Anda di halaman 1dari 13

Disdik Kota Bandung Juara Literasi

Pelajar Pancasila Mengisi Kegiatan :


Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

MENGKHATAMKAN SATU MUSHAF


AL QURAN TULIS Methoda Follow The Line
IQRA BIL QALAM
Membaca al-qur’an dengan Menulis
Dapat membentuk INSAN dengan Pendidikan AKHLAK
Berkarakter Qur’ani Mengasah RASA MENCERDASKAN OTAK
menumbuhkan CINTA
PER MUSHAF ISI 30 JUZ @ 20 LEMBAR = 603 LEMBAR
SETARA DENGAN 603 PESERTA
DI SETIAP SEKOLAH SMPN Kota Bandung
PEMBAGIANNYA : 30 JUZ DI SERAHKAN KE 30 KOORLAS
PER KOORLAS BERTANGGUNG JAWAB 1 JUZ @ 20 LEMBAR DENGAN PESERTA
20 ORANG (LEMBARAN TETAP UTUH DAN RAPIH KEMBALI)
1

Contact Person :
0821-2762-3317
KIT KELENGKAPAN MENULIS

Skenario video 10 menit Kegiatan


Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
mengkhatamkan Satu Mushaf Al Quran Tulis
Metode Follow The line

1.Profil sekolah
2.Pembacaan ayat suci
3.Sambutan Kepsek
4.Sekilas tata tertib menulis/bisa berupa slide
5.Video suasana menulis mushaf secara serempak
6.Kesan dan pesan kepsek/guru/siswa
7.Doa khatam quran
8.Alhamdulillah
9.Kirim Video ke atau e-mail
agus.sugianto987@gmal.com untuk di upload ke
Youtube https://s.id/kanal_literasiquran

3
Bacaan doa penutup Alquran

Allhummarhamni bilquran. Waj'alhu lii


imaman wa nuran wa hudan wa rohmah.
Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa
'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii
tilawatahu aana-allaili wa'atrofannahaar
waj'alhu li hujatan ya rabbal' alamin.

Artinya: "Ya Allah, kasihanilah aku dengan


Alquran. Jadikan dia pemimpin, cahaya,
pemandu, dan berkat bagi saya. Ya Allah,
ingatkan aku tentang apa yang terlupakan
darinya. Ajari aku apa yang aku tidak tahu
darinya. Beri saya kemampuan untuk
membacanya sepanjang malam dan di
penghujung hari. Jadikankanlah ia perisai
kami, wahai Tuhan sekalian alam
semesta. "

4
Menulis adalah mengolah hati,mengasah
rasa,mencerdaskan otak menumbuhkan
CINTA

Hendaknya setelah kegiatan mengkhatamkan


Mushaf Alquran Tulis 30 Juz secara
berjamaah dimana kondisi hati yang masih
semangat maka tempalah dan asahlah secara
rutin setiap diri melanjutkan menulis Alquran
Tulis Metode Follow The line agar teraktivasi
Cahaya Hati menjadi diri yang terbangunkan
karakter unggul dan MULIA
PANDUAN MEMPRAKTEKAN MENULIS AL QURAN DENGAN
metode Follow the Line sebagai Pedoman Taat Aturan
Follow the Line sebagai Pedoman Taat Aturan

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia


untuk memimpin dunia dengan baik dan benar, serta
menggunakannya sebagai way of life. Ajarannya tegas
mengajak umat Islam untuk mengikuti perintah dan menjauhi
larangan-Nya. Follow the line dapat dimaknai sebagai sarana
agar taat mengikuti ”line/garis” yang dikehendaki Allah tersebut.
Menulis Al-Qur’an bukan sembarang menulis melainkan
membimbing berlatih taat, sabar/tawakal, tekun, teliti, dan hati-
hati dalam ”mengikuti kehendak-Nya bersama Al-Qur’an” dan
penunjuk jalan (panduannya) adalah garis transparan mushaf Al-
Qur’an tersebut.
Oleh karena itu, maka dalam mengikuti program/kegiatan
penulisan, setiap peserta wajib taat kepada aturan/adab seperti
ketika membacaAl-Qur’an.

1. Adab Menulis dan Membaca Al-Qur’an


Menulis dan membaca Al-Qur’an merupakan ibadah, oleh karena itu
hendaknya dilakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Adab yang
perlu diperhatikan saat menulis dan membaca adalah:

a. Menulis dan membaca harus dalam keadaan suci, baik dari hadats
besar, kecil, maupun najis. Jika membaca sambil berdiri atau duduk
sebaiknya menghadapkiblat.
b. Pakaian harus suci dan menutup aurat, dan tempat yang digunakan
sebaiknya bersih serta layak untuk menulis dan membaca Al-
Qur’an.
c. Ikuti aturan menulis huruf arab yang dimulai dari kanan mengarah
ke kiri, jangan sekali-kali menuliskan dari belakang ke depan (dari
kiri ke kanan). Metode Follow the Line bukan sekadar mempertegas
garis, perlu diperhatikan juga ”arah penulisannya”.
d. Untuk menulis gunakan pensil 2B yang berkualitas baik dan
penulisannya harus selesai tuntas dalam satu ayat. Jangan
mengakhiri penulisan jika satu ayat belum selesai, sebab sebuah
ayat adalah satu kesatuan yang utuh; demikian juga ketika
membaca.
e. Menulis dan membaca Al-Qur’an hendaknya penuh konsentrasi,
jangan terputus hanya karena ingin membicarakan sesuatu, juga

6
jangan bergurau, apalagi tertawa-tawa. Hayati bahwa Anda bersiap diri
untuk/sedang menulis dan membaca firman Allah, penguasa tertinggi
duniadan akhirat.
f. Tulis dan bacalah dengan tenang, teliti, dan hati-hati. Lakukan
dengan sepenuh hati, berkaitan dengan surah yang Anda tulis/
baca, misalnya tentang surga, neraka, rahmat dan rizki, serta
perintah dan larangan Allah. Lantunkan dengan merdu/indah dan
penuh khidmat ayat-ayat Al-Qur’an namun hindari perasaan/
pikiran riya/ menyombongkan diri.
g. Bacaan taawudz harus selalu diucapkan setiap kali mulai
melakukan penulisan/membaca Al-Qur’an.

2. Mempersiapkan Diri dengan Khidmat

Sebelum melakukan kegiatan penulisan hendaknya setiap peserta


kegiatan mempersiapkan diri untuk menulis dengan baik dan benar serta
menyadari bahwa yang sedang dihadapinya adalah Al-Qur’an.
Persiapan itu meliputi:

a. Membersihkan Badan

u Bersih dari Najis


Sebelum melakukan penulisan, seseorang harus memeriksa diri
apakah tubuhnya terkena najis atau tidak. Lebih baik jika sebelum
menulis mandi terlebih dahulu, dan kenakanlah pakaian yang bersih.
u Bersih dari Pikiran dan Hati yang Kotor
Membersihkan pikiran dan hati bukanlah perkara mudah, karena
harus melakukannya dengan sungguh-sungguh. Berpikirlah yang
baik-baik (positif), jauhkan diri dari perasaan marah, iri, dengki,
sombong, dan semua sifat yang buruk.
u Bersih dari Hadats
Manusia terdiri dari jasmani dan rohani yang diberi kehidupan oleh
Allah SWT. Kehidupan manusia sesungguhnya bukan hanya pada
tubuh yang sifatnya tidak kekal, tetapi juga pada rohani yang bersifat
abadi. Oleh karena itu peserta penulisan harus benar-benar
membersihkan diri baik jasmani maupun rohani.

7
u Wudhu
Berwudhu menjadi keharusan sebelum menulis Al-Qur’an untuk
menghilangkan hadatskecil.
u Membasuh Tangan dan Mata
Dalam keadaan tangan basah oleh air wudhu, usaplah celah-celah
jari sambil menekannya pelan-pelan untuk melemaskan otot-otot
yang akan dipakai menulis.
Disamping mengusap celah-celah jari, ada hal yang perlu dilakukan
lagi yaitu mengusap sekitar pelupuk mata dengan kedua ibu jari yang
ditekuk (lihat gambar). Hal itu diperlukan agar mata tidak cepat lelah
ketika melakukan penulisan dan tetap teliti melihat garis yang akan
diikuti.

b. Mempersiapkan Mental
u Ket enangan
Ketenangan hanya dapat dicapai jika kita mampu mempersiapkan
diri secara rohaniah, dan suasana kelas juga harus mendukung
sebelum penulisandimulai.
Setelah suasana kelas/sekitarnya tenang, guru pembimbing
mengajak siswa/santri melakukan gerakan pernapasan sebagai
berikut.
1. Tariknapas yang dalam melalui hidung
2. Lalu tahansebentar
3. Lepaskan lewat mulut (lihat gambar)
Lakukan secara perlahan dan ulangi 5 kali berturut-turut.Kegiatan ini
diharapkan dapat membuat siswa/santri mencapai ketenangan, dan
penulisan dapat segera dimulai.

8
Udara masuk hidung Udara ditahan sebentar Udara dikeluarkan
melalui mulut

u. Berkonsentrasi
Perhatikan dengan saksama lekuk liku tulisan Al-Qur’an yang akan
diikuti. Jangan sampai ada obyek lain yang dapat memecah fokus
atau konsentrasi ketika melakukan penulisan.

c. Mempersiapkan Peralatan
Beberapa peralatan yang harus dipersiapkan sebelum melakukan
penulisan.
u. Alas untuk menulis
Jika tidak tersedia meja tulis, cukup dengan alas penulisan yang
terbuat dari tripleks/board yang rata agar tidak menyulitkan bagi
penulisnya serta menghasilkan tulisan yang bagus.
u Pensil
Untuk menulis Al-Qur’an jangan menggunakan pena atau alat tulis
lain yang sulit dihapus dengan karet penghapus. Alat tulis yang
digunakan adalah pensil 2B, karena pensil jenis ini memiliki tingkat
ketajaman/kehitaman yang cukup.
u Penghapus
Karet penghapus berfungsi untuk menghapus apabila terjadi
penulisan yang salah. Upayakan menggunakan karet penghapus
khusus untuk pensil dengan daya hapus yang lembut, tidak merusak
kertas yangditulisi.
u Penajam pensil
Penajam (rautan) pensil dibutuhkan karena pensil 2B yang
digunakan untuk menulis mempunyai tingkat kekerasan yang
sedang, sehingga ketika menulis beberapa baris saja kadang sudah
tidak tajam lagi. Jika pensil sudah tidak tajam maka hasil tulisannya
pun cenderung tidak jelas. Oleh karena itu diperlukan penajam pensil
yang setiap saat dapat digunakan.

9
d. Mengatur Badan Saat Menulis

u Posisi Badan
Posisi badan saat kegiatan penulisan harus dalam keadaan tegak;
tidak melengkung ke dalam atau ke luar agar supaya siswa/santri
tidak cepat lelah.

Posisi badan yang benar Posisi badan yang salah

u Jarak PandangPenulisan
Jarak pandang ideal antara mata penulis terhadap mushaf Al-Qur’an
yang akan ditulis kurang lebih 25 - 30 sentimeter.
u Posisi Tangan
Sebelum melakukan penulisan hendaknya memperhatikan agar
tangan dalam keadaan kering, tidak boleh lembab atau basah.
u. PenulisKidal
Biasanya siswa/santri menulis dengan tangan kanan, akan tetapi
ada pula yang kidal atau menulis dengan tangan kiri. Penulis kidal
tidak melanggar hukum syariah (Hadits Nabi) yang mewajibkan
penggunaan tangan kanan ketika makan, minum, bersalaman.
Dengan demikian siswa/santri yang kidal diijinkan menulis dengan
tangan kiri namun penulisannya tetap dari kanan ke kiri.

3. Mematuhi PetunjukPenulisan
Hal yang harus diperhatikan dalam menulis Al-Qur’an adalah arah dan
tata urutanpenulisannya.
a. Kanan keKiri
Menulis Al-Qur’an harus dimulai dari kanan ke arah kiri. Para guru
pembimbing sebaiknya mengawasi dengan saksama, karena
kadang ada siswa/santri yang ingin cepat selesai dengan
mengabaikan arahpenulisan.

10
b. Atas keBawah
Dalam menulis Al-Qur’an kadang terdapat beberapa barisyang
tersusun dari atas ke bawah.
Penulisannya harus dilakukan secara berurutan dari bagian atas
menuju ke bawah. Jadi penulisan yang benar mengarah dari kanan
atas menuju kiri bawah.

c. Berputar Searah atau Berlawanan dengan Jarum Jam


Ada beberapa huruf yang sebagian dari bentuknya membentuk
setengah lingkaran ataupun melingkar, hampir penuh ataupun
runcing namun membentuk ruang.

Huruf-huruf di tengah kata yang melingkar penuh seperti fa’ di


tengah maupun di akhir kalimat, qof dan fa’ di awal, tengah, dan
akhir, wawu, tengah atau akhir kalimat, ta’ marbutoh, ha, yang
berdiri sendiri hendaknya ditulis searah jarum jam dari atas menuju
kiri bawah melingkar naik ke atas searah jarum jam.

Untuk huruf ‘ain dan ghoin di awal ditulis dengan arah kanan
melengkung ke kiri berlawanan dengan arah jarum jam. Huruf ‘ain
dan ghoin di tengah ditarik naik ke atas sedikit menuju kiri sampai di
titik tertentu berhenti lalu berbalik arah ke kanan melengkung

11
menuju ke kiri bawah. Huruf ‘ain dan ghoin di akhir kata
diperlakukan seperti penulisan di tengah kata. Akan tetapi setelah
berbalik arah ditarik ke kanan sedikit melengkung langsung
memutar menuju ke bawah berlawanan arah jarum jam.
Untuk huruf sin, syein, serta nun, ba’, dan ta’ yang berada di
tengah ditulis setengah lingkaran dari arah kanan melingkar ke atas
setengah lingkaran lalu ke bawah menuju ke kiri.

Huruf nun berdiri sendiri. Nun yang di akhir kata, ro’, za’, memiliki
arah yang sama dari kanan atas menuju kiri bawah dan melingkar
searah jarum jam.

Huruf ha awal kata, shod, dhot, tho’, dan dho’ pada prinsipnya
ditulis memutar searah jarum jam. Untuk ha di awal dan di tengah
ditulis dengan cara memutar dua kali searah jarum jam dari atas
memutar ke kiri bawah.

Untuk huruf kha, kho’ di awal dan di tengah hampir sama yaitu
menarik dari kiri ke kanan agak ke atas berhenti, lalu berbalik menuju
ke kiri bawah. Jika di akhir kata, arah pensil tidak lurus ke kiri tetapi
mengarah ke bawah lalu berbelok berlawanan dengan arah jarum
jam.
Untuk huruf lam-alif perlu diperhatikan cara penulisannya.
Perhatikan angka yang tertulis pada garis penunjuk patah-patah
yang tersedia. Ha’ atau huruf yang mirip dengan itu (misalnya jim
dan kho’) di tengah kata harus diperhatikan langkah-langkah

12
penulisannya, tentu saja berbeda antara huruf di awal kata ataupun
di tengah.
Huruf mim awal dan mim di tengah atau akhir kata juga agak berbeda
cara menulisnya.

d. Menulis Huruf
Huruf utama haruslah didahulukan dibandingkan dengan titik atau
harakat. Ini perlu diketahui terutama oleh guru pembimbing karena
para siswa sering mengambil jalan pintas dengan mendahulukan
harakat sebelum huruf.
e. Memberi Titik
Langkah kedua setelah menuliskan huruf adalah memberi titik.
Pemberian titik ini dilakukan segera setelah huruf utama ditulis utuh

langkah ketiga memberi harakat

satu kata atau satu kalimat. Yang tidak boleh dilakukan adalah
menulis hurufnya saja setengah atau satu halaman baru memberi
titik.
f. Memberi Harakat
Pemberian harakat dapat dilakukan setelah huruf dan titik selesai
dilakukan. Untuk harakat boleh saja dilakukan dengan cara
menyelesaikan lebih dahulu semua huruf dan titiknya dalam satu
halaman.

13

Anda mungkin juga menyukai