TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUA
N
1. LATAR BELAKANG
2. TUJUAN UMUM
Mendukung tercapainya program Indonesia Sehat dalam meningkatkan akses keluarga
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif di Kecamatan Lolayan Kabupaten
Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara dan melaporkan hasil pendataan
keluarga sehat di wilayah UPTD Puskesmas Tanoyan Tahun 2021.
3. TUJUAN KHUSUS
METODE KEGIATAN
1. LOKASI KEGIATAN
Pendataan Keluarga Sehat dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tanoyan Kabupaten
Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara.
2. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan pendataan dilakukan bertahap, dimulai pada tahun 2018 sampai dengan
tahun 2021.
3. PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun susunan tim pendataan keluarga adalah sebagaimana berikut :
4. SASARAN
Sasaran responden pendataan adalah keluarga yang berdomisili di 7 desa di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanoyan, yaitu Desa Tanoyan Utara, Desa Tanoyan
Selatan, Desa Mopusi, Desa Mengkang, Desa Bakan, Desa Lolayan dan Desa Matali
Baru.
6. SUMBER DANA
Kegiatan pendataan keluarga sehat di UPTD Puskesmas Tanoyan
menggunakan anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana kapotasi
dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Perjalanan dinas petugas dibiayai oleh BOK
sedangkan anggaran penggandaan kuisioner diperoleh dari dana JKN.
7. PELAKSANAAN
a. Sosialisasi Lintas Program (terlampir)
b. Sosialisasi Lintas Sektor (terlampir)
c. Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Surveyor melakukan kunjungan rumah dan mengisi kuisioner beserta form
indeks keluarga sambil mewawancarai kepala keluarga beserta anggota rumah
tangga lainya. Kemudian melakukan pemeriksaan tekanan darah sesuai indikasi
pertanyaaan pada kuisioner. Setelah selesai melakukan wawancara dan
pemeriksaan, surveyor memberikan tanda/ label identifikasi pada rumah yang telah
dilakukan pendataan di setiap rumah responden. Penentuan nilai indeks keluarga
mengacu pada ketentuan petunjuk teknis Permenkes RI No. 39 Tahun 2016
sebagaimana ketentuan berikut :
Jika ada ketidaklengkapan isi kuesioner, maka admin meminta surveyor untuk
melengkapi. Setelah kuesioner terisi lengkap dan direkap, maka surveyor membuat
pelaporan hasil pendataan sebagai bahan pertanggungjawaban kegiatan.
BAB III
HASIL ANALISA DAN UPAYA TINDAK LANJUT
MOPUSI 71.42
TANOYAN UTARA 80
MENGKANG 100
LOLAYAN 100
BAKAN 80
MATALI BARU 100
TANOYAN SELATAN 75
Tabel 3.6 Data Persentase Ibu Bersalin di Faskes
PROPORSI
JUMLAH BAYI
TIDAK ASI BAYI TIDAK
KELURAHAN/DESA BAYI 7-23 MENDAPATKAN
EKSLUSIF ASI
BULAN ASI EKSKLUSIF
EKSKLUSIF
MOPUSI 34 4 11.76 30
TANOYAN UTARA 31 4 12.90 27
MENGKANG 3 0 0.00 3
LOLAYAN 18 2 11.11 16
BAKAN 32 3 9.38 29
MATALI BARU 12 0 0.00 12
TANOYAN SELATAN 10 2 20.00 8
PREVALENSI TB
JUMLAH JUMLAH INDIVIDU PERSENTASE JUMLAH
PARU PADA
INDIVIDU DIAGNOSIS TB PARU INDIVIDU DIAGNOSIS TB
KELURAHAN/DESA PENDUDUK
DIDIAGNOSIS YANG BEROBAT PARU YANG BEROBAT
BERUSIA >=15
TB PARU SESUAI STANDAR SESUAI STANDAR (%)
TAHUN
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH
JUMLAH KELUARGA
KELUARGA KELUARGA
KELUARGA PUNYA SARANA
KELURAHAN/DESA TIDAK PUNYA PUNYA SARANA
PUNYA SARANA AIR BERSIH
SARANA AIR AIR BERSIH
AIR BERSIH TIDAK
BERSIH TERLINDUNG
TERLINDUNG
MOPUSI 562 4 554 8
TANOYAN UTARA 534 6 531 3
MENGKANG 48 1 48 0
LOLAYAN 227 5 227 0
BAKAN 481 2 477 4
MATALI BARU 157 2 155 0
TANOYAN SELATAN 241 1 227 14
Grand Total 2250 21 2219 29
Tabel 3.14 Data Sarana Air Bersih
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH KELUARGA
KELUARGA
KELUARGA KELUARGA PUNYA
KELURAHAN/DESA PUNYA
TIDAK PUNYA PUNYA JAMBAN
JAMBAN
JAMBAN JAMBAN TIDAK
SANITER
SANITER
MOPUSI 124 442 427 15
TANOYAN UTARA 82 458 445 13
MENGKANG 27 22 20 2
LOLAYAN 78 154 144 10
BAKAN 33 450 441 9
MATALI BARU 11 148 144 3
TANOYAN SELATAN 31 211 202 9
Grand Total 386 1885 1823 61
Tabel 3.15 Keluarga yang mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
12. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
JUMLAH INDIVIDU
PESERT PROPORSI
KELURAHAN/DESA BELUM MENJADI PROPORSI
A JKN PESERTA JKN
PESERTA JKN
MOPUSI 755 36,58 1309 63,42
TANOYAN UTARA 657 32,82 1345 67,18
MENGKANG 41 22,91 138 77,09
LOLAYAN 285 36,87 485 62,74
BAKAN 420 23,74 1349 76,26
MATALI BARU 226 43,63 292 56,37
TANOYAN SELATAN 190 24,17 586 74,55
Grand Total 2574 31,81 5504 68,03
Tabel 3.16 Data Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Bayi Mendapatkan Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif (80%) susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Penderita gangguan Menghindari stigma negatif Melakukan kunjungan pelayanan kesehatan ke rumah
jiwa berat yang dari masyarakat pasien untuk memudahkan proses pengobatan
diobati dan tidak Kurangnya pengetahuan Melakukan penguatan kepada keluarga penderita
ditelantarkan (0%) tentang kesehatan jiwa dan cara dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan
pengobatannya jiwa
Tidak ada dukungan penuh Melakukan pemantauan terhadap status kesehatan pasien
dari keluarga dalam proses
penyembuhan pasien
Sekeluarga sudah Pengetahuan masyarakat Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(74%) memiliki JKN
Faktor ekonomi yang Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki Pengetahuan masyarakat kurang Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (87%) Kebiasaan yang menjadi Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota Kurangnya pengetahuan akan Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (51,21%) Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
Masyarakat tidak mengetahui Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
b. Tanoyan Utara
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
Bayi Mendapatkan Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif (87,1%) susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah Pengetahuan masyarakat Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(67,18%) memiliki JKN
Faktor ekonomi yang Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki Pengetahuan masyarakat kurang Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (84,81%) Kebiasaan yang menjadi Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota Kurangnya pengetahuan akan Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (52,84%) Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
Masyarakat tidak mengetahui Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
c. Desa Bakan
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
Bayi Mendapatkan Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
(90,62%) Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah Pengetahuan masyarakat Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(76,26%) memiliki JKN
Faktor ekonomi yang Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki Pengetahuan masyarakat kurang Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (93,1%) Kebiasaan yang menjadi Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota Kurangnya pengetahuan akan Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (51,37%) Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
Masyarakat tidak mengetahui Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
Bayi Mendapatkan Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
(88,24%) Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah Pengetahuan masyarakat Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(63,42%) memiliki JKN
Faktor ekonomi yang Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki Pengetahuan masyarakat kurang Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (78,09%) Kebiasaan yang menjadi Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota Kurangnya pengetahuan akan Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (51,48%) Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
Masyarakat tidak mengetahui Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
f. Desa Lolayan
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
Bayi Mendapatkan Kebiasaan keluarga memberikan Melakukan penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif bagi
ASI Eksklusif susu formula bagi bayi. ibu hamil dalam mempersiapkan pemberian ASI
(88,89%) Kurangnya pengetahuan Ekslusif.
orangtua tentang pentingnya ASI Berkordinasi dengan Bidan Desa dalam penguatan
Eksklusif program kelas ibu hamil. (termasuk pentingnya Inisiasi
Menyusui Dini bagi Ibu dan Bayi)
Sekeluarga sudah Pengetahuan masyarakat Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki
menjadi anggota JKN kurang terhadap pentingnya dan menjadi anggota JKN
(62,74%) memiliki JKN
Faktor ekonomi yang Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
membuat masyarakat masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat
menganggap iuran terlalu diuslkan ke pemerintah daerah untuk menerima bantuan
mahal iuran daerah (PBID) dalam pembayaran JKN
Anggapan masyarakat bahwa
perihal administrasi dan
birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
Keluarga memiliki Pengetahuan masyarakat kurang Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan
akses atau terhadap pentingnya jamban masyarakat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan jamban sehat Pemicuan gesit di dusun-dusun
sehat (66,37%) Kebiasaan yang menjadi Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan
budaya yakni BAB di sungai Jamban Bergulir)
Social ekonomi yang rendah
untuk pengadaan jamban
Sarana MCK kurang memadai
Tidak ada anggota Kurangnya pengetahuan akan Penyuluhan tentang bahaya merokok
keluarga yang bahaya perokok aktif dan pasif Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan lainnya
merokok (50%) Sulitnya merubah kebiasan tentang bahaya merokok pada kelompok- kelompok
merokok bagi para pecandu masyarakat (misalnya sekolah, tempat mengaji, majelis
Harga rokok yang dianggap ilmu)
terjangkau oleh masyarakat Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
sehingga rokok menjadi PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
kebutuhan sehari - hari kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
Masyarakat tidak mengetahui Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
adanya layanan Kementerian regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
Kesehatan untuk rokok.
mengonsultasikan kecanduannya
terhadap rokok.
Budaya dan keadaan sosial
masyarakat yang menjadikan
rokok
suguhan di setiap acara-
acara kemasyarakatan
g. Desa Mengkang
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
Tanoyan, 2021
Kepala UPTD Puskesmas Tanoyan