Anda di halaman 1dari 3

BERAPAKAH HARGA WAKTU?

06, juni 2022

Oleh: Acep Tirdan

‫ب‬ َّ َ‫لو ْقتُ َأ ْث َمنُ ِمن‬


ِ ‫الذ َه‬ َ

Artinya; waktu lebih berharga daripada emas

kata-kata mutiara ini yang langsung tersirat saat aku ingin menebak harga satuan nikmat
bernama waktu. Berapakah harga waktu? Sudahkah kita menghitung berapa kenikmatan dari
setiap waktu? Seberharga apakah nikmatnya waktu ? Kuanggap waktu itu nikmat yang
sangat mahal dan karunia yang sangat besar dari Sang Maha Pencipta. Apakah waktu menrut
para pembaca budiman? Apakah seperti para dosen yang mengajar perjam nya dan setiap
jamnya menjadi jumlah nominal yang akan didapatkan nya? Ataukah seperti artis yang setiap
kali mendapatkan tawaran job bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang fantastis. Tentulah
berbeda artis papan atas dengan artis yang di panggung biasa. Lantas apakah harga waktu itu
dilihat dari jasa, keahlian, ataukah yang lainnya.

Bahkan apabila kita memperdalam maknanya yang bukan sama harganya dengan emas, akan
tetapi lebih berharga daripada emas. Emas yang berniai nominal besarpun dan menjadi
simpanan harta yang berharga, kalah sandingnya dengan waktu.

Allah tegaskan dalam firman Allah Qs. Al-Mu’minun ayat 99 yang berbunyi:

‫ال َربِّ ۡار ِجع ُۡو ۙ ِن‬ ُ ‫َح ٰتّٓى اِ َذا َجٓا َء اَ َح َدهُ ُم ۡال َم ۡو‬
َ َ‫ت ق‬

“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada
seseorang dari mereka, dia berkata, "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia)”
Betapa berharganya nikmat waktu kehidupan bagi kita umat muslim. Bagi umat kafirpun
yang telah datang kepada mereka kematian yang memisahkan kenikmatan waktu di dunia.
Mereka berharap ingin dikembalikan lagi ke dunia untuk melakuan kebajikan. Maka
sangatlah berharga nikmat waktu dalam kehidupan.

Kutipan pesan dari salah satu empat Imam besar yakni Imam As-Syafi’i rahimahullah.
Beliaupun menegaskan waktu layaknya seperti pedang.

‫الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك‬

Artinya: waktu itu bagaikan pedang jikalau kamu tidak bisa menggunakan pedang itu, maka
pedang itu sendiri yang akan menebasmu.

Waktu layaknya pedang. Siapa yang tidak bisa menggunakan pedangnya, niscaya pedangnya
itulah yang akan menebasnya. Akankah kita mati setelah ditebas waku? Bukan itu maknanya.
Akan tetapi rasa tebasan waktu yang seperti pedang itu menebas waktu kesempatan kita, yang
kesempatan itu tidak akan datang keduakalinya. Seperti halnya kaum kafir yang telah
meninggal dan meminta kepada Allah SWT untuk di kembalikan nikmat waktu di dunianya.
Andaikata kita tidak bisa mengatur waktu sebaik-baiknya, apa bedanya dengan orang yang
sudah mati? Ataukah seperti halnya orang yang hidup enggan mati tak mau. Semboyan bagi
orang-orang yang sudah pasrah akan kehidupan. Sampai sini! Sudahkah menemukan jawaban
dari berapa harga satuan nikmat sebuah waktu? Seberapa berharganya nikmat waktu dalam
kehidupan?

Ada satu hadis yang dinyatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir
yang didalamnya membahas waktu. Apakah waktu itu hanya sebatas jam? Jam yang
menentukan waktu pukul sekian. Ataukah seperti kalender yang menentukan tanggal sekian?
Ataukah stopwatch yang menghitung lama dan lambatnya waktu sekian? Penjabaran hadis ini
akan lebih dari itu. Waktu sangat bergesekan erat, dekat, bahkan rapat dengan aktivitas
manusia. Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ‫ك َو َحيَاتَكَ قَ ْب َل َموْ تِك‬ َ ‫ك َو ِغنَاكَ قَب َْل فَ ْق ِركَ َو فَ َرا َغ‬
َ ِ‫ك قَب َْل َش ْغل‬ َ ‫ك قَ ْب َل َسقَ ِم‬
َ َ‫ص َّحت‬ َ ‫ك قَ ْب َل هَ َر ِم‬
ِ ‫ك َو‬ ٍ ‫اِ ْغتَنِ ْم َخ ْمسًا قَ ْب َل َخ ْم‬
َ َ‫ َشبَاب‬: ‫س‬

Makna dari hadist Nabi ini sangatlah dalam dan sangat berkaitan erat dengan kenyataan
hidup bagi setiap mahluk yang bernyawa. Yang artinya: “Manfaatkan lima perkara sebelum
lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang
waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum
datang masa sibukmu, hidupmu sebelum datang kematianmu.”

(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish
berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani
dalam Al Jami’ Ash Shogir)

Setelah mengetahui betapa berharganya waktu. Mari kita sama-sama mengatur dan
menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Andaikata waktu bisa diinvestasikan, Maka
mari kita investasikan waktu dengan amal kebaikan. Berinvestasi waktu melalui amal
kebaikan menjadikan waktu setiap detiknya untuk beribadah. Dalam bentuk apapun amal
kebaikan itu yang penting harus konsisten. Hasil konsisten itu akan membawa kita menjadi
orang yang memiliki bekal di dunia dan bahkan bekal kelak di akhirat, Aaamin ya Allah ya
rabbal’alaiim.

Semoga kita bisa bertemu lagi. Dalam catatan mata air goresan ilmu. Dalam judul
berinvestasi dengan waktu.

Anda mungkin juga menyukai