Anda di halaman 1dari 30

DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………..……………………………1


Capaian Pembelajaran …………………………………………………………………………………………………………..…………..……3
Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………………………………………………………..……………….…3
Ruang Lingkup …………………………………………………………………………………………………………..………………………….…3
Manfaat …………………………………………………………………………………………………………..……………………………………..3
Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar …………………………………………………………………………………………………………….3
Komponen Pneumatik ………………………………………………………………………………………………………………………….…5
Rangkaian Kontrol …………………………………………………………………………………………………………..…………………….19
Tes Tertulis Pilihan Ganda …………………………………………………………………………………………………………..………….24
Tes Tertulis Uraian …………………………………………………………………………………………………………..…………………….28

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan barokah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan bahan ajar Kompetensi Keahlian Teknik Elektronika Industri untuk kelas XI Program
Keahlian Pengendali Sistem Robotik. Bahan ajar ini merupakam sumber belajar yang dapat digunakan oleh
semua orang yang tertarik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka terutama peserta
didik SMK Kelas XI. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan buku modul ini. Penulis berharap buku bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan membantu selama proses pembelajaran di kelas.

Yogyakarta, 19 Mei 2022

Penulis

Ahmad Shufyan

2
A. Capaian Pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran ini, siswa diharapkan dapat menerapkan konsep fisika dasar
yang berkaitan dengan udara bertekanan Menganalisis masalah pada konsep fisika dasar yang
berkaitan dengan udara bertekanan

B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan deskripsi pencapaian tiga aspek kompetensi yakni
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh peserta didik dalam satu atau lebih kegiatan
pembelajaran, disusun secara kronologis berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu yang
menjadi prasyarat menuju Capaian Pembelajaran.

KODE
TUJUAN PEMBELAJARAN ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN
TP
3.1 Menerapkan konsep fisika dasar yang berkaitan a. Menyebutkan macam-macam
dengan udara bertekanan komponen pneumatik

4.1 Menganalisis masalah pada konsep fisika dasar b. Menemukan masalah pada
yang berkaitan dengan udara bertekanan rangkaian kontrol pneumatik
Rumusan Tujuan Pembelajaran: Melalui pengamatan dan praktikum, peserta didik dapat
menyebutkan macam-macam komponen pneumatik, menemukan masalah pada rangkaian kontrol
pneumatik.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam bahan ajar ini mencakup tentang pengetahuan dasar
pneumatik meliputi memahami komponen dan rangkaian kontrol pneumatik.

D. Manfaat
Manfaat bahan ajar ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa dapat memahami definisi dari komponen pneumatik
b. Siswa dapat memahami rangkaian kontrol pneumatik
E. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan bahan ajar ini maka
langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

3
1) Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-
masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, mahasiswa dapat bertanya
pada dosen pengampu.
2) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar
pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap
kegiatan belajar.
3) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar
sebelumnya atau bertanyalah kepada dosen yang mengampu kegiatan pembelajaran

4
MATERI
DASAR PNEUMATIK
A. Komponen Pneumatik
Pneumatik merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari fenomena udara yang
dimampatkan, sehingga tekanan yang terjadi menghasilkan gaya sebagai penyebab gerak atau
aktuasi pada aktuator. Sistem pneumatik banyak dimanfaatkan dalam proses otomasi karena
banyak kelebihan, diantaranya: 1) udara mudah diperoleh dan melimpah, 2) udara bertekanan
mudah disimpan, 3) udara bertekanan mudah didistribusikan, 4) aman terhadap beban lebih, 5)
gaya gesek sangat kecil, 6) kecepatan gerak mudah diatur. Namun demikian, sistem pneumatik juga
memiliki kekurangan, diantaranya: 1) biaya persiapan awal yang tinggi, 2) timbul polusi suara
(bising), 3) gaya aktuasi terbatas, 4) mudah mengembun, 5) temperatur tinggi.

Sistem pneumatik secara umum memiliki beberapa bagian yang tersusun sedemikian rupa,
sehingga membentuk satu kesatuan sistem yang utuh dan runtut. Sistem pneumatik yang besar
maupun kecil, secara umum terdiri atas beberapa bagian atau blok komponen, diantaranya 1)
kompresor, 2) tangki udara, 3) pengering, 4) filter, 5) katup kontrol arah, dan 6) aktuator. Gambar 1.
Menunjukkan diagram blok sistem pneumatik.

1. Kompresor
Kompresor memampatkan udara dari atmosfer sehingga memperoleh tekanan untuk suplai ke
sistem pneumatik. Pada kebutuhan yang kecil, kompresor dilengkapi dengan tangki udara, namun
untuk kebutuhan yang besar (industri) kompresor dan tangki terpisah. Ada pengelompokan jenis
kompresor seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 3a menunjukkan simbol dari kompresor,
sedangkan Gambar 3b menunjukkan bentuk fisik dari kompresor torak piston.

5
2. Tangki Udara

Tangki udara dipergunakan untuk penyimpanan udara bertekanan. Fungsi dari tangki udara ialah
menjaga tekanan agar stabil, sebagai persediaan dalam keadaan darurat, sebagai pendingin udara,
memisahkan kandungan air yang terkondensasi. Secara umum tangki udara berbentuk tabung
dengan bagian bawah terdapat pembuangan air (embun). Pipa masukan di sebelah bawah,
sedangkan pipa keluaran di sebelah atas, dengan asumsi udara yang lebih ringan dari kandungan
air ada di sebelah atas. Gambar 4 menunjukkan tangki udara untuk penyimpanan udara bertekanan
pada sistem pneumatik.

6
3. Pengering
Unit pengering ini bersifat opsional, artinya boleh mempergunakan dan juga boleh dipergunakan.
Jika sistem pneumatik besar dan kebutuhan udara bertekanan yang tinggi dan cepat, maka
pengering ini wajib dipasang. Unit pengering ialah memisahkan kandungan air dalam udara serta
menurunkan temperatur udara bertekanan. Prinsip kerja dari unit pengering yaitu dengan
memanfaatkan perpindahan kalor seperti pada sistem pendingin. Pipa udara bertekanan dialirkan
berdampingan dengan pipa pendingin dalam satu unit evaporator, sehingga udara yang keluar dari
unit pengering lebih bersih dari kandungan air dan suhu lebih dingin. Gambar 5a menunjukkan
bagian-bagian unit pengering, sedangkan Gambar 5b menunjukkan diagram blok sistem pada unit
pengering.

7
4. Filter
Filter dipergunakan pada sistem pneumatik untuk menyaring, mengatur, serta melumasi udara
bertekanan sebelum masuk ke katup dan aktuator. Udara disaring dari debu dan partikel kecil serta
titik-titik air jika unit pengering tidak dipergunakan. Udara bertekanan diatur tekanan sesuai dengan
tekanan kerja katup maupun aktuator. Terdapat regulator untuk menaikkan dan menurunkan
tekanan, serta dilengkapi dengan manometer untuk mengetahui besarnya tekanan yang diinginkan
dalam satuan *.bar maupun *.psi. Pelumasan perlu dilakukan terutama pada sistem pneumatik
yang memerlukan gerakan aktuator yang cepat. Pelumasan ini juga prinsipnya opsional, sehingga
unit filter ada beberapa jenis, yaitu filter yang dilengkapi dengan regulator pengatur tekanan, dan
filter yang dilengkapi dengan regulator pengatur tekanan serta pelumasan. Gambar 6a
menunjukkan unit filter regulator, sedangkan Gambar 6b menunjukkan unit filter regulator yang
dilengkapi pelumasan.

5. Katup Kontrol Arah

8
Katup kontrol arah dipergunakan untuk mengarahkan aliran udara bertekanan menuju aktuator.
Katup kontrol arah mempergunakan lubang-lubang saluran kecil yang dilewati oleh udara
bertekanan. Katup kontrol arah dipergunakan untuk mengalirkan, menghentikan, dan mengarahkan
udara bertekanan ke aktuator. Pada setiap komponen katup terdapat simbol-simbol yang
menandakan jenis dan aktuasi kerja. Jenis katup banyak sekali, bergantung pada jumlah lubang
saluran serta jumlah posisi kerja. Aktuasi kerja merupakan sinyal atau penggerak katup agar sesuai
dengan posisi kerja. Hal ini penting diketahui agar penggunaan katup sesuai
dengan fungsinya.

a. Simbol Katup Kontrol Arah


Katup kontrol arah secara umum disimbolkan dengan kotak persegi. Di dalam kotak persegi
terdapat garis yang menunjukkan aliran dan anak panah yang menunjukkan arah aliran
untuk menggambarkan fungsi dan prinsip kerja. Secara detail simbol-simbol pada katup
kontrol arah ditunjukkan pada Tabel 1

b. Notasi dan Penomoran


Notasi dan penomoran pada lubang-lubang katup perlu diketahui agar tidak salah dalam
penyambungan tubing. Tabel 2 menunjukkan notasi dan penomoran pada katup kontrol
arah

c. Jenis-Jenis Katup Kontrol Arah


Jenis-jenis katup kontrol arah dibedakan berdasarkan jumlah posisi kerja dan jumlah lubang
saluran yang dipisahkan dengan tanda garis miring (/). Tabel 3 menunjukkan beberapa jenis
katup kontrol arah

d. Aktuasi Kerja
Posisi kerja katup diperoleh berdasarkan penggerak atau aktuasi kerja pada katup. Terdapat
empat jenis penggerak aktuasi kerja, yaitu 1) kendali manual, 2) kendali mekanik, 3) kendali
pneumatik (tekanan), dan 4) kendali elektrik.

Tabel 4 menunjukkan jenis-jenis aktuasi kerja pada katup kontrol arah.

9
e. Implementasi Simbol pada Katup

Katup kontrol arah dibedakan berdasarkan jumlah lubang saluran, jumlah posisi kerja, jenis
aktuasi kerja, dan posisi awal katup. Gambar 9a menunjukkan simbol dari katup kontrol
arah 3/2 way, sedangkan Gambar 9b menunjukkan katup 5/2 way. Angka pertama
menunjukkan jumlah ubang saluran, sedangkan angka kedua menunjukkan jumlah posisi
kerja katup, sehingga pada katup Gambar 7a terdapat tiga lubang saluran dan dua
perubahan posisi kerja, sedangkan Gambar 7b terdapat lima lubang saluran dan dua
perubahan posisi kerja.

10
Aktuasi kerja dan posisi awal katup menjadi ditambahkan untuk penyebutan nama
komponen pada katup kontrol arah. Tabel 5 menunjukkan beberapa jenis katup 3/2 way
dan katup 5/2 way.

11
Bentuk fisik dari katup 3/2 way dengan berbagai jenis aktuasi kerja ditunjukkan pada
Gambar 8, sedangkan bentuk fisik dari katup 5/2 way dengan berbagai jenis aktuasi kerja
ditunjukkan pada Gambar 9.

12
Prinsip kerja katup kontrol arah 3/2 way single pressure normaly closed diilustrasikan
pada Gambar 10. Pada Gambar 10.a. nampak ilustrasi katup 3/2 way pada posisi awal.
Sinyal aktuasi kerja dengan notasi angka 12 masih belum aktif. Lubang saluran untuk input
atau pressure dengan notasi angka satu diblok oleh katup, sehingga aliran udara kompresi
terhenti, sedangkan lubang saluran untuk output dengan notasi angka dua terhubung
dengan lubang saluran dengan notasi angka tiga, hal ini mengakibatkan terjadi hubungan
antara lubang saluran no dua dan lubang saluran no tiga. Pada Gambar 10.b. nampak
ilustrasi katup 3/2 way posisi kerja. Sinyal aktuasi kerja dengan notasi 12 sudah aktif,
sehingga mendorong shaft di dalam katup. lubang saluran udara kompresi dengan notasi
angka satu terhubung dengan lubang saluran keluaran dengan notasi angka dua, sehingga
terjadi aliran udara kompresi dari input ke output. Ketika sinyal aktuasi kerja dalam
kondisi mati, maka shaft di dalam katup akan kembali ke tempat semula karena ada pegas
mekanis yang mengembalikan ke posisi awal.

13
Sinyal aktuasi kerja dengan notasi 12 sudah aktif, sedangkan sinyal aktuasi kerja dengan
notasi 14 masih mati, sehingga mendorong shaft di dalam katup untuk mengubungkan
lubang-lubang saluran dengan notasi angka satu terhubung dengan lubang saluran dengan
notasi angka dua, sehingga terjadi aliran udara kompresi dari input ke output no dua. Pada
saat yang sama, lubang saluran no empat terhubung dengan lubang saluran no lima,
sehingga terjadi hubungan saluran udara pembuangan. Pada Gambar 11.b. nampak ilustrasi
katup 5/2 way pada posisi kerja. Ketika sinyal aktuasi kerja no 12 mati, sedangkan sinyal
aktuasi kerja no 14 aktif, maka shaft di dalam katup akan bergeser untuk menghubungkan
lubang-lubang saluran dengan notasi angka satu terhubung dengan lubang saluran dengan
notasi angka empat, sehingga terjadi aliran udara kompresi dari input ke output no empat.
Pada saat yang sama, lubang saluran no dua terhubung dengan lubang saluran no tiga,
sehingga terjadi hubungan saluran udara pembuangan.

14
6. Aktuator

Aktuator merupakan elemen akhir dari sistem pneumatik. Terdapat berbagai jenis aktuator
pneumatik, diantaranya 1) silinder kerja tunggal, 2) silinder kerja ganda, 3) linier drive, 4) semi rotary
drive, dan 5) air motor. menggunakan pegas mekanis di dalam silinder. Ilustrasi konstruksi silinder
kerja tunggal ditunjukkan pada Gambar 12. Lubang saluran udara kompresi pada aktuator silinder
kerja tunggal hanya tersedia satu untuk arah maju saja atau untuk arah mundur saja, tergantung
posisi awal silinder tersebut. Ilustrasi bentuk fisik dari silinder kerja tunggal ditunjukkan pada
Gambar 13.

a. Silinder Kerja Tunggal

Silinder kerja tunggal (single acting cylinder) merupakan aktuator silinder dengan satu arah
kerja menggunakan udara kompresi. Arah untuk kembali ke posisi awal meng-gunakan
pegas mekanis di dalam silinder. Ilustrasi konstruksi silinder kerja tunggal ditunjukkan pada
Gambar 12. Lubang saluran udara kompresi pada aktuator silinder kerja tunggal hanya

15
tersedia satu untuk arah maju saja atau untuk arah mundur saja tergantung posisi awal
silinder tersebut. Ilustrasi bentuk fisik dari silinder kerja tunggal ditunjukkan pada Gambar
13.

b. Silinder Kerja Ganda

Silinder kerja ganda (double acting cylinder) merupakan aktuator silinder dengan dua arah
kerja menggunakan udara kompresi. Arah maju maupun arah kembali menggunakan
udara kompresi. Ilustrasi konstruksi silinder kerja ganda ditunjukkan pada Gambar 14.
Lubang saluran udara kompresi pada aktuator silinder kerja ganda tersedia dua lubang,
yaitu satu untuk arah maju dan satu lainnya untuk arah mundur. Ilustrasi bentuk fisik dari
silinder kerja tunggal ditunjukkan pada Gambar 15.

16
7. Komponen Pendukung Pneumatik
a. Katup Logika AND (two pressure valve)

Katup logika AND menerapkan dua masukan udara bertekanan dalam kondisi aktif.
Lubang saluran keluaran akan mengalirkan udara bertekanan jika dua saluran input
diberikan udara bertekanan. Katup logika AND biasanya dipergunakan untuk prasyarat
kerja suatu sistem, misalnya yang menerapkan dua buah katup tombol manual harus
ditekan. Gambar 16 menunjukkan ilustrasi prinsip kerja dari katup logika AND. Gambar
17a menunjukkan simbol dari katup logika AND, sedangkan Gambar 17b menunjukkan
ilustrasi bentuk fisik dari katup logika AND.

b. Katup Logika OR (shuttle pressure valve)

17
Katup logika OR menerapkan satu atau dua masukan udara bertekanan dalam kondisi aktif.
Lubang saluran keluaran akan mengalirkan udara bertekanan jika satu atau dua saluran
input diberikan udara bertekanan. Katup logika OR biasanya dipergunakan untuk prasyarat
kerja suatu sistem yang bisa dikendalikan dari dua tempat. Gambar 18 menunjukkan
ilustrasi prinsip kerja dari katup logika OR. Gambar

c. Katup Pengatur aliran Satu Arah (one way flow control valve)

Katup pengatur aliran satu arah dipergunakan untuk mengatur kecepatan gerak aktuator.
Prinsip kerjanya yaitu dengan mencekik aliran udara, sehingga udara bertekanan yang
mengalir sedikit demi sedikit. Untuk pengaturan kecepatan gerak aktuator ialah dengan
mengatur aliran udara bertekanan bukan mengatur tekanan udara. Gambar 20
menunjukkan ilustrasi prinsip kerja dari katup pengatur aliran satu arah. Gambar 21a
menunjukkan simbol dari katup pengatur aliran satu arah, sedangkan Gambar 21b
menunjukkan bentuk fisik dari katup pengatur aliran satu arah.

18
B. Rangkaian Kontrol Pneumatik

Kontrol sistem pneumatik terdapat dua jenis, yaitu kontrol langsung dan kontrol tidak langsung.
Kontrol langsung mempergunakan satu tingkat katup kontrol arah, artinya dari katup kontrol arah
langsung mengendalikan aktuator. Dalam penerapannya, kontrol langsung ini dipergunakan untuk
rentang tekanan kerja yang relatif rendah. Kontrol tidak langsung menerapkan dua atau lebih
tingkat katup kontrol arah, artinya katup kontrol arah mengendalikan katup kontrol arah yang lain
untuk mengendalikan aktuator. Dalam penerapannya, kontrol tidak langsung ini dipergunakan
untuk aktuasi aktutor yang memerlukan tekanan tinggi, sedangkan tekanan kerja rangkaian kendali
pada rentang tekanan rendah. Gambar 22a menunjukkan ilustrasi rangkaian sistem pneumatik
kontrol langsung, sedangkan Gambar 22b menunjukkan ilustrasi rangkaian sistem pneumatik
kontrol tidak langsung.

19
C. Mengatur Kecepatan Gerak Aktuator

Secara prinsip, pengaturan kecepatan gerakan aktuator kerja ialah dengan mengatur aliran udara
bertekanan yang langsung masuk ke aktuator. Dengan mempergunakan katup kontrol aliran satu
arah yang dipasang pada sisi lubang saluran aktuator, maka hanya satu arah saja yang dapat diatur,
yaitu untuk mengatur gerakan maju ataupun untuk mengatur gerakan mundur.

1. Metering In

Metering in merupakan metode pengaturan aliran udara bertekanan dengan mengatur udara yang
masuk ke aktuator. Udara bertekanan masuk ke dalam aktuator sedikit demi sedikit, sehingga
gerakan aktuator juga lambat seiring kenaikan volume udara bertekanan dalam tabung aktuator.
Gambar 23 menunjukkan rangkaian sistem pneumatik yang memanfaatkan pengaturan gerakan
dengan metode metering in. Kelemahan dari metode ini ialah tenaga untuk aktuasi pada aktuator
menjadi berkurang, karena udara bertekanan untuk gerak pada aktuator dihambat oleh katup
kontrol aliran

20
2. Metering Out

Metering out merupakan metode pengaturan aliran udara bertekanan dengan mengatur udara
buang dari aktuator. Udara bertekanan sisa kerja aktuator dibuang sedikit demi sedikit sampai
habis. Gambar 24 menunjukkan rangkaian sistem pneumatik yang memanfaatkan pengaturan
gerakan dengan metode metering out. kelebihan dari metode ini ialah tidak ada kehilangan tenaga
untuk aktuasi pada aktuator, sehingga lebih efektif karena yang diatur adalah udara buang sisa kerja
pada tabung aktuator.

21
D. Rangkaian Logika AND dan OR

Aplikasi sistem kontrol pneumatik sederhana dengan memanfaatkan katup logika AND dan katup
logika OR banyak diterapkan di industri. Kontrol yang memerlukan dua buah tombol ditekan baru
aktuator bekerja, artinya ada keselamatan kerja yang harus diterapkan, misalnya harus kedua
tangan mengaktifkan katup tombol tekan. Namun demikian, kendali dari dua tempat juga banyak
diterapkan, misalnya dari sisi depan mesin dapat dikendalikan, maupun dari sisi belakang mesin
juga dapat dikendalikan.

1. Rangkaian Logika AND

Prinsip kerja dari kontrol sistem pneumatik dengan memanfaatkan katup logika AND ialah
diperlukan dua buah input udara bertekanan pada katup logika AND melalui dua buah
katup tombol tekan. Keluaran dari katup logika AND akan memicu katup 5/2 yang
langsung mengendalikan aktuator. Jika hanya salah satu katup tombol tekan yang aktif,
maka keluaran dari katup logika AND menjadi mati, sehingga katup 5/2 untuk kendali
aktuator juga tidak bekerja.

2. Rangkaian Logika OR

Prinsip kerja dari kontrol sistem pneumatik dengan memanfaatkan katup logika OR ialah
diperlukan satu atau dua buah input udara bertekanan pada katup logika OR melalui dua

22
buah katup tombol tekan. Keluaran dari katup logika OR akan memicu katup 5/2 yang
langsung mengendalikan aktuator. Jika hanya salah satu katup tombol tekan yang aktif,
maka keluaran dari katup logika OR tetap ada, sehingga katup 5/2 untuk kendali aktuator
juga dapat bekerja.

23
TES TERTULIS
PILIHAN GANDA

1. Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang sifat, gerakan, dan tingkah laku udara
disebut dengan
a. Hidrolik
b. Pneumatik
c. Mekanik
d. Elektrik
e. Robotik
(Memahami konsep fisika dasar yang berkaitan dengan udara bertekanan)

2. Pneumatik banyak digunakan didunia industri, bekerja dengan menggunakan media


a. Air
b. Minyak
c. Udara bertekanan
d. Campuran udara dan bensin
e. Oli
(Memilih komponen pneumatik yang digunakan untuk mengoperasikan suatu mesin)

3. Dalam tangki kompresor terdapat kondensat berupa air karena


a. Udara yang terkompresi mengembun akibat laju perpindahan kalor keluar ruangan untuk
pendinginan udara dari dalam tabung bertekanan
b. Udara yang bertekanan mengakibatkan perubahan gas menjadi cairan
c. Udara yang bertekanan mengakibatkan perubahan cairan menjadi gas
d. Udara bertekanan memicu munculnya zat baru
e. Udara bertekanan memiliki potensi untuk anomali menjadi zat baru
(Memahami konsep fisika dasar yang berkaitan dengan udara bertekanan)

4. Udara yang dimampatkan dalam tabung, maka yang terjadi adalah


a. Volumenya mengecil tekanannya naik
b. Volumenya membesar tekanannya naik
c. Volumenya membesar tekanannya turun

24
d. Volumenya mengecil tekanannya turun
e. Sama saja
(Memahami konsep fisika dasar yang berkaitan dengan udara bertekanan)

5. Memisahkan kandungan air dalam udara serta menurunkan temperatur udara bertekanan
merupakan fungsi dari komponen pneumatik yaitu
a. Pengering
b. Filter
c. Katup Kontrol Arah
d. Tangki Udara
e. Kompresor
(Memahami proses penyediaan udara bertekanan yang kering dan bersih)

6. Berapa jumlah kerja yang dapat dilakukan oleh silinder tunggal pada gambar di atas
a. 1
b. 1.5
c. 2
d. 2.5
e. 3
(Menggambar rangkaian sistem pneumatik satu silinder dengan menggunakan komponen-komponen
pneumatik)

7. Menaikkan dan menurunkan tekanan, serta dilengkapi dengan manometer untuk mengetahui
besarnya tekanan yang diinginkan dalam satuan *.bar maupun *.psi. merupakan fungsi dari
a. Regulator
b. Filter
c. Unit pengering

25
d. Tangki udara
e. Kompresor
(Memahami proses penyediaan udara bertekanan yang kering dan bersih)

8. Berapa buah input udara bertekanan yang diperlukan untuk memanfaatkan prinsip kerja dari
kontrol sistem pneumatik dengan memanfaatkan katup logika AND
a. 1
b. 1.5
c. 2
d. 2.5
e. 3
(Memahami konsep fisika dasar yang berkaitan dengan udara bertekanan)

9. Gambar rangkaian di atas merupakan rangkaian logika


a. OR
b. AND
c. NOR
d. NAND
e. XOR
(Menggambar rangkaian sistem pneumatik satu silinder dengan menggunakan komponen-komponen
pneumatik)

26
10. Gambar rangkaian di atas merupakan rangkaian
a. Kontrol langsung
b. Aktuator kerja tunggal
c. Kontrol tidak langsung
d. Aktuator kerja ganda
e. Kontrol langsung tak langsung
(Menggambar rangkaian sistem pneumatik satu silinder dengan menggunakan komponen-
komponen pneumatik)

27
TES TERTULIS
URAIAN
1. Jelaskan mengapa udara bertekanan yang digunakan dalam sistem pneumatik harus diolah dulu
agar memenuhi persyaratan (5 poin)
2. Sebutkan jenis-jenis kompresor yang kalian ketahui ? (15 poin)
3. Jelaskan langkah kerja kompresor ! (15 poin)
4. Jelaskan fungsi air reservoir tank ! (5 poin)
5. Sebutkan persyaratan dalam memilih air reservoir tank ? (5 poin)
6. Mengapa dalam sistem pengadaan udara bertekanan harus menggunakan pengering udara dalam
rangkaianya ? (15 poin)
7. Jelaskan proses pengeringan adsorpsi ? (5 poin)
8. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem distribusi udara, sebutkan ! (5 poin)
9. Sebuah kompresor berdaya hisap 10 m3 /h memampatkan udara bebas (20 C, kelembaban relatif
50%) pada tekanan absolut 7 bar (1,43m3 /h). Sebelum pemampatan, kadar air sebesar 8,5g/m3
. Hasilnya adalah massa air 85 g/h. Setelah pemampatan, suhu naik menjadi 40 C. Udara yang
dijenuhkan pada lubang-keluar kompresor, mempunyai kadar air sebesar 51g/m3 berapakah
massa air yang dikeluarkan kompresor? (10 poin)
10. Ada berapa komponen yang tersusun dalam unit pelayanan (service unit), sebutkan dan jelaskan!
(20 poin)

Jawaban
1. Karena jika udara bertekanan yang langsung diambil dari udara, kadar air dan minyak yang terhisap
dapat merusak komponen pneumatik, sehingga komponen pneumatik cepat korosi.
2. Macam kompresor
a. Kompresor piston aksi tunggal Kompresor ini hanya mempunyai satu silinder, dengan
gerakan torak yang bolak-baik didalamnya
b. Kompresor piston aksi ganda Kompresor ini dengan mempunyai jumlah silinder lebih dari,
dibuat dengan maksud untuk memperoleh kapasitas yang lebih besar atau tekanan yang
lebih besar.
c. Kompresor diafragma Kompresor ini termasuk dalam jenis kompresor torak. Penempatan
torak dipisahkan dengan ruangan penyedotan oleh sebuah diafragma.
3. Ada 3,

28
a. Langkah hisap:
Poros engkol berputar, torak bergerak dari TMA ke TMB. Kevakuman terjadi pada ruangan
di dalam silinder, sehingga katub hisap terbuka oleh adanya perbedaan teknan dan udara
terhisap masuk ke silinder.

b. Langkah kompresi
Langkah komresi terjadi saat torak bergerak TMB ke TMA, katup hisap dan katup keluar
tertutup sehingga udara dimampatkan di dalam silinder.

c. Langkah keluar
Bila torak meneruskan gerakan ke TMA, tekanan didalam silinder akan naik sehingga
kayup keluar oleh tekanan udara sehinga udara keluar memasuki tangki penyimpanan.

4. Fungsi Air reservoir tank Air Reservoir Tank adalah tangki yang berfungsi untuk menyimpan udara.
Tangki ini memiliki fungsi sebagai kompresi udara dan tekanan udara sebagai sumber stabilisasi.
Tangki tekanan udara bisa menghilangkan atau mengurangi berkala udara aliran denyut dari
kompresor udara, dan menstabilkan tekanan dalam pipa, pasokan listrik ke pipa untuk
menyelesaikan program operasi pneumatik setelah berhenti mesin.
5. Hal lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan tangki udara adalah adanya :
o Penunjuk tekanan (manometer)
o Penunjuk temperatur (termometer)
o Katup relief
o Pembuangan air
o Pintu masuk (untuk tangki yang besar)
6. Udara yang dihisap kompresor selalu mengandung uap air. Kadar air ini harus ditekan serendah
mungkin. Suhu dan tekanan udara menentukan kadar kelembaban udara. Makin tinggi suhu
udara, makin banyak kadar uap air yang dapat diserap. Apabila titik jenuh dari kelembaban udara
mencapai 100%, air akan menetes, maka harus dipasang pengering udara agar udara yang
dihasilkan kering.
7. Udara bertekanan dilewatkan melalui gel dan airnya disimpan pada permukaannya. Dipergunakan
dua tangki, yang satu dipakai sebagai pengeringan dan tangki lainnya dalam proses pencucian
dengan udara panas
8. Yang perlu diperhatikan :

29
a. Ukuran pipa saluran
b. Bahan pipa
c. Instalasi pipa saluran bertekanan
9. Pada massa udara yang dimampatkan 1,43 m3 /h, massa airnya adalah:
o 1,43 m3 /h . 51 g/ m3 = 72,93 g/h
Dengan demikian massa air yang dikeluarkan dari kompresor adalah:
o 85 g/h - 72,93 g/h = 12,07 g/h
10. Komponen pada air service unit
a. Penyaringan udara bertekanan (Compressed Air Filter) Fungsi dari penyaring udara adalah
menyaring air kondensasi, kotoran dan minyak yang terhisap dari udara bebas. Jika ketiga hal
tersebut sampai masuk dapat menyebabkan keausan pada bagian yang bergerak dan segel
(seal) komponen pneumatik. Jika ketiganya lolos dalam proses produksi industri makanan,
farmasi dan kimia akan terkontaminasi dan karena itu tidak dapat digunakan lagi.
b. Pengaturan tekanan (Pressure Regulator) Fungsi Pengaturan tekanan (Pressure Regulator)
Fungsinya untuk menjaga tekanan konstan dari udara mampat pada elemen kontrol. Pengatur
tekanan menggunakan piston untuk mendeteksi fluktuasi tekanan downstream, piston
melakukan tekanan spring. Pada tekanan downstream, mempengaruhi diafragma dan valve
popper menjadi terbuka. Penyesuaian ada pada posisi valve kecil yang membatasi tekanan
downstream ke valve preset.
c. Pelumasan (Lubricator) Fungsi alat pelumas Aturan dalam udara bertekanan adalah udara
harus kering, bebas minyak dan air. Namun ada komponen listrik mungkin memerlukan
minyak untuk pelumasan. Oleh karena itu, pelumasan udara bertekanan selalu terbatas pada
bagian plant yang membutuhkaan pelumasan. Fungsi alat pelumas/lubricator kabut dipasang
untuk memberi umpan udara bertekanan dengan minyak khusus yang dipilih.

30

Anda mungkin juga menyukai