Anda di halaman 1dari 14

Program terobosan KKP

1. Penerapan kegiatan penangkapan ikan terukur disetiap WPP untuk keberlanjutan ekologi, peningkatan kesejahteraan
nelayan, dan juga meningkatkan PNBP sebagai kontribusi peningkatan ekonomi kepada negara.
2. Pengembangan Budidaya Berbasis Ekspor dimana terdapat 4 komoditas perikanan budidaya yang merupakan komoditas
unggulan di pasar global, yaitu udang, lobster, kepiting dan rumput laut.
3. Pembangunan Kampung Perikanan Budidaya Berbasis Kearifan Lokal di Perairan Tawar, Payau, dan Laut.
Indikator kinerja Penyuluh Perikanan
1. Pemahaman pedoman kerja
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi Pelaporan
5. Penggolongan Penyuluhan
6. Penggolongan Profesi
Pemahaman pedoman kerja
- Uud no 16/2006 : sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
- Undang-undang republik indonesia nomor 7 tahun 2016 tentang
perlindungan dan pemberdayaan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam
- Kep men kp no 13 tahun 2011 : pedoman penyusunan programa luhkan
- Kep men kp no 14 tahun 2012 : buhbangpok
- Peraturankepala badan riset dan sumber daya manusia kp nomor 3/per-brsdm/2020tentang pedoman kerja penyuluh
perikanan tahun 2020
- Peraturan kepala badan riset dan sumber daya manusia kp nomor 4/per-brsdm/2020 tentang pedoman pengelolaan profil
kelompok kelautan dan perikanan
Persiapan

PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK PERIKANAN

PENYUSUNAN DAN PENERAPAN MATERI DAN METODE PENYULUHAN PERIKANAN

1. PENGUMPULAN DATA
2. PENGOLAHAN DATA PENINGKATAN AKSES IPTEKS
3. ANALISIS DATA

KEMITRAAN USAHA KP

Pelaksanaan
PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK PERIKANAN

PENERAPAN MATERI, MEDIA DAN METODE PENYULUHAN PERIKANAN

AKSI PENYULUHAN TERKAIT


PENINGKATAN AKSES IPTEKS

KEMITRAAN USAHA KP

Evaluasi Pelaporan
1. Membuat laporan hasil evaluasi pelaksanaan penyuluhan (perubahan psk)
2. Membuat laporan hasil evaluasi dampak penyuluhan (perubahan aspek ekonomi dan aspek produksi/produktivitas)
kegiatan percontohan usaha
Alur Pikir Penyelengaraan Penyuluhan KP
Landasan hokum :
1. UU Nomor31 Thn2004 tentang PerikananJuntoUU No. 45 Thn2009
2. UU Nomor16 Thn2006 tentangSistem PenyuluhanPertanian, Perikanan, dan Kehutanan
3. UU Nomor. 7 Thn2016 tentang PerlindungandanPemberdayaan Nelayan, Pembudidayaikandan PetambalkGaram
4. UU Nomor6 Tahun2014 tentangDesa
5. UU Nomor18 Thn2012 tentangPangan
6. UU Nomor23 Thn2014 tentang PemerintahanDaerah
Karakteristik Penyuluh Perikanan
1. Memiliki wilayah binaan sesuai penugasan dengan data potensi usaha perikanan
2. Memiliki data sasaran penyuluhan (perorangan/kelompok) dengan data usahanya
3. Memiliki IT pendukung kegiatan penyuluhan (fc, hp, kendaraan)
4. Memiliki usaha perikanan (sendiri/kerjasama dengan sasaran penyuluhan) sebagai home base penyuluh dan sasaran
5. Memiliki data penerima hasil produksi usaha
6. Memiliki data perkembangan usaha sasaran penyuluhan (triwulan/semester/tahunan)
Peran Penyuluh
1. Agen Perubahan
2. Agen Pemberdayaan
Tugas Penyuluh Perikanan
1. Menyusun Recana Kerja 8. Memfasilitasi Akses Permodalan dari perbankan/ non perbankan
2. Mendampingi Kelompok 9. Memfasilitasi Akses Bagi pelaku utama/usaha
3. Menumbuhkan Kelompok 10. Memfasilitasi Akses informasi dan teknologi bagi pelaku utama/usaha
4. Menilai Kelas Kelompok 11. Menyosialisasikan Peraturan Perundangan -undangan
5. Meningkatkan Kelas Kelompok 12. Mendampingi Program prioritas KKP
6. Membina UMKM 13. Mendata atau Updating Objek KKP
7. Membina Koperasi & Korporasi 14. Membuat Laporan
Bentuk Kelembagaan Pelaku Utama
A. Kelompok Perikanan B. Gabungan Kelompok Perikanan
•Anggota10 –25 orang •5 –10 kelompok
•Berada didalam lingkungan pengaruh seorang ketua •Kesamaan prinsip kebersamaan dan kemitraan
•Mempunyai tujuan, minat dan kepentingan yang sama •Mandiri
•Sifat informal •Memiliki usaha perikanan secara komersial
•Saling ketergantungan •Berbentuk badan hukum
•Mandiri dan partisipatif •Mempunyai tujuan, minat dan kepentingan yang
sama
•Ada aturan/ norma yang disepakati
•Bersifat informal
•Memiliki administrasi yang rapih.
•Ada aturan/norma yang disepakati
C. Korporasi Perikanan
•Memiliki administrasi yang rapih.
•Terdiri dari 2 perusahaan atau lebih
•Berbadan hukum
•Prinsip kebersamaan dan kemitraan
•Memiliki usaha perikanan secara komersial
•Mempunyai tujuan, minat dan kepentingan yang sama
•Bersifat informal
•Ada aturan/normayang disepakati
•Memiliki administrasi yang rapih
Materi, Media, Metode Penyuluhan
Materi Penyuluhan Perikanan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para Penyuluh Perikanan kepada pelaku
utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi ,teknologi, rekaya sasosial, manajemen ,ekonomi,
hukum,dan kelestarian lingkungan
Bahan penyuluhan yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk
yang meliputi:
 Informasi,
 Teknologi,
 Rekayasa sosial,
 Manajemen,
 Ekonomi,
 Hukum dan
 Kelestarian lingkungan
Tujuan identifikasi kebutuhan materi penyuluhan
Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan pelaku utama perikanan dengan memperhatikan pemanfaatan dan pelestarian
sumberdaya perikanan.
Metode Penyuluhan (Selengkapnya dapat dilihat di lembaran metode penyuluhan)
1. Menurut Teknik komunikasi/Jarak sasaran :
a. Langsung (Direct communications), misalnya dengan melakukan kunjungan lapangan (hamparan) dan kunjungan rumah.
b. Tidak langsung (indirect communications) , yaitu melalui perantaraan media penyuluhan, misalnya lewat radio (siaran
pedesaan), bahan cetakan (majalah, koran, poster, leaflet)
2. Menurut Indera Penerima :
a. Melalui indera penglihatan, misalnya TV, Film dan bahan cetakan; yang hanya dapat digunakan untuk sasaran penyuluhan
yang dapat melihat, khususnya dapat membaca (83%)
b. Melalui indera pendengaran,misalnya Radio,TV,danFilm,yang hanya dapat digunakan jika sasaran penyuluhan tidak
mengalami gangguan pendengaran, yaitu dapat mendengar,dan kombinasi antara metoda terlihat dan terdengar (AVA=
AudioVisualAids). (11%)
c. Melalui indera Pengecap (1%)
d. Melalui indera Peraba (1,5%)
e. Melalui indera Pencium (3,5%)
3. Menurut Jumlah sasaran Penyuluhan :
a. Perorangan, Pendekatan inidilakukan, khususnya, untuk mencapai sasaran penyuluhan potensial dan strategis yang
diperkirakan akan mendorong atau bahkan menghambat berlangsungnya kegiatan.
b. Kelompok (10-40 orang), Pendekatan inilebih cepat dan praktis dibanding pendekatan perseorangan.
Persoalannyahanyalah bagaimana menentukan kelompok strategis yang akan dijadikan sasaran penyuluhan.
c. Masal (Lebih 41 orang), Pendekatan ini biasanya dilakukan jika tujuanpenyuluhanhanyalah sekedar bersifat memberi
informasi awal, tanpa memperhatikan pihak-pihak strategis. Tujuannya hanyalah membangkitkan rasa ingin tahu
seseorang atau sekelompok orang mengenai sesuatu hal yang baru.
ADOPSI
Adopsi adalah terjadinya proses perubahan mental pada sasaran penyuluhan untuk menerima inovasi yang disampaikan.
Bentuk Adopsi ada 2, yaitu
1. Proses konvensional

Awareness Interest Decision Trial (Mencoba) Fully Adoption


(Sadar) (Minat/ingin) (keputusan) (Penerapan)

2. Proses Modern Adoption (adopsi) Fully Adoption

Menolak

knowledge Persuation Decision Comprehension


(Pengetahuan) (Bujukan) (keputusan) (pemahaman)

Full menolak
Rejektion
(Penolakan)
Adoption

Korelasi Tingkat Adopsi dengan ciri-ciri


1. Keuntungan relatif
Biaya lebih Murah/Hasil lebih bannyak
2. Kompatibilitas/keselarasan
Inovasi perlu memperhatikan nilai sosial budaya dan kepercayaan/tidak bertentangan
3. Kompleksitas
Tidak sulit diterapkan/ Inovasi yang sulit dilakukan pelaku utama akan lambat diadopsi dibading sebaliknya.
4. Dapat dicoba
Inovasi yang telah dicoba pada skala kecil akan cepat diadopsi
5. Bisa diamati
Inovasi yang segera mudah diamati hasilnya dan dipelajari akan lebih cepat diadopsi
Piramida Adopsi

Penerapan /Adopsi

Individu
Kemampuan Menilai/
Pengetahuan/ keterampilan

Meningkatkan Minat/
kelompok
Pengetahuan

Membangkitkan Sikap/
kesadaran
Massal

Peningkatan Akses Informasi & Teknologi


Tujuan fasilitasi pendampingan akses informasi teknologi bagi pelaku utama perikanan adalah;
a. agar pelaku utama/ pelaku usaha mau dan mampu mengakses informasi teknologi dari sumber iptek yang tepat dan cepat;
b. agar pelaku utama/ usaha perikanan mau dan mampu membiasakan diri secara mandiri mengakses iptek baik dari media
cetak,media elektronik maupun mengakses langsung kepada lembaga IPTEK.
Programa Penyuluhan
Programa Penyuluhan adalah suatu pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan yang
disusun secara sistematis dan teratur.
Kegiatan Penyuluhan Perikanan :
1.Persiapan
•RencanaKerja, menyusun Rencana kerja Penyuluhan Perikananyang berisi jadwal kegiatan berdasarkanprograma, jenis
kunjungan, materi yang akan disampaikan yang dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk tahun
berjalan. Format Rencana Kerja sebagaimana Peraturan Kepala Badan BRSDM KP Nomor 3 tahun 2020 Tentang Pedoman
Kerja Penyuluh Perikanan tahun 2020.
•PengumpulanData, Pengumpulan data adalah kegiatan menginput data tentang kelompok, jenis usaha, produksi dan
sebagainya ke dalam aplikasi SATU DATA sebagai bahan untuk kebijakan, penyusunan peraturan, penyusunan perencanaan
dan pengambilan keputusan.
2.PelaksanaanKegiatan
•Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan,
•Penyusunan dan penerapan dan metode materi penyuluhan,
•Peningkatan akses informasi dan teknologi
•Kemitraan usaha
3.EvaluasiKegiatanPenyuluhan
Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
Penumbuhan kelembagaan pelaku utama: proses inisiasi dan fasilitasi tumbuhnya suatu kerjasama yang bersumber dari
kesadaran pelaku utama dengan cara bergabung dalam kelompok untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan prinsip
kesamaan kepentingan, sumberdaya alam, sosial ekonomi, keakraban, saling mempercayai, dan keserasian hubungan antara
pelaku utama.
Kelompok adalah kumpulan dari beberapa orang yg homogen (satu usaha) yang memiliki kemauan, tujuan dan kepentingan
yg sama.
Cakupan Penumbuhan dan Pengembangan
1. data karakteristik pelaku utama yang akan dikelompokan yang perlu di data meliputi:umur, pendidikan, pengalaman
usaha, komoditas yang diusahakan, luas lahan.
2. yang diambil langsung ke responden (sbg data primer) dan merupakan data aktual.
3. data luas lahan yang diprediksi akan bertambah berdasarkan hasil kajian/pengamatan merupakan data potensial
4. dari aspek jumlah pelaku utama dengan jenis usaha yang homogen maka jumlahnya harus memenuhi sesuai peraturan
berlaku (minimal 5 orang maksimal 10 orang
5. tahapan identifikasi potensi wilayah dalam penumbuhan kelompok adalah mengukur kondisi sobud dan ekonomi
(kelembagaan, persepsi, partisipasi, pendapatan dll)
6. advokasi pada penumbuhan kelompok adalah melakukan pertemuan lanjutan dengan pemerintah, tokoh masyarakat,
pelaku utama/usaha untuk
 membentuk kelompok,
 menyusun struktur dan pemilihan kepengurusan kelompok
 menyusun AD/ART
 membuat berita acara pengukuhan
7. warna piagam pengukuhan (pemula (putih), madya (kuning), utama (biru)
Fungsi kelompok
1. Sebagai kelas belajar,
kelompok merupakan media interaksi belajar antar pelaku utama.
2. Sebagai wadah kerja sama,
kelompok pelaku utama merupakan cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.
3. Sebagai unit produksi,
Kelompok memproduksi benih/pakan secara bersama–sama
4. Kegiatan Bersama
pelaku utama akan belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan
mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan mereka
5. Swadaya/Swadana
Pelaku utama diharapkan dapat mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan,
merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Terkait Administrasi kelompok

A. KELAS KELOMPOK B. JENIS KELOMPOK


1. PEMULA KODE 1 1. POKDAKAN KODE 1
2. MADYA KODE 2 2. KUB KODE 2
3. UTAMA KODE 3 3. POKLAHSAR KODE 3
4. KUGAR KODE 4
5. POKMASWAS KODE 5

KODE LOKASI: EX. JAWA BARAT KODE 32 (Sesuai Peraturan Kemendagri), KAB. SUMEDANG KODE 11. KECAMATAN
CIBURIAL KODE 12. KALAU ISALNYA POKDAKAN BARU TERBENTUK JANUARI 2021, PENGUKUHAN SBG
KELOMPOK PEMULA PADA JANUARI 2022, MAKA KODE REGISTRASI POKDAKAN :
1.1.33.11.12.0121.0122.

ANGKA 1 SBG KELAS PEMULA; ANGKA 1 SBG POKDAKAN; ANGKA 33 SBG KODE PROVINSI; ANGKA 11 SBG
KODE KABUPATEN; ANGKA 12 SBG KODE KECAMATAN; ANGKA 0121 SBG KODE JANUARI 2021; ANGKA 0122 SBG
KODE JANUARI 2022

Unsur Pengikat Kelembagaan :


•Homogenitas (Sifat cenderung fisik) mencakup : Umur, Tempat lahir, Jenis Kelamin, Suku, Warna, Agama, Usaha dan
Profesi.
•Afinitas (Ikatan2 alami, ada kewajiban2 (sifat mental)) mencakup : Tujuan sama, Rasa memiliki, Saling Pengertian, Saling
Mendukung, Saling Perhatian, Saling Percaya, Kepentingan Umum, Cinta &Kasih sayang.
Tujuan :
A.Sebagai indikator kinerja bagi Penyuluh Perikanan dalam melaksanakan pendampingan kelompok perikanan; dan
B.Sebagai acuan dalam rangka pembinaan kelembagaan Pelaku Utama Perikanan.
C.Tahapan yang harus dilalui :
•.Identifikasi potensi wilayah perikanan binaan: untuk mengetahui topografi,keadaan ekonomi budaya masyarakat,dan
dinamika masyarakat setempat
•.Pelaksanaan Penumbuhan dengan melakukan Sosialisasi, melakukan pertemuan dan pengukuhan dengan menerbitkan
sertifikat pengukuhan yang ditandatangani oleh pejabat wilayah setempat (lurah, kepala desa) dan dilaporkan kepada Dinas
yang menangani penyuluhan perikanan
Pengembangan Kelembagaan
StratifikasiKemampuan,meliputi:
1. Penguasaan Teknologi 4. Kemampuan Permodalan
2. Pengorganisasian 5. Kemitraan/Kerjasama, dan
3. Skala Usaha 6. Akses Informasi Pasar
Makna& Tujuan Pengukuhan
Makna Pengukuhan: sbg salah satu bentuk penghargaan atas karya & prestasi kelompok
Tujuan Pengukuhan:
•Tumbuh & berkembangnya rasa bangga kelompok akan eksistensinya
•Tumbuh & berkembangnya dinamika kelembagaan
•Terciptanya metode pemberdayaan,bimbingan & pelayanan yang sesuai tingkat kemampuan kelembagaan
TahapanPenilaianKelasKelompok
1.Penyuluh perikanan Kab/Kota menyiapkan instrumen, menyusun dan menetapkan jadwal penilaian dan pelaporan hasil
secara berjenjang;
2.Penyuluh Perikanan menetapkan metodologi penilaian;
3.Penyuluh Perikanan melakukan sosialisasi instrumen, metodologi, jadwal dan pelaksana penilaian kepada Tim Penilaian;
4.Penyuluh bersama Tim Penilai melaksanakan penilaian Peningkatan Kelaskelompok;
5.Penyuluh dan Tim Penilai melakukan verifikasi data hasil penilaian.
Indikator Penilaian
Mengacu pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 tahun 2012 tetang Pedoman Umum Penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan pelaku utama perikanan yang meliputi 5 tolak ukur dan 42 Indikator.
Klasifikasi Penilaian Kelas Kelompok Perikanan
1.Nilai 0-350 KelasPemula;
Kelas Pemula adalah kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai
terbawah dan terendah pada batas skoring penilaian dari 0 sampai dengan 350 dari segi kemampuannya dalam penguasaan
teknologi, pengorganisasian, skala usaha, kemampuan permodalan, kemitraan/kerja sama, dan akses informasi pasar, serta
diberikan piagam pengukuhan yang ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah.
2.Nilai 351-650 KelasMadya;
Kelas Madya adalah kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai menengah pada batas skoring penilaian dari 351
sampai dengan 650 dari segi kemampuannya dalam penguasaan teknologi, pengorganisasian, skala
usaha, kemampuan permodalan, kemitraan/kerjasama, dan akses informasi pasar, serta sudah melakukan kegiatan
perencanaan meskipun masih terbatas, dan diberikan piagam pengukuhan yang ditandatangani oleh Camat.
3.Nilai 651-1000 KelasUtama.
Kelas Utama adalah kelas kelompok pelaku utama perikanan dengan nilai tertinggi pada batas skoring penilaian dari 651
sampai dengan 1.000 dari segi kemampuannya dalam penguasaan teknologi, pengorganisasian, skala
usaha, kemampuan permodalan, kemitraan/kerjasama, dan akses informasi pasar, serta sudah melakukan kegiatan dalam
perencanaan sampai pelaksanaan meskipun masih terbatas, dan diberikan piagam pengukuhan
yang ditandatangani oleh Bupati.
Pejabat Penandatanganan Piagam Kelas Kelompok
Pemula = Kepala Desa (Putih)
Madya = Camat (Kuning (Kuning)
Utama = Bupati/Walikota (Biru)
Pembinaan Koperasi Sektor Kelautan dan Perikanan
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang perseorangan atau badan hokum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Prosedur Pendirian Koperasi:
1.Pembuatan Akte pendirian Koperasi di notaris
2.Pengesahan AktePendirian koperasi di Kemenkumham
Tahapan Pembinaan Koperasi:
1.Mengidentifikasi dan menetapkan Koperasi sektor KP
2.Melakukan bimbingan, konsultasi, bantuan teknis dan advokasi
3.Melaksanakan tugas pendampingan teknis dan kelembagaan koperasi sektor KP
Pembinaan dan Legalisasi Izin Usaha Mikro dan Kecil
Klasifikasi UMKM :
•UMKM sector informal,contohnya pedagang kaki lima;
•UMKM Mikro adalah para UMKM dengan kemampuan sifat pengrajin,namun kurang memiliki jiwa kewirausahaan untuk
mengembangkan usahanya;
•Usaha Kecil Dinamis adalah kelompok UMKM yang mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan
sub kontrak) dan ekspor; dan
•Fast Moving Enterprise adalah UMKM yang mempunyai kewirausahaan yang cakap dan telah siap bertransformasi menjadi
usaha besar.
Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Perorangan dan/atau kelompok perikanan binaan Penyuluh Perikanan;
b. Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalamUndang-Undang No.20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil, danMenengah;
c.Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha;dan
d.Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a.Perorangan dan/ atau kelompok perikanan binaan Penyuluh Perikanan;
b.Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai,atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang;
c.Memiliki kekayaan bersih lebih dariRp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan
d.Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Kemitraan Usaha Akses Permodalan
Sumber permodalan yang dapat diakses oleh UMK dan kelompok perikanan,serta difasilitasi oleh Penyuluh Perikanan
meliputi:
a. Program Kredit dari Lembaga Keuangan BANK contoh KUR;
b. Program Dana bergulir dari LPUMKP;
c. Program kredit ultra mikro,seperti Penggadaian kreasi ultra mikro(UMI).
Akses Pasar
Jenis Pasar
1.Pasar Tradisional
2. Pasar Modern
3. E-commerce
Tahapan dan langkah-langkah dalam memfasilitasi akses pasar:
1.Mengidentifikasi calon pembeli dan penjual;
2.Mengidentifikasi target pasar, lokasi pasar,dan internet marketing;
3.Mengembangkan branding produk perikanan yang hendak diperjual belikan;
4.Melakukan promosi secara konsisten, kontinyu,dan kreatif.
Sebagai sarana untuk memperkenalkan produk perikanan kepada konsumen;
-Memfasilitasi permintaan serta penawaran oleh kedua pihak;
-Memfasilitasi interaksi diantara pembeli dan penjual (pelaku usaha) baik itu secara langsung ataupun tidak langsung; dan
-Mengembangkan jaringan pemasaran.
Percontohan penyuluhan
Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan merupakan metode penyuluhan untuk melakukan demonstrasi cara atau
hasil teknologi kelautan dan perikanan yang inovatif untuk memperlihatkan secara nyata tentang pembinaan dan cara atau
hasil penerapan teknologi kelautan dan perikanan di lapangan sehingga dapat diterima oleh pelaku utama dan pelaku usaha
perikanan
Syarat Percontohan, (Jenis teknologi yang digunakan merupakan teknologi terekomendasi atau teknologi terbaru yang
belum pernah dilaksanakan pada wilayah kerja penyuluh perikanan):
1. Secara teknologi dapat dikuasai 3. Secara Sosial dapat diterima masyarakat
2. Secara ekonomi menguntungkan 4. Ramah Lingkungan
Kriteria kelompok calon penerima percontohan:
a. Kelompok binaan penyuluh perikanan yang telah menjalankan usahanya minimal 2 tahun
b. Kelas Pemula yang sudah dindampingi minimal 2 tahun,dan diprioritaskan Kelas Madya
c. Belum pernah menerima kegiatan percontohan penyuluhan KP
Kriteria pemilihan lokasi percontohan :
a. Kawasan sentra dan potensi kelautan dan perikanan
b. Terdapat kelompok pelaku utama dan/atau pelaku usaha kelautan dan perikanan binaan penyuluh perikanan
c. Terdapat penyuluh perikanan
d. Secara teknis komoditas dan/atau usaha yang dikembangkan sesuai dengan lokasi spesifik daerah
e. Calon lahan milik pelaku utama
f. Khusus untuk percontohan pengelolaan sampah dapat dilakukan pada lahan milik pelaku utama dan/atau pemerintah
g. Kemudahan akses transportasi dan komunikasi
h. Kemudahan akses pasar
i. Tidak mencemari lingkungan dan perairan.
Kawasan Kampung Budidaya Ikan
a. Kawasan dengan pusat kegiatan ekonomi masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan
b. Usaha yang dikembangkan budidaya ikan air tawar, payau dan laut
c. Usaha yang dilakukan terintegrasi dari hulu ke hilir.
d. Kawasan ini dikembangkan untuk menggerakan perekonomian lokal.
Strategi Membangun Kampung Kawasan Khusus Berbasis Komoditas
1. Identifikasi Kampung yang berpotensi untuk dibangun menjadi Kampung Kawasan Khusus, dari aspek:
-Ketersediaan SDM Kompeten
-Keberadaan Penyuluh
-Sumber Daya KP melimpah
-Dukungan Infrastruktur dan Stakeholders (Pemda& Masyarakat)
2. PelatihanLanjutan pembentukan pola pikir (mindset) dan penanaman enterpreuneurship& inovasi
3. Penerapan kompetensi yang dibutuhkan dalam membangun Kampung Kawasan Berbasis Komoditas, terkait :
Keterampilan Produksi, Nilai Tambah, Labeling (Branding), Standarisasi, Pemasaran, dan Kontinuitas Produk serta Quality
Control
4. Pendampingan dan Pembinaan oleh para penyuluh dalam membuat prototype produk, scaling-up, akses modal dan
penetrasi pasar (market places) serta sertifikasi produk
5. Terbentuk Kampung Kawasan dengan produk masuk dalam pasar digital (market places).
Kampung nelayan maju
Kampung Nelayan adalah suatu lingkungan permukiman masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan yang
melakukan mata pencaharian penangkapan ikan di perairan laut atau di perairan darat. Kawasan kampung nelayan umumnya
dekat dengan sentra perikanan (Pelabuhan perikanan/tempat pendaratan ikan) yang menjadi pusat aktifitas para nelayan.
Kampung Nelayan Maju merupakan sinergi beragam kegiatan untuk mewujudkan kampung nelayan yang tertata, maju,
bersih, sehat, dan nyaman, yang mampu meningkatkan kualitas dan produktifitas kehidupan nelayan dan keluarganya.
Tujuan, Sasaran dan Indikator keberhasilan Bantuan Penataan kampong Nelayan Maju
Tujuan Bantuan Penataan kampung nelayan maju yaitu:
a. Menyediakan atau memperbaiki sarana/prasarana public di kampong nelayan untuk meningkatkan fungsinya
b. Menumbuhan kesadaran dan meningkatkan patisipasi masyarakat yang maju dalam kegiatan penataan kawasan kampong
nelayan
c. Menciptakan lapangan kerja sementara yang dapat memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat di kampong
nelayan melalui kegiatan padat karya
2. Sasaran Bantuan Penataan Kampung Nelayan Maju
Sasaran bantuan penataan kampung nelayan maju yaitu kelompok masyarakat.
3. Indikator Keberhasilan Bantuan Penataan Kampung Nelayan Maju Indikator keberhasilan bantuan penataan kampung
nelayan maju yaitu:
a. termanfaatkan dan terpeliharanya sarana/ prasarana publik yang ditata, disediakan, atau diperbaiki di kampung nelayan;
dan
b. terwujudkannya partisipasi masyarakat yang maju dalam kegiatan penataan kampung nelayan melalui padat karya.
Indikator keberhasilan Kalaju
Lingkungan
1. Terwujudnya kampong nelayan yang tertata dan bersih
2. Terjaganya kualitas lingkungan perairan (mangrove, terumbu karang, berkurangnya sampah plastik dll)
3. Tersedianya sarana dan prasarana nelayan yang memadai
Ekonomi
1 NTN: 150
2 Rata-rata pendapatan nelayan: Rp5,4 juta/ orang/bulan (20%)
3 Rata-rata pendapatan rumah tangga perikanan:Rp 13,8 juta/orang/bulan (20%)
Sosial budaya
1. Meningkatnya jenjang pendidikan nelayan (Minimal SMA/SMK)
2. Tersedianya Akses terhadap fasilitas kesehatan lebih baik
3. Tersedianya akses terhadap data, informasidan IPTEK
4. Meningkatnya peran wanita dan keluarga nelayan
5. Tersedianya perlindungan sosial untuk nelayan(asuransi nelayan)
Kegiatan usaha
1. Tersedianya akses permodalan yang memadai
2. Manajemen usaha kelembagaan nelayan lebih baik dan modern
3. Peningkatan produktivitas usaha
4. Tercipta lapangan kerja baru
Koordinasi Kementrian / lembaga dan stakeholder lainnya
Koordinasi K/L dan stakeholder terlaksana dengan baik dan optimal
Rancangan Timeline Kalaju

Sinergi K/L dalam pengembangan Kalaju

CSR ( Corporate Social Responsibility)


Tanggung jawab organisasi terhadap dampak dari kebijakan dan aktifitasnya pada masyarakat dan lingkungan melalui sikap
keterbukaan dan etika yang memberikan kontribusi pada pembangunan keberlanjutan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
Dasar Hukumnya:
➢Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan terbatas
➢Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
➢Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
➢Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Forum tanggung jawab dunia
usaha dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
PKBL (Program kemitraan dan bina lingkungan)
Program Kemitraan (PK)
Program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.
Bina Lingkungan (BL)
program pemberdayaan kondisi masyarakat oleh BUMN
Dasar Hukumnya:
➢PERMENNEG BUMN No. Per-09/MBU/07/2015 tentang program kemitraan dan bina linkungan BUMN.
➢PERMENNEG BUMN No. Per-03/MBU/12/2016 tanggal 16 desember 2016 tentang perubahan atas PERMENNEG
BUMN No. Per-09/MBU/07/2015 tentang program kemitraan dan bina linkungan BUMN.
➢PERMENNEG BUMN No. Per-02/MBU/07/2017 tanggal 5 Juli 2017 tentang perubahan kedua atas PERMENNEG
BUMN No. Per-09/MBU/07/2015 tentang program kemitraan dan bina linkungan BUMN.
Potensi dan Peluang Pendanaan CSR
1.Potensi
a. Semakin banyak perusahaan yg melakukan CSR
b. Semakin banyak perusahaan yg melakukan mitra yg kompeten dalam menjalankan CSR
c. Program penataan kampong Nelayan merupakan salah satu program yg pentig bagi perusahaan karena memberikan
kebutuhan dasar bagi masyarakat.
2. Peluang kerjasama dengan Ditjen Perikanan tangkap
a. Perusahaan memerlukan data dan informasi mengenai kebutuhan masyarakat untuk penataan kampung nelayan.
b. Perusahaan memerlukan bantuan onsultasi dan supervisi teknis sejakperencanaan hingga pembangunan sarana dan
prasarana ebutuhan dasar untu masyarakat melalui pendanaan CSR
c. perusahaan perlu mendengarkan dan melibatkan pemangku kepentingan
Rencana Dukungan Internal KKP

Persyaratan Penerima Bantuan Penataan Kampung Nelayan Maju


1. Kelompok Masyarakat calon penerima bantuan penataan Kampung Nelayan maju harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Dibentuk dan dikukuhkan oleh kepala Desa/lurah yang dibuktikan dengan surat keputusan pengukuhan
kelompok masyarakat sebagaimana format yang tercantum dalam formulir1.
b. Berbadan hukum atau terdaftar di Dinas Kabupaten/Kota;
c. Terdaftar di laman satu data Kementerian;
d. Kepengurusan minimal ketua, sekretaris, dan bendahara yang bukan merupakan unsur perangkat Desa/Kelurahan/
Aparatur Sipil Negara/Tentara Nasional lndonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan jumlah anggota paling
sedikit 20 (dua puluh) orang;
e. Berdomisili di Kampung Nelayan;
f. Memiliki anggaran dasar / anggaran rumah tangga;
g. Bersedia membuat dan meriandatangani pakta integritas; dan
h. Memiliki rekening yang masih aktif atas nama kelompok masyarakat.
2. Kampung Nelayan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Mayoritas mata pencaharian kepala keluarga di lokasi Kampung Nelayan tersebut yaitu sebagai nelayan, dibuktikan
dengan surat pernyataan kepala Desa/lurah setempat sebagaimana format yang tercantum dalam formulir 2;
b. Lokasi Kampung Nelayan berdekatan dengan pelabuhan perikanan/Sentra Nelayan yang masih berada dalam 1 (satu)
wilayah kabupaten/kota;
c. Terdapat kelembagaan nelayan yang sudah terbentuk (Kelompok Usaha Bersama/KUB, koperasi perikanan, atau
perkumpulan KUB/ perkumpulan nelayan), dibuktikan dengan surat pernyataan kepala Dinas
Kabupaten/Kota sebagaimana format yang tercantum dalam formulir 3;
d. Dalam hal belum ada kelembagaan nelayan yang terbentuk, perlu adanya surat pernyataan kesanggupan untuk membentuk
kelembagaan nelayan dalam waktu 1 (satu) bulan sejak disampaikannya usulan permohonan bantuan sebagaimana
format yang tercantum dalam formulir 4;
e. Tersedianya tanah milik Desa/Kelurahan untuk kegiatan perbaikan/penyediaan fasilitas umum, yang dibuktikan dengan
sertifikat/bukti kepemilikan yang sah, tidak dalam keadaan sengketa atau tanah clean and clear, dan pernyataan
dari kepala Desa/lurah sebagaimana format yang tercantum dalam formulir 5;
f. Dalam hal tanah merupakan milik masyarakat/masyarakat adat, harus ada penyerahan hak dari masyarakat/
masyarakat adat kepada pemerintah Desa/Kelurahan untuk dimanfaatkan bagi kepentingan umum dan tidak dalam
keadaan sengketa lahan clean and clear, yang dibuktikan dengan adanya surat pernyataan penyerahan hak
sebagaimana format yang tercantum dalam formulir 6; dan
g. Lokasi Kampung Nelayan dapat dijangkau dan tersedia sarana transportasi maupun komunikasi.
Rencana Dukungan dari k/L

Dukungan Penyuluh Perikanan pada Program kalaju (kepdirjen No. 21 Tahun 2021 ttg bantuan penataan kalaju)
1. Melakukan sosialisasi bantuan penataan Kampung Nelayan maju bersama Dinas Provinsi serta Dinas Kabupaten/Kota
kepada calon penerima bantuan penataan Kampung Nelayan maju di wilayah kerjanya;
2. Pendampingan dalam pendataan dan input data calon penerima bantuan penataan Kampung Nelayan maju ke dalam modul
KUSUKA (Kelompok Masyarakat) pada laman satudata.kkp.go.id bersama Dinas Kabupaten/Kota dan melakukan sharing
data/informasi;
3. Pendampingan utk calon penerima bantuan penataan Kampung Nelayan maju mengajukan pengusulan bantuan penataan
Kampung Nelayan maju melalui modul Bantuan Pemerintah pada laman satudata.kkp.go.id;
4. Pendampingan Direktorat Perizinan dan Kenelayanan bersama Dinas Kabupaten/Kota dalam melakukan proses
identifikasi dan seleksi calon penerima bantuan penataan Kampung Nelayan maju dan melakukan pendampingan;
5. melakukan pendampingan proses penyaluran bantuan penataan Kampung Nelayan maju kepada penerima bantuan
penataan Kampung Nelayan maju; dan
6. melakukan pendampingan pemanfaatan bantuan penataan Kampung Nelayan maju kepada penerima bantuan penataan
Kampung Nelayan maju dan membantu pelaporan pemanfaatannya
Kampung Budidaya (KPB)
Kampung Perikanan Budidaya adalah suatu kawasan yang berbasis komoditas unggulan dan/atau komoditas lokal dengan
menyinergikan berbagai potensi untuk mendorong berkembangnya usaha pembudidayaan ikan yang berdaya saing dan
berkelanjutan, menjaga kelestarian sumber daya ikan, serta digerakkan oleh masyakarat, sehingga mampu menjamin produksi
yang kontinu dan terjadwal.
Melibatkan berbagai akses :
1. Hulu (Produksi sarana & prasarana ) = hatcheri & pabrik.
2. On-Farm (Pembesaran) = Quality assurance, Lab penyakit kualitas air & Lingkungan, Infrastruktur pendukung, sarana
pendukung.
3. Hilir (Pengolahan dan Pemasaran) = UPI & Pasar Domestik

NTPi PAD
Nilai tukar Pendapatan asli daerah
pembudidaya ikan meningkat
meningkat

Tujuan Kampung budidaya


Tujuan pelaksanaan pembangunan Kampung Perikanan Budidaya dikabupaten/ kota ini adalah untuk
a. mengembangkan komoditas unggulan dan/ atau komoditas local endemik untuk mencegah kepunahan;
b. terhubung dengan sarana budidaya dan prasarana pendukung, pelaku usaha, dan mekanisme pasar;
c. meningkatkan produksi dan produktivitas perikanan budidaya;
d. meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Pembudi Daya Ikan; dan
e. meningkatkan partisipasi masyakarat lokal.
f. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan Pembudidaya Ikan melalui peningkatan NTPI ≥ 150
Indikator keberhasilan pembangunan Kampung Perikanan Budidaya ini adalah terwujudnya pembangunan Kampung
Perikanan Budidaya dan meningkatnya produksi dan produktivitas di 124 (seratus dua puluh empat) kabupaten/kota.
Karateristik kampong Perikanan Budidaya
 Memiliki komoditas unggulan dan/atau komoditas lokal yang bernilai ekonomi tinggi;;
 Komoditas unggulan dan/atau komoditas lokal yang dibudidayakan sudah menjadi kearifan lokal di lokasi tersebut;
 Masyarakat melakukan usaha Pembudidayaan Ikan sebagai sumber penghasilan utama; dan
 Terdapat kelembagaan kelompok Pembudidayaan Ikan yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi korporasi
Untuk tercapainya tujuan pembangunan Kampung perikanan Budidaya maka dilakukan beberapa kegiatan di tahun anggaran
2022 sebagat berikut:
1. penyaluran bantuan sarana dan prasarana budidaya kepada pembudi Daya Ikan di 124 (seratus dua puluh empat)
kabupaten/kota, meliputi sarana dan prasarana:
a. plang nama Kampung Perikanan Budidaya;
b. mesin pencetak pakan ikan;
c. pompa air;
d. kendaraan roda tiga;
e. jaring kja;
f. waring;
g. DO Meter;
h. jukung dan motor penggeraknya;
i. mesin ketinting; dan/ atau
j. hiblow.
2. pembinaan dan pendampingan teknis perikanan budidaya.

Kriteria Pemilihan kampong Perikanan Budidaya


Kriteria Umum
 Dituangkan dalam program perikanan budidaya pada rencana pembangunan jangka menengah daerah terkait perikanan;
 Kesesuaian lahan Pembudidayaan Ikan dengan rencana tata ruang dan/atau rencana zonasi; dan
 Komitmen dari Pemerintah Daerah.
Kriteria Khusus
Identifikasi dan verifikasi lapangan dari:
A. Aspek teknis;
 ketersediaan sarana & prasarana;
 status kepemilikan lahan;
 memiliki komoditas unggulan, bernilai ekonomi tinggi;
 adanya lahan dan/atau wadah yang operasional;
 tersedianya sarpras pendukung & teknologi budidaya;
 potensi lahan/perairan yang potensial untuk budidaya perikanan.
B. Aspek sosial;
Kelembagaan masyarakat, jumlah Pembudi Daya Ikan; Pekerjaan utama masyarakat sebagai Pembudi Daya Ikan; dan potensi
konflik sosial.
C. Aspek ekonomi;
Volume produksi; nilai produksi; potensi dan akses pasar; dan akses permodalan/pembiayaan.
D. Aspek lingkungan.
Potensi gangguan dari pencemaran dari rawan bencana.
Justifikasi
 Lokasi yang dipilih mempertimbangkan :
 10 Besar Produksi per Komoditas Unggulan PB
 Mendukung Penangkapan Terukur
 Usulan Pemda, Lembaga, Klpk, LSM
 Pemerataan sebaran di seluruh Indonesia
 Spesies Lokal/Endemik
Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Penerima Bantuan Pemerintah Kampung Perikanan Budidaya tahun anggaran 2022 dtberikan kepada Kelompok Masyarakat,
yang memenuhi persyaratan:
1. PersyaratanAdministrasi:
a. Kriteria penerima bantuan yaitu Kelompok Masyarakat dengan persyaratan:
1) terdaftar di laman satu data; dan
2) berbadan hukum atau terdaftar di dinas.
b. kepengurusan (ketua, sekretaris, bendahara) bukan kepala daerah, kepala desa, perangkat desa/kelurahan, aparatur sipil
negara, pegawai BUMN/BUMD/TNI/POLRI, anggota legislatif,dan Penyuluh Perikanan; dan
c. kelompok calon penerima bantuan menandatangani surat pernyataan kesanggupan (Formulir 6).
2. Persyaratan Teknis:
a. ketua atau anggota kelompok memiliki sarana komunikasi;
b. sudah atau pemah melakukan kegiatan usaha budidaya ikan;
c. memiliki dan/ atau mengusahakan lahan atau tanah untuk pembudidayaan ikan yang jelas kepemilikannya (dimiliki atau
dikuasai secara legal oleh calon penerima bantuan);
d. bagi penerima bantuan mesin pencetak pakan ikan bersedia menyediakan tempat produksi pembuatan pakan ikan dan
gudang yang dikuasai secara legal serta telah memahami dan akan melaksanakan kegiatan pembuatan pakan ikan;
e. bagi penerima bantuan mesin ketinting merupakan kelompok pembudi daya aktif berupa budidaya rumput laut serta
memiliki sarana perahu yang mendukung penggunaan mesin ketinting; dan
f. lokasi bebas banjir dan cemaran.
Penyuluh Perikanan, mempunyai tugas:
l) membantu dan mendampingi calon penerima bantuan dalam penyusunan dokumen administrasi untuk permohonan bantuan
Pemerintah;
2) dapat melakukan identifikasi dan/atau verifikasi calonpenerima bantuan;
3) berperan aktif dalam melakukan pembinaan kepada penerima Bantuan Pemerintah;
4) membantu penerima Bantuan Pemerintah membuat laporan pemanfaatan bantuan; dan
5) membuat dan menyampaikan laporan kepada Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan perikanan
ditembuskan kepada Direktorat Jenderal perikanan Budidaya.
Kelompok Pembudi Daya Ikan sebagai penerima Bantuan Pemerintah, mempunyai tugas:
1) mengajukan permohonan bantuan (Formulir 1 dan Formulir 2);
2) menyediakan biaya operasional budidaya ikan;
3) menandatangani surat pernyataan kesanggupan (Formulir 6);
4) mengikuti bimbingan, pembinaan, dan/atau pendampingan teknologi;
5) memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah sesuai dengan petunjuk teknis; dan
6) menyampaikan laporan pemanfaatan bantuan kepada Dinas Kabupaten/Kota setiap 6 (enam) bulan sekali selama 3 (tiga)
tahun (Formulir 11).
Indikator keberhasilan kampung Perikanan Budidaya
Lingkungan Budidaya. Sosial Budidaya. Ekonomi. Kegiatan Usaha. Koordinasi k/L dan
1.Terwujudnya Kampung PB 1.Meningkatnya kompetensi 1. Produksi Perikanan 1. Tersedianya akses stakeholder lainnya.
dalam satu kawasan yang SDM karena adanya bimbingan Budidaya 18,77 permodalan yang memadai Koordinasi K/L dan
tertata dan terintegrasi teknis dari UPT dan penyuluh juta ton 2. Kualitas sarpras stakeholder terlaksana
2.Tersedianya sarana dan 2.Tersedianya akses terhadap 2. Nilai Tukar budidaya meningkat dengan baik dan optimal
prasarana pembudidaya data, informasi dan IPTEK Pembudidaya Ikan 3. Kelembagaan
yang memadai 3.Meningkatnya peran wanita (NTPi): 150 usaha terkelola dengan
3.Limbah budidaya ikan dan keluarga pembudidaya 3. Rata-rata baik
terkendali 4.Tersedianya perlindungan pendapatan 4. Penerapan CBIB
4.Produktivitas perkomoditas usaha untuk pembudidaya pembudidaya: Rp 5 sehingga usahanya stabil &
meningkat (asuransi) juta/ orang/bulan berkelanjutan

Sinergitas Eselon 1 KKP Mendukung kampong Budidaya

Sinergitas Lintas Sektor Mendukung kampong Budidaya

Anda mungkin juga menyukai