupuk
organik dengan bahan dasar kotoran domba sangat besar karena
mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan tidak
mengganggu habitat mikroorganisme tanah.
Pembuatan pupuk organik sebanyak 600 kg bahan dasar kohe
domba dengan cara fermentasi menggunakan campuran cairan mol
(mikroorganisme lokal), arang sekam, dan air. Lokasi pembuatan
pupuk organik di area Kaliboto Green Institute dengan bantuan
fasilitator.
Tabel 4.2 Perencanaan Pembuatan Pupuk Organik

No Alat dan Bahan Satuan


1 Bahan Baku (Kotoran Domba) 600 kg
2 Cairan MOL 2 liter
3 Tenaga Kerja 6 orang
4 Arang Sekam 2 karung
5 Air 20 liter
6 Pipa 2 batang
7 Ember 3 buah
8 MMT 2 lembar
9 Karung 35 buah
10 Cangkul 3 buah
Sumber: Data Primer
Prosedur kerja yang dilakukan dalam pembuatan pupuk organik
padat bahan dasar kohe domba dimulai dari pengumpulan bahan
dasar yaitu kotoran domba sebanyak 600 kg. Kotoran domba
dicampur dengan sekam dan abu, lakukan pencampuran kotoran
hewan domba dengan cairan fermentasi yaitu campuran 2L
mikroorganisme lokal dan 20L air. Tutup kotoran hewan yang
telah dicampurkan cairan fermentasi dengan mmt bekas untuk
menjaga kelembaban dan tancapkan pipa paralon pada bagian
tengah untuk mengetahui suhu panas yang dikeluarkan pupuk
organik. Setelah 5 hari aduk pupuk, kemudian tutup kembali,
lakukan secara rutin tiap 5 hari sekali. Setelah satu bulan pupuk
padat srintil siap untuk digunakan.
Indikasi keberhasilan fermentasi pupuk dapat dilihat dari
berbagai aspek. Suhu pupuk organik yang sudah tidak panas
menjadi salah satu indikator keberhasilan fermentasi pupuk.
Perubahan warna pupuk menjadi lebih kehitaman dan memiliki
tekstur yang mudah hancur juga termasuk indikator pupuk sudah
bisa diaplikasikan ke tanaman komoditas.

Gambar 4.4 Pembuatan Pupuk Organik


3. Pengaplikasian Pupuk Organik
Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu solusi agar
mengurangi kebutuhan pupuk anorganik sehingga unsur hara yang
diperlukan tanaman terpenuhi. Pemberian pupuk organik dapat
memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah. Menurut Raihan
(2015), bahwa pemberian bahan organik yang tinggi dapat
meningkatkan ketersediaan unsur hara dalam tanah bagi tanaman
terutama unsur N yang fungsi utamanya adalah untuk
perkembangan vegetatif tanaman seperti penambahan tinggi
tanaman.
Tabel 4.3 Kandungan hara pupuk kandang
Sumber: Kandungan Unsur hara
Total- P K Ca Mg S
data N
kg t-1
sekunder
Sapi 6 1,5 3,0 1,2 1,0 0,9
Kuda 7 1,0 5,8 7,9 1,4 0,7
Ayam 15 7 8,9 3,0 8,8 0,3
Domba 13 2 9,3 5,9 1,9 0,9

Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro.


Menurut Sri Hidayati et al. (2021), Pupuk kandang padat (makro)
banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium.Unsur hara
mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya
kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan
molibdenum. Kandungan nitrogen dalam urine hewan ternak tiga
kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan nitrogen dalam
kotoran padat. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada
jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk
kandang.
Pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan kesuburan
tanah, memperbaiki struktur tanah dengan pemantapan agregat
tanah, aerasi, dan daya menahan air, serta kapasitas tukar kation
(Sari et al., 2020). Struktur tanah yang baik menjadikan perakaran
berkembang dengan baik sehingga semakin luas bidang serapan
terhadap unsur hara. Selain itu pupuk organik yang diberikan dapat
membuat keseimbangan hara di dalam tanah dan meningkatkan
mutu fisik tanah dengan membuat tekstur tanah dan porositas
menjadi lebih baik.
Pengaplikasian pupuk organik padat di lahan komoditas pepaya
california di KGI dilakukan pada awal tanam. Pemberian pupuk
organik dilakukan rutin selama 3 bulan sekali. Secara umum,
kandungan hara dalam kotoran hewan lebih rendah dari pada
pupuk anorganik. Oleh karena itu, dosis pemberian pupuk kandang
jauh lebih besar dari pada pupuk anorganik (Wiwik Hartatik et al,
2015). Pengaplikasian pupuk organik sebanyak 5 kg per lubang
tanam dengan jumlah tanaman 200 pohon. Satu kali periode
aplikasi pupuk organik menghabiskan sebanyak 1 ton atau menurut
narasumber dalam hitungan tahun memerlukan pupuk organik 200
karung.
Gambar 4.5 Pengaplikasian Pupuk Organik
Pengaplikasian pupuk organik padat kandang di KGI masih
dipadukan dengan penggunaan pupuk anorganik yaitu phonska
sebanyak 25 kg sekali pengaplikasian untuk seluruh tanaman
pepaya california. Pupuk organik dapat mengefisienkan pupuk
anorganik (NPK) sekitar 25 sampai 50%, walaupun sumbangan
hara N, P, dan K dari pupuk organik relatif kecil sekitar 5-10%,
tergantung dari tingkat mineralisasi dari pupuk organik tersebut
(Lubis,R.M et al. 2021). Penggunaan pupuk organik dinilai cukup
efektif baik dari segi agronomis maupun usaha tani. Pupuk organik
memiliki daya beli yang rendah karena pupuk organik yang
diaplikasikan merupakan produksi Kaliboto Green Institute sendiri,
sehingga mampu menekan biaya produksi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada laporan diatas maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lahan selatan budidaya pepaya california dilakukan penanaman
bibit pepaya sejumlah 200 bibit dengan umur tanaman 2 bulan siap
tanam. Dari 200 bibit yang dipindah terdapat 80 bibit yang mati
sehingga perlu diganti atau dicabut dengan bibit baru dengan umur
yang sama.
2. Budidaya pepaya california lahan barat berumur 38 MST dengan
luas 1,3 Ha dengan jarak antar tanaman 3 m × 1,5 m. 10 sampel
tanaman pepaya california rata-rata memiliki jumlah buah 16, rata-
rata jumlah daun 26, rata-rata jumlah bunga sebanyak 5, dan
memiliki rata-rata tinggi 1,47 m. Produksi buah baik yakni dapat
ditunjukkan dari semakin banyak jumlah daun maka semakin
banyak pula buah yang dihasilkan.
3. Pupuk organik merupakan hasil penguraian bahan organik oleh
jasad renik atau mikroorganisme yang berupa zat-zat makanan
yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik yang dibuat adalah
pupuk kandang padat dengan menggunakan bahan dasar kotoran
hewan ternak yang ada di Kaliboto Green Institute. Kotoran ternak
dimanfaatkan sebagai pupuk kandang karena kandungan unsur
haranya seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang
dibutuhkan tanaman dan kesuburan tanah serta unsur hara mikro
diantaranya kalsium, magnesium, belerang, natrium, besi, dan
tembaga.
4. Penggunaan pupuk organik merupakan salah satu solusi agar
mengurangi kebutuhan pupuk anorganik sehingga unsur hara yang
diperlukan tanaman terpenuhi. Pemberian pupuk organik dapat
memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah.
5. Pengaplikasian pupuk organik di Kaliboto Green Institute pada
lahan komoditas papaya California dilakukan pada awal tanam dan
pemupukan rutin setiap 3 bulan sekali. Pemberian pupuk organik di
KGI masih dipadukan dengan pengaplikasian pupuk anorganik
yaitu pupuk phonska sebanyak 25 kg sekali pemupukan untuk 200
tanaman papaya California.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, S., Nurlina, N., & Purwanti, S. (2021). Uji Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi dengan Pemberian Macam Pupuk Organik dan
Pupuk Nitrogen. Jurnal Pertanian Cemara, 18(2), 81-89.
Hartatik, W., Husnain, H., & Widowati, L. R. (2015). Peranan pupuk organik
dalam peningkatan produktivitas tanah dan tanaman.
Sari, D. M., Sarido, L., & Rudi, R. (2020). Pengaruh Mulsa Dan Pupuk Kandang
Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine
max (L.) Merril) Pada Lahan Pasang Surut. Agrifor: Jurnal Ilmu
Pertanian dan Kehutanan, 19(2), 317-328.
Trivana, L., & Pradhana, A. Y. (2017). Optimalisasi waktu pengomposan dan
kualitas pupuk kandang dari kotoran kambing dan debu sabut
kelapa dengan bioaktivator promi dan orgadec. Jurnal Sain
Veteriner, 35(1), 136-144.
Raihan H, Nurtirtayani. 2015. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap
pertumbuhan N dan P tersedia tanah serta hasil beberapa varietas
jagung dilahan pasang surut sulfat masam. Jurnal Agrivita
23(1):13-21.
Tumembow SO, Wowor VN, Tambunan E. 2018. Pengaruh konsumsi buah
pepaya california dan pepaya hawai terhadap penurunan indeks
debris anak. J Ilmiah Kedokteran Gigi 6(2): 101-106.
Xu C, et al. 2020. Effects of rhizosphere oxygen concentration on root
physiological characteristics and anatomical structure at the
tillering stage of rice. J Annals of Applied Biology. 177(1): 61-73.
Murtryarny E, Rizal M. 2022. Korelasi karakteristi kuantitatif morfologi dengan
jumlah buah tanaman pepaya (Carica papaya). J Agrotela 1(2): 21-
27.
Mansyur NI, Pudjiwati EH, Murtilaksono A. 2021. Pupuk dan pemupukan. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Negara, I. D. G. J., Karyawan, I. D. M. A., Yasa, I. W., Saidah, H., Saadi, Y.,
Supriyadi, A., ... & Wiratama, K. (2023). Pelatihan Persiapan
Lahan Pepaya Untuk Aplikasi Sistem Irigasi Tetes di Lahan Kering
Desa Selengen Kabupaten Lombok Utara. Jurnal Pengabdian
Magister Pendidikan IPA, 6(3), 743-748.
Ansyari, F. (2022). Pemberian Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Kangkung Darat (Ipomea Reptans Poir) Sebagai
Pencegahan Stunting. Agrifor: Jurnal Ilmu Pertanian dan
Kehutanan, 21(1), 129-140.
Malliling, R. P. M., Rumagit, G. A., & Laoh, E. O. (2022). Analisis Pendapatan
Usahatani Pepaya California Di Desa Talawaan Kecamatan
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. AGRI-
SOSIOEKONOMI, 18(3), 593-600.
Mulyati, S., Sukanata, I. K., & Trisnaningsih, U. (2019). PENGARUH
KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH ORGANIK
DALAM LARUTAN PERENDAM BENIH TERHADAP
PERTUMBUHAN BIBIT PEPAYA KULTIVAR CALIFORNIA
(Carica papaya L.). Agrijati Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Pertanian, 32(1), 1-13.
Septirosya, T., Putri, R. H., & Aulawi, T. (2019). Aplikasi pupuk organik cair
lamtoro pada pertumbuhan dan hasil tanaman
tomat. AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural
Sciences, 1(1), 1-8.
Lubis, R. M., & Siregar, D. (2021). Pemanfaatan Limbah Organik Plus Pada
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L)
Varietas Inpari 32. Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian, 9(1), 49-52.
Rahman, M. (2022). PEMBERIAN PUPUK ORGANIK PADAT DAN PUPUK
ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
SALADA (Lactuca sativa). Jurnal INSAN TANI, 1(1), 58-70.

Anda mungkin juga menyukai