PENDAHULUAN
Dalam Hukum Acara Perdata Indonesia, dikenal tata cara untuk mengajukan tuntutan
hak. Adapun tuntutan hak merupakan tindakan yang bertujuan memperoleh hak yang
diberikan oleh Pengadilan untuk mencegah Eigenrichting. Orang yang mengajukan tuntutan
hak memerlukan atau berkepentingan akan perlindungan hukum. Jadi, Ketika kepentingan
seseorang itu terganggu atau dirugikan atau haknya terlanggar oleh perbuatan orang lain,
maka disitulah orang tersebut dapat mengajukan tuntutan hak yang berujung pada
perlindungan hukum. Oleh karena itu ia mengajukan tuntutan hak ke Pengadilan. Dan hal
menuntut hak tersebut, tidak setiap orang yang terganggu kepentingannya dapat diterima dan
suatu kepentingan yang cukup dan layak serta yang mempunyai dasar hukum sajalah yang
dapat dipakai/diterima sebagai dasar tuntutan hak.
Selanjutnya perlu dimengerti dan di pahami oleh semua orang bahwa tidak setiap
tuntutan hak dikabulkan oleh pengadilan. Hal ini masih tergantung pada Pembuktian. Baru
kalau tuntutan hak itu terbukti didasarkan atas suatu hak pasti akan dikabulkan. Berdasarkan
Putusan Mahkamah Agung tanggal 7 juli 1971 Nomor 294K/SIP/1971 mensyaratkan bahwa
gugatan harus diajukan oleh orang yang mempunyai hubungan hukum.
Hal membuktikan benar tidaknya ada kepentingan seseorang yang terganggu sampai
ada suatu tuntutan hak, maka dalam hukum perdata diperlukan adanya upaya atau langkah-
langkah :
a. Membuktikan dalam arti yuridis yaitu, upaya mengkonstatir suatu peristiwa konkrit
ke dalam peristiwa yuridis atau hukum (memberi dasar yang cukup kepada hakim
yang memeriksa perkara yang bersangkutan guna memberi kepastian tentang
kebenaran peristiwa yang diajukan);
b. Menunjukkan fakta-fakta pun harus fakta yuridis.
Jawaban :
Jawaban :
2. Akta Perdamaian yang dibuat oleh Notaris dan tidak dijumpai Irah-irah “Demi
keadilan berdasarakan Ketuhanan yang Maha Esa”, maka akta perdamaian
tersebut tidak dapat dipaksakan pelaksanaanya.
3. Mohon ahli jelaskan tetang komisi/Fee yang dapat diberikan atau diterima
oleh seseorang dalam suatu perjanjian
Jawaban :
Istilah komisi dalam hukum perdata tidak dikenal. Itu dikenal dalam
kebiasaan artinya pemberian uang jasa atas pekerjaan yang telah dilaksanakan
dengan baik memuaskan pihak yang meminta jasanya, maka diberikanlah uang
jasa tersebut. Kebiasan memberi komisi didalam praktik atau kenyataan dapat
diterima oleh masyarakat.
Contoh :
A (sebagai pemilik rumah/ penjual) meminta kepada B untuk menjualkan rumah
miliknya seharga 3 Milyar. Kebiasaan yang terjadi dalam masyarakat jika B
berhasil mendapatkan pembeli rumah dengan harga 3 Milyar tersebut, maka
komisi yang diterima dari A yaitu 2,5% dari harga jual rumah. Karena 2,5% dari
harga jual dianggap pantas, wajar dan patut maka berlaku di masyarakat bahwa
komisi atas penjaualan rumah seharga 3 Milyar dianggap benar.
Jawaban :
Sistem hukum waris di Indonesia merupakan hukum positif. Hukum waris ada
3 yaitu :
- Hukum waris adat;
- Hukum waris islam;
- Hukum waris BW.
5. Siapa saja yang disebut sebagai ahli waris ? Mohon Ahli menjelaskan.
Jawaban :
Yang disebut sebagai ahli waris adalah semua anak-anak sah dan luar kawin yang
diakui dan suami atau istri yang hidup terlama.
Contoh :
Keterangan :
A : Pewaris
B : Istri Pewaris
K : Bapak Pewaris
L : Ibu Pewaris
M : Bapak Istri Pewaris
N : Ibu Istri Pewaris
C : Anak Kandung / Sah – C1,C2,C3
D : Anak Kandung / Sah
E : Anak Kandung / Sah
F : Anak Kandung / Sah – F1,F2
Penjelasan :
Dalam bagan hubungan keluarga tesebut diatas A meninggal dunia. Maka Ahli
waris A yaitu :
- B = Istri
- C, D, E, F = Anak A
Orang inilah yang berhak menerima warisan
Orang tua A walaupun mereka Ahli Waris juga, namun tidak dapat menerima
warisan karena terhalang oleh istri dan anak.
C1, C2, C3 bukan Ahli Waris A, tetapi mereka dapat menjadi ahli waris
pengganti C. apabila C mati lebih dulu dari A, demikian juga F1 dan F2 bukan ahli
waris A tetapi mereka dapat menjadi ahli waris pengganti F.
Jawaban :
a. Secara yuridis terbukanya warisan maka sesuai pasal 833 BW, demi
hukum atau otomatis semua harta kekayaan beralih kepada sekalian ahli
waris;
b. Selanjutnya harta warisan disebut dengan budel warisan yaitu semua harta
meliputi barang bergerak, tak bergerak atau tanah, surat berharga, dll;
c. Untuk warisan berupa tanah tentu tidak seperti barang-barang bergerak ,
peralihannya harus dilakuakn dengan balik nama;
e. Seorang ahli waris hanya boleh atau dapat mengajukan hak warisnya
sesuai dengan bagiannya sehingga seorang ahli waris hanya dapat
mengalihkan , menjualnya sebatas bagiannya saja, kecuali ada surat kuasa
dari para waris maka seorang ahli waris dapat mewakili urusan sesama ahli
waris berdasakan surat kuasa.
Contoh :
ISTRI C D E F
Penjelasan :
Harta warisan berupa tanah seluas 2000 M2 akan dibagi rata antara
sesama Ahli Waris masing-masing menerima 1/5 bagian x 2000 M2 maka
masing-masing mendapat 400 M2.
Ketika tanah warisan hendak dijual, tentu hak atas tanah masing-
masing. Jika dibuat surat kuasa menjual oleh 3 ahli waris kepada 1 saja
ahli waris, harus dibuat dengan Akta Otentik.