Anda di halaman 1dari 9

BAB II Tinjauan Pustaka (4 lembar)

BAB III
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
Anemia merupakan suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin
kurang dari normal. Anemia merupakan masalah kesehatan utama yang terjadi di masyarakat dan
sering dijumpai di seluruh dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Anemia
sering terjadi pada remaja perempuan dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal ini terjadi
dikarenakan remaja putri kehilangan zat besi (Fe) saat menstruasi sehingga membutuhkan lebih
banyak asupan zat besi (Fe). Ada tiga faktor penting yang menyebabkan seseorang menjadi
anemia, yaitu kehilangan darah karena perdarahan akut atau kronis, perusakan sel darah
merah, dan produksi sel darah merah yang tidak cukup banyak (20).
Dampak kelanjutan dari anemia yaitu kekurangan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein,
lemak dan kurang zat gizi mikro yaitu vitamin dan mineral. Dampak anemia pada remaja putri
yaitu pertumbuhan terhambat, tubuh pada masa pertumbuhan mudah terinfeksi, mengakibatkan
kebugaran atau kesegaran tubuh berkurang, semangat belajar atau prestasi menurun. Dampak
rendahnya status besi (Fe) dapat mengakibatkan anemia dengan gejala pucat, lesu atau lelah,
letih, sesak nafas dan kurang nafsu makan serta gangguan pertumbuhan (20).
Menurut Junadi (1995), terdapat tiga faktor yang mempengaruhi timbulnya anemia. Sebab
langsung, yaitu karena ketidakcukupan zat besi dalam tubuh. Faktor kedua yaitu sebab tidak
langsung, rendahnya perhatian keluarga terhadap wanita, aktivitas wanita tinggi, pola distribusi
makanan dalam keluarga dimana ibu dan anak wanita tidak menjadi prioritas, menstruasi, infeksi
penyakit, dan pelayanan kesehatan yang rendah. Sebab mendasar yaitu masalah ekonomi, antara
lain rendahnya pendidikan, rendahnya pendapatan, status sosial yang rendah dan lokasi geografis
yang sulit (20).

B. Kerangka Teori
- Ketidakcukupan zat besi
Penyebab Langsung (Fe)
- Infeksi Penyakit
- Siklus Menstruasi

- Rendahnya perhatian
Kejadian
keluarga
Anemia
Penyebab Tidak - Aktivitas wanita
Langsung - Pola Distribusi Makanan
- Status Gizi
- Status KEK
- Pola Tidur

- Pendapatan orang tua


Penyebab mendasar - Pendidikan orang tua
- Letak geografis

Gambar 3.1 Kerangka Teori


Sumber : Modifikasi Junadi (1995), Wijanarka (2007) & Arisman (2010)
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan risiko kejadian
anemia pada remaja putri.

Variabel Independen

Pendapatan Orang Tua

Pendidikan Orang Tua


Variabel Dependen

Status Gizi Kejadian Anemia

Pola Tidur

Siklus Menstruasi

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian

D. Hipotesis Penelitian
a) Adanya hubungan antara pendapatan orang tua dengan kejadian anemia pada remaja putri di
wilayah bantaran Sungai Martapura
b) Adanya hubungan antara pendidikan orang tua dengan kejadian anemia pada remaja putri di
wilayah bantaran Sungai Martapura
c) Adanya hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah
bantaran Sungai Martapura
d) Adanya hubungan antara pola tidur dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah
bantaran Sungai Martapura
e) Adanya hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian anemia pada remaja putri di
wilayah bantaran Sungai Martapura

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan Penelitian dilakukan dengan penelitian Kuantitatif yang menggunakan metode
deskriptif analitik dengan pendekatan Desain penelitian menggunakan metode penelitian analitik
dengan pendekatan cross sectional, yaitu pengambilan variabel independen dan variabel
dependen dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa penting yang terjadi masa kini dan lebih menekankan
pada data faktual daripada penyimpulan. Adapun pada penelitian ini calon peneliti ingin
mengetahui determinan risiko kejadian anemia pada remaja putri di wilayah bantaran Sungai
Martapura(10).

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi pada penelitian adalah seluruh siswi yang menginjak pada masa remaja madya
(13-15 tahun) yang berjumlah 360 siswi di Pesantren Darussalam Martapura.
2. Sampel
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu melalui penetapan
kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi yaitu siswi aktif yang berusia 13-15 tahun di
Pesantren Darussalam Martapura. Sedangkan untuk kriteria eksklusinya adalah siswi yang
sedang haid, siswi yang menderita kelainan darah seperti leukemia, anemia aplastik, thalassemia,
ITP, gangguan perdarahan, serta sedang sakit diare, TBC, dan lainnya.

N . Z 1−∝/2. P(1−P)
n= 2 2
d ( N−1 ) + Z 1−∝/2. P(1−P)
360.1,96 .0,5(1−0,5)
n= 2 2
0,1 ( 360−1 )+(1,96) .0,5(1−0,5)
360.1,96 .0,5(1−0,5)
n= 2 2
0,1 ( 360−1 )+(1,96) .0,5(1−0,5)

Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi siswi pesantren Darussalam
P = Proporsi 0,5
d = Besar penyimpangan absolut yang bisa diterima yaitu 0,1
Z2-∝2p = Nilai sebaran normal baku yang besarnya yaitu 1,96

Cara pengambilan sampel menggunakan rumus estimasi proporsi, didapatkan sebesar 67


sampel.

C. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data akan dilakukan melalui wawancara yang menggunakan kuisioner. Dalam
penelitian ini menggunakan kuisioner yang berasal dari penelitian terdahulu dan telah dilakukan
uji validitas dan reabilitas. Adapun uji validitas ini dilakukan di MTs Mambaul Ulum yang
terletak di Jl. Syekh M.Arsyad Al-Banjari Desa RT 03 RW 02 ,Kec. Kab., Tambak Danau, Kec.
Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan dengan jumlah sampel 30 orang. Pengukuran
kadar hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb. Pengukuran status gizi menggunakan
alat timbangan berat badan digital dan microtoise.

D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kejadian anemia pada remaja.
2. Variabel independent dalam penelitian ini adalah:
a. Pendapatan Orang Tua
b. Pendidikan Orang Tua
c. Status Gizi
d. Pola Tidur
e. Siklus Menstruasi

E. Definisi Operasional
Berikut merupakan definisi operasional berdasarkan variabel yang diteliti dalam penelitian
ini:
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Determinan Resiko Kejadian Anemia Pada Remaja
Putri di Wilayah Bantaran Sungai Martapura

No Variabel Definisi Operasional Pengumpu Kategori Skala


lan data

1 Kejadian Anemia adalah suatu kondisi Pengukuran 1. Anemia Ordinal


Anemia tubuh dimana kadar kadar Hb jika
hemoglobin (Hb) dalam dan kadar
darah lebih rendah dari pengisian Hb < 12
g/dl
normal yaitu Hb <12 gr/dl kuesioner
2. Tidak
(19). Anemia
jika
kadar
Hb ≥
12 g/dl
(15).

No Variabel Definisi Operasional Pengumpu Kategori Skala


lan data

2. Pendapatan Tingat ekonomi (pendapatan) Wawancara 1. Rendah Ordinal


Orang Tua keluarga yang rendah akan dan jika
mempengaruhi pola dan jenis pengisian pendap
atan
makanan keluarga tersebut, kuesioner
orang
di mana sebagian besar tua per
kelarga yang memiiki tingkat bulan ≤
ekonomi (pendapatan) yang Rp1.50
rendah lebih memilih jenis 0.000
makanan yang berorientasi 2. Sedang
pada karbohidrat jika
Rp1.50
dibandingkan protein,
0.000-
vitamin dan mineral. Rp2.50
Menurut Badan Pusat 0.
Statistik (2008), pendapatan 3. Tinggi
orang tua digolongkan jika
menjadi tiga: ≥Rp2.500.000 pendap
Tinggi , Rp1.500.000- atan
orang
Rp2.500.000 Sedang, dan ≤
tua per
Rp1.500.000 Rendah(6). bulan
≥Rp2.5
00.000
3. Pendidikan Pendidikan orang tua Pengukuran 1. Dasar Ordinal
Orang Tua merupakan modal penting antropomet (lulusa
untuk menunjang ekonomi ri n SD
dan
suatu keluarga, di mana
SLTP)
untuk ibu rumah tangga 2. Menen
pendidikan sangat berguna gah
dalam penyusunan pola (lulusa
makan keluarga, serta cara n
mengasuh dan merawat anak. SLTA)
Menurut PP RI no. 19 Tahun 3. Tinggi
(lulusa
2015 tentang standar nasional
n
pendidikan, pendidikan institut,
formal dibagi menjadi tiga pergur
yaitu, pendidikan dasar uan
(SD/sederajat dan tinggi,
SMP/sederajat) pendidikan atau
menengah ( SMA/sederajat), akade
mi)
dan pendidikan tinggi
(diploma/sarjana)(6).

No Variabel Definisi Operasional Pengumpu Kategori Skala


lan data

4. Status Gizi Status gizi adalah keadaan Wawancara 1. Gizi Ordinal


gizi pada remaja yang dan kurang
diperoleh dari data berat pengukuran (<18,5)
2. Gizi
badan dan tinggi badan yang antropomet
baik
diukur menggunakan ri (18,5-
timbangan digital dan 25,0)
micritoise dengan ketelitian 3. Gizi
masing masing 0,1 kg dan lebih
0,1 cm(21). (>25,0)

5. Pola Tidur Kebiasaan untuk Wawancara 1. Buruk Ordinal


mengistirahatkan tubuh dan jika ≤ 8
dengan tertidur mencakup pengisian jam per
hari
jam tidur dan berapa lama
waktu tidur(6). kuesioner 2. Baik
jika 8-
9 jam
per
hari

6. Siklus Siklus menstruasi Wawancara 1. Tidak Ordinal


Menstruasi merupakan waktu di mana dan Normal
berawal dari hari kesatu pengisian (kuran
g dari
haid (menstruasi) hingga kuesioner
28 hari
kedatangan masa haid dan
(menstruasi) berikutnya. lebih
Periode/siklus menstruasi dari 35
berjalan normal terjadi pada hari)
perempuan yang secara 2. Normal
umum terjadi setiap 28-35 (28-35
hari)
hari.

Anda mungkin juga menyukai