Oleh :
16011028
oleh:
Nafa Ramadhan Pohan
16011028
Mengesahkan, Menyetujui,
Dekan Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
hal
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar Belakang .........................................................................................
B. Tujuan Magang Kerja ...............................................................................
1) Tujuan Magang Umum ......................................................................
2) Tujuan Magang Khusus .....................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
A. Botani dan Syarat Tumbuh Tomat ............................................................
B. Morfologi Tomat .......................................................................................
C. Budidaya Tomat ........................................................................................
BAB III. METODOLOGI PELAKSANAAN ...................................................
A. Tempat dan waktu ....................................................................................
B. Alat dan bahan...........................................................................................
C. Metode pelaksanaan ..................................................................................
D. Variabel kajian ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
iv
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan perkuliahan, mahasiswa dituntut untuk siap terjun ke
lapangan, terutama lapangan pekerjaan. Hal ini bertujuan untuk membekali
mahasiswa ilmu praktis yang biasa dilakukan dilapangan. Sehingga ketika
mahasiswa telah dinyatakan lulus, mahasiswa sudah siap menghadapi persaingan
di lapangan karena telah dibekali sedikit ilmu di lapangan yang sangat bermanfaat
untuk menunjang karir mahasiswa
Magang Kerja merupakan bentuk perkuliahan melalui kegiatan bekerja
secara langsung di dunia kerja. Magang Kerja ini merupakan suatu kegiatan praktik
bagi mahasiswa dengan tujuan mendapatkan pengalaman dari kegiatan tersebut,
yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan profesi.
Pelaksanaan magang kerja di Kelompok Tani P4S Tranggulasi bertujuan
untuk menyerap ilmu-ilmu penting tentang hal teknis di lapangan yang berkaitan
dengan pertanian. Metode-metode budidaya tanaman yang diterapkan oleh
kelompok tani disana. Kelompok Tani P4S ini merupakan salah satu kelompok tani.
dengan mempelajari ilmu teknis pengelolaan budidaya tanaman tomat dan
manajemen di P4S Tranggulasi ini akan memberi banyak pengalaman yang
berharga di lapangan sebagai bekal dikemudian hari.
P4S Tranggulasi mempunyai spesialisasi kegiatan agribisnis komoditas
sayuran organik, seperti: kol, brokoli, lettuce, buncis prancis (komoditas unggulan,
kapri, bawang daun, tomat, cabai, sawi, pakcoy dan labu siam. Usaha tersebut telah
dilakukan kelompok tani Tranggulasi sejak Tahun 2000.
Tomat masih menjadi salah satu pilihan utama petani dalam bercocok
tanam. Berbagai perbaikan dalam hal budidaya masih terus dilakukan oleh para
petani demi memperoleh hasil panen yang optimal. Penjarangan buah juga
dilakukan petani untuk memperoleh tomat yang besar dan seragam, selain itu juga
menambah umur tanaman tomat, dan meningkatkan produksi buah. Produk yang
berkualitas baik akan meningkatkan nilai jual tomat menjadi tinggi bahkan ketika
harga tomat di pasaran jatuh, petani seakan tidak kehabisan akal. Mereka mengolah
2
tomat tersebut menjadi bentuk olahan seperti jus tomat, selai tomat, saus tomat,
sambal tomat, manisan tomat, dan lain-lain. Dengan demikian, dapat meningkatkan
nilai jual tomat sehingga tidak merugikan petani.
Luas penanaman tomat di Indonesia mengalami peningkatan, dari 43.000
ha pada tahun 1985 menjadi 45.215 ha pada tahun 2000 atau sekitar 5,22 % dari
total areal pertanaman sayuran di Indonesia (Djuariah, 2017). Adanya peningkatan
luas pertanaman tomat menjadi bukti bahwa tomat memiliki potensi yang baik.
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan dalam bentuk praktek kerja.
b. Mahasiswa mampu membandingkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan dengan yang ada di tempat magang dan menelaahnya.
c. Mahasiswa belajar untuk bekerja secara mandiri di Lapangan dan sekaligus
berlatih menyesuaikan diri dengan kondisi Lapangan pekerjaan yang
nantinya akan ditekuni oleh para lulusan.
d. Mahasiswa memperoleh tambahan wawasan dalam bidang pertanian secara
nyata dan luas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui secara umum ilmu tentang teknik budidaya tomat.
3
(2014) melaporkan bahwa buah tomat masih muda berwarna hijau dan semakin tua
warnanya berubah menjadi merah. Sedangkan Sunarjono (2016) berpendapat
bahwa buah tomat muda berwarna hijau dan tidak enak dimakan (langu), setelah
tua akan berwarna merah dan enak dimakan.
Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 200 - 1.500
mdpl. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang gembur dan kaya
unsur hara, pH tanah 5-6, suhu udara 17-18 0C, dan kelembaban diatas 60% dan
kebutuhan sinar matahari 200 - 400 fc (Saparinto dan Setyaningrum, 2014).
Tanaman ini dapat diusahakan pada berbagai jenis tanah mulai dari lempung
berpasir sampai lempung berliat serta pada tanah-tanah yang kaya akan bahan
organik. Menurut Zulkarnain (2016) pH tanah hendaknya sekitar 5,5 - 7,0 karena
pada tanah dengan pH di luar kisaran ini dapat terjadi defisiensi atau keracunan
hara. Kisaran suhu optimum untuk pertumbuhan tomat sekitar 21-24 0C. Intensitas
cahaya 1.000 fc, jika intensitas dibawahnya maka diperlukan cahaya buatan untuk
meningkatkan intensitas dan memperpanjang fotoperiodisitas. Selain faktor
lingkungan dan iklim yang sesuai untuk tanaman tomat perlu mendapat perhatian
guna mendapat hasil dengan kualitas dan kuantitas yang dikehendaki.
B. Morfologi Tomat
Tanaman tomat terdiri atas bagian-bagian akar, batang, daun, dan bunga.
Bagian - bagian tubuh tanaman tersebut sangat berperan dalam aktivitas hidup
tanaman tomat, seperti penyerapan, respirasi, fotosintesis, pengangkutan zat
makanan, dan perkembangbiakan. Tanaman tomat merupakan tanaman yang
memiliki perakaran tunggang dengan akar samping yang banyak dan dangkal.
Batang tanaman tomat bewarna hijau, berbentuk persegi empat hingga bulat serta
bagian permukaan batangnya ditumbuhi bulu dan tinggi batang mencapai 2-3 meter
(Agromedia, 2007).
Menurut Agromedia (2007), tanaman tomat memiliki daun majemuk yang
bersirip gangsal. Daun tanaman tomat bewarna hijau dan berbentuk oval. Bagian
tepi daun bergerigi dan membentuk celah yang menyirip. Selain memiliki daun
tanaman tomat juga memiliki bunga majemuk yang bersifat hermaprodit dan dapat
5
C. Budidaya Tomat
1. Pembibitan
Pembibitan menjadi sangat penting karena berupaya menyiapkan tanaman
muda yang baik dan layak untuk ditanam di lapangan dengan harapan mampu
tumbuh cepat, normal, seragam, mampu bersaing dengan hama atau penyakit dan
gulma, mampu memanfaatkan lingkungan yang telah dipersiapkan (Yodono, 2016).
Persiapan pembuatan persemaian dilakukan dengan merendam benih tomat
dengan air selama satu malam guna mematahkan dormansi benih tersebut. Proses
6
pemeraman ini membutuhkan waktu dua hari. Namun sebenarnya lama waktu
pemeraman ini tergantung dari penanganan pelaku pemeraman, karena untuk
memdapatkan waktu yang lebih singkat dapat dilakukan dengan menaruh benih
yang diperam ke tempat yang panas sehingga terkena sinar matahari secara
langsung (Supriyadi, 2010).
Media semai menggunakan serbuk sabut kelapa (cocopeat) memiliki daya
simpan air yang tinggi dibandingkan media tanah dan media campuran serbuk sabut
kelapa + tanah. Serbuk sabut kelapa memiliki kadar air dan daya simpan air masing-
masing 119% dan 695,4%. Bobot isi kering media tanam serbuk sabut kelapa lebih
rendah dibandingkan dua media lainnya, sehingga akan mempermudah pada saat
transportasi dan pendistribusian ke lapangan. Semakin rendah bobot isi media
tanam, maka semakin ringan dan praktis untuk dipindahkan (Hasriani, dkk. 2013).
Kebutuhan benih untuk tiap 1 ha, diperkirakan 250 g benih (sekitar 70.000
biji) diperlukan untuk budidaya tipe indeterminate dan 125 g untuk tipe
determinate. Benih disemai di persemaian atau baki persemaian sedalam 0,5 cm
dengan jumlah 750 - 900 biji/persemaian. Bila sudah berdaun 2 (8 hari setelah
semai), semaian dibumbun, dan dipelihara di persemaian. Bila semaian sudah
mempunyai 4-5 daun, ditambah penyinaran 6-9 hari sebelum semaian dipindahkan
ke lapangan (BPTP Sulteng, 2009).
3. Penanaman
Umur bibit sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Bibit umur
muda lebih cepat mengalami pertumbuhan tetapi lebih dapat bersaing dengan
gulma. Selain, itu bibit muda akan segera layu bila tidak tercukupi air dan
pertumbuhannya akan terganggu. Jika bibit terlalu terlalu tua, maka bibit ini kurang
mampu bersaing dengan lingkungannya (Yudhono, 2016).
Zulkarnain (2016) mengatakan bahwa jarak antar barisan penanaman
tanaman tomat tergantung pada sifat pertumbuhan tanaman, apabila menggunakan
lanjaran/penopang ditanam pada jarak 30-45 cm, sedangkan bila tanpa lanjaran
tomat ditanam dengan jarak 50-60 cm. Pemasangan lanjaran (ajir) dilakukan saat
tanaman berumur 15 hari dengan tinggi sekitar 20-25 cm untuk menopang cabang-
cabang yang bertambah. Ajir dapat dibuat dari bambu dengan tinggi 1-1,5 m.
Penanaman tomat sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit tidak layu akibat
teriknya sinar matahari dengan memilih bibit yang normal, lurus, dan perakarannya
baik.
Setelah berumur satu bulan, kira-kira berdaun empat helai, bibit tomat
dipindahkan ke lubang tanam. Setiap lubang ditanami satu batang tanaman yang
sehat, kuat, dan subur (Sunarjono, 2016). Setelah itu, bibit ditanam pada lubang
8
yang disiapkan dengan kedalaman sebatas leher akar atau pangkal batang
(Saparinto dan Setyaningrum, 2014).
4. Pemupukan
Pupuk dasar biasanya menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang ialah
zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. Pupuk
kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrien,
seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi
kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu
jaring makanan tanah (Anonim, 2013). Sedangkan menurut Subroto (2009)
pemberian pupuk kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah yang sangat
kekurangan unsur organik serta dapat menyuburkan tanaman bayam.
Untuk hasil yang optimum, tanaman tomat perlu diberi pupuk organik dan
anorganik. Di daerah tropis biasanya pemupukan N berkisar 60-120 kg/ha, P2O5 60-
140 kg /ha dan K2O 60-120 kg/ha, setengahnya diberikan sebagai pupuk dasar dan
sisanya diberikan sebagai pupuk susulan pada pembentukan buah pertama (BPTP
Sulteng, 2009). Sedangkan menurut Djuariah (2017) mengatakan bahwa dosis
pemupukan untuk produksi benih tomat sebaiknya adalah N 37,5–50 kg/ha, P2O5
150–200 kg/ha, dan K2O 150-200 kg/ha. Untuk pupuk dasar, dengan aplikasi
sebelum tanam, menggunakan pupuk kandang kuda dengan dosis 30 ton/ha.
Aplikasi pupuk N, P, dan K sebaiknya dilakukan tiga kali, yaitu pada saat tanam,
umur 14 HST, dan 30 HST.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman tomat antara lain berupa penyiraman, penyiangan
gulma, pemberian turus (terutama untuk tipe indeterminate), pemangkasan tunas,
dan penyemprotan pestisida dengan dosis dan interval yang tepat, tergantung
dengan keadaan cuaca dan tingkat perkembangan penyakit.
a. Pengairan
Diperlukan pengairan cukup pada setiap stadia pertumbuhan tomat
terutama untuk tipe indeterminate. Pengairan diperlukan terutama dalam
9
C. Metode pelaksanaan
Bentuk pelaksanaan kegiatan ini ialah magang kerja di Kelompok Tani P4S
Tranggulasi dengan metode yang digunakan meliputi:
1. Praktek lapangan
Keikutsertaan dalam setiap kegiatan manajemen budidaya yang meliputi:
pengorganisasian pekerja, proses budidaya tanaman tomat.
2. Wawancara
Diskusi dan wawancara merupakan bentuk pelaksanaan praktik kerja
langsung untuk memperoleh penjelasan dan pemahaman dari kegiatan yang
dilakukan serta memperoleh keterangan dari pihak kelompok tani mengenai hal-hal
yang ingin diketahui dan dibutuhkan yang berkaitan dengan tujuan praktik, baik
secara langsung maupun tidak langsung observasi.
Observasi keadaan umum di Kelompok Tani P4S Tranggulasi yang
meliputi: lokasi, struktur organisasi, jumlah tenaga kerja, dan kegiatan budidaya
tomat.
3. Pengumpulan data sekunder sebagai data pelengkap
Pengumpulan data sekunder sebagai pelengkap bisa di dapatkan dari data
kelomok tani yang sudah dibukukan.
15
D. Variabel kajian
Mengkaji tentang keadaan umum yang ada pada Kelompok Tani P4S
Tranggulasi yang meliputi:
1. Kajian umum
a. Letak geografis Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
b. Deskripsi Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
c. Sejarah singkat Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
d. Visi dan misi Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
e. Struktur organisasi Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
f. Fasilitas Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
g. Mempelajari proses manajerial pada Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
2. Kajian khusus
Mengkaji secara khusus proses kegiatan budidaya tomat di Kelompok Tani
P4S Tranggulasi yang meliputi:
a. Mengetahui jenis-jenis tanaman tomat di Kelompok Tani P4S Tranggulasi.
b. Mempelajari proses budidaya tanaman tomat di Kelompok Tani P4S
Tranggulasi.
c. Mempelajari proses pengelolaan penyakit pada tanaman tomat di Kelompok
Tani P4S Tranggulasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara. 2009. Budi Daya dan
Produksi Benih Tomat (Lycopersicum esculentum L.).
http://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_con
tent&view=article&id=118:budi-daya-dan-produksi-benih-tomat
Diakses pada tanggal 5 Juli 2019.
Gunaeni, N dan Purwati, E. 2013. Uji Ketahanan terhadap Tomato Yellow Leaf
Curl Viruspada Beberapa Galur Tomat (Resistance Test of Tomato
Lines to Tomato Yellow Leaf Curl Virus). Jurnal Hortikultura.
23(1):65-71, 2013. http://ejurnal. litbang. pertanian.go.id/
index.php/jhort/article/view/3382/2867 Diakses pada tanggal 6
Maret 2019.
Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. Bandung: Yrama Widya.
Zulkarnain. 2016. Budidaya Sayuran Tropis. Cetakan kedua. Jakarta. Bumi Aksara,
hlm 23-37.