Contact Person :
0821-2762-3317
KIT KELENGKAPAN MENULIS
1.Profil sekolah
2.Pembacaan ayat suci
3.Sambutan Kepsek
4.Sekilas tata tertib menulis/bisa berupa slide
5.Video suasana menulis mushaf secara serempak
6.Kesan dan pesan kepsek/guru/siswa
7.Doa khatam quran
8.Alhamdulillah
9.Kirim Video ke atau e-mail
agus.sugianto987@gmal.com untuk di upload ke
Youtube https://s.id/kanal_literasiquran
3
Bacaan doa penutup Alquran
4
Menulis adalah mengolah hati,mengasah
rasa,mencerdaskan otak menumbuhkan
CINTA
a. Menulis dan membaca harus dalam keadaan suci, baik dari hadats
besar, kecil, maupun najis. Jika membaca sambil berdiri atau duduk
sebaiknya menghadapkiblat.
b. Pakaian harus suci dan menutup aurat, dan tempat yang digunakan
sebaiknya bersih serta layak untuk menulis dan membaca Al-
Qur’an.
c. Ikuti aturan menulis huruf arab yang dimulai dari kanan mengarah
ke kiri, jangan sekali-kali menuliskan dari belakang ke depan (dari
kiri ke kanan). Metode Follow the Line bukan sekadar mempertegas
garis, perlu diperhatikan juga ”arah penulisannya”.
d. Untuk menulis gunakan pensil 2B yang berkualitas baik dan
penulisannya harus selesai tuntas dalam satu ayat. Jangan
mengakhiri penulisan jika satu ayat belum selesai, sebab sebuah
ayat adalah satu kesatuan yang utuh; demikian juga ketika
membaca.
e. Menulis dan membaca Al-Qur’an hendaknya penuh konsentrasi,
jangan terputus hanya karena ingin membicarakan sesuatu, juga
6
jangan bergurau, apalagi tertawa-tawa. Hayati bahwa Anda bersiap diri
untuk/sedang menulis dan membaca firman Allah, penguasa tertinggi
duniadan akhirat.
f. Tulis dan bacalah dengan tenang, teliti, dan hati-hati. Lakukan
dengan sepenuh hati, berkaitan dengan surah yang Anda tulis/
baca, misalnya tentang surga, neraka, rahmat dan rizki, serta
perintah dan larangan Allah. Lantunkan dengan merdu/indah dan
penuh khidmat ayat-ayat Al-Qur’an namun hindari perasaan/
pikiran riya/ menyombongkan diri.
g. Bacaan taawudz harus selalu diucapkan setiap kali mulai
melakukan penulisan/membaca Al-Qur’an.
a. Membersihkan Badan
7
u Wudhu
Berwudhu menjadi keharusan sebelum menulis Al-Qur’an untuk
menghilangkan hadatskecil.
u Membasuh Tangan dan Mata
Dalam keadaan tangan basah oleh air wudhu, usaplah celah-celah
jari sambil menekannya pelan-pelan untuk melemaskan otot-otot
yang akan dipakai menulis.
Disamping mengusap celah-celah jari, ada hal yang perlu dilakukan
lagi yaitu mengusap sekitar pelupuk mata dengan kedua ibu jari yang
ditekuk (lihat gambar). Hal itu diperlukan agar mata tidak cepat lelah
ketika melakukan penulisan dan tetap teliti melihat garis yang akan
diikuti.
b. Mempersiapkan Mental
u Ket enangan
Ketenangan hanya dapat dicapai jika kita mampu mempersiapkan
diri secara rohaniah, dan suasana kelas juga harus mendukung
sebelum penulisandimulai.
Setelah suasana kelas/sekitarnya tenang, guru pembimbing
mengajak siswa/santri melakukan gerakan pernapasan sebagai
berikut.
1. Tariknapas yang dalam melalui hidung
2. Lalu tahansebentar
3. Lepaskan lewat mulut (lihat gambar)
Lakukan secara perlahan dan ulangi 5 kali berturut-turut.Kegiatan ini
diharapkan dapat membuat siswa/santri mencapai ketenangan, dan
penulisan dapat segera dimulai.
8
Udara masuk hidung Udara ditahan sebentar Udara dikeluarkan
melalui mulut
u. Berkonsentrasi
Perhatikan dengan saksama lekuk liku tulisan Al-Qur’an yang akan
diikuti. Jangan sampai ada obyek lain yang dapat memecah fokus
atau konsentrasi ketika melakukan penulisan.
c. Mempersiapkan Peralatan
Beberapa peralatan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
penulisan.
u. Alas untuk menulis
Jika tidak tersedia meja tulis, cukup dengan alas penulisan yang
terbuat dari tripleks/board yang rata agar tidak menyulitkan bagi
penulisnya serta menghasilkan tulisan yang bagus.
u Pensil
Untuk menulis Al-Qur’an jangan menggunakan pena atau alat tulis
lain yang sulit dihapus dengan karet penghapus. Alat tulis yang
digunakan adalah pensil 2B, karena pensil jenis ini memiliki tingkat
ketajaman/kehitaman yang cukup.
u Penghapus
Karet penghapus berfungsi untuk menghapus apabila terjadi
penulisan yang salah. Upayakan menggunakan karet penghapus
khusus untuk pensil dengan daya hapus yang lembut, tidak merusak
kertas yangditulisi.
u Penajam pensil
Penajam (rautan) pensil dibutuhkan karena pensil 2B yang
digunakan untuk menulis mempunyai tingkat kekerasan yang
sedang, sehingga ketika menulis beberapa baris saja kadang sudah
tidak tajam lagi. Jika pensil sudah tidak tajam maka hasil tulisannya
pun cenderung tidak jelas. Oleh karena itu diperlukan penajam pensil
yang setiap saat dapat digunakan.
9
d. Mengatur Badan Saat Menulis
u Posisi Badan
Posisi badan saat kegiatan penulisan harus dalam keadaan tegak;
tidak melengkung ke dalam atau ke luar agar supaya siswa/santri
tidak cepat lelah.
u Jarak PandangPenulisan
Jarak pandang ideal antara mata penulis terhadap mushaf Al-Qur’an
yang akan ditulis kurang lebih 25 - 30 sentimeter.
u Posisi Tangan
Sebelum melakukan penulisan hendaknya memperhatikan agar
tangan dalam keadaan kering, tidak boleh lembab atau basah.
u. PenulisKidal
Biasanya siswa/santri menulis dengan tangan kanan, akan tetapi
ada pula yang kidal atau menulis dengan tangan kiri. Penulis kidal
tidak melanggar hukum syariah (Hadits Nabi) yang mewajibkan
penggunaan tangan kanan ketika makan, minum, bersalaman.
Dengan demikian siswa/santri yang kidal diijinkan menulis dengan
tangan kiri namun penulisannya tetap dari kanan ke kiri.
3. Mematuhi PetunjukPenulisan
Hal yang harus diperhatikan dalam menulis Al-Qur’an adalah arah dan
tata urutanpenulisannya.
a. Kanan keKiri
Menulis Al-Qur’an harus dimulai dari kanan ke arah kiri. Para guru
pembimbing sebaiknya mengawasi dengan saksama, karena
kadang ada siswa/santri yang ingin cepat selesai dengan
mengabaikan arahpenulisan.
10
b. Atas keBawah
Dalam menulis Al-Qur’an kadang terdapat beberapa barisyang
tersusun dari atas ke bawah.
Penulisannya harus dilakukan secara berurutan dari bagian atas
menuju ke bawah. Jadi penulisan yang benar mengarah dari kanan
atas menuju kiri bawah.
Untuk huruf ‘ain dan ghoin di awal ditulis dengan arah kanan
melengkung ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam. Huruf ‘ain
dan ghoin di tengah ditarik naik ke atas sedikit menuju kiri sampai di
titik tertentu berhenti lalu berbalik arah ke kanan melengkung
11
menuju ke kiri bawah. Huruf ‘ain dan ghoin di akhir kata
diperlakukan seperti penulisan di tengah kata. Akan tetapi setelah
berbalik arah ditarik ke kanan sedikit melengkung langsung
memutar menuju ke bawah berlawanan arah jarum jam.
Untuk huruf sin, syein, serta nun, ba’, dan ta’ yang berada di
tengah ditulis setengah lingkaran dari arah kanan melingkar ke atas
setengah lingkaran lalu ke bawah menuju ke kiri.
Huruf nun berdiri sendiri. Nun yang di akhir kata, ro’, za’, memiliki
arah yang sama dari kanan atas menuju kiri bawah dan melingkar
searah jarum jam.
Huruf ha awal kata, shod, dhot, tho’, dan dho’ pada prinsipnya
ditulis memutar searah jarum jam. Untuk ha di awal dan di tengah
ditulis dengan cara memutar dua kali searah jarum jam dari atas
memutar ke kiri bawah.
Untuk huruf kha, kho’ di awal dan di tengah hampir sama yaitu
menarik dari kiri ke kanan agak ke atas berhenti, lalu berbalik menuju
ke kiri bawah. Jika di akhir kata, arah pensil tidak lurus ke kiri tetapi
mengarah ke bawah lalu berbelok berlawanan dengan arah jarum
jam.
Untuk huruf lam-alif perlu diperhatikan cara penulisannya.
Perhatikan angka yang tertulis pada garis penunjuk patah-patah
yang tersedia. Ha’ atau huruf yang mirip dengan itu (misalnya jim
dan kho’) di tengah kata harus diperhatikan langkah-langkah
12
penulisannya, tentu saja berbeda antara huruf di awal kata ataupun
di tengah.
Huruf mim awal dan mim di tengah atau akhir kata juga agak berbeda
cara menulisnya.
d. Menulis Huruf
Huruf utama haruslah didahulukan dibandingkan dengan titik atau
harakat. Ini perlu diketahui terutama oleh guru pembimbing karena
para siswa sering mengambil jalan pintas dengan mendahulukan
harakat sebelum huruf.
e. Memberi Titik
Langkah kedua setelah menuliskan huruf adalah memberi titik.
Pemberian titik ini dilakukan segera setelah huruf utama ditulis utuh
satu kata atau satu kalimat. Yang tidak boleh dilakukan adalah
menulis hurufnya saja setengah atau satu halaman baru memberi
titik.
f. Memberi Harakat
Pemberian harakat dapat dilakukan setelah huruf dan titik selesai
dilakukan. Untuk harakat boleh saja dilakukan dengan cara
menyelesaikan lebih dahulu semua huruf dan titiknya dalam satu
halaman.
13