Anda di halaman 1dari 51

Menulislah 1

MENULISLAH
Maka Anda akan Pintar, Sehat, Kaya, Panjang Umur
dan Masuk Surga

Penulis : Urip Widodo


Terbit : Juli 2020

Kalau dirasakan ada manfaatnya, silahkan dibagikan eBook ini, dengan


catatan tidak mengubah apa pun dari eBook ini.
Menulislah 2
Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………….…………. 4

Menulislah ….…………………………………………… 6

Menulislah Maka Anda Akan Pintar …………………… 11

Menulislah Maka Anda Akan Sehat ……………………. 17

Menulislah Maka Anda Akan Kaya ……………………. 22

Menulislah Maka Anda Akan Panjang Umur …………. 31

Menulislah Maka Anda Akan Masuk Surga …………… 36

Menulislah Sehari Selembar …………………………… 41

Tentang Penulis ………………………………………… 47

Menulislah 3
Kata Pengantar

Alhamdulillah, dengan mengucapkan pujian bagi Allah SWT


ini, saya merasa bersyukur bisa menyelesaikan buku ini.
Karena, hanya atas kehendak-Nya dan kekuatan dari-Nya lah,
di tengah ketidakpercayaan diri tidak bisa menulis, saya bisa
membuat sebuah buku yang sederhana. Semoga ini mengawali
saya untuk menulis buku-buku berikutnya.

Tema yang saya tulis di dalam buku ini pun, sengaja saya pilih
untuk memotivasi diri, untuk menambah semangat, saat
memutuskan untuk ‘menceburkan diri’ ke dunia kepenulisan.
Semoga Anda pun, para pembaca, dapat mengambil manfaat
dari buku yang saya tulis ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada kepada siapa saja yang telah
menginspirasi, memotivasi, mengajari saya tentang dunia
menulis, baik langsung maupun tidak langsung, yang saya kenal
maupun tidak saya kenal 😊.

Menulislah 4
Tentu buku ini belum sempurna, masih banyak kesalahan. Oleh
karenanya, tak lupa saya memohon maaf apabila ada kesalahan-
kesalahan dalam buku ini.

Terakhir saya ucapkan, “NULIS YUK! MAKA ANDA AKAN


PINTAR, SEHAT, KAYA, PANJANG UMUR DAN MASUK
SURGA”.

Urip Widodo

Menulislah 5
Menulislah

Saat diskusi tentang menulis di sebuah grup Whatsapp (WA)


salah seorang teman bertanya, “Kalau di dalam Al-Quran ada
perintah membaca dengan firman Allah ‘Iqra!’ (bacalah!)
apakah ada juga perintah untuk menulis?”

Wah, ini pertanyaan sederhana tapi untuk menjawabnya perlu


membuka Al-Quran dulu. Maka, saya pun membuka software
Al-Quran dan mulai searching kata ‘menulis’. Bingo, ketemu.
Ada kata ‘Uktubuu!’ yang artinya ‘maka tuliskanlah!’
Istimewanya, kata ini terdapat pada ayat terpanjang di antara
semua ayat Al-Quran, yaitu di ayat 282 surat Al-Baqarah. Ayat
ini panjangnya menghabiskan satu halaman.

Walaupun perintah menulis dalam ayat tersebut spesifik untuk


menuliskan hal-hal administratif, justru ini menjadi penekanan
pentingnya pekerjaan menulis tersebut. Menulis dalam hal ini
untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan terjadi dalam
hubungan perjanjian antara dua manusia. Supaya lebih jelas

Menulislah 6
posisi aktivitas menulis dalam ayat 282 tersebut, baiknya kita
baca keseluruhan ayat tersebut secara lengkap.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah


(jual-beli, utang-piutang, sewa-menyewa, dll.) tidak secara
tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah
ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah
(keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi

Menulislah 7
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu 'amalahmu itu),
kecuali jika mu 'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 282)

Panjangnya ayat ini menjelaskan pentingnya urusan


administrasi dalam sebuah perjanjian. Dan inti dari administrasi
adalah MENULIS. Dengan adanya tulisan, hal-hal yang tidak
diinginkan dalam sebuah perjanjian bisa dihindari. Menulis
menjadi sesuatu yang tidak bisa dianggap enteng.

Menulislah 8
Islam sangat memandang pentingnya aktivitas menulis selain
membaca. Ketika terjadi perang Yamamah, banyak yang syahid
dari kalangan kaum muslimin. Dan yang syahid tersebut
kebanyakan para penghafal Al-Quran. Saat itu Al-Quran belum
ditulis dalam arti dikumpulkan menjadi sebuah kitab. Ketika
Rasulullah menyampaikan wahyu, para sahabat hanya
menghafalkannya dan ada juga yang menuliskannya di daun
lontar, tembikar atau benda apapun yang bisa dijadikan sebagai
media tulis.

Nah, saat para penghafal Al-Quran banyak yang meninggal


(syahid), Abu Bakar ash-Shidiq yang saat itu menjabat Khalifah
merasa cemas akan hilangnya ayat-ayat Al-Quran. Maka, dia
pun ber-ijtihad atau mengambil keputusan untuk menuliskan
ayat-ayat Al-Quran yang berceceran itu dan mengumpulkannya
menjadi sebuah mushaf (kitab). Peristiwa ini menunjukkan
pentingnya aktivitas menulis. Dengan menuliskannya menjadi
sebuah mushaf, kita sekarang dapat membaca Al-Quran secara
lengkap dan mudah.

Menulislah 9
Begitu juga dengan hadits. Apa-apa yang dikatakan dan
diperbuat oleh Rasulullah SAW yang harus kita ikuti dan
jadikan acuan dalam beraktivitas, menjadi tersampaikan kepada
kita karena jasa para periwayat hadits yang menuliskannya.
Walaupun perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW itu terjadi
lima belas abad yang lalu.

Selain itu, dengan menuliskannya, orisinalitas atau keotentikan


Al-Quran dan Hadits dapat selalu terjaga sepanjang masa. Ayat
Al-Quran yang kita baca hari ini sama dengan yang dibaca oleh
para sahabat dahulu ketika mereka mendengar langsung dari
Rasulullah SAW. Begitu pun dengan hadits. Orisinalitas Al-
Quran dan hadits ini akan terus terjaga sampai kapan pun. Dan,
ini karena aktivitas MENULIS.

Semoga ini menjadi motivasi dan penambah semangat bagi kita


untuk menulis.
>>>

Menulislah 10
Menulislah, maka Anda akan Pintar

Dalam bahasa Arab ada kaidah yang cukup populer, yaitu


‘Faqidusy sya’i laa yu’tihi’. Artinya ‘Yang tidak memiliki
sesuatu tidak bisa memberikan sesuatu’. Maksud dari kaidah
tersebut adalah, seseorang tidak akan dapat memberikan sesuatu
kepada orang lain, manakala dia tidak memiliki sesuatu yang
akan diberikan itu. Dalam arti yang lain, kita bisa memberi
sesuatu kepada orang lain ketika kita memiliki sesuatu itu.

Di dunia kepenulisan juga ada kaidah yang hampir mirip


maknanya dengan kaidah Arab di atas, yaitu, ‘Menulis adalah
proses mengeluarkan isi kepala. Dan membaca adalah proses
mengisi kepala’. Maksud dari kaidah tersebut adalah, ketika
menulis sebenarnya kita sedang menggali berbagai informasi
yang terpendam di dalam memori otak kita, di mana berbagai
informasi itu masuk dan tersimpan dalam memori otak kita
melalui membaca, melihat, menonton, atau mendengar. Karena,
ketika sedang membaca, melihat, menonton atau mendengar itu
sebenarnya kita sedang menyerap berbagai hal dan
menyimpannya dalam memori otak kita. Dengan membaca

Menulislah 11
berarti kita sedang mengisi kepala (otak) kita yang akan
dikeluarkan ketika kita menulis.

Aktivitas menulis memang tidak bisa dipisahkan dengan


aktivitas membaca. Bagaikan dua sisi mata uang. Tidak
mungkin seseorang menjadi penulis kalau dia bukan seorang
pembaca (punya kebiasaan membaca). Walaupun mungkin saja
ada penulis yang tidak suka membaca. Tapi bisa dipastikan
tulisan-tulisannya akan kaku atau tidak variatif. Sederhananya,
menulis sama dengan mengeluarkan sesuatu yang kita simpan
melalui membaca. sehingga tidak berlebihan kalau ada yang
mengatakan, jika kita ingin menulis sebuah buku, maka bacalah
setidaknya empat buku.

Ada beberapa quote yang menjelaskan bahwa membaca sama


dengan menyerap pengetahuan. Misalnya quote ‘buku adalah
jendela dunia’, maksudnya dengan membaca buku sama dengan
kita sedang menatap dunia dan menyerap berbagai informasi
yang ada di dalamnya. Atau quote ‘membaca adalah bepergian
tanpa melakukan perjalanan’, maksudnya dengan membaca
sama dengan melakukan sebuah perjalanan yang tentu dalam

Menulislah 12
perjalanan itu kita menemukan berbagai hal menarik. Atau ada
juga quote ‘buku adalah gudang ilmu’, ini juga bermaksud
menegaskan bahwa dengan membaca buku kita akan
mendapatkan ilmu yang banyak. Jadi, semakin banyak
membaca maka semakin banyak pula informasi yang tersimpan
dalam memori otak kita, dan itu menjadi modal bagi seorang
penulis.

Rasulullah SAW bersabda, “Ikatlah ilmu dengan


menuliskannya.” (Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026). Kalau ilmu
itu diibaratkan binatang buruan, maka dengan membaca kita
telah menangkap binatang buruan itu dan kemudian kita
mengikatnya supaya tidak kabur dengan menulis. Erat sekali
hubungan antara menulis dengan membaca. Seseorang yang
gemar membaca tanpa menjadi penulis, hanya akan menangkap
ilmu dan menumpuknya dalam memori otaknya, yang lama-
lama akan hilang.

Ketika Anda berkeinginan menjadi seorang penulis maka mau


tidak mau Anda harus banyak membaca. Dengan rutin membaca
dan menulis maka otak Anda dibuat bekerja. Jika rutin

Menulislah 13
digunakan, otak Anda akan menjadi dan selalu fresh. Otak Anda
bagaikan pisau, semakin sering dipakai, ketajamannya akan
selalu terjaga.

Coba saja bayangkan, atau kalau perlu praktekkan. Anda


membeli dua buah pisau yang sama. Kemudian yang satu Anda
simpan dan yang satunya Anda pakai sehari-hari. Setelah
beberapa bulan coba perhatikan, pisau yang disimpan tentu akan
menghitam karena berkarat dan menjadi tumpul. Sementara
pisau yang dipakai tetap terjaga ketajamannya.

Dengan menulis Anda menjadi terbiasa merangkai sebuah


kalimat untuk menyampaikan sebuah maksud, juga terbiasa
menghubungkan sebuah peristiwa dengan peristiwa yang lain
dalam alur yang logis. Dan kebiasaan ini akan terbawa juga ke
dalam komunikasi verbal. Anda jadi terbiasa memilih dan
menyusun kata atau kosakata ketika akan berbicara, baik
berbicara dalam sebuah dialog atau berbicara dengan orang lain,
maupun berbicara ketika Anda pidato, ceramah atau presentasi.

Dengan menulis Anda akan menjadi pintar, karena:

Menulislah 14
1. Anda dipaksa banyak membaca supaya kualitas tulisan kita
berbobot. Dengan banyak membaca wawasan Anda akan
semakin luas.
2. Anda telah mengikat ilmu-ilmu yang telah Anda ‘tangkap’
melalui membaca, sehingga tertanam kuat dalam memori
otak Anda.
3. Otak Anda digunakan secara terus menerus, sehingga
ketajamannya selalu terjaga.
4. Untuk menulis kita membutuhkan tema atau ide, sehingga
otak Anda akan selalu diputar untuk memunculkan sebuah
ide.

Selain menulis akan membuat lebih pintar secara intelektual


(Inteleqtual Qoutient/IQ), menulis juga akan meningkatkan
kepintaran secara emosional (Emotional Qiotient/EQ). Tiga
orang ilmuwan; Stefani Spera, James Pennebaker, dan Eric
Buhrfreind melakukan penelitian terhadap 63 insinyur, sebagai
responden, yang sedang mencari kerja. Penelitian mereka telah
membuktikan betapa besar dan krusial efek menulis terhadap
tingkat stress responden. Dalam penelitiannya, ketiga ilmuwan
ini meminta responden menulis selama 20 menit setiap harinya

Menulislah 15
tentang perasaan mereka mengenai kehilangan pekerjaan,
penolakan saat wawancara, permasalahan keuangan yang
mereka hadapi, dan sebagainya. Tiga bulan kemudian, tujuh
responden yang aktif menulis setiap hari berhasil mendapatkan
pekerjaan lebih awal dari 56 responden lain. Di bulan ke-
delapan, sebanyak 77 persen dari jumlah responden telah
berhasil mendapatkan pekerjaan. Sisanya belum mendapatkan
pekerjaan sama sekali, karena mereka tidak menuliskan tentang
perasaan mereka. (sumber: situs sidu.id)

Situs cosmopolitan.co.id pernah memuat sebuah artikel yang


berjudul ‘8 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Kamu Tambah Pintar’.
Kedelapan kebiasaan tersebut adalah:
1. Banyak membaca
2. Memanfaatkan waktu online dengan bijak
3. Tulis hal yang baru kamu pelajari
4. Jelaskan hal yang kamu pelajari ke orang lain
5. Membuat “done list” (daftar hal-hal yang sudah diraih)
6. Main games yang mengasah otak
7. Berteman dengan orang pintar
8. Mencoba hal baru

Menulislah 16
Dari kedelapan hal di atas, nomor 1, 3 dan 5 membuktikan
menulis dan membaca bisa membuat kita tambah pintar.

Jadi, tunggu apa lagi? Menulislah maka Anda akan menjadi


pintar.

>>>>

Menulislah 17
Menulislah, maka Anda akan Sehat

Mungkinkah dengan menulis kita akan sehat? Ada tiga unsur


dalam diri seorang manusia, yaitu akal, hati dan jasad.

Ketika Anda menulis sebuah cerpen, misalnya. Akal Anda akan


berpikir tema apa yang akan ditulis, kemudian bagaimana
mencari kosa kata yang tepat dan bagaimana merangkaikan
beberapa kosa kata tersebut sehingga menjadi kalimat yang
indah. Hati anda pun akan diajak mengeluarkan perasaannya
sesuai tema dari cerita yang Anda tulis, apakah tentang
kesedihan, kebahagiaan, atau kemarahan, supaya cerita yang
kita tulis itu berbobot. Terakhir, tentu fisikpun aktif selama
menulis, khususnya kesepuluh jari dan mata kita.

Dengan rutin menulis maka sama saja kita mengaktifkan ketiga


unsur tersebut secara rutin, dan dengan rutin diaktifkan, maka
ketiganya akan selalu terjaga kesehatannya.

Situs doktersehat.com dalam artikelnya yang berjudul ’13


Manfaat Menulis bagi Kesehatan dan Karier’ mengungkapkan

Menulislah 18
bahwa aktivitas menulis dapat mengatasi gejala depresi dan
kecemasan. Terutama menuliskan perasaan atau emosi yang
sedang dirasakan. Karena dengan menuliskannya sama saja
Anda sedang mengeluarkan semua emosi negatif yang selama
ini tertahan di dalam diri Anda.

Artikel tersebut juga menyampaikan hasil sebuah studi yang


dilakukan di Selandia Baru. Studi tersebut melibatkan orang-
orang yang pernah mengalami pengambilan biopsi kulit sebagai
respondennya. Para peneliti menugaskan sebagian responden
untuk menulis sebuah jurnal tentang kegiatan sehari-harinya
selama 20 menit per hari, dan sebagian responden yang lain
dilarang untuk menulis. Hasilnya, 76% dari responden yang
menulis setiap hari mengalami kesembuhan sepenuhnya pada
hari ke-sebelas. Hasil studi ini menunjukkan bahwa menulis
dapat membantu pemulihan fisik lebih cepat.

Prof. James W. Pennebaker seorang pengajar di Souther


Methodist University, USA pernah melakukan penelitian
tentang pemulihan jiwa dengan cara menulis. Sang Profesor
menyarankan kepada responden yang ditelitinya untuk

Menulislah 19
menuliskan segala emosi yang dirasakan selama 20 menit secara
konsisten. Dan di akhir penelitian, terbukti menulis bisa menjadi
salah satu sarana untuk mengurangi stress, bahkan bisa
menyembuhkan kanker. Dari hasil penelitiannya ini kemudian
dikenal istilah Writing Therapy atau terapi menulis.

Salah seorang psikolog yang menerapkan Writing Therapy


untuk menyembuhkan pasien-pasiennya adalah Katharina
Amelia Hirawan. Bu Katharina ini sering melakukan Writing
Camp untuk menerapi beberapa pasiennya. Di acara tersebut,
Dia meminta peserta untuk menuliskan semua perasaan yang
ada dalam hati masing-masing. Menuliskannya secara langsung,
spontan, tanpa perlu memperhatikan kaidah penulisan dan tanpa
takut tulisannya dibaca orang. Dari beberapa acara Writing
Camp, Bu Katharina seringkali menemukan bahwa bukan saja
menjadi sarana terapi, tetapi menulis juga bisa menjadi media
pengembangan diri, dan sering memunculkan banyak bakat-
bakat baru dalam menulis sehingga memotivasi si peserta untuk
menjadi seorang penulis.

Menulislah 20
Apakah kita bisa melakukan terapi menulis secara mandiri?
Situs berita Tempo.co dalam rubrik Gaya menyajikan sebuah
tulisan berjudul ‘Tips Menulis sebagai Terapi’. Dalam tulisan
tersebut penulis Debra Yatim sebagai nara sumber menyebutkan
beberapa tips untuk melakukan terapi untuk diri sendiri.
Pertama, harus membuat jadwal, artinya harus ditetapkan hari
apa dan jam berapa kita komitmen akan menulis, bisa setiap hari
lebih baik. Kedua, gunakan metode suka-suka, maksudnya
Anda menulis secara bebas, tidak perlu terstruktur, tak perlu ada
alur cerita, bebas kapan mau mengakhiri tulisan.

Menurut situs alterra.id dalam artikelnya yang berjudul


‘Menjaga Kesehatan Jiwa dengan Terapi Menulis’, ada lima
gaya menulis yang bisa diterapkan saat melakukan terapi
menulis, yaitu:

1. Menulis gaya bebas


Menulis semua perasaan tanpa beban, tanpa tekanan, bebas dari
aturan menulis. Gaya ini cocok untuk penulis pemula atau Anda
yang baru mencoba menulis.

Menulislah 21
2. Menulis gaya ekspresif
Gaya ini cocok untuk yang mempunyai trauma pada masa lalu
atau depresi. Tapi butuh keberanian untuk menuliskannya
walaupun tulisannya itu tidak akan ditampilkan ke publik.
Dengan menulis ekspresif semua sumber trauma atau depresi
bisa tergali, dan Anda akan merasa lepas setelah
menuliskannya.

3. Menulis gaya buku harian


Menuliskan kejadian yang Anda alami sehari-hari, kemudian
dari tulisan tersebut, dengan membacanya kembali dan
merenungkannya, Anda dapat mengambil pelajaran atau
hikmah dari peristiwa tersebut. Menulis dengan gaya ini
membutuhkan konsistensi, karena harus menulis setiap hari.

4. Menulis gaya surat


Gaya menulis ini sangat cocok untuk Anda yang masih merasa
kesulitan untuk menyampaikan unek-unek kepada seseorang
secara langsung. Dengan gaya ini semua yang ingin
disampaikan ditulis sebagaimana Anda ingin
menyampaikannya melalui sebuah surat, tapi tentu tidak benar-

Menulislah 22
benar dikirimkan. Biasanya dengan gaya ini akan memunculkan
rasa lega pada penulisnya.

5. Menulis gaya puisi


Ini lebih cocok untuk Anda yang memang punya jiwa seni.
Menuliskan sebuah perasaan ke dalam bentuk puisi yang indah,
selain muncul rasa lega karena telah melepaskan perasaan, juga
menimbulkan rasa senang karena bisa menyalurkan hobi,
menulis puisi.

Jadi, kalau Anda ingin sehat, maka menulislah!

>>>>

Menulislah 23
Menulislah, maka Anda akan Kaya

Mungkinkah dengan menulis kita bisa menjadi kaya? Berapa


pendapatan yang bisa diraih seorang penulis?

Motivasi seseorang saat menulis buku berbeda-beda, ada yang


motivasinya karena idealisme, karena tugas, atau karena
kebutuhan ekonomi. Bahkan tidak sedikit penulis yang
menjadikan menulis menjadi mata pencaharian utamanya,
maksudnya menggantungkan hidupnya dari menulis.

Darimana saja penghasilan yang diperoleh seorang penulis?


Tentu saja dari penjualan buku yang dia tulis. Tapi tentu tidak
sesederhana itu; menulis buku, menerbitkannya lalu
menjualnya. Ada keterlibatan pihak lain, yaitu penerbit. Nah,
kaitan dengan penerbit ini, ada tiga pola kerjasama yang bisa
dipilih seorang penulis ketika ingin menerbitkan bukunya.

Sistem Royalti
Sistem royalti ini sering diterapkan penerbit-penerbit mayor
atau penerbit besar yang sudah punya nama. Dalam sistem ini,

Menulislah 24
semua biaya pencetakkan dan penjualan buku ditanggung pihak
penerbit. Penulis akan mendapatkan hak royalti sekian persen,
sesuai perjanjian, dari harga jual buku dikali jumlah eksemplar
yang dicetak.

Sebagai contoh hitungan sederhana dari royalti sebagai berikut:


Misalkan sebuah buku dicetak 3.000 eksemplar, dengan harga
jual Rp. 50.000
Dengan royalti untuk penulis 10%, dan dengan asumsi terjual
semua. Maka, si penulis akan mendapatkan fee sebesar:
10% x (3.000 x Rp. 50.000) = 15.000.000

Keuntungan bagi penulis dengan sistem royalti ini adalah dia


akan mendapatkan fee dari penjualan buku selama buku itu terus
dicetak ulang, dan itu menjadi passive income baginya.

Sistem Jual Putus


Dengan sistem ini, si penulis menjual naskahnya kepada pihak
penerbit, sehingga dia mendapatkan fee langsung tanpa harus
menunggu bukunya laku terjual. Adapun berapa harga
naskahnya, tergantung kesepakatan kedua pihak. Si penerbit

Menulislah 25
tentu akan memperhitungkan, naskah tersebut kalau diterbitkan,
akan laku atau tidak.

Memilih sistem ini tentu ada untung rugi yang akan didapatkan
seorang penulis. Untungnya, penulis akan mendapatkan dana
saat itu juga. Ruginya, kalau naskah tersebut setelah diterbitkan
ternyata laris, apalagi menjadi best seller, maka yang
menikmatinya hanya pihak penerbit.

Sistem Kontrak
Sistem ini merupakan kombinasi dari sistem royalti dan sistem
jual putus. Dalam sistem ini si penulis menjual naskahnya
kepada penerbit tetapi dengan perjanjian dibayar setiap bukunya
dicetak ulang. Misalnya, cetak pertama sebanyak 3.000
eksemplar, penulis mendapat bayaran Rp. 2 juta. Kemudian
cetak ulang, penulis mendapat lagi Rp. 2 juta. Begitu juga saat
cetak ketiga, dan seterusnya.

Sekarang, untuk membuktikan lagi bahwa menulis bisa


membuat Anda kaya, ambil contoh penulis Andrea Hirata,
penulis novel Laskar Pelangi dan beberapa novel lain yang best

Menulislah 26
seller. Novel Laskar Pelangi sejak diterbitkan tahun 2005, setiap
tahunnya selalu dicetak dua sampai tiga kali, hingga mencapai
cetak ulang yang ke-50 di bulan Oktober 2019.

Mari kita hitung, katakanlah setiap terbit novel ini dicetak 5.000
eksemplar. Berarti sampai bulan Oktober kemarin novel Laskar
Pelangi sudah dicetak sebanyak 250.000 eksemplar. Kalau
misalkan Andrea Hirata sebagai penulis mendapat fee Rp.
10.000 dari setiap novel yang dicetak. Berarti total dia
mendapatkan fee sebanyak 250.000 x Rp. 10.000 = Rp.
2.500.000.000 (Dua Milyar Lima Ratus Ribu Rupiah), tentu itu
bukan nilai yang kecil.

Itu baru fee dari satu novelnya, belum dari novel-novel yang
lainnya. Belum lagi dari penghasilan royalti novelnya yang
dibuat film. Juga belum dari penghasilan sebagai pembicara di
seminar atau di pelatihan menulis. Dan itu belum berakhir,
sampai saat ini novel Laskar Pelangi dan novel yang lainnya
masih banyak penggemarnya, masih memungkinkan dicetak
ulang. Ditambah novel Laskar Pelangi juga diterjemahkan ke

Menulislah 27
beberapa bahasa asing, tentu ini juga menambah penghasilan
penulisnya.

Sekarang Kita lihat penulis level dunia, J.K. Rowling, penulis


novel serial Harry Potter. Di seluruh dunia, novel Harry Potter
telah terjual lebih dari 500 juta eksemplar dalam 80 bahasa.
Penjualan sebanyak 500 juta eksemplar itu berasal dari tujuh
buku seri Harry Potter dan tiga volume pendamping, dalam
versi cetak dan e-book.

Kita hitung saja, misalkan kalau dalam rupiah, J.K. Rowling


mendapatkan fee royaltinya sebesar Rp. 10.000 dari setiap
novelnya. Dengan total yang dicetak 500 juta eksemplar, berarti
dia memperoleh total fee sebesar 500 juta x Rp. 10.000 atau 5
Trilyun Rupiah. Sebuah nilai yang fantastis tentunya.

Mungkin Anda akan bilang, ‘itu kan penulis yang bukunya best
seller’, dan Anda beranggapan sangat berat atau susah
menghasilkan sebuah buku yang best seller. Memang betul,
tidak gampang menulis sebuah buku yang akan menjadi best
seller, tapi setidaknya ada harapan mendatangkan income ketika

Menulislah 28
buku yang Anda tulis diterbitkan. Katakanlah, buku Anda tidak
jadi best seller, tapi hanya mencapai 10% dari penjualan novel
Laskar Pelangi. Masih lumayan kan mendapatkan fee Rp. 250
juta? 😊

Apalagi kalau Anda tidak hanya menulis satu buku, tapi dua,
tiga atau lebih. Semuanya berpeluang mendatangkan income
ketika diterbitkan.

Selain dari hasil penjualan naskah, seorang penulis, apalagi


penulis yang sudah punya nama, punya peluang lain untuk
menambah penghasilannya. Berikut beberapa profesi yang bisa
dilakukan seorang penulis disamping menulis.

Pembicara, Trainer
Seorang penulis yang sudah punya nama, atau bukunya ada
yang menjadi best seller, punya peluang diundang oleh
komunitas atau organisasi, untuk diminta memberi motivasi,
tips-tips menulis atau pengalamannya menulis buku, atau untuk
berbicara tentang isi dari buku yang best seller itu. Selain itu,
penulis pun bisa mengadakan pelatihan menulis dimana dia

Menulislah 29
sebagai trainer-nya. Penulis cukup mem-branding dirinya
sebagai seorang penulis handal, untuk dapat undangan menjadi
pembicara.

Editor
Penulis yang sudah menerbitkan banyak buku, tentu sudah
berpengalaman dan mengetahui seluk beluk penulisan buku.
Sehingga dia bisa juga berprofesi sebagai editor. Baik menjadi
editor di sebuah penerbitan atau menjadi editor freelance.
Penulis yang sudah terkenal sangat mudah kalau mau menjadi
editor. Karena nama besarnya akan menjadi jaminan kualitas
dari hasil editingnya.

Konsultan
Mirip dengan menjadi editor, pengalamannya menulis bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan penerbitan untuk menjadi
konsultan, khususnya untuk menilai sebuah naskah, apakah
layak diterbitkan atau tidak. Untuk menjadi konsultan di sebuah
penerbitan, bagi seorang penulis berpengalaman tentu tidak
sulit.

Menulislah 30
Ghost Writer
Ghost writer adalah seorang penulis yang dipekerjakan oleh
seseorang (biasanya seorang tokoh) atau perusahaan dan diberi
tugas khusus untuk menulis tentang mereka, baik menulis buku,
blog, atau artikel. Untuk menjadi seorang ghost writer selain
harus mempunyai kemampuan menulis yang mumpuni, juga
harus memiliki skill lain seperti cepat memahami keinginan si
klien, mampu menjaga rahasia dan juga harus disiplin mengikuti
agenda aktivitas si klien.

Menjadi Content Creator


Content creator adalah profesi yang sedang naik daun di era
perkembangan dunia digital. Terutama saat persaingan bisnis,
dimana produk yang dipasarkan secara online harus terlihat
istimewa. Seorang content creator dituntut mampu melahirkan
berbagai materi konten baik berupa tulisan, gambar, video,
suara, atau gabungan dari dua atau lebih materi. Dia dituntut
membuat konten semenarik mungkin, karena konten-konten
yang dibuatnya itu biasanya di tampilkan di Youtube,
Instagram, snapchat atau yang lainnya.

Menulislah 31
Menjadi penulis artikel
Ada dua peluang dengan menjadi penulis artikel. Pertama,
menjadi penulis lepas atau freelance. Di saat marak para tokoh,
selebriti atau siapa pun membuat blog, sementara mereka tidak
punya banyak waktu untuk mengisi blog mereka. Maka, di
situlah peluang para penulis lepas mendapatkan job. Tentu
sebelumnya mereka harus menunjukkan kemampuan
menulisnya kepada pemilik blog yang membayarnya. Peluang
lain bagi penulis lepas adalah dengan mengirimkan tulisan-
tulisannya ke media massa. Kedua, menjadi penulis tetap di
sebuah media massa. Dimana dia memang direkrut untuk
menjadi karyawan dari media massa tersebut.

Yang harus dilakukan seorang penulis untuk berprofesi


sebagaimana disebutkan di atas, adalah menunjukkan bukti
bahwa dia memang seorang penulis handal.

Jadi, tunggu apalagi? Kalau ingin kaya, menulislah!

>>>>

Menulislah 32
Menulislah, maka Anda akan Panjang Umur

Bagaimana mungkim menulis bisa memperpanjang umur?


Bukankah umur manusia itu sudah ditentukan oleh Allah SWT?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, Saya mau
menyampaikan sebuah hadits.

Rasulullah SAW bersabda,


“Dari Anas bin Malik ra berkata: bahwa Rasulullah SAW.
bersabda, ”Bagi siapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menjalin hubungan
silaturahmi.” (HR. Muttafaq Alaih)

Di hadits yang lain Rasulullah SAW bersabda, ''Barang siapa


yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya,
maka hendaklah ia berbuat baik kepada kedua orang tua dan
menjalin silaturahmi dengan sesama.'' (HR Ahmad).

Apakah silaturahmi dapat mengubah ketetapan Allah SWT


tentang umur seseorang? Apakah Allah SWT akan menambah
umur kita? Tentu tidak seperti itu. Umur manusia sepenuhnya

Menulislah 33
ditentukan oleh Allah SWT Manusia hanya dapat menerima
keputusan-Nya tentang umur. Karenanya, manusia tidak bisa
mengurangi atau menambah umurnya. Jika ajalnya telah tiba,
maka manusia akan mati walaupun ia berusaha
mengundurkannya. Dan, jika ajalnya belum tiba, manusia tetap
tidak akan mati walaupun ia berusaha mempercepat
kematiannya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya di
surat Al-A’raf ayat ke-34, ''Tiap-tiap umat mempunyai batas
waktu; maka jika telah datang waktunya, mereka tidak akan
dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat
(pula) memajukannya.”

Lalu bagaimana maksudnya silaturahmi dapat memperpanjang


umur? Maksudnya, dengan banyak silaturahmi, akan memperat
hubungan baik dengan orang sudah kita kenal dan menambah
kenalan baru. Dengan semakin banyak orang yang kita kenal,
dan kita dikenal sebagai seorang yang baik, maka nama kita
akan dikenang terus oleh mereka, walaupun kita sudah
meninggal. Jadi boleh jadi jasad kita sudah dikubur, tapi nama
kita tetap dikenang sepanjang masa.

Menulislah 34
Banyak sekali orang yang sudah lama meninggal, tapi namanya
sampai sekarang masih dikenang. Contoh sederhana adalah para
pahlawan nasional, seperti Pangeran Diponegoro, Cut Nyak
Din, Teuku Umar, dan lain-lain. Dari bidang yang lain juga
banyak, misalnya para ilmuwan seperti; Isac Newton, Ibnu
Khaldun, Ibnu Sina, dan sebagainya. Intinya, mereka berumur
panjang karena punya kontribusi yang baik, yang layak
dikenang. Demikian juga dengan silaturahmi, ia menjadi sarana
untuk berbuat baik, sehingga kita menjadi orang yang layak
dikenang karena kebaikan kita.

Nah, menulis pun demikian. Menulis akan menjadikan umur


panjang, maksudnya dengan menulis sebuah buku dan
kemudian buku itu bermanfaat bagi masyarakat luas dan
dijadikan rujukan, apalagi kalau buku itu kemudian menjadi
best seller, dan dicetak beberapa kali, maka nama penulisnya
akan selalu dikenang walaupun sudah meninggal. Penulis buku
tersebut akan selalu hidup, sepanjang bukunya masih dirasakan
manfaatnya.

Menulislah 35
Banyak tokoh yang sampai sekarang masih dikenang, karena
buku yang ditulisnya. Di antaranya; HAMKA, seorang ulama
sekaligus penulis, buah karyanya yang terkenal adalah tafsir Al-
Azhar dan novel Tenggelamnya Kapal Van Der wijk. Atau
Sayid Quthb, seorang ulama Mesir, penulis tafsir Fii Zilal
Quran. Kedua tokoh tersebut sudah meninggal, tetapi sampai
sekarang nama keduanya tetap hidup, karena kitab tafsirnya
sampai sekarang masih dijadikan rujukan.

Yang lebih fenomenal adalah Ibnu Katsir yang kita kenal


melalui kitab tafsir yang ditulisnya, dan dikenal dengan Tafsir
Ibnu Katsir. Beliau meninggal tanggal 18 Februari 1373 atau
647 tahun yang lalu, tetapi karena kitab tafsirnya sampai
sekarang masih dijadikan rujukan di seluruh dunia, nama beliau
tetap ‘hidup’, bahkan mungkin sampai dunia ini berakhir.

Tentu Anda pun bisa berumur panjang dengan menulis. Tidak


perlu dengan menulis buku yang tebal. Selama buah pikiran
yang Anda tulis itu bermanfaat atau bisa menginspirasi
pembaca, maka nama Anda akan dikenang. Apalagi sekarang
era internet. Untuk menulis ide-ide, buah pikiran, Anda tidak

Menulislah 36
perlu menulis dalam bentuk buku fisik. Dengan kemajuan
teknologi, terutama teknologi informatika, banyak fasilitas atau
media yang dapat anda manfaatkan untuk menulis. Bisa menulis
di blog pribadi, bisa dengan memanfaatkan platform-platform
kepenulisan, bisa menulis di media-media sosial, atau bisa juga
di grup-grup messenger, dan banyak lagi. Kelak, setelah tiada,
selama tulisan Anda di baca, maka Anda hakikatnya tetap hidup.

Anda juga bisa menulis dalam bentuk eBook (buku elektronik),


dan kemudian membagikannya ke teman-teman Anda, dan jika
kemudian teman-teman Anda itu membagikannya lagi ke
teman-teman mereka, maka nama Anda sebagai penulisnya
akan dikenal oleh banyak orang. Dan apabila isi eBook yang
Anda tulis itu dirasakan manfaatnya, maka eBook itu akan selalu
dibaca. Otomatis nama Anda sebagai penulis eBook itu akan
dikenal dan dikenang selalu.

Jadi, jika ingin panjang umur? Menulislah!


Syaratnya satu, tulis sesuatu yang bermanfaat.

>>>>

Menulislah 37
Menulislah, maka Anda akan Masuk Surga

Bagaimana caranya masuk surga dengan menulis? Sebelum


menjawab pertanyaan tersebut, mari kita perhatikan beberapa
hadits berikut.

“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu,


Allah Ta’ala akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.
Muslim no. 2699)

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya


kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang
dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh.” (HR. Muslim no.
1631)

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan


mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)

Di bab ‘Menulislah maka Anda akan Menjadi Kaya’ dijelaskan


tentang keuntungan penulis secara ekonomi. Terutama ketika

Menulislah 38
buku yang ditulisnya menjadi best seller, sehingga dia
mendapatkan passive income dari royalti bukunya. Mendapat
passive income maksudnya, dia akan mendapatkan penghasilan
tanpa dia harus bekerja, dalam hal ini mempromosikan dan
menjual bukunya. Tanpa dia melakukan apa-apa royalti nya
tetap dia terima. Bahkan sampai si Penulis itu sudah tiada, hak
royaltinya tetap diterima ahli warisnya.

Di bab ‘Menulislah maka Anda akan Menjadi Pintar’, dijelaskan


bahwa menulis pada dasarnya adalah upaya mentransfer
pengetahuan yang dimiliki si Penulis kepada pembaca. Dengan
menulis secara tidak langsung banyak hal yang dilakukan si
Penulis, seperti mengajarkan sebuah ilmu, memberi motivasi,
menginspirasi, atau menginformasikan sesuatu, yang kemudian
itu semua dirasakan manfaatnya oleh para pembaca. Dan
manfaatnya terus dirasakan selama buku itu ada.

Sekarang kita berbicara tentang masuk surga. Allah SWT


Berfirman,

Menulislah 39
“Itulah surga yang dikaruniakan untuk kalian, disebabkan amal
saleh kalian dahulu di dunia.” (QS. Az-Zukhruf ayat: 72)

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-


amalan yang saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke
dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, ….”
(QS. An-Nisa: 57)

Dua firman Allah SWT di atas mengisyaratkan bahwa syarat


masuk surga adalah dengan beramal saleh. Dalam sebuah
keterangan disebutkan bahwa di akhirat nanti Allah SWT akan
menimbang setiap manusia, untuk diketahui berat mana antara
amal saleh dengan dosanya. Apabila amal saleh lebih berat
maka Allah SWT akan memasukannya ke dalam surga. Namun
sebaliknya, ketika timbangan dosa lebih berat, maka Allah SWT
akan memasukannya ke neraka. Jadi, syarat supaya kita
dimasukkan ke surga adalah timbangan amal saleh kita harus
berat. Dengan kata lain amal saleh kita harus banyak.

Nah, dengan menulis Anda punya peluang memperbanyak amal


saleh. Coba lihat hadits di atas, hadits yang pertama. Di hadits

Menulislah 40
tersebut disebutkan dengan menuntut ilmu maka akan
dimudahkan jalan ke surga. Sudah pernah dibahas di bab
sebelumnya, bahwa untuk menjadi seorang penulis, seseorang
harus harus banyak belajar, sehingga buku yang dia tulis akan
berkualitas. Banyak belajar sama dengan menuntut ilmu.
Semakin sering si penulis itu belajar maka akan semakin
dimudahkan jalannya menuju surga.

Ilmu yang Anda tulis di buku dan kemudian bukunya dibaca


serta dirasakan manfaatnya oleh pembaca, maka itu akan
menjadi investasi amal saleh bagi Anda. Lihat hadits yang
kedua di atas. Selama ilmu yang Anda tulis itu terus dirasakan
manfaatnya atau terus digunakan, maka selama itu pula pahala
amal saleh mengalir pada Anda. Bahkan, walau pun Anda sudah
tiada. Amal saleh yang terus mengalir ini tentu akan
memperberat timbangan amal saleh kita, sehingga akan
mempermudah kita masuk surga.

Apabila ada pembaca yang terinspirasi oleh tulisan Anda


kemudian dia melakukan perbuatan baik, maka Anda pun akan
mendapatkan pahala amal saleh, sama dengan dia yang

Menulislah 41
mengerjakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW di hadits
ketiga di atas. Semakin banyak pembaca yang terinspirasi,
semakin banyak pula pahala yang akan Anda peroleh. Dan ini
akan menambah banyak amal saleh Anda.

Seperti yang saya contohkan di bab sebelumnya, HAMKA


seorang ulama yang juga penulis, sekarang sudah tiada, tapi
pahala amal saleh terus mengalir kepadanya, karena buku Tafsir
Al-Azhar yang dia tulis sampai sekarang terus dibaca dan
menginspirasi orang untuk berbuat baik. Apalagi Ibnu Katsir
yang menulis kitab Tafsir Ibnu Katsir 700 tahun yang lalu, dan
sampai sekarang kitabnya masih dipakai sebagai kitab rujukan.
Bisa dibayangkan banyaknya pahala amal saleh yang telah
mengalir kepadanya.

Selain itu, dengan menulis juga Anda telah melaksanakan salah


satu kewajiban seorang muslim. Yaitu, ber-amar ma’ruf nahyi
munkar atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah segala
kejahatan. Dan tentu saja itu menjadi tambahan amal saleh bagi
Anda.

Menulislah 42
Jadi, ayo semangat menulis. Tulis sesuatu yang baik yang dapat
menginspirasi orang-orang, dapat mengajak orang-orang untuk
berbuat baik. Sehingga Anda pun akan mendapat amal saleh
dari perbuatan baik orang lain yang membaca buku Anda.
InsyaAllah, dengan mendapat amal sholeh yang terus menerus
mengalir, timbangan amal saleh Anda akan berat, dan Anda pun
akan dimasukkan ke surga-Nya.

>>>>

Menulislah 43
Menulislah Sehari Selembar

Tentu Anda semakin termotivasi setelah mengetahui manfaat


apa yang didapat jika Anda menulis. Siapa yang tidak akan
tergiur, kalau dengan menulis ternyata Anda bisa menjadi
pintar, tambah sehat, semakin kaya, panjang umur dan masuk
surga.

Anda pun sudah paham, bahwa untuk mendapatkan itu semua,


Anda harus menulis sesuatu yang bermanfaat atau
menginspirasi para pembaca untuk melakukan perbuatan baik.

Sekarang mungkin timbul pertanyaan dari Anda, apa yang harus


Anda tulis? Apalagi kalau Anda beranggapan Anda tidak
berbakat untuk menulis. Sebenarnya, aktivitas menulis sekarang
ini sudah menjadi sesuatu yang biasa, bahkan bagi sebagian
orang menulis sesuatu yang harus dilakukan setiap hari. Enggak
percaya? Anda pun mungkin tidak menyadarinya. Coba
perhatikan aktivitas di medsos, baik itu facebook atau twiter
atau juga di grup-grup messenger. Hampir setiap hari dipenuhi
dengan tulisan status atau komentar. Apalagi di grup-grup

Menulislah 44
messenger saat terjadi diskusi atau perdebatan. Banyak yang
tidak menyadari, termasuk Anda, bahwa mereka semua sudah
melakukan aktivitas menulis.

Anda mungkin berkata, ‘itu kan menulis di medsos, bukan


menulis buku’. Sebenarnya sama saja, toh menulis buku juga
diawali tulisan yang pendek, karena banyak dan digabung, maka
jadilah buku.

Nah, mulai sekarang coba tulis di media sosial atau di grup-grup


messenger itu sesuatu yang bermanfaat atau menginspirasi
banyak orang. Atau kalau tidak, menulislah sehari satu halaman
A4, dengan format standar, misalnya font Time New Roman 12
dan spasi 1.5. Kalau Anda menulis secara rutin, setiap hari,
Anda akan kaget dengan hasilnya. Enggak percaya?

Yuk kita hitung. Sehari Anda menulis satu halaman A4, setahun
itu ada 365 hari, berarti di akhir tahun Anda akan memiliki
naskah sebanyak 365 halaman A4. Format buku biasanya
ukuran kertas A5, atau setengah dari kertas A4. Artinya, kalau
di akhir tahun Anda memiliki naskah sebanyak 365 halaman A4

Menulislah 45
itu sama dengan Anda telah menulis sebuah buku setebal 730
halaman. Atau kalau Anda ingin mencetaknya dengan tebal
300-an halaman, berarti setahun Anda telah menulis dua buah
buku. Atau, kalau satu bukunya 200-an halaman, maka sama
dengan Anda menulis tiga buah buku. Luar biasa kan? Kuncinya
satu, Anda rutin menulisnya, setiap hari selembar.

Apa yang harus ditulis? Banyak! Inspirasi untuk bahan tulisan


sangat banyak, ada di sekitar Anda. Beberapa hal yang bisa
menjadi inspirasi untuk kita tulis misalnya,
1. Aktivitas Anda sehari-hari,
2. Pengalaman orang lain, yang mereka ceritakan kepada
Anda,
3. Inspirasi yang Anda dapatkan dari buku yang Anda
baca,
4. Sesuatu yang Anda dengar saat berbincang dengan
orang-orang yang dekat dengan Anda,
5. Pelajaran yang Anda dapatkan setelah menonton sebuah
film,
6. Dan banyak lagi.

Menulislah 46
Misalnya, dari aktivitas Anda sehari-hari, banyak sekali yang
dapat ditulis. Apalagi bagi Anda yang kehidupan sehari-harinya
selalu berbeda, maksudnya tidak seperti orang yang bekerja
(karyawan), yang relatif aktivitas hariannya sama. Pagi
berangkat ke kantor, siang berkutat dengan pekerjaan, sore
pulang, dan seterusnya.

Baik Anda yang tidak terikat jadwal rutin harian atau Anda yang
terikat aktivitas bekerja, semuanya punya sesuatu yang bisa
ditulis.

Jika Anda seorang pegawai kantoran, setiap hari pasti ada saja
yang bisa Anda tuangkan kedalam tulisan. Misalnya, “Hari ini
bu Ela ulang tahun nih, dia bawa kue kesukaanku, brownis
kukus. Duh, gimana ya, lagi shaum nih, apa batalin saja
shaumnya? Hehe ....” Tulisan itu bisa dilanjut dengan menulis
mana yang lebih baik, melanjutkan shaum sunnah atau
membatalkannya untuk menghargai dan menjaga hubungan
baik dengan bu Ela. Referensi bisa Anda peroleh di Google atau
bertanya ke teman Anda yang lebih paham.

Menulislah 47
Dan, setiap hari pasti ada sesuatu yang berbeda, walaupun
dalam suasana yang sama di kantor, tinggal kepekaan dan
kreativitas kita untuk menuliskannya.

Anda bisa juga menggabungkan beberapa sumber inspirasi yang


disebutkan di atas sebagai bahan tulisan Anda. Misalnya, di hari
pertama Anda membaca sebuah buku, lalu Anda tuliskan
inspirasi atau pelajaran yang Anda dapat dari buku tersebut.
Hari kedua Anda mendengarkan cerita teman Anda yang baru
pulang dari luar kota, dia bercerita sesuatu yang menarik, maka
Anda bisa menuliskan kembali cerita teman Anda itu. Lalu di
hari ketiga, Anda menonton sebuah film, maka Anda pun dapat
menceritakan pengalaman itu kedalam tulisan. Dan seterusnya.
Intinya Anda harus memaksakan diri untuk menulis setiap hari

Tips berikutnya. Ketika Anda menulis, abaikan dulu kaidah-


kaidah menulis, salah-salah ketik (typo), atau pemilihan kosa
kata. Tahap pertama, Anda tulis saja apa yang ada dalam kepala
Anda, selesaikan sampai satu halaman. Setelah selesai baru
dibaca ulang dan perbaiki yang perlu diperbaiki. Karena, kalau
baru satu paragraf lalu Anda koreksi, dijamin tulisan Anda tidak

Menulislah 48
akan selesai sampai satu halaman. Anda hanya akan berputar-
putar, memilih-milih kalimat atau kata yang tepat.

Nah, kalau Anda konsisten menulis setiap hari selembar, dalam


tiga bulan Anda bisa menyusunnya menjadi sebuah buku setebal
200 halaman lebih. Sisanya tinggal memberi judul dan
mendesain cover (sampul), kemudian kirim ke penerbit. Untuk
tahap awal, supaya menumbuhkan semangat dan kepercayaan
diri Anda, pilihlah penerbit indie, cetak sesuai anggaran yang
Anda miliki. Setelah selesai hadiahkan kepada orang yang Anda
istimewakan.

Atau, kalau Anda tidak punya dana yang cukup untuk


menerbitkan buku, kenapa tidak membuatnya dalam format
eBook atau buku elektronik? Lalu Anda bagikan ke teman-
teman Anda, atau bagikan di grup-grup yang Anda ikuti.

>>>>

Menulislah 49
Tentang Penulis

URIP WIDODO, lahir 6 Nopember di Subang, Jawa Barat.


Sejak kecil senang membaca, buku apa saja terutama komik.
Tiada hari tanpa membaca baginya. Setelah di sekolah
menengah, bertambah bacaannya dengan novel pertualangan
remaja dan novel silat, karya Kho Ping Hoo salah satunya.

Menyelesaikan pendidikan sampai SLTA di Subang, kemudian


kuliah di Bandung, hanya satu semester, karena kemudian
diterima di Pusat Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) PT.
IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia), selama tiga tahun.
Selesai pendidikan langsung diangkat jadi karyawan, sampai
sekarang. Kemudian melanjutkan kuliah dengan mengambil
kelas karyawan (kuliah malam) di Sekolah Tinggi Teknologi
Bandung (STTB) jurusan Teknik dan Manajemen Industri.

Sejak kuliah di Bandung mulai aktif menulis namun masih


terbatas di majalah dinding mushola kampus. Sejak mengenal
internet, mulai intens menulis di blog pribadi, di blog media-
media online seperti kompasiana dan blogdetik, atau di media-

Menulislah 50
media sosial. Dan sekarang lebih memperdalam keahlian
menulis dengan mengikuti beberapa pelatihan menulis secara
online.

Yang ingin berkenalan atau berdiskusi dengan penulis, silahkan


bisa dikontak melalui email: uripwid@yahoo.com atau
uripwid69@gmail.com atau melalui WA/Telegram ke nomor:
0852-2385-2832 atau 0878-7372-5895

Menulislah 51

Anda mungkin juga menyukai