Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KEGIATAN

HASIL PENDATAAN KELUARGA SEHAT


DAN UPAYA TINDAK LANJUT
DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS TANOYAN

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUA
N

1. LATAR BELAKANG

Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam


Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.
Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah upaya
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,untukmendukung
keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari
amanat undang-undang tersebut, melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
tahun 2016 yaitu tentang pedoman penyelenggaraan program Indonesia sehat dan
pendataan keluarga. Adapun tahapan Keluarga Sehat antara lain: Sosialisasi,
Pendataan, Analisa data, Rumusan masalah, Rencana kegiatan, Implementasi,
Monitoring dan Evaluasi. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya
Dua Belas Indikator Utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga mempunyai akses/sarana air bersih
11. Keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
12. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Dari 12 indikator keluarga sehat disepakati 3 tingkatan yaitu ;
 Keluarga sehat >80% indikator baik
 Keluarga pra-sehat 50%-80% indikator baik
 Keluarga tidak sehat <50% indikator baik

Berdasarkan petunjuk operasional di atas maka UPTD Puskesmas Tanoyan pada


tahun 2018 merencanakan dan telah melaksanakan kegiatan Pendataan Keluarga
Sehat di semua Desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanoyan untuk
mengidentifikasi status kesehatan keluarga. Adapun data hasil pendataan akan
dijadikan dasar penyusunan rencana tindak lanjut untuk mengintervensi permasalahan
prioritas yang muncul. Uraian hasil pendataan dan rencana tindak lanjut hasil
pendataan keluarga sehat berikutnya akan dijelaskan lebih terperinci dalam laporan
ini.

2. TUJUAN UMUM
Mendukung tercapainya program Indonesia Sehat dalam meningkatkan akses keluarga
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif di Kecamatan Lolayan Kabupaten
Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara dan melaporkan hasil pendataan
keluarga sehat di wilayah UPTD Puskesmas Tanoyan Tahun 2021.

3. TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengetahui gambaran analisa situasi di wilayah kerja Kecamatan


Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara
b. Mengidentifikasi status indeks keluarga di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Tanoyan.
c. Mengidentifikasi perilaku sehat di setiap indikator Keluarga Sehat di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Tanoyan.
d. Menyusun prioritas masalah dari hasil rekapitulasi perilaku pada indikator
Keluarga Sehat.
e. Menyusun rencana tindak lanjut untuk setiap prioritas masalah dari hasil
rekapitulasi perilaku pada indikator Keluarga Sehat.
BAB II

METODE KEGIATAN

1. LOKASI KEGIATAN
Pendataan Keluarga Sehat dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanoyan Kabupaten
Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara.

2. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan pendataan dilakukan bertahap, dimulai pada tahun 2018 sampai dengan
tahun 2021.

3. PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun susunan tim pendataan keluarga adalah sebagaimana berikut :

No. Nama Jabatan


1. Herlian Mokorimban, S.Kep Kepala Puskesmas Tanoyan
2. Sri Wahyumi Pudul, A.Md.Kes, S.KM Penanggung jawab program promosi kesehatan
3. Meliana Sabri. A.Md.Kep Supervisor
4. Miranti Ansik, S.KM Supervisor
5. Kristian Imbo, A.Md.Keb Administrator KS
6. Tania Simbala, S.Farm Surveyor Desa Mopusi
7. Raynaldi Karundeng, S.Farm Surveyor Desa Matali Baru
8. Febe Lontaan, A.Md.Kep Surveyor Desa Bakan
9. Kezi Binilang, A.Md.Keb Surveyor Desa Lolayan
10. Nur’Ain Mustapa, A.Md.Kes Surveyor Desa Mengkang
11. Ismi Ombilok, S.Kep Surveyor Desa Tanoyan Utara
12. Fitriyanti Paputungan, A.Md.Kep Surveyor Desa Tanoyan Selatan

Adapun pembagian tugas tim pendataan adalah :

1. Tugas Penanggung Jawab Promkes


a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan promosi kesehatan,
penyebarluasan informasi kesehatan, pengembangan sumber daya
kesehatan dan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
2. Tugas Admen
a. Melakukan administrasi sistem KS tingkat puskesmas
b. Membuat akun pengguna lain, akun kepala puskesmas, akun supervisor dan
akun surveyor
3. Tugas Supervisor
a. Memetakan wilayah
b. Menentukan nomer urut bangunan
c. Mengurus izin ke penguasa wilayah
d. Memastikan kelengkapan dan konsistensi pengisian kuisioner
e. Memastikan kelengkapan pengisian entri data
4. Tugas Surveyor/ Pengumpul data
a. Mendata keluarga, mengisi kuisioner di tempat responden
b. Melakukan probing/pengalihan pertanyaan dengan tujuan yang sama
c. Melakukan cek ulang kelengkpan pengisian kuisioner pada hari yang sama
d. Melakukan entri data
e. Melakukan cek ulang kelengkapan entri data

4. SASARAN
Sasaran responden pendataan adalah keluarga yang berdomisili di 7 desa di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanoyan, yaitu Desa Tanoyan Utara, Desa Tanoyan
Selatan, Desa Mopusi, Desa Mengkang, Desa Bakan, Desa Lolayan dan Desa Matali
Baru.

5. ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang dibawa surveyor saat melakukan pendataan adalah kuisioner,
alat pengukur tekanan darah, flyer serta alat tulis. Adapun bentuk kuisioner yang
digunakan saat wawancara sebagaimana terlampir dalam laporan ini.

6. SUMBER DANA
Kegiatan pendataan keluarga sehat di UPTD Puskesmas Tanoyan
menggunakan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana kapotasi
dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Perjalanan dinas petugas dibiayai oleh BOK
sedangkan anggaran penggandaan kuisioner diperoleh dari dana JKN.

7. PELAKSANAAN
a. Sosialisasi Lintas Program (terlampir)
b. Sosialisasi Lintas Sektor (terlampir)
c. Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Surveyor melakukan kunjungan rumah dan mengisi kuisioner beserta form
indeks keluarga sambil mewawancarai kepala keluarga beserta anggota rumah
tangga lainya. Kemudian melakukan pemeriksaan tekanan darah sesuai indikasi
pertanyaaan pada kuisioner. Setelah selesai melakukan wawancara dan
pemeriksaan, surveyor memberikan tanda/ label identifikasi pada rumah yang telah
dilakukan pendataan di setiap rumah responden. Penentuan nilai indeks keluarga
mengacu pada ketentuan petunjuk teknis Permenkes RI No. 39 Tahun 2016
sebagaimana ketentuan berikut :

Hasil perhitungan IKS tersebut selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam status


kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut :

1) Nilai indeks > 0,800 : Keluarga Sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : Keluarga Pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : Keluarga tidak sehat
8. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap selesai melakukan pendataan, maka surveyor langsung menyerahkan
kuisioner yang sudah terisi lengkap ke tim admin terkait. Selanjutnya admin merekap
hasil indeks keluarga dan mengentri ke website aplikasi keluarga sehat. Adapun form
yang dipakai untuk merekap adalah sebagaimana berikut :

Jika ada ketidaklengkapan isi kuesioner, maka admin meminta surveyor untuk
melengkapi. Setelah kuesioner terisi lengkap dan direkap, maka surveyor membuat
pelaporan hasil pendataan sebagai bahan pertanggungjawaban kegiatan.
BAB III
HASIL ANALISA DAN UPAYA TINDAK LANJUT

1. Hasil Pendataan PISPK


a. Data Hasil Pendataan Sasaran SPM

SASARAN SASARAN SASARAN SASARAN SASARAN


JUMLAH
KELURAHAN/DESA IBU USIA 0-59 USIA 7-15 USIA 15-59 USIA ≥ 60
INDIVIDU
HAMIL BULAN TAHUN TAHUN TAHUN

MOPUSI 2064 6 165 407 1341 101


TANOYAN UTARA 2002 5 137 391 1329 139
MENGKANG 179 2 10 36 119 15
LOLAYAN 773 1 60 101 538 62
BAKAN 1769 2 120 324 1183 119
MATALI BARU 518 0 34 74 366 38
TANOYAN SELATAN 786 2 54 110 535 68
3.1 Tabel Sasaran SPM

b. Data Indeks Keluarga Sehat Puskesmas (IKS)


KELUARGA KELUARGA IKS IKS TIDAK
KELURAHAN/DESA
IKS SEHAT PRA SEHAT SEHAT
MOPUSI 56 360 150
TANOYAN UTARA 39 370 131
MENGKANG 4 28 17
LOLAYAN 28 141 63
BAKAN 60 367 56
MATALI BARU 21 102 36
TANOYAN SELATAN 38 159 45
Grand Total 246 1527 498
3.2 Tabel IKS Puskesmas Tanoyan

400 360 370 367


350
300
250
200 159
150 141
150 131
102
100 63 60
56 56 45
39 28 17 28 36 38
50 21
4
0
MOPUSI TANOYAN MENGKANG LOLAYAN BAKAN MATALI BARU TANOYAN
UTARA SELATAN

3.1a Diagram Keluarga Sehat Wilayah Kerja Puskesmas Tanoyan


c. Karakteristik Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Tanoyan
TANOYAN MATALI TANOYAN
UMUR MOPUSI MENGKANG LOLAYAN BAKAN TOTAL
UTARA BARU SELATAN
0-5 tahun 129 254 5 47 123 70 215 843
6-10 tahun 121 316 14 58 127 58 244 938
11-15 tahun 250 289 18 66 147 60 232 1062
16-20 tahun 249 275 27 68 154 63 221 1057
21-25 tahun 230 238 11 70 160 58 185 952
26-30 tahun 236 210 17 72 171 46 181 933
31-35 tahun 235 219 16 76 177 40 167 930
36-40 tahun 228 224 17 80 196 69 147 961
41-45 tahun 239 224 8 69 195 46 163 944
46-50 tahun 235 200 15 48 179 71 190 938
51-55 tahun 209 151 10 50 174 66 196 856
56-60 tahun 140 114 10 44 157 39 182 686
61-65 tahun 81 93 9 45 152 34 160 574
66-70 tahun 59 70 7 51 125 11 138 461
71-75 tahun 31 38 4 32 117 11 49 282
75+ tahun 28 23 0 30 98 5 13 197
  2700 2938 188 906 2452 747 2683 12614
d. Tabel 3.3 Data Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas

e. Hasil 12 Indikator PISPK


1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
JUMLAH PROPORSI
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH WANITA YANG
WANITA USIA
WANITA USIA WANITA USIA TIDAK KB DIBAGI
10-54 SUDAH
KELURAHAN/DESA 10-54 SUDAH 10-54 SUDAH WANITA UMUR 10-
KAWIN, TIDAK
KAWIN, TIDAK KAWIN, TIDAK 54 TAHUN
HAMIL,TIDAK
HAMIL HAMIL,BER-KB MENIKAH, TIDAK
BER-KB
HAMIL
MOPUSI 441 195 30,39 85
TANOYAN UTARA 405 154 36,79 92
MENGKANG 38 20 26,32 6
LOLAYAN 186 104 32,26 28
BAKAN 409 223 27,38 91
MATALI BARU 121 71 44,63 26
TANOYAN SELATAN 174 106 20,69 31
Grand Total 1774 873 31,29 359
Tabel 3.4 Data Keluarga Yang Mengikuti Program Keluarga Berencana

3.2a Diagram Jumlah Keluarga Yang Mengikuti Program KB

2. Ibu Melakukan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


IBU DENGAN PERSALINAN PROPORSI IBU
KELURAHAN/DESA ANAK USIA 0-11 TIDAK DI TIDAK BERSALIN
BULAN FASKES DI FASKES
MOPUSI 21 6 28,57
TANOYAN UTARA 15 3 20,00
MENGKANG 1 0 0,00
LOLAYAN 7 0 0,00
BAKAN 10 2 20,00
MATALI BARU 5 0 0,00
TANOYAN SELATAN 4 1 25,00
Grand Total 63 12 19,05
Tabel 3.5 Data Persalinan di Fasilitas Kesehatan

3.2c Diagram Ibu Bersalin di Faskes

IBU BERSALIN DI FASILITAS


KELURAHAN/DESA
KESEHATAN (%)

MOPUSI 71.42
TANOYAN UTARA 80
MENGKANG 100
LOLAYAN 100
BAKAN 80
MATALI BARU 100
TANOYAN SELATAN 75
Tabel 3.6 Data Persentase Ibu Bersalin di Faskes

3. Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap


BAYI YANG PROPORSI BAYI
JUMLAH PROPORS MENDAPATKAN YANG
KELURAHAN/ SASARAN
BALITA 12- I BALITA IMUNISASI MENDAPATKAN
DESA TIDAK IDL
23 BULAN TIDAK IDL DASAR IMUNISASI
LENGKAP DASAR LENGKAP
MOPUSI 25 2 11.76 23 92
TANOYAN UTARA 19 0 12.90 19 100
MENGKANG 2 0 0.00 2 100
LOLAYAN 12 1 11.11 11 91.66666667
BAKAN 25 2 9.38 23 92
MATALI BARU 10 0 0.00 10 100
TANOYAN SELATAN 9 0 20.00 9 100
3.7 Data Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

3.3d Diagram Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap

4. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif

PROPORSI
JUMLAH BAYI
TIDAK ASI BAYI TIDAK
KELURAHAN/DESA BAYI 7-23 MENDAPATKAN
EKSLUSIF ASI
BULAN ASI EKSKLUSIF
EKSKLUSIF
MOPUSI 34 4 11.76 30
TANOYAN UTARA 31 4 12.90 27
MENGKANG 3 0 0.00 3
LOLAYAN 18 2 11.11 16
BAKAN 32 3 9.38 29
MATALI BARU 12 0 0.00 12
TANOYAN SELATAN 10 2 20.00 8

Tabel 3.8 Data Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif


5. Balita mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan
PROPORSI BAYI PROPORSI BAYI
JUMLAH TIDAK
ANAK TIDAK DILAKUKAN DILAKUKAN
KELURAHAN/DESA USIA 2-59 PEMANTAUAN
PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN
BULAN PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN

MOPUSI 157 13 8.28 144 91.71974522


TANOYAN UTARA 130 6 4.62 124 95.38461538
MENGKANG 10 0 0.00 10 100
LOLAYAN 59 0 0.00 59 100
BAKAN 117 5 4.27 112 95.72649573
MATALI BARU 34 1 2.94 33 97.05882353
TANOYAN SELATAN 53 1 1.89 52 98.11320755
Table 3.9 Data Bayi Mendapatkan Pemantauan Pertumbuhan

6. Penderita Tuberkulosis Paru Berobat Sesuai Standar

PREVALENSI TB
JUMLAH JUMLAH INDIVIDU PERSENTASE JUMLAH
PARU PADA
INDIVIDU DIAGNOSIS TB PARU INDIVIDU DIAGNOSIS TB
KELURAHAN/DESA PENDUDUK
DIDIAGNOSIS YANG BEROBAT PARU YANG BEROBAT
BERUSIA >=15
TB PARU SESUAI STANDAR SESUAI STANDAR (%)
TAHUN

MOPUSI 1,39 20 20 100


TANOYAN UTARA 1,91 28 28 100
MENGKANG 0,02 2 2 100
LOLAYAN 1,00 6 6 100
BAKAN 0,77 10 10 100
MATALI BARU 3,71 15 15 100
TANOYAN SELATAN 2,82 17 17 100
Grand Total 1,61 96 96 100
Tabel 3.10 Data Penderita TB Puskesmas yang berobat sesuai standar

3.3e Diagram Penderita TB yang Berobat Sesuai Standar


JUMLAH
JUMLAH INDIVIDU
PREVALENSI INDIVIDU
JUMLAH DIDIAGNOSIS
PENDERITA HT DIDIAGNOSIS
KELURAHAN INDIVIDU HIPERTENSI TAPI
PADA PENDUDUK HIPERTENSI
/DESA DIDIAGNOSIS TIDAK MINUM
BERUSIA >=15 MINUM OBAT
HIPERTENSI OBAT SECARA
TAHUN SECARA
TERATUR
TERATUR
MOPUSI 7,77 112 89 23
TANOYAN
UTARA 6,34 93 24 69
MENGKANG 0,75 1 0 1
LOLAYAN 4,00 24 1 23
BAKAN 2,23 29 9 20
MATALI BARU 4,95 20 3 17
TANOYAN
SELATAN 7,30 44 10 34
Grand Total 5,43 323 136 187

7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Tabel 3.11 Data Penderita Hipertensi Berobat Secara Teratur

8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan


JUMLAH
KELUARGA JUMLAH KELUARGA
JUMLAH KELUARGA
DENGAN ART DENGAN ART
KELURAHAN/DESA DENGAN ART
DIDIAGNOSIS DIPASUNG ATAU
DIDIAGNOSIS ODGJ
ODGJ TIDAK DITERLANTARKAN
MINUM OBAT
MOPUSI 1 1 0
TANOYAN UTARA 1 0 0
MENGKANG 0 0 0
LOLAYAN 0 0 0
BAKAN 0 0 0
MATALI BARU 2 1 0
TANOYAN SELATAN 1 1 0
Grand Total 5 2 0
Tabel 3.12 Data Penderita gangguan jiwa wilayah kerja Puskesmas
9. Anggota Keluarga Tidak Ada Yang Merokok
KELURAHAN/DESA INDIVIDU MEROKOK
MOPUSI 554
TANOYAN UTARA 566
MENGKANG 43
LOLAYAN 207
BAKAN 485
MATALI BARU 127
TANOYAN SELATAN 211
Grand Total 2193
Tabel 3.13 Data Individu yang Merokok

10. Keluarga mempunyai akses/sarana air bersih

JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH KELUARGA
KELUARGA KELUARGA
KELUARGA PUNYA SARANA
KELURAHAN/DESA TIDAK PUNYA PUNYA SARANA
PUNYA SARANA AIR BERSIH
SARANA AIR AIR BERSIH
AIR BERSIH TIDAK
BERSIH TERLINDUNG
TERLINDUNG
MOPUSI 562 4 554 8
TANOYAN UTARA 534 6 531 3
MENGKANG 48 1 48 0
LOLAYAN 227 5 227 0
BAKAN 481 2 477 4
MATALI BARU 157 2 155 0
TANOYAN SELATAN 241 1 227 14
Grand Total 2250 21 2219 29
Tabel 3.14 Data Sarana Air Bersih

11. Keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat

JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH KELUARGA
KELUARGA
KELUARGA KELUARGA PUNYA
KELURAHAN/DESA PUNYA
TIDAK PUNYA PUNYA JAMBAN
JAMBAN
JAMBAN JAMBAN TIDAK
SANITER
SANITER
MOPUSI 124 442 427 15
TANOYAN UTARA 82 458 445 13
MENGKANG 27 22 20 2
LOLAYAN 78 154 144 10
BAKAN 33 450 441 9
MATALI BARU 11 148 144 3
TANOYAN SELATAN 31 211 202 9
Grand Total 386 1885 1823 61
Tabel 3.15 Keluarga yang mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
12. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
JUMLAH INDIVIDU
PESERT PROPORSI
KELURAHAN/DESA BELUM MENJADI PROPORSI
A JKN PESERTA JKN
PESERTA JKN
MOPUSI 755 36,58 1309 63,42
TANOYAN UTARA 657 32,82 1345 67,18
MENGKANG 41 22,91 138 77,09
LOLAYAN 285 36,87 485 62,74
BAKAN 420 23,74 1349 76,26
MATALI BARU 226 43,63 292 56,37
TANOYAN SELATAN 190 24,17 586 74,55
Grand Total 2574 31,81 5504 68,03
Tabel 3.16 Data Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

2. Rencana Tindak Lanjut


a. Desa Tanoyan Selatan
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

Bayi Mendapatkan  Kebiasaan keluarga memberikan  Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif (80%) susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
 Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI  Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Penderita gangguan  Menghindari stigma negatif  Melakukan kunjungan pelayanan kesehatan ke rumah
jiwa berat yang dari masyarakat pasien untuk memudahkan proses pengobatan
diobati dan tidak  Kurangnya pengetahuan  Melakukan penguatan kepada keluarga penderita
ditelantarkan (0%) tentang kesehatan jiwa dan cara dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan
pengobatannya jiwa
 Tidak ada dukungan penuh  Melakukan pemantauan terhadap status kesehatan pasien
dari keluarga dalam proses
penyembuhan pasien
Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(74%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (87%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (51,21%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan

b. Tanoyan Utara
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

Bayi Mendapatkan  Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif (87,1%) susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
 Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI  Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(67,18%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (84,81%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (52,84%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan

c. Desa Bakan
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

Bayi Mendapatkan  Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
(90,62%)  Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI  Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(76,26%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (93,1%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (51,37%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan

d. Desa Matali Baru


NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki


menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(94,55%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (93,08%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (45,35%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
e. Desa Mopusi

NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN


MASALAH MASALAH

Bayi Mendapatkan  Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
(88,24%)  Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI  Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(63,42%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (78,09%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (51,48%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan

f. Desa Lolayan
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

Bayi Mendapatkan  Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
(88,89%)  Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI  Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(62,74%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (66,37%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (50%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan

g. Desa Mengkang
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH

Sekeluarga sudah  Pengetahuan masyarakat  Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki


menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(77,09%) memiliki JKN
 Faktor ekonomi yang  Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
 Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki  Pengetahuan masyarakat kurang  Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat  Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (48,89%)  Kebiasaan yang menjadi  Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
 Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
 Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota  Kurangnya pengetahuan akan  Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif  Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (42,57%)  Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
 Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat  Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
 Masyarakat tidak mengetahui  Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
 Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
BAB IV
PENUTU
P

Demikian laporan pendataan program Keluarga Sehat yang telah dilaksanakan di


wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanoyan yang telah mencakup tujuh desa.
Laporan ini disusun untuk dilaporkan kepada pihak terkait serta para lintas sektor
dengan harapan upaya intervensi yang dilakukan bersama – sama dan terintegrasi akan lebih
tepat guna dan tepat sasaran.

Tanoyan, 2021
Kepala UPTD Puskesmas Tanoyan

Herlian Mokorimban, S.Kep


NIP : 19810714 200604 1 013

Anda mungkin juga menyukai