2
Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
615.822 2
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal
k Pelayanan Kesehatan
Kurikulum dan Modul Orientasi Akupresur pada Kasus
Kedaruratan Medik.—Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2022
ISBN 978-623-301-329-1
1. Judul I. ACUPRESSURE
II. EMERGENCY MEDICINE
III. COMPLEMENTARY THERAPIES
IV. EMERGENCY MEDICAL SERVICES
615.822 2
Ind
k
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan
bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
diselenggarakan upaya kesehatan terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Dalam
pasal 47 butir 1 dalam Undang-Undang tersebut dikemukakan bahwa,
pelayanan kesehatan tradisional adalah salah satu dari upaya kesehatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Selanjutnya pada butir 2 dinyatakan
bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan dimaksud didukung oleh sumber
daya kesehatan.
Pada pasal 59 Undang-Undang kesehatan disebutkan bahwa pelayanan
kesehatan tradisional dibina dan diawasi oleh Pemerintah agar dapat
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak bertentangan
dengan norma agama
Selaras dengan Undang-Undang Kesehatan RI tersebut dapat disimpulkan
bahwa agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional dapat
dilaksanakan dengan baik, maka diperlukan dukungan sumber daya
kesehatan sebagai aparat pelaksana yang bekerja secara profesional sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor No.
HK.01.07/MENKES/422/2017 tentang Rencana Strategis Kemenkes Tahun
2015 – 2019 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –
2019, telah ditetapkan indikator target kinerja jumlah puskesmas yang
menyelenggarakan kesehatan tradisional dan jumlah RS Pemerintah yang
menyelenggarakan kesehatan tradisional.
Oleh karena itu peningkatan kinerja sumber daya kesehatan melalui
pendidikan dan pelatihan untuk tenaga kesehatan, khususnya pelatihan tenaga
pelayanan kesehatan tradisional merupakan langkah penting yang harus
ditempuh. Pendidikan dan pelatihan sebagai penyiapan tenaga
3
pelayanan kesehatan tradisional diperlukan adanya dukungan dari Pemerintah
Daerah. Salah satu upaya dilakukan dengan mempersiapkan tenaga pelatih
untuk menyelenggarakan pendidikan pelatihan pelayanan akupresur di Provinsi.
Hal penting yang harus dilakukan untuk menyelenggarakan Pelayanan
akupresur bagi petugas Puskesmas adalah menyediakan tenaga kesehatan
yang profesional bagi pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dikembangkan kurikulum TOT
Pelayanan Akupresur bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas.
B. FILOSOFI PELATIHAN
Filosofi TOT Pelayanan Akupresur bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas ini
diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Pembelajaran orang dewasa (Adult Learning), yakni proses pelatihan
diselenggarakan dengan memerhatikan hak peserta selama pelatihan,
antara lain:
a. Dihargai keberadaannya selama menjadi peserta pelatihan.
b. Didengarkan dan dihargai pengalamannya terkait dengan materi
pelatihan.
c. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di
dalam konteks pelatihan.
d. Mendapatkan 1 paket bahan belajar yaitu modul pelatihan
e. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan
berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi
pelatihan.
f. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
g. Melakukan evaluasi (terhadap penyelenggara maupun fasilitator)
dan dievaluasi tingkat pemahaman dan kemampuannya terkait
dengan materi pelatihan.
4
3. Belajar sambil berbuat (Learning By Doing), yang memungkinkan peserta
untuk:
a. Mendapat kesempatan untuk belajar sambil berbuat (melakukan
sendiri) dari setiap materi pelatihan. Hal tesebut dapat dilakukan
dengan menggunakan metode pembelajaran dimana peserta lebih
aktif terlibat seperti antara lain: diskusi kelompok, studi kasus, dan
latihan (exercise) baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu untuk
mencapai kompetensi yang ditetapkan.
5
BAB II
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai pelatih/fasilitator
pada pelatihan Pelayanan Akupresur bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas.
B. Fungsi
Dalam melaksanakan peranannya peserta mempuyai fungsi dalam melatih
pada pelatihan Pelayanan Akupresur bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas.
C. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya, peserta memiliki kompetensi dalam:
6
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melatih pada pelatihan pelayanan
akupresur bagi tenaga kesehatan di puskesmas.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi dasar manusia
2. Menjelaskan dasar - dasar akupresur
3. Melakukan akupresur pada pada jalur meridian dan titik akupresur
4. Melakukan teknik akupresur
5. Melakukan tata laksana terapi akupresur
6. Melakukan tatalaksana kasus akupresur pada anak, wanita hamil dan umum
7. Melatih pada pelatihan pelayanan akupresur bagi tenaga kesehatan di puskesmas
7
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM
MATERI DASAR
0 0
1. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional 2 2
6 0 0 6
Subtotal
MATERI INTI
Anatomi dan Fisiologi Dasar Manusia 1 2 0 3
1.
Dasar- dasar Akupresur
2. 2 6 0 8
MATERI PENUNJANG
1. 0 3 0 3
Building Learning Commitment (BLC)
2. Anti Korupsi 1 2 0 3
3. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 0 2 0 2
Subtotal 1 7 0 8
Total 24 48 0 72
Catatan:
1. Teori (T)= 40 %, Penugasan (P) = 60 %, 1 JP = 45 menit
2. Untuk teknik melatih pada Penugasan (P) micro teaching, peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelas
7JP x 3 Kls dengan ketentuan, setiap peserta diberikan kesempatan untuk mensimulasikan teknik
melatih minimal 30 menit setiap peserta
8
BAB V
Nomor : MD.1
Judul Materi : Kebijakan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Waktu : 2 JPL (T=2 ; P=0; PL=0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
memahami kebijakan pelayanan kesehatan tradisional
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan Alat
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu
menjelaskan:
Curah Bahan UU No 36 Tahun
1. Kebijakan pendapat Tayang 2009 Tentang
penyelenggara Ceramah Modul Kesehatan
an pelayanan Tanya Komputer/ Kepmenkes No
kesehatan jawab Laptop 1076/Menkes/SK/V
tradisonal 1. Kebijakan LCD II/2003 Tentang
penyelenggaraan Flipchart Penyelengaraan
2. Kebijakan kegiatan Spidol Pengobatan
dasar pelayanan Tradisional
Puskesmas kesehatan Keputusan Menteri
terkait tradisional Kesehatan RI NO
pelayanan HK.03.01/60/I/2010
kesehatan tentang Rencana
tradisional di 2. Kebijakan dasar Strategis
Puskesmas Puskesmas terkait Kementerian
pelayanan Kesehatan Tahun
kesehatan 2010-2014
tradisional di
puskesmas
9
Nomor : MD.2
Judul Materi : Tatalaksana Penyelenggaraan Pelayanan Akupresur
di Puskesmas
Waktu : 2 JPL (T:2 ; P:- ; PL:0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini , peserta mampu
memahami tatalaksana penyelenggaraan pelayanan
akupresur di puskesmas
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu: Permenkes No
Curah Bahan
37 Tahun 2017
1. Menjelaskan pendapat Tayang
Tentang
Mekanisme Ceramah Modul
integrasi Pelayanan
Tanya Komput Kesehatan
pelayanan 1. Mekanisme jawab er/
akupresur di integrasi Tradisional
Laptop Integrasi
puskesmas pelayanan LCD
akupresur di Panduan
Flipcha Pengembangan
puskesmas:
rt Model
a. Alur
Spidol Pelayanan
pelayanan
b. Tata Kesehatan
hubungan Tradisisonal di
kerja antar Jaringan
pelayanan di Pelayanan
puskesmas Kesehatan
c. Pencatatan Dasar
2. Menjelaskan pelaporan Pedoman
Pebinaaan dan Pembinaan
pengawasan Pengobat
Pelayanan Tradisional
Integrasi di 2. Pembinaan dan Akupresur bagi
Puskeamas Pengawasan Petugas
pelayanan Kesehatan
Integrasi di
Puskesmas
10
Nomor : MD.3
Judul Materi : Pembinaan dan Pengawasan Penyehat Tradisional
Akupresur bagi Petugas Kesehatan
Waktu : 2 JPL (T:2 ; P:0 ; PL:0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan
penyehat tradisional akupresur di wilayah kerjanya
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu:
1. Menjelaskan
kegiatan Curah Bahan Keputusan Menteri
pembinaan dan pendap Tayang Kesehatan No
pengawasan at Modul 128/Menkes/SK/II/
pelayanan Ceram Komput Tahun 2004 tentang
kesehatan ah er/ Kebijakan Dasar Pusat
tradisional 1. Pembinaan dan Tanya Laptop Kesehatan Masyarakat
2. Menjelaskan peran pengawasan jawab LCD Permenkes No 61
Dinas Kesehatan pelayanan Flipcha Tahun 2016 Tentang
Kabupaten/Kota, kesehatan rt Pelayanan Kesehatan
Puskesmas dan tradisional Spidol Tradisional Empiris
Lintas Sektor terkait Panduan
dalam pembinaan 2. Peran Dinas Pengembangan Model
dan pengawasan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
Kabupaten/Kota, Tradisisonal di
3. Menjelaskan Puskesmas dan Jaringan Pelayanan
langkah-langkah Lintas Sektor terkait Kesehatan Dasar
pembinaan dan dalam pembinaan Pedoman Pembinaan
pengawasan dan pengawasan Pengobat Tradisional
penyehat tradisional Akupresur bagi
akupresur di Petugas Kesehatan
wilayah kerjanya 3. Langkah-langkah
. pembinaan dan
4. Menjelaskan pengawasan
tatalaksana penyehat tradisional
penyelenggaraan akupresur di wilayah
akupresur oleh kerjanya.
penyehat tradisional
4. Tatalaksana
penyelenggaraan
akupresur oleh
penyehat tradisional
11
Nomor : MI.1
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan Alat
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu
menjelaskan:
12
Nomor : MI.2
Materi : Dasar-dasar Akupresur
Waktu : 8 JPL (T:3 ; P:5 ; PL:0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami dasar-
dasar akupresur
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu
menjelaskan:
8. Penyebab
Penyakit
14
Nomor : MI.3
Materi : Jaluri Meridian dan Titik Akupresur
Waktu : 16 JPL (T:6; P:10 ; PL:0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu Melakukan
akupresur pada pada jalur meridian dan titik akupresur
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu:
16
Nomor : MI.4
Materi : Teknik Akupresur
Waktu : 4 JPL (T:1 ; P:3 ; PL:0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan teknik
akupresur
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu:
2. Teknik-teknik
akupresur (11
teknik)
17
Nomor : MI.5
Materi : Tatalaksana Terapi akupresur
Waktu : 6 JPL (T:2 ; P:4 ; PL:0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
tatalaksana terapi akupresur
Tujuan
Poko Bahasan dan Sub Media dan Alat
Pembelajaran Metode Referensi
Pokok Bahasan Bantu
Khusus
Setelah
mengikuti materi
ini, peserta
mampu:
Curah Bahan Pedoman Praktis
1. Melakukan pendapat Tayang Akupresur, Depkes
pemeriksaan Ceramah Modul RI, Tahun 1998
tindakan Tanya Komputer/ Buku Kesehatan
akupresur jawab Laptop Swadaya, Oka Putu
1. Pemeriksaan
Diskusi LCD S
tindakan akupresur
Kelompo Flipchart Ilmu Akupuntur,
a. Pengamatan
k Spidol KSMF Akupunktur
2. Merencanaka b. Pendengaran
Panduan RSCM, Tahun 2000
n terapi dan
diskusi www.acupunctur.com
akupresur penghidu/penciu
man kelompok
c. Wawancara
3. Melakukan d. Perabaan
tindakan e. Kesimpulan
Akupresur
2. Rencana terapi
Akupresur
a. Persiapan alat
b. Pemilihan titk
c. Rencana terapi
3. Tindakan Akupresur
18
Nomor : MI.6
Materi : Tatalaksana Kasus Akupresur pada anak, wanita hamil dan
umum
Waktu : 9 JPL (T:3 ; P:6 ; PL:-)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan
tatalaksana akupresur pada pasien anak, wanita dan
gangguan kesehatan umum.
Tujuan
Poko Bahasan dan Sub Pokok Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah
mengikuti
materi ini,
peserta mampu:
Curah Bahan Pedoman Praktis
1. melakukan pendapat Tayang Akupresur, Depkes
tatalaksana Ceramah Modul RI, Tahun 1998
terapi pada Tanya Komput Buku Kesehatan
kasus anak jawab er/ Swadaya, Oka Putu
1. Tata laksana terapi pada
Praktik Laptop S
kasus anak :
LCD Ilmu Akupuntur,
a. Penyebab dan gejala
Flipchart KSMF Akupunktur
kasus pada anak
Spidol RSCM, Tahun 2000
b. Rencana tindakan
Boneka www.acupunctur.co
untuk kasus pada anak
meridian m
c. Pelaksanaan akupresur
pada kasus pada anak Pandua
d. Jenis-jenis kasus anak n praktik
- Asma
- Common cold/ Batuk
pilek
- Dispepsia/ Perut
kembung
2. melakukan - Anoreksia/
tatalaksana Meningkatkan nafsu
terapi pada makan
kasus - Enuresis/ mengompol
wanita -
2. Tata laksana terapi pada
kasus wanita
a. Penyebab dan gejala
kasus pada wanita
b. Rencana tindakan
untuk kasus pada
wanita
c. Pelaksanaan akupresur
pada kasus pada
wanita
d. Jenis-jenis Kasus pada
wanita
- Dismenorhea/
19
Gangguan nyeri
haid
- Emesis
grafidarum/ Mual
pada ibu hamil
3. Melakukan - Post partum care/
tatalaksana Perawatan setelah
terapi pada melahirkan
kasus
gangguan
umum 3. Tata laksana terapi pada
kasus gangguan umum
a. Penyebab dan gejala
kasus pada gangguan
umum
b. Rencana tindakan
untuk kasus pada
gangguan umum
c. Pelaksanaan
akupresur pada kasus
pada gangguan umum
d. Jenis-jenis Kasus
gangguan umum
- Migrain/ Nyeri
Kepala sebelah
- Myalgia/ Nyeri otot
- Nyeri gigi
- Nausea/ mual
- Konstipasi/
Sembelit
- Insomnia/ Susah
tidur
- Relaksasi otot
- Pemulihan stamina
sehabis sakit
- Arthritis genu
20
Nomor : MI.7
Materi : Teknik Melatih
Waktu : 12 JPL (T:5 ; P:7 ; PL:-)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta latih mampu melatih pada
Pelatihan Pelayanan Akupresur bagi Tenaga Kesehatan di
Puskesmas
Tujuan Pembelajaran Poko Bahasan dan Sub Media dan
Metode Referensi
Khusus Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti
pelatihan, peserta
mampu :
22
Nomor : MP. 1
Materi : Membangun Komitmen Belajar
Waktu : 3 JPL (T:-, P :3, PL : 0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi, peserta mampu
membangun suasana belajar yang kondusif dan
membuat kesepakatan belajar
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan Alat
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu:
4. Membuat
kesepakatan
organisasi
dalam kelas.
4. Organisasi kelas
5.
23
Nomor : MP. 2
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Waktu : 2 JPL (T:0, P : 2, PL0)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
menyusun rencana tindak lanjut setelah mengikuti
pelatihan
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu:
3. Penyusunan RTL
24
Nomor : MP. 3
Judul Materi : Anti Korupsi
Waktu : 3 Jpl (T:1, P:2, PL:-)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu
memahami Anti Korupsi
Tujuan
Poko Bahasan dan Media dan
Pembelajaran Metode Referensi
Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Khusus
Setelah mengikuti
materi ini, peserta
mampu
menjelaskan:
1. Konsep
korupsi Curah Modul Undang-undang
pendapat Bahan Nomor 20 Tahun
Ceramah tayang 2001 tentang
Tanya Komputer Perubahan Atas
jawab Flipchart Undang-undang
Latihan Spidol Nomor 31 Tahun
kasus Latihan 1999 tentang
1. Konsep korupsi Pemutaran kasus Pemberantasan
a. Definisi film Film Tindak Pidana
korupsi Korupsi
b. Ciri-ciri Instruksi Presiden
korupsi Nomor 1 Tahun 2013
2. Konsep anti Keputusan Menteri
korupsi c. Bentuk/jenis
Kesehatan Nomor
korupsi
232/MENKES/SK/VI/2
d. Tingkatan 013 tentang Strategi
korupsi Komunikasi
e. Faktor Pekerjaan dan
penyebab Budaya Anti Korupsi
korupsi
3. Upaya f. Dasar hukum
pencegahan tentang
korupsi dan korupsi
pemberantasa
2. Konsep anti
n korupsi
korupsi
a. Definisi anti
korupsi
b. Nilai-nilai anti
korupsi
c. Prinsip-prinsip
anti korupsi
3. Upaya
pencegahan
4. Tata cara
korupsi dan
pelaporan
pemberantasan
25
dugaan korupsi
pelanggaran a. Upaya
tindak pidana pencegahan
korupsi korupsi
b. Upaya
pemberantasa
n korupsi
c. Strategi
komunikasi
Pemberatasan
Korupsi (PK)
4. Tata cara
pelaporan
dugaan
pelanggaran
tindak pidana
korupsi
5. Gratifikasi a. Laporan
b. Penyelesaian
hasil
penanganan
pengaduan
masyarakat
c. Pengaduan
d. Tatacara
penyampaian
e. Tim
pengadaan
pengaduan
masyarakat
terpadu di
lingkungan
Kemenkes.
f. Pencatatan
pengaduan
5. Gratifikasi
a.Pengertian
gratifikasi
b.Aspek hukum
c. Gratifikasi
dikatakan
sebagai tindak
pidana korupsi
d.Contoh
gratifikasi
e.Sanksi
gratifikasi
26
BAB VI
DIAGRAM ALUR PROSES PEMBELAJARAN
Pre Test
Pembukaan
Penutupan
27
Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pre-test
Pelaksanaan pre tes dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal
peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran.
2. Pembukaan
Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan dan penjelasan program pelatihan.
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya pelatihan
dan dukungannya terhadap program pelayanan kesehatan tradisional.
b. Storming
Pada tahap ini mulai terjadi debat yang makin lama suasanya makin memanas
karena ide yang diberikan mendapatkan tanggapan yang saling mempertahankan
idenya masing-masing. Pelatih berperan memberikan rangsangan pada peserta
yang kurang terlibat agar ikut aktif menanggapi
c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah mulai reda karena kelompok sudah
setuju dengan klarifikasi yang dibuat dan adanya kesamaan persepsi. Masing-
masing peserta mulai menyadari dan muncul rasa mau menerima ide peserta lainnya.
Dalam tahap ini sudah terbentuk norma baru yang disepakati kelompok. Pelatih
berperan membuatkan ide yang telah disepakati menjadi ide kelompok.
28
d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi suasana kerjasama yang harmonis
sesuai dengan norma baru yang telah disepakati bersama. Pelatih berperan
memamcu kelompok agar masing-masing peserta ikut serta aktif dalam setiap
kegiatan kelompok dan tetap menjalankan norma yang telah disepakati.
29
tentang materi yang sebelumnya diterima sebagai bahan evaluasi untuk proses
pembelajaran berikutnya.
6. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran tiap hari
(refleksi) dan terhadap pelatih/fasilitator.
Evaluasi tiap hari (refleksi) dilakukan dengan cara me-review kegiatan proses
pembelajaran yang sudah berlangsung, sebagai umpan balik untuk menyempurnakan
proses pembelajaran selanjutnya.
Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat pelatih/fasilitator telah
mengakhiri materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan
form evaluasi terhadap pelatih/fasilitator.
9. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan oleh
pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta.
c. Pembagian sertifikat.
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta.
e. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang.
f. Pembacaan doa.
30
BAB VII
PESERTA DAN PELATIH
A. PESERTA
1. Kriteria
a. Pegawai Negeri Sipil aktif
b. Pendidikan minimal D-III bidang keperawatan atau kebidanan dan atau dokter
c. Menguasai ilmu akupunktur/akupresur, dibuktikan dengan sertifikat
pendidikan atau pelatihan
d. Diutamakan peserta yang telah mempraktekkan akupunktur/akupresur
minimal 1 tahun
2. Jumlah Peserta
Jumlah peserta maksimal dalam 1 kelas adalah 30 orang.
B. PELATIH
Kriteria pelatih adalah sebagai berikut:
Instruktur :
1. Menguasai substansi/materi
2. Pengalaman Bekerja di Bidang pelayanan kesehatan tradisional
3. Pendidikan minimal D3 Keperawatan/D3 Kebidanan/S1 profesi Dokter
31
BAB VIII
PENYELENGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara
TOT Pelayanan Akupresur bagi tenaga Kesehatan di Puskesmas diselenggarakan oleh
Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan dengan
penganpuan oleh Institusi pelatihan kesehatan yang terakreditasi (BPPK/Bapelkes)
dengan kriteria sebagai berikut:
B. Tempat Penyelenggaraan
TOT Pelayanan Akurpesur bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas diselenggarakan di
BBPK/Bapelkes/Balai Diklat/institusi pelatihan/tempat lainnya yang memiliki sarana dan
fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelatihan.
32
BAB IX
EVALUASI
A. Peserta
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta. Evaluasi terhadap
peserta dilakukan melalui:
1. Penjajagan awal melalui pre test.
2. Post test untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima.
3. Penugasan masing- masing materi inti
4. Evaluasi sikap peserta
Soal pre dan post test dapat menggunakan soal dari bank soal (terlampir). Komposisi
soal mencakup materi dasar dan materi inti.
B. Pelatih/fasilitator
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan pelatih/ fasilitator dalam
menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang
dapat dipahami dan diserap peserta, yaitu:
1. Penguasaan materi
2. Ketepatan waktu
3. Sistematika penyajian
4. Penggunaan metode dan alat bantu pelatihan
5. Empati, gaya dan sikap terhadap peserta
6. Penggunaan bahasa dan volume suara
7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta
8. Pencapaian Tujuan Pembelajaran Umum
9. Memberikan kesempatan tanya jawab
10. Kemampuan menyajikan
11. Kerapihan berpakaian
12. Kerjasama antar Tim pelatih
33
C. Penyelenggara
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan sesuai form terlampir
yang meliputi:
1. Efektivitas penyelenggaraan
2. Ketersediaan bahan pelatihan
3. Kesiapan sarana pelatihan
4. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana
5. Ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pelatihan
6. Kebersihan :
Kelas
Asrama
Ruang makan
Kamar mandi
7. Ketersediaan fasilitas olah raga dan kesehatan
34
BAB X
SERTIFIKASI
Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan kehadiran minimal 100%
dari keseluruhan jam pembelajaran akan mendapatkan sertifikat pelatihan yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 (satu). Sertifikat ditandatangani oleh
Kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan atas nama Menteri Kesehatan RI. Pada halaman
belakang sertifikat ditandatangani oleh panitia penyelenggara.
35
MODUL TOT AKUPRESUR UNTUK PENINGKATAN
KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN
36
MATERI DASAR 1
I. DISKRIPSI SINGKAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
37
A. Kebijakan penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan tradisional
B. Kebijakan Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas terkait pelayanan kesehatan
tradisional
38
pelayanan kesehatan dimana pelayanan kesehatan tradisional sebagai salah satu
upaya dari 17 upaya kesehatan yang harus diselenggarakan secara menyeluruh
terpadu dan berkesinambungan.
39
Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan
kesehatan tradisional
Definisi Operasional :
Meningkatnya akses pelayanan kesehatan tradisional yang berkualitas. Indikator
pencapaian sasaran tersebut adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
tradisional.
b. RS pemerintah menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tradisional
terintegrasi.
c. Tersedianya griya sehat di kabupaten/kota.
Fungsi Puskesmas
40
Kegiatan upaya kesehatan di Puskesmas ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat selain itu penetapan kegiatan upaya
kesehatan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
3. Azas keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan pelayanan setiap upaya Puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
Kertepaduan dilaksanakan baik keterpaduan lintas program dan lintas sektor.
4. Azas rujukan
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan primer, kemampuan yang
dimiliki terbatas. Untuk membantu Puskesmas menyelesaikan berbagai
permasalahan kesehatan dalam masyarakat perlu ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti satu strata fasilitas pelayanan kesehatan ke strata pelayanan
kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti strata fasilitas pelayanan
kesehatan yang sama.
5. Manajemen Puskesmas
Penyelenggaraan berbagai upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh
manajemen Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian
kegiatan yang bekerja secara sistemik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
41
yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistemis yang dilaksanakan oleh
Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga fungsi manajemen
Puskesmas yang dikenal yakni 1)Perencanaan, 2)Pelaksanaan dan
Pengendalian, serta 3)Pengawasan dan Pertanggungjawaban. Semua fungsi
manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
V. Referensi
42
MATERI DASAR 2
I. DISKRIPSI SINGKAT
TUJUAN PEMBELAJARAN
43
2. Fasilitator menggali pendapat peserta mengapa modul/materi ini diperlukan untuk
orientasi ini. Berikan juga kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan
pendapat atau pengetahuannya tentang tatalaksana pelayanan akupresur di
Puskesmas. tuliskan pada kertas flipchart agar dapat dibaca semua orang
3. Fasilitator memandu peserta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi yang
dinamis
1. Aspek Regulasi
a. Undang-undang No.36 tahun 2009
b. Kepmenkes RI Nomor HK.03.01/160/I/20120 Tantang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
c. SKN (Sistem Kesehatan Nasional)
2. Aspek Manajemen
Manajemen pelayanan kesehatan tradisional akupresur terdiri dari perencanaan
(Rencana Usulan Kegiatan/RUK dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan/RPK),
pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan pertanggungjawaban.
Pelayanan kesehatan tradisional harus dilaksanakan secara terpadu dan
berkesinambungan dengan manajemen Pukesmas.
Beberapa hal penting yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan
manajemen pelayanan kesehatan tradisional akupresur adalah :
44
a. Tahap Perencanaan :
Inventarisasi sarana, prasarana dan alat pelayanan akupresur
Jenis dan jumlah bahan penunjang yang dibutuhkan
Inventarisasi keluhan penyakit yang memerlukan pelayanan akupresur
b. Sarana Prasarana
1) Ruang Pelayanan Kesehatan Tradisional
Puskesmas dapat menyediakan ruangan khusus untuk pelayanan akupresur
kesehatan tradisional atau mengoptimalkan ruangan pelayanan yang
tersedia.
4. Aspek Pembiayaan :
Pembiayaan pelayanan kesehatan tradisional akupresur di Puskesmas dapat
berasal dari APBD Kabupaten/Kota , APBD Provinsi, APBN, sumber-sumber lain
yang tidak mengikat dan tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
45
Pasien yang datang ke Puskesmas tetap dilakukan pemeriksaan secara
konvensional dan diagnosis oleh Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
menggunakan ICD X.
Dalam memberikan pilihan pengobatan terdapat tiga pilihan yaitu:
1. Konvensional saja
2. Konvensional + Pelayanan Kesehatan Tradisional (komplement)
Disebut komplemen apabila pelayanan kesehatan tradisional melengkapi
pelayanan kesehatan konvensional.
3. Pelayanan Kesehatan Tradisional (alternatif)
Disebut alternatif apabila pelayanan kesehatan tradisional menjadi pengganti
pelayanan kesehatan konvensional dengan indikasi tertentu.
46
Pelayanan akupresur di Puskesmas, lebih diutamakan kepada upaya preventif,
promotif, dan paliatif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Pasien yang memerlukan pelayanan akupresur dari unit pelayanan yang ada di
Puskesmas dilaksanakan di ruang pelayanan akupresur dengan mematuhi protokol
kesehatan yang berlaku. Pelayanan akupresur dilaksanakan secara terintegrasi
dengan unit pelayanan yang ada atau sebagai klinik pelayanan tersendiri melalui
rekomendasi atau rujukan dari dokter yang ditunjuk.
Rujukan kasus dilakukan sesuai dengan sistem rujukan yang berlaku di Puskesmas.
V. REFERENSI
47
MATERI DASAR 3
I. DISKRIPSI SINGKAT
48
tradisional, pembagian peran petugas Puskesmas dan Lintas Sektor serta langkah-
langkah pembinaan dan pengawasan penyehat tradisional akupresur di wilayah kerjanya,
dan Tata laksana penyelenggaraan pelayanan akupresur oleh penyehat tradisional.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Fasilitator menggali pendapat peserta mengapa modul/materi ini diperlukan untuk orientasi
ini. Berikan juga kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat atau
pengetahuannya tentang pembinaan penyehat tradisional akupresur. tuliskan pada kertas
flipchart agar dapat dibaca semua orang
49
Fasilitator memandu peserta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi yang dinamis
BAHAN PEMBELAJARAN :
Pendahuluan :
Undang-Undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional tahun 2005-2025 menyatakan bahwa pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, maka
pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan,
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat.2.
50
Undang-Undang Republik Indonesia No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah menyatakan bahwa bidang kesehatan merupakan urusan bersama/
konkuren antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pembangunan
kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan termasuk di
antaranya pelayanan kesehatan tradisional.
51
Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional yang dilaksanakan
meliputi :
a. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional diarahkan untuk
meningkatkan mutu pelayanan, keamanan dan manfaatnya bagi kesehatan.
b. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional dilakukan
secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas sampai ke Kementerian
Kesehatan.
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional ditujukan untuk
semua jenis pelayanan kesehatan tradisional yang ada di masyarakat,
diselenggarakan bersama lintas program dan lintas sektor terkait dengan
mengikut sertakan asosiasi penyehat tradisional yang ada.
d. Pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional dilaksanakan
berdasarkan metode yang digunakan, ramuan dan atau keterampilan.
e. Untuk menjamin keamanan dan manfaat pelayanan kesehatan tradisional yang
ada di masyarakat, perlu dilakukan penapisan terhadap metode, alat maupun
bahan yang digunakan melalui penelitian, pengkajian dan pengujian.
f. Penapisan dilakukan oleh SP3T, BKTM dan LKTM, Perguruan Tinggi, dan
institusi lainnya.
g. Pengujian, sertifikasi, akreditasi penyehat tradisional/penyehat tradisional
asing/ metode/obat tradisional, dilakukan oleh “Tim Penguji” yang terdiri dari
Tim atau institusi yang ditunjuk Pemerintah, meliputi unsur Pemerintah, unsur
asosiasi penyehat tradisional, pakar ilmuan terkait, pakar kesehatan serta
lembaga terkait (lembaga penelitian, lembaga pendidikan, dsb).
h. Pelayanan kesehatan tradisional yang telah diuji ternyata terbukti bermanfaat,
aman bagi kesehatan dan sesuai dengan kaidah ilmu kedokteran, dapat
diintegrasikan ke dalam fasilitas pelayanan kesehatan atau dapat
dikembangkan secara tersendiri apabila tidak sesuai dengan kaidah ilmu
kedokteran.
52
i. Tahap Informatif
Tahapan untuk menjaring semua metode pelayanan kesehatan tradisional,
yang asli maupun yang berasal dari luar Indonesia tetapi keberadaannya
diakui oleh masyarakat, termasuk yang secara rasional belum terbukti
bermanfaat.
ii. Tahap Formatif
Tahapan untuk melakukan seleksi terhadap pelayanan kesehatan
tradisional yang telah secara rasional dapat dibuktikan mekanismenya
terhadap kesehatan untuk dapat dilakukan uji coba dalam fasilitas
pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan oleh SP3T, BKTM/LKTM terdekat
beserta Unit Teknisnya.
iii. Tahap Normatif
Tahapan untuk mengusulkan agar jenis pelayanan kesehatan tradisional
yang telah secara rasional dan berdasarkan observasi klinik dapat
dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya, diintegrasikan ke
dalam fasilitas kesehatan formal atau dikembangkan secara tersendiri di
masyarakat.
b. Pola Pembinaan
1) Pola Toleransi
Pembinaan terhadap semua jenis pelayanan kesehatan tradisional yang
diakui keberadaannya di masyarakat dimana pembinaan diarahkan hanya
untuk mengurangi efek samping yang mungkin terjadi.
2) Pola Integrasi
Pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang secara
rasional terbukti aman dan bermanfaat melalui pengujian dari Tim yang
berwenang, mempunyai kesesuaian dengan hakekat ilmu kedokteran dan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan modern dan dapat
dilaksanakan di fasilitas kesehatan formal.
3) Pola Tersendiri
Pembinaan terhadap pelayanan kesehatan tradisional yang secara
rasional terbukti aman, bermanfaat dan dapat dipertanggung jawabkan
tetapi memiliki kaidah tersendiri sehingga dikembangkan dan dibina
secara tersendiri.
53
Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap pelayanan kesehatan
tradisional, pembagian peran dari institusi terkait adalah sebagai berikut :
1. Kementerian Kesehatan
a. Merumuskan kebijakan, sistem, pola, tahap pembinaan, pengawasan dan
pengembangan pelayanan kesehatan tradisional yang mencakup metode,
bahan, obat, alat dan penyehat tradisional.
b. Menyusun Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) pelayanan
kesehatan tradisional.
c. Melakukan sosialisasi NSPK pelayanan kesehatan tradisional yang meliputi
pedoman, petunjuk teknis, bimbingan teknis dan supervisi
d. Mengarahkan kegiatan penapisan melalui pengkajian, teknis dan pengujian di
SP3T, BKTM dan LKTM.
e. Menetapkan jenis atau metode pelayanan kesehatan tradisional yang aman
dan bermanfaat
f. Mengembangkan strategi penerapan integrasi hasil penapisan pelayanan
kesehatan tradisional ke dalam fasilitas pelayanan kesehatan.
g. Mengembangkan sistem monitoring keamanan dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan tradisional
h. Mengembangkan kerjasama luar negeri di bidang pelayanan kesehatan
tradisional
i. Mengembangkan peran penyehat tradisional sebagai motivator dan
komunikator pesan kesehatan.
j. Merumuskan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional secara mandiri
k. Melakukan penapisan teknis terhadap penyehat tradisional asing yang akan
bekerja di Indonesia, ditandai dengan Rekomendasi Menteri Kesehatan.
l. Melakukan pengawasan terhadap iklan dan publikasi pelayanan kesehatan
tradisional
m. Membina kemitraan dengan asosiasi penyehat tradisional tingkat nasional
54
b. Melaksanakan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, lintas
program, lintas sektor terkait, termasuk asosiasi penyehat tradisional dalam
pembinaan dan pengawasan pelayanan kesehatan tradisional.
c. Mengendalikan kegiatan SP3T yang ada di wilayahnya.
d. Mengkoordinasikan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional secara mandiri di tingkat
Provinsi
e. Memberikan surat pengantar atas dokumen permohonan mempekerjakan
penyehat tradisional asing kepada Menteri Kesehatan setelah memeriksa
kelengkapan dokumen permohonan tersebut.
f. Mengirimkan laporan hasil kegiatan program pelayanan kesehatan tradisional
secara berkala ke Kementerian Kesehatan.
g. Membina kemitraan dengan asosiasi penyehat tradisional tingkat provinsi
55
k. Membina kemitraan dengan asosiasi penyehat tradisional tingkat
kabupaten/Kota
4. Puskesmas
a. Melakukan pendataan pelayanan kesehatan tradisional dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data yang terintegrasi dengan
program kesehatan lainnya.
b. Pembinaan dan pengawasan penyehat tradisional di wilayah kerjanya,
dilaksanakan minimal 1 kali setahun dalam bentuk kunjungan lapangan.
c. Mengusulkan petugas Puskesmas dan kader kesehatan tradisional yang
akan dilatih tentang pelayanan kesehatan tradisional yang difasilitasi oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
d. Memberikan surat pengantar kepada penyehat tradisional untuk permohonan
pengurusan STPT/ SIPT ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
e. Mengirimkan laporan secara berkala kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota.
6. Organisasi Profesi
a. Menerima dan memberikan konsultasi terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional sesuai kebutuhan
b. Sosialisasi peraturan kepada anggotanya terkait penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tradisional.
56
g. Meningkatkan dan menilai kompetensi para anggotanya.
h. Meningkatkan pemahaman anggotanya terhadap etika profesi, tata nilai dan
peraturan terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional
di Indonesia
i. Menjadi mediator komunitas antar anggota organisasi
j. Memberikan mediasi dan advokasi kepada anggotanya.
k. Memberikan masukan kepada Kementerian Kesehatan terkait peraturan
tentang pelayanan kesehatan tradisional
1. Pelaksanaan Pembinaan
Pelaksanaan pembinaan penyehat tradisional akupresur, meliputi :
57
2) Pembinaan terhadap kebersihan fasilitas, sarana dan prasarana yang
digunakan agar sesuai dengan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi.
3) Penyuluhan tentang tata cara perizinan dan peraturan terkait lainnya
4) Pembinaan teknis pelayanan akupresur dapat dilakukan bekerjasama
dengan organisasi profesi atau asosiasi penyehat tradisional terkait.
3. Indikator Keberhasilan
4. Sanksi
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dapat memberikan tindakan administratif apabila ditemukan
adanya pelanggaraan dari peraturan yang berlaku.
58
Tindakan administrative dimaksud dapat berupa :
a. Teguran lisan berlaku 30 hari
b. Teguran tertulis berlaku 60 hari
c. Penghentian sementara kegiatan sampai masalahnya selesai.
d. Pencabutan atau rekomendasi pencabutan STPT
Daftar tilik ini secara umum berisi 3 (tiga) aspek penilaian yaitu aspek non
teknis, manajemen dan aspek teknis. Untuk pembinaan dalam aspek teknis,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat melibatkan organisasi profesi kesehatan
atau asosiasi penyehat tradisional terkait yang ada di wilayah kerjanya.
Penilaian terhadap setiap uraian dalam daftar tilik dilakukan dengan
memberikan tanda rumput (v) pada kolom “ya” atau “tidak” sesuai dengan
penilaian kondisi yang ada. Pemberian nilai “ya” diberikan jika seluruh kondisi
yang disyaratkan terpenuhi, kekurangan dalam komponen penilaian berarti
jawaban tidak. Setelah dilakukan penilaian setiap uraian, kemudian diikuti
dengan penjumlahan penilaian “ya” sebagai hasil nilai aktual. Nilai aktual dibagi
dengan nilai harapan, dikali 100% merupakan hasil dari penilaian kepatuhan
penyehat tradisional terhadap pedoman penyelenggaraan pelayanan kesehatan
tradisional keterampilan dan pedoman teknis pelayanan akupresur.
Pengolahan data hasil penilaian dari daftar tilik berupa rekapitulasi hasil
penilaian daftar tilik. Hasil rekapitulasi penilaian ini dapat digunakan sebagai
dasar untuk merencanakan tindakan koreksi dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan akupresur oleh penyehat tradisional melalui pembinaan secara
berkelanjutan.
59
Alamat
Kecamatan
Puskesmas
Petugas Pembina 1. ……………
2. …………….
Berikan penilaian terhadap komponen di bawah ini dengan memberikan tanda rumput
(v) pada kolom ya (Y) atau tidak (T). Kemudian isi kolom nilai aktual dengan
menjumlah jawaban ya (Y)
60
Aktual
2.0 Perlengkapan dalam ruangan
Y T
2.1 Meja dan kursi untuk penyehat tradisional akupresur
2.2 Kursi untuk klien
2.3 Meja atau rak tempat meletakkan alat bantu dan bahan
penunjang
2.4 Tempat gantungan baju klien
2.5 Meja untuk meletakkan barang klien (tas, arloji, dll)
2.6 Tempat tidur untuk klien
2.7 Sprei dan sarung bantal bersih
2.8 Sekat ruang: gordin, dinding, kayu yang memberikan privasi
klien (batas bawah sekat minimal 30 cm dari lantai)
2.9 Handuk kecil untuk lap tangan
2.10 Kain penutup tubuh klien
2.11 Alat komunikasi untuk selfcare/ telemedia
Nilai Harapan 11
61
4.3 Tangan bersih, kuku pendek
4.4 Mencuci tangan dengan benar sebelum melakukan akupresur
Penilaian Nilai Aktual
Nilai Harapan 4
62
6.4.1 Persiapan alat dan bahan penunjang
6.4.2 Mencuci tangan dengan sabun antiseptik secara benar
6.4.3 Penjelasan kepada klien posisi pelayanan akupresur
6.4.4 Mengoleskan krem, minyak, lotion pada lokasi akupresur
apabila diperlukan
6.4.5 Pemijatan awal dengan pijat ringan pada jalur meridian terpilih
atau daerah sekitar keluhan
6.4.6 Pemijatan utama pada titik-titik akupresur terpilih atau
pengurutan jalur meridian sesuai teknik pemijatan yang
terpilih
6.4.7 Pemijatan diakhiri teknik relaksasi
6.4.8 Selama pemijatan klien ditanya apakah terlalu keras atau
terasa sakit
6.4.9 Pengurangan tekanan pemijatan apabila terlalu keras
6.4.10 Pemberitahuan akhir pemijatan
6.5 Evaluasi dan tindakan lanjut
6.5.1 Menanyakan dan mengamati keadaan klien
6.5.2 Pemberiaan anjuran pola hidup sehat sesuai kebutuhan klien
Nilai Harapan 23
63
REKAPITULASI DAFTAR TILIK
Kecamatan
Wilayah Puskesmas
Tanggal
Nama Penyehat
Tradisional
Alamat Griya
2 Perlengkapan Dalam 10
Ruangan
4 Penyehat Tradisional 4
Total Nilai 61
Persentase Kepatuhan
64
D. Tatalaksana Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tradisional Akupresur Yang
Dilaksanakan Oleh Penyehat Tradisional
Akupresur adalah salah satu bentuk pengobatan tradisional keterampilan dengan cara
menekan titik-titik akupunktur dengan penekanan menggunakan jari atau benda tumpul
di permukaan tubuh, dalam rangka mendukung upaya promotif, preventif, dan
rehabilitatif.
Sesuai dengan sejarahnya maka dasar falsafah akupresur adalah falsafah alamiah.
Hukum keseimbangan, sebab akibat, perubahan kualitas dan kuantitas, saling
ketergantungan, holistic, saling mempengaruhi, menjadi pertimbangan dalam
melaksanakan tindakan akupresur. Selama tidak bertentangan dengan irama alam,
pengobatan akupresur aman dilakukan, karena tidak melukai tubuh dan tidak
memasukkan zat-zat tertentu ke dalam tubuh, disamping itu murah dan mudah karena
dapat dilakukan oleh siapa saja yang telah mempelajari ilmu akupresur dengan benar.
Dalam kurun waktu 10 tahun telah banyak diteliti mekanisme kerja rangsang akupresur
oleh pendidikan, setiap mekanisme kerja dapat dijelaskan lebih ilmiah.
65
Semua ruangan harus memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi,
mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang cukup serta memenuhi
syarat estetika sesuai dengan budaya lokal setempat.
66
tertutup. Pelayanan akupresur tidak diperkenankan menggunakan alat-alat
kedokteran.
b. Bahan pendukung, berupa: krem, lotion, atau minyak yang tidak menimbulkan
gatal-gatal atau iritasi. Bahan pendukung yang dipergunakan masih dalam kondisi
baik dan tidak kadaluwarsa. Bahan pendukung tidak boleh tercemar zat lain
seperti alkohol atau air. Penggunaan krim, lotion dan minyak dengan cara
menuangkan secukupnya pada mangkuk kecil untuk menghindari pencemaran
pada bahan pendukung.
c. Handuk kecil untuk lap tangan
d. Kain untuk menutup bagian tubuh klien
e. Sabun anti septik untuk pencuci tangan
f. Mangkuk kecil untuk minyak atau bahan pendukung lainnya
3. PERSYARATAN AKUPRESURIS
a. Registrasi dan perizinan
Akupresuris dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional harus
telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya, yang
ditandai dengan adanya Surat Terdaftar Penyehat Tradisional (STPT).
b. Kebersihan Pakaian
Akupresuris harus menjaga kebersihan pakaian ketika melayani klien.
Pakaian harus bersih dari noda maupun bau. Jika perlu dapat menggunakan gaun
pelindung yang terbuat dari linen atau katun.
c. Kebersihan tangan
Akupresuris harus selalu menjaga kebersihan kuku dan jari-jari tangan. Kuku
Akupresuris harus selalu dipotong pendek. Jika terdapat luka pada tangan
sebaiknya menggunakan alat bantu. Sebelum dan sesudah melakukan pemijatan,
Akupresuris harus mencuci tangan dengan benar, yaitu :
- Melepaskan semua aksesoris pada tangan dan gulung lengan baju sampai
siku
- Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian
- Membasahi mulai dari pergelangan tangan
- Menggunakan sabun dan menggosok tangan sampai berbusa
- Menggosok kedua telapak tangan dengan cepat, selama 10 – 15 detik
- Menggosok punggung tangan
- Menggosok sela-sela jari
- Membilas tangan sampai bersih
- Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering
67
4. ALUR PELAYANAN AKUPRESUR
a. Klien mendaftar di tempat pendaftaran
b. Klien menunggu giliran sesuai nomor urut
c. Klien menuju tempat periksa dan pelayanan
d. Klien dipijat akupresur
e. Klien diberi saran dan jadwal kunjungan berikutnya apabila diperlukan
f. Klien menyelesaikan administrasi pelayanan
b. Seleksi Klien
Untuk seleksi layak dan tidaknya untuk dilakukan tindakan akupresur, maka klien
harus diidentifikasi keluhannya. Klien yang tidak boleh dilayani :
1) Anak usia dibawah 2 tahun
2) Klien sedang berobat dengan obat pengencer darah
3) Klien diketahui menderita kelainan pembekuan darah
4) Luka bakar pada lokasi akupresur
5) Penyakit infeksi pada kulit, koreng pada lokasi akupresur
6) Penyakit Infeksi menular : HIV –AIDS, hepatitis, typhus dan lain-lain.
7) Kondisi umum klien yang sangat lemah dan penyakit berat lainnya
Klien yang tidak dapat dilayani dengan akupresur berdasarkan seleksi klien,
dianjurkan memeriksakan diri ke Puskesmas atau dokter terdekat.
Klien yang akan ditangani dilakukan pencatatan data umum yang meliputi :
- Nama, umur, jenis kelamin, alamat
- Keluhan
68
6. PEMERIKSAAN KLIEN
Klein setelah dianamnesa dan diagnosa oleh nakes dipersilahkan ke ruang pelayanan
sesuai giliran lalu diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, dan
diminta persetujuannya. Jika setuju, dilakukan pemeriksaan selanjutnya :
a. Cara pemeriksaan klien dilaksanakan sesuai dengan teori 4 cara pemeriksaan
terdiri dari pengamatan, pendengaran dan penciuman / penghidu, wawancara,
perabaan
b. Data hasil pemeriksaan dipakai sebagai dasar untuk menyimpulkan letak dan jenis
gangguan kesehatan klien
c. Hasil pemeriksaan dituliskan dalam form data klien
69
3) Persiapan klien.
Klien diberi penjelasan dan diposisikan sesuai kebutuhan, berbaring atau
duduk dalam kondisi nyaman.
70
a. Lama akupresur
Akupresur yang menguatkan (yang) dapat dilakukan selama 30 kali tekanan atau
putaran. Sedangkan akupresur yang dilakukan lebih lama yaitu lebih dari 40 kali
akan menimbulkan reaksi melemahkan (yin)
b. Arah Akupresur
b. Pelaporan
Mekanisme pelaporan dilakukan secara berjenjang dimulai praktik mandiri
penyehat tradisional dari griya kesehatan tradisional ke Puskesmas. Puskesmas
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
kepada Dinas Kesehatan Provinsi. Selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi ke
Kementerian Kesehatan RI yang dilakukan secara berkala.
71
MATERI INTI 1
I. DESKRIPSI SINGKAT
Pada modul anatomi dan fisiologi dasar manusia ini peserta orientasi akan mempelajari
berbagai sistem dan organ-organ dalam tubuh manusia yang berhubungan dengan
akupresur. Sesi ini berisi pokok-pokok bahasan: Pengertian anatomi tubuh manusia,
anatomi permukaan, fisiologi sistem alat gerak, peredaran darah, sistem syaraf, sistem
pencernaan, sistem pernafasan, reproduksi, sistem endokrin dan perkemihan pada
tubuh manusia. Sebagai prasyarat: peserta latih sudah pernah mendapatkan
pembelajaran anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu memahami anatomi dan fisiologi dasar
manusia.
IV.BAHAN BELAJAR
A. Budiono Setiadi, 2011, Anatomi Tubuh Manusia, Laskar Aksara, Bekasi, Jawa Barat.
B. Pearce C Evelyn, 2009, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, cetakan ke- tiga
puluh tiga, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
72
V. LANGKAH-LANGKAH/ PROSES PEMBELAJARAN
Pokok bahasan akan dikemukakan secara runtut oleh fasilitator kepada peserta
pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan
dan petunjuk fasilitator. Proses pembelajaran ini dikemukakan sesuai langkah-langkah
sebagai berikut :
A. Langkah 1
1. Kegiatan fasilitator
a. Kegiatan bina situasi kelas
- Memperkenalkan diri
- Menyampaikan ruang lingkup bahasan
b. Menanyakan dan menggali pendapat peserta latih pengertian tentang anatomi
tubuh manusia dan fisiologinya
2. Kegiatan peserta
a. Menyiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
B. Langkah 2
1. Kegiatan fasilitator
a. Penyampaian materi sub pokok bahasan 1-2, tentang pengertian anatomi tubuh
manusia secara umum, menjelaskan beberapa istilah yang berhubungan dengan
anatomi tubuh manusia dan fisiologinya.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang
jelas
c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta
2. Kegiatan peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.
b. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator
c. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.
C. Langkah 3
1. Kegiatan Fasilitator.
a. Menyebutkan anatomi tubuh manusia dan fisiologinya yang berhubungan dengan
akupresur dengan menggunakan model atau seorang peserta latih sebagai model .
73
b. Meminta peserta latih menyebutkan anatomi dan fisiologi yang ditunjuk oleh
fasilitator
c. Meminta peserta untuk saling berlatih antar teman mengulang menyebutkan
anatomi dan fisiologi tubuh manusia
d. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan refleksi tentang
tanggapan mereka mengenai pembelajaran praktik anatomi dan fisiologi tubuh
manusia.
2. Kegiatan peserta.
D. Langkah 4
1. Kegiatan Fasilitor.
a. Membagikan lembaran soal/test “mengisi nama-nama anatomi pada gambar
anatomi tubuh manusia dan fisiologinya’ kepada seluruh peserta latih .
b. Mengumumkan agar sewaktu mengerjakan soal/test peserta latih diminta untuk:
- Mengerjakan soal/kuis secara jujur
- Mengerjakan soal setelah semua peserta mendapatkan lembaran soal/kuis (ada
aba-aba dari fasilitator).
c. Meminta peserta latih mengerjakan soal/test.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk melakukan refleksi tentang
tanggapan mereka mengenai pembelajaran anatomi dan fisiologi tubuh manusia.
2. Kegiatan peserta.
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta fasilitator sesuai dengan kesempatan yang
diberikan.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas
c. Melakukan kegiatan sesuai dengan petunjuk fasilitator.
d. Melakukan refleksi tentang tanggapan mereka mengenai pembelajaran anatomi dan
fisiologi tubuh manusia.
e. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.
E. Langkah 5.
Penutup
1. Kegiatan nara sumber
74
a. Menutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan atas waktu dan
perhatian yang telah diberikan selama sesi penyampaian materi berlangsung,
b. Mengucapkan permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak berkenan selama
proses pembelajaran.
c. Mengucapkan salam penutup sesi
2. Kegiatan peserta.
a. Memberi sahutan atas ucapan salam fasilitator
b. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian materi oleh
narasumber dalam selembar kertas
75
dasar penelaahan seperti itu dijumpai sejumlah sistem jaringan yang berbeda-beda.
Semua itu dikelompokkan bersama dan diterangkan dalam ilmu anatomi sistematik.
a. Posisi Anatomi : tubuh manusia dipelajari dalam keadaan berdiri tegak dengan
kedua lengan di sisi terbuka dan telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak,
dan mata memandang lurus ke depan.
b. Bidang- bidang imajiner : letak berbagai bagian tubuh dilukiskan dengan membuat
perbandingan pada garis-garis dan bidang khayal. Misalnya bidang medial yang
melalui sumbu tengah tubuh. Struktur yang letaknya lebih dekat pada bidang median
tubuh dibanding struktur lain disebut medial terhadap yang lain. Misalnya otot
pangkal paha yang terletak di sebelah dalam paha adalah medial terhadap
kelompok lainnya yang berada di sebelah luar, yang disebut lateral. Karena itu, sisi
dalam paha disebut aspek medial dan sisi luar disebut aspek lateral.
c. Istilah internal dan eksternal : digunakan untuk melukiskan jarak relatif sebuah organ
atau struktur terhadap pusat rongga. Iga – iga misalnya mempunyai permukaan
interna, yaitu menghadap ke dalam rongga dada, dan permukaan eksterna, yaitu
menghadap ke sebelah luar. Arteri karotis interna terletak di dalam rongga
tengkorak, sedangkan yang eksterna terletak di sebelah luar.
d. Istilah superfisial (di permukaan) dan profunda ( di dalam) digunakan untuk
menunjukkan jarak relatif dari permukaan tubuh. Istilah superior dan inferior
menunjukkan letak relatif tinggi atau rendah, khususnya dalam perbandingan dengan
badan, seperti permukaan superior dan inferior dari klavikula (tulang selangka).
e. Istilah anterior dan posterior merupakan sinonim ventral dan dorsal. Istilah – istilah ini
hanya digunakan untuk orang dalam keadaan berdiri tegak atau “posisi anatomi”.
Misalnya arteri tibialis anterior dan posterior terletak di depan dan belakang tungkai
bawah. Dalam melukiskan permukaan telapak tangan digunakan istilah palmar dan
dorsal, bukan anterior dan posterior.
f. Istilah proksimal dan distal digunakan untuk menunjukkan jauh-dekat, atau jarak dari
sebuah titik tertentu. Misalnya falang proksimal lebih dekat pergelangan tangan
daripada distal, yang terletak lebih jauh. Bila tiga struktur terletak dalam
satu garis yang berjalan mulai dari bidang median tubuh ke samping luar, ini
dilukiskan sebagai letak medialis, intermedialis, dan lateralis. Contohnya dapat dilihat
pada urutan ketiga tulang kuneiformis telapak kaki. Bila tiga struktur terletak dalam
sebuah garis yang berjalan dari depan ke belakang (anterior ke posterior), hal ini
dilukiskan sebagai anterior, medialis, dan posterior, sebagaimana terjadi pada letak
76
ketiga fosa tengkorak. Bila tiga struktur terletak dalam sebuah garis dari atas ke
bawah (superior ke inferior), hal ini dilukiskan sebagai letak superior, medialis, dan
inferior, seperti yang terjadi pada letak urutan sendi sendi radius – ulnaris.
2. Anatomi Permukaan
Anatomi permukaan berarti pelajaran anatomi dalam keadaan hidup. Mereka yang
mempelajari anatomi mempunyai sumber pengetahuan yang langsung dapat
digunakan, yaitu tubuhnya sendiri. Berbagai bagian tulang yang menonjol dan dapat
diraba melalui kulit dapat digunakan sebagai pedoman. Letak berbagai organ dan
alat-alat dalam dapat dilukiskan kaitannya dengan tulang-tulang itu.
Salah satu cara untuk menentukan titik akupunktur / akupresur adalah berdasarkan
tanda-tanda anatomi permukaan. Cara menentukan titik berdasarkan tanda - tanda
anatomi permukaan tubuh, dibedakan menjadi tanda-tanda yang tetap dan bergerak.
Tanda-tanda tetap meliputi tonjolan, cekungan yang dibentuk oleh sendi dan otot,
konfigurasi dari pancaindera, garis rambut, kuku jari tangan dan kaki, papilla
mammae dan umbilicus. Tanda-tanda bergerak menunjukkan misalnya : celah,
cekungan, keriput atau tonjolan yang dibentuk oleh sendi, otot, tendon dan kulit
Ada tiga cara untuk menentukan titik akupunktur yaitu berdasarkan : 1. Tanda- tanda
anatomi permukaan (anatomical landmark), 2. Pengukuran perbandingan tulang
(bone cun) dan 3. Pengukuran dengan jari tangan (finger cun).
Anatomical Landmark
77
Dalam ilmu akupresur bagian anterior lengan atas disebut aspek medial, di mana
titik-titik tiga meridian yin tangan menyebar, bagian dorsal lengan atas disebut aspek
dorsal tempat penyebaran titik akupresur tiga meridian yang tangan.
Di tungkai terdapat tiga aspek yaitu aspek medial di mana tiga meridian yin kaki
menyebar. Aspek lateral dan posterior tempat menyebar titik-titik akupresur tiga
meridian yang kaki. Garis tengah tubuh bagian anterior tempat menyebarnya titik-titik
akupresur meridian Ren, garis tengah bagian posterior tubuh tempat menyebar titik-
titik akupresur meridian Du.
78
2) Sendi atau persambungan pada kerangka.
Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang kerangka. Ilmu yang
mempelajari persendian disebut artrologi. Terdapat tiga jenis sendi utama:
sendi fibrus (sinartroses), sendi tulang rawan (amfiartroses), dan sendi
synovial atau diartroses. Sendi juga dapat diklasifikasikan menurut
kemungkinan gerakannya : tak bergerak, sedikit bergerak, dan bergerak luas.
bit.lipi.go.id
79
Sumber: http: // sectiocadaveris.files. wordpress.com/2009/12
80
Sumber: http: // sectiocadaveris.files. wordpress.com/2009/12
3) Otot Kerangka
Otot-otot kerangka merupakan salah satu dari empat kelompok jaringan
pokok. Miologi adalah ilmu yang mempelajari otot. Otot dikaitkan pada tulang,
tulang rawan. ligamen dan kulit. Yang langsung terletak di bawah kulit adalah
datar, dan yang pada anggota gerak adalah panjang.
Otot kerangka biasanya dikaitkan pada dua tempat tertentu, tempat yang
terkuat disebut origo (asal) dan yang lebih dapat bergerak disebut insersio.
Origo dianggap sebagai tempat otot timbul dan insersio adalah tempat ke
arah mana otot berjalan. Tempat terkhir ini adalah struktur
yang menyediakan kaitan yang harus digerakkan otot itu. Kecuali pada
sebagian otot, setiap otot dapat menggerakkan baik origo maupun
insersionya. Karena itu, origo dan insersio dapat berbalik fungsi.
81
Tendon, misalnya tendon Achilles, mengikat otot pada tulang. Urat-urat ini
berupa serabut-serabut simpai yang putih, berkilap, dan tidak elastik.
Fasia adalah campuran jaringan fibrus dan areolar yang membungkus dan
mengikat jaringan lunak tubuh. Dalam bagian – bagian tertentu, seperti di
dalam tapak tangan, fasia ini sangat padat dan kuat. Misalnya fasia palmaris.
Retikulum adalah bagian – bagian padat dan fasia dalam, menambat tendon
– tendon yang berjalan melalui pergelangan dan mata kaki masuk ke dalam
tangan dan kaki.
82
Sumber: muhammadmatchel.blogspot.com
83
S
umb
er:
muh
amm
adm
atch
el.bl
ogsp
ot.co
m
84
a. Sistem saraf :
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas
menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi oleh tubuh. Sistem
saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Susunan sistem saraf tersusun dari Sistem Saraf Pusat ( SSP) dan Sistem Saraf
Tepi ( SST). SSP terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan
SST terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang
(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak dengan fungsi
yang sangat penting sehingga perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-
ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1) Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2) Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah
sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3) Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat
dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi
oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi yang sama
tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau
kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang
belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan
bagian korteks berupa materi putih.
85
1) Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
86
d) Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil
bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti
bersin, batuk, dan berkedip.
bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari
sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk
dorsal terdapat badan sel saraf penghubung
(asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan
akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih terdapat serabut
saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat
saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang
membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran
desenden.
87
4) Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom ). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang
kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang
tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan,
dan sekresi keringat. SST ini terletak bebas di antara jaringan – jaringan
tubuh, mudah dilihat sewaktu menyayat kulit, otot sebaagi benang – benang
putih mengkilat yang menghubungkan kulit dengan pusat persyarafan dan
pusat persyarafan dengan alat – alat tubuh seperti otot, kelenjar dan lain
sebagainya.
88
Pasangan saraf kranial :
1) Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2) Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3) Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5,
7, 9, dan 10.
- Saraf kranial yang bersifat sensorik : NI, II, V, VII, VIII, IX dan X
89
b) Sistem saraf Tak Sadar/ Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan
parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai
ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
Parasimpatik Simpatik
1. mengecilkan pupil
1. memperbesar pupil
2. menstimulasi aliran ludah
2. menghambat aliran ludah
3. memperlambat denyut jantung
3. mempercepat denyut jantung
4. membesarkan bronkus
4. mengecilkan bronkus
5. menstimulasi sekresi kelenjar
5. menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
pencernaan
6. mengerutkan kantung kemih
6. menghambat kontraksi kandung
kemih
90
5) Sistem Peredaran /sirkulasi
Sistem peredaran terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe.
Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran
melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung.
91
Jantung tersusun atas otot serang lintang yang bersifat khusus dan
terbungkus sebuah membrane yang disebut pericardium. Membran itu terdiri
atas dua lapis, pericardium visceral adalah membrane serus yang
lekat sekali pada jantung dan pericardium parietal adalah lapisan fibrus yang
terlipat ke luar dari basis jantung dan membungkus jantung sebagai kantong
longgar. Karena susunan ini, jantung berada di dalam dua lapis kantong
pericardium, dan di antara dua lapisan itu ada cairan serus. Karena sifat
meminyaki dari cairan itu, jantung dapat bergerak bebas.
tebal dari membran ini. Tebal dinding jantung dilukiskan sebagai terdiri atas
tiga lapis : Perikardium atau pembungkus luar, Miokardium atau lapisaan otot
tengah dan Endokardium atau batas dalam.
Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel paling tebal dan
dinding di sebelah kiri lebih tebal dari dinding ventrikel sebelah kanan, sebab
kekuatan kontraksi ventrikel kiri jauh lebih besar daripada yang
kanan.Dinding atrium atas otot yang lebih tipis.
Sebelah dalam dinding ventrikel ditandai berkas - berkas otot yang tebal.
Beberapa berbentuk puting, yaitu otot - otot papilaris. Pada tepi bawah otot-
otot ini terkait benang - benang tendon tipis, yaitu kordae tendinae. Benang-
benang ini mempunyai kaitan kedua yaitu pada tepi bawah katup atrio-
ventrikuler. Kaitan ini menghindarkan kelopak katup terdorong masuk ke
dalam atrium, bila ventrikel berkontraksi .
Lobang aorta dan arteri pulmonalis dijaga katup semilunar. Katup antara
ventrikel kiri dan aorta disebut katup aortic, yang menghindarkan darah
mengalir kembali dari aorta ke ventrikel kiri. Katup antara ventrikel kanan dan
92
arteri pulmonalis disebut katup pulmonalis yang menghindarkan darah
mengalir kembmali ke dalam ventrikel kanan.
Penyaluran darah dan saraf ke jantung. Arteri koronaria kanan dan kiri
yang pertama-tama meningggalkan aorta dan kemudian bercabang menjadi
arteri-arteri lebih kecil. Arteri-arteri kecil ini mengitari jantung dan
menghantarkan darah ke semua bagian organ ini. Darah yang kembali dari
jantung terutama dikumpulkan sinus koronaria dan langsung kembali ke
dalam atrium kanan.
saraf vagus dan simpatetik. Cabang urat-urat saraf ini berjalan ke nodul
sinus-atrial. Pengaruh vagus, yang merupakan bagian dari sistem
parasimpatik atau sistem otonomik menyebabkan gerakan jantung
diperlambat atau dihambat.
Secara normal jantung selalu mendapat hambatan dari vagus. Akan tetapi,
bila tonus vagus atau “rem” ditiadakan untuk memnuhi kebutuhan tubuh
sewaktu bergerak cepat atau dalam keadaan hati panas, irama debatran
jantung bertambah. Sebaliknya waktu tubuh istirahat dan keadaan jiwa
tenang, iramanya lebih perlahan.
Siklus jantung. Jantung adalah sebuah pompa dan kejadian- kejadian yang
terjadi dalam jantung selama peredaran darah disebut siklus jantung.
Gerakan jantung berasal dari nodus sinus atrial, kemudian kedua atrium
berkontraksi. Gelombang kontraksi ini bergerak melalui berkas His kemudian
ventrikel berkontraksi. Gerakan njantung terdiri dari dua jenis, yaitu kontraksi
atau sistol, dan pengenduran atau diastole. Kontraksi dari kedua atrium
terjadi serentak dan disebut sistol atrial, pengendurannya disebut diastole
atrial. Serupa dengan itu kontraksi dan pengenduran ventrikel disebut juga
sistol dan diastole ventrikuler. Lama kontraksi ventrikel adalah 0,3 detik dan
tahap pengendurannya selama 0,5 detik. Dengan cara ini jantung terus
menerus, siang malam, selama hidupnya. Dan otot jantung mendapat
istirahat sewaktu diastole ventrikuler.
Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan
lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat karena harus
mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah
93
arteri sistematik. Meskipun ventrikel kanan juga memompa volume darah
yang sama, tetapi tugasnya hanya mengirimkannya ke sekitar paru paru di
maan tekanannya jauh lebih rendah.
Bunyi Jantung. Selama gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara
yang disebaabkan katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertama
disebabkan menutupnya katup atrio-ventrikuler, dan kontraksi ventrikel. Yang
pertama adalah panjang dan rata, yang kedua pendek
dan tajam. Demikianlah, yang pertama terdengar seperti ”lub” dan yang
kedua seperti “duk”. Dalam keadaan normal jantung tidak membuat bunyi lain,
tetapi bila arus darah cepat atau bila ada kelainan pada katup atau salah satu
ruangannya, maka dapat terjadi bunyi lain, bisanya disebut ”bising”.
Debaran jantung atau lebih tepat debaran apeks adalah pukulan ventrikel kiri
pada dinding anterior, yang terjadi selama kontraksi ventrikel. Debaran ini
dapat diraba, dan sering terlihat juaga pada ruang interkostal ke lima kiri, kira
-kira empat sentimeter dari garis tengah sternum.
Sifat otot jantung. Otot jantung mempunyai cirri- cirinya yang khas.
Sirkulasi darah
Jantung adalah organ utama sirkulasi darah. Aliran darah dari ventrikel kiri
melalui arteri, arterola, dan kapiler kembali ke atrium kanan memelui vena
94
disebut peredaran darah besar atau sirkulasi sistemik. Aliran dari ventrikel
kanan, melalui paru –paru, ke atrium kiri adalah peredaran kecil atau sirkulasi
pulmonal.
Sirkulasi portal. Darah dari lambung, usus, pancreas, dan limpa dikumpulkan
vena porta (pembuluh gerbang). Di dalam hati hati vena ini membelah diri ke
dalam sistem kapiler kemudian bersatu dengan kapiler- kapiler arteria
hepatika. Arteri ini mengharuantarka darah adri aorta ke
hati menjelajahi seluruh organ ini. Persediaan darah ganda ini dikumpulkan
sebuah sistem vena yang bersatu membentuk vena hepatika. Vena ini
menghantarkan darahnya ke vena kava inferior kemudian ke jantung.
Darah
Volume darah total normal yang beredar kira-kira 80% berat badan atau 5600
ml pada orang 70 kg.Darah tersusun dari plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah meliputi 55% dari seluruh bagian darah, sedangkan 45%
sisanya adalah berupa sel-sel darah.
Plasma darah
Bagian cair darah yaitu plasma adalah suatu larutan yang baik sekali yang
mengandung molekul anorganik, molekul organic (protein, glukosa, lemak)
dan garam-garam mineral.Volume normal plasma kira-kira 5%
95
berat badan, atau secara kasar pada laki-laki 70 kg , 3500 ml. Bila darah
lengkap dibiarkan membeku dan bekuan dibuang cairan yang tertinggal
dinamakan serum
Protein plasma
Protein plasma biasanya terdiri dari fraksi albumin, globulin dan fibrinogen.
Albumin berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik darah. Selain itu albumin
berperan sebagai pengemban untuk logam, ion asam lemak, asam amino,
bilirubin, enzim dan obat-obatan.
Unsur seluler darah adalah sel darah merah (eritrosit) , sel darah putih
(leukosit), dan trombosit-trombosit tersuspensi dalam plasma
Sel darah merah (eritrosit) membawa hemoglobin dalam sirkulasi. Sel darah
merah berbentuk cakram bikonkaf. Pada mamalia sel-sel darah merah
kehilangan intinya sebelum memasuki sirkulasi, tidak memiliki mitokondria.
Pada manusia sel darah merah hidup dalam sirkulasi selama 120 hari.
96
Jumlah rata-rata sel darah merah normal pada laki-laki 5,4 juta /μL dan pada
wanita kira-kira 4,8 juta / μL.Tiap-tiap sel darah merah manusia diantaranya
kira-kira 7,5 μL dan tebalnya 2 μm.Mengandung ± 250 juta
Pembentukan sel darah merah disebut eritropoeisis yang diatur oleh suatu
hormon glikoprotein yang beredar dinamakan eritropoeitin yang dibentuk oleh
kerja dari faktor ginjal pada globulin plasma. Dalam sirkulasi kira-kira terdapat
3 x 1013 sel darah merah dan kira-kira 900 gram hemoglobin dalam sirkulasi
darah laki-laki dewasa 70 Kg , dan setiap 0,3 gram dihancurkan dan 0,3 gram
disintesis.
Bila sel darah merah tua , akan dihancurkan dalam sistem retikuloendotelial,
bagian globin molekul hemoglobin dipisahkan dan hem diubah menjadi
biliverdin . Pada manusia sebagian biliverdin yang dibentuk dari heme diubah
menjadi bilirubin. Bilirubin disimpan dalam kantung empedu untuk
disekresikan pada saluran pencernaan. Besi dari hem dipakai kembali untuk
sintesis hemoglobin .
Normal terdapat 4000-11.000 sel darah putih per mikroliter darah manusia.
Pada mamalia sel darah putih dapat dibedakan dalam 5 tipe. Neutrofil, basofil,
eosinofil mempunyai inti yang bentuknya tidak teratur (karena itu sering
disebut polimorfonuklear) dan granula sitoplasmik jelas (tergolong granulosit).
Monosit dan limfosit (tergolong agranulosit) yaitu sel dengan inti yang besar
dan bulat dan sedikit sitoplasma agranuler dan inti berbentuk ginjal.
97
6) Sistem Perkemihan :
Sistem urinari terdiri atas :
Ginjal, yang mengeluarkan sekret urin.
Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
Kandung kemih, yang bekerja sebagai penampung.
Uretra, yang mengeluarkan urine dari kandung kemih.
Ginjal :
Ureter. Terdapat dua ureter berupa dua pipa saluran, yang masing – masing
bersambung dengan ginjal dan dari ginjal berjalan ke kandung kencing. Tebal
setiap ureter kira - kira setebal tangkai bulu angsa dan panjngnya 35 sampai
45 sentimeter. Terdiri atas dindidng luar yang fibrus, lapisan tengah yang
berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter mulai sebagai pelebaran
hilum ginjal dan berjalan ke bawah melalui rongga abdomen masuk ke dalam
pelvis dan dengan arah oblik bermuara ke dalam sebelah posterior kandung
kemih..
Kandung kemih. Kandung kemih bekerja sebagai penampung urin, organ ini
berbentuk buah pir (kendi). Letaknya di dalam pangggul besar, di depan isi
lainnya, dan di belakang simfisis pubis. Pada bayi letaknya lebih tinggi.
Bagian terbawah terpancang serta yang disebut basis, bagian atas atau
fundus naik kalau kandung membesar karena urine. Puncaknya (apeks)
mengarah ke depan bawah dan ada di belakang simfisis pubis.
98
- Sebuah lapisan serus sebelah luar
- Lapisan berotot
- Lapisan submukosa
- Lapisan mukosa dari epithelium transisional.
Tiga saluran bersambung dengan kandung kencing. Dua ureter bermuara
secara oblik di sebelah basis, letak oblik ini menghindarkan urin mengalir
kembali ke dalam ureter. Uretra ke luar dari kandung di sebelah depan.
Daerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra segitiga kandung
kencing (trigonum vesika urinarius). Pada wanita kandung kencing terletak di
antara simfisis pubis, uterus, dan vagina. Dari uterus kandung kencing
dipisahkan lipatan peritoneum-ruang utero-vesikal atau ruang Douglas.
Uretra adalah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke
lubang luar, dilapisi membrane mukosa yang bersambung dengan membrane
yang melapisi kandung kencing. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot
lingkar, yang membentuk sfingter uretra. Pada wanita panjang uretra adalah
2,5 sampai 3,5 sentimeter, pada pria 17 sampai 22,5 sentimeter.
7) Sistem Reproduksi
a) Organ - organ sistem Reproduksi.
Sel - sel reproduksi berkembang di sebelah depan ginjal dan kemudian
tertanam sebagai kolom - kolom sel yang kemudian membentuk kelenjar
reproduksi yang berisi sel benih dan juga membentuk struktur sekelilingnya.
Ovum adalah sel benih wanita dalam ovarium, dan spermatozoon adalah sel
benih laki–laki pada testis. Pada masa remaja sel benih ini berkembang
bersamaan dengan perubahan yang menentukan sifat laki - laki dan wanita.
99
b) Organ Reproduksi Wanita:
Organ untuk reproduksi dapat dibagi dalam organ eksterna dan interna.
Organ eksterna : bersama - sama dikenal sebagai vulva, dan terdiri atas
bagian - bagian sebagai berikut :
Mons veneris, sebuah bantalan lemak yang terletak di depan simfisis pubis.
Daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
Labia Mayora (bibir besar) adalah dua lipatan tebal yang membentuk sisi
vulva, dan terdiri atas kulit dan lemak, dan jaringan otot polos, pembuluh
darah dan serabut saraf. Labia mayora panjangnya kira-kira 7,5 sentimeter.
Nimfae atau labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil dari kulit di
antara bagian atas labia mayora. Labianya mengandung jaringan erektil.
Klitoris (kelentit) adalah sebuah jaringan erektil kecil yang serupa dengan
penis laki - laki. Letaknya anterior dalam vestibula.
Vestibula adalah lipatan labia yang bersambung dengan vagina. Uretra juga
masuk ke dalam vestibula di depan vagina, tepat di belakang klitoris. Kelenjar
vestibula mayor(Bartholini) terletak tepat di belakang labia mayora di setiap
sisi. Kelenjar ini mengeluarkan lendir dan salurannya ke luar antar hymen dan
labia minora. Himen adalah diafragma dari membrane tipis, di tengahnya
berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir ke luar. Letaknya di
mulut vagina dan dengan demikian memisahkan genitalia eksterna dan
interna.
Vagina adalah tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epithelium
bergaris yang khusus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf secara
berlimpah. Panjang vagina dari vestibula sampai uterus. Dindidng-dindingnya
bersambung secara normal, dan mengelilingi bagian bawah serviks uteri, dan
di sebelah belakang naik lebih tinggi dari yang didepan. Lekukan sempit di
depan disebut forniks anterior dan yang di sisi-sisinya disebut forniks lateral,
sedangkan yang di belakang disebut forniks posterior vagina.
100
Struktur.
Dinding vagina terdiri atas tiga lapis : lapisan dalam adalah selaput lendir
(membran mukosa) yang dilengkapi lipatan-lipatan atau rugae, sehingga
mempunyai rupa seakan - akan ditutupi papilla (selaput lendir vagina terdiri
atas sel epitel gepeng berlapis); lapisan luar adalah lapisan berotot yang
terdiri atas serabut longitudinal dan melingkar; dan antar kedua lapisan ini
gterdapat sebuah lapisan dan jaringan erektil terdiri atas jaringan areoler,
pembuluh darah, dan beberapa serabut otot tak bergaris.
Organ reproduksi bagian dalam, yang tereletak di dalam pelvis, adalah uterus,
dua ovarium, dan tuba uteri (falopii).
Uterus (rahim)
Struktur:
Uterus adalah organ yang tebal berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam
pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya
disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya
disebut endometrium. Peritoneum menutupi sebagaian besar tidak
seluruhnya) permukaan luar uterus. Letak uterus sedikit antefleksi pada
bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar ke depan) dengan
fundusnya terletak di atas kandung kencing. Di bawah bersambung dengan
vagina dan di sebelah atasnya tuba uterine masuk
101
Fungsi Uterus.
Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus
berkontraksi secara ritmik dam mendorong bayi dan plasenta ke luar
kemudian kebali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai
involusi.
Struktur.
Kedua ovarium adalah kelenhjar berbentuk biji buah kenari, terletak di kanan
dan kiri uterus, di bawah tuba uterin, dan terikat di sebelah belakang oleh
ligamentum latum uteri. Ovarium berisi sejumlah besar ovum belum matang,
yang disebut oosit primer. Setiap oosit di kelilingi sekelompok sel folikel
pemberi makanan. Pada setiap siklus haid dari sebuah ovarium ini mulai
matang dan kemudian cepat berkembang menjadi folikel ovary yang
vesiskuler.(folikel Graaf).
Sewaktu folikel Graaf berkembang, perubahan terjadi di dalam sel - sel ini,
dan cairan likuor folikuli memisahkan sel-sel dari membran granulose menjadi
beberapa lapis. Pada tahap inilah dikeluarkan hormon Estrogen. Pada masa
folikel Graaf mendekati pengembangan penuh atau pematangan, letaknya
dekat permukaan ovarium, dan menjadi makin mekar karena cairan,
sehingga menonjol, seperti pembengkakan yang menyerupai kista pada
permukaan ovarium. Tekanan dari dalam folikel menyebabkan sobek dan
cairan serta ovum lepas melalui rongga peritoneal masuk ke lubang yang
berbentuk corong dari tuba uteri.
Setiap bulan sebuah folikel berkembang dan sebuah ovum dilepaskan dan
dikeluarkan pada saat kira-kira pertengahan (hari ke 14) siklus menstruasi.
102
Tuba Uteri (Falopii)
Tuba Uteri atau saluran telur, berjalan di sebelah kiri dan sebelah kanan
sebuah, dari sudut atau uterus ke samping, di tepi atas ligamen lebar ke arah
sisi pelvis. Panjangnya kira - kira 10 sentimeter, dan di ujung bagian dekat
uterus menyempit. Makin jauh dari rahim makin membesar dan membentuk
ampula, dan akhirnya belok ke bawah untuk berakhir menjadi tepi berfimbria.
Salah satu umbai (fimbria) menempel ke ovarium. Tuba uteri ditutupi
peritoneum; di bawah peritoneum ini terdapat lapisan berotot yang terdiri atas
serabut longitudinal dan melingkar. Lapisan dalam dari tuba ini terdiri atas sel
epitelilum yang bersilia. Lubang ujung tuba uteri menghadap ke peritoneum,
maka dengan demikian terbentuk jalan dari vagina, melalui uterus dan tuba
masuk rongga peritoneum, sehingga pada wanita peritoneum berupa kantong
terbuka, buka tertutup. Ovarium dan tuba uteri mendapat darah dari arteria
ovarika dan pelayanan persarafan diambil dari pleksus hipogastrik dan
pleksus ovarikus.
Fungsi normal tuba uteri adalah menghantarkan ovum dari ovarium ke uterus.
Juga menyediakan tempat untuk pembuahan.
Kelenjar Mammae
103
b) Urethra yaitu bagian untuk mengeluarkan sperma.
Lain dengan traktus urinarius pada perempuan yang terpisah sama sekali
dari traktus genitalis, pada laki-laki tidak terpisah. Uretra meninggalkan
kandung kencing dan melalui kelenjar prostat bagian tersebut dikenal sebagai
uretra pars prostatika, berjalan ke uretra membranosa, kemudian ke luar
melalui penis.
- menerima makanan
- memecah makanan menjadi zat –zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan).
- menyerap zat - zat gizi ke dalam aliran darah.
- membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna tubuh. Saluran
pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus
halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ - organ yang terletak di luar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati
dan kandung empedu.
104
gigi depan (incisivus) dan dikunyah oleh gigi belakang (molar, geraham)
menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim - enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Pada saat makan , aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa
menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim, misalnya lisozim, yang menelan protein
dan menyerang bakteri secara langsung.Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis. Epiglotis akan tertutup agar
makanan tidak masuk ke dalam pipa udara (trakea) dan ke paru-paru,
sedangkan bagian atap mulut sebelah belakang (palatum mole, langit-
langit lunak) terangkat agar makanan tidak masuk ke dalam hidung.
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran berotot yang berdinding
tipis dan dilapisi oleh selaput lendir. Kerongkongan menghubungkan
tenggorokan dengan lambung. Makanan didorong melalui kerongkongan
bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi
otot ritmik yang disebut dengan peristaltik.
b) Lambung :
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara
ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang
melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
- lendir,
- asam klorida,
- prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
c) Usus Halus:
Usus Halus, Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus . Makanan
masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang
bisa dicerna oleh usus halus.
d) Pankreas:
Pankreas merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar:
- Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
105
- Pulau pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim
pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam
darah.
Ada 3 hormon yang dihasilkan oleh pancreas, yaitu :
- Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah
- Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah
- Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormon
lainnya (insulin dan glukagon).
e) Hati :
Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi,
beberapa di antaranya berhubungan dengan pencernaan dan
detoksifikasi. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus
yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini
mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang
lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.
Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati ,
dimana darah yang masuk diolah .
- Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
- Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga
dapat digunakan oleh tubuh . Hati melakukan proses tersebut dengan
kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah
dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh
dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan.
Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk
membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di
dalam kandung empedu .
106
menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang
mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian
sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur
dengan makanan.
lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh
dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar. Anus
merupakan lubang di ujung saluran
107
Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau
benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke
paru, disebut sebagai pleura viseral. Sedangkan pleura parietal menempel
pada dinding rongga dada dalam. Di antara pleura viseral dan pleura parietal
terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga
memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa
ada gesekan dengan dinding dada. Rongga dada diperkuat oleh tulang-
tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri dari kostae
(iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan,
dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian
belakang.Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang
berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam
bernafas adalah sebagai berikut :
10.Sistem Endokrin
Organ Endokrin
Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah
nama organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan
108
kelenjarnya melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah
yang beredar di dalam jaringan kelenjar. Kata endokrin berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “sekresi ke dalam”, zat aktif utama dari sekresi interna ini
disebut”hormon”, dari kata Yunani yang berarti “merangsang”. Beberapa
organ endokrin menghasilkan satu hormon tunggal, sedangkan yang lailn
menghasilkan dua atau beberapa jenis hormon: misalnya kelenjar hipofisis
menghasilkan beberapa jenis hormon yang mengendalikan kegiatan banyak
organ lain; karena itulah kelenjar hipofisis dilukiskan sebagai “kelenjar
pimpinan tubuh”.
Beberapa organ endokrin :
Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior.
Kelenjar tiroid dan paratiroid.
Kelenjar suprarenal, korteks dan medula.
Kelenjar timus dan badan pineal.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ
dan kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam
pankreas, gastrin di dalam lambung, Estrogen dan progesteron di dalam
ovarium, dan testosteron di dalam testis.
109
Hormon adrenokortikotropik(ACTH) menegndalikan kegiaatn kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang bersal dari korteks kelenjar
suprarenal ini.
Hormon gonadotropik : Hormon perangsang folikel (follicle- stimulating -
hormon - FSH) merangsang perkembangan folikel Graaf di dalam
ovarium dan pembentukan sprematozoa di dalam testis. Luteinizing
hormon, (LH) atau Insterstitial Cell Stimulating Hormon (ICSH)
mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron di dalam ovarium dan
testosteron di dalam testis. Hormon ke tiga dari hormon gonadotropik ini
adalah luteotrofin atau prolaktin, mengendalikan sekresi air susu, dan
mempertahankan adanya korpus luteum selama hamil.
Kelenjar tiroid. Terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan
dan kiri trakhea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut
ismus tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah depannya.
Struktur. Kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi
epitelium silinder, mendapat persediaan darah berlimpah, dan yang disatukan
jaringan ikat. Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu
koloida tiroid, yang mengandung zat senyawa yodium; zat aktif yang utama
ini adalah hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke
aliran darah, baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi. Sekresi tiroid diatur sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar
hipofisis, yaitu hormon tirotropik. Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian
dengan kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam
jaringan; bekerja sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur
penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya mengatur pengeluaran karbon
dioksida.
110
dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan miksudema; proses metabolik
mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat, gerakannya
lamban, cara berfikir dan bicara lamban, kulit menjadi tebal dan kering, serta
rambut rontok dan menjadi jarang. Suhu badannya di bawah normal dan
denyut nadi perlahan.
Kelenjar Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar
paratiroid, di dalam leher. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid.
Mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di
dalam darah dan tulang.
Kelenjar Timus
111
Kelenjar timus terletak di dalam toraks, kira- kira pada ketingian bifurkasi
trakea. Warnanya kemerah - merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi
yang baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit.
Ukurannya bertambah, pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram,
dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan
ada hubungannya dengan produksi antibodi.
Kelenjar Adrenal
112
melalui mulut melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin mengendalikan
kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan dalam hal kekurangan,
seperti pada diabetes, akan memperbaiki kemampuan sel tubuh mengadopsi
dan menggunakan glukosa dan lemak.
Keadaan sebaliknya ialah hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat
terjadi sebagai akibat kelebihan dosis insulin, atau karena pasien tidak makan
makanan (atau muntah barangkali) setelah suntikan insulin, sehingga
kelebihan insulin dalam darahnya menyebabkan koma hipoglikemia.
Demikianlah maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat
disebabkan tidak adanya insulin, atau terlampau banyak insulin (koma
hipoglikemia) yang diobati dengan glukosa.
Kelenjar pinealis berbentuk kecil merah seperti buah cemara dan terdapat di
dekat korpus kalosum. Fungsinya belum terang. Kelenjar lain yang
menghasilkan sekresi interna penting adalah pankreas, dan kelenjar kelamin.
VII. Referensi :
1. Buku Anatomi Tubuh Manusia, Setiadi Budiyono, dr, Laskar Aksara, Bekasi, Jawa
Barat, 2011.
2. Buku Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, cetakan ke tiga puluh tiga, Evelyn C.
Pearce, PT. Gramedia Pustaka, 2009.
113
Lembar Penugasan MI.1
Panduan Demonstrasi
Materi Inti 1
ANATOMI DAN FISIOLOGI DASAR MANUSIA
114
MATERI INTI 2
DASAR- DASAR AKUPRESUR
I. DESKRIPSI SINGKAT
Penusukan jarum pada titik-titik akupuntur menurut teori akupuntur tidak hanya dapat
dilakukan dengan jarum saja, tetapi boleh menggunakan alat berbeda dengan pijat urut
yang telah lama dikenal oleh bangsa Indonesia sebagai warisan budaya turun temurun
yang ilmunya belum terstruktur, akupresur menggunakan teori dasar akupunktur sebagai
landasan teorinya. Falsafah dasar, tata cara pemeriksaan, diagnosa dan tata laksana
terapinya sama dengan akupunktur, hanya dalam pelaksanaan terapi tidak menggunakan
jarum melainkan menggunakan jari atau benda tumpul lainnya sebagai alat
perangsangan. Oleh karena itu akupresur dapat dipertanggungjawabkan secara jelas
keamanan dan manfaatnya.
Dalam modul ini diuraikan secara singkat teori dasar akupresur yang diambil dari
teori dasar akupunktur, sebagai pedoman bagi pelaksanaan terapi akupresur.
Teori dasar akupresur dalam modul ini membahas tentang pengertian dan sejarah
akupresur, pandangan Holistik, teori yin yang, teori Pergerakan Lima Unsur, teori Energi
Vital (qi), teori Fenomena Organ, dan teori Penyebab Penyakit.
115
C. POKOK BAHASAN
1. Pengenalan dan sejarah akupresur
Sub pokok bahasan
a. Pengertian akupresur
b. Fungsi pijat akupresur
c. Sejarah perkembangan akupresur
d. Pandangan holistic
116
D. BAHAN BELAJAR
1. Buku pedoman pelatihan akupresur untuk petugas kesehatan
2. Powerpoint, gambar, patung, lembar kerja.
2. Inti
a. Menjelaskan materi pengertian dan a. Memperhatikan uraian materi
sejarah akupresur b. Menjawab dan menanyakan inti
b. Menjelaskan materi pandangan materi yang belum dimengerti
holistik c. Simulasi
c. Menjelaskan materi yin yang d. Membentuk kelompok diskusi
d. Menjelaskan materi pergerakan lima e. Mengerjakan tugas kelompok
unsur f. Memaparkan hasil diskusi
e. Menjelaskan materi energi vital kelompok
f. Menjelaskan materi fenomena organ
g. Menjelaskan materi penyebab
penyakit
h. Menanyakan beberapa inti materi
sebagai contoh
i. Mengatur kelompok diskusi
j. Memberikan tugas kelompok
k. Memimpin simulasi
3. Penutupan
a. Tanya jawab mengenai penguasaan
materi a. Menjawab pertanyaan evaluasi
b. Merangkum hasil pembahasan b. Membuat rangkuman
c. Menutup kegiatan
F. URAIAN MATERI
1. PENGERTIAN DAN FUNGSI AKUPRESUR
Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum dan menekan.
Istilah ini dipakai untuk cara penyembuhan yang menggunakan teknik penekanan
dengan jari pada titik-titik akupunktur sebagai pengganti penusukan jarum pada
117
sistem penyembuhan akupunktur. Tujuan penekanan pada titik-titik akupresur adalah
melancarkan aliran energi vital pada seluruh bagian tubuh. Manusia memerlukan
energi untuk dapat menjalankan fungsinya. Fungsi organ-organ tubuh akan
terganggu jika tidak mendapatkan aliran energi yang cukup. Gangguan fungsi tubuh
akan mengganggu keseimbangan sistem tubuh.
Titik-titik akupresur merupakan pusat-pusat di mana energi vital terkumpul.
Penekanan pada titik-titik ini bermaksud untuk mempengaruhinya agar aliran energi
yang kemungkinan terhambat dapat dilancarkan kembali. Kelancaran aliran energi
mempengaruhi aliran darah, transportasi cairan-cairan tubuh, system syaraf, sistem
hormonal, sistem getah bening, dll.
Di Indonesia pada tahun 1963 oleh Presiden Soekarno ditunjuk Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo sebagai pilot project pengobatan di bidang Akupunktur. Dalam
perjalanannya, telah dibentuk program pendidikan dokter spesialis akupunktur medik
yang dalam kurikulum pendidikannya memasukkan akupresur sebagai salah satu
mata pelajaran pendidikan.
Pijat dengan pendekatan ilmu akupunktur disebut akupresur dan istilah ini digunakan
sampai sekarang. Indonesia mengembangkan akupresur sejak tahun 1989 yang
118
disepakati pada pertemuan antara Departemen Kesehatan dengan Yayasan
Penyehat Tradisional Indonesia. SP3T DKI Jakarta mengadakan survei tentang
battra pijat untuk di DKI Jakarta, diperoleh hasilnya tidak adanya pola pijat yang
terstuktur sehingga menyulitkan. Ilmu ini dikembangkan di masyarakat sebagai
asuhan mandiri (selfcare) karena terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan.
3. PANDANGAN HOLISTIK
Holistik berasal dari bahasa Inggris “whole” yang berarti seluruh. Kata holistik
dipakai sebagai istilah bagi cara pandang atau pandangan hidup yang memandang
segala segi kehidupan secara menyeluruh, sebagai kesatuan yang utuh, bukan
parsial. Semua yang ada di dalam alam semesta merupakan satu kesatuan, tanah,
air, udara, langit, binatang, tumbuh-tumbuhan, manusia, dll. adalah bagian dari
kesatuan alam semesta tersebut.
119
agar sehat harus dilakukan upaya pengembalian keseimbangan yang dinamis, baik
keseimbangan di dalam tubuh maupun keseimbangan manusia dengan alam.
Menurut teori ini, setiap benda dalam alam semesta baik benda besar maupun kecil
mempunyai dua aspek yang berlawanan, tetapi saling terkait dan saling
mempengaruhi, saling membentuk dan saling menghancurkan, bergerak dinamis
dalam kesatuan tetapi tidak mutlak. Sebagai contoh manusia terdiri dari pria yang
bersifat yang dan wanita yang bersifat yin. Pria dan wanita berlawanan jenis, tetapi
saling terkait, saling membutuhkan dan saling mempengaruhi. Pada tubuh wanita
terdapat sedikit hormon laki-laki, dan sebaliknya pada laki-laki terdapat sedikit
hormon wanita. Pada pria terdapat sifat wanita, pada wanita terdapat sifat pria, ini
menunjukkan bahwa walaupun keduanya memiliki ciri yang berbeda namun tidak
mutlak. Secara lebih mudah yin yang dapat dibedakan menjadi yang bersifat pasif
termasuk golongan yin, sedangkan yang bersifat aktif termasuk golongan yang.
Yin dapat digambarkan sebagai air dengan segala sifatnya, sedangkan yang dapat
digambarkan sebagai api dengan segala sifatnya. Keseimbangan kedua aspek ini
mewujudkan keharmonisan dalam kehidupan. Kedinamisan yin yang merupakan
usaha untuk mewujudkan keseimbangan tersebut. Siang yang panas berganti
malam yang dingin adalah contoh kedinamisan yin yang dalam kehidupan alam.
120
Gangguan kesehatan manusia terjadi karena gangguan keseimbangan yin yang
dalam tubuhnya dan atau antara yin yang dalam tubuh dengan alam sekitarnya.
Dengan demikian, cara untuk mengatasi gangguan kesehatannya dilakukan melalui
usaha untuk mengembalikan keseimbangan yin yang di dalam tubuh. Jika yin
dominan, dilakukan upaya menguatkan yang, dan jika yang dominan dilakukan
upaya melemahkan yang atau meguatkan yin.
Pengelompokan yin yang dapat diterapkan di dalam berbagai aspek kehidupan,
dalam perilaku alam semesta, perilaku mahluk hidup, letak masalah kesehatan, arah,
sifat dan jenis masalah. Pengelompokan ini digunakan dalam mengatasi gangguan
kesehatan melalui pemberian rangsangan akupresur.
1. Dalam alam semesta gelap, malam, air, terang, siang, api, kering,
basah/lembab, bagian bagian atas, luar, timur,
bawah, dalam, barat, selatan
utara.
2. Tubuh manusia wanita, dada, perut, fisik, sisi pria, punggung, pinggang,
dalam, gemuk, lambat, pelan mental/psikis, sisi luar,
kurus, cepat, nyaring
3. Organ-organ tubuh paru-paru, limpa, jantung, usus besar, lambung, usus
ginjal, selaput jantung, hati kecil, kandung kemih, tri
pemanas, kandung empedu
4. Sifat penyakit kronis (menahun), tenang, akut (mendadak), gelisah,
lama, dingin, lembab, baru, panas, kering, ekses,
defisiensi, lemah, pucat kuat, demam
5. Cara terapi menguatkan, melemahkan,
menghangatkan, menambah mendinginkan, mengurangi
121
5. TEORI PERGERAKAN LIMA UNSUR
Teori pergerakan lima unsur yaitu suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan
antara unsur-unsur yang ada dalam kehidupan alam semesta. Menurut teori ini, alam
semesta maupun manusia terdiri dari lima unsur yang saling berhubungan. Lima
unsur tersebut adalah : kayu, api, tanah, logam dan air. Bagian-bagian tubuh
manusia dan segala hal yang terkait dengannya terbagi ke dalam kelompok lima
unsur tersebut di atas.
- Hati
- Kandung
Empedu
- Mata
- Tendon
- Hijau
- Asam
- Angin
- Jengkel/
Dongkol
- Menjerit
- Air mata
- Ginjal KAYU
- Kandung - Jantung
kemih - Usus kecil
- Telinga - Lidah
- Tulang - Pembuluh
- Hitam darah
- Asin - Merah
AIR API - Pahit
- Dingin
- Takut - Panas
- Merintih - Gembira
- Kotoran - Tertawa
telinga - Keringat
LOGAM TANAH
- Paru - Limpa
- Usus besar - Lambung
- Hidung - Mulut
- Kulit - Otot
- Putih - Kuning
- Pedas - Manis
- Kering - Lembab
- Khawatir/ - Rindu/
sedih berfikir
- Menangis - Menyanyi
- Ingus - Air liur 122
Catatan:
1. Arah panah melingkar menunjukkan hubungan menghidupi
2. Arah panah bintang menunjukkan hubungan membatasi
Manusia beserta segala hal yang terkait dengannya juga terdiri dari lima unsur di atas,
yang kemudian dapat digolongkan ke dalam tabel seperti tercantum di bawah ini :
123
c. Jengkel menyebabkan gangguan keseimbangan di hati yang mendorong
keluarnya suara menjerit.
d. Kelainan pada organ hati dapat tercermin melalui gangguan pada mata, tendon),
dan air mata. Manifestasi yang muncul antara lain berupa: mata merah, katarak,
rabun, mudah keseleo, kram, air mata berlebihan, air mata kering, dll.
Semua hal di atas berhubungan erat karena berada dalam kelompok unsur yang
sama (kayu).
Hubungan antara unsur-unsur kehidupan tersebut mengikuti prinsip-prinsip tertentu,
yaitu pada keadaan normal/ fisiologi, meliputi :
124
gambar: penindasan dan penghinaan
125
Pembentukan dan penyebaran qi melibatkan seluruh organ dalam tubuh dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungan.
Menurut fungsi dan letaknya Energi Vital dapat digolongkan menjadi :
a. Energi Vital (qi) organ, letaknya di setiap organ dan berfungsi memberi tenaga
pada organ.
b. Energi Vital (qi) meridian, letaknya di meridian dan berfungsi memberi tenaga
pada meridian.
c. Energi Vital (qi) pertahanan tubuh, letaknya di permukaan tubuh dan berfungsi
mempertahankan tubuh dari serangan penyakit.
d. Energi Vital (qi) darah, berada di dalam pembuluh darah dan berfungsi sebagai
penggerak dan pemelihara darah.
e. Energi (qi) turunan, berada di ginjal berfungsi untuk reproduksi.
126
Organ zang Organ fu
Paru Usus besar
Limpa Lambung
Jantung Usus kecil
Ginjal Kandung kemih
Perikardium Tripemanas/Sanjiao
Hati Kandung empedu
2) Usus Besar
Fungsi Usus Besar:
Usus besar menerima sisa makanan dari usus kecil kemudian mengubahnya
menjadi tinja yang akan dikeluarkan dari tubuh. Hubungan luar dalam dengan
paru.
127
3) Limpa
Fungsi Limpa :
a) Menguasai transportasi dan pengolahannya, yaitu pengolahan pada
pencernaan dan penyerapannya.
b) Mengendalikan darah: supaya darah tetap berada di dalam pembuluh darah
dan mencegah perdarahan.
c) Mempengaruhi otot dan anggota gerak: memelihara besar dan kuatnya otot
4) Lambung
Fungsi lambung :
Lambung menerima dan mencernakan makanan kemudian menyalurkan ke
usus kecil. Hubungan luar dalam dengan limpa.
5) Jantung
Fungsi Jantung :
a) Mengedarkan darah dan menguasai pembuluh darah.
b) Menguasai semangat dan mental.
c) Mempengaruhi kecerdasan dan daya fikir.
d) Berhubungan luar-dalam dengan usus kecil.
Gangguan fungsi jantung dan selaput Jantung :
a) Gangguan peredaran darah dan pembuluh darah (penyumbatan/ pecah
pembuluh darah/ perdarahan)
128
b) Gangguan semangat, mental, kesadaran (kurang gairah, depresi,
gelisah,susah tidur, pingsan,koma)
c) Gangguan kecerdasan dan daya fikir (lambat berfikir, dungu, keterlambatan
mental).
d) Gangguan lidah (lidah bengkok, sariawan).
6) Usus Kecil
Fungsi Usus Kecil :
a) Menerima dan menyimpan sementara makanan dari lambung.
b) Melanjutkan pencernaan makanan tersebut untuk kemudian diserap.
c) Menyalurkan sisa makanan ke usus besar.
d) Hubungan luar dalam dengan jantung
7) Ginjal
Fungsi Ginjal :
a) Menyimpan jing dan qi
b) Menguasai reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.
c) Menghasilkan sumsum, otak, menguasai tulang dan memproduksi darah.
d) Menguasai cairan tubuh
e) Menerima dan mengatur distribusi qi
f) Berhubungan luar-dalam dengan kandung kemih
8) Kandung Kemih
Fungsi Kandung Kemih:
a) Menampung air kemih
129
b) Membuang air kemih
c) Hubungan luar dalam dengan ginjal
11) Hati
Fungsi Hati :
a) Menyimpan darah, hati mempunyai fungsi menyimpan dan mengatur jumlah
darah yang beredar.
130
b) Memelihara aliran qi yaitu untuk menjaga keharmonisan dan melancarkan
fungsi dari kegiatan tubuh.
c) Mengontrol mental.
d) Mempengaruhi alat kelamin.
8. PENYEBAB PENYAKIT
Menurut ilmu akupresur, orang dianggap sehat kalau unsur yin yang di dalam
tubuhnya seimbang. Kalau yin yang orang bersangkutan tidak seimbang orang
tersebut dianggap sakit. Tidak seimbangnya unsur yin yang tersebut tentu ada
penyebabnya, dan penyebab itu disebut penyebab penyakit.
Kesehatan fisik (tubuh), pikiran, dan mental seseorang dipengaruhi oleh: alam
(lingkungan) di tempatnya berada, emosi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan
kecelakaan yang menimpa dirinya. Dengan demikian untuk menjaga hidup agar tetap
sehat, harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan, memelihara emosi,
mengendalikan kebiasaan hidup atau menghindari kecelakaan.
131
b. Penyebab Penyakit Dalam (PPD)
c. Penyebab Penyakit Lain-lain (PP golongan III).
Apabila daya tahan tubuh lemah, maka penyebab penyakit akan dengan mudah
menyerang tubuh kita.
1) Penyebab Penyakit Luar (PPL)
Yang termasuk penyebab penyakit luar adalah: keadaan hawa udara seperti
angin, dingin, panas, lembab, kering dan api.
Penyebab penyakit luar ini masuk ke dalam tubuh melalui jalur meridian.
a) Angin
Angin bersifat yang, dianggap sebagai pimpinan atau kendaraan yang
mengangkut penyebab penyakit luar, artinya kalau ia menyerang tubuh
manusia membawa hawa dingin, panas, lembab, dan lain sebagainya,
sehingga ada yang disebut angin dingin atau angin panas menyerang tubuh, dll.
Gejala angin: Mendadak keluar keringat, takut dingin, pusing berputar- putar,
gemetar dan kejang, sakit berpindah-pindah.
b) Dingin
Dingin bersifat yin, mengerutkan pembuluh darah dan meridian menyebabkan
energi vital terhambat sehingga menimbulkan rasa nyeri dan ngilu.
Gejala serangan dingin:
Serangan terhadap bagian luar tubuh: demam, takut dingin, sesak nafas,
panas tak berkeringat, nyeri kepala, nyeri seluruh tubuh.
Serangan terhadap meridian : otot kaku/ kejang, otot dan tulang nyeri, ngilu.
Serangan terhadap organ: diare, muntah, usus berbunyi, nyeri daerah perut,
banyak buang air kecil.
c) Panas
Panas bersifat yang, sering menyerang secara tiba tiba pada waktu sedang
bekerja di tempat panas atau bekerja di bawah sinar matahari.
Gejala yang timbul:
banyak keringat, dapat hilang kesadaran, susah buang air besar, buang air
kecil sedikit, haus, mengigau dan gelisah.
d) Lembab
Lembab bersifat yin, biasanya menyerang pada musim pancaroba. Gejala yang
timbul : perasaan badan berat, lesu, capai dan malas, kepala terasa berat
seperti dibebani barang berat, perut kembung, tidak nafsu makan, mual
muntah, banyak dahak, bengkak.
e) Kering
132
Kering bersifat yang, menyerang di musim panas, udara yang kering dapat
mengganggu cairan tubuh.
Gejala yang timbul:
kekurangan cairan, bibir dan mulut kering, nyeri tenggorokan, kelainan pada
fungsi hidung, batuk, susah buang air besar.
f) Api
Api bersifat yang, dimaksudkan disini api yang derajatnya lebih tinggi dari
panas dan kering.
Gejala yang timbul:
perdarahan dan kejang.
133
Kebiasaan tidur dan bangun, kerja dan istirahat, hubungan seksual, makan minum,
buang air besar dan kecil, berpakaian, berkendaraan, berjalan, berolah raga dan
lain sebagainya.
Gigitan binatang, keracunan, kecelakaan, bencana alam adalah penyebab
penyakit golongan III sebagai akibat kegagalan beradaptasi (menyesuaikan diri)
dengan lingkungan.
G. Referensi:
Buku Pedoman Praktis Akupresur, DEPKES RI, terbitan th. 1998
Buku Kesehatan Swadaya, Oka Putu S. , terbitan th.
Buku Ilmu Akupuntur, KSMF Akupunktur RSCM th 2000
WHO Standard Acupuncture Point Locations in The Western Pacific Region
www.acupunctur.com
134
Panduan Diskusi Kelompok
Materi Inti 2
DASAR-DASAR AKUPRESUR
A. Yin yang
1. Tebak Kata
a. Fasilitator memberi pertanyaan tentang yin yang sebanyak 10 butir
b. Peserta menjawab dengan gerakan tangan:
1) Jika menjawab yin, menutup dada
2) Jika menjawab yang, kedua tangan ke belakang pinggang
c. Peserta yang salah, maju ke depan untuk diberi hukuman
d. Fasilitator menyimpulkan teori yin yang
2. Permainan kartu yin yang
a. Fasilitator memberi pertanyaan tentang yin yang sebanyak 10 butir
b. Peserta memilih kartu dan menempatkannya ke dalam kelompok yin atau yang
secara tepat
c. Peserta yang salah, maju ke depan untuk diberi hukuman
d. Fasilitator menyimpulkan teori yin yang
B. Lima unsur
1. Permainan hukum pergerakan 5 unsur
a. Peserta sebanyak 5 orang membentuk lingkaran
b. Setiap orang berperan sebagai salah satu dari 5 unsur
c. Fasilitator mengajukan pertanyaan siapa menghidupi atau membatasi siapa?
d. Peserta yang salah, maju ke depan untuk diberi hukuman
e. Fasilitator memberikan penjelasan mana yang benar.
2. Permainan kartu penggolongan 5 unsur
135
a. Peserta membentuk kelompok terdiri dari 4-5 orang
b. Fasilitator memasang kartu lima unsur pada kolom dan baris pertama
c. Tiap kelompok memasangkan kartu pasangannya sesuai tabel lima unsur
dengan waktu yang ditentukan
d. Fasilitator mengoreksi hasil pasangan kartu.
3. Perpaduan pergerakan dan penggolongan 5 unsur
a. Peserta sebanyak 5 orang membentuk lingkaran
b. Setiap orang berperan sebagai salah satu dari 5 unsur
c. Peserta yang lain mengikuti 5 peserta lain sesuai tabel 5 unsur.
d. Peserta yang salah, maju ke
e. depan untuk diberi hukuman
f. Fasilitator memberikan penjelasan mana yang benar dan menyimpulkan teori 5
unsur.
136
MATERI INTI 3
JALUR MERIDIAN DAN TITIK AKUPUNKTUR
I. DESKRIPSI SINGKAT
Energi vital (qi) mengalir di seluruh tubuh melalui jalur khusus yaitu Meridian. Meridian
merupakan jejaring yang tidak putus di dalam tubuh, berbeda dengan pembuluh darah
dan syaraf. Penelitian dengan radioisotop di titik distal tubuh menunjukan perjalanan
meridian. Jalur meridian perlu dipelajari karena hambatan pada aliran qi di meridian
bisa mengakibatkan gangguan pada bagian-bagian tubuh yang dilaluinya. Pada jalur
meridian terdapat titik-titik akupresur tempat pusat-pusat energi (qi) tubuh. Melalui jalur
meridian itu pula dapat dilakukan terapi akupresur.
Modul ini menguraikan secara singkat tentang jalur meridian dan titik-titik akupresur
terpilih serta fungsi dan indikasinya, agar dapat digunakan sebagai panduan di dalam
melaksanakan tindakan akupresur.
Standar nomenklatur titik akupunktur yang diterbitkan WHO 1998 terdapat juga
tentang standar nomenklatur titik akupunktur daun telinga (auricular) dan kulit kepala
(scalp).
137
B. Akupresur pada Titik-titik Akupresur
a. Pengertian titik akupresur dan penggolonganya berdasarkan nomenklatur
WHO
b. Lokasi titik-titik akupresur yang tepat dan benar
c. Fungsi dan indikasi titik akupresur
138
V. BAHAN PEMBELAJARAN
A. PENGERTIAN MERIDIAN
Meridian menurut pengertian umum adalah garis yang membujur dan melintang
pada globe atau peta dunia, untuk mempermudah menunjukkan tata wilayah
suatu negara atau daerah. Garis ini merupakan garis khayal bukan garis nyata
yang nampak wujudnya.
Selanjutnya istilah meridian dipergunakan dalam ilmu akupunktur untuk nama
jalur-jalur aliran qi yang ada pada manusia yang menghubungkan antar bagian
tubuh. Dalam bahasa China meridian ini dinamakan Jing Luo, yang terdiri dari
Jing May dan Luo May. Jing May merupakan meridian besar yang membujur,
sedangkan Luo May merupakan cabang dari Jing May yang melintang
menghubungkan jaringan di seluruh tubuh yang membentuk satu jaringan
bagaikan jala. Jing Luo merupakan saluran yang menyalurkan qi dan darah. Jing
Luo menghubungkan organ zang dengan organ zang, organ zang dengan organ
fu, organ fu dengan organ fu, juga menghubungkan organ zang fu dengan seluruh
jaringan tubuh yang menjadikan tubuh manusia sebagai kesatuan yang organik.
Seluruh tubuh manusia memerlukan energi untuk dapat melakukan aktivitas
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Darah tidak dapat mengalir tanpa energi,
organ jantung tidak dapat memompa darah tanpa energi, cairan-cairan tubuh tidak
dapat tersebar tanpa energi. Oleh karenanya penyebaran qi ke seluruh tubuh
menjadi penting. Penyebaran qi ini disalurkan melalui jalur khusus yang
dinamakan meridian.
B. FUNGSI MERIDIAN
Meridian tersebar di seluruh bagian tubuh baik di permukaan maupun di bagian
dalam, berfungsi sebagai :
1. Penghubung antar bagian tubuh. Bagian permukaan dengan bagian dalam
tubuh, bagian atas dengan bawah, bagian kanan dengan kiri, organ dengan
organ, organ dengan panca indera, dll.
2. Penghantar qi ke seluruh bagian tubuh. Jika ada aliran qi yang terhambat di
meridian akan menimbulkan gangguan kesehatan, seperti rasa nyeri di kepala
bisa terjadi karena sumbatan energi pada meridian di kepala.
3. Penghantar rangsang. Perangsangan pada meridian akan mempengaruhi
daerah sepanjang jalur meridian, termasuk organ-organ penting di dalam tubuh,
seperti: perangsangan di kaki dapat menghilangkan keluhan di kepala.
139
4. Pencerminan keadaan organ dalam. Perubahan fungsi organ dapat tercermin
pada meridian, seperti: gangguan lambung dapat dimanifestasikan berupa
rasa pegal-pegal di kaki.
5. Penghantar penyebab penyakit dari luar ke dalam, seperti: hawa dingin masuk
ke dalam tubuh menyebabkan diare.
C. PENGGOLONGAN MERIDIAN
1. Meridian umum
Ada 12 meridian umum di tubuh manusia yang nama-namanya sama dengan
12 organ tubuh. Yaitu :
I. Meridian paru-paru (LU = Lung)
II. Meridian usus besar (LI = Large Intestine)
III. Meridian lambung (ST = Stomach)
IV. Meridian limpa (SP = Spleen)
V. Meridian jantung (HT = Heart)
VI. Meridian usus kecil (SI = Small Intestine)
VII. Meridian kandung kemih (BL = Bladder) / (UB=Urinary Bladder)
VIII. Meridian ginjal (KI) = KD (Kidney)
IX. Meridian selaput jantung (PC = Pericardium)
X. Meridian tri pemanas (TH= Triple Heater) / (SJ=San Jiao)
XI. Meridian kantung empedu (GB = Gall Bladder)
XII. Meridian hati (LR = Liver)
2. Meridian Istimewa
Ada 8 meridian istimewa, namun dalam pembahasan ini hanya 2 meridian
yang digunakan untuk melakukan tatalaksana kasus:
I. Meridian konsepsi (CV= Conception Vessel) yang membentuk garis
tengah tubuh bagian depan (dada) dan bertanggung jawab terhadap
semua meridian yin
II. Meridian gubernur (GV= Governor Vessel) yang membentuk garis
tengah pada tubuh bagian belakang (punggung) yang memerintah
semua meridian yang
III. Meridian Chong
IV. Meridian Dai
V. Meridian Yin Qiao
VI. Meridian Yang Qiao
VII. Meridian Yin Wei
140
VIII. Meredian Yang Wei
141
Triangle Fossa
E. TITIK AKUPRESUR
1. Pengertian
Titik akupresur adalah simpul meridian tempat terpusatnya qi dan merupakan titik
perangsangan untuk melancarkan aliran qi dan menimbulkan keseimbangan yin
yang dalam tubuh.
2. Fungsi Titik
a. Sebagai tempat perangsangan untuk mengatasi gangguan di sepanjang
saluran meridian
b. Sebagai tempat pencerminan baik kondisi fisiologi maupun patologi/gangguan
fungsi organ dalam (organ zang dan organ fu), untuk melakukan akupresur
pada kondisi tertentu.
142
3. Nomenklatur titik akupunktur (WHO)
Berdasarkan keputusan WHO tentang penamaan titik akupunktur/akupresur yang
berlaku Internasional, mengikuti pedoman di bawah ini:
a. Titik Akupresur Umum
Terdiri dari 2 huruf capital yang merupakan singkatan organ, diikuti angka arab
sesuai dengan perjalanan meridian di tubuh.
b. Titik Akupresur Ekstra
Terdiri dari awalan EX (Extra Point) diikuti regio tubuh yaitu:
1) HN (Head and Neck) : Kepala Leher
2) CA (Chest and Abdomen) : Dada Perut
3) B (Back) : Punggung
4) UE (Upper Extremities) : Lengan Atas
5) LE (Lower Extremities) : Lengan bawah
4. Mekanisme Kerja
a. Titik akupresur berada di permukaan kulit yang sensitif terhadap perangsangan
biolistrik dan dapat menghantarkan rangsangan
b. Nyeri dapat menghambat aliran darah dan oksigen ke daerah yang sakit,
sehingga dengan mengurangi nyeri, aliran darah dan oksigen menjadi lebih
baik. Perangsangan di titik akupresur menyebabkan dikeluarkannya endorfin,
suatu neuro transmitter yang dapat mengurangi rasa nyeri.
c. Akupresur menutup pintu sinyal nyeri ke medula spinalis dan otak
d. Akupresur dapat memelihara keseimbangan tubuh dengan mengurangi
ketegangan, stress dan meningkatkan kekebalan tubuh terhadap perubahan
lingkungan atau penyakit.
e. Perangsangan titik akupresur dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen
pada daerah yang sakit sehingga pengeluaran toksin atau racun menjadi lebih
baik.
143
Gambar Mekanisme Kerja Akupresur Secara Biokimia
Sumber: Mehta P, Dhapte V et al, Contemporary acupresuure therapy, JTM
2017
144
Finger Cun
Sumber: WHO Standard acupuncture Point Location (2008)
145
Bone Cun Anterior Bone Cun Posterior
Sumber: WHO Standard acupuncture Point Location (2008)
146
6) WHO STANDARD ACUPUNCTURE POINT LOCATIONS
147
E. NAMA DAN TITIK-TITIK PENTING
Setiap organ mempunyai dua macam meridian, yaitu meridian dalam dan meridian
luar yang saling berhubungan dan keduanya sangat penting. Meridian dalam adalah
meridian yang menghubungkan organ yang bersangkutan dengan organ
pasangannya serta daerah tubuh tertentu yang menjadi wilayah tanggungjawabnya.
Meridian luar adalah meridian yang muncul di permukaan tubuh (di bawah kulit) yang
menjadi tempat lokasi titik pijat.
LU 5
Lokasi : Lateral dari tendon brakhialis
Indikasi : Batuk, alergi, kejang otot lengan
148
LU 6
Lokasi : 5 cun distal dari LU 5
Indikasi : Batuk darah, sakit lengan dan siku
LU 7
Lokasi : 1,5 cun di proksimal pergelangan tangan
Indikasi : nyeri tenggorokan, mulut miring, ibu jari susah digerakkan, jari
tangan lemah
LU 9
Lokasi : dari pulsasi arteri radialis
Indikasi : Sesak nafas, tenggorokan kering
LU10
Lokasi : Pertengahan metacarpal 1 pada batas warna gelap dan terang
kulit
Indikasi : batuk darah, kejang, telapak tangan terasa panas
149
2. MERIDIAN USUS BESAR ( LI )
Meridian usus besar mulai dari ujung jari telunjuk naik menyusuri tepi luar lengan ke bahu,
naik ke leher, wajah dan berakhir pada tepi hidung yang berlawanan (meridian yang
kanan akan berakhir di tepi hidung kiri dan sebaliknya meridian kiri di tepi hidung kanan).
150
Lokasi : 2 cun distal titik LI 11
Indikasi : Nyeri abdominal, diare, sakit gigi, nyeri pada bahu dan lengan
LI 11
Lokasi : Antara olicranon dan lipat siku bagian radial dibagi 2
Indikasi : Sakit panas, gatal-gatal.
LI15
Lokasi : Pangkal lengan atas, pada lekukan persendian bahu ketika lengan
abduksi
Indikasi : Gangguan sendi bahu, tangan tidak bertenaga
LI 20
Lokasi : Perpotongan garis antara puncak hidung dengan perpotongan sudut
mesolambia (di samping cuping hidung kanan dan kiri)
Indikasi : Mimisan, sakit gigi, sariawan, mulut miring
151
3. MERIDIAN LAMBUNG ( ST )
Meridian lambung di mulai dari bawah pertengahan bola mata, lalu turun ke rahang
bawah, kemudian bercabang dimana yang satu menuju ke arah sudut rambut di atas
dahi dan lainnya turun ke leher, dada (segaris vertikal dengan puting), perut (tiga jari di
samping pusar), lateral paha, sisi luar tulang kering, menuju jari kaki kedua (antara
metatarsal 2 dan 3, batas kulit hitam dan putih).
152
Titik pijat penting Meridian Lambung
Semua titik-titik pada meridian lambung dapat dipergunakan untuk membantu
mengatasi gangguan lambung dan daerah sepanjang jalur yang dilaluinya seperti : lesu,
sakit perut, kembung, mual, muntah, ndiffungsi yeri ulu hati, pegal-pegal di kaki, dll.
153
kembung, nyeri lambung, sembelit, lumpuh muka dan anggota gerak,
ayan, nyeri tenggorokan, nyeri lutut dan kaki, badan bengkak,
meningkatkan daya tahan tubuh.
ST 37
Lokasi : 6 cun di bawah titik ST 35, 1 jari lateral dari krista tibia
Indikasi : Nyeri abdominal, konstipasi, diare
ST40
Lokasi : pertengahan antara titik ST 35 dan maleolus eksternus, 1,5 cun ke sisi
luar dari krista tibia
Indikasi : Batuk, pusing, mengeluarkan dahak, pergerakan tungkai terganggu
ST 44
Lokasi : Lekukan antara pangkal tulang metatarsal II dan III
Indikasi : Sakit gigi, amandel, mimisan, sakit perut, kembung, nyeri dan bengkak
pada punggung kaki, mulut miring
4. MERIDIAN LIMPA ( SP )
Meridian limpa mulai dari sisi sebelah dalam ibu jari kaki naik menyusuri batas gelap
terang punggung kaki ke tepi dalam tungkai, menuju ke paha, lalu ke perut bagian
samping, dada, dan berakhir di lipat bawah ketiak.
154
Titik Pijat Penting Meridian Limpa.
Semua titik-titik pada meridian limpa dapat digunakan untuk membantu mengatasi
gangguan limpa dan daerah sepanjang jalur yang dilaluinya, seperti : lesu, mual,
ngantuk, maag, mencret, keputihan, nyeri haid, disfungsi ereksi, dll.
155
Titik-titik penting yang perlu diingat adalah :
SP 1
Lokasi : Sudut pangkal kuku ibu jari kaki medial
Indikasi : Kembung, tidak nafsu makan, muntah, mencret, gangguan haid
(haid yang berlebihan), kaki tangan dingin.
SP 4
lokasi : Pada lekukan pangkal metatarsal pertama
Indikasi : Perut bunyi, nyeri lambung, sakit punggung kaki
SP 6
Lokasi : 3 cun ke atas dari mata kaki bagian medial
Indikasi : Menormalkan fungsi limpa, lambung, gangguan pencernaan,
usus bunyi, kembung, mencret, haid tidak teratur, keputihan,
kesukaran melahirkan, perdarahan, emisi seminal, difungsi
ereksi, ngompol, nyeri tungkai bawah
SP 8
Lokasi : 3 cun dibawah SP 9
Indikasi : Nyeri haid
SP 9
lokasi : Di bawah lutut ujung tulang kering atas sisi sebelah medial
Indikasi : Radang usus, tidak nafsu makan, gangguan berkemih, nyeri
lutut
SP 10
Lokasi : 2 cun di atas patelaris dan 2 cun ke arah medial
Indikasi : Gangguan haid, eksim, penyakit kulit, nyeri paha bagian dalam
SP 15
Lokasi : 4 cun disamping kanan dan kiri umbilikus
indikasi : Sembelit
SP 18
Lokasi : Pada garis lateral dada III, intercosta IV
Indikasi : batuk, cegukan, penambah air susu ibu
5. MERIDIAN JANTUNG ( HT )
Meridian Jantung mulai dari bawah tengah ketiak menyusuri lengan bagian dalam garis
lurus menuju jari kelingking
156
Gambar Meridian Jantung
HT 5
157
Titik Pijat Penting Meridian Usus Kecil.
Semua titik-titik pada meridian usus kecil dapat dipilih untuk membantu mengatasi
gangguan usus kecil dan daerah sepanjang jalur yang dilaluinya, seperti : sakit perut,
mulas, mencret, nyeri belikat, nyeri lengan, kaku jari kelingking.
Titik-titik penting yang perlu diingat adalah :
SI 1
Lokasi : Pada 0,1 cun proksimal medial sudut kuku jari kelingking
tangan
Indikasi : Panas, sakit kepala, penambah air susu ibu
SI 3
Lokasi : Ujung lipat pangkal jari kelingking pada tangan yang
dikepalkan pada perbatasan warna kulit gelap dan
terang
Indikasi : Sakit kepala, kaku leher, mata merah, ayan, mimisan,
kencing merah (haematuria).
SI 9
Lokasi : 1 cun di atas ujung lipat posterior axila
Indikasi : Nyeri bahu, kaku leher.
SI 11
Lokasi : Di daerah scapula, pada sepertiga atas garis yang
menghubungkan antara titik tengah tulang spina dengan
ujung bawah skapula.
Indikasi : Nyeri daerah belikat, nyeri sisi luar lengan dan siku, nyeri
bahu
158
SI 15
Lokasi : Dibagian depan tulang acromion, cekungan yang
Indikasi : terbentuk saat lengan di abduksi
Nyeri otot bahu
SI 19
Lokasi : Ketika mulut dibuka, ada lekukan didepan tragus (anak
telinga)
Indikasi : Gangguan pendengaran, telinga berbunyi (berdengung),
tuli
159
7. MERIDIAN KANDUNG KEMIH (BL) / (Urinary Bladder= UB)
Dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik lurus ke kepala lalu menyusuri punggung
1,5 cun dan 3 cun sejajar tulang belakang turun ke panggul terus ke tengah paha, turun
ke betis, belakang mata kaki bagian luar dan berakhir metatarsal V.
160
Titik penting meridian kandung kemih
Semua titik-titik meridian BL dapat dipilih untuk mengatasi gangguan pada fungsi
kantong kemih dan daerah sepanjang jalur meridiannya, seperti : ngompol, sakit
kencing, sakit pada pinggang, punggung, bokong, lutut, betis, tumit, leher, mata,
kepala,dll.
BL 19
Lokasi : 1,5 cun ke arah lateral dari vertebra thorakalis 10 (T 10)
Indikasi : Sakit kuning, nyeri iga, mulut terasa pahit, gangguan hati, lambung rasa
penuh, sakit pada ulu hati, mual muntah yang bukan disebabkan oleh
ngidam.
(Titik ini merupakan titik yang menguasai kandung empedu )
161
BL 20
Lokasi :
Indikasi:
1,5 cun ke arah lateral dari vertebra thorakalis 11 (T 11)
Perut kembung, mencret, bengkak, asma dan banyak lendir. (Titik ini merupakan titik yang
menguasai limpa )
BL 21
Lokasi
Indikasi : 1,5 cun ke arah lateral dari vertebra thorakalis 12 (T 12)
: Nyeri ulu hati, mual muntah, perut kembung, menguatkan fungsi limpa dan
lambung. (Titik ini merupakan titik yang menguasai lambung )
BL 22
Lokasi : 1,5 cun ke arah lateral dari vertebra lumbalis 1 (L 1)
Indikasi : Perut kembung, usus berbunyi, mencret, gangguan pencernaan, kencing
sering tapi sedikit-sedikit, sakit pinggang, dan ngompol.
(Titik ini merupakan titik yang menguasai tri pemanas )
BL 23
Lokasi : 1,5 cun ke arah lateral dari vertebra lumbalis 2 (L 2)
Indikasi : Spermatorhea, ngompol, impoten, sex terlalu kuat, sering kencing, sakit
pinggang, keputihan, telinga berdengung, tuli, mata kabur.
(Titik ini merupakan titik yang menguasai ginjal)
BL 25
Lokasi : 1,5 cun ke arah lateral dari vertebra lumbalis 4 (L 4)
Indikasi : Sakit perut, usus berbunyi, mencret, sembelit, perut kembung, sakit
pinggang (Titik ini merupakan titik yang menguasai usus besar)
BL 28
Lokasi : 1,5 cun ke arah lateral dari os sacrum 2
Indikasi : Ejakulasi dini, ngompol, nyeri di daerah panggul.
(Titik ini merupakan titik yang menguasai kandung kemih)
BL 40
Lokasi : Di tengah-tengah lipat lutut bagian belakang (fosa poplitea)
Indikasi : Sakit pinggang, sakit pada tungkai bawah, gangguan sendi lutut, tungkai
lumpuh, sakit perut.
BL 57
Lokasi : Di lekukan pada bagian bawah otot gastroknemius (otot betis).
Indikasi : Sakit pinggang, nyeri betis, kejang betis, wasir, sembelit
BL 60
Lokasi : Di lekukan belakang mata kaki luar
Indikasi : Sakit kepala, rematik, nyeri tumit, leher kaku, pegal otot pinggang
162
8. MERIDIAN GINJAL ( KI ) = KD (KIDNEY)
Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki naik melingkari mata kaki bagian dalam,
menyusuri tungkai sebelah dalam, lalu ke paha bagian dalam, naik ke arah perut di
antara meridian lambung dan garis tengah badan, berakhir di bawah tulang selangka.
163
Titik-titik penting yang perlu diingat adalah :
KI 1
Lokasi : Di garis antara metatarsal kedua dan ketiga, pada telapak kaki
1/3 bagian depan
Indikasi : Sakit puncak kepala (ubun-ubun), pusing, mata kabur, sakit
tenggorokan, gangguan kencing, sembelit, telapak kaki terasa
nyeri dan panas, mimisan
KI 3
Lokasi : Di lekukan belakang mata kaki bagian dalam
Indikasi : Sakit tenggorokan, sakit gigi, asma, haid tidak teratur, susah
tidur, ejakulasi dini, disfungsi ereksi.
KI 7
Lokasi : 2 cun di atas titik KI 3
Indikasi : Mencret, oedem, sakit testis, banyak keringat.
164
Titik-titik penting yang perlu diingat adalah :
PC 3
Lokasi : Ditengah lipat siku bagian dalam
Indikasi : Berdebar, tangan bergetar, tangan kesemutan/ kebas
PC 6
Lokasi : 2 cun di atas pertengahan pergelangan tangan bagian dalam
Indikasi : Denyut nadi cepat, sakit lambung, mual-muntah,
cegukan, susah tidur, gelisah, nyeri/ kaku daerah siku.
PC 7
Lokasi : Di pertengahan pergelangan tangan bagian dalam.
Indikasi : Gelisah, nyeri ulu hati, mual muntah, nyeri dada, nyeri/kaku
daerah siku, sakit tenggorokan, telapak tangan terasa panas.
PC 9
Lokasi : Di ujung jari tengah tangan
Indikasi : Pingsan, telapak tangan terasa panas, anak rewel,
sakit ujung lidah.
165
Titik Penting Meridian Tri Pemanas (SJ)
Semua titik-titik akupresur pada meridian tri pemanas dapat dipilih untuk mengatasi
gangguan kepala, leher, telinga, mata, bahu, lengan, dll
Titik-titik penting yang perlu diingat adalah :
TE 3
Lokasi : Pada lekukan punggung tangan didepan pertemuan antara tulang
metakarpal empat dan lima
Indikasi : Telinga bunyi, tuli, sakit tenggorokan, sakit kepala
sebelah, mata merah, nyeri/kaku daerah siku.
TE 5
Lokasi : 2 cun ke atas dari punggung pergelangan tangan segaris jari tengah.
Indikasi : Sakit kepala, demam, flu, tuli, telinga berdengung, nyeri iga, kaki dan
tangan susah digerakkan, sakit pergelangan tangan, tangan gemetar
TE 14
Lokasi : Di bagian belakang dan bawah tulang acromion, cekungan yang
terbentuk ketika lengan di abduksi.
Indikasi :
Nyeri bahu
TE 17
Lokasi : Pada lekukan di belakang dari lobus telinga.
Indikasi : Telinga berdengung, kurang pendengaran, lumpuh otot muka
TE 23
Lokasi : Pada ujung alis bagian luar.
Indikasi : Sakit kepala sebelah, nyeri syaraf telinga, mata kedutan, mata kabur.
166
Gambar Meridian Kandung Empedu
167
GB 34
Lokasi : Di lekukan depan bawah kaput fibula
Indikasi : Lumpuh tungkai bawah, nyeri sendi lutut
GB 39
Lokasi : 3 cun di atas tonjolan mata kaki luar
Indikasi : Kaku leher, lumpuh tungkai, nyeri iga, nyeri pinggang, pegal linu di
tungkai bawah.
GB 41
Lokasi : Di lekukan pertemuan metatarsal empat dan lima di samping tendon jari
manis punggung kaki
Indikasi : Nyeri sudut mata bagian luar, mata kabur, nyeri iga,
bengkak pada punggung kaki, keseleo
168
Titik-titik penting meridian Hati.
Semua titik-titik pada meridian hati dapat dipilih untuk mengatasi gangguan sakit kepala,
sakit iga, gangguan kelamin.
169
Titik Penting Meridian Ren = CV (Conception Vessel)
Semua titik-titik pada meridian ren dapat dipilih untuk mengatasi gangguan organ-organ
dalam, leher dan wajah.
170
14. MERIDIAN DU / GOVERNOR (GV)
Dimulai dari antara dubur dengan tulang ekor, menyusuri tulang punggung,ke leher
bagian belakang naik ke kepala, terus ke wajah sampai di puncak hidung, bibir bagian
atas dan masuk ke pangkal gusi tengah rahang atas.
171
GV14
Lokasi : Di atas tulang punggung (thorakal) satu, setinggi pundak.
Indikasi : Banyak keringat, keluar keringat malam hari, asma, masuk angin, kaku
leher, nyeri punggung, nyeri iga, batuk, demam
GV 20
Lokasi : 5 cun ke belakang dari batas rambut depan, tepatnya di puncak kepala
Indikasi : Sakit kepala, sakit puncak kepala, ayan, pusing.
GV 26
Lokasi : Di bawah hidung, sepertiga garis philtrum
Indikasi : Upaya pertolongan pertama pada pingsan dan kejang, ayan, nyeri
pinggang.
172
2. Meridian yang melewati daerah kaki
Daerah yin : SP, KI, LR
Digunakan untuk mengatasi daerah leher depan, epigastrium,
kelamin dan kaki bagian sisi dalam
173
G. TITIK-TITIK EKSTRA
Titik akupresur istimewa/ titik ekstra adalah titik yang terletak diluar jalur meridian.
WHO menentukan kriteria titik akupresur istimewa yaitu :
3. Lokasi titik akupresur jelas letak anatominya
4. Titik-titik tersebut sering digunakan
5. Terdapat bukti efektifitas dari titik tersebut
6. Harus berjarak minimal 0,5 cun dari titik akupresur umum
7. Jika titik akupresur istimewa ini namanya sama dengan titik akupresur umum,
maka titik akupresur tersebut harus ditambah awalan . contoh titik LI 20 ying
xiang, titik akupresur istimewanya EXHN 7 sang ying xiang
174
Ekstermitas atas/Ekstermitas bawah : dari atas ke bawah, jika titik sama tinggi
penomoran medial terlebih dahulu.
Contoh : EX HN 3
EX = titik istimewa , HN terletak di kepala dan leher, 3 urutan dari atas
DAERAH KEPALA
EX HN 3
lokasi : pertengahan ke 2 alis
indikasi : Sakit kepala bagian depan, pusing, gangguan pada hidung,
gangguan pada mata
EX HN 4
lokasi : di alis di atas pupil
indikasi : Gangguan pada mata, sakit kepala sebelah, vertigo
EX HN 5
lokasi : di daerah temporal,antara ujung alis lateral dan kantus eksterna Sakit
Indikasi : kepala sebelah, sakit mata
DAERAH TUNGKAI
EX LE 2
lokasi : di lutut,di cekungan,atas dari pertengahan patella
Indikasi : Sakit pada lutut, kaki lemah
EX LE 4
lokasi : ketika lutut dl fleksi,titik terletak di cekungan lig patela medialis
Indikasi : sakit atau dingin, lumpuh kaki
EX LE 7
lokasi :
2 cun di bawah ST 36.
Indikasi :
Beri-beri, Usus buntu
EX LE 10
lokasi : sela jari kaki,pada perubahan warna kulit merah ke putih
Indikasi : bengkak pada punggung kaki, kutu air
175
H. TITIK AKUPUNKTUR BERDASARKAN REGIO
1. Titik akupunktur penting di region
a. Kepala : GV 20, GB 20, TE 17, ST 8, EX-HN 5
b. Mata : ST 2, GB 1, BL 2, TE 23, EX-HN 3, EX-HN 4
c. Telinga : SI 19
d. Mulut : ST 6,CV 24, ST 4
e. Hidung : GV 26, LI 20
f. Batang Tubuh Ventral : LU 1, CV 22, CV 17, ST 15, ST 16, ST 18, SP
18, LR 13, LR 14, CV 3, CV 12, CV 8, CV 6,
CV 4, ST 25
g. Batang Tubuh Dorsal : GB 21, GV 14, GV 4, GV 1, EX B 2, BL 11,
BL 12, BL 13, BL 15, BL 17, BL 18, BL 19, BL
20, BL 21, BL 22, BL 23, BL 25, BL 27, BL 28,
SI 9, SI 11
h.
Ekstremitas
Superior
Anterior
Lateral Median Medial
LU 5 LU 6 LU LU 9 PC PC PC PC HT HT HT
7 LU 3 6 7 9 3 5 7
10
Dorsal
LI 4 LI 11 LI TE TE SI SI
15 3 5 1 3
i.Ekstremitas
Inferior
Medial
Anterior Median Posterior
LR 3 SP 1 KI 1
LR 8 SP 4 KI 3
SP 10 SP 8 KI 7
SP 9
SP 6
ST 30
Lateral
ST 35 GB 30 BL 40
ST 36 GB 31 BL 57
ST 40 GB 34 BL 60
ST 44 GB 39
GB 41
176
VI. Referensi :
Standar Internasional WHO, 2008
Buku Pedoman Praktis Akupresur, DEPKES RI, terbitan th. 1998
Buku Kesehatan Swadaya, Oka Putu S.
Buku Akupuntur RSCM
Dasar Teori Akupunktur, Sim Kie Jie
www.all-about-acupungture.com
177
Lembar Penugasan MI.3
1. Panduan Diskusi
i. Fasilitator membagi peserta ke dalam kelompok, masing-masing kelompok terdiri
dari 5-6 orang
ii. Fasilitator membagikan gambar tubuh manusia.
iii. Tiap kelompok menyelesaikan tugas yaitu menggambarkan jalur meridian (waktu
30 menit), kemudian mempresentasikan hasil tugas tiap kelompok.
2. Panduan Latihan
i. Peserta diatur berpasangan, satu sebagai model dan satu sebagai penunjuk titik,
dilakukan secara bergantian.
ii. Penunjuk titik menempelkan kertas di tubuh model sesuai instruksi fasilitator
(regio kepala, regio batang tubuh anterior, regio batang tubuh posterior, regio
ekstremitas superior dan regio ekstremitas inferior).
iii. Fasilitator merangkum penugasan titik akupresur
178
MATERI INTI 4
TEKNIK AKUPRESUR
I. URAIAN MATERI
Memijat adalah bagian terpenting dalam melakukan tindakan akupresur. Dengan
melakukan pemijatan yang benar, maka tujuan dalam mengatasi gejala penyakit dapat
tercapai. Penggunaan teknik akupresur disesuaikan dengan hasil pemeriksaan
terhadap pasien agar tindakan akupresur dapat mencapai hasil maksimal. Cara memijat
yang baik dan benar juga dapat membantu meningkatkan hasil pemijatan, selain itu
membantu pemijat dalam menghemat tenaga saat memijat. Akupresur dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan sehingga pada saat pelaksanaan akupresur,
perhatian akupresuris terhadap klien sangat dibutuhkan.
179
2. Fasilitator menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
akupresur
3. Fasilitator menjelaskan dan mendemostrasikan teknik-teknik pemijatan dalam
akupresur
4. Fasilitator membagi peserta berpasangan. Setiap pasangan diminta untuk
mempraktekkan teknik memijat secara bergantian.
5. Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan pendapat,
tanya jawab dan klarifikasi.
180
- Pemijatan dilakukan searah meredian
b. Pelemahan
- Dilakukan pada pasien yang sifat penyakitnya masuk dalam kelompok
yang
- Pemijatan pada setiap titik yang dipilih, antara 40 – 60 kali putaran atau
tekanan
- Arah putaran, berlawanan dengan arah jarum jam
- Tekanan pijatan mulai dari sedang dan kuat
- Jumlah titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan
- Pemijatan dilakukan berlawanan arah meridian
Teknik pemijatan sangat bervariasi sesuai dengan teknik akupresur. Contoh
teknik pemijatan yang dilakukan oleh akupresuris, sebagai berikut :
1. Menekan menggunakan ibu jari atau menutuk dengan jari telunjuk lalu
diputar-putar (mengucak) pada titik akupresur, misalnya pemijatan pada
daerah kepala, tangan, kaki, dada dan perut.
2. Menekan menggunakan pangkal atau sisi telapak tangan atau siku untuk
permukaan tubuh yang luas atau bagian tubuh yang ototnya tebal, misalnya
pemijatan pada daerah punggung, paha dan bokong
3. Mendorong atau menggosok sepanjang jalur meridian menggunakan ibu
jari atau pangkal telapak tangan, misalnya pemijatan pada ekstremitas atas,
ekstremitas bawah dan punggung.
4. Menjepit mengenai dua meridian atau titik sekaligus, misalnya pemijatan
pada LU 5 dan LI 11
5. Meremas jalur meridian, misalnya pemijatan di tangan atau kaki
6. Mencubit otot, cubitan kecil maupun besar.
7. Menggetarkan yaitu menekan titik akupresur menggunakan jari atau telapak
tangan sambil digetarkan.
8. Menyeka yaitu memijat menggunakan dua ibu jari dengan arah berlawanan.
9. Mengetuk dan menepuk yaitu memukul-mukul permukaan tubuh
mengunakan ujung-ujung jari.
10. Mengusap dengan menggunakan telapak tangan pada permukaan tubuh.
11. Menyisir yaitu melakukan gerakan seperti menggaruk untuk daerah kepala.
Teknik pemijatan pada anak sama dengan teknik pemijatan pada orang dewasa,
namun jumlah pemijatannya setengah dari jumlah pemijatan pada orang
dewasa dan tekanannya disesuaikan dengan kondisi anak.
181
KEKUATAN TEKAN / PIJAT
182
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENEKANAN
Sebelum melakukan pemijatan perlu diketahui hal-hal penting yang berkaitan dengan
pelaksanaan pemijatan, yaitu :
1. Kondisi pasien
Akupresur tidak boleh dilakukan terhadap penderita yang :
a. Dalam keadaan terlalu lapar.
b. Dalam keadaan terlalu kenyang.
c. Dalam keadaan terlalu emosional.
d. Penekanan pada titik-titik tertentu, misalnya PC6 dan ST36 efektif mengatasi
mual muntah pada kehamilan.
e. Dalam kondisi tubuh sangat lemah hanya diperlukan pijat untuk menguatkan.
2. Kontra Indikasi
Akupresur hanya merupakan pendukung untuk mengatasi gangguan kesehatan,
sehingga penanganan penyakit tetap berada dibawah tanggungjawab dokter.
Kondisi yang tidak bisa ditangani dengan akupresur adalah :
a. Kegawatdaruratan medik
b. Kasus yang perlu pembedahan
c. Keganasan
Dalam kasus keganasan dilarang melakukan akupresur di lokasi tumor,
kelenjar getah bening yang membesar, serta daerah-daerah yang terjadi borok
akibat tumor.
d. Penggunaan obat pengencer darah (antikoagulansia)Diketahui ada kelainan
pembekuan darah
e. Penyakit akibat hubungan seksual
f. Penyakit Infeksi
g. Daerah luka bakar, borok dan luka parut yang baru (kurang dari satu bulan)
3. Kondisi ruangan.
a. Suhu jangan terlalu panas dan jangan terlalu dingin
b. Sirkulasi udara lancar dan segar
c. Sarana dan prasarana yang digunakan harus bersih
d. Pencahayaan cukup
183
Posisi pemijat hendaklah berada pada keadaan yang bebas dan nyaman untuk
melakukan pemijatan dan lebih tinggi dari pasien.
Pemijatan yang dilakukan tidak sesuai dengan posisi yang benar dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
184
Lembar Penugasan MI.4
Panduan Praktik
Materi Inti 4
TEKNIK AKUPRESUR
185
MATERI INTI 5
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam melakukan terapi akupresur, tatalaksana terapi menjadi penting karena apa yang
akan dilakukan terhadap pasien harus dapat dipertanggung jawabkan. Pasien adalah
orang yang datang kepada penyehat untuk mendapatkan pertolongan akan keluhan
yang dideritanya. Semua yang dilakukan terhadap pasien pada waktu terapi harus
melalui perencanaan yang merupakan hasil pemikiran dan keputusan.
Tatalaksana terapi dimulai dari pemeriksaan pasien, diagnosa, dan perencanaan terapi
sehingga tindakan dapat dilaksanakan dengan baik dan benar.
Modul ini menjelaskan cara pemeriksaan, cara menyimpulkan hasil pemeriksaan, cara
menyusun rencana terapi, dan melaksanakan terapi agar dapat dipakai sebagai
pedoman dalam melaksanakan terapi akupresur.
186
IV. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah 1 Pengkondisian (10 menit)
1. Fasilitator memperkenalkan diri, kemudian menyampaikan pokok bahasan
pembelajaran serta waktu yang tersedia untuk materi ini
2. Fasilitator menggali pendapat peserta untuk menyampaikan pendapat atau
pengetahuannya tentang tatalaksana terapi akupresur. Tuliskan pada flipchart agar
dapat dibaca semua orang
3. Fasilitator memandu peserta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi yang
dinamis.
Langkah 2 Membahas Pokok Bahasan (15 menit)
1. Fasilitator mulai menjelaskan fungsi pemeriksaan dan rencana terapi
2. Fasilitator menjelaskan penyiapan tempat, alat, bahan dan pasien untuk
pelaksanaan akupresur
3. Fasilitator menjelaskan penyiapan diri untuk melakukan terapi
4. Fasilitator menjelaskan pemijatan sesuai perencanaan
5. Fasilitator menjelaskan pemberian saran, evaluasi dan jadwal terapi
6. Fasilitator membagi peserta berpasangan. Setiap pasangan diminta untuk
melakukan role play dan mendemonstrasikan cara pemeriksaan
7. Fasilitator memberi kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapat,
tanya jawab dan klarifikasi.
V. BAHAN PEMBELAJARAN
A. PEMERIKSAAN KLIEN
Pelaksanaan akupresur dimulai dengan pemeriksaan terhadap klien, agar dapat
ditentukan letak, jenis dan penyebab penyakitnya.
Ada empat cara untuk melakukan pemeriksaan berdasarkan teori akupresur. Hasil
dari setiap cara tersebut akan saling menunjang atau saling melengkapi sehingga
didapatkan sebuah kesimpulan yang mendekati kebenaran.
1. Pengamatan
Yang diamati dari pasien adalah kelainan yang tampak meliputi:
a. Keadaan jiwanya atau semangatnya.
b. Warna wajah dan ekspresinya, contoh : pucat atau segar
Ekspressi yang layu, lesu, pucat menunjukkan keadaan yin. Ekspresi cerah,
bergairah, tegang, pemarah menunjukkan keadaan yang.
c. Bentuk tubuh dan gerak gerik
187
Contoh: yang gemuk, gerak gerik lamban, menunjukkan keadaan yin. Bentuk
kurus, gerak-gerik agresif menunjukkan keadaan yang.
d. Lidah, pemeriksaan lidah terdiri dari 2 bagian, yaitu otot lidah dan selaput lidah.
i. Otot lidah
Otot Lidah yang sehat, berbentuk sedang (tidak gemuk, tidak kurus) dan
berwarna merah muda, selaput putih, tipis, bersih, gerakannya leluasa
dan tidak ada tapal gigi di otot lidah.
ii. Selaput Lidah
Selaput lidah yang normal tipis, warna putih sampai kuning muda.
Penyebarannya merata di seluruh permukaan lidah.
3. Wawancara
Dalam wawancara yang perlu diketahui adalah:
a. Keluhan
b. Riwayat penyakit
c. Keadaan lingkungan tempat tinggal/ tempat kerja
d. Kebiasaan makan minum (panas, dingin, pedas, manis dll)
e. Obat dan pengobatan yang pernah didapat
f. Kebiasaan dan keadaan buang air besar dan buang air kecil.
g. Keringat banyak atau sedikit
h. Tempat keluhan
i. Khusus untuk wanita : keadaan haid, riwayat kehamilan, mempergunakan
kontrasepsi atau tidak.
j. Khusus anak: imunisasi, riwayat penyakit bawaan, lahir cukup bulan atau
tidak, lahir normal atau perlu tindakan
Wawancara harus dilakukan dengan ramah, sopan, tidak terlalu panjang dan
berulang-ulang, serta tidak menyinggung perasaan pasien (empati).
188
4. Perabaaan
Pada perabaan, 2 hal yang perlu kita lakukan, yaitu:
a. Perabaan Nadi
b. Perabaan daerah nyeri
Pada perabaan daerah nyeri, perlu diperhatikan lokasi nyeri maupun reaksi
akibat perabaan:
1) Nyeri enak tekan : hipofungsi
2) Nyeri semakin nyeri : hiperfungsi
5. Kesimpulan
Kesimpulan akhir adalah hasil dari analisa data pemeriksaan yang akan
digunakan sebagai dasar dalam merencanakan terapi.
Diagnosa akupresur, terdiri dari:
a. Keluhan.
Misalnya sakit di bahu, lutut kaku, dll.
b. Letak keluhan
Di bagian luar tubuh(meridian) atau di bagian dalam tubuh (organ)
c. Sifat / jenis keluhan
Hiperfungsi atau hipofungsi
d. Penyebab keluhan
Penyebab Penyakit Luar, Penyebab Penyakit Dalam atau Penyebab Penyakit
Golongan III
contoh kesimpulan:
Sakit kepala sebelah kiri karena gangguan pada
meridian GB (kandung empedu) bersifat hiperfungsi,
disebabkan oleh penyebab penyakit luar (panas).
PERENCANAAN TINDAKAN
189
Bahan terapi dapat berupa cream atau minyak urut, seperti.body lotion, minyak
kelapa, minyak zaitun, baby oil dll.
2. Pemilihan titik-titik
Akupresur menggunakan titik-titik akupresur sebagai lokasi pemijatan.
Cara memilih lokasi / titik-titik akupresur dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya:
a. Dengan memilih titik-titik sekitar tempat yang sakit
b. Dengan memilih lokasi tempat yang sakit
c. Dengan memilih titik yang mempunyai indikasi sesuai keluhan
d. Dengan memilih jalur meridian yang terganggu
e. Dengan memilih organ yang sakit
Contoh :
Sakit kepala, dipilih titik-titik :
a. yang ada di kepala sekitar tempat yang sakit
b. tepat di tempat yang sakit
c. titik-titik jauh dari keluhan tetapi bias mempengaruhi penyakitnya
d. meridian yang melalui tempat yang sakit
190
B. PENCATATAN PEMERIKSAAN DAN RENCANA TERAPI
Berikut contoh form pengisian untuk pelayanan akupresur:
FORM PEMERIKSAAN DAN RENCANA TERAPI
I. PENGAMATAN
1. Keadaan kejiwaan
(Shen) .........................................................................................................................................
...........
......................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
1 Pendengaran : ..........................................................................................................
..........................................................................................................
...............................................................................
2 Penghidu : ..........................................................................................................
..........................................................................................................
...............................................................................
191
192
III. WAWANCARA
HAL-HAL UMUM
1. Keluhan utama : ....................................................................................................
2. Keluhan tambahan : ....................................................................................................
3. Riwayat penyakit : ....................................................................................................
4. Penyebab Penyakit : ....................................................................................................
HAL-HAL KHUSUS
1. Lingkungan tempat kerja : .................................................................................
2. Obat dan pengobatan yang pernah : ........................................................................................
didapat ..........................................................................
3. Kebiasaan makan minum : ........................................................................................
(panas, dingin, pedas, manis, dll) ........................................................................................
...................................................................
4. Kehausan : .................................................................................
5. Keringat : .................................................................................
6. Buang air kecil : .................................................................................
7. Buang air besar : .................................................................................
8. Kebiasaan tidur : .................................................................................
9. Daerah/ tempat keluhan : .................................................................................
10. Khusus wanita : .................................................................................
11. Khusus anak : .................................................................................
12. Lain-lain
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
............................................................................................................................................
IV. PERABAAN
193
V. DIAGNOSA/ KESIMPULAN
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
Petugas Akupresur,
(......................................................)
194
PETUNJUK PENGISIAN KARTU PEMERIKSAAN
Cara pengisian data khusus adalah sebagai berikut:
I. PENGAMATAN
195
Selaput lidah : diisi dengan kelainan warna dan ketebalan selaput
lidah, seperti: putih tebal, kuning tebal, putih tipis
dll
196
II. PENDENGARAN DAN PENGHIDU/ PENCIUMAN
Pendengaran : diisi dengan kelainan suara yang muncul dari pasien yang
menunjukkan kelainan, seperti: suara yang lemah, suara
batuk, nafas memburu, cekutan, sendawa dll
Penghidu : diisi dengan bau yang tercium dari pasien,seperti:
bau keringat, bau nafas, bau urine dll
III. WAWANCARA
HAL-HAL UMUM
Keluhan utama : diisi dengan keluhan yang dirasakan sangat menganggu
pasien pada saat itu, seperti: mual, pusing, nyeri gigi, nyeri
pinggang dll
Keluhan tambahan : Keluhan tambahan:diisi dengan keluhan tambahan dari
pasien atau dari hasil pertanyaan pemeriksa, seperti: susah
tidur, BAB atau BAK terganggu dll
Riwayat penyakit : diisi dengan riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyebab penyakit : diisi dengan penyebab penyakit yang membuat pasien
mengalami gangguan dan lamanya gangguan, seperti:
karena kehujanan (PPL) dan sudah 3 hari.
HAL-HAL KHUSUS
Lingkungan tempat : diisi dengan kondisi lingkungan kerja pasien, seperti:
kerja di pabrik, pasar dll
Obat dan pengobatan : diisi seperti: sudah ke puskesmas minum obat dokter
yang pernah didapat
Kebiasaan makan : diisi dengan suhu dan rasa yang disukai, seperti: suka
minum (panas, dingin, hangat dan rasa manis, suka dingin dan rasa pedas dll
pedas, manis, dll)
Kehausan : diisi kelainannya, seperti haus yang berlebihan
Keringat : diisi kelainannya, seperti keringat berlebihan, suka
keringat dingin
Buang air kecil : diisi kelainannya, seperti: kurang lancar, beser, nyeri dll
Buang air besar : diisi kelainannya, seperti sembelit, diare, berdarah dll
Kebiasaan tidur : diisi kelainannya, seperti susah tidur, mudah mengantuk
dll
Daerah/ tempat keluhan : diisi dengan letak keluhan pada anggota badan, seperti:
197
di kepala, di kaki, di tangan dll
Khusus wanita : Pada wanita diisi kelainan pada menstruasinya, seperti:
menopause, nyeri haid, kehamilan dll.
Khusus anak : Pada anak diisi kelengkapan imunisasinya, riwayat
penyakit berat, seperti step dll
Lain-lain : Di isi keterangan hal-hal khusus lain yang dianggap perlu
untuk membantu pengisian kartu pemeriksaan
IV. PERABAAN
Daerah keluhan : diisi dengan hasil perabaan pada daerah keluhan, seperti:
enak tekan atau nyeri tekan, ada benjolan, ada otot tegang dll
Titik Khusus : diisi dengan titik nyeri yang berhubungan dengan keluhan sakit
Nadi : diisi dengan hasil perabaan nadi pada pasien, terdiri dari cepat
atau lambat menunjukan adanya panas atau dingin, kuat atau
lemah menunjukkan hiperfungsi atau hipofungsi, luar atau dalam
menunjukan di organ atau meridian.
Contoh: kuat cepat di luar artinya jenisnya hiperfungsi, ada panas
di meridian
V. DIAGNOSA/ KESIMPULAN
Diisi dengan kalimat yang menyatakan keluhan, letak penyakit di meridian atau organ,
jenisnya hiperfungsi atau hipofungsi dan penyebab penyakit.
contoh: sakit kepala sebelah kiri, karena gangguan pada meridian GB (kandung
empedu) bersifat hiperfungsi disebabkan oleh penyebab luar.
198
VIII. Lampiran berupa bahan evaluasi dan lembar kerja
Lembar Penugasan MI.5
1. Peserta di bagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 sampai
dengan 5 orang.
2. Di setiap kelompok 1 orang peserta berperan sebagai model, yang lainnya
melakukan pemeriksaan dan pengisian “Kartu Data Pasien” yang terdiri dari hasil-
hasil pemeriksaan, kesimpulan pemeriksaan, rencana terapi dan rencana tindakan
akupresur (waktu 60 menit)
3. Setelah selesai tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
4. Peserta lainnya memberi tanggapan, pertanyaan dan klarifikasi
5. Fasilitator merangkum hasil pemeriksaan, kesimpulan pemeriksaan, rencana terapi
dan rencana tindakan akupresur yang benar.
199
MATERI INTI 6
TATALAKSANA KASUS AKUPRESUR PADA MASA COVID-19,UNTUK KESEHATAN
IBU, DAN ANAK, PENYAKIT TIDAK MENULAR, GANGGUAN MENTAL DAN KONDISI /
GANGGUAN KESEHATAN YANG SERING DITEMUKAN SEHARI-HARI
DESKRIPSI SINGKAT :
Tidak semua kasus gangguan kesehatan dapat diatasi dengan akupresur, karena
akupresur tidak membunuh kuman dan juga tidak dapat memperbaiki kecacatan, namun
dapat mengatasi gangguan kesehatan ringan. Modul ini memandu bagaimana mengatasi
gangguan kesehatan ringan yang biasa diderita oleh masyarakat dengan akupresur.
TUJUAN PEMBELAJARAN
200
4. Henti rokok
201
3. Fasilitator memandu peserta untuk menanggapi sehingga terjadi interaksi yang
dinamis.
Langkah 2 Membahas Pokok Bahasan (360 menit)
1. Fasilitator mulai menjelaskan tatalaksana kasus Akupresur pada masa Covid-19,
kesehatan ibu, dan bayi, Hipertensi esensial, diabetes tipe 2, obesitas, henti rokok,
gangguan mental dan kondisi/gangguan kesehatan yang sering ditemukan sehari-
hari.
2. Fasilitator menjelaskan pengertian titik-titik akupunktur pada masa Covid-19,
kesehatan ibu, dan bayi, Hipertensi esensial, diabetes tipe 2, obesitas, henti rokok,
gangguan mental dan kondisi/gangguan kesehatan yang sering ditemukan sehari-
hari.
3. Fasilitator memberi kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapat, tanya
jawab dan klarifikasi.
4. Fasilitator menjelaskan perjalanan meridian dan titik akupresur pada 14 meridian
5. Fasilitator menjelaskan mikrosistem daun telinga
6. Fasilitator membagi peserta kelompok. Setiap kelompok menyelesaikan penugasan
yang diberikan oleh fasilitator kemudian melakukan role play dengan menunjukkan
alur meridian dan titik-titik akupresur berdasarkan hasil diskusi kelompok
7. Fasilitator memberi kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapat, tanya
jawab dan klarifikasi
202
B. Tata laksana peningkatan kesehatan ibu dan anak:
1. Meningkatkan nafsu makan
1) Titik yang digunakan: ST36, CV12, SP3, SP6, ST25
203
Perubahan gaya hidup
Hindari makanan yang merangsang lambung
Makanan bervariasi agar tidak bosan
Istirahat cukup
5) Level of edivence
2A
6) Referensi
Suci rahmawati, Atik Nurhayati, Deded Nugraha. 2018
204
- Istirahat cukup
- Olahraga cukup
- Hindari stress
5) Level of evidence : 1b
6) Referensi : Esfahani M, Sooghe S, et al. Effect of acupressure on milik
valume of breastfeeding mothers referring to selected health care centers in
Tehran. Iran J Nurs Midwivery Res. 2015
3. Mengurangi mual muntah pada ibu hamil (ICD 10: Dispepsia K30)
1) Titik Yang Digunakan
ST36, PC6 bilateral
2) Teknik Rangsang
Penekanan selama 30 menit (7,5 menit untuk setiap titik).
3) Outcome
Numeric Rating Scale (NRS) for Nausea Severity Measurement turun
4 poin
4) Edukasi
Perubahan gaya hidup
Hindari makanan yang merangsang
Istirahat cukup
5) Level of evidence
2A
6) Referensi : NICE 2021, inline dengan perhimpunan kebidanan Inggris.
2021.
205
1) Titik yang digunakan
SP 6
2) Teknik Rangsang
Penekanan secara perpendikuler (tegak lurus) selama 5 detik, diselingi
istirahat 1 detik. Dilakukan sebanyak 30 kali.
3) Outcome
206
Penurunan 15 – 20 mmHg setelah tindakan selama 15 dan 30 menit
4) Edukasi
Kontrol ke dokter secara teratur
Obat anti hipertensi tetap dikonsumsi sesuai anjuran dokter
Diet rendah garam dan rendah lemak
Olah raga teratur
Istirahat cukup
5) Level of evidence
2B
6) Referensi
Lin GH, Chang WC, et al. Effectiveness of Acupressure on the Taichong
Acupoint in Lowering Blood Pressure in Patients with Hypertension: A
Randomized Clinical Trial. DOI: 10.1155/2016/1549658. Oktober 2016.
207
2) Teknik Rangsang
Tiap titik ditekan selama 10 detik, diselingi istirahat 2 detik selama
5 menit.
3) Outcome
Penurunan kadar gula darah puasa sebesar 20 mg%
Kadar insulin meningkat 10 mg%
4) Edukasi
Kontrol ke dokter secara teratur
Obat anti diabetes tetap dikonsumsi sesuai anjuran dokter
Diet rendah karbohidrat
Olah raga teratur
5) Level of evidence: 2B
6) Referensi
Zarvasi A, Jaberi A, et al. Effect of self-acupressure on Fasting Blood Sugar
(FBS) and Insulin Level in Type 2 Diabetic Patients: A Randomized Clinical
Trial. DOI: 10.19082/7155. Agustus 2018.
208
2) Teknik Rangsang
Penekanan selama 30 kali pada setiap titik
3) Outcome: -
4) Edukasi
Makan dengan gizi seimbang
Hindari makanan tidak sehat
Istirahat cukup
Olah raga teratur
5) Level of evidence: 4
6) Referensi
http://www.malaymail.com/news/life/2017/three-acupressure -point-for-a-
springtime-boost/1359011.
4. Henti rokok
1) Titik yang digunakan menurut NADA National Acupuncture Detoxification
Association adalah: titik akupresur telinga MA TF1 (Shenmen telinga), MA IC1
(paru), MA SC5 (hati), MA SC (ginjal), MA AH7 (simpatis).
209
2) Teknik rangsang : menggunakan stainless steel press pellet tapes (ear seed),
yang ditempelkan di titik telinga dan dilakukan penekanan selama 10 detik
pada tiap titik, dilakukan 3 kali sehari dan saat menculnya keinganan untuk
merokok. Dalam kondisi sulit mendapatkan alat, dapat dilakukan dengan
menggunakan cotton bud.
3) Outcome : Mood and phsysical symptoms Scale (MPPS) atau keinginan
untuk merokok berkurang 75%.
4) Edukasi :
Istirahat yang cukup
Olahraga teratur
Makan makanan yang bergizi
5) Level of edivence : 4
6) Referensi
Zhang A, Di Y, et al, Ear acupressure for smoking cessation : A randomised
controlled trial, Research artile, 2013
210
2) Teknik rangsang: penekanan pada titik EX-HN3 dan HT7 selama 30 detik
pada setiap titik dengan kekuatan 1/3 ujung distal ibu jari tangan menjadi
putih.
3) Outcome mengurangi keluhan kecemasan, Hospital anxiety and depression
scale HADS), Hamilton depression scale (HAMD).
4) Edukasi:
- Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga
- Dukungan keluarga dan teman
- Olahraga teratur
- Menghindari kafein, rokok dan minuman beralkohol
5) Level of edivence: 1A
6) Referensi: Au D, Tsang H, Ling P, Efects of acupressure on anxiety A
systematic review and meta analysis
211
2) Teknik Rangsang
Penekanan selama 30 kali pada setiap titik
Untuk titik di telinga, dilakukan penekanan selama 3 menit. Sebanyak 3 x
per hari.
3) Outcome:
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) < 5, menandakan kualitas tidur yang
baik.
4) Edukasi:
Edukasi sleep hygiene:
- Hindari tidur siang
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein, merokok, dan
alkohol sesaat sebelum tidur
- Saat tidur gunakan lampu redup
- Hindari makanan berlebihan sebelum tidur
- Memastikan lingkungan sekitar tenang
5) Level of evidence: 2A
6) Referensi:
Simoncini M, et al. Acupressure in Insomnia and Others Sleep Disorders
in Elderly Institutionalized Patients Suffering from Alzheimer’s Disease.
Aging Clin Wxp Res. 2015
Tanumas G, Mihardja H, Srilestrari A, Rooshoeroe AG. Efek Akupunktur
terhadap Perbaikan Skor PSQI pada Pasien Geriatri dengan Insomnia.
2018.
212
a. Nyeri kepala sebelah (migrain) (ICD10: G43.9)
1) Titik yang digunakan: GB41, GV20, GB20 dan GB21
213
- Hindari faktor penyebab seperti perubahan cuaca, stres, cahaya
yang terlalu terang dan kurang istirahat
- Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet seperti
monosodium glutamat (MSG) atau pemanis buatan.
- Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein
- Rutin olahraga
5) Level of edivence: 1B
6) Referensi: Wang et al. Eficacy of acupuncture for migraine prophylaxis:
A single-blinded, doubledummy, randomized controlled trial. Pain 12
2011; 1864-1871.
214
2) Tekink rangsang : penekanan selama 30 kali pada setiap titik.
3) Outcome : VAS turun 2 tingkat
4) Edukasi :
Hindari faktor penyebab seperti perubahan cuaca, stres, cahaya
yang terlalu terang dan kurang istirahat.
Jika tidak ada perbaikan konsultasi ke dokter.
5) Level of edivence : 2A
6) Referensi:
Li L Hsieh, et al. Effect of Acupressure ang Trigger Points in Treating
Headache: A Randomized Controlled Trial. The American Journal of
Chinese Medicine Vol. 38 No.01 PP. 1-14. 2010
215
1) Titik Yang Digunakan
• LI4, GB30, GB31 dan GB34 bilateral
2) Teknik Rangsang
Penekanan selama 1 menit (60 kali hitungan) pada tiap titik.
3) Outcome
VAS turun 2,5 tingkat
216
4) Edukasi
• Hindari mengangkat berat
• Posisi duduk yang baik (ergonomis)
• Lakukan peregangan secara teratur
• Olah raga teratur disamakan kalimatnya
5) Level of evidence
3
6) Referensi
Adams A, Eschman J, et al. Acupressure for Chronic Low Back Pain: A
Single System Study. Department of Physical Therapy, Youngstown
State University, 2017
217
- VAS turun 2 setelah tindakan
- Range of movement bertambah 30 derajat setelah 12 kali tindakan
akupresur
-
4) Edukasi:
- Hindari faktor penyebab
- Jika ada tanda-tanda peradangan dilutut, konsultasi ke dokter
5) Level of edivence: 3
6) Referensi: Zhang Y, Shen C, Peck K et al. Training Self-Administered
Acupressure Exercise among Postmenopausal Women with Osteoarthritic
Knee Pain: A Feasibility Study and Lessons Learned. Research article.
Hindai Publishing Corporation. 2012.
e. Nyeri bahu
1) Titik yang digunakan: LI15 dan TE14
218
6) Referensi: Shin C, Lee. Effects of aromatherapy acupressure on
hemiplegic shoulder pain and motor power in stroke patients: a pilot
study. Altern complement med. 2007.
219
2) Teknik rangsang: penekanan selama 30 detik pada setiap titik dengan
kekuatan 1/3 ujung distal ibu jari tangan menjadi putih
3) Outcome: skor VAS turun 2
4) Edukasi:
- Menjaga kesehatan gigi (oral hygiene)
- Pengobatan gigi bila diperlukan
5) Level of edivence: 2B
6) Referensi: Grillo C, Wada R, Sousa M. Acupuncture in the Management
of Acute Dental Pain. J Acupunct meridian stud. 2014.
g. Nyeri haid
1) Titik yang digunakan : SP6 dan SP8
220
2) Teknik rangsang: penekanan dengan ibu jari selama 20 menit untuk
kedua kaki, akupresur dilakukan dilakukan 1x sehari selama 3 hari
pertama sikus haid.
3) Outcome : skor VAS turun 2
4) Edukasi :
Olahraga teratur
Istirahat yang cukup
Makan makanan bergizi
5) Level of edivence : 3
6) Referensi : The effect of acupressure on severity primary dysmenorrhea,
Garloghi S, Torkzahrani S, Doi: 10.2147/PPA.S27127, 2012.
221
2) Teknik rangsang: penekanan selama 30 detik pada setiap titik dengan
kekuatan 1/3 ujung distal ibu jari tangan menjadi putih
3) Outcome: VAS turun 2
4) Edukasi:
- Peregangan secara teratur
- Olahraga teratur
- Hindari aktivitas fisik yang berlebihan
5) Level of evidence: 4
6) Referensi: Kurmod akupresur 2018, Kemenkes
222
2. Pernafasan : sesak nafas (long case), batuk (umum) (ICD10: sesak R06.0)
1) Titik Yang Digunakan
• LU1, BL13, BL14, LU10, PC6 bilateral, dan CV12
223
2) Teknik Rangsang
Didahului relaksasi di leher dan bahu 3 menit, kemudian pressing dan
sirkuler tiap titik selama 3 menit.
3) Outcome
Penilaian menggunakan visual analogue scale dyspnea score
(Martinez et al 2000)
4) Edukasi
• Menghindari faktor penyebab
• Tidak merokok
• Menjaga berat badan tetap ideal
• Rutin olahraga
5) Level of evidence: 2B
6) Referensi
Saadawy, D. Effect of Acupressure on Dyspnea and Fatigue among
Patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease. Journal of
Education and Practice, Vol.4, No.22, 2013.
224
2) Teknik Rangsang
Penekanan selama 30 detik pada setiap titik dengan kekuatan 1/3
ujung distal ibu jari tangan menjadi putih
3) Outcome
VAS gatal turun 2 tingkat.
4) Edukasi:
• Hindari paparan terhadap alergen yang telah diketahui
• Hindari terpapar langsung dengan alergen (contoh: stimulan fisik
dan kimia)
225
• Perhatikan kadaluarsa dari makanan dan minuman yang
dikonsumsi
• Hindari binatang peliharaan
• Sedapat mungkin menggunakan penyejuk ruangan (AC)
5) Level of evidence
3A
6) Referensi:
Chen C, Yu H, et al, Acupuncture Treatment of Urticaria, Arc
Dermatol,doi: 10,1001/Arch derm.134.11.1397, 1998
226
2) Teknik rangsang: penekanan sebanyak 30 kali
penekanan selama 30 detik pada setiap titik dengan kekuatan 1/3 ujung
distal ibu jari tangan menjadi putih
3) Outcome: memperbaiki quality of life
4) Edukasi:
- Istirahat yang cukup
- Makan makanan bergizi seimbang
- Olahraga teratur
5) Level of edivence: 4
6) Referensi: kurmod akupresur 2018 kemkes
227
2) Teknik rangsang: penekanan selama 30 detik pada setiap titik dengan
kekuatan 1/3 ujung distal ibu jari tangan menjadi putih
3) Outcome: frekuensi buang air kecil berkurang
4) Edukasi:
- Toilet training
- Minum air putih cukup
- Menghindari minum kopi, soda dan alkohol
5) Level of edivence: 3
6) Referensi: Lucas et al. Guidelines on urunary incontinence. European
association of urology 013:48-49.
6. Gangguan sistem reproduksi pria : disfungsi ereksi
1) Titik yang digunakan: CV2, ST30, GV1
228
GV1
GV1
2) Teknik rangsang: penekanan selama 30 menit
3) Outcome:
International score disfungsi erection
Minimal dapat melakukan hubungan seksual
4) Edukasi:
- Melakukan senam kegel
- Turunkan berat badan
- Hindari merokok dan minum alkohol
- Kurangi stress dan istirahat cukup
5) Level of edivence: 3
6) Referensi
Engelhardt et al. Acupuncture in teh treatment of psychogenic erectile
dysfunction: first result of a perspective randomized placebocontrolled
study. International Journal of impotence Research (2003) 15. 343-346.
229
2) Teknik rangsang:
Penekanan pada ST36 dan SP3 selama 30 menit bilateral
3) Outcome: penurunan skor NRS untuk nausea
4) Edukasi :
- Makan teratur sesuai jadwal
- Makan makanan yang bergizi seimbang
- Istirahat cukup
- Olahraga teratur
5) Level of edivence: 3b
6) Referensi: Octaviani R, Achiriyati D. Acupressure On zusanli (ST36)
and Taibai (SP3) in Reducing Nausea for Patients With Dyspepsia at
banyumas Hospital. Nurse media journal of Nursing. 2014.
b. Sembelit (konstipasi)
1) Titik yang digunakan: LI4, LR3, ST36, SP15 dan CV6
230
2) Teknik rangsang: penekanan selama 1 menit pada masing-masing titik
3) Outcome: frekuensi buang air besar bertambah
4) Edukasi:
- Minum air putih yang cukup (2 liter perhari)
- Perbanyak makan serat (sayur dan buah)
- Olahraga teratur
- Tidur yang cukup
5) Level of edivence: 3
6) Referensi: Abbasi P, Mojalli M et al. Effect of acupressure on
constipation in patients undergoing hemodialysis: A randomized
double-blind controlled clinical trial. Avicenna journal of phytomedicine.
2019.
231
Lembar Penugasan MI.6
Panduan Praktik
Materi Inti 6
232
SIMULASI
233
MATERI PENUNJANG 1
I. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam suatu pelatihan tatap muka, terutama pelatihan dalam kelas(in class
training), dimana bertemu sekelompok orang yang terdiri dari trainer/fasilitator, panitia
dan peserta latih belum saling mengenal sebelumnya,berasal dari tempat yang
berbeda,dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan/pengetahuan, pengalaman,
serta sikap dan perilaku yang berbeda pula. Apabila hal ini tidak diantisipasi sejak awal
pelatihan kemungkinan akan mengganggu kesiapan peserta dalam memasuki proses
pelatihan yang bisa berakibat pada kelancaran proses pembalajaran selanjutnya.
BLC pada suatu pelatihan sangatlah penting karena BLC adalah proses
mempersiapkan peserta mengikuti proses pembelajaran secara individual,kelompok
maupun menyeluruh dan mengubah diri kearah yang positif, meliputi intelektual dan
emosional.
Mengelola pelatihan orang dewasa dapat dikatakan gampang-gampang sulit.
Betapa tidak. Orang dewasa secara emperis sudah menguasai konsep atau pengetahuan
dengan caranya sendiri terlepas dari benar dan salah. Bahkan sekalipun salah biasanya
diyakini dengan ngotot bahwa itu yang paling baik dan benar. Mereka protek diri dan sulit
menerima hal baru dari luar. Oleh karena itu perlu strategi khusus untuk membuka dan
membuat orang dewasa welcome atau care dengan informasi baru.
Pada awal memasuki suatu pelatihan, sering para peserta menunjukkan suasana
kebekuan (freezing), karena berbagai hal dimana salah satunya adalah belum tentu
pelatihan yang diikuti merupakan pilihan pribadinya. Mungkin saja kehadirannya di
pelatihan karena terpaksa, menuruti perintah atasan atau tidak ada lagi calon lainnya,
dan ini sering terjadi pada pelatihan bagi pegawai institusi pemerintah. Mungkin juga
terjadi, pada saat pertama hadir sudah memiliki angapan merasa sudah tahu semua yang
akan dipelajari atau membayangkan kejenuhan yang akan dihadapi.
Untuk mengantisipasi semua itu, perlu dilakukan suatu proses pencairan
(unfreezing) diantara semua komponen yang terlibat didalam pelatihan tersebut untuk
mencoba menghilangkan hambatan hambatan yang sudah disebutkan diatas tadi.
Sebagai salah satu solusi yang diusulkan untuk mengatasi hal tersebut diatas
adalah membangun komitmen pembelajaran yang biasa disingkat dalam terminology
BLC. Membangun Komitmen Belajar (BLC) adalah salah satu metode atau proses untuk
mencairkan kebekuan tersebut. BLC bukan team building ataupun dinamika kelompok,
akan tetapi merupakan bagian kecil ataupun dapat disebutkan sebagai entry point dari
kedua proses tersebut.
BLC juga mengajak peserta mampu mengemukakan harapan harapan mereka
dalam pelatihan ini, serta merumuskan nilai nilai dan norma yang kemudian disepakati
bersama untuk dipatuhi selama proses pembelajaran. Jadi inti dari BLC juga adalah
terbangunnya komitmen dari semua peserta untuk berperan serta dalam mencapai
harapan dan tujuan pelatihan, serta mentaati norma yang dibangun berdasarkan
pembauran nilai nilai yang dianut dan disepakati. Proses BLC adalah proses melalui
tahapan dari mulai saling mengenal antar pribadi, mengidentifikasi dan merumuskan
234
harapan dari pelatihan ini, sampai terbentuknya norma kelas yang disepakati bersama
serta kontrol kolektifnya.
Pada proses BLC setiap peserta harus berpartisipasi aktif dan dinamis.
Keberhasilan atau ketidak berhasilan proses BLC akan berpengaruh pada proses
pembelajaran selanjutnya. Metode yang digunakan games/permainan, diskusi kelompok
dan pleno.
235
Langkah 3.Merumuskan harapan terhadap pelatihan dan norma yang disepakati.
(20 menit)
Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kecil @ 5-6 orang,kemudian
menjelaskan penugasan kelompok yaitu :
Masing-masing kelompok menentukan harapan terhadap pelatihan ini serta
kekhawatiran dalam mencapai harapan tersebut. Mula-mula secara individu,
kemudian hasil setiap individu dibahas dan dilakukan kesepakatan sehingga menjadi
harapan kelompok.
Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta lainnya
diminta untuk memberikan tanggapan dan masukan.
Fasilitator memandu peserta untuk membahas harapan dan kekhawatiran dari setiap
kelompok tersebut sehingga menjadi harapan kelas yang disepakati bersama.
Berdasarkan harapan kelas yang telah disepakati kemudian fasilitator memandu
peserta untuk merumuskan norma kelas yang disepakati bersama. Peserta difasilitasi
sedemikian rupa agar semua berperan aktif dan memberikan komitmennya untuk
metaati norma kelas tersebut.
Komitmen
Adalah keterikatan,keterpanggilan seseorang terhadap apa yang dijanjikan atau yang
menjadi tujuan dirinya atau kelompoknya yang telah disepakati dan terdorong berupaya
sekuat tenaga untuk mengaktualisasinya dengan berbagai macam cara yang
baik,efektif dan efisien.
Komitmen belajar/pembelajaranadalah keterpanggilan seseorang/kelompok/kelas
(peserta pelatihan) untuk berupaya dengan penuh kesungguhan mengaktualisasikan
236
apa yang menjadi tujuan pelatihan/pembelajaran. Keadaan ini sangat menguntungkan
dalam mencapai keberhasilan individu/kelompok/kelas, karena dalam diri setiap orang
yang memiliki komitmen tersebut akan terjadi niat baik dan tulus untuk memberikan
yang terbaik kepada individu lain, kelompok dan kelas secara keseluruhan.
Dengan terbangunnya BLC, juga akan mendukung terwujudnya saling percaya, saling
kerja sama, saling membantu, saling memberi dan menerima, sehingga tercipta
suasana/ lingkungan pembelajaran yang kondusif
Harapan
Adalah kehendak/keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Dalam
pelatihan berarti keinginan untuk memperoleh atau mencapai tujuan yang dinginkan
sebagai hasil proses pembelajaran.
Dalam menentukan harapan harus realistis dan rasional sehingga kemungkinan untuk
mencapainya besar. Harapan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah.
Harapan juga harus menimbulkan tantangan atau dorongan untuk mencapainya, dan
bukan sesuatu yang diucapkan secara asal asalan. Dengan demikian dinamika
pembelajaran akan terus terpelihara sampai akhir proses.
Norma
Merupakan nilai yang diyakini oleh suatu kelompok atau masyarakat, kemudian menjadi
kebiasaan serta dipatuhi sebagai patokan dalam perilaku kehidupan sehari hari
kelompok/masyarakat tersebut. Norma adalah gagasan, kepercayaan tentang kegiatan,
instruksi, perilaku yang seharusnya dipatuhi oleh suatu kelompok.
Norma dalam suatu pelatihan, adalah gagasan, kepercayaan tentang kegiatan, instruksi,
perilaku yang diterima oleh kelompok pelatihan, untuk dipatuhi oleh semua anggota
kelompok(peserta, pelatih/ fasilitator dan panitia).
Kontrol Kolektif
Merupakan kesepakatan bersama tentang memelihara agar kesepakatan terhadap
norma kelas ditaati. Biasanya ditentukan dalam bentuk sanksi apa yang harus
diberlakukan apabila norma tidak ditaati atau dilanggar
VIII. LAMPIRAN
- Lembar Kerja
237
LAMPIRAN
Lembar Kerja 1
238
Hasil kelas
Kelompok 1.
Kelompok 2.
Kelompok 3.
Kelompok 4.
239
Norma Kelas yang disepakati
Norma
Kontrol Kolektif
Hasil kelompok
Kontrol Kolektif
Hasil kesepakatan
kelas
240
MATERI PENUNJANG 2
I. DESKRIPSI SINGKAT
Secara makro bahwa proses pembelajaran dikelas adalah langkah awal dalam
memperoleh kompetensi pengetahuan, sikap, perilaku dan psikomotor terkait dengan
substansi materi diklat.Kemudian langkah berikutnya upaya menerapkan kompetensi
tersebut ditempat kerja peserta latih. Seluruh kompetensi yang diperoleh dalam dalam
kelas akan mubazir jika tidak diimplementasikan di tempat kerja. Segera setelah peserta
latih tiba di instansi asal, mereka dibebani tugas dan tanggungjawab yang tertunda
selama meninggalkan pelatihan, lalu kemudian, mereka sibuk mengerjakan tugas
tersebut. Sementara berkas-berkas pelatihan mungkin saja terabaikan dan bisa jadi
terlupakan.
Untuk mengantisipasi kemunginan terjadinya masalah tersebut, rencana tindak lanjut
(RTL) perlu disiapkan sebagai salah satu materi pelatihan penunjang, sehingga
mempunyai dampak positif bagi peningkatan metode kerja dan ethos kerja mantan
peserta latih untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Selanjutnya dampak ini
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan ditanah air kita.
RTL berupa rumusan (item-item) rencana kegiatan terkait pelatihan yang harus
dirancang diakhir pembelajaran, sehingga peserta latih menyadari bahwa masih ada
tugas tambahan yang harus dikerjakan setelah bertugas kembali ditempat kerjanya.
Rencana kegiatan paska pelatihan harus dirumuskan secara seksana, dengan
mempertimbangkan kesiapan sarana prasarana, sdm dan biaya ditempat tugas serta
metode pendekatan yang perlu ditempuh agar rumusan RTL dapat direalisir sebagamana
mestinya .
Masing-masing jenis kegitan dalam RTLdijabarkan kedalam variabel tujuan,
sasaran, cara melaksanakan, tempat dan waktu, pelaksana, sumber biaya dan indokator
keberhasilan sehingga terlihat suatu perencanaan yang selektif, perioritas dan realistis
241
C. Cara penyusunan RTL
3. Kegiatan peserta
c. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan
d. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator
e. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
Langkah 2
1. Kegiatan fasilitator
d. Penyampaian materi sub pokok bahasan-1, tentang pengertian RTL secara
umum, dan menjelaskan rencana-rencana kegiatan paska pelatihan.
e. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas
f. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta
2. Kegiatan peserta
242
d. Mengajukan pertanyaan yang diminta fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.
e. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator
f. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.
Langkah 3
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan-2, tentang “ Tujuan Penyusunan RTL“
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
2. Kegiatan peserta
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan
b. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting
Langkah 4
1. Kegiatan Fasilitor.
a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan-3, tentang “ Ciri-ciri yang harus dimiliki
RTL“
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
2. Kegiatan peserta.
a. Mengajukan pertanyaan yang diminta fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan
b. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas.
Langkah 5
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan–4, tentang “ Ruang lingkup RTL“
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas.
2. Kegiatan peserta
a. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan kesempatan yang diberikan
b. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas
Langkah 6
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan-5, tentang “Cara penyusunan RTL“,
dan menjelaskan perbedaan rumusan RTL kelompok di kelas dengan RTL resmi
paska pelatihan.
b. Meminta kelas untuk membentuk kelompok, jumlah kelompok sesuai dengan
asal jumlah propinsi atau instansi sejenis, serta memilih ketua, sekretaris dan
penyaji.
243
c. Meminta masing-masing kelompok merumuskan RTL yang mengacu pada
variable RTL yang diberikan serta menuliskan hasil-hasil diskusi kelompoknya
kedalam flipchart atau dengan laptop
d. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses diskusi
2. Kegiatan peserta.
a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan penyaji serta
melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan fasilitator.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas
c. Menyusun hasil-hasil diskusi ke dalam flipchart atau laptop.
d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting.
Langkah 7
Penutup
1. Kegiatan fasilitator
d. Menutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan atas waktu dan
perhatian yang telah diberikan selama sesi penyampaian materi berlangsung,
e. Mengucapkan permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak berkenan
selama proses pembelajaran.
f. Mengucapkan salam penutup sesi
2. Kegiatan peserta.
c. Memberi sahutan atas ucapan salam fasilitator
d. Memberikan komentar tertulis tentang jalannya penyampaian materi oleh
narasumber dalam selembar kertas
A. Pengertian RTL
Pada Diklat Indonesian Australian-Specialist Training Project, 2010 (IA-STP) istilah
rencana tindak lanjut disebut rencana aksi, yakni suatu rencana mantan peserta latih
ditempat tugas tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam hubungannya
penerapan kompetensi yang diperoleh dari pelatihan. Kompetensi pelatihan berupa
kemampuan bidang pengetahuan. sikap dan perilaku serta psikomotor sangat
diharapkan dapat diimplementasikan ditempat kerja sehingga memberi manfaat bagi
instansi peserta latih. Rencana kegiatan RTL dapat mencakup antara lain:
a. Sosialisasi terhadap teman sekerja, atasan dan atau instansi mantan peserta
latih untuk menjadi pemahaman dan pertimbangan dalam merencanakan
penerapan kompetensi materi pelatihan ditempat kerjanya.
244
b. Penerapan kompetensi materi pelatihan berupa pengetahuan, sikap dan perilaku
serta psikomotor pada metode atau prosedur kerja terkait tugas pokok dan
fungsi mantan peserta latih.
c. Perencanaan pengadaan sarana penunjang yang dibutuhkan dalam
merealisasikan penerapan kompetensi pelatihan baik berupa ruangan kerja,
perangkat keras seperti komputer dan laptop maupun perangkat lunak
pendukungnya serta instrumen lain yang diperlukan.
d. Perencanaan pelatihan sejenis untuk menambah tenaga dengan kompetensi
sejenis sehingga jumlah penyandang kompetensi lebih banyak dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi di instansi mantan peserta latih.
Rumusan RTL resmi paska pelatihan disusun dengan mengacu pada dokumen
resmi sesuai dengan outline, yang terdiri dari ; Latar belakang, tujuan kegiatan,
sasaran, metodologi / cara pelaksanaan kegiatan, tim pelaksana, waktu dan tempat
serta biaya. Selanjutnya “rumusan RTL pada saat pelatihan“ disertakan sebagai
lampiran. Hal penting lain tentang tentang latarbelakang tersebut adalah
dikemukakannya peraturan per undang undangan sebagai landasan pelaksanaan
245
kegiatan khususnya dalam peningkatan kompetensi tenaga kesehatan untuk
melaksanakan tupoksi serta uraian tentang kontribusi peran kompetensi yang
diperoleh dari pelatihan menanggulangi/meminimalisir masalah-masalah prioritas
organisasi tempat tugas mantan peserta.
Dengan demikian rumusan RTL resmi paska pelatihan ini dianggap sebagai laporan
resmi dalam mengikuti pelatihan, diajukan sebagai pertanggungjawaban kepada
atasan serta sebagai suatu dokumen resmi tentang rencana kegiatan yang akan
dilakukan setelah diklat ditempat asal instansi peserta latih, atau rumusan RTL ini
dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari bahan pertimbangan dalam penyusunan
rencana umum asal instansi peserta latih yang dibuat tiap awal tahun anggaran
B. Tujuan RTL,
Tujuan akhir dari RTL adalah peningkatan kinerja khususnya peningkatan kualitas
tenaga kesehatan dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya. Peningkatan kinerja
dapat dicapai dengan penerapan kompetensi sebagai suatu standar proses.
Selanjutnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi berdasarkan standar proses yang
meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat. Selaras dengan tujuan akhir tersebut, secara spesifik tujuan RTL adalah
sebagai berikut :
a. Teridentifikasinya rencana kegiatan tentang penerapan kompetensi diklat yang
diperoleh dari pelatihan di instansi asal peserta latih
b. Diketahuinya metode / cara pelaksanaan rencana kegiatan tentang penerapan
kompetensi diklat yang diperoleh dari pelatihan di instansi asal peserta latih
Kemudian dapat ditambahkan bahwa rencana kegitan yang tercantum RTL
merupakan indikator penilaian pada waktu melakukan evaluasi paska pelatihan
(EPP).
C. Ciri-ciri RTL
Dalam merumuskan rencana kegiatan dalam suatu RTL, hendaknya kegiatan-
kegiatan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi keritaria sebagai
berikut :
1. Sederhana dan spesifik
Sederhana artinya setiap rencana kegiatan yang dicantumkan dalam RTL
hendaknya mudah dilaksanakan, yakni metodenya sederhana, dibuat mudah
dilakukan dan tidak mewah (biaya pengadaan atau pelaksanaan kegitannya tidak
mahal) sehingga penerapannya tidak menimbulkan kesulitan bagi pelaksana atau
tidak menimbulkan kecemburuan dari lingkungan sendiri atau masyarakat.
Spesifik artinya rencana kegiatannya tidak mengambang, tapi bersifat khusus.
Kegiatan spesifik merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pokok, misalnya
pada diagnosis penyakit sebagai kegiatan pokoknya, maka kegiatan
spesifiknyakegiatan seperti; anamnese, pemeriksaan klinis, konfirmasi
laboratorium dan lain-lain.
2. Measurable
Measurable artinya rencana kegiatan dapat diukur dan mempunyai satuan ukuran
seperti satuan jumlah, satuan waktu serta memiliki indikator proses seperti trend
yang menurun / meningkat yang dinyatakan dalam bentuk %, rate & ratio.
246
Misalnya sosialisasi kegiatan akupresur ditempat kerja dilakukan terhadap seluruh
atau 5 orang perawat puskesmas.
3. Achievable
Kegiatan memiliki ciri achievable, jika kegiatan tersebut dilaksanakan, maka
tujuan kegiatan akan dapat dicapai. Misalnya sosialisasi kegiatan akupresur
ditempat kerja bertujuan agar setiap perawat juga memiliki kompetensi yang
sejenis yaitu terampil melaksanakan akupresur terhadap pasien apabila mantan
peserta latih tidak berada ditempat. Dengan demikian tujuan menggantikan peran
mantan peserta latih dapat dicapai sekalipun yang bersangkutan berhalangan.
4. Relevant
Relevant artinya rencana kegiatan berhubungan langsung dengan kompetensi
pelatihan serta tugas pokok dan fungsi mantan peserta latih ditempat kerja.
Sosialisasi kegiatan akupresur ditempat kerja adalah kompetensi diklat mantan
peserta latih yang diharapkan diterapkan ditempat kerja dalam kaitannya dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
5. Timely
Timely artinya setiap rencana kegiatan yang dicantumkan dalam RTL tepat
waktunya dilakukan dan dapat dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
Penerapan kegiatan akupresure ditempat kerja merupakan program Yankestrad
sebagaimana yang tertera dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI
2010-2014.
247
3
4
248
d. Cara penetapan metode/cara pelaksanaan kegiatan,
Metode/cara pelaksanaan kegiatan adalah bagaimana kegiatan tersebut
dilaksanakan. Misalnya: Jika jenis kegiatan sosialisasi, maka cara
pelaksanaannya dengan pertemuan/tatap muka. Pada kegiatan pengadaan
sarana dan prasarana, maka cara pelaksanaannya dengan penunjukan
langsung atau pelelangan barang/jasa oleh panita dan seterusnya.
e. Cara penetapan tim pelaksana,
Penetapan tim pelaksana dengan dilakukan menginventarisir kalangan struktural
dan staf terkait jenis kegiatan yang direncanakan. Keikutsertaan dalam tim
pelaksana ini sangat sensitive kerana berhubungan dengan kesejahteraan dan
keadilan, Dengan demikian pemilihan tim pelaksana sebaiknya dikonsultasikan
dengan atasan dan pimpinan institusi. Hal penting yang perlu diperhatikan
mengajukan timpelaksana ini adalah kemampuan, dedikasi dan kerjasama
f. Cara penetapan tempat
Prinsip efektifitas dalam arti tempat yang dipilih memiliki daya dukung yang
optimal dalam penyelenggaraan kegiatan, serta efisien dan hemat sesuai
dengan alokasi biaya agar tidak menimbulkan keresahan.
g. Cara penetapan waktu pelaksanaan
Tetapkan waktu yang memastikan bahwa seluruh pejabat dan staf yang terlibat,
hadir dan berkontribusi maksimal dalam penyelenggaraan kegiatan. Untuk itu
perlu penjajakan dan konfirmasi sebelumnya. Penetapan waktu yang baik
adalah dengan dilengkapi dengan tanggal pelaksanaan yang fit, dan
diinformasikan selumnya, sehingga memastikan tim pelaksana dapat bertugas
sebagaimana mestinya.
h. Cara perkiraan alokasi biaya
Rancangan biaya harus logis dan realitis, sesuai item-item kegiatan yang
dibutuhkan. pos–pos pengeluaran mengacu pada daftar harga yang ditetapkan
fihak yang berwenang.
249
2)Latar belakang,
(Kemukakan peraturan per undang-undangan yang melandasi pelaksanaan
rencana kegiatan yang anda usulkan, kemudian uraikan masalah prioritas
terkait dengan pelaksanaan tupoksi anda, serta peran kompetensi anda untuk
menanggulangi dan meminimalisir masalah prioritas tersebut )
3) Tujuan kegiatan
4) Sasaran
5) Metodologi/cara pelaksanaan kegiatan
Cara perumusannya sama
6) Tim pelaksana
dengan cara penyusunan
7) Waktu
8) Tempat serta biaya. RTL kelompok dikelas
9) Lampiran
(lampirkan instrumen pendukung materi)
d. Laporkan kepada atasan sebagai pertanggungan jawab pelaksanaan tugas
mengikuti pelatihan.
VII. REFERENSI
1. BPP-SDM Kesehatan ; Rencana Tindak Lanjut ; Modul TOT NAPZA, Pusdiklat SDM
Kesehatan ; Jakarta ; 2009
2. Ditjen PP & PL, Depkes RI ; Rencana Tindak Lanjut, Kurmod Surveilance ; Subdit
Surveilans ; Jakarta ; 2008
3. Depkes RI; Modul – 1, Perencanaan Pengendalian Penyakit Kanker ; Direktorat PTM ;
Jakarta ; 2007
4. Departemen Kesehatan RI ; Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan
Berorientasi Pembelajaran; Pusdiklatkes- BPP-SDM ; Jakarta ; 2004
5. Indonesian-Australian Spesialist Project ( IA-STP) ; Metode Pelatihan Bagi Tenaga
Pelatih, Rencana Aksi ; Jakarta ; 2010
VIII. LAMPIRAN
1. Lembar Kerja
LEMBAR KERJA
Peserta dibagi dalam kelompok, masing-masing anggota berasal dari propinsi
yang sama.
Disetiap kelompok dipilih Ketua, Sekretaris dan Penyaji.
Fasilitator menyampaikan penugasan penyusunan RTL
Ketua kelompok memandu dan melibatkan seluruh anggota kelompok untuk
menyusun RTL dengan:
a. Menganalisis situasi
b. Menetapkan kegiatan
c. Menentukan tujuan per kegiatan
d. Menentukan sasaran per kegiatan
e. Menentukan cara dan metode pada setiap kegiatan
f. Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan
g. Menentukan biaya apabila ada kegiatan ada yang harus dibiayai
h. Menentukan pelaksana atau penanggung jawab dari masing-masing
kegiatan.
Hasil diskusi dituangkan dalam matrik RTL yang dipelajari dalam modul atau
dikembangkan lagi sesuai kebutuhan.
250
Masing-masing kelompok mempersiapkan bahan presentasi.
MATERI PENUNJANG 3
ANTI KORUPSI
I. DESKRIPSI SINGKAT
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk
luar biasa pada hampir seluruh sendi kehidupan. Korupsi telah menghancurkan sistem
perekonomian, sistem demokrasi, sistem politik, sistem hukum, sistem pemerintahan,
dan tatanan sosial kemasyarakatan di negeri ini. Upaya pemberantasan korupsi yang
telah dilakukan selama ini belum menunjukkan hasil yang optimal. Korupsi dalam
berbagai tingkatan tetap saja banyak terjadi seolah-olah telah menjadi bagian dari
kehidupan kita yang bahkan sudah dianggap sebagai hal yang biasa. Jika kondisi ini
tetap kita biarkan berlangsung maka cepat atau lambat korupsi akan menghancurkan
negeri ini.
Korupsi harus dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang oleh
karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya. Upaya
pemberantasan korupsi– yang terdiri dari dua bagian besar, yaitu (1) penindakan, dan
(2) pencegahan–tidak akan pernah berhasil optimal jika hanya dilakukan oleh
pemerintah saja tanpa melibatkan peran serta masyarakat.
Dalam rangka mempercepat pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2013
tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi perlu disusun Strategi
Komunikasi Pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan korupsi di Kementerian
Kesehatan sebagai salah satu kegiatan reformasi birokrasi yang dilaksanakan
Kementerian Kesehatan agar para Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian
Kesehatan terhindar dari perbuatan korupsi.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi
adalah dengan memberikan pengertian dan kesadaran melalui pemahaman terhadap
konsep serta penanaman nilai-nilai anti korupsi yang selanjutnya dapat menjadi budaya
dalam bekerja. Agar muatan tentang anti korupsi dapat tersampaikan secara standar
pada setiap pelatihan bagi para PNS di lingkungan Kementerian Kesehatan maka perlu
disusun modul anti korupsi sebagai pegangan fasilitator dalam menyampaikan materi.
251
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN
A. Konsep Korupsi
1. Definisi korupsi
2. Ciri-ciri korupsi
3. Bentuk/jenis korupsi
4. Tingkatan korupsi
5. Faktor penyebab korupsi
6. Dasar hukum tentang korupsi
B. Konsep anti korupsi
1. Definisi Anti Korupsi
2. Nilai-nilai Anti Korupsi
3. Prinsip-prinsip Anti Korupsi
C. Upaya pencegahan korupsi dan pemberantasan korupsi
1. Upaya Pencegahan Korupsi
2. Upaya Pemberantasan Korupsi
3. Strategi Komunikasi Anti Pemberantasan Korupsi
D. Tata cara pelaporan dugaan pelanggaran tindak pidana korupsi (TPK)
1. Laporan
2. Penyelesaian Hasil Penanganan Pengaduan Masyarakat
3. Pengaduan
4. Tata Cara Penyampaian Pengaduan
5. Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan Kemenkes
6. Pencatatan Pengaduan
E. Gratifikasi
1. Pengertian Gratifikasi
2. Aspek Hukum
3. Gratifikasi dikatakan sebagai Tindak Pidana Korupsi (TPK)
4. Contoh Gratifikasi
5. Sanksi Gratifikasi
V. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Berikut merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
Langkah 1
Pengkondisian Peserta
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan disampaikan.
252
2. Sampaikan tujuan pembelajaran materi ini dan pokok bahasan yang akan
disampaikan, sebaiknya dengan menggunakan bahan tayang.
Langkah 2
Penyampaian Materi
Langkah pembelajaran:
Fasilitator menyampaikan paparan seluruh materi sesuai urutan pokok bahasan dan sub
pokok bahasan dengan menggunakan bahan tayang. Fasilitator menyampaikan materi
dengan metode ceramah tanya jawab, kemudian curah pendapat.
Langkah 3
Latihan Kasus
Langkah pembelajaran:
Langkah 4
Langkah pembelajaran:
253
pengertian korupsi berdasarkan definisi umum dan pendapat para pakar.
1. Definisi Korupsi
Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema Andrea: 1951)
atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Selanjutnya dikatakan
bahwa “corruptio” berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang
lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah “corruption,
corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/korruptie” (Belanda).
Arti kata korupsi secara harfiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian.
Dengan demikian arti kata korupsi adalah sesuatu yang busuk, jahat dan
merusak, berdasarkan kenyataan tersebut perbuatan korupsi menyangkut:
sesuatu yang bersifat amoral, sifat dan keadaan yang busuk, menyangkut
jabatan instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam
jabatan karena pemberian, menyangkut faktor ekonomi dan politik dan
penempatan keluarga atau golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan
jabatan.
2. Ciri-Ciri Korupsi
Ada 6 ciri korupsi adalah sebagai berikut:
a. dilakukan oleh lebih dari satu orang;
b. merahasiakan motif; ada keuntungan yang ingin diraih;
c. berhubungan dengan kekuasaan/ kewenangan tertentu;
d. berlindung di balik pembenaran hukum;
e. melanggar kaidah kejujuran dan norma hukum
f. mengkhianati kepercayaan
3. Jenis/Bentuk Korupsi
Berikut ini adalah berbagai bentuk korupsi yang diambil dari Buku Saku yang
dikeluarkan oleh KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK: 2006).
254
No. Bentuk Korupsi Perbuatan Korupsi
2. Suap Menyuap
4. Pemerasan
255
Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada wak-tu menjalankan tugas,
meminta atau menerima pekerjaan atau penyerahan barang, seolah-olah
merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bu-kan
merupakan utang;
5. Perbuatan Curang
Pemborong, ahli bangunan yang pada waktu membuat ban-gunan, atau penjual
bahan bangunan yang pada waktu me-nyerahkan bahan bangunan, melakukan
perbuatan curang yang dapat membahayakan keamanan orang atau barang, atau
keselamatan negara dalam keadaan perang;
Setiap orang yang bertugas mengawasi pembangunan atau menyerahkan bahan
bangunan, sengaja membiarkan perbuatan curang;
Pegawai negeri atau penyelenggara negara baik lang-sung maupun tidak langsung
dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau perse-waan yang
pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk
mengurus atau mengawasinya.
7. Gratifikasi
4. Tingkatan Korupsi
Ada 3 (tiga) tingkatan korupsi seperti uraian di bawah ini
a. Materi Benefit
256
Amanat dapat berupa apapun, baik materi maupun non materi
Anggota DPR yang tidak menyampaikan aspirasi rakyat atau
memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi merupakan bentuk
korupsi.
257
Aspek-aspek individu tersebut perlu mendapatkan perhatian bersama.
Sangatlah ironis, bangsa kita yang mengakui dan memberikan ruang yang
leluasa untuk menjalankan ibadat menurut agamanya masing-masing,
ternyata tidak banyak membawa implikasi positif terhadap upaya
pemberantasan korupsi.
Demikian pula dengan hidup konsumtif dan sikap malas. Perilaku konsumtif
tidak saja mendorong untuk melakukan tindakan korupsi, tetapi
menggambarkan rendahnya sikap solidaritas sosial, karena terdapat
pemandangan yang kontradiktif antara gaya hidup mewah di satu sisi dan
kondisi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin
pada sisi lainnya.
b. Aspek Organisasi
Pada aspek organisasi, korupsi terjadi karena kurang adanya keteladanan
dari pimpinan, tidak adanya kultur organisasi yang benar, sistem
akuntabilitas di pemerintah kurang memadai, kelemahan sistem
pengendalian manajemen, serta manajemen yang lebih mengutamakan
hirarki kekuasaan dan jabatan cenderung akan menutupi korupsi yang
terjadi di dalam organisasi.
258
kedudukan. Tetapi korupsi dalam artian memberi suap, juga banyak
dilakukan oleh pengusaha dan kaum profesional bahkan termasuk Advokat.
Korupsi yang disebabkan oleh sistem yang koruptif inilah yang pada
akhirnya akan menghambat tercapainya clean and good governance. Jika
kita ingin mencapai pada tujuan clean and good governance, maka perlu
dilakukan reformasi birokrasi yang terkait dengan pembenahan sistem
birokrasi tersebut.
a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1);
b. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi;
c. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/
MPR/ 1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
d. UU no. 28 Th. 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
e. UU no. 31 Th. 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874); sebagaimana telah diubah
dengan UU no. 20 Th. 2001.
259
Pokok Bahasan 2
B. Konsep Anti Korupsi
a. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak
berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting
bagi kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam
kehidupan sosialnya (Sugono: 2008).
Nilai kejujuran dalam kehidupan dunia kerja yang diwarnai dengan budaya kerja
sangat-lah diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang berlaku
dimana-mana termasuk dalam kehidupan di dunia kerja. Jika pegawai terbukti
melakukan tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkup kerja maupun sosial,
maka selamanya orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai
pegawai tersebut.
b. Kepedulian
Menurut Sugono definisi kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
260
menghiraukan (Sugono: 2008). Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di dunia kerja dan di masyarakat. Sebagai calon
pemimpin masa depan, seorang pegawai perlu memiliki rasa kepedulian
terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam dunia kerja maupun
lingkungan di luar dunia kerja.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri bagi pegawai dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri
yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya. Hal ini penting untuk masa depannya dimana pegawai
tersebut harus mengatur kehidupannya dan orang-orang yang berada di bawah
tanggung jawabnya sebab tidak mungkin orang yang tidak dapat mandiri
(mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang lain. Dengan
karakter kemandirian tersebut pegawai dituntut untuk mengerjakan semua
tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi: 2004).
d. Kedisiplinan
Menurut Sugono definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada
peraturan (Sugono:2008). Dalam mengatur kehidupan dunia kerja baik kerja
maupun sosial pegawai perlu hidup disiplin. Hidup disiplin tidak berarti harus
hidup seperti pola militer di barak militier namun hidup disiplin bagi pegawai
adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan
dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup kerja
maupun sosial dunia kerja.
Manfaat dari hidup yang disiplin adalah pegawai dapat mencapai tujuan
hidupnya dengan waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain
percaya dalam mengelola suatu kepercayaan. Nilai kedisiplinan dapat
diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik,
kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di dunia kerja,
mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
261
e. Tanggung Jawab
Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan dan diperkarakan) (Sugono: 2008).
Pegawai adalah sebuah status yang ada pada diri seseorang yang telah lulus
dari penkerjaan terakhirnya yang melanjutkan pekerjaan dalam sebuah lembaga
yang bernama organisasi. Pegawai yang memiliki rasa tanggung jawab akan
memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding pegawai
yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. pegawai yang memiliki rasa tanggung
jawab akan mengerjakan tugas dengan sepenuh hati karena berpikir bahwa jika
suatu tugas tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya
di depan orang lain. pegawai yang dapat diberikan tanggung jawab yang kecil
dan berhasil melaksanakannya dengan baik berhak untuk mendapatkan
tanggung jawab yang lebih besar lagi sebagai hasil dari kepercayaan orang lain
terhadap pegawai tersebut. pegawai yang memiliki rasa tanggung jawab yang
tinggi mudah untuk dipercaya orang lain dalam masyarakat misalkan dalam
memimpin suatu kepanitiaan yang diadakan di dunia kerja.
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang
salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut
berupa perwujudan kesadaran akan kewajiban menerina dan menyelesaikan
semua masalah yang telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu
pengabdian dan pengorbanan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan” menimbulkan
asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan, kelaki-lakian dan pantang mundur. Adalah penting sekali bahwa
kemauan pegawai harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus
menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Setiap
kali seseorang penuh dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi lebih
kuat dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika interaksi antara individu pegawai
dapat dicapai bersama dengan usaha kerja keras maka hasil yang akan dicapai
akan semakin optimum.
Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai
dengan target. Akan tetapi bekerja keras akan menjadi tidak berguna jika tanpa
adanya pengetahuan. Di dalam dunia kerja, para pegawai diperlengkapi dengan
berbagai ilmu pengetahuan.
g. Sederhana
Gaya hidup pegawai merupakan hal yang penting dalam interaksi dengan
masyarakat di sekitarnya. Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan
sejak pegawai me-ngenyam masa penkerjaannya. Dengan gaya hidup
sederhana, setiap pegawai dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai
dengan kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Kerap kali
262
kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata, padahal tidak selalu
kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
h. Keberanian
Jika kita temui di dalam dunia kerja, ada banyak pegawai yang sedang
mengalami kesulitan dan kekecewaan. Meskipun demikian, untuk
menumbuhkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan
keyakinan pegawai, terutama sekali pegawai harus mempertimbangkan
berbagai masalah dengan sebaik-baiknya. Nilai keberanian dapat dikembangkan
oleh pegawai dalam kehidupan di dunia kerja dan di luar dunia kerja. Antara lain
dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan lain sebagainya
prinsip akuntabilitas dapat mulai diterapkan oleh pegawai dalam kehidupan
sehari-hari sebagai pegawai Misalnya program-program kegiatan arus dibuat
dengan mengindahkan aturan yang berlaku di dunia kerja dan dijalankan sesuai
dengan aturan.
i. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Bagi pegawai karakter adil ini perlu sekali dibina agar pegawai dapat
belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.
Setelah memahami nilai-nilai anti korupsi yang penting untuk mencegah faktor
internal terjadinya korupsi, berikut akan dibahas prinsip-prinsip Anti-korupsi yang
meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan,
untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Semua
lembaga mempertanggung jawabkan kinerjanya sesuai aturan main baik dalam
bentuk konvensi (de facto) maupun konstitusi (de jure), baik pada level budaya
(individu dengan individu) maupun pada level lembaga (Bappenas: 2002).
Lembaga-lembaga tersebut berperan dalam sektor bisnis, masyarakat, publik,
maupun interaksi antara ketiga sektor.
263
memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban (answerability)
kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik: 2005). Selain itu akuntabilitas
publik dalam arti yang paling fundamental merujuk kepada kemampuan
menjawab kepada seseorang terkait dengan kinerja yang diharapkan (Pierre:
2007). Seseorang yang diberikan jawaban ini haruslah seseorang yang
memiliki legitimasi untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja
(Prasojo: 2005).
b. Transparansi
Transparansi adalah satu prinsip penting anti korupsi lainnya adalah
transparansi. Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi
dimulai dari transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh publik (Prasojo: 2007).
Selain itu transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh
proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam bentuk yang paling sederhana,
transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran untuk saling
menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan, keterbukaan, dan
kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi para pegawai
untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya pada masa kini dan
masa mendatang (Kurniawan: 2010).
264
pengerjaan teknis, pelaporan finansial dan pertanggungjawaban secara
teknis.
c. Kewajaran
Prinsip anti korupsi lainnya adalah prinsip kewajaran. Prinsip fairness atau
kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi (ketidakwajaran)
dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima hal penting yaitu
komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif.
d. Kebijakan
Prinsip anti korupsi yang keempat adalah prinsip kebijakan. Pembahasan
mengenai prinsip ini ditujukan agar pegawai dapat mengetahui dan memahami
kebijakan anti korupsi. Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi
agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
Kebijakan anti korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti-
korupsi, namun bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi,
undang-undang desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya
yang dapat memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol
265
terhadap kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara.
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktor-aktor
penegak kebijakan yaitu keKemenkesan, kejaksaan, pengadilan, pengacara,
dan lembaga pemasyarakatan.
e. Kontrol Kebijakan
Prinsip terakhir anti korupsi adalah kontrol kebijakan. Kontrol kebijakan
merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan
mengeliminasi semua bentuk korupsi. Pada prinsip ini, akan dibahas mengenai
lembaga-lembaga pengawasan di Indonesia, self-evaluating organization,
reformasi sistem pengawasan di Indonesia, problematika pengawasan di
Indonesia.
Pokok Bahasan 3
Upaya Pencegahan Korupsi dan Pemberantasan Korupsi
Korupsi masih terjadi secara masif dan sistematis. Praktiknya bisa berlangsung dimanapun,
di lembaga negara, lembaga privat, hingga di kehidupan sehari-hari. Melihat kondisi seperti
itu, maka pencegahan menjadi layak didudukkan sebagai strategi perdananya. Pada bab
sebelumnya telah dijelaskan pengertian korupsi, faktor-faktor penyebab korupsi, nilai-nilai
yang perlu dikembangkan untuk mencegah seseorang melakukan korupsi atau perbuatan-
perbuatan koruptif. dan prinsip-prinsip upaya pemberantasan korupsi. Ada yang
mengatakan bahwa upaya yang paling tepat untuk memberantas korupsi adalah
menghukum seberat-beratnya pelaku korupsi. Dengan demikian, bidang hukum khususnya
hukum pidana akan dianggap sebagai jawaban yang paling tepat untuk memberantas
korupsi.
266
Merupakan sebuah realita bahwa kita sudah memiliki berbagai perangkat hukum untuk
memberantas korupsi yaitu peraturan perundang-undangan. Kita memiliki lembaga serta
aparat hukum yang mengabdi untuk menjalankan peraturan tersebut baik keKemenkesan,
kejaksaan, dan pengadilan. Kita bahkan memiliki sebuah lembaga independen yang
bernama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kesemuanya dibentuk salah satunya
untuk memberantas korupsi. Namun korupsi tetap tumbuh subur dan berkembang dengan
pesat. Sedihnya lagi, dalam realita ternyata lembaga dan aparat yang telah ditunjuk tersebut
dalam beberapa kasus justru ikut menumbuh suburkan korupsi yang terjadi di Indonesia.
Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa bekal penkerjaan (termasuk Pekerjaan Agama)
memegang peranan yang sangat penting untuk mencegah korupsi. Yang cukup
mengejutkan, negara-negara yang tingkat korupsinya cenderung tinggi, justru adalah
negara-negara yang masyarakatnya dapat dikatakan cukup taat beragama.
Ada yang mengatakan bahwa untuk memberantas korupsi, sistem dan lembaga
pemerintahan serta lembaga-lembaga negara harus direformasi. Reformasi ini meliputi
reformasi terhadap:
sistem
akses untuk mempertanyakan apa yang dilakukan pejabat publik harus ditingkatkan
Pada bagian atau bab ini, akan dipaparkan berbagai upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi yang dapat dan telah dipraktikkan di berbagai negara. Ada
beberapa bahan menarik yang dapat didiskusikan dan digali bersama untuk melihat upaya
yang dapat kita lakukan untuk memberantas korupsi.
Berikut akan dipaparkan berbagai upaya atau strategi yang dilakukan untuk
memberantas korupsi yang dikembangkan oleh United Nations yang dinamakan the
Global Program Against Corruption dan dibuat dalam bentuk United Nations Anti-
Corruption Toolkit (UNODC : 2004).
267
lain menyediakan sarana bagi masyarakat yang hendak mengkomplain apa
yang dilaku-kan oleh Lembaga Pemerintah dan pegawainya. Selain itu
lembaga ini juga mem-berikan edukasi pada pemerintah dan masyarakat serta
mengembangkan standar perilaku serta code of conduct bagi lembaga
pemerintah maupun lembaga hukum yang membutuhkan. Salah satu peran
dari ombudsman adalah mengembangkan kepedulian serta pengetahuan
masyarakat mengenai hak mereka untuk mendapat perlakuan yang baik, jujur
dan efisien dari pegawai pemerintah (UNODC: 2004).
Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik adalah salah satu cara
untuk mencegah korupsi. Semakin banyak meja yang harus dilewati untuk
mengurus suatu hal, semakin banyak pula kemungkinan untuk terjadinya
korupsi. Salah satu cara untuk menghindari praktik suap menyuap dalam
rangka pelayanan publik adalah dengan mengumumkan secara resmi biaya
yang harus dikeluarkan oleh seseorang untuk mengurus suatu hal seperti
mengurus paspor, mengurus SIM, mengurus ijin usaha atau Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) dsb. Salah satu hal yang juga cukup krusial untuk mengurangi
risiko korupsi adalah dengan memperbaiki dan memantau kinerja Pemerintah
Daerah. Sebelum Otonomi Daerah diberlakukan, umumnya semua kebijakan
diambil oleh Pemerintah Pusat. Dengan demikian korupsi besar-besaran
umumnya terjadi di Ibukota negara atau di Jakarta. Dengan otonomi yang
diberikan kepada Pemerintah Daerah, kantong korupsi tidak terpusat hanya di
ibukota negara saja tetapi berkembang di berbagai daerah. Untuk itu kinerja
dari aparat pemerintahan di daerah juga perlu diperbaiki dan dipantau atau
268
diawasi terbukti melakukan korupsi.
Spanduk dan poster yang berisi ajakan untuk menolak segala bentuk korupsi
‘harus’ dipasang di kantor-kantor pemerintahan sebagai media kampanye
tentang bahaya korupsi bahkan memasukkan materi budaya anti korupsi
269
menajdi bagian dari pembelajaran pada pelatihan bagi aparatur sipil negara.
Salah satu cara untuk ikut memberdayakan masyarakat dalam mencegah dan
memberantas korupsi adalah dengan menyediakan sarana bagi masyarakat
untuk melaporkan kasus korupsi.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau NGOs baik tingat lokal atau
internasional juga memiliki peranan penting untuk mencegah dan
memberantas korupsi. Mereka adalah bagian dari masyarakat sipil (civil society)
yang keberadaannya tidak dapat diremehkan begitu saja. Sejak era reformasi,
LSM baru yang bergerak di bidang Anti-Korupsi banyak bermunculan. Sama
seperti pers yang bebas, LSM memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan
atas perilaku pejabat publik.
Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi
atau individu, sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem.
Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi
tersebut. Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti
korupsi tertanam dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut
antara lain meliputi kejujuran, kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja
keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.
Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat
mengatasi faktor eksternal agar korupsi tidak terjadi. Untuk mencegah
terjadinya faktor eksternal, selain memiliki nilai-nilai anti korupsi, setiap individu
perlu memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yaitu
akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan dalam
suatu organisasi/ institusi/ masyarakat. Oleh karena itu hubungan antara
prinsip-prinsip dan nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
270
Tidak ada jawaban yang tunggal dan sederhana untuk menjawab mengapa korupsi
timbul dan berkembang demikian masif di suatu negara. Ada yang menyatakan
bahwa korupsi ibarat penyakit ‘kanker ganas’ yang sifatnya tidak hanya kronis tapi
juga akut. Ia menggerogoti perekonomian sebuah negara secara perlahan, namun
pasti. Penyakit ini menempel pada semua aspek bidang kehidupan masyarakat
sehingga sangat sulit untuk diberantas. Perlu dipahami bahwa dimanapun dan
sampai pada tingkatan tertentu, korupsi memang akan selalu ada dalam suatu
negara atau masyarakat.
a. Adanya Regulasi
KEPMENKES No: 232 Menkes/SK/VI/2013, Tentang Strategi Komunikasi
Pemberantasan Budaya Anti Korupsi Kementerian Kesehatan Tahun 2013
271
Penyebarluasan nilai-nilai anti korupsi (disiplin dan tanggung jawab)
berkaitan dengan kebutuhan pribadi dan persepsi gratifikasi
Penyebarluasan informasi tentang peran penting dann manfaat whistle
blower dan justice collaborator
b. Perbaikan Sistem
Memperbaiki peraturan perundangan yang berlaku, untuk mengantisipasi
perkembangan korupsi dan menutup celah hukum atau pasal-pasal karet
yang sering digunakan koruptor melepaskan diri dari jerat hukum.
Memperbaiki cara kerja pemerintahan (birokrasi) menjadi simpel dan
efisien. Menciptakan lingkungan kerja yang anti korupsi. Reformasi
birokrasi.
Memisahkan secara tegas kepemilikan negara dan kepemilikan pribadi,
memberikan aturan yang jelas tentang penggunaan fasilitas negara untuk
kepentingan umum dan penggunaannya untuk kepentingan pribadi.
Menegakkan etika profesi dan tata tertib lembaga dengan pemberian
sanksi secara tegas.
Penerapan prinsip-prinsip Good Governance.
Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, memperkecil terjadinya human
error.
272
mempersenjatai/ memberdayakan kembali moral bangsa (Frans Seda,
2003).
Meningkatkan kesadaran hukum, dengan sosialisasi dan penkerjaan anti
korupsi.
Mengentaskan kemiskinan. Meningkatkan kesejahteraan.
Memilih pemimpin yang bersih, jujur dan anti korupsi, pemimpin yang
memiliki kepedulian dan cepat tanggap, pemimpin yang bisa menjadi
teladan.
Pokok Bahasan 4
C. Tata Cara Pelaporan Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Korupsi
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari dilingkup perusahaan mungkin kita melihat ada
beberapa “oknum” pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi namun kita binggung
bagaimana cara melaporkan kasus tersebut..
Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau
kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah
atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.(Pasal 1 angka 24 KUHAP)
1. Laporan
Dari pengertian di atas, laporan merupakan suatu bentuk pemberitahuan kepada
pejabat yang berwenang bahwa telah ada atau sedang atau diduga akan terjadinya
sebuah peristiwa pidana/ kejahatan. Artinya, peristiwa yang dilaporkan belum tentu
perbuatan pidana, sehingga dibutuhkan sebuah tindakan penyelidikan oleh pejabat
yang berwenang terlebih dahulu untuk menentukan perbuatan tersebut merupakan
tindak pidana atau bukan. Kita sebagai orang yang melihat suatu tidak kejahatan
memiliki kewajiban untuk melaporkan tindakan tersebut.
Jika Anda ingin melaporkan suatu tindak pidana korupsi yang terjadi di lingkungan
kementerian Kesehatan, saat ini kementerian Kesehatan melalui Inspektorat
jenderal sudah mempunyai mekanisme pengaduan tindak pidana korupsi.
Mekanisme Pelaporan :
273
tanggal pengaduan, isi ringkas pengaduan, posisi penanganan dan hasilnya
penanganan.
b. Sekretariat Tim Dumasdu menyusun laporan triwulanan dan semesteran untuk
disampaikan kepada Menteri Kesehatan dan Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan pihak-pihak terkait lainnya.
a. Tindakan administratif;
b. Tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi;
c. Tindakan perbuatan pidana;
d. Tindakan pidana;
e. Perbaikan manajemen.
3. Pengaduan
Pengaduan yang dapat bersumber dari berbagai pihak dengan berbagai jenis
pengaduan, perlu diproses ke dalam suatu sistem yang memungkinkan adanya
penanganan dan solusi terbaik dan dapat memuaskan keinginan publik terhadap
akuntabilitas pemerintahan. Ruang lingkup materi dalam pengaduan adalah adanya
kepastian telah terjadi sebuah tindak pidana yang termasuk dalam delik aduan,
dimana tindakan seorang pengadu yang mengadukan permasalahan pidana delik
aduan harus segera ditindak lanjuti dengan sebuah tindakan hukum berupa
serangkaian tindakan penyidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Artinya dalam proses penerimaan pengaduan dari masyarakat, seorang pejabat
yang berwenang dalam hal ini internal di Kementerian Kesehatan khususnya
Inspektorat Jenderal, harus bisa menentukan apakah sebuah peristiwa yang
dilaporkan oleh seorang pengadu merupakan sebuah tindak pidana delik aduan
ataukah bukan.
274
Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan adalah: mengandung informasi atau
adanya indikasi terjadinya penyimpangan atau penyalahgunaan wewenang yang
dilakukan oleh aparatur Kementerian Kesehatan sehingga mengakibatkan kerugian
masyarakat atau negara.
Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan merupakan pengaduan
masyarakat yang isinya mengandung informasi berupa sumbang saran, kritik yang
konstruktif, dan lain sebagainya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat.
Masyarakat terdiri atas orang perorangan, organisasi masyarakat, partai politik,
institusi, kementerian/ lembaga pemerintah, dan pemerintah daerah. Pengaduan
masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan dapat disampaikan secara
langsung melalui tatap muka, atau secara tertulis/surat, media elektronik, dan
media cetak kepada pimpinan atau pejabat Kementerian Kesehatan.
Pengaduan masyarakat berkadar pengawasan dapat disampaikan secara langsung
oleh masyarakat kepada Sekretariat Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
Pengaduan masyarakat tidak berkadar pengawasan dapat disampaikan secara
langsung oleh masyarakat kepada sekretariat unit utama dilingkungan Kementerian
Kesehatan.
Pengaduan masyarakat di lingkungan Kementerian Kesehatan harus ditanggapi
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak pengaduan diterima.
275
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat Terpadu di Lingkungan
Kementerian Kesehatan.
6. Pencatatan Pengaduan
Pada dasarnya pengaduan disampaikan secara tertulis. Walaupun peraturan yang
ada menyebutkan bahwa pengaduan dapat dilakukan secara lisan, tetapi untuk
lebih meningkatkan efektifitas tindak lanjut atas suatu perkara, maka pengaduan
yang diterima masyarakat hanya berupa pengaduan tertulis.
a. Pengaduan masyarakat (dumas) yang diterima oleh Tim Dumasdu pada Unit
Eselon I berasal dari organisasi masyarakat, partai politik, perorangan atau
penerusan pengaduan oleh Kementerian/ Lembaga/ Komisi Negara dalam
bentuk surat, fax, atau email, dicatat dalam agenda surat masuk secara
manual atau menggunakan aplikasi sesuai dengan prosedur
pengadministrasian/ tata persuratan yang berlaku. Pengaduan yang
disampaikan secara lisan agar dituangkan ke dalam formulir yang disediakan.
b. Pencatatan dumas tersebut sekurang-kurangnya memuat informasi tentang
nomor dan tanggal surat pengaduan, tanggal diterima, identitas pengadu,
identitas terlapor, dan inti pengaduan.
c. Pengaduan yang alamatnya jelas, segera dijawab secara tertulis dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat pengaduan diterima,
dengan tembusan disampaikan kepada Sekretariat Tim Dumasdu pada
Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan.
Pokok Bahasan 5
E. GRATIFIKASI
1. Pengertian Gratifikasi
Bagi sebagian orang mungkin sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan kata
Gratifikasi. Tapi Saya lebih senang menafsirkan kata tersebut dengan kata yang
mendefinisikan sesuatu yang berarti “gratis di kasih”. Gratifikasi menurut kamus
hukum berasal dari Bahasa Belanda, “Gratificatie”, atau Bahasa Inggrisnya
“Gratification“ yang diartikan hadiah uang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI,1998) Gratifikasi diartikan pemberian hadiah uang kepada pegawai di luar gaji
yang telah ditentukan.
Menurut UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, Penjelasan Pasal 12 b ayat (1), Gratifikasi adalah Pemberian
dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima
di dalam negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan
sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Seorang pejabat negara menerima “uang terima kasih” dari pemenang lelang;
276
Suami/ Istri/ anak pejabat memperoleh voucher belanja dan tiket tamasya ke luar
negeri dari mitra bisnis istrinya/ suaminya;
Seorang pejabat yang baru diangkat memperoleh mobil sebagai tanda
perkenalan dari pelaku usaha di wilayahnya;
Seorang petugas perijinan memperoleh uang “terima kasih” dari pemohon ijin
yang sudah dilayani.
Pemberian bantuan fasilitas kepada pejabat Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
tertentu, seperti: Bantuan Perjalanan + penginapan, Honor-honor yang tinggi
kepada pejabat-pejabat walaupun dituangkan dalam SK yang resmi),
Memberikan fasilitas Olah Raga (misal, Golf, dll); Memberikan hadiah pada
event-event tertentu (misal, bingkisan hari raya, pernikahan, khitanan, dll).
Pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan
wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri dan
yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik.
Pengecualian
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 Pasal 12 C ayat (1) :
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12B ayat (1) tidak berlaku, jika
penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
2. Aspek Hukum
Aspek hukum gratifikasi meliputi tiga unsur yaitu: (1) dasar hukum, (2) subyek hukum,
(3) Obyek Hukum. Ada dua Dasar Hukum dalam gratifikasi yaitu:
277
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 wajib dilakukan oleh penerima gratifikasi paling
lambat 30 hari kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.
Subyek Hukum terdiri dari: (1) Penyelenggara Negara, dan (2) Pegawai Negeri
Pegawai Negeri Sipil meliputi pegawai negeri spil sebagaimana yang dimaksud
dalam undang-undang kepegawaian, pegawai negeri spil sebagaimana yang
dimaksud dalam kitab undang-undang hukum pidana, orang yang menerima gaji
atau upah dari keuangan negara atau daerah, orang yang menerima gaji atau upah
dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah;
orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal
atau fasilitas negara atau rakyat
Obyek Hukum gratifikasi meliputi: (1) uang (2) barang dan (3) fasilitas
Suatu gratifikasi atau pemberian hadiah berubah menjadi suatu yang perbuatan
pidana suap khususnya pada seorang penyelenggara negara atau pegawai negeri
adalah pada saat penyelenggara negara atau pegawai negeri tersebut melakukan
tindakan menerima suatu gratifikasi atau pemberian hadiah dari pihak manapun
sepanjang pemberian tersebut diberikan berhubungan dengan jabatan ataupun
pekerjaannya.
Bentuknya:
Pemberian tanda terima kasih atas jasa yang telah diberikan oleh petugas, dalam
bentuk barang, uang, fasilitas.
4. Contoh Gratifikasi
Contoh pemberian yang dapat digolongkan sebagai gratifikasi,antara lain:
Pemberian hadiah atau uang sebagai ucapan terima kasih karena telah dibantu;
Hadiah atau sumbangan dari rekanan yang diterima pejabat pada saat
perkawinan anaknya;
Pemberian tiket perjalanan kepada pejabat/ pegawai negeri atau keluarganya
untuk keperluan pribadi secara cuma-cuma;
Pemberian potongan harga khusus bagi pejabat/ pegawai negeri untuk
pembelian barang atau jasa dari rekanan;
Pemberian biaya atau ongkos naik haji dari rekanan kepada pejabat/pegawai
negeri;
278
Pemberian hadiah ulang tahun atau pada acara-acara pribadi lainnya dari
rekanan;
Pemberian hadiah atau souvenir kepada pejabat/pegawai negeri pada saat
kunjungan kerja;
Pemberian hadiah atau parsel kepada pejabat/pegawai negeri pada saat hari
raya keagamaan, oleh rekanan atau bawahannya.
Berdasarkan contoh diatas, maka pemberian yang dapat dikategorikan sebagai
gratifikasi adalah pemberian atau janji yang mempunyai kaitan dengan hubungan
kerja atau kedinasan dan/ atau semata-mata karena keterkaitan dengan jabatan atau
kedudukan pejabat/ pegawai negeri dengan si pemberi.
e. Sanksi Gratifikasi
Sanksi pidana yang menerima gratifikasi dapat dijatuhkan bagi pegawai negeri atau
penyelenggara negara yang :
1. menerima hadiah atau janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau
janji tersebut diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan
dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran orang yang memberi hadiah atau janji
tersebut ada hubungan dengan jabatannya;
2. menerima hadiah atau janji, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah atau
janji tersebut diberikan untuk menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan
sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan kewajibannya;
3. menerima hadiah, padahal diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut
diberikan sebagai akibat atau disebabkan karena telah melakukan atau tidak
melakukan sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;
4. dengan maksud menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
atau dengan menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;
5. pada waktu menjalankan tugas, meminta, menerima, atau memotong pembayaran
kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kepada kas umum,
seolah-olah pegawai negeri atau penyelenggara negara yang lain atau kas umum
tersebut mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan
merupakan utang;
6. pada waktu menjalankan tugas, meminta atau menerima pekerjaan, atau penyerahan
barang, seolah-olah merupakan utang kepada dirinya, padahal diketahui bahwa hal
tersebut bukan merupakan utang;
7. pada waktu menjalankan tugas, telah menggunakan tanah negara yang di atasnya
terdapat hak pakai, seolah-olah sesuai dengan peraturan perundangundangan, telah
merugikan orang yang berhak, padahal diketahuinya bahwa perbuatan tersebut
bertentangan dengan peraturan perundangundangan; atau
8. baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan,
pengadaan, atau persewaan, yang pada saat dilakukan perbuatan, untuk seluruh atau
sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya.
279
I. REFERENSI
280