Anda di halaman 1dari 11

PENDAMPINGAN PIK-R DALAM MENGATASI PERMASALAHAN

SEKSUALITAS

Disusun Oleh
ANDRE DWI PRASAJA

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional


Kabupaten Ogan Komering Ilir
Tahun Ajaran 2014-2015

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era globalisasi dengan segala keterbukaan informasi telah mampu mengubah
cara berpikir, bersikap dan bertindak generasi muda. Langkah antisipasi
pemerintah melalui BKKBN telah merumuskan kebijakan berupa Program
Generasi Berencana (Genre).
Diantaranya, peningkatan kemampuan dan pengembangan diri serta pelayanan
melalui pengembangan kelompok PIK (Pusat Informasi dan Konseling) 
Remaja/Mahasiswa atau menjadikan remaja sebagai pengelola, pendidik dan
konselor sebaya. Pengembangan PIK remaja/mahasiswa sebagai pola pendekatan
program nasional atau program Kependudukan dan KB bagi remaja seusianya.
Terutama terhindar dari permasalahan pokok remaja atau triad KRR dan
pernikahan dini.
Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata seksualitas? Anda mungkin
berpikir tentang hubungan seks. Pikiran Anda tidaklah keliru. Namun seksualitas
bukan hanya tentang hubungan seks. Seksualitas adalah tentang bagaimana
seseorang mengalami, menghayati dan mengekspresikan diri sebagai mahluk
seksual, dengan kata lain tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan
bertindak berdasarkan posisinya sebagai mahluk seksual. Hubungan seks hanyalah
salah satu aspek. Seksualitas mencakup banyak hal diluar itu. Segala sesuatu yang
ada kaitannya dengan seks (ada kaitan dengan kelamin) tercakup di dalamnya.
Pandangan bahwa seks adalah sesuatu hal yang tabu untuk dibicarakan, yang telah
tertanam sekian lama menyebabkan remaja dan orangtua enggan berdiskusi tentang
masalah seksualitas. Padahal remaja sangat membutuhkan informasi yang benar
dan akurat. Akibatnya, remaja mencari informasi di luar, seperti dari teman sebaya,
2
majalah dan internet yang seringkali menyuguhkan informasi yang tidak benar dan
malah menyesatkan.
Pusat Informasi dan Konseling kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu
wadah kegiatan program KRR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja.
Bertujuan untuk memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang kesehatan
reproduksi remaja, ketrampilan kecakapan hidup (life skills) serta mengembangkan
kegiatan-kegiatan lain yang khas dan sesuai minat/ kebutuhan remaja. Melalui
PIK-R diharapkan terwujud Remaja TEGAR yaitu remaja yang berperilaku sehat,
terhindar dari resiko seksualitas, HIV/ AIDS dan Narkoba (TRIAD KRR) sehingga
menjadi contoh, idola, serta sumber informasi bagi teman sebayanya. Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya:
1). Teman sebaya yaitu mempunyai pacar.
2). Mempunyai teman yang setuju dengan hubungan seks pranikah.
3). Mempunyai teman yang mempengaruhi atau mendorong untuk melakukan seks
pranikah.
Keluarga sebagai lingkungan yang paling dekat dengan remaja seharusnya
menjadi tempat dimana remaja memperoleh pendidikan mengenai berbagai hal,
termasuk informasi dan edukasi mengenai seksualitas, napza dan HIV/AIDS.
Namun pada kenyataan di masyarakat, seringkali dijumpai justru remaja paling
tidak nyaman membahas masalah-masalah tersebut dengan orangtuanya. Ditambah
dengan perubahan pada remaja yang seringkali sulit dipahami oleh orangtua
menyebabkan komunikasi semakin sulit dibangun. Beberapa ciri remaja yang perlu
diketahui oleh orang tua terkait dengan perubahan yg menonjol diantaranya : mulai
berpikir tidak seperti biasanya, kemauannya sukar ditebak, sering berubah-ubah
pendirian, kadang ucapan dan perilakunya bertentangan, menggantung perasaan,
meledak-ledak, menarik diri dan menolak bicara, lebih senang berkumpul di luar
rumah, ingin menonjolkan diri, mudah terpengaruh teman, serta untuk remaja putri
3
saat menjelang haid biasanya menjadi perasa, mudah sedih, marah dan cemas tanpa
alasan.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana teori pendampingan remaja PIK-R dalam mengatasi permasalahan
seksualitas?
1.3 Tujuan
1.3.1 Siswa mampu memahami pendampingan remaja PIK-R.
1.3.2 Siswa mampu menguasai teori pendampingan remaja PIK-R.
1.3.3 Siswa mampu menganalisis masalah pendampingan remaja PIK-R.
1.3.4 Siswa dapat mengetahui secara terperinci tentang seksualitas.
1.3.5 Siswa dapat mengevaluasi secara jelas mengenai masalah seksualitas.
1.4 Manfaat
1.4.1 Dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang
pendampingan remaja PIK-R dalam mengatasi masalah seksualitas.
1.4.2 Dengan disusunnya makalah ini dapat digunakan sebagai wacana untuk
mengembangkan pendampingan remaja PIK-R dalam mengatasi masalah
seksualitas.
1.4.3 Dengan adanya makalah ini dapat diketahui bahwa PIK-R sangat berguna
bagi kelangsungan hidup remaja dan dimanfaatkan sebagai wadah dalam
menanggulangi kenakalan remaja.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow
atau to grow maturity. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa  dewasa. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memberikan batasan usia remaja yaitu usia 12-24 tahun. Namun apabila pada usia
remaja seseorang sudah menikah, maka ia masuk kedalam dewasa. Sebaliknya,
meskipun usia sudah dewasa (bukan remaja lagi) tetapi masih tergantung pada
orang tua (tidak mandiri), maka ia masuk kedalam kelompok remaja.
Seksualitas adalah segala sesuatu yang menyangkut hidup manusia sebagai
makhluk seksual, yaitu emosi, perasaan, kepribadian, sikap yang berkaitan dengan
perilaku seksual, hubungan seksual dan orientasi seksual.
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
“abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma)
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran
hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Pendampingan merupakan proses interaksi timbal balik (tidak satu arah) antara
individu/ kelompok/ komunitas yang mendampingi dan individu/ kelompok/
komunitas yang didampingi yang bertujuan memotivasi dan mengorganisir
individu/ kelompok/ komunitas dalam mengembangkan sumber daya dan potensi
orang yang didampingi dan tidak menimbulkan ketergantungan terhadap orang
yang mendampingi (mendorong kemandirian), (Yayasan Pulih, 2011). Masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Kehidupan
remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan
mereka selanjutnya, (BKKBN 2012). Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu
kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki
5
oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas dari penyakit
atau bebas dari kecacatan, namun juga sehat secara mental serta sosialkultural.
Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah
kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang Perencanaan Kehidupan
Berkeluarga Bagi Remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya, (k4health).
Kesehatan reproduksi diartikan sebagai sejahtera fisik, mental dan sosial yang
baik, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecatatan, tetapi juga sehat dari aspek
yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Sementara itu,
Kesehatan reproduksi remaja merupakan upaya untuk membantu remaja agar
memiliki pengetahuan, kesadaran, sikap dan perilaku kehidupan reproduksi yang
sehat dan bertanggungjawab.
Risiko Seksualitas diartikan sebagai sikap dan perilaku seksual remaja yang
berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual (IMS), Kehamilan Tidak Diinginkan
(KTD), aborsi dan risiko perilaku seks sebelum nikah.
2.2 Konsep Teori
Pada masa remaja terjadi perkembangan sistem reproduksi oleh laki - laki yang
ditandai oleh mimpi basah dan oleh perempuan ditandai oleh menstruasi, serta
pertumbuhan fisik dan mental yang membuat para remaja lelaki mulai tertarik
kepada remaja perempuan ataupun sebaliknya. Jadi sudah sewajarnya para remaja
mulai mengerti tentang reproduksi, bahkan sudah sewajibnya para remaja memiliki
pengetahuan tentang sex dari bagaimana proses terjadinya pembuahan, masa subur
seorang wanita, sampai apa akibat dari pernikahan di usia dini, penyakit menular
seksual (PMS) dan akibat akibat lain karena melakukan hubungan seksual di luar
nikah atau sebelum usianya mencukupi. Melakukan hubungan seksual tanpa
perencanaan terlebih dahulu seperti  melakukan hubungan seksual diluar nikah dan

6
pernikahan diusia dini dapat menyebabkan dampak buruk bagi pelakunya karena
dapat merusak fisik, mental dan spiritual seseorang.
Program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang
dilaksanakan berkaitan dengan bidang kehidupan yang kelima dari transisi
kehidupan remaja dimaksud, yakni mempraktekkan hidup secara sehat (practice
healthy life). Empat bidang kehidupan lainnya yang akan dimasuki oleh remaja
sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya remaja mempraktekkan kehidupan yang
sehat. Dengan kata lain apabila remaja gagal berperilaku sehat, kemungkinan besar
remaja yang bersangkutan akan gagal pada empat bidang kehidupan yang lain.
Tujuan umum dari PIK remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR,
pendewasaan usia perkawinan, keterampilan hidup (life skills), pelayanan
konseling dan rujukan PKBR. Disamping itu juga dikembangkan kegiatan-kegiatan
lain yang khas dan sesuai minat dan kebutuhan remaja untuk mencapai tegar
remaja dalam rangka tegar keluarga guna mewujudkan keluarga kecil bahagia
sejahtera.
2.3 SASARAN DAN RUANG LINGKUP
1. Sasaran (audience)
Sasaran yang terkait dengan pembentukan, pengembangan, pengelolaan,
pelayanan dan pembinaan PIK Remaja, sebagai berikut:
a. Pembina
1. Pembina PIK Remaja adalah seseorang yang mempunyai kepedulian yang
tinggi terhadap masalah-masalah remaja, memberi dukungan dan aktif membina
PIK Remaja, baik yang berasal dari Pemerintah.
2. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi kepemudaan/remaja
lainnya, seperti : Pemerintah: Kepala desa/lurah, camat, bupati, walikota, pimpinan
SKPDKB.

7
3. Pimpinan LSM: pimpinan kelompok-kelompok organisasi masyarakat
(seperti: pengurus masjid, pastor, pendeta, pedande, biksu) dan pimpinan
kelompok dan organisasi pemuda. Pimpinan media massa (surat kabar, majalah,
radio dan TV)Rektor/Dekan, kepala SLTP, SLTA, pimpinan pondok pesantren,
komite sekolah.
4. Orang tua, melalui program Bina Keluarga Remaja (BKR), majelis ta’lim,
program PKK.
5. Pimpinan kelompok sebaya melalui program Karang Taruna, pramuka,
remaja masjid/gereja/vihara.
b. Pengelola PIK Remaja
Pengelola PIK Remaja adalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan
mengelola langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan
mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN
atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi,
Bidang Program dan Kegiatan, Pendidik Sebaya dan Konselor Sebaya.
2.Ruang Lingkup
Ruang lingkup PIK Remaja meliputi aspek-aspek kegiatan pemberian informasi
PKBR, Pendewasaan Usia Perkawinan, Keterampilan Hidup (Life Skills),
pelayanan konseling, rujukan, pengembangan jaringan dan dukungan, dan
kegiatan-kegiatan pendukung lainnya sesuai dengan ciri dan minat remaja.
2.4 Analisis permasalahan
Data dari BKKBN ditemukan:
1. 60 % remaja mengaku telah melakukan atau mempraktekkan seks pranikah.
2. 70 % dari pengguna Narkoba adalah remaja.
3. 50 % dari pengidap AIDS adalah kelompok umur remaja.

8
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahluk seksual. Itu fakta tidak terbantah. Seksualitas manusia
bertanggung jawab atas pertumbuhan umat manusia yang sangat fantastis, dari
hanya sekitar 300 juta orang di seluruh dunia pada tahun 1000, menjadi hampir 7
miliar orang saat ini. Setiap tahun lahir manusia baru tidak kurang dari 100 juta
orang. Jumlah yang luar biasa besar.
Remaja adalah generasi penerus bangsa dan akan menjadi orangtua bagi
generasi berikutnya. Segala tindakan yang dilakukan pada masa remaja akan
sangat menentukan kehidupan mereka ketika dewasa dan juga sangat menentukan
bagaimana mereka akan berkontribusi bagi pembangunan bangsa ini. Oleh karena
itu, kehidupan remaja sangat penting dan strategis untuk diperhatikan secara serius.
Tujuan umum dari PIK remaja adalah untuk memberikan informasi PKBR,
pendewasaan usia perkawinan, keterampilan hidup (life skills), pelayanan
konseling dan rujukan PKBR.
3.2 Saran
Diharapkan pemerintah dapat mengembangkan pendampingan PIK-R untuk
mengatasi masalah remaja. Ditiap-tiap sekolah harus ada PIK-R, sebab jika tidak
ada PIK-R kemunginan besar masalah remaja dapat berkembang biak disekitar
sekolah. Dan tak lupa dalam masalah seksualitas harus dititikberatkan pada
kenakalan remaja yang harus ditanggulangi sedini mungkin.

9
Daftar pustaka
BKKBN. 2012. Pedoman PIK R/M.Jakarta : BKKBN Direktorat Bina Ketahanan
Remaja.
K4Health. Bagian II Pedoman Pemerintah PIK- KRR. Pdf.
Sahabat Remaja Sehat. 2012. PIK Remaja. pikremaja8.blogspot.com/. 27
September 2012 20.15 WIB.
Sudiyono, Wangsa Wijaya. 2012. Pusat Informasi & Konseling Remaja (PIK
Remaja).jonsudiyono.blogspot.com/2012/03/pusat-informasi-dan-konseling-
remaja.html. 27 September 2012 19.45 WIB.

10
BIODATA SISWA

Nama : ANDRE DWI PRASAJA

Kelas : X IPS 2

Sekolah : SMAN 3 Unggulan Kayuagung

Alamat : Villa Kuda Mas No 51, Kel Jua-jua, Kec Kayuagung

TTL : Tanjung Raja, 6 Februari 2000

NISN : 0007794846

No Induk : 3727

No HP : 089685779536

Email : andrestark97@yahoo.com

11

Anda mungkin juga menyukai