Lecture Note
Week 09
The Global Economy
MGMT6413
Introduction to Business and
Economics
Learning Outcomes
1
THE GLOBAL ECONOMY |2
Dari tabel 10.1 terlihat bahwa Negara A lebih unggul dalam memproduksi
beras dibandingkan dengan Negara B. Sebaliknya, B lebih unggul
memproduksi elektronik daripada A. Berdasarkan data tersebut, seharusnya
negara A melakukan spesialisasi pada produk beras, sedangkan negara B
pada produk elektronik. Jika kedua negara tersebut melakukan perdagangan
internasional, maka masing-masing dapat memperoleh keuntungan.
Untuk Negara A, diketahui DTD 1 kg beras akan mendapatkan 1 unit
elektronik, sedangkan negara B, 1 kg beras sebanding dengan 4 unit
elektronik. Apabila A menukarkan beras dengan produk elektronik B, maka
akan mendapatkan keuntungan sebesar 3 unit elektronik yang diperoleh dari
4 unit elektronik dikurangi 1 unit elektronik.
Sementara keuntungan untuk B dengan DTD 1 unit elektronik sebanding
dengan 0,25 kg beras, sedangkan di negara A, 1 unit elektronik sebanding
dengan 1 kg beras. Jika B melakukan barter dengan A, maka akan
memperoleh keuntungan sebesar 0,75 kg beras yang diperoleh dari 1 kg
beras dikurangi 0,25 kg beras.
2. Teori Keunggulan Komparatif
Teori ini diutarakan oleh David Ricardo yang menyatakan bahwa meskipun
suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak dalam produksi suatu
barang, negara tersebut tetap dapat melakukan perdagangan internasional
untuk barang yang paling efisien untuk diproduksi.
Asumsi Teori keunggulan komparatif :
1. Perdagangan Internasional hanya dilakukan di antara dua negara.
THE GLOBAL ECONOMY |5
2. Objek barang atau komoditi yang diperdagangkan hanya ada dua jenis
saja.
3. Setiap negara hanya memiliki dua unit faktor produksi saja.
4. Skala produksi bersifat content return to scale, yang artinya harga
relatif barang-barang komoditas tersebut sama pada berbagai kondisi
produksi.
5. Berlaku teori nilai tenaga kerja (labor theory of value) yang
menyatakan harga barang sama dengan atau dapat dihitung dari jumlah
jam kerja tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi barang
tersebut.
Dari berbagai asumsi tersebut, keunggulan komparatif terjadi apabila suatu
negara mampu melakukan proses produksi barang dengan biaya tenaga
kerja yang lebih murah dibandingkan dengan biaya tenaga kerja di negara
lain.
Contoh :
Biaya kesempatan (opportunity cost) dari memproduksi T-shirt lebih rendah
di Cina daripada di Amerika Serikat, sehingga China memiliki keunggulan
komparatif dalam memproduksi T-shirt.
Biaya kesempatan dari memproduksi pesawat terbang lebih rendah di
Amerika Serikat daripada di Cina, sehingga Amerika Serikat memiliki
keunggulan komparatif dalam memproduksi pesawat terbang.
Kedua negara dapat menghasilkan keuntungan dari perdagangan dengan
mengkhususkan diri dalam produksi, di mana mereka memiliki keunggulan
komparatif dan kemudian diperdagangkan. Cina memproduksi T-shirt dan
AS memproduksi pesawat terbang.
Contoh Lain :
Tabel 10.2. Keunggulan Komparatif (Jam kerja per satuan output)
Berdasarkan data tabel 10.2, negara B unggul atas dua jenis produk, baik beras
maupun elektronik dibandingkan negara A. Namun, keunggulan tertinggi B
pada produksi elektronik. Sementara, A lemah baik pada produksi beras maupun
elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi beras. Oleh sebab
itu, sebaiknya B berspesialisasi pada produk elektronik, sedangkan A pada
produk beras. Apabila kedua negara melakukan perdagangan, maka keduanya
akan sama-sama memperoleh keuntungan.
Besar keuntungan yang bisa diperoleh A dengan DTD 1 kg beras sebanding
dengan 1 unit elektronik, sedangkan B, 1 kg beras sebanding dengan 1,3 unit
elektronik. Apabila A barter beras dengan elektronik B, maka akan
mendapatkan keuntungan sebesar 0,3 yang diperoleh dari 1,3 unit elektronik – 1
unit elektronik.
Sebaliknya B juga akan mendapatkan keuntungan. Dengan DTD B, 1 unit
elektronik sebanding dengan 0,75 kg beras, sedangkan A, 1 unit elektronik
sebanding dengan 1 kg beras. Nah, jika B barter elektroniknya dengan beras A,
maka akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,25 yang diperoleh dari 1 kg
beras dikurangi 0,75 kg beras.
THE GLOBAL ECONOMY |6
asing selain mata uang asing domestik suatu negara tertentu (dalam hal ini
Amerika Serikat, dolar AS).
Neraca Pembayaran (Balance of payment/BOP) adalah sebuah catatan sistematis
dari semua tansaksi ekonomi sebuah negara dengan negara lain, yang meliputi
perdagangan, keuangan, investasi dan pinjaman sebuah negara pada suatu
periode tertentu, biasanya satu tahun. Dapat juga dikatakan bahwa neraca
pembayaran ditunjukkan sebagai laporan arus pembayaran (keluar dan masuk)
untuk suatu negara. Neraca pembayaran secara esensial merupakan sistem
akuntansi yang mengukur kinerja suatu negara. Pencatatan transaksi dilakukan
dengan pembukuan berpasangan (double-entry bookeeping system), yaitu; tiap
transaksi dicatat satu sebagai kredit dan satu lagi sebagai debit.
Rekening neraca pembayaran luar negeri pada umumnya digunakan untuk
mengetahui apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional.
Dengan menggunakan rekening pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat
mengawasi transaksi antar negara yang telah disusun di dalamnya. Pencatatan
transaksi pembayaran tersebut muncul dari perdagangan barang dan jasa serta
dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang
dimiliki di satu negara dan diinvestasikan di negara lain.
10.3.2. Tujuan Neraca Pambayaran
Adapun tujuan dari Neraca pembayaran yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangna bagi pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah di bidang ekonomi. Bidang ekonomi disini termasuk ekspor dan
impor, hubungan utang piutang, hubungan penanaman modal, dan
hubungan lainnya yang menyangkut neraca pembayaran.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan
di bidang moneter dan fiskal.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengetahui pengaruh
hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan nasional.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan
di bidang politik perdagangan Internasional.
10.3.3. Komponen Neraca Pembayaran Luar Negeri
Pada dasarnya neraca pembayaran terdiri dari 2 (dua) komponen. Komponen
pertama adalah neraca perdagangan (balance of trade), merupakan selisih nilai
ekspor dan nilai impor suatu barang. Neraca perdagangan yang mengalami
surplus berarti bahwa ekspor barang lebih besar daripada impor barang. Akan
tetapi jika negatif berarti nilai impor barang lebih besar daripada nilai
ekspornya.
Sedangkan komponen kedua adalah neraca jasa yang merupakan selisih antara
ekspor jasa dan impor jasa. Neraca jasa positif menunjukkan bahwa ekspor jasa
lebih besar daripada impor jasa, dan jika bernilai negatif adalah bila impor jasa
lebih besar dari ekspornya. Apabila kedua komponen tersebut,(neraca
perdagangan dan neraca jasa) digabung, maka akan diperoleh neraca transaksi
berjalan atau current account.
1. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account)
Current account terdiri dari transaksi impor dan ekspor barang dan jasa.
Atau gabungan dari neraca perdagangan dan neraca jasa yang di dalamnya
mencatat segenap arus perdagangan barang dan jasa serta transfer unilateral
THE GLOBAL ECONOMY |9
(satu arah). Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena
menghasilkan devisa bagi negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit
karena “menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari negara. Selain ekspor
dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam current account adalah
pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral transfers.
Kategori utama dari transaksi atau perdagangan jasa adalah transaksi untuk
jasa perjalanan dan transportasi, penerimaan dan pengeluaran atas investasi
asing, serta transaksi-transaksi militer. Transfer unilateral umumnya
mengacu pada kiriman atau pemberian dana dari individu dan pemerintah
domestik kepada pihak asing, serta berbagai kiriman dari pihak asing
(pemerintah maupun individu) kepada pihak domestik (pemerintah atau
individu) pendapatan dari ekspor barang dan jasa, serta penerimaan transfer
unilateral masuk kedalam neraca transaksi berjalan sebagai kredit (+)
karena transaksi itu membawa penerimaan pembayaran dari pihak luar
negeri. Sebaliknya, pengeluaran untuk impor barang dan jasa serta
pengeluaran transfer unilateral masuk ke dalam neraca transaksi berjalan
sebagai debet (-) karena hal itu mengakibatkan kewajiban pembayaran
pihak domestik kepada pihak luar negeri.
Transaksi ekspor meliputi ekspor barang dan ekspor jasa. Ekspor barang
meliputi barang-barang yang bisa dilihat secara fisik seperti minyak, kayu,
tembakau, timah dan sebagainya. Ekspor jasa misalnya penjualan jasa-jasa
angkutan, tourisme, dan asuransi. Dalam transaksi jasa ini termasuk juga
pendapatan dari investasi capital di luar negeri. Impor barang misalnya
barang konsumsi, bahan mentah untuk industri. Sedangkan impor jasa
meliputi pembelian jasa-jasa dari penduduk negara lain. Termasuk dalam
impor jasa adalah pembayaran pendapatan (bunga, deviden, atau
keuntungan) untuk modal yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk
negara lain.
Transaksi yang sedang berjalan mempunyai arti khusus. Surplus transaksi
berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar daripada impor. Ini berarti
bahwa suatu Negara mengalami akumulasi kekayaan valuta asing,
sehingga mempunyai saldo (+) dalam investasi luar negeri. Sebaliknya
defisit transaksi beijalan berarti impor lebih besar daripada ekspor, sehingga
terjadi pengurangan investasi di luar negeri. Dengan demikian transaksi
berjalan sangat erat hubungannya dengan pendapatan nasional, karena
ekspor dan impor merupakan komponen penghasilan nasional.
2. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal (capital account) juga disebut sebagai financial account.
Pada dasarnya Neraca Modal merupakan bagian dari neraca pembayaran
yang khusus mencatat transaksi aset finansial, transfer pembayaran, piutang
maupun utang internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI (foreign
direct investment atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran
dividen, cicilan hutang, bunga atau utang, pembelian surat berharga, saham,
dan lain sebagainya.
Capital account mengukur devisa masuk dan ke luar seperti pada current
account, dimana transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit
(capital inflow). Sebaliknya, transaksi yang mengakibatkan devisa ke luar
dari suatu negara dicatat sebagai debit (capital outflow).
Neraca modal menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) negara
di luar negeri dan asset luar negeri di negara itu, di luar asset cadangan
THE GLOBAL ECONOMY | 10
C. Exceptional Financing 0 0 0
Memorandum:
- Posisi Cadangan Devisa 130,196 120,654 129,183
Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri
Pemerintah 8.3 6.4 7.3
- Transaksi Berjalan (% PDB) -1.60 -2.94 -2.72
Catatan:
1)
Dalam free on board (fob).
2)
Tidak termasuk cadangan devisa dan yang terkait.
3)
Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit.
*
Angka - angka sementara
**
Angka - angka sangat sementara
Apresiasi(+), Depresiasi(−) = Et + 1 − Et
Et
Apresiasi(+), Depresiasi(−) = 1/ Et + 1 − 1/ Et
1 / Et
Dalam kenyataannya, sering terdapat berbagai tingkat kurs untuk satu valuta
asing. Perbedaan ini timbul karena beberapa hal antara lain perbedaan antara
kurs beli dan jual oleh pedagang valas, perbedaan kurs yang diakibatkan oleh
perbedaan dalam waktu pembayarannya, perbedaan dalam tingkat keamanan
dalam penerimaan hak pembayaran.
Kurs beli adalah harga beli mata uang yang dipakai oleh bank dalam penukaran
uang asing (money changer), dan para pedagang valuta asing untuk membeli
valuta asing.
Sebagai contoh, jika Anda menukarkan uang dolar yang Anda punya dengan
rupiah, maka Anda menggunakan kurs beli. Sedangkan Kurs jual adalah harga
jual mata uang yang dipakai oleh bank yang digunakan dalam penukaran mata
uang asing dan yang digunakan oleh para pedagang valuta asing untuk menjual
valuta asing. Contohnya ketika Anda menukarkan rupiah dengan dolar amerika,
maka kurs yang kita gunakan adalah kurs jual.
10.3.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Kurs
1. Tingkat inflasi
THE GLOBAL ECONOMY | 14
KESIMPULAN
TUJUAN 1 : Peserta diharapkan mampu menjelaskan bekerjanya pasar global.
Globalisasi perekonomian dapat terjadi pada sektor swasta dan publik, dalam
pasar output maupun pasar input, dan dalam perusahaan bisnis dan rumah
tangga.
REFERENSI
1. Ronald J. Ebert and Ricky W. Griffin. (2019). Business Essentials, 12th Edition,
Pearson, New York, ISBN : 9780134728391, chapter 22
2. Neraca Perdagangan Indonesia Total Periode: 2015–2020:
3. http://statistik.kemendag.go.id/indonesia-trade-balance, 4 Mei 2020