Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS

ANEMIA PADA REMAJA DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS SINDANGKERTA

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi


Tugas mata kuliah metlit

SITI LIDIANI
F623144

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI BANDUNG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadinya penurunan jumlah sel

darah merah dalam darah atau kadar hemoglobin yang rendah. Kadar hemoglobin

normal pada remaja putri adalah 11-15 gr/dl sedangkan pada remaja pria 13-17

gr/dl. Anemia dapat menyebabkan sebagai permasalahan kesehatan bagi remaja

putri, salah satunya berdampak pada status kesehatan reproduksi. Tingginya

prevalensi anemia pada remaja mengalami anemia diantaranya kurangnya

pengetahuan terkait anemia dan kurang mengonsumsi sumber makanan hewani

yang mengandung zat besi. Menurut World Health Organization (WHO), prevalesi

anemia berkisar antara 40 hingga 80% secara global, dan masih relative umum

terjadi pada wanita muda. Sekitar 53,7% dari semua wanita muda di Negara

berkembang. Anemia sering menyerang wanita muda akibat stress, haid atau

terlambat makan, prevalesi anemia pada remaja putri yang berada di benua asia

terbesar 33,0% dan dibenua eropa terbesar 15,2%, lalu di benua afrika sebesar

44,4%, kemudian di benua amerika latin dan Caribbean (LAC) sebesar 23,5%,

benua amerika utara 7,6% dan benua oceania prevalesi anemia sebesar 20,2%.

Anemia merupakan salah satu masalah di seluruh dunia terutama Negara

berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia

banyak terjadi pada masyarakat terutrama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada

remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut world health organization

(WHO, 2013).
Remaja putri merupakan salah Satu kelompok yang rawan menderita anemia.

Oleh karena itu, sasaran program penanggulangan anemia gizi telah dikembangkan

yaitu mencapai remaja putri SMP, SMA dan sederajat, sertai wanita di luar sekolah

sebagai upaya strategi dalam upaya memutus simpul siklus masalah gizi.

Menurut UNICEF masalah kesehatan di pengaruhi oleh penyebab yang

mendasar, penyebab tidak langsung, dan penyebab langsung. Penyebab yang

mendasar di pengaruhi oleh lembaga formal dan non formal yang terwujud dalam

bentuk pendidikan atau pengetahuan. Selanjutnya penyebab tidak langsung yang di

pengaruhi oleh ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola asuh dan

pelayanan kehatan dan lingkungan, penyebab yang terakhir yaitu penyebab

langsung dipengaruhi oleh konsumsi makan dan penyakit infeksi.

Keterkaitan zat besi dan kadar hemoglobin adalah besi adalah komponen utama

dalam pembentukan darah yaitu mensintesis hemoglobin. Kelebihan besi disimpan

sebagai protein ferritin, hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang belakang dan

selebihnya di dalam limpa dan otot. Jika simpanan besi cukup maka kebutuhan

untuk pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi,

namun jika simpanan zat besi berkurang maka akan terjadi ketidakseimbangan zat

besi dalam tubuh, akibatnya kadar hemoglobin menurun di bawah batas normal

yang disebut sebagai anemia gizi besi.

Factor lain yang mempengaruhi anemia adalah vitamin C, vitamin C memiliki

keterkaitan dengan dengan kejadian anemia, kolerasi bersifat positif yang

menunjukan semakin tinggi asupan vitamin C maka kadar Hb akan semakin tinggi.

Vitamin C memiliki fungsi sebagai promotor terhadap abosorbsi besi dengan cara
meredukasi besi ferri menjadi ferro. Suplementasi vitamin C juga meningkatkan

penyerapan zat besi dari pangan nabati.

Kurangnya protein juga merupakan factor yang menyebabkan terjadinya anemia

karena protein merupakan zat gizi yang diperoleh oleh tubuh terutama untuk

membangun sel dan jaringan tubuh. Protein berperan penting dalam pembentukan

sel darah merah. Oleh karena itu, kurangnya asupan protein akan mengakibatkan

transportasi zat besi terhambat sehingga akan menjadi defisiensi besi.

Penyerapan zat besi di dalam tubuh tidak hanya di karenakan kurangnya asupan

gizi tetapi juga di sebabkan karena adanya zat yang dapat menghambat penyerapan

zat gizi tersebut. Sumber makanan yang mengandung factor penghambat (inhibitor)

penyerapan zat besi adalah the. The merupakan minuman yang mengandung tannin

yang dapat menurunkan penyerapan besi non hem dengan membentuk ikatan

komplek yang tidak dapat diserap, dan hal ini dapat menjadi penyebab anemia.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian

tentang “factor-faktor yang mempengaruhi status anemia pada remaja di

Puskesmas Sindangkerta”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 kerangka teori

Factor pendukung

1. Makanan yang mengandung


zat besi rendah.
2. Gangguan penyerapan zat
besi.

Factor pendorong
Anemia pada remaja
1. Menstruasi (siklus dan lama.
putri
2. Diet/mengurangi makan.

Factor penguat

1. Rendahnya kadar HB.


2. Penyakit penyerta.
3. Status gizi yang kurang baik.
NO Pengarang, Judul Nama jurnal Bahasa jurnal Tujuan penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
tahun

1. Desi Fadia Hubungan Status Vol.4 No.1 tahun 2023 Indonesia Penelitian ini Menggunakan Hasil penelitian menunjukan
Syabani Ridwan Gizi dan Jurnal.umj.ac.id/index. bertujuan untuk analisis bahwa prevalasi anemia
dan Inne Pengetahuan Gizi Php/MyJM menganalisis observasional pada remaja putri sebesar
Indraayani dengan Kejadian hubungan status gizi analitik dengan 47,3%. Sebagian besar yang
Suryaalamsyah, Anemia Pada myjmfkk@umj.ac.id dan pengetahuan gizi potong lintang. anemia adalah mereka yang
Remaja Putri di e-issn:2722-8088 dengan kejadian memiliki status gizi kurang
Tahun 2023 SMP Triyasa anemia pada remaja Teknik analisis data yaitu sebanyak 45
Ujung Berung putri di SMP Triyasa menggunkan uji chi responden (48,4%) memiliki
Bandung. Ujung Berung square. status gizi kurang. Hasil uji
Bandung. statistic di peroleh (p=0,020
yang menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang
bermakna (p<0,05) antara
status gizi dengan kejadian
anemia, dan uji statistic
hubungan dengan
pengetahuan gizi dengan
kejadian anemia
memperoleh hasil p>0,05)
antara pengetahuan gizi
dengan kejadian anemia.

2. Syavira elisa, Faktor penyebab Agromedicine 2023 Indonesia Bertujuan untuk Menggunakan Factor-faktor penyebab
oktafany, rasmi kejadian anemia mengetahuo factor database elektronik anemia pada remaja putri
zakiah pada remaja putri [penyebab kejadian meliputi pola mestruasi,
oktaralina anemia pada remaja pola makan yang kurang
putri baik, infeksi cacingan,
kebiasaan mengonsumsi the
atau kopi setelah makan,
durasi tidur, kurangnya
asupan vitamin C dan
fdaktor ekonomi.

3. Karina Az-zahra, Efektifitas MPPKI 2022 Indonesia Bertujuan untuk Bahan dalam literasi Terjadi peningkatan
Ratih Kurniasari pemberian media mengetahui ini merupakan pengetahuan gizi setelah
edukasi gizi yang pengaruh media sekumpulan artikel dilakukan intervensi, namun
menarik dan edukasi gizi terhadap dengan belum terjadi peningkatan
inovatif terhadap pemilihan makanan menggunakan mesin perilaku disebabkan karena
pencegahan setelah dilakukan pencari google adanya factor eksternal
anemia kepada intervensi yang scholar. yang sulit dikendalikan.
remaja putri sesuai dengan
pedoman gizi Metode yang
seimbang. digunakan adalah
literature review
dengan
pengumpulan
beberapa artikel
yang berkaitan.

4. Siti komariyah, Factor related to E-ISSN:2987-209X Inggris To determine the This reseach design Of the 62 adolescent girls,
Rukmaini, dan anemia in factor related to used quantitative 48 (77,4%) had anemia.
Putri Azzahroh adolescent of International journal of anemia in adolescens method, non- There was a relationship
SMK bina Am midwifery and health at SMK BINA AM experimental between knowledge (p
Makmur in sciences MAKMUR in approaches, and value = 0.000), diet (p value
tangerang Vol. 1, issue 2 (2023), tangerang regency in cross-sectional = 0.007), and activity (p
regency 2022 july 2022. apoaches. The study value = 0.004) with the
sample amounted to incidence of anemia of
62 adolescents. The adolescents at SMK BINA
sampling technique AM MAKMUR, tangerang
used was simple regency. Banten in 2022.
random sampling.

5. Qonita rahmah, The relationship D.V ferezagia et al. Inggris This study aims to This study used Our study found mean of
badra al aufa, between body (eds.), proceedings of observe a correlation cross-sectional BMI among adolescent grop
ari nurfikri, mass index and the international between age and design with total was 20,5kg/± 2,8 mean BAZ
supriadi, nia incidence of conference on vocation nutritional status sample of -0,17 ±0,95, while mean of
murniati, elsa anemia among education applied with incidence of purposively selected Hb was 14,5 ± 1,1. Mean of
roselina, nur aadolescent girls science and technology anemia among 30 adolescent girls BMI, BAZ and Hb level were
fadilah dewi in eats Lombok, (ICVEST 2023). adolescent girls aged 15-18 years. considered in normal rage.
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai